makalah gizi seimbang pada anak

27
KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya makalah yang berjudul "Gizi Seimbang Pada Balita" ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sebagai tugas untuk mata kuliah ilmu gizi. Keberhasilan penulis dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Medan, Oktober 2012 Penulis

Upload: liunchenshe

Post on 29-Oct-2014

56 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah gizi seimbang pada anak

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan

karunia-Nya makalah yang berjudul "Gizi Seimbang Pada Balita" ini dapat diselesaikan

tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sebagai tugas untuk mata kuliah ilmu gizi.

Keberhasilan penulis dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari

bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan

dan masih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini,

sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Medan, Oktober 2012

Penulis

Page 2: Makalah gizi seimbang pada anak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh

seorang anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal

menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidak

cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang

terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema

makan pada anak.

Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang

dewasa. Tetapi merekapun bisa menolak bila makanan yang disajikan tidak

memenuhi selera mereka. Oleh karena itu sebagai orang tua kita juga harus

berlaku demokratis untuk sekali-kali menghidangkan makanan yang memang

menjadi kegemaran si anak.

Intake gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan

badan yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula

pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang.

Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya

pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa

pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada

anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup

atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung

banyak gizi.

B. Tujuan

Adapun tujuan dibuatnya penulisan ini yaitu :

1. Untuk mengenal lebih jelas tentang pemenuhan kebutuhan gizi pada balita

2. Menu makanan ideal untuk balita

3. Serta faktor yang mempengaruhi status nutrisi balita

4. Mendidik kebiasaan makan yang baik, mencakup penjadwalan makan, belajar

Page 3: Makalah gizi seimbang pada anak

menyukai, memilih dan menentukan jenis makanan yang bermutu.

5. Masalah-masalah yang mempengaruhi gizi balita

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemenuhan Gizi Pada Balita

1. Mengenal Balita

Secara harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang

dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam

golongan ini. Namun, karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi usia di bawah

satu tahun berbeda dengan anak usia diatas satu tahun, banyak ilmuwan yang

membedakannya. Utamanya, makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu

(ASI), sedangkan umumnya anak usia lebih dari satu tahun mulai menerima

makanan padat seperti orang dewasa.

Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas

menyusu sampai dengan prasekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan

perkembangan kecerdasannya, faal tubuhnya juga mengalami perkembangan

sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus disesuaikan dengan

keadaannya. Menurut Persagi (1992), berdasarkan karakteristiknya, balita usia 1-5

tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai

tiga tahun yang dikenal dengan “ batita “ dan anak usia lebih dari tiga tahun

sampai lima tahun yang dikenal dengan usia “ prasekolah”. Batita sering disebut

konsumen pasif, sedangkan usia prasekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif.

2. Karakteristik Balita

Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima

makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya

anak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan

masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah

makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil

menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan

lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan

yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.

Page 4: Makalah gizi seimbang pada anak

3. Karakteristik Usia Prasekolah

Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka sudah

dapat memilih makanan yang disukainya. Masa ini juga sering dikenal sebagai “

masa keras kepala “. Akibat pergaulan dengan lingkungannya terutama dengan

anak-anak yang lebih besar, anak mulai senang jajan. Jika hal ini dibiarkan,

jajanan yang dipilih dapat mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan bagi

tubuhnya sehingga anak kurang gizi.

Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh kedaan psikologis, kesehatan, dan

sosial anak. Oleh karena itu, kedaan lingkungan dan sikap keluarga merupakan hal

yang sangat penting dalam pemberian makan pada anak agar anak tidak cemas

dan khawatir terhadap makanannya. Seperti pada orang dewasa, suasana yang

menyenangkan dapat membangkitkan selera makan anak.

4. Peran Makanan Bagi Balita

a. Makanan sebagai sumber zat gizi

Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak,

protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat

tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.

1) Zat tenaga

Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak,

dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya

serta pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat

gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.

2) Zat Pembangun

Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan

perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan

yang aus atau rusak.

3) Zat pengatur

Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk

otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan

sebagai zat pengatur.

Page 5: Makalah gizi seimbang pada anak

a) Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C )

maupun yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).

b) Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.

c) Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.

5. Kebutuhan Gizi Balita

Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk

memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi

ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan.

Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga

diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan

menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat

(KMS).

a. Kebutuhan Energi

Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang

dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat.

Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.

b. Kebutuhan zat pembangun

Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga

kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika

dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya

relatif lebih kecil.

c. Kebutuhan zat pengatur

Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan

bertambahnya usia.

6. Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi

Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan

gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung

gangguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima

tahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari

makanan dengan kebutuhan tubuh mereka.Berbagai faktor yang secara tidak

Page 6: Makalah gizi seimbang pada anak

langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak Balita antara

lain sebagai berikut:

a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan

Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang

sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan

seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya

ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada

keluarga yang berpenghasilan relatif baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan

bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai

sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan anak balita.

Menurut Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karena kurang

pengetahuan dan keterampilan dibidang memasak menurunkan komsumsi

anak, keragaman bahan dan keragaman jenis masakan yang mempengaruhi

kejiwaan misalnya kebosanan.

b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu

Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak

digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak

baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapae

menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi

kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein dibeberapa daerah masih

dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga.

c. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan

Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu masih

sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan

telur, ikan, ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan

hanya diwarisi secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat

memerlukan bahan makanan seperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya.

Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil membuat anak

sulit mendapat cukup protein. Beberapa orang tua beranggap ikan, telur, ayam, dan

jenis makanan protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang

terkena diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara pengobatan seperti ini

akan memperburuk gizi anak. ( Dr. Harsono, 1999).

d. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu

Page 7: Makalah gizi seimbang pada anak

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai

faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang

diperlukan.

e. Jarak kelahiran yang terlalu rapat

Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita

gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang baru telah

lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik. Anak yang dibawah usia

2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik perawatan makanan

maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang, jika dalam masa 2 tahun itu ibu

sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan menjadi

berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih sangat dibutuhkan anak akan

berhenti keluar. Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan

pengganti ASI, yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat rendah,

dengan penghentian pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan lebih cepat

mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi buruk, yang apabila tidak

segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian. Karena alasan inilah dalam

usaha meningkatkan kesejahteraan keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu

dilakukan usaha untuk mengatur jarak kelahiran dan kehamilan.

f. Sosial Ekonomi

Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan.

Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan

yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.

g. Penyakit infeksi

Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan. Penyakit

ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk

pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan. Penyakit-

penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare, infeksi saluran

pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis, cacingan. ( Dr.

Harsono, 1999).

7. Akibat Gizi yang Tidak Seimbang

a. Kekurangan Energi dan Protein (KEP)

Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein.

1) Makanan yang tersedia kurang mengandung energi

2) Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan

Page 8: Makalah gizi seimbang pada anak

3) Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan

dalam usus terganggu

4) Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak

diimbangi dengan asupan yang memadai.

Kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan dan

perkembangan balita terganggu.Gangguan asupan gizi yang bersifat akut

menyebabkan anak kurus kering yang disebut dengan wasting. Wasting, yaitu

berat badan anak tidak sebanding dengan tinggi badannya. Jika kekurangna ini

bersifat menahun ( kronik), artinya sedikit demi sedikit, tetapi dalam jangka

waktu yang lama maka akan terjadi kedaan stunting. Stunting , yaitu anak menjadi

pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya walaupun secara sekilas

anak tidak kurus.

Berdasarkan penampilan yang ditunjukkan, KEP akut derajat berat dapat

dibedakan menjadi tiga bentuk.

1) Marasmus

Pada kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya seperti

orang tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan.

2) Kwashiorkor

Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di sela-

sela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya

mengalami pengurusan ( wasting ). Edema dikarenakan kekurangan asupan

protein secara akut ( mendadak ), misalnya karena penyakit infeksi padahal

cadangan protein dalam tubuh sudah habis.

3) Marasmik-kwashiorkor

Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor. Kejadian

ini dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat tidak dapat

terpenuhi dari asupannya.

b. Obesitas

Timbulnya Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor

keturunan dan lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang

Page 9: Makalah gizi seimbang pada anak

tidak sesuai dengan penggunaan. Menurut Aven-Hen (1992), obesitas sering

ditemui pada anak-anak sebagai berikut:

1) Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol.

2) Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat.

3) Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi.

4) Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat

sesuai keinginan orangtua.

5) Anak yang malas untuk beraktivitas fisik.

