makalah hukum dan ham studi kasus trisakti uin suka

25
A. LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini hak – hak asasi manusia banyak dibicarakan orang. Hak – hak asasi manusia dibicarakan dalam parlemen nasional, pers, untuk menekankan kepentingannya atau uuntuk mengecam pemerintah – pemerintah yang tidak memperhatikannya. Presiden Carter menganggap penjagaan terhadap hak – hak asasi manusia di dunia sebagai titik berat aksi internasional oleh Amerika Serikat. Negara – negara lain tidak begitu berambisi dan lebih banyak membatasi diri hanya pada menjadikan peningkatan penghormatan terhadap hak – hak asasi manusia sebagai tiang utama kebijakan luar negerinya. Hampir setiap hari surat kabar dipenuhi oleh berita – berita tentang diskriminasi, pembunuhan massal, penyiksaan dan penghilangan lawan – lawan politik secara kekerasan. Kekejaman da kesewenang – wenangan tentu saja bukan merupakan hal yang baru dalam sejarah manusia. Perbedaannya adalah bahwa dewasa ini terdapat ukuran untuk menilai : pelanggaran terhadap hak – hak asasi manusia yang ini atau yang itu. 1 B. RUMUSAN MASALAH 1 Cassese, Antonio. 1993. Hak – hak asasi manusia di dunia yang berubah. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia. 1

Upload: ratika-mueslim

Post on 08-Aug-2015

106 views

Category:

Law


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dewasa ini hak – hak asasi manusia banyak dibicarakan orang. Hak –

hak asasi manusia dibicarakan dalam parlemen nasional, pers, untuk

menekankan kepentingannya atau uuntuk mengecam pemerintah –

pemerintah yang tidak memperhatikannya. Presiden Carter menganggap

penjagaan terhadap hak – hak asasi manusia di dunia sebagai titik berat aksi

internasional oleh Amerika Serikat. Negara – negara lain tidak begitu

berambisi dan lebih banyak membatasi diri hanya pada menjadikan

peningkatan penghormatan terhadap hak – hak asasi manusia sebagai tiang

utama kebijakan luar negerinya.

Hampir setiap hari surat kabar dipenuhi oleh berita – berita tentang

diskriminasi, pembunuhan massal, penyiksaan dan penghilangan lawan –

lawan politik secara kekerasan. Kekejaman da kesewenang – wenangan tentu

saja bukan merupakan hal yang baru dalam sejarah manusia. Perbedaannya

adalah bahwa dewasa ini terdapat ukuran untuk menilai : pelanggaran

terhadap hak – hak asasi manusia yang ini atau yang itu.1

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja pelanggaran HAM yang terjadi pada kasus TRAGEDI

TRISAKTI?

2. Bagaimana analisa kasus TRAGEDI TRISAKTI menurut pandangan pihak

berwenang?

3. Apa pendapat penulis terkait kasus TRAGEDI TRISAKTI?

1 Cassese, Antonio. 1993. Hak – hak asasi manusia di dunia yang berubah. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.

1

Page 2: Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA

C. PEMBAHASAN

Istilah hak asasi manusia (HAM) : droit de’home(bahasa Prancis),

human right (bahasa Inggris), memen irechten (bahasa Belanda).Sering juga

diistilahkan sebagai Natural right (hak – hak alam/ kodrat), fundamentam

right (hak – hak dasar). Istilah tersebut, membawa makna perbecaan konsep

dan titik berat pengakuan adanya HAM.2

Berkenaan dengan hal tersebut, Djoko Prakoso dan Djaman Andhi

Nirwanto, mengemukakan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,

sehari – hari sering kita mendengar istilah “Hak – hak Asasi” atau biasa

disebut dengan istilah human rights, natural rights, basic and indubitable

freedoms, fundamendal rights, civil rights dan lain – lain.

Menurut Prof. A. Mansyur Effendy, hak asasi manusia sering juga

disebut hak kodrat, hak dasar manusia, hak mutlak atau dalam bahasa inggris

disebut natural rights, human rights, dan fundamental rights. Dalam bahasa

Belanda dikenal dengan grond rechten, mense rechten, dan rechten van

mens.3

Sebelum memasuki pembahasan lebih lanjut tentang pengertian

HAM, ada baiknya dikemukakan terlebih dahulu defnisi dasar tentang hak

secara definitif. Hak merupakan untuk normatik yang berfungsi sebagai

panduan perilaku, melindungi kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya

peluang bagi manusia dalam rangka menjaga harkat dan martabatnya.

