makalah idealisme
DESCRIPTION
Filsafat Aliran IdealismeTRANSCRIPT
![Page 1: MAKALAH IDEALISME](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55cf8fdd550346703ba0ae83/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat dan filosof berasal dari kata Yunani “philosophia”
dan “philosophos”. Menurut bentuk kata, seorang philosophos
adalah seorang pecinta kebijaksanaan. Sebagian lain
mengatakan bahwa filsafat adalah cinta akan kebenaran. Filsafat
sering pula diartikan sebagai pandangan hidup. Dalam dunia
pendidikan, filsafat mempunyai peranan yang sangat besar.
Karena, filsafat yang merupakan pandangan hidup untuk
menentukan arah dan tujuan, rasa ingin tahu mengenai sesuatu
yang sampai akar-akarnya, itulah sebagai pertanda bahwa
filsafat sudah mulai ada (1).
Ilmu filsafat sebetulnya banyak aliran atau paham,
diantaranya seperti aliran renaissance, rasionalisme, idealisme,
empirisme, pragmatisme, existentialisme, dan masih banyak
lagi. Antara aliran atau paham yang satu dan yang lainnya ada
yang saling bertentangan dan ada pula yang memiliki konsep
dasar sama. Akan tetapi meskipun bertentangan, bukanlah untuk
saling dipertentangkan. Justru dengan banyaknya aliran atau
paham yang sudah diperkenalkan oleh tokoh-tokoh filsafat, kita
dapat memilih cara yang pas dengan persoalan yang sedang kita
hadapi (1).
Kata Idealisme dalam filsafat memiliki arti yang berbeda
dengan bahasa sehari-hari. Menurut Idealisme realitas terdiri dari
ide-ide, fikiran-fikiran, akal (mind), atau jiwa (selves) dan bukan
benda material maupun kekuatan. Idealisme menekankan mind
lebih dahulu daripada materi. Akal adalah yang riil sedang materi
adalah produk sampingan. Dengan demikan maka idealisme
![Page 2: MAKALAH IDEALISME](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55cf8fdd550346703ba0ae83/html5/thumbnails/2.jpg)
menganggap bahwa dunia pada dasarnya hanya sebuah mesin
besar dan harus ditafsirkan sebagai materi atau kekuatan saja
(2).
Prinsip idealisme bahwa realitas tersusun di atas subtansi
sebagai mana gagasan-gagasan atau ide-ide (spiritual). Menurut
penganut idealisme, dunia beserta bagian-bagiannya suatu
sistem yang masing-masing unsurnya saling berhubungan. Dunia
adalah suatu totalitas, suatu kesatuan yang logis dan bersifat
spiritual. Realita atau kenyataan yang tampak di alam ini
bukanlah kebenaran yang hakiki, melainkan gambaran atau
ekspresi dari ide-ide yang ada dalam jiwa manusia (3).
B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum:
Mempermudah kita mempelajari filsafat logika sebagai
acuan pembelajaran, memenuhi rasa ingin tahu dan keterkaitan
terhadap aliran filsafat aliran idealisme, serta mencoba
menuangkan informasi yang didapat ke dalam sebuah tulisan.
Tujuan Khusus:
a. Menjelaskan konsep dasar aliran idealisme
b. Menjelaskan Aliran-aliran dalam filsafat idealisme
c. Menjelaskan tokoh-tokohdalam aliran idealisme
d. Menjelaskan implikasi filsafat idealisme dengan
pendidikan
![Page 3: MAKALAH IDEALISME](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55cf8fdd550346703ba0ae83/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Aliran Idealisme
Idealisme adalah pandangan dunia atau metafisik yang
mengatakan bahwa realitas dasar terdiri atas ide, fikiran dan
jiwa. Dunia dipahami dan ditafsirkan oleh penyelidikan hukum-
hukum fikiran dan kesadaran dan tidak hanya oleh metoda
objektif semata. Terdapat harmoni yang dalam antara manusia
dan alam. Alam adalah sistim yang logis dan spiritual, hal ini
tercermin dalam usaha manusia untuk mencari penghidupan
yang lebih baik. Jiwa merupakan bagian yang sebenarnya dari
dari proses alam. Proses ini dalam bagian yang tinggi
menunjukan dirinya sebagai aktivitas, akal, jiwa atau perorangan
(2).
Prinsip idealisme yang pokok adalah kesatuan organik.
