makalah tentang ham

29
MAKALAH HAK ASASI MANUSIA (REVISI) Dosen pengampu: Drs. Taufik, MH KELOMPOK 3 1. Evi Nurlut Fiani (141540134250028) 2. Indalia Nupi Herawan (141540134330036) 3. Siti Apsoh (141540134660069) 4. Rifaatul Mahmudah (141540134560059) 5. Muta Aliyah (141540134470050) 6. Muji Solih Astuti (141540134450048) 7. Neli Rahayu (141540134440051) 8. Buntar Handayani (141540134030006) 9. Umi Ma’rifah (141540134720075) 10. Deni Farih Utami (141540134050008) 0

Upload: sentra-komputer-dan-foto-copy

Post on 30-Jul-2015

222 views

Category:

Education


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah TENTANG HAM

MAKALAH

HAK ASASI MANUSIA (REVISI)

Dosen pengampu: Drs. Taufik, MH

KELOMPOK 3

1. Evi Nurlut Fiani (141540134250028)2. Indalia Nupi Herawan (141540134330036)3. Siti Apsoh (141540134660069)4. Rifaatul Mahmudah (141540134560059)5. Muta Aliyah (141540134470050)6. Muji Solih Astuti (141540134450048)7. Neli Rahayu (141540134440051)8. Buntar Handayani (141540134030006)9. Umi Ma’rifah (141540134720075)10. Deni Farih Utami (141540134050008)

STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

Jalan Raden Patah No. 100 Ledug Kembaran

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0

Page 2: Makalah TENTANG HAM

BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang Masalah

Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap

manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak

persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara

individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus

diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan

dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan

lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi.

Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak

sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita

melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan

atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Maka dengan ini penulis

mengambil judul “Pelanggaran Hak Asasi Manusia Terhadap Tenaga Kerja

Diluar Negri Yang Berasal Dari  Daerah”.  

B. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah :

1. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Pendidikan Pancasil

2. Sebagai bentuk perhatian Mahasiswa terhadap masalah pelanggaran Hak

Azasi Manusia yang terjadi terhadap tenaga kerja diluar negri yang

berasal dari Daerah.

Suatu usaha untuk meningkatkan kualitas penegakkan Hak Azasi

Manusia terhadap tenaga kerja diluaar negri yang berasal dari Daerah.

3. Membantu dalam membahas dan menanggulangi masalah pelanggaran

Hak Azasi Manusia terhadap tenaga dikerja luar negri yang  berasal dari

Daerah.

4. Untuk mengetahui apa saja penyebab pelanggaran Hak Asasi Manusia

terhadap tenaga kerja diluar negri yang berasal  dari Daerah.

1

Page 3: Makalah TENTANG HAM

5. Untuk mengatahui bagaimana cara penaggulangan pelanggaran Hak Asasi

Manusia terhadap tenaga kerja diluar negri yang berasal dari Daerah.

6. Bagaimana tanggung jawab pemerintah daerah dalam menyelesaikan

permasalahan pelanggaran Hak Asasi Manusia terhadap tenaga kerja yang

berasal dari Daerah.

C. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam pembuatan karya tulis

ini diantaranya :

1. Apa saja penyebab pelanggaran Hak Asasi Manusia di Daerah?

2. Bagaimana cara penaggulangan pelanggaran Hak Asasi Manusia di

Daerah?

3. Bagaimana tanggung jawab pemerintah daerah dalam menyelesaikan

permasalahan pelanggaran Hak Asasi Manusia di Daerah?

D. Metode Penulisan Makalah

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis melakukan metode

penelaahan melalui studi pustaka untuk melengkapi materi atau data-data

dalam penyusunan makalah ini. Penyusun melakukan studi pustaka dari

berbagai sumber buku.

2

Page 4: Makalah TENTANG HAM

BAB II

LANDASAN TEORI

CONTOH KASUS HAM : MARSINAH

A. PENYEBAB

Marsinah adalah salah seorang karyawati PT. Catur Putera Perkasa

yang aktif dalam aksi unjuk rasa buruh. Keterlibatan Marsinah dalam aksi

unjuk rasa tersebut antara lain terlibat dalam rapat yang membahas rencana

unjuk rasa pada tanggal 2 Mei 1993 di Tanggul Angin Sidoarjo. 3 Mei 1993,

para buruh mencegah teman-temannya bekerja. Komando Rayon Militer

(Koramil) setempat turun tangan mencegah aksi buruh. 4 Mei 1993, para

buruh mogok total mereka mengajukan 12 tuntutan, termasuk perusahaan

harus menaikkan upah pokok dari Rp 1.700 per hari menjadi Rp 2.250.