Pengertian hak asasi manusia sendiri merupakan hak dasar yang

dimiliki manusia sejak manusia itu dilahirkan . hak asasi dapat dapat

dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita ssebagai manusia

yang bila tidak adahak tersebut maka mustahil kita dapat hidup sebagai

manusia, bukan karena pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka

hak asasi manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia lain,

2 Cholisin. 2013. Ilmu Kewarganegaraan(civics). Yogyakarta. Penerbit Ombak.3 Qomar, Nurul. 2014. Hak asasi manusia dalam negara hukum demokrasi. Jakarta. Sinar Grafika.

2

Page 3: Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA

masyarakat lain, atau Negara lain. Hak asasi dipeoleh manusia dari

Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak

dapat diabaikan.

Sebagai manusia, ia makhluk tuhan yang mempunyai martabat tinggi.

Hak asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu,

bersifat universal, artinya berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak

dapat diambil oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk

mrlindungi diri dan martabat kemanusiaanya juga digunakan sebagai

landasan moral dalam pergaulan tau berhubungan dengan sesama manusia.4

Sedangkan menurut pasal 1 butir 1 UU No. 39/1999 tentang HAM,

“HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati,dijunjung tinggi da dilindungi oleh negara, hukum dan Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia.”

Dan pada butir ke 5

“Pelanggaran Hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk apaat negara bai disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi , menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang – Undang ini, dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.5”

Dari dua butir bagian tadi dapat disimpulkan bahwa HAM itu hak

yang dimiliki setiap orang atau manusia tanpa terkecuali yang berasal dari

Tuhan, dan apabila ada seseorang atau sekelompok orang merampas atau

melanggar hak yang dimiliki seseorang maka itu dapat dikatakan sebagai

pelanggaran HAM. Hak yang diakui baik dalam undang – undang maupun

4 Anam, Khairul. 2011. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta. Inti media.5 Qomar, Nurul. 2013. Hak asasi manusia dalam negara hukum demokrasi. Jakarta. Sinar Grafika

3

Page 4: Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA

instrumen HAM lainnya sebenarnya ada banyak. Baik itu hak pribadi,

golongan, maupun masyarakat.

Pelanggaran hak asasi manusia sendiri dapat digolongkan ke dalam 2

macam. Pelanggaran hak asasi manusia dan pelanggaran hak asasi manusia berat

(pelanggaran HAM berat). Makalah ini lebih menekankan kepada pelanggaran

HAM berat. Dalam Statuta Roma (1998) pengertian pelanggaran HAM berat

(PHB) ditegaskan meliputi genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan

perang, dan agresi yang merupakan yuridiks Pengadilan Pidana Internasional

(PPI). Undang – Undang No. 26/2000 tentang pengadilan HAM mengatur PHB

yang meliputi genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.6

KASUS

Pada masa pemerintah orde baru, demokrasi belum berjalan dengan baik.

