makalah gizi seimbang pada anak

Upload: danema-grunge

Post on 10-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

cjc

TRANSCRIPT

Makalah gizi seimbang pada anak

seimbang pada anak Document Transcript

KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dankarunia-Nya makalah yang berjudul "Gizi Seimbang Pada Balita" ini dapat diselesaikantepat pada waktunya. Makalah ini disusun sebagai tugas untuk mata kuliah ilmu gizi. Keberhasilan penulis dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas daribantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaandan masih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk itu penulismengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini,sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Medan, Oktober 2012 Penulis

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi olehseorang anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternalmenyangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidakcukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yangterdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problemamakan pada anak. Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orangdewasa. Tetapi merekapun bisa menolak bila makanan yang disajikan tidakmemenuhi selera mereka. Oleh karena itu sebagai orang tua kita juga harusberlaku demokratis untuk sekali-kali menghidangkan makanan yang memangmenjadi kegemaran si anak. Intake gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhanbadan yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pulapertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang.Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnyapengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masapertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak kepadaanaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukupatau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandungbanyak gizi.B. TujuanAdapun tujuan dibuatnya penulisan ini yaitu :1. Untuk mengenal lebih jelas tentang pemenuhan kebutuhan gizi pada balita2. Menu makanan ideal untuk balita3. Serta faktor yang mempengaruhi status nutrisi balita4. Mendidik kebiasaan makan yang baik, mencakup penjadwalan makan, belajar

menyukai, memilih dan menentukan jenis makanan yang bermutu.5. Masalah-masalah yang mempengaruhi gizi balita BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Pemenuhan Gizi Pada Balita 1. Mengenal Balita Secara harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurangdari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalamgolongan ini. Namun, karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi usia di bawahsatu tahun berbeda dengan anak usia diatas satu tahun, banyak ilmuwan yangmembedakannya. Utamanya, makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu(ASI), sedangkan umumnya anak usia lebih dari satu tahun mulai menerimamakanan padat seperti orang dewasa. Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepasmenyusu sampai dengan prasekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan danperkembangan kecerdasannya, faal tubuhnya juga mengalami perkembangansehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus disesuaikan dengankeadaannya. Menurut Persagi (1992), berdasarkan karakteristiknya, balita usia 1-5tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampaitiga tahun yang dikenal dengan batita dan anak usia lebih dari tiga tahunsampai lima tahun yang dikenal dengan usia prasekolah. Batita sering disebutkonsumen pasif, sedangkan usia prasekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif. 2. Karakteristik Balita Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerimamakanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknyaanak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhanmasa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlahmakanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecilmenyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makanlebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makanyang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.

3. Karakteristik Usia Prasekolah Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka sudahdapat memilih makanan yang disukainya. Masa ini juga sering dikenal sebagai masa keras kepala . Akibat pergaulan dengan lingkungannya terutama dengananak-anak yang lebih besar, anak mulai senang jajan. Jika hal ini dibiarkan,jajanan yang dipilih dapat mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan bagitubuhnya sehingga anak kurang gizi. Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh kedaan psikologis, kesehatan, dansosial anak. Oleh karena itu, kedaan lingkungan dan sikap keluarga merupakan halyang sangat penting dalam pemberian makan pada anak agar anak tidak cemasdan khawatir terhadap makanannya. Seperti pada orang dewasa, suasana yangmenyenangkan dapat membangkitkan selera makan anak.4. Peran Makanan Bagi Balitaa. Makanan sebagai sumber zat gizi Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak,protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zattenaga, zat pembangun , dan zat pengatur. 1) Zat tenaga Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa. 2) Zat Pembangun Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus atau rusak. 3) Zat pengatur Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat pengatur.

a) Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ). b) Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour. c) Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.5. Kebutuhan Gizi Balita Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untukmemelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan giziditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan.Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehinggadiperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau denganmenimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat(KMS).a. Kebutuhan Energi Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.b. Kebutuhan zat pembangun Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.c. Kebutuhan zat pengatur Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya usia.6. Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguangizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsunggangguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah limatahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh darimakanan dengan kebutuhan tubuh mereka.Berbagai faktor yang secara tidak

langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak Balita antaralain sebagai berikut:a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan relatif baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan anak balita. Menurut Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karena kurang pengetahuan dan keterampilan dibidang memasak menurunkan komsumsi anak, keragaman bahan dan keragaman jenis masakan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebosanan.b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapae menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga.c. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan, ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya. Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil membuat anak sulit mendapat cukup protein. Beberapa orang tua beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis makanan protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang terkena diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara pengobatan seperti ini akan memperburuk gizi anak. ( Dr. Harsono, 1999).d. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.e. Jarak kelahiran yang terlalu rapat Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik. Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang, jika dalam masa 2 tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan menjadi berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih sangat dibutuhkan anak akan berhenti keluar. Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan pengganti ASI, yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat rendah, dengan penghentian pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan lebih cepat mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi buruk, yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian. Karena alasan inilah dalam usaha meningkatkan kesejahteraan keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu dilakukan usaha untuk mengatur jarak kelahiran dan kehamilan.f. Sosial Ekonomi Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.g. Penyakit infeksi Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan. Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan. Penyakit- penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare, infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis, cacingan. ( Dr. Harsono, 1999).7. Akibat Gizi yang Tidak Seimbanga. Kekurangan Energi dan Protein (KEP) Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein. 1) Makanan yang tersedia kurang mengandung energi 2) Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan

3) Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam usus terganggu 4) Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak diimbangi dengan asupan yang memadai. Kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan danperkembangan balita terganggu.Gangguan asupan gizi yang bersifat akutmenyebabkan anak kurus kering yang disebut dengan wasting. Wasting, yaituberat badan anak tidak sebanding dengan tinggi badannya. Jika kekurangna inibersifat menahun ( kronik), artinya sedikit demi sedikit, tetapi dalam jangkawaktu yang lama maka akan terjadi kedaan stunting. Stunting , yaitu anak menjadipendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya walaupun secara sekilasanak tidak kurus. Berdasarkan penampilan yang ditunjukkan, KEP akut derajat berat dapatdibedakan menjadi tiga bentuk.1) Marasmus Pada kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya seperti orang tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan.2) Kwashiorkor Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di sela- sela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya mengalami pengurusan ( wasting ). Edema dikarenakan kekurangan asupan protein secara akut ( mendadak ), misalnya karena penyakit infeksi padahal cadangan protein dalam tubuh sudah habis.3) Marasmik-kwashiorkor Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor. Kejadian ini dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat tidak dapat terpenuhi dari asupannya.b. Obesitas Timbulnya Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktorketurunan dan lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang

tidak sesuai dengan penggunaan. Menurut Aven-Hen (1992), obesitas seringditemui pada anak-anak sebagai berikut: 1) Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol. 2) Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat. 3) Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi. 4) Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat sesuai keinginan orangtua. 5) Anak yang malas untuk beraktivitas fisik. 6) Penyebab Balita Kurang Nafsu makan : a. Faktor penyakit organis b. Faktor gangguan psikologi Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut: 1) Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan menangis 2) Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran tertentu sehingga anak menjadi tertekan 3) Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan / membosankan 4) Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang diberikan tidak sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan 5) Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama kedua orang tuanya. c. Faktor pengaturan makanan yang kurang baik Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi anak sulit makan ( faktor organis, faktor psikologis, atau faktor pengaturan makanan ) 1) Jika penyebabnya faktor organis, yang harus dilakukan adalah dengan menyembuhka penyakitnya melalui dokter. 2) Jika penyebabnya faktor psikologis, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan.

(a) Makanan dibuat dengan resep masakan yang mudah dan praktis sehingga dapat menggugah selera makan anak dan disajikan semenarik mungkin. (b) Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan, orangtua harus sabar saat memberi makan anak. (c) Upayakan suasana makan menyenangkan , sebaiknya waktu makan disesuaikan denga waktu makan keluarga karena anak punya semangat untuk menghabiskan makanannya dengan makan bersama keluarga (orangtua) (d) Pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap suatu jenis makanan sebaiknya dihindari dan ditanamkan pada anak memilih bahan /jenis makanan yang baik. Jika penyebabnya adalah faktor pengaturan makanan maka dapat dilakukan beberapa hal berikut ini. (a) Diusahakan waktu makan teratur dan makanan diberikan pada saat anak benar-benar lapar dan haus (b) Makanan selingan dapat diberikan asalkan makanan tersebut tidak membuat anak menjadi kenyang agar anak tetap mau makan nasi. (c) Untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan selingan, sebaiknya didampingi oleh orang tuanya sehingga anak dapat memilih makanan jajanan yang baik dari segi kandungan gizi maupun kebersihannya. (d) Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus diatur disesuaikan dengan kebutuhan/kecukupan gizinya sehingga anak tidak menderita gizi kurang atau gizi lebih. (e) Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak.B. Menu Makanan Balita

Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dankecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perludiperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan danvariasi makanan. Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagaiberikut : a. Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut. b. Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang disarankan adalah: Pagi hari waktu sarapan. Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu. Pukul 12.00 pada waktu makan siang. Pukul 16.00 sebagai selingan Pukul 18.00 pada waktu makan malam. Sebelum tidur malam, tambahkan susu. Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi. Contoh Pola Jadwal Pemberian Makanan Menjelang Anak Usia 1 Tahun Perlu diketahui, jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi jangan terlalu jauh) Pukul 06.00 : Susu Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim Pukul 14.00 : Susu Pukul 16.00 : Makanan selingan Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim Pukul 20.00 : Susu.Makanan Selingan Balita Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yangmengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan

seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas padausia dewasa sampai lanjut. Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhansel otak sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perludiperhatikan keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil.Pertum-buhan sel otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun. Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakanmakanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterimaoleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanankeluarga. Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga.Peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yangsehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau, dan mampu menerapkanmakan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak akan meniruperilaku makan dari orangtua dan orang-orang di sekelilingnya dalam keluarga.Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di antaramakan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukupmenerima porsi makan karena anak susah makan. Namun, pemberian yangberlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsumakannya. Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizilengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran,piza, dan lain-lain.Fungsi makanan selingan adalah :1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan.2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang dan malam).3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita. Makanan selingan yang baik dibuat sendiri di rumah sehingga sangathigienis dibandingkan jika dibeli di luar rumah. Bila terpaksa membeli, sebaiknya

dipilih tempat yang bersih dan dipilih yang lengkap gizi, jangan hanya sumberkarbohidrat saja seperti hanya mengandung gula saja. Makanan ini jika diberikanterus-menerus sangat berbahaya. Jika sejak kecil hanya senang yang manis-manissaja maka kebiasaan ini akan dibawa sampai dewasa dan risiko mendapatkegemukan menjadi meningkat. Kegemukan merupakan faktor risiko pada usiayang relatif muda dapat terserang penyakit tertentu.B. Menu untuk Balita yang Sedang Sakit Penyakit balita secara umum biasanya adalah gejala panas, diare, batuk,muntah. Tindakan terbaik adalah berkonsultasi ke dokter supaya lekas ditanganidengan obat