Kaum idealisme condong untuk menekankan teori koherensi atau
konsistensi dalam memperoleh kebenaran. Suatu putusan
(judgment) akan benar jika ia sesuai dengan putusan-putusan
lain yang sudah diterima sebagai ”benar” (2).
Prinsip idealisme bahwa realitas tersusun di atas subtansi
sebagai mana gagasan-gagasan atau ide-ide (spiritual). Menurut
penganut idealisme, dunia beserta bagian-bagiannya suatu
sistem yang masing-masing unsurnya saling berhubungan. Dunia
adalah suatu totalitas, suatu kesatuan yang logis dan bersifat
spiritual. Realita atau kenyataan yang tampak di alam ini
bukanlah kebenaran yang hakiki, melainkan gambaran atau
ekspresi dari ide-ide yang ada dalam jiwa manusia (3).
Metode pengajaran aliran filsafat idealisme lebih
mengutamakan metode dialektika, tetapi metode lain yang
![Page 4: MAKALAH IDEALISME](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55cf8fdd550346703ba0ae83/html5/thumbnails/4.jpg)
efektif dapat juga dimanfaatkan. Menurut aliran filsafat ini
metode yang tepat digunakan untuk mendidik adalah metode
dialektika disamping juga bisa digunakan metode lain yang
dianggap sesuai (3).
Teori-teori idealistis di samping didasarkan pada prinsip-
prinsip keadilan, juga berkaitan dengan hukum yang seharusnya.
Dalam pandangan Dewey, bahwa keadilan tidak dapat
didefinisikan, karena merupakan idealisme yang tidak rasional.
Aliran idealisme memandang bahwa realitas yang ada
merupakan produk ide dan ide yang absolut diidentifikasi
sebagai Allah. Aliran Idealisme melahirkan paham Theisme,
paham Theisme melahirkan pandangan bahwa Allah itu ada
(4,5).
Konsep filsafat menurut aliran idealisme adalah (6) :
a) metafisika-idealisme: secara absolut kenyataan yang
sebenarnya adalah spiritual dan rohaniah, sedangkan secara
kritis yaitu adanya kenyataan yang bersifat fisik dan rohaniah,
tetapi kenyataan rohaniah yang lebih berperan.
b) humanologi-idealisme: jiwa dikaruniai kemampuan
berpikir yang dapat menyebabkan adanya kemampuan memilih.
c) epistimologi-idealisme: pengetahuan yang benar
diperoleh melalui intuisi dan pengingatan kembali melalui
berpikir. Kebenaran hanya mungkin dapat dicapai oleh beberapa
orang yang mempunyai akal pikiran yang cemerlang.
d) aksiologi-idealisme: kehidupan manusia diatur oleh
kewajiban-kewajiban moral yang diturunkan dari pendapat
tentang kenyataan atau metafisika.
C. Aliran-aliran Dalam Filsafat Idealisme
Idealisme dikelompokan menjadi tiga yakni (7):
![Page 5: MAKALAH IDEALISME](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55cf8fdd550346703ba0ae83/html5/thumbnails/5.jpg)
1. Idealisme subyektif-immaterialisme yang kadang-
kadang disebut mentalisme atau fenomenalisme. Menurut
idealisme: akal, jiwa dan persepsinya merupakan segala yang
ada. Benda-benda seperti pohon dan bangunan itu ada tetapi
hanya ada dalam akal yang mempersepsikannya. Yang menjadi
permasalahan bukan benda-benda itu tapi bagaimana
mempersepsikannya. Tokoh dari aliran ini adalah George
Berkeley dengan filsafatnya : Immaterialisme. Ia mengatakan
bahwa ide itu ada dan dipersepsikan oleh akal. ”ada berarti
dipersepsikan,” Akal adalah yang melakukan persepsi. Tak
mungkin ada benda atau persepsi tanpa seseorang mengetahui
benda atau persepsi tersebut jadi benda dipersepsikan oleh akal.
2. Idealisme Obyektif dengan tokohnya adalah Plato.
Pendapatnya bahwa di belakang alam perubahan, emperis,
fenomena yang kita lihat dan kita rasakan terdapat alam ideal
yaitu alam sensi, form, atau ide. Dunia di bagi menjadi dua
yakni : pertama, dunia persepsi, dunia penglihatan, suara dan
benda-benda individual. Dunia seperti ini bukan dunia
sesungguhnya hanya merupakan dunia penampakan saja.