Terlihat misalnya seperti kebebasan mengemukakan pendapat di muka umum,

kebebeasan pers maupun kebebasan dalam organisasi dan sebagainya. Hanya

kepentingan – kepentinga politik yang menonjol pada saat itu, sehingga gerak –

gerik massyarakat terbatas oleh kekuatan politik dan meliterisme. Bertumpuknya

permasalahan pada masa orde baru, baik masalah BLBI, KKN,kasus Tanjung

Priuk tanggal 12 Mei 1984, DOM Aceh tahun 1989, Trisakti tanggal 12 Mei 1998,

ketidakpercayaan terhadap pemetintahan, dan terjadiya kerusuhan tanggal 12-14

Mei 1998, pada tanggal 21 Mei 1998 telah terjadi pergantian pemerintahan yang

selama ini berkuasa sampai dengan tanggal 19 Oktober 1999.7

Banyak terjadi pelanggaran HAM pada permasalahan – permasalahan

tersebut namun disini saya hanya akan membahas pelanggaran hak asasi manusia

berat berupa kejahatan terhadap kemanusiaan yang berkaitan dengan contoh kasus

yang saya ambil, yaitu kasus tragedi trisakti sebagai salah satu bukti tonggak

reformasi.Tragedi trisakti menjadi salah satu bukti banyaknya peanggaran HAM

yang terjadi di Indonesia terutama pada masa orde baru. Dimana hak – hak rakyat

6 Triyanto. 2013. Negara Hukum dan HAM. Yogyakarta. Penerbit Ombak. Hal 1017 Muladi. 2009. Hak Asasi Manusia – Hakekat, konsep , & Implikasinya dalam Perspektif Hukum dan Masyarakat. Bandung. PT Refika Aditama

4

Page 5: Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA

seakan dibungkam dan dihilangkan jika tidak sesuai dengan kehendak pemerintah.

Tragedi trisakti menjadi saksi bahwa hak rakyat atau masyarakat untuk

berpendapat dihilangkan. Sebelum membahas apa saja pelanggaran HAM berat

yang terjadi pada tragedi trisakti, terlebih dahulu kita membahas kronologi

kejadian. Dilansir dari kompas 13 mei 1998, terkait dengan pelanggaran HAM

tragedi trisakti.

Enam mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta, tewas terkena peluru tajam yang ditembakkan aparat keamanan sewaktu terjadi aksi keprihatinan ribuan mahasiswa yang berlangsung di kampus Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat, Selasa (12/5). Keenam mahasiswa itu tertembak sewaktu berada di dalam kampus oleh berondongan peluru yang diduga ditembakkan oleh aparat yang berada di jalan layang Grogol (Grogol fly over). Puluhan mahasiswa lainnya menderita luka-luka berat dan ringan.Nama para korban adalah Elang Mulia Lesmana (Fakultas Arsitektur, angkatan 1996), Alan Mulyadi (Fakultas Ekonomi, angkatan 96), Heri Heriyanto (Fakultas Teknik Industri Jurusan Mesin, angkatan 95) luka tembak di punggung, Hendriawan (Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, angkatan 96) luka tembak di pinggang, Vero (Fakultas Ekonomi, angkatan 96), dan Hafidi Alifidin (Fakultas Teknik Sipil, angkatan 95) luka tembak di kepala. 8

Kronologi Kasus

Aksi mahasiswa yang diikuti oleh mahasiswa, dosen, pegawai, dan para

alumni universitas swasta terpandang di Indonesia ini, dimulai sekitar pukul 11.00

WIB dan mengambil tempat di halaman parkir. Beberapa putra pejabat tinggi

kuliah di kampus itu, antara lain putra Wakil Kapolri Letjen (Pol) Lutfi Dahlan.

Aksi yang sedianya akan mendengar orasi dari Jenderal Besar AH Nasution (yang

tidak jadi datang) ini kemudian diisi dengan berbagai orasi dari para guru besar,

dosen, dan mahasiswa dalam berbagai bentuk. Sekitar pukul 13.00 WIB, peserta

aksi keluar dari kampus menuju ke Jalan S Parman, Grogol (yang persis berada di

depan kampus) dan hendak menuju gedung MPR/DPR Senayan. Di barisan paling

depan terdiri dari para mahasiswi yang membawa mawar dan membagi-bagikan

8 Harian Kompas

5

Page 6: Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA

mawar tersebut kepada aparat kepolisian. Beberapa di antaranya nampak

mencium para petugas yang menerima mawar tersebut.

Puluhan petugas yang sejak pagi telah berjaga-jaga di depan kampus

nampaknya tidak bisa membendung mahasiswa. Para petugas kemudian mundur

perlahan-lahan. Pukul 13.00 WIB antara pimpinan mahasiswa, para alumni,

Dekan Fakultas Hukum Trisakti Adi Andojo SH dan petugas keamanan yang

diwakili oleh Komandan Kodim (Dandim) Jakarta Barat Letkol (Inf) A Amril,

sepakat bahwa aksi damai ini hanya bisa bergerak sampai di depan Kantor Wali

Kota Jakarta Barat yang berada sekitar 300 meter dari pintu utama kampus

Trisakti.