6) Penyebab Balita Kurang Nafsu makan :

a. Faktor penyakit organis

b. Faktor gangguan psikologi

Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut:

1) Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi

frustasi dan menangis

2) Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/

takaran tertentu sehingga anak menjadi tertekan

3) Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan /

membosankan

4) Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis

yang diberikan tidak sesuai dengan sehingga susu yang diberikan

tidak dihabiskan

5) Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan

bersama kedua orang tuanya.

c. Faktor pengaturan makanan yang kurang baik

Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi anak sulit makan ( faktor

organis, faktor psikologis, atau faktor pengaturan makanan )

1) Jika penyebabnya faktor organis, yang harus dilakukan adalah

dengan menyembuhka penyakitnya melalui dokter.

2) Jika penyebabnya faktor psikologis, berikut beberapa hal yang

dapat dilakukan.

Page 10: Makalah gizi seimbang pada anak

(a) Makanan dibuat dengan resep masakan yang mudah dan

praktis sehingga dapat menggugah selera makan anak dan

disajikan semenarik mungkin.

(b) Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan, orangtua

harus sabar saat memberi makan anak.

(c) Upayakan suasana makan menyenangkan , sebaiknya waktu

makan disesuaikan denga waktu makan keluarga karena anak

punya semangat untuk menghabiskan makanannya dengan

makan bersama keluarga (orangtua)

(d) Pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap suatu jenis

makanan sebaiknya dihindari dan ditanamkan pada anak

memilih bahan /jenis makanan yang baik.

Jika penyebabnya adalah faktor pengaturan makanan maka

dapat dilakukan beberapa hal berikut ini.

(a) Diusahakan waktu makan teratur dan makanan diberikan

pada saat anak benar-benar lapar dan haus

(b) Makanan selingan dapat diberikan asalkan makanan

tersebut tidak membuat anak menjadi kenyang agar anak

tetap mau makan nasi.

(c) Untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan

selingan, sebaiknya didampingi oleh orang tuanya sehingga

anak dapat memilih makanan jajanan yang baik dari segi

kandungan gizi maupun kebersihannya.

(d) Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus

diatur disesuaikan dengan kebutuhan/kecukupan gizinya

sehingga anak tidak menderita gizi kurang atau gizi lebih.

(e) Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus

disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan

anak.

B. Menu Makanan Balita

Page 11: Makalah gizi seimbang pada anak

Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan

kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu

diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan

variasi makanan.

Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai

berikut :

a. Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari

sebaiknya terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.

b. Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan

asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu

yang disarankan adalah:

Pagi hari waktu sarapan.

Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu.

Pukul 12.00 pada waktu makan siang.

Pukul 16.00 sebagai selingan

Pukul 18.00 pada waktu makan malam.

Sebelum tidur malam, tambahkan susu.

Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi.

Contoh Pola Jadwal Pemberian Makanan Menjelang Anak Usia 1

Tahun Perlu diketahui, jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat

bergeser, tapi jangan terlalu jauh)

Pukul 06.00 : Susu

Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim

Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan

Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim

Pukul 14.00 : Susu

Pukul 16.00 : Makanan selingan

Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim

Pukul 20.00 : Susu.

Makanan Selingan Balita

Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang

mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan

Page 12: Makalah gizi seimbang pada anak

seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada

usia dewasa sampai lanjut.

Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan

sel otak sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu

diperhatikan keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil.

Pertum-buhan sel otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun.

Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan

makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima

oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan

keluarga.

Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga.

Peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang

sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau, dan mampu menerapkan

makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak akan meniru

perilaku makan dari orangtua dan orang-orang di sekelilingnya dalam keluarga.

Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di antara

makan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup

menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun, pemberian yang

berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu

makannya.

Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi

lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-

arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran,

piza, dan lain-lain.

Fungsi makanan selingan adalah :

1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan

makanan selingan.

2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi,

siang dan malam).

3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita.

Makanan selingan yang baik dibuat sendiri di rumah sehingga sangat

higienis dibandingkan jika dibeli di luar rumah. Bila terpaksa membeli, sebaiknya

Page 13: Makalah gizi seimbang pada anak

dipilih tempat yang bersih dan dipilih yang lengkap gizi, jangan hanya sumber

karbohidrat saja seperti hanya mengandung gula saja. Makanan ini jika diberikan

terus-menerus sangat berbahaya. Jika sejak kecil hanya senang yang manis-manis

saja maka kebiasaan ini akan dibawa sampai dewasa dan risiko mendapat

kegemukan menjadi meningkat. Kegemukan merupakan faktor risiko pada usia

yang relatif muda dapat terserang penyakit tertentu.