Kedua, yakni alam konsep, idee, universal, atau esensi dan
abadi. Kita mengenal benda-benda ideal karena kita mengetahui
konsep-konsep dari contoh-contoh dunia abadi. Ide adalah
transenden dan asli sedang persepsi dan benda-benda individual
adalah copy atau bayangan dari ide tersebut.
3. Personalisme atau idealisme Personal menganggap
realitas dasar bukan pemikiran yang abstrak atau pemikiran
yang khusus tetapi merupakan seseorang, suatu jiwa atau
seorang pemikir. Realitas termasuk dalam personalitas yang
sadar, oleh karena itu realitas bersifat pluralistik. Kelompok ini
menekankan realitas dan harga diri, nilai moral dan kemerdekaa
![Page 6: MAKALAH IDEALISME](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55cf8fdd550346703ba0ae83/html5/thumbnails/6.jpg)
manusia. Bagi kelompok personalis, manusia mengatasi alam
jika ia mengadakan interpretasi terhadap alam ini. Sains
mengatasi matrialnya dengan teoriteorinya, alam nilai
menjangkau lebih jauh lebih jauh daripada alam semesta sebagai
penjelasan terakhir. Sebagai aliran idealisme, personal
menunjukkan perhatian yang besar pada etika dan lebih sedikit
pada logika di banding dengan aliran idealisme mutlak. Oleh
karena personalitas mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada
yang lainnya,maka masyarakat harus diatur sedemikian rupa
sehingga tiap orang dapat memperoleh kehidupan dan
kesempatan yang sebesar-sebesarnya (2).
D. Tokoh-tokoh Dalam Filsafat Idealisme
Idealisme termasuk dalam kelompok filsafat tertua. Tokoh
aliran ini adalah Plato (427-347) yang secara umum dipandang
sebagai bapak idealism di Barat yang hidup kira-kira 2500 tahun
yang lalu. Aliran filsafat ini menurut Poedjawitna memandang
dan menganggap yang nyata hanya ide. Ide tersebut selalu tetap
atau tidak mengalami perubahan atau penggeseran. Aliran
filsafat idealisme menekankan pada moral dan realita spiritual
sebagai sumber-sumber utama di alam ini (3).
Tokoh aliran ini diantaranya :
1. Plato (428 -348 SM)
Plato adalah pengikut Socrates yang taat di antara para
pengikutnya yang mempunyai pengaruh besar. Selain dikenal
sebagai ahli pikir, Plato juga dikenal sebagai seorang sastrawan
yang terkenal. Tulisannya sangat banyak, sehingga keterangan
tentang dirinya dapat di perolehnya secara cukup.
Ia lahir di Athena ,dengan nama asli Aristocles. Ia belajar
filsafat dari Socrates, Pythagoras, Heracleitos dan Elia. Akan
tetapi, ajarannya yang paling besar pengaruhnya adalah dari
![Page 7: MAKALAH IDEALISME](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55cf8fdd550346703ba0ae83/html5/thumbnails/7.jpg)
nama Ariston dan ibunya bernama Periktione. Sebagai orang
yang di lahirkan dalam lingkungan keluarga bangsawan, ia
mendapatkan pendidikan yang baik dari seorang bangsawan
bernama Pyrilampes .Sejak anak-anak ia telah mengenal
Socrates dan kemudian menjadi gurunya selama 8 tahun.
Sebagai seorang filsuf, Plato mencoba menyelesaikan
permasalahn lama: mana yang benar yang berubah-ubah
(Heracleitos) atau yang tetap (Parmenides). Mana yang benar
antara pengetahuan yang lewat indera dengan pengetahuan
yang lewat akal. Pengetahuan yang diperoleh lewat indera
disebut pengetahuan indera atau pengetahuan pengalaman.
Sedangkan pengetahuan yang diperoleh lewat akal disebut
pengetahuan akal. Pengetahuan indera atau pengetahuan
pengalaman bersifat tidak tetap atua berubah-ubah, sedangkan
pengetahuan akal bersifat tetap atau tidak berubah-ubah.
