makalah ham

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas. Dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis membuat makalah tentang HAM. B. Identifikasi Masalah 1. Pengertian dan Haikat HAM 2. Perkembangan Pemikiran tentang HAM 3.Bentuk HAM 4. Penjabaran HAM dalam UUD 1945

Upload: putera-juang

Post on 22-Jun-2015

10.088 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah ham

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hak merupakan unsur normatif  yang melekat pada diri setiap manusia

yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak  persamaan dan hak

kebebasan. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM

adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas. Dalam hal

pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan

orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain

dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal

ini penulis membuat makalah tentang HAM.

B. Identifikasi Masalah

1. Pengertian dan Haikat HAM

2. Perkembangan Pemikiran tentang HAM

3. Bentuk HAM

4. Penjabaran HAM dalam UUD 1945

C. Batasan Masalah

Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada

masalah dan tujuan dalam hal ini pembuatan makalah ini, maka dengan ini

penyusun membatasi masalah hanya pada ruang lingkup HAM.

Page 2: Makalah ham

D. Metode Pembahasan

Dalam hal ini penulis menggunakan penelitian kepustakaan, yaitu

penelitian yang dilakukan melalui kepustakaan, mengumpulkan data-data dan

keterangan melalui buku-buku dan internet .

Page 3: Makalah ham

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Hakikat HAM

1. Pengertian :

Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan terjemahan dari istilah human rights

atau the right of human. Secara terminologi istilah ini artinya adalah Hak-Hak

Manusia. Namun dalam beberapa literatur pemakaian istilah Hak Asasi Manusia

(HAM) lebih sering digunakan. Di Indonesia hak-hak manusia pada umumnya

lebih dikenal dengan istilah “hak asasi” sebagai terjemahan dari basic rights

(Inggris) dan grondrechten (Belanda).

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan

kodratnya (Kaelan: 2002).

Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching

Human Rights, United Nations, HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap

manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.

John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan

langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.

Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM

disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat

pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa

dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan

Page 4: Makalah ham

dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan

serta perlindungan harkat dan martabat manusia”

1. Hakikat HAM :

HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian

dari manusia secara otomatis.

HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras,

agama, etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.

HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk

membatasi atau melanggar hak orang lain.

B. Perkembangan Pemikiran tentang HAM

a. Sebelum Deklarasi Universal HAM 1948 :

1. Magna Charta

Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM di

kawasan Eropa dimulai dengan lahirnya magna Charta yang antara lain memuat

pandangan bahwa raja yang tadinya memiliki kekuasaan absolute (raja yang

menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak terikat dengan hukum yang

dibuatnya), menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat diminta pertanggung

jawabannya dimuka hukum(Mansyur Effendi,1994)

2. The American declaration

Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The

American Declaration of Independence yang lahir dari paham Rousseau dan

Montesquuieu. Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka sejak di

Page 5: Makalah ham

dalam perut ibunya, sehingga tidaklah logis bila sesudah lahir ia harus

dibelenggu.

3. The French declaration

Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration (Deklarasi

Perancis), dimana ketentuan tentang hak lebih dirinci lagi sebagaimana dimuat

dalam The Rule of Law yang antara lain berbunyi tidak boleh ada penangkapan

tanpa alasan yang sah. Dalam kaitan itu berlaku prinsip presumption of innocent,

artinya orang-orang yang ditangkap, kemudian ditahan dan dituduh, berhak

dinyatakan tidak bersalah, sampai ada keputusan pengadilan yang berkekuatan

hukum tetap yang menyatakan ia bersalah. Kemudian prinsip itu dipertegas oleh

prinsip Freedom of Expression ( Kebebasan mengeluarkan pendapat ), Freedom

of Religion ( Kebebasan menganut keyakinan / agama yang dikehendaki ), The

Right of  Property ( Perlindungan hak milik ) dan hak-hak dasar lainnya. Jadi

dalam French Declaration sudah tercakup hak-hak yang menjamin tumbuhnya

demokrasi maupun Negara hukum .