Tunjangan tetap Rp 550 per hari mereka perjuangkan dan bisa diterima,

termasuk oleh buruh yang absen.Sampai dengan tanggal 5 Mei 1993,

Marsinah masih aktif bersama rekan-rekannya dalam kegiatan unjuk rasa dan

perundingan-perundingan. Marsinah menjadi salah seorang dari 15 orang

perwakilan karyawan yang melakukan perundingan dengan pihak perusahaan.

3

Page 5: Makalah TENTANG HAM

Siang hari tanggal 5 Mei, tanpa Marsinah, 13 buruh yang dianggap

menghasut unjuk rasa digiring ke Komando Distrik Militer (Kodim) Sidoarjo.

Di tempat itu mereka dipaksa mengundurkan diri dari CPS. Mereka dituduh

telah menggelar rapat gelap dan mencegah karyawan masuk kerja. Marsinah

bahkan sempat mendatangi Kodim Sidoarjo untuk menanyakan keberadaan

rekan-rekannya yang sebelumnya dipanggil pihak Kodim. Setelah itu, sekitar

pukul 10 malam, Marsinah lenyap.Mulai tanggal 6,7,8, keberadaan Marsinah

tidak diketahui oleh rekan-rekannya sampai akhirnya ditemukan telah menjadi

mayat pada tanggal 8 Mei 1993

B. HAK YANG DI LANGGAR

Kasus pembunuhan Marsinah merupakan pelanggaran hak asasi

manusia (HAM) berat. Alasannya adalah karena telah melanggar hak hidup

seorang manusia. Dan juga karena sudah melanggar dari unsur penyiksaan dan

pembunuhan sewenang-wenang di luar putusan pengadilan terpenuhi. Dengan

demikian, kasus tersebut tergolong patut dianggap kejahatan kemanusiaan

yang diakui oleh peraturan hukum Indonesia sebagai pelanggaran HAM berat.

Jika merujuk pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 (UUD NRI 1945), jelas bahwa tindakan pembunuhan merupakan

upaya berlebihan dalam menyikapi tuntutan marsinah dan kawan-kawan

buruh. Jelas bahwa tindakan oknum pembunuh melanggar  hak konstitusional

Marsinah, khususnya hak untuk menuntut upah sepatutnya. Hak tersebut

secara tersurat dan tersirat ditegaskan dalam Pasal 28D ayat (2) UUD NRI

tahun 1945, bahwa setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan

dan perlakuan yang adil dan  layak dalam hubungan kerja.

Penyelesaian

Hak Asasi setiap manusia harus dihargai oleh manusia yang lain yang

dalam kasus ini adalah hak asasi berpendapat dan hak untuk hidup. Selain itu,

kasus marsinah yang tak kunjung usai ini diakibatkan oleh kurangnya

transparansi dan kredibilitas para penyidik. Seharusnya kredibilitas dan

transparansi penyidikan lembaga terhadap suatu kasus haruslah dijaga oleh

4

Page 6: Makalah TENTANG HAM

para penegak hukum sehingga tercipta keadilan dan ketentraman masyarakat

Indonesia

Sumber: Kamtoboys Cancers

 

C. Makna Sila Kelima (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia)

Inti sila kelima yaitu “keadilan” yang mengandung makna sifat-sifat

dan keadaan NegaraIndonesiaharus sesuai dengan hakikat adil, yaitu

pemenuhan hak dan wajib pada kodrat manusia. Hakikat keadilan ini berkaitan

dengan hidup manusia, yaitu hubungan keadilan antara manusia satu dengan

lainnya, dalam hubungan hidup manusia dengan tuhannya, dan dalam

hubungan hidup manusia dengan dirinya sendiri (notonegoro). Keadilan ini

sesuai dengan makna yang terkandung dalam pengertian sila kedua yaitu

kemanusiaan yang adil dan beradab. Selanjutnya hakikat adil sebagaimana

yang terkandung dalam sila kedua ini terjelma dalam sila kelima, yaitu

memberikan kepada siapapun juga apa yang telah menjadi haknya oleh karena

itu inti sila keadilan social adalah memenuhi hakikat adil.