Atas kesepakatan yang dicapai dengan aparat keamanan tersebut, melalui

sebuah pengeras suara Adi Andojo segera mengumumkan kepada mahasiswa

bahwa mahasiswa tidak boleh melanjutkan perjalanannya. "Saya minta kalian

berjanji bahwa di tempat ini tidak ada aksi kekerasan, tidak ada tindakan

perusakan atau membuat keributan," kata Adi Andojo yang disambut tepuk tangan

para mahasiswa yang juga kemudian berjanji tidak akan melakukan hal itu. Hal

yang sama juga dilakukan Pembantu Rektor III Trisakti I Komang Suka Arsana

yang disambut baik oleh para mahasiswa.

Atas kesepakatan tersebut, mahasiswa kemudian menggelar mimbar bebas

yang pada intinya menuntut pemerintah untuk secepatnya melaksanakan reformasi

politik, ekonomi, dan hukum, serta menuntut dilaksanakannya Sidang Umum

Istimewa MPR. Para petugas keamanan gabungan (sekitar 500 orang) dari

berbagai kesatuan yang bersenjata lengkap nampak hanya berjaga-jaga di bagian

depan (di depan Kantor Kejaksaan samping kantor Wali Kota), di bagian samping

(pagar pembatas Jl S Parman dan jalan tol) dan pada bagian belakang (di bawah

Grogol Fly Over).

Hingga sekitar pukul 17.00 WIB aksi damai universitas ini berjalan tenang

tanpa ketegangan antara mahasiswa dan aparat keamanan. Sesekali nampak para

6

Page 7: Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA

mahasiswa bercanda dengan aparat keamanan, bahkan di antara para mahasiswa

nampak membagi-bagikan botol-botol minuman kemasan, permen dan bunga

mawar kepada petugas. Situasi nampak santai tanpa ada ketegangan. Puluhan

mahasiswa nampak berpotret dengan petugas keamanan yang membentuk

barikade.

Pada jam yang sama juga antara pimpinan mahasiswa dan petugas

keamanan yang diwakili Dandim Jakarta Barat dan Kapolres Jakarta Barat

disepakati untuk menyudahi aksi ini dan aparat meminta agar mahasiswa kembali

ke dalam kampus. Atas kesepakatan yang dicapai ini pimpinan mahasiswa segera

mengumumkan kepada mahasiswa yang kemudian secara perlahan hendak masuk

ke dalam kampus.

Namun karena jumlah mahasiswa yang begitu banyak, sementara pintu

masuk yang tersedia sangat kecil, rombongan mahasiswa kelihatan berjalan begitu

lambat. Sekitar 70 persen dari peserta aksi ini sudah berhasil masuk ke dalam

kampus. Proses masuk kampus ini juga nampaknya berjalan damai tanpa ada

kekerasan.

Tiba-tiba dari arah belakang mahasiswa (yang masih berada di depan

kantor Wali Kota) terdengar letusan senjata para petugas. Mahasiswa yang

bingung atas keadaan tersebut lari tunggang langgang ke dalam kampus. Puluhan

lainnya yang karena kaget atas letusan tembakan tersebut nampak berupaya

menyelamatkan diri dengan melompat pagar jalan tol.

Beberapa mahasiswa yang tidak sempat lari dipukuli petugas. Bahkan

salah seorang kameraman TV Yasushi Takahashi mengalami luka memar terkena

pukulan petugas. Mahasiswa yang marah atas peristiwa tersebut, dari dalam

kampus kemudian melempari para petugas. Pelemparan ini kemudian dibalas oleh

aparat keamanan dengan melepaskan gas air mata dan menembaki para

mahasiswa yang telah berada di dalam kampus.

7

Page 8: Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA

Di dalam kampus sendiri suasana menjadi mencekam karena terjadi

keributan mahasiswa yang berupaya lari menyelamatkan diri di dalam gedung-

gedung yang ada. Sebagian lain berupaya menolong teman-temannya yang

mengalami luka-luka terkena tembakan dan lemparan batu dari petugas. Tangis

pilu dan teriakan kemarahan mahasiswa terdengar di mana-mana.