4. The four freedom

Dari Presiden Roosevelt pada tanggal 06 Januari 1941.Ada empat hak

kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, hak kebebasan memeluk agama

dan beribadah sesuai dengan ajaran agama yang diperlukannya, hak kebebasan

dari kemiskinan dalam pengertian setiap bangsa berusaha mencapai tingkat

kehidupan yang damai dan sejahtera bagi penduduknya, hak kebebasan dari

ketakutan, yang meliputi usaha, pengurangan persenjataan, sehingga tidak

satupun bangsa berada dalam posisi berkeinginan untuk melakukan serangan

terhadap Negara lain.

Page 6: Makalah ham

Perkembangan pemikiran HAM dunia bermula dari:

Tonggak awal berlakunya HAM internasional ialah pada Deklarasi

Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) pada 10 Desember 1948 di Paris,

Prancis. Disini tonggak deklarasi universal mengenai hak asasi manusia yang

mengakui hak setiap orang diseluruh dunia. Deklarasi ini ditanda tangani oleh 48

negara dari 58 negara anggota PBB dan disetujui oleh majelis umum PBB.

Perumusan penghormatan dan pengakuan norma-norma HAM yang bersifat

universal, nondiskriminasi, dan imparsial telah berlangsung dalam sebuah proses

yang sangat panjang.

b. Setelah Deklarasi Universal HAM 1948

Secara garis besar, perkembangan pemikiran tentang HAM pasca perang

dunia II dibagi menjadi 4 generasi, yaitu :

Generasi pertama berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat

pada bidang hukum dan politik. Ini disebabkan oleh dampak perang dunia

ke dua, dimana Negara baru ingin membuat tertib hukum baru.

Generasi kedua pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis

melainkan juga hak-hak sosial, ekonomi, politik dan budaya. Jadi

pemikiran HAM generasi kedua menunjukan perluasan pengertian konsep

dan cakupan hak asasi manusia.

Generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua, yang

menyebabkan ketidakseimbangan pada kehidupan bemasyarakat, sehingga

melahirkan generasi ketiga yang menyatukan antara politik, ekonomi,

sosial, budaya dan hukum dalam satu wadah disebut dengan hak

melaksanakan pembangunan.

Page 7: Makalah ham

Generasi keempat yang mengkritik peranan negara yang sangat dominan

dalam proses pembangunan yang terfokus pada pembangunan ekonomi

dan menimbulkan dampak negatif seperti diabaikannya aspek

kesejahteraan rakyat. Selain itu program pembangunan yang dijalankan

tidak berdasarkan kebutuhan rakyat secara keseluruhan melainkan

memenuhi kebutuhan sekelompok elit. Pemikiran HAM generasi keempat

dipelopori oleh Negara-negara di kawasan Asia yang pada tahun 1983

melahirkan deklarasi hak asasi manusia yang disebut Declaration of the

basic Duties of Asia People and Government.

c. Perkembangan pemikiran HAM di Indonesia:

Wacana HAM di indonesia telah berlangsung seiring dengan berdirinya

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Secara garis besarnya

perkembangan pemikiran HAM di indonesia dapat dibagi ke dalam dua periode:

sebelum kemerdekaan (1908-1945) dan sesudah kemerdekaan.

1. Periode Sebelum Kemerdekaan (1908-1945)

Pemikiran HAM dalam periode sebelum kemerdekaan dapat dijumpai

dalam sejarah kemunculan organisasi pergerakan nasional, seperti Boedi

Oetomo (1908), Sarekat Islam (1911), indische partij (1912), partai komunis

indonesia (1927), lahirnya organisasi pergerakan nasional itu tidak dapat

dilepaskan dari sejarah pelanggaran HAM yang dilakukan oleh penguasaan

kolonial, penjajahan, dan pemerasan hak-hak masyarakat terjajah. Pemikiran

HAM periode sebelum kemerdekaan yang paling menonjol pada Indische Partij

adalah hak untuk mendapatkan kemerdekaan serta mendapatkan perlakukan

yang sama hak kemerdekaan.