Realisasi keadilan dalam praktek kenegaraan secara kongkrit keadilan

social ini mengandung cita-cita kefilsafatan yang bersumber pada sifat kodrat

manusia monodualis , yaitu sifat kodrat manusia sebagai individu dan

makhluk social. Hal ini menyangkut realisasi keadilan dalam kaitannya

dengan NegaraIndonesiasendiri (dalam lingkup nasional) maupun dalam

hubungan NegaraIndonesiadengan Negara lain (lingkup internasional)

Dalam lingkup nasional realisasi keadilan diwujudkan dalam tiga segi

(keadilan segitiga) yaitu:

1. Keadilan distributive, yaitu hubungan keadilan antara Negara dengan

warganya. Negara wajib memenuhi keadilan terhadap warganya yaitu

wajib membagi-bagikan terhadap warganya apa yang telah menjadi

haknya.

2. Keadilan bertaat (legal), yaitu hubungan keadilan antara warga Negara

terhadap Negara. Jadi dalam pengertian keadilan legal ini negaralah yang

wajib memenuhi keadilan terhadap negaranya.

5

Page 7: Makalah TENTANG HAM

3. Keadilan komulatif, yaitu keadilan antara warga Negara yang satu dengan

yang lainnya, atau dengan perkataan lain hubungan keadilan antara warga

Negara.

Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yangyang

harus diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan

negara yaitu mewujudkan kesejahteraan seluruh warganya serta melindungi

seluruh warganya dan seluruh wilayahnya, mencerdaskan seluruh warganya.

Demikian pula nilai-nilai keadilan tersebut sebagai dasar dalam pergaulan

antar negara sesama bangsa didunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban

hidup bersama dalam suatu pergaulan antar bangsa di dunia dengan

berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian abadi

serta keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial).

Selain itu secara kejiwaan cita-cita keadilan tersebut juga meliputi

seluruh unsur manusia, jadi juga bersifat monopluralis . sudah menjadi

bawaan hakikatnya hakikat mutlak manusia untuk memenuhi kepentingan

hidupnya baik yang ketubuhan maupun yang kejiwaan, baik dari dirinya

sendiri-sendiri maupun dari orang lain, semua itu dalam realisasi hubungan

kemanusiaan selengkapnya yaitu hubungan manusia dengan dirinya sendiri,

hubungan manusia dengan manusia lainnya dan hubungan manusia dengan

Tuhannya.

D. Pengertian Dan Ciri Pokok Hakikat HAM

1. Pengertian HAM

Hak asasi manusia merupakan hak-hak dasar yang dimilki

oleh manusia, sesuai dengan kodratnya. Hak asasi manusia meliputi

hak hidup, hak kemerdekaan atau kebebasan, hak milik dan hak-hak

dasar lain yang melekat pada diri pribadi manusia dan tidak dapat

diganggu gugat oleh orang lain. Hak asasi manusia hakikatnya

semata-mata bukan dari manusia sendiri tetapi dari Tuhan Yang

Maha Esa. Sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Hak Asasi

Manusia menurut Ketetapan MPR nomor XVII/MPR/1988, bahwa

hak asasi manusia  adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri

6

Page 8: Makalah TENTANG HAM

manusia secara kodrat, universal, dan abadi sebagai anugerah Tuhan

Yang Maha Esa.

Adapun pengertian Hak Asasi Manusia menurut para tokoh-

tokoh lainnya, yaitu :

a. Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam

Teaching Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip

Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang

melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat

hidup sebagai manusia.

b. John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan

langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.

(Mansyur Effendi, 1994).]

c. Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM

disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang

melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan

Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,

dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan

setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat

manusia”

2. Ciri Pokok Hakikat HAM

Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik

kesimpulan tentang beberapa ciri pokok hakikat HAM yaitu:

a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah

bagian dari manusia secara otomatis.

b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras,

agama, etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.

c. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk

membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai

HAM walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak

melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).