Mahasiswa yang mengalami luka-luka terkena tembakan di antaranya

Ketua Senat Mahasiswa Universitas Trisakti (SMUT) Hendra, Rico (Fak.

Ekonomi-FE), Agus Rerwanti (Tek. Sipil), Ari Pramono (Sipil), Ason (Fakultas

Teknik Industri-FTI), Yonatan Hendrik (Teknik Lingkungan), Ufur (Fak Ekonomi

Akuntan), Hendrawan (FE), Ade Rizka Lubis (FE), Eko, Otty (Fak Teknik

Lingkungan), Poltak Silalahi (Fakultas Hukum), Yose Noviardi (FE), Alfan (FE),

Riga (Ketua Himpunan Mahasiswa), Boy Harry Budiman, Disyon (FTI), Boy

(Fakultas Seni Rupa dan Desain), Alfis (FE), Mico (Fakultas Hukum), dan

Kardianti (FE). 9

HAM YANG DILANGGAR

1. Hak untuk hidup

Deklarasi universal hak-hak asasi manusia disahkan dan

diproklamirkan oleh resolusi majelis umum 217 A(111) 10 desember 1948

Pasal 3 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas penghidupan,

kemerdekaan dan keselamatan seseorang. 10

Undang – Undang Repulik Indonesia nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia pasal 9 ayat 1,

“Setiap orang berhak untuk hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya.”11

Undang – Undang Dasar 1945 pasal 28A,

“setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidupnya.”12

9 Kompas 12 mei 199810 Davies, Peter. 1994. Hak – Hak asasi manusia. Jakarta. Yayasan Obor indonesia11 Qomar, Nurul. 2013. Hak asasi manusia dalam negara hukum demokrasi. Jakarta. Sinar Grafika12 Kaelan dan Achmad zubaidi. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta. Paradigma.

8

Page 9: Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA

1. Hak untuk menyampaikan pendapat

Undang – Undang Repulik Indonesia nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 25, setiap orang berhak untuk menyampaikan pendapat sesuai dimuka umum, termasuk hak untuk mogok sesuai dengan ketentuan peaturan perundang – undangan.

Hal ini sejalan dengan pasal 19 Deklarasi Universal Hak – hak Asasi

Manusia :

“Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat, dalam hal ini kebebasan mempunyai pendapat dengan tdak mendapat gangguan dan untuk mencari, menerima, dan menyampaikan keterangan dan pendapat dengan cara apa pun juga dengan tidak memandang batas – batas.”13

2. Hak untuk tidak disiksa atau dianiaya

Deklarasi universal hak-hak asasi manusia disahkan dan diproklamirkan oleh resolusi majelis umum 217 A(111) 10 desember 1948 Pasal 5, tidak seorang pun boleh dianiaya atau diperlakukan secara kejam dengan tidak mengingat kemanusiaan, ataupun jalan perlakuan atau hukum yang menghinakan.

3. Hak atas rasa aman

Undang – Undang Repulik Indonesia nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 30, setiap orang berhak atas rasa aman dan tenteram serta perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.

Undang – Undang Dasar 1945 pasal 28G ayat 1, setiap orang berhak atas perlindugan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancamanketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

4. Hak perlindungan (kewajiban dan tanggung jawab pemerintah)

Undang – undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak asasi manusia bab V kewajiban dan tanggung jawab pemerintah pasal 71 : pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati,melindungi, menegakkan, dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam undang – undang ini,

13 Triyanto. 2013. Negara Hukum dan HAM. Yogyakarta. Penerbit Ombak.

9

Page 10: Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA

peraturan perundang – undangan lain, dan hukum internasional tentang hak asasi manusia yang diterima oleh negara Republik Indonesia.14

ANALISA PELANGGARAN HAM BERAT

Banyak terjadi kejanggalan dalam kasus ini, namun jika membahas

kejanggalan – kejanggalan ini secara rinci maka tidak akan ada habisnya.

Peristiwa trisakti ini telah menarik perhatian dunia, mengutuk tindakan aparat

keamanan, yang dianggap biadab dan tidak manusiawi, dengan menembaki para

mahasiswa, sampai jatuh korban meninggal 4 orang – menyusul 1 lagi beberapa

hari kemudian.

Tragedi trisakti menjadi bukti pelanggaran HAM oleh aparat keamanan.