Sebagai contoh, di dalam pengalaman hidup sehari-hari,
kita mengenal banyak jenis manusia ada yang lelaki dan ada
yang perempuan. Kelelakian dan keperempuanannyapun
berbeda-beda. Tetapi, dunia akal budi (idea) hanya mengenal
satu manusia saja yang bersifat tetap dan tidak berubah. Dunia
pengalaman disebut sebagai dunia “semu” atau dunia bayang-
bayang. Sedangkan dunia idea (akal budi) disebutnya sebagai
“dunia asli”. Jadi, manusia yang kita saksikan melalui
pengalaman ini, yang jumlah dan jenisnya beraneka ragam,
merupakan bayang-bayang dari manusia yang hanya ada satu di
dunia idea itu. Sedangkan, pertanyaan mengenai mengapa
manusia yang beraneka ragam itu ada, hal itu disebabkan
karena perbedaan tentang caranya menjadi bayang-bayang itu
(8).
2. Aristoteles (384-322 SM)
![Page 8: MAKALAH IDEALISME](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55cf8fdd550346703ba0ae83/html5/thumbnails/8.jpg)
Memberikan sifat keruhanian dengan ajarannya yang
menggambarkan alam ide itu sebagai sesuatu tenaga yang
berada dalam benda-benda itu sendiri dan menjalankan
pengaruhnya dari dalam benda itu (8).
3. Pada Filsafat modern George Barkeley (1685-1753 M)
yang menyatakan objek-objek fisis adalah ide-ide (8).
4. Immanuel Kant (1724-1804 M)
Immanuel Kant umumnya di anggap sebagai yang terbesar
di antara para filsuf modern. Kant hidup di daerah Konigsberg,
Prusia Timur.di luar itu, dia memiliki kehidupan akademis yang
tidak berlangsung lama, meski dia juga mengalami masa-masa
perang tujuh tahun (yang masa itu rusia menduduki Prusia
Timur), revolusi Prancis, dan awal dari karier kekuasaan
Napoleon (8).
Inspirasi filsafat datang dari berbagai sumber, seperti
Rousseau, Newton, Hutcheson, Shaftesbury, dan Baumgarten.
Yang sangat mempengaruhi pemikiran Kant adalah Gottfried
Wilhelm Leibniz, Christian Wolff, dan David Hume. Setelah
membaca karya Hume, Kant tidak lagi menerima prinsip-prinsip
rasionalisme dan tidak percaya lagi pada aksioma-aksioma
antologi. Kant mengatakan bahwa Hume adalah tujuan utama
filsafatnya. Kant menyebut filsafatnya sebagai filsafat
transcendental yang membedakan antara akal (Verstand)
dengan rasio atau budi (Vernunft) (8).
5. Fichte (1762-1814 M)
Menurut Fichte, dasar realitas; kemauan inilah thing-in it
self-nya manusia. Penampakkan menurut pendapatnya adalah
sesuatu yang di tanam roh absolut sebagai penampakkan
kemauannya. Roh absolut adalah sesuatu yang bearda di
belakang kita. Itu adalah Tuhan pada Spinoza. Bagi seorang
![Page 9: MAKALAH IDEALISME](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55cf8fdd550346703ba0ae83/html5/thumbnails/9.jpg)
idealis, hukum moral ialah setiap tindakan harus berupa langkah
menuju kesempurnaan spiritual, itu hanya dapat dicapai dalam
masyarakat yang anggota-anggotanya adalah pribadi yang
bebas merealisasi dari mereka dalam kerja untuk masyarakat.
Pada tingkat yang lebih tinggi kelemahan dan harapan manusia
muncul pada kasih Tuhan (9).
6. Hegel (1770-1831 M)
Pusat filsafat Hegel ialah konsep Geist (roh; spirit) suatu
istilah yang diilhami oleh agamanya. Istialh ini agak sulit
dipahami. Roh dalam pandangan Hegel adalah sesuatu yang
real, kongkret, kekuatan yang objektif, menjelma dalam berbagai
bentuk sebagai “World of Spirit (Dunia roh) yang menempatkan
ke dalam objek-objek khusus. Di dalam kesadaran diri, roh itu
merupakan esensi manusia dan juga esensi sejarah manusia (9).
7. Pascal (1623-1662)
Blaise Pascal lahir di Clermont-Ferrand Perancis 19 Juni
1623 meninggal di Paris 19 Agustus 1662. Ayahnya bernama
Etienne Pascal yang menjabat sebagai kepala pengadilan di
Clermont ketika Blaise Pascal lahir. Minat utamanya ialah filsafat
dan agama, sedangkan hobinya yang lain adalah matematika
dan geometri proyektif. Bersama dengan Pierre de Fermat
menemukan teori tentang probabilitas. Pada awalnya minat riset
dari Pascal lebih banyak pada bidang ilmu pengetahuan dan ilmu
terapan, di mana dia telah berhasil menciptakan mesin
penghitung yang dikenal pertama kali. Mesin itu hanya dapat
menghitung (10).