7

Page 9: Makalah TENTANG HAM

3. HAM Dalam Perundang-Undangan Nasional

Dalam perundang-undangan RI paling tidak terdapat bentuk

hukum tertulis yang memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam

konstitusi (UUD Negara). Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP MPR).

Ketiga, dalam Undang-undang. Keempat, dalam peraturan pelaksanaan

perundang-undangan seperti peraturan pemerintah, keputusan presiden dan

peraturan pelaksanaan lainnya.

Kelebihan pengaturan HAM dalam konstitusi memberikan jaminan

yang sangat kuat karena perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam

konstitusi seperti dalam ketatanegaraan di Indonesia mengalami proses

yang sangat berat dan panjang, antara lain melalui amandemen dan

referendum, sedangkan kelemahannya karena yang diatur dalam konstitusi

hanya memuat aturan yang masih global seperti ketentuan tentang HAM

dalam konstitusi RI yang masih bersifat global. Sementara itu bila

pengaturan HAM dalam bentuk Undang-undang dan peraturan

pelaksanaannya kelemahannya, pada kemungkinan seringnya mengalami

perubahan.

E. HAM Dalam Tinjauan Islam

Adanya ajaran tentang HAM dalam Islam menunjukan bahwa Islam

sebagai agama telah menempatkan manusia sebagai makhluk terhormat dan

mulia. Oleh karena itu, perlindungan dan penghormatan terhadap manusia

merupakan tuntutan ajaran itu sendiri yang wajib dilaksanakan oleh umatnya

terhadap sesama manusia tanpa terkecuali. Hak-hak yang diberikan Allah itu

bersifat permanent, kekal dan abadi, tidak boleh dirubah atau dimodifikasi

(Abu A’la Almaududi, 1998). Dalam Islam terdapat dua konsep tentang hak,

yakni hak manusia (hak al insan) dan hak Allah. Setiap hak itu saling

melandasi satu sama lain. Hak Allah melandasi manusia dan juga sebaliknya.

Konsep islam mengenai kehidupan manusia didasarkan pada

pendekatan teosentris (theocentries) atau yang menempatkan Allah melalui

ketentuan syariatnya sebagai tolak ukur tentang baik buruk tatanan kehidupan

8

Page 10: Makalah TENTANG HAM

manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat atau warga

bangsa. Dengan demikian konsep Islam tentang HAM berpijak pada ajaran

tauhid. Konsep tauhid mengandung ide persamaan dan persaudaraan manusia.

Konsep tauhid juga mencakup ide persamaan dan persatuan semua makhluk

yang oleh Harun Nasution dan Bahtiar Effendi disebut dengan ide

perikemakhlukan. Islam datang secara inheren membawa ajaran tentang

HAM, ajaran islam tentang HAM dapat dijumpai dalam sumber utama ajaran

islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadits yang merupakan sumber ajaran normative,

juga terdapat praktek kehidupan umat islam.

Dilihat dari tingkatannya, ada 3 bentuk HAM dalam Islam, pertama,

Hak Darury (hak dasar). Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut

dilanggar, bukan hanya membuat manusia sengsara, tetapi juga eksistensinya

bahkan hilang harkat kemanusiaannya. Sebagai misal, bila hak hidup

dilanggar maka berarti orang itu mati. Kedua, hak sekunder (hajy) yakni hak-

hak yang bila tidak dipenuhi akan berakibat hilangnya hak-hak elementer

misalnya, hak seseorang untuk memperoleh sandang pangan yang layak maka

akan mengakibatkan hilangnya hak hidup. Ketiga hak tersier (tahsiny) yakni

hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer dan sekunder (Masdar F.

Mas’udi, 2002)

Mengenai HAM yang berkaitan dengan hak-hak warga Negara, Al

Maududi menjelaskan bahwa dalam Islam hak asasi pertama dan utama warga

negara adalah :

1. Melindungi nyawa, harta dan martabat mereka bersama-sama dengan

jaminan bahwa hak ini tidak kami dicampuri, kecuali dengan alasan-alasan

yang sah dan ilegal.

2. Perlindungan atas kebebasan pribadi. Kebebasan pribadi tidak bisa

dilanggar kecuali setelah melalui proses pembuktian yang meyakinkan

secara hukum dan memberikan kesempatan kepada tertuduh untuk

mengajukan pembelaan

3. Kemerdekaan mengemukakan pendapat serta menganut keyakinan

masing-masing

9

Page 11: Makalah TENTANG HAM

4. Jaminan pemenuhan kebutuhan pokok bagi semua warga negara tanpa

membedakan kasta atau keyakinan. Salah satu kewajiban zakat kepada

umat Islam, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan pokok warga

negara.