Pasalnya, dari hasil otopsi para korban ditemukan peluru tajam yang bersarang.

Dilansir dari Suara Pembaharuan, 14 mei 1998.

Dalam beberapa pekan ini peluru karet milik petugas keamanan menjadi

pergunjingan banyak pihak. Sehingga lebih populer dibandingkan gas air mata.

Kegunaan peluru karet, untuk menghalau masa. Karena, jika orang terkena peluru

karet, akan terasa perih pada bagian tubuh yang terkena sasaran. Sehingga massa

bisa bubar dibuatnya. Apalagi orang akan “takut” melihat petugas yang bersenjata

laras panjang. Lalu bagaimana dengan kasus trisakti?

“Petugas hanya menggunakan tongkat pemukul, peluru kosong, peluru

karet, dan gas air mata,” ujar kapolda Metro Jaya Mayjen Pol Drs. Hamami Nata,

dalam jumpa pers di Mapolda, Rabu dinihari. Padalah pada uji balistik atau

otopsi, bahwa yang bersarang di tubuh korban adalah peluru tajam, dan bukan

peluru karet.15

14 El-Muhtaj, Majda. 2005. Hak Asasi Manusia dalam konstitusi Indonesia : dari UUD 1945 sampai dengan Amandemen UUD 1945 tahun 2002. Jakarta. Kencana Prenada Media.

15 Tragedi Trisakti merenungi kritik terhadap polri. Jakarta. Cipta Manunggal

10

Page 11: Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA

Ini membuktikan bahwa telah terjadi penyalahgunaan kekuasaan oleh

aparatur negara. Aparatur negara yang seharusnya menjadi pengayom rakyat dan

pelindung hak – hak rakyat, justru melanggar hak – hak itu.

Mereka telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia, sebagaimana

terumus dalam pasal 1 butir 6 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM :

Pelanggaran hak asasi manusia yaitu setiap perbuatan seseorang atau

kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak sengaja,

atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi,

membatasi, dan/atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok yang

dijamin oleh undang – undang ini, dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan

tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan

mekanisme hukum yang berlaku.16

Peristiwa ini tidak dapat dipisahkan dan dilepaskan dari kebijakan

pemerintah dalam menghadapi gelombang demokrasi mahasiswa dan masyarakat

akan perlunya reformasi.

Kekerasan – kekerasan yang tidak manusiawi dan sangat kejam yang

ditemukan dalam peristiwa itu mencakup tindakan – tindakan di bawah ini.

a. Telah terjadi pembunuhan yang sistematis. Tindakan itu dilakukan

terhadap mahasiswa demonstran.

b. Telah terjadi penganiayaan untuk membubarkan demonstrasi yang

dilakukan sejumlah mahasiswa dan anggota masyarakat yang

dilakukan oleh aparat TNI dan POLRI (dahulu disebut ABRI).

c. Pada bulan Mei 1998, telah terjadi penghilangan secara paksa terhadap

5 (lima) orang yang diantaranya adalah aktifis dan anggota masyarakat

16 El-Muhtaj, Majda. 2005. Hak Asasi Manusia dalam konstitusi Indonesia : dari UUD 1945 sampai dengan Amandemen UUD 1945 tahun 2002. Jakarta. Kencana Prenada Media.

11

Page 12: Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA

yang hingga kini nasib dan keberadaannya tidak diketahui. Hal ini

dibuktikan dalam salah satu penyelidikan, bahwa saat salah seorang

saksi kasus ini dimintai keterang oleh pihal kepolisian, sehari

setelahnya keberadaanya tidak diketahui.

Dari analisis terhadap kejadian itu dapat disimpulkan bahwa telah

terpenuhi unsur – unsur kejahatan terhadap kemanusiaan. Padahal jelas –

jelas undang – undang No. 26/2000 tentang Pengadilan HAM mengatur

pelanggaran HAM berat yang meliputi genosida dan kejahatan terhadap

kemanusiaan.