B. Menu untuk Balita yang Sedang Sakit

Penyakit balita secara umum biasanya adalah gejala panas, diare, batuk,

muntah. Tindakan terbaik adalah berkonsultasi ke dokter supaya lekas ditangani

dengan obat yang tepat, sehingga cepat sembuh. Untuk mempercepat kesembuhan

balita, bisa diimbangi dengan pengaturan makanannya.

1. Untuk balita dengan panas tinggi

PENDERITA penyakit yang disertai panas tinggi kebutuhan gizinya

meningkat. Hal ini disebabkan metabolisme tubuh meningkat, penyerapan zat-

zat gizi menurun dan adanya faktor lain yang berhubungan dengan

penyakitnya. Nafsu makan pun biasanya menurun.

Makanan hendaknya memenuhi syarat-syarat :

a. Konsistensinya lunak. Makanan pokok seperti nasi tim, kentang pure,

bubur dan lain-lain.

b. Kebutuhan kalori meningkat, sebaiknya diberikan porsi kecil dan sering.

c. Sumber protein seperti susu, daging, hati, ikan, telur, tahu, tempe, dan

kacang-kacangan diberikan lebih dari porsi normalnya.

d. Kebutuhan air diberikan lebih banyak, karena suhu lebih tinggi dari

normal sehingga banyak terjadi penguapan melalui keringat. Sari buah

sangat baik karena mengandung air, vitamin dan mineral. Berikan

minuman lebih banyak dari biasanya.

e. Makanan minuman tidak boleh diberikan terlalu panas atau terlalu dingin.

2. Untuk balita dengan gejala mencret (diare)

DIARE pada bayi dan anak merupakan penyakit utama di Indonesia. Diare

diartikan sebagai buang air besar tidak normal atau bentuk tinja encer dengan

frekuensi lebih banyak dari biasanya. Penyebab diare ada beberapa faktor,

yaitu:

Page 14: Makalah gizi seimbang pada anak

a. Infeksi. Infeksi virus atau infeksi bakteri pada saluran pencernaan

merupakan penyebab diare pada anak.

b. Malabsorpsi. Gangguan absorpsi biasanya terhadap zat-zat gizi yaitu

karbohidrat (umumnya laktosa), lemak dan protein.

c. Makanan. Makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan tertentu.

d. Faktor psikologis. Rasa takut, cemas (umumnya jarang terjadi pada anak).

Akibat diare (mencret), anak akan kehilangan banyak air dan elektrolit

(dehidrasi) yang menyebabkan tubuh kekurangan cairan, gangguan gizi sebab

masukkan makanan kurang sedang pengeluaran bertambah, dan hipoglikemia

yaitu kadar gula darah turun di bawah normal.

Pengaturan makanannya secara umum adalah:

a. Cairan harus cukup untuk mengganti cairan yang hilang, baik melalui

muntah maupun diare. Setiap kali buang air besar beri minum satu gelas

larutan oralit atau larutan gula garam.

b. Berikan makanan yang rendah serat, cukup energi, protein, vitamin dan

mineral.

c. Suhu makanan dan minuman lebih baik dalam keadaan hangat, tidak panas

atau terlalu dingin.

d. Bentuk makanan lunak.

3. Untuk balita dengan gejala penyakit saluran pernapasan

PENYAKIT saluran pernapasan yang dikenal adalah bronchitis, dan

umumnya disebabkan virus, misalnya virus influenza. Selain juga karena

cuaca dan polusi udara.

Mengatur makanannya dengan :

a. Banyak diberi minum, terutama sari buah-buahan, sebaiknya diberikan

dalam keadaan hangat.

b. Makanan diberikan dalam keadaan lunak dan tidak merangsang.

c. Susu dapat diberikan dalam bentuk minuman atau campuran seperti

sirup dan lain-lain. Bisa juga dibentuk makanan kecil seperti puding.

d. Hindari makanan yang digoreng.

4. Untuk balita dengan gejala muntah

Page 15: Makalah gizi seimbang pada anak

MUNTAH adalah gejala dari beberapa penyakit antara lain keracunan

makanan, infeksi appendiks, gula darah yang sangat rendah, dan lain-lain.