F. Pelanggaran HAM dan Pengadilan HAM

Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok

orang termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau

kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau

mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-

Undang ini, dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh

penyelesaian hukum yang berlaku (UU No. 26/2000 tentang pengadilan

HAM). Sedangkan bentuk pelanggaran HAM ringan selain dari kedua bentuk

pelanggaran HAM berat itu.

Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan

maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian

kelompok bangsa, ras, kelompok etnis dan kelompok agama. Kejahatan

genosida dilakukan dengan cara membunuh anggota kelompok,

mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-

anggota kelompok, menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan

mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya,

memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam

kelompok, dan memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu

ke kelompok lain (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM).

Sementara itu kejahatan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang

dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang

diketahuinya bahwa serangan tersebut tujukan secara langsung terhadap

penduduk sipil berupa pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran

atau pemindahan penduduk secara paksa, perampasan kemerdekaan atau

perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar

(asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional, penyiksaan, perkosaan,

10

Page 12: Makalah TENTANG HAM

perbudakan seksual, pelacuran secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan

seksual lain yang setara, penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau

perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis,

budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara

universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional,

penghilangan orang secara paksa, dan kejahatan apartheid.

Pelanggaran terhadap HAM dapat dilakukan oleh baik aparatur negara

maupun bukan aparatur negara (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM).

Karena itu penindakan terhadap pelanggaran HAM tidak boleh hanya

ditujukan terhadap aparatur negara, tetapi juga pelanggaran yang dilakukan

bukan oleh aparatur negara. Penindakan terhadap pelanggaran HAM mulai

dari penyelidikan, penuntutan, dan persidangan terhadap pelanggaran yang

terjadi harus bersifat non-diskriminatif dan berkeadilan. Pengadilan HAM

merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan pengadilan umum.

 

G. Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM

1. Parapedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM

terhadap para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki

berjalan di pinggir jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan.

2. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu

jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap

anak, sehingga seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai

dengan minat dan bakatnya.

3. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada

suatu mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan

kepada setiap mahasiswa.

4. Parapedagang tradisioanal yang berdagang di pinggir jalan merupakan

pelanggaran HAM ringan terhadap pengguna jalan sehingga para

pengguna jalan tidak bisa menikmati arus kendaraan yang tertib dan

lancar.

11

Page 13: Makalah TENTANG HAM

BAB III

DATA 

A. Lokasi

Tempat Kejadian      : Daerah

Kabupaten                : Daerah

Propinsi                    : Jawa Barat

B. Masalah Pelanggaran HAM

Di bawah ini adalah salah satu contoh Kasus yang melanggar HAM

yakni tentang pemerasan terhadap TKI/TKW asal Daerah.

LSM CSPD Daerah

Daerah, 25 Pebruari 2002 14:38

TKW asal Daerah Jabar yang jumlahnya ribuan- sepulang dari negara

tempat mereka bekerja, mengeluhkan ulah calo dari perusahaan jasa

pemulangan TKI/TKW di Kabupaten Daerah. Mereka diperas Rp 1,6 juta per

orang, dari ongkos resmi Rp 160 ribu. Demikian diungkapkan Direktur

Centra Studi Pemberdayaan Daerah (CSPD) Yudi Junadi, Senin (25/2) di

Daerah.

Menurutnya, sejak sebulan terakhir, lembaga yang dipimpinnya

kebanjiran pengaduan para TKI/TKW yang merasa diperas saat akan pulang

ke desanya.

“Kami berharap, Pemerintah Kabupaten Daerah tidak tutup mata

terhadap persoalan nasib TKI/TKW ini, karena berdasarkan pengaduan yang

kami terima, mereka dipungut biaya pemulangan hingga Rp 2,5 juta per

orang,” ungkap Yudi, yang juga mantan Ketua LBH Daerah.

Advokat Senior ini menceritakan, sejak awal 2002, broker jasa

pemulangan dan pemberangkatan TKI/TKW di Daerah terus menggembar-

gemborkan, mereka akan memberikan perlindungan terhadap para TKW/TKI.