Kesimpulan dari pemikiran filsafat Pascal antara lain (11):
a. Pengetahuan diperoleh melalaui dua jalan, pertama
menggunakan akal dan kedua menggunakan hati.
![Page 10: MAKALAH IDEALISME](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55cf8fdd550346703ba0ae83/html5/thumbnails/10.jpg)
b. Manusia besar karena pikirannya, namun ada hal
yang tidak mampu dijangkau oleh pikiran manusia yaitu pikiran
manusia itu sendiri. Menurut Pascal manusia adalah makhluk
yang rumit dan kaya akan variasi serta mudah berubah. Untuk
itu matematika, pikiran dan logika tidak akan mampu dijadikan
alat untuk memahami manusia. Menurutnya alat-alat tersebut
hanya mampu digunakan untuk memahami hal-hal yang bersifat
bebas kontradiksi, yaitu yang bersifat konsisten. Karena ketidak
mampuan filsafat dan ilmu-ilmu lain untuk memahami manusia,
maka satu-satunya jalan memahami manusia adalah dengan
agama. Karena dengan agama manusia lebih mudah
menjangkau diri sendiri, yaitu dengan berusaha mencari
kebenaran, walaupun bersifat abstrak.
c. Filsafat bisa melakukan apa saja, namun hasilnya
tidak akan pernah sempurna. Kesempurnaan itu terletak pada
iman. Filsafat bisa menjangkau segala hal, tetapi tidak bisa
secara sempurna. Karena setiap ilmu itu pasti ada
kekurangannya, tidak terkecuali filsafat.
8. F.W.S. Schelling (1775-1854 M)
Schelling telah matang menjadi seorang filsuf disaat dia
masih amat muda. Pada tahun 1798 M, dalam usia 23 tahun, ia
telah menjadi guru besar di Universitas Jena. Dia adalah filsuf
Idealis Jerman yang telah meletakkan dasar-dasar pemikiran bagi
perkembangan idealisme Hegel.Inti dari filsafat Schelling: yang
mutlak atau rasio mutlak adalah sebagai identitas murni atau
indiferensi, dalam arti tidak mengenal perbedaan antara yang
subyektif dengan yang obyektif. Yang mutlak menjelmakan diri
dalam 2 potensi yaitu yang nyata (alam sebagai objek) dan ideal
(gambaran alam yang subyektif dari subyek).Yang mutlak
![Page 11: MAKALAH IDEALISME](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55cf8fdd550346703ba0ae83/html5/thumbnails/11.jpg)
sebagai identitas mutlak menjadi sumber roh (subyek) dan alam
(obyek) yang subyektif dan obyektif, yang sadar dan tidak sada
(11).
E. Implikasi Idealisme Terhadap Pendidikan
Menurut para filsuf idealisme, pendidikan bertujuan untuk
membantu perkembangan pikiran dan diri pribadi (self) siswa.
Mengingat bakat manusia berbeda-beda maka pendidikan yang
diberikan kepada setiap orang harus sesuai dengan bakatnya
masing-masing (1).
Kaum idealis mendukung kurikulum berdasarkan bidang
studi yang di dalamnya berbagai ide atau konsep tersusun dan
berhubungan satu sama lain. Di sisi lain idealisme Plato banyak
memberikan pengaruh dan sumbangan ke dalam dunia
pendidikan. Di mana Plato mendasari bahwa pendidikan itu
kaitannya sangat perlu, baik bagi dirinya selaku individu maupun
warga negara, dan ditambahkannya bahwa pelaksanaan
pendidikan harus mengenyam pendidikan, demikian halnya
bahwa setiap peserta didik harus diberikan kebebasan untuk
mengikuti ilmu yang ada sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuan masing-masing. Pendidikan itu sendiri akan
memberikan dampak dan perubahan bagi kehidupan pribadinya
dan pada gilirannya akan bisa mengabdi pada bangsa dan
negaranya untuk masa depan bangsanya (1).
Pendidikan itu sebenarnya merupakan suatu tindakan
pembebasan dari belenggu ketidaktahuan dan kebenaran.