Syarat makanannya:

a. Berikan makanan lunak yang mudah dicerna, dalam porsi kecil tetapi

bertahap dan sering.

b. Banyak cairan untuk mengganti cairan yang keluar, seperti sari buah yang

segar dan susu campur buah supaya segar.

c. Cukup protein, mengingat karena penyakitnya ia membutuhkan

peningkatan protein dibandingkan dengan kebutuhan biasa. Bisa diperoleh

dari telur, susu, daging, ayam dan lain-lain.

d. Lemak perlu diberikan, untuk memberi rasa dan meningkatkan kalori.

Tetapi berikan makanan yang mudah dicerna dan secukupnya, karena

kelebihan lemak akan membuat mual

5. Untuk balita dengan gejala batuk

GEJALA batuk bisa bercampur dengan gejala lain, misalnya pada penyakit

bronchitis yang disertai panas, demikian juga penyakit lain seperti flu dan

sebagainya. Pengaturan makanan yang perlu diperhatikan :

a. Kalau ada gejala panas, beri makanan lunak dan banyak cairan atau

minum.

b. Nafsu makan yang menurun akibat batuk terus-menerus harus diimbangi

makan yang cukup supaya kondisi tubuh membaik.

c. Untuk memudahkan pengaturan makannya, berikan porsi kecil tetapi

sering dan bertahap supaya kebutuhan gizinya terpenuhi.

d. Cukup protein karena penyakit dengan gejala batuk membutuhkan protein

lebih tinggi dari biasanya.

e. Jangan makan gorengan atau bumbu yang merangsang agar tidak

menimbulkan batuk. Kurangi mengonsumsi yang terlalu manis dan bisa

menimbulkan batuk seperti cokelat, permen, manisan dan minuman manis.

f. Setelah anak sembuh, kalau berat badannya turun perlu ditingkatkan

konsumsi makanannya.

C. Kebutuhan Energi Dan Zat Gizi Balita

1. Perhitungan Berat Badan Ideal

Page 16: Makalah gizi seimbang pada anak

Berat badan ideal anak umur 1 tahun = 3 X BB lahir

Berat badan ideal anak umur 2 tahun = 4 X BB lahir

Page 17: Makalah gizi seimbang pada anak

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pemenuhan gizi balita dapat dilihat dari karakteristik anak itu sendiri.

2. Pemberian asupan zat makanan seperti zat tenaga, zat pembangun, dan zat

pengatur sangat diperlukan bagi balita.

3. Dan pengeluarannya asupan makanan harus ada keseimbangan sehingga

diperoleh status gizi yang baik.

4. Menu makanan yang baik seperti 4 sehat 5 sempurna sangat mempengaruhi

kesehatan dan kecerdasan bagi otaknya.

5. Faktor yang mempengaruhi status nutrisi untuk balita yaitu serat makan dan

kemudahan dalam mencerna makanan dari sumber makanan yang ia makan,

vitamin serta pengaruh obat yang diminum dan faktor endokrin dan

emosional.

B. Saran

1. Pengetahuan ibu harus luas mengenai pemahaman tentang anak.

2. Sebaiknya seorang ibu harus bisa mengatur / memilah-milah makanan untuk

balita.

3. Berikan anak makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna karena sangat

baik untuk pertumbuhan anak.

4. Jangan lupa pemberian makanan yang sehat serta suplemen yang teratur

untuk pertumbuhan dan kecerdasannya.

Page 18: Makalah gizi seimbang pada anak

DAFTAR PUSTAKA

Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.

Emawati F . , Yuniar R , Susilawati , Herman . 2000 . Kebutuhan Ibu Hamil Akan

Tablet Besi Untuk Pencegahan Anemia . Penelitian Gizi dan Makanan .

Jilid 23 : 92

Libuae P . Perbaikan Gizi Anak Sekolah Sebagai Investasi SDM . dalam Kompas

9 September 2002 .

Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Sudiyanto. Dalam membina anak dalam mencapai cita-citanya. Tumbuh kembang

anak, Fakultas Kedokteran UI.

Nasution, A.H., dkk. 1988. Gizi untuk Kebutuhan Fisiologis Khusus. Terjemahan.

PT Gramedia. Jakarta.

Almasyhuri. 1998 . Survey Tingkat Prevalensi Anemia pada Ibu Hamil. Penelitian

Gizi dan Makanan . Jilid 21 : 15