Ironisnya, di antara mereka ada yang berkolaborasi dengan sejumlah lembaga

swadaya masyarakat (LSM), sehingga menimbulkan kerancuan.

12

Page 14: Makalah TENTANG HAM

Berdasarkan pemantauan CSPD, sejumlah TKI/TKW yang baru turun

dari Terminal III Bandara Soekarno-Hatta, terus dibuntuti para broker dan

diminta menggunakan jasanya. Seperti sudah ada kerjasama dengan pihak

bandara, para TKI/TKW itu dibingungkan oleh sulitnya transportasi untuk

kepulangan mereka, sehingga mereka terpaksa menggunakan jasa mereka.

Namun, para pekerja yang rata-rata dari kampung itu, yang biasanya

hanya membayar Rp 160.000 per orang, ternyata diharuskan membayar

antara Rp 1,6 hingga Rp 2,5 juta per orang. Bukan hanya itu, mereka juga

dipaksa untuk menukarkan cek gajinya kepada mereka dengan nilai yang

sangat rendah.

“Salah satunya menimpa korban Ny. Komariah (34), asal Desa Peuteuy

Condong Kec. Cibeber, Kab. Daerah. Uang gajinya yang masih berupa cek

dipaksa ditukarkan dengan harga Rp 7.000 per dolar AS. Padahal, saat itu

nilai rupiah terhadap dolar lebih dari Rp 10.000, ” papar Yudi.

Menurut pemantauan CSPD, ada tiga titik penampungan sementara

TKI/TKW yang baru pulang ke Daerah, yakni di Cipanas, di samping

Harimart Daerah Kota, dan di sebuah asrama.

Anehnya, meski aksi pemerasan ini berjalan cukup lama, polisi

mengaku belum mengetahui kejadian. Padahal, berita tentang pemerasan

terhadap TKI/TKW ini hampir terjadi setiap hari, sesalnya.

13

Page 15: Makalah TENTANG HAM

Sementara itu, Agum, salah seorang pengurus Asosiasi Jasa

Pemulangan dan Pemberangkatan TKI/TKW Daerah (Apjatic), ketika

dikonfirmasi membantah pihaknya melakukan pemerasan terhadap TKI/TKW

yang baru pulang kampung. “Kami justru memberikan perlindungan terhadap

para TKI/TKW itu supaya tidak diperdaya oleh oknum-oknum yang tidak

bertanggungjawab,” bela Agum.

Dia berdalih, kalau pada akhirnya seorang TKI/TKW memberikan

ongkos lebih, itu disebabkan puas atas pelayanannya, bukan berarti

pemerasan. Mereka akan merasa nyaman dan aman sampai di tempat tujuan,”

kilah Agum.

Namun demikian, Agum tidak menyangkal banyaknya pemerasan

terhadap TKI/TKW asal Daerah. Menurutnya, hal itu disebabkan tidak

adanya lembaga resmi yang mengatur pemulangan TKI/TKW, sehingga

memancing oknum untuk melakukan pemerasan.

14

Page 16: Makalah TENTANG HAM

Kabupaten Daerah merupakan salah satu daerah pemasok TKI/TKW

terbesar se-Jawa Barat. Setiap hari sedikitnya 130 TKI/TKW pulang ke

kampung halamannya di berbagai daerah di Kabupaten Daerah.

Guna menghindari pemerasan, TKI/TKW asal Daerah Selatan ada

yang memilih tinggal di rumah kerabatnya di Daerah, sebelum pulang ke

desanya. Sebab, jika langsung pulang ke desa, kata salah seorang dari mereka,

bisa-bisa dijadikan bulan-bulanan para broker pemulangan TKI/TKW.

 

15

Page 17: Makalah TENTANG HAM

BAB IV

PEMBAHASAN MASALAH

 

A. Sebab-Sebab Pelanggaran HA

Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya pelanggaran HAM

yang terjadi di Daerah, yaitu sebagai berikut :

1. Kurangnya menghormati hak asasi orang lain, moral, etika, dan tata tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Masyarakat warga yang belum berdaya.3. Interprestasi dan penerapan yang salah dari norma–norma agama dan

perintah (intruksi)4. Good Governence masih bersifat retorika.5. Corporete Governence masih bersifat retorika .