Adapun pengertian dari kejahatan terhadap kemanusiaan

merupakan salah satu perbuatan yang dilakukan sebagian bagian dari

serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan

tersebut ditunjukan secara langsung terhadap penduduk sipil.17

Analisa KPP HAM atas serangan yang dilakukan aparat TNI dan POLRI pada peristiwa ini sangat jelas bukan merupakan serangan dalam pengertian perang. Akan tetapi, serangan dalam pengertian “ suatu rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap penduduk sipil sebagai kelanjutan kebijakan penguasa atau kebijakan yang berhubungan dengan organisasi”, sebagaimana yang dimaksud dalam penjelasan UU No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.

Berdasarkan penyelidikan, dalam usaha menghadang dan

membubarkan unjuk rasa yang dilakukan oleh mahasiswa dan masyarakat,

satuan kepolisian dan TNI melakukan penyerangn ke dalam kampus –

kampus dengan cara menembak, memukul, dan menendang. Penyerangan

iti tampak dengan jelas pada perstiwa Trisakti, dimana aparat militer dan

polisi menyerang ke arah kampus Trisakti dan Universitas Tarumanegara

(Untar) I dan II dengan menggunakan senjata api berpeluru hampa, karet,

dan tajam. Selain melakukan penyerangan terhadap demonstran hingga ke

dalam kampus, satuan – satuan tugas tersebut juga melakukan pemukulan

17 Triyanto. 2013. Negara Hukum dan HAM. Yogyakarta. Penerbit Ombak.

12

Page 13: Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA

dan penembakan membabi buta ke arah demonstran dan masyarakat umum

di wilayah kampus trisakti.

Selain dengan menggunakan alat – alat kekerasan, penyerangan

juga dilakukan dengan pernyataan – pernyataan verbal yang membenarkan

penyerangan yang dilakukan. Manhankam Pangab (saat itu) Jendral TNI

Wiranto, misalnya mengatakan : “ saya sudah perintahkan jajaran ABRI

untuk mengambil tindakan tegas terhadap kegiatan yang nyata – nyata

sudah mengarah kepada hal – hal yang sudah bersifat anarkis”.

Lebih lanjut, berdasarkan fakta – fakta yang ditemukan dalam

penyelidikan, unsur sistematik dari penyerangan pada peristiwa itu sangat

nyata terpenuhi. Rencana untuk menghadapi gelombang aksi mahasiswa

dan masyaraat secara formal dijabarkan dalam kebijakan Operasi Mantap

ABRI (1997 – 1998). Melalui kebijakan operasional inilah, diturunkan

berbagai bentuk operasi di berbagai kodam, yang wujudnya berupa

penghadangan dan penyerangan terhadap demonstrasi mahasiswa pada

peristiwa ini.

Unsur sistematik juga terpenuhi dari pengerahahan sumber –

sumebr militer dan kepolisian yang dilengkapi peralatan kekerasannya.

Jumlah pasukan yang dikerahkan dalam menangani peristiwa tersebut

cukup besar.

Berdasarkan hasil penyelidikan pada peristiwa itu, unsur meluas

terpenuhi dengan nyata dari frekuensi serangan yang terus – menerus

dilakukan dan skala perbuatan yang terjadi disana. Pada peristiwa ini,

penyerangan yang dilakukan berlangsung berulang – ulang, dengan

melakukan penembakan secara membabi buta (indiscriminateshooting)

dan pemukulan terhadap warga sipil (yang sebagian besar mahasiswa).

Tindakan yang berulang ini tidak pernah dikoreksi, tetapi justru

dibenarkan dengan alasan pengamanan kerusuhan.18

18 Marzuki, Suparman. 2012. Pengadilan HAM di Indonesia : Melanggengkan Impunity. Jakarta. Erlangga.

13

Page 14: Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA

Berdasarkan temuan – temuan dan kesimpulan – kesimpulan

penyelidikan KPP HAM mengajukan beberapa rekomendasi antara lain :

1. Meminta Komnas HAM untuk melimpahkan hasil penyelidikan

peristiwa Trisakti, Semanggi I, dan Semanggi II untuk ditindak lanjuti

oleh Jaksa Agung RI dengan langkah penyelidikan sebagaimana yang

ditentukan dalam UU 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.