Dengan pendidikan orang-orang akan mengetahui apa yang
benar dan apa yang tidak benar. Dengan pendidikan pula, orang-
orang akan mengenal apa yang baik dan apa yang tidak baik,
dan juga akan menyadari apa patut dan apa yang tidak patut,
dan yang paling dominan dari semua itu adalah bahwa
![Page 12: MAKALAH IDEALISME](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55cf8fdd550346703ba0ae83/html5/thumbnails/12.jpg)
pendidikan mereka akan lahir kembali (they shall be born again)
(1).
Dengan demikian jelaslah pula bahwa peranan pendidikan
yang paling utama bagi manusia adalah membebaskan dan
memperbaharui. Pembebasan dan pembaharuan itu akan
membentuk manusia utuh, yakni manusia yang berhasil
menggapai segala keutamaan dan moralitas jiwa
mengantarkannya ke idea yang tinggi yaitu kebajikan, kebaikan,
dan keadilan (1).
![Page 13: MAKALAH IDEALISME](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55cf8fdd550346703ba0ae83/html5/thumbnails/13.jpg)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa aliran
idealisme adalah pandangan dunia atau metafisik yang
mengatakan bahwa realitas dasar terdiri atas ide, fikiran dan
jiwa. Dunia dipahami dan ditafsirkan oleh penyelidikan hukum-
hukum fikiran dan kesadaran dan tidak hanya oleh metoda
objektif semata. Terdapat harmoni yang dalam antara manusia
dan alam.
Ada beberapa jenis idealisme: yaitu idealisme subjektif,
idealisme objektif, dan idealisme personal. Idealisme subjektif
adalah filsafat yang berpandangan idealis dan bertitik tolak pada
ide manusia atau ide sendiri. Sedangkan idealisme objektif
adalah idealisme yang bertitik tolak pada ide di luar ide manusia.
Idealisme personal yaitu nilai-nilai perjuangannya untuk
menyempurnakan dirinya. Personalisme muncul sebagai protes
terhadap materialisme mekanik dan idealisme monistik.
Tokoh-tokoh idealisme diantaranya: Plato, Pascal,
Aristoteles, George Barkeley, Immanuel Kant, Johann Gottlieb
Fichte, Friedrich Wilhelm Josep Schelling, dan George Wilhelm
Friedrich Hegel. Menurut para filsuf idealisme, pendidikan
bertujuan untuk membantu perkembangan pikiran dan diri
pribadi. Mengingat bakat manusia berbeda-beda maka
pendidikan yang diberikan kepada setiap orang harus sesuai
dengan bakatnya masing-masing.
B. Saran
![Page 14: MAKALAH IDEALISME](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55cf8fdd550346703ba0ae83/html5/thumbnails/14.jpg)
Setelah membaca dan memahami filsafat aliran idealisme
ini diharapkan pembaca mempunyai pengetahuan lebih
mendalam lagi dan dapat lebih membuka wawasan dalam ilmu
filsafat logika khususnya aliran idealisme dan dijadikan sebagai
bahan acuan pembelajaran.
![Page 15: MAKALAH IDEALISME](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55cf8fdd550346703ba0ae83/html5/thumbnails/15.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
1. Suparlan Suhartono, Dasar-dasar Filsafat, Ar-Ruzz,
Yogyakarta,2004, hal132.
2. Hermanto, Drs., MM. Landasan filsafat pendidikan ilmu
pengetahuan sosial Volume I. No. 1. Maret 2009
3. Azkia. Juli 2010, rekonstruksi konsep pendidikan
menghadapi era pasar bebas. Jurnal aktualisasi pendidikan
islam. Vol. 5, No. 1.
4. Hajar M. Oktober 2013, Dialektika antara aliran hukum
alam dan hokum positif dan elevansi dengan hukum islam.
Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM Vol. 20: 563 – 579 No.4
5. Wiharto, Mulyo. September 2005, Kebenaran ilmu, filsafat
dan agama. Forum Ilmiah Indonusa. Vol 2 No 3
6. Knight, George R. (2007). Filsafat Pendidikan. Yogyakarta:
Gama Media
7. Titus, Nolan, Smith, 1984, Living Issues in Philosophy, Alih
bahasa HM Rasjidi, Penerbit Buan Bintang, Jakarta
8. Bertrand Russel, sejarah filsafat barat, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta,2004, hal. 920.
9. http://konsultasi-hukum-online.com/2013/06/idealism
10. http://id.wikipedia.org/wiki/Blaise_Pascal
11. Abdul Rozak, Isep dan Zainal Arifin. 2009. Filsafat Umum.
Bandung: Gema Media Pusakatama