B. Cara-Cara Penanggulangan Pelanggaran HAM\

Berikut ini adalah Cara penanggulangan pelanggaran HAM yang

terjadi di Daerah, yaitu sebagai berikut :

1. Membawa kasus–kasus pelanggaran hak asasi manusia ke pengadilan hak

asasi manusia dengan tetap menerapkan asas praduga tak bersalah.

2. Membangun budaya hak asasi manusia.

3. Berdayakan mekanisme perlindungan hak asasi manusia yang ada dan

membentuk lembaga–lembaga khusus yang mengenai masalah masalah

khusus.

4. Mempergiat sosialisasi hak asasi manusia kepada semua kelompok dan

tingkat dalam masyarakat dengan mengikut sertakan LSM dalam

kemitraan dengan pemerintah.

5. Mencabut dan merivisi semua undang–undang peraturan yang

bertentangan dengan hak asasi manusia.

6. Memberdayakan aparat pengawas.

7. Mengembangkan managemen konflik oleh lembaga–lembaga

perlindungan hak asasi manusia.

8. Memprioritaskan penyusunan prosedur pengaduan dan penanganan kasus–

kasus pelanggaran hak asasi manusia.

16

Page 18: Makalah TENTANG HAM

9. Membentuk lembaga–lembaga yang membantu korban pelanggaran hak

asasi manusia dalam mengurus kompensasi dan rehabilitasi.

10. Mengembangkan lembaga-lembaga dan program–program yang

melindungi korban dan saksi pelanggaran hak asasi manusia.

C.    Kewajiban dan Tanggung Jawab Pemerintah

Berikut ini adalah kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah menurut

UU No. 39 Tahun 1999, yaitu sebagai berikut:

1. Pemerintah Wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi,

menegakkan dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam

undang-undang ini, peraturan peundang-undangan lain dan hukum

internasional tentang hak asasi manusia yang diterima oleh negara RI.

2. Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah sebagaimana dimaksud

meliputi langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik,

ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan negara dan bidang lain.

3. Hak dan kebebasan yang diatur dalam undang-undang ini hanya dapat

dibatasi oleh dan berdasarkan undang-undang, semata-mata untuk

menjamin pengakuan dann penghormatan terhadap hak asasi manusia serta

kebebasan dasar orang lain, kesusilaan, ketertiban umum dan kepentingan

bangsa.

4. Tidak satu ketentuan pun dalam undang-undang ini boleh diartikan bahwa

pemerintah, partai, golongan atau pihak manapun dibenarkan mengurangi,

merusak atau menghapuskan hak asasi manusia atau kebebasan dasar yang

diatur dalam undang-undang ini.

17

Page 19: Makalah TENTANG HAM

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

 

A. Kesimpulan

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan

kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi,

tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau

menindas HAM orang lain.

Dalam kehidupan bernegara, HAM diatur dan dilindungi oleh

perundang-undangan, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang

dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu

Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM

menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM

sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

B. Saran

Upaya agar sadar akan pentingnya Hak Asasi Manusia, maka penulis

memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan

memperjuangkan HAM kita sendiri.

2. Kerjasama antara Pemerintah daerah dan warga masyarakat Daerah perlu

ditingkatkan.

3. Kita harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai

kita melakukan pelanggaran HAM dan Jangan sampai pula HAM kita

dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain

4. Pemerintah khususnya pihak kepolisian harus bisa menjadi sarana dalam

menyelesaikan masalah pelanggaran HAM.

5. Pemerintah harus bisa bekerjasama dengan masyarakat dalam

mewujudkan kesejahteraan rakyat.

18

Page 20: Makalah TENTANG HAM

6. Pelanggaran hak asasi manusia di negara Indonesia khususnya di Daerah

Jawa Barat, seharusnya ditanggapi dengan cepat dan tanggap oleh

pemerintah dan disertai peran serta masyarakat.

7. Dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi

antara HAM kita dengan HAM orang lain.

19

Page 21: Makalah TENTANG HAM

DAFTAR PUSTAKA

 

Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma.

Sadjiman, Djunaedi. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Daerah :Tanpa Nama

Penerbit.

Sumarsono, dkk. 2006. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama.

http://www.google.com

http://en.wikipedia.org

http://www.gatra.com

http://www.anakciremai.com

20