Page 8: Makalah ham

2. Periode Setelah Kemerdekaan

Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang di Indonesia telah berlaku

3 UUD dalam 4 periode, yaitu:

Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949, berlaku UUD 1945.

Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, berlaku konstitusi

Republik Indonesia Serikat.

Periode 17 Agustus sampai 5 Juli 1959, berlaku UUD 1950.

Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang, berlaku Kembali UUD 1945.

3. HAM Dalam Tinjauan Islam

Islam adalah agama universal yang mengajarkan keadilan bagi semua

manusia tanpa pandang bulu. Sebagai agama kemanusiaan, Islam meletakkan

manusia pada posisi yang sangat mulia. Manusia digambarkan oleh Al-Qu’ran

sebagai makhluk yang paling sempurnah dan harus dimuliakan. HAM adalah

hak kodrati yang dianugerahkan Allah SWT kepada setiap manusia dan tidak

dapat dicabut atau dikurangi oleh kekuasaan atau badan apapun. Hak-hak yang

diberikan Allah itu bersifat permanen dan kekal.

Terdapat tiga (3) bentuk hak asasi manusia (HAM):

a) Hak dasar (hak daruri), sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut

dilanggar, bukan hanya membuat manusia sengsara, tetapi juga hilang

eksistensinya, bahkan hilang harkat kemanusiaannya. Contohnya adalah

hak untuk  hidup, hak atas keamanan, hak untuk memiliki harta benda.

b) Hak sekunder, yakni hak-hak yang apabila tidak dipenuhi akan berakibat

pada hilangnya hak-hak dasarnya sebagai  manusia.misalnya, jika seorang

Page 9: Makalah ham

kehilangan haknya untuk memperoleh sandang pangan yang layak, maka

akan berakibat hilangnya hak hidup.

c) Hak tersier, yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer dan

sekunder.

♣ Islam dan Kebebasan Beragama

Kebebasan berkeyakinan merupakan salah satu ajaran islam yang sangat

sarat dengan prinsip universal HAM tentang kebebasan bersama atau sebaliknya.

Pemaksaan keyakinan beragama tidak saja bertentangan dengan prinsip HAM,

tetapi juga tidak pernah diajarkan oleh islam.

Dalam perspektif membangun toleransi antar umat beragama, ada lima

prinsip yang bisa dijadikan pedoman semua pemeluk agama dalam kehidupan

sehari-hari:

1. Tidak satupun agama yang mengajarkan penganutnya untuk menjadi jahat

2. Adanya persamaan yang dimiliki agama-agama, misalnya ajaran tentang

berbuat baik sesama.

3. Adanya perbedaan mendasar yang diajarkan agama-agama.

4. Adanya bukti kebenaran agama

5. Tidak boleh memaksa seseorang menganut suatu agama atau suatu

kepercayaan.

♣ Islam, HAM, dan Isu Lingkungan Hidup

Selain sebagai agama yang sangat menjunjung tinggi prinsip-prinsip

keadilan gender dan kebebasan berkeyakinan, islam sangat mengecam segala

perbuatan manusia yang merusak ekosistem bumi atau lingkungan hidup dan

Page 10: Makalah ham

segala isinya adalah titipan Allah kepada umat manusia yang harus dipelihara

kelestarian dan kemanfaatannya bagi kesejahteraan hidup manusia.Sejalan

dengan pandangan ini, munculnya isu-isu tentang HAM dan lingkungan hidup,

salah satunya isu tentang perubahan iklim,adalah sangat selaras dengan prinsip

ajaran islam tentang alam kehidupan.

Hubungan antara perusakan lingkungan dengan HAM adalah bahwa

kerusakan suatu ekosistem bumi dapat mengancam kelangsungan hidup suatu

kelompok masyarakat penggundulan hutan, kawasan daerah tinggi, dan hutan

lindung yang dilindungi undang-undang di suatu kawasan dapat berakibat

bencana alam banjir dan longsor yang sangat merugikan kehidupan masyarakat

yang nerada dikawasan yang lebih rendah, khususnya masyarakat miskin.