2. Mendesak Pemerintah untuk segera mengambil tindakan hukum dan

administratif terhadap aparat negara khususnya aparat TNI dan Polri

yang telah menghalangi – halangi proses hukum untuk penegakan

keadilan (obstruction of justice) selama proses penyelidikan ketiga

peristiwa tersebut diatas.

3. Mendesak Pemerintah melalui Kejaksaan Agung untuk segara

melakukan prosen penyelidikan atas peristiwa kerusuhan Mei 1998

sesuai dengan rekomendasi Tim Gabungan Pencari Fakta.19

19 Marzuki, Suparman. 2012. Pengadilan HAM di Indonesia : Melanggengkan Impunity. Jakarta. Erlangga.

14

Page 15: Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA

D. KESIMPULAN

Pelanggaran HAM banyak terjadi di Indonesia terutama pada masa

revormasi dimana banyak terjadi pelanggaran HAM berat namun tidak ada

penyelesaian kasus yang jelas. Disini penulis hanya menuliskan sedikit

gambaran mengenai hal itu dan pelanggaran apa saja yang dilakukan. Tidak

bisa dipungkiri bahwa kasus trisakti merupakan salah satu dan kasus yang

belum ada titik terang penyelesaiannya, kasus ini seakan tenggelam bersama

pemerintahan orde baru. Dapat disimpulkan bahwa :

1. Pelanggaran HAM yang dilakukan pada kasus ini yaitu hak hidup, hak

berpendapat, hak merasa aman, hak untuk tidak disiksa dan dianiaya, serta

hak perlindungan.

2. Dari kesimpulan pihak penyidik kasus tragedi trisakti merupakan

pelanggaran HAM berat terhadap kemanusiaan dan penyidik meminta

kasus ini segera diselesaikan.

3. Terlepas dari pembahasan dan kesimpulan – kesimpulan pihak berwenang

diatas, penulis memiliki opini sebagai masyarakat. Penulis menganggap

bahwa apa yang dilakukan oleh aparatur negara kepada para mahasiswa

dan masyarakat dalam peristiwa tersebut sangat tidak manusiawi. Alat

kelengkapan negara yang seharusnya menjadi pengaman dan pelindung

justru menjadi teror bagi mereka. Pembunuhan, penganiayaan dilakukan

oleh aparatur negara kita. Bahkan para demonstran seakan disandra atau

dikepung di dalam kampus hingga tak berani keluar karena takut

ditembak. Teror yang seakan tak berakhir.

Penulis juga meminta kepada pemerintah untuk segera mencari titik

terang kasus ini. Bukan justru mencari kambing hitam sebagai tersangka

kasus ini. Korban – korban yang berjatuhan dalam peristiwa ini, seakan

menjadi bukti rusaknya sistem hukum dan pemerintahan di negara kita saat

itu dan mungkin hingga sekarang.

15

Page 16: Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA

DAFTAR PUSTAKA

Cassese, Antonio. 1993. Hak – hak asasi manusia di dunia yang berubah. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.

Cholisin. 2013. Ilmu Kewarganegaraan(civics). Yogyakarta. Penerbit Ombak.

Qomar, Nurul. 2014. Hak asasi manusia dalam negara hukum demokrasi. Jakarta. Sinar Grafika.

Anam, Khairul. 2011. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta. Inti media.

Muladi. 2009. Hak Asasi Manusia – Hakekat, konsep , & Implikasinya dalam Perspektif Hukum dan Masyarakat. Bandung. PT Refika Aditama

Kompas 12 mei 1998

Davies, Peter. 1994. Hak – Hak asasi manusia. Jakarta. Yayasan Obor indonesia

Kaelan dan Achmad zubaidi. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta. Paradigma.

Triyanto. 2013. Negara Hukum dan HAM. Yogyakarta. Penerbit Ombak.

El-Muhtaj, Majda. 2005. Hak Asasi Manusia dalam konstitusi Indonesia : dari UUD 1945 sampai dengan Amandemen UUD 1945 tahun 2002. Jakarta. Kencana Prenada Media.

Marzuki, Suparman. 2012. Pengadilan HAM di Indonesia : Melanggengkan Impunity. Jakarta. Erlangga.

Tragedi Trisakti merenungi kritik terhadap polri. Jakarta. Cipta Manunggal

16

Page 17: Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA

Gambar tragedi

Trisakti

17