Terkait dengan hubungan HAM dan lingkungan hidup, tidakan merusak

kelestarian lingkungan hidup merupakan bagian dari pelanggaran HAM.

C. Bentuk Hak Asasi Manusia (HAM)

Dalam UU No.39 Tahun  1999 tentang HAM, ada beberapa bentuk :

1) Hak untuk hidup.

2) Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan.

3) Hak mengembangkan diri.

4) Hak memperoleh keadilan.

5) Hak atas kebebasan pribadi.

6) Hak atas rasa aman.

7) Hak atas kesejahteraan.

8) Hak turut serta dalam pemerintahan.

9) Hak wanita.

10) Hak anak.

Page 11: Makalah ham

D. Pejabaran HAM dalam UUD 1945

Pengingkaran terhadap hak berarti mengingkari martabat kemanusiaan.

Oleh karena itu, negara, pemerintah, atau organisasi apapun mengemban

kewajiban untuk mengakui dan melindungi hak asasi manusia pada setiap

manusia tanpa kecuali. Ini berarti bahwa HAM harus menjadi titik tolak dan

tujuan dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Kebebasan setiap orang dibatasi oleh hak asasi orang lain, hal ini

tercermin dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjiwai keseluruhan pasal dalam

batang tubuhnya.

Pengaturan mengenai HAM pada dasarnya sudah tercantum dalam berbagai

peraturan perundang-undangan. Namun untuk memayungi seluruh peraturan

perundang-undangan yang sudah ada, perlu dibentuk UU tentang HAM, yaitu

UU No.39 Tahun 1999. Undang-undang ini secara rinci mengatur mengenai hak-

hak  asasi manusia, selain itu diatur juga mengenai kewajiban dasar, serta tugas

dan tanggung jawab pemerintah dalam penegakan HAM.

Disamping itu, UU ini mengatur menegenai Pembentukan Komisi Nasional

Hak Asasi Manusia sebagai lembaga mandiri yang mempunyai fungsi, tugas,

wewenang, dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengkajian, penelitian,

penyuluhan, pemantauan, dan mediasi tentang HAM.

Dalam UU No.39 Tahun 1999 diatur pula tentang partisipasi masyarakat

berupa pengaduan dan gugatan atas pelanggaran HAM, pengajuan usulan

mengenai perumusan kebijakan yang berkaitan dengan HAM kepada Komnas

HAM, penelitian, pendidikan dan penyebarluasan informasi mengenai HAM.

Page 12: Makalah ham

UU tentang HAM ini merupakan payung dari seluruh peraturan perundang-

undangan tentang HAM. Oleh karena itu, pelanggaran baik langsung maupun

tidak langsung atas HAM dikenakan sanksi pidana, perdata atau administratif

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 13: Makalah ham

BAB III

PENUTUP

 

1. Kesimpulan

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan

kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi

satu hal yang perlu kita ingat bahwa jangan pernah melanggar atau menindas

HAM orang lain.

HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam

sudah lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat

dijumpai dalam sumber utama ajaran Islam itu yaitu Al-Qur’an dan Hadits yang

merupakan sumber ajaran normatif, juga terdapat dalam praktik kehidupan umat

Islam.

Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-

undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh

seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu negara akan diadili

dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses

pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam

Undang-Undang Pengadilan HAM.

2. Saran-saran

Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan

memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa

menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan

Page 14: Makalah ham

pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-

injak oleh orang lain.

Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan

mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.

 

Page 15: Makalah ham

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Ubaedillah, Abdul Rozak, Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat

Madani, edisi ketiga,Kencana Prenada Media Group,Jakarta.

Kansil C.S.T., Modul Pancasila dan Kewarganegaraan,cetakan kedua, PT

Pradnya Paramita,Jakarta,2005.

www.Google.com

http://pusham.uii.ac.id/ham/7_Chapter1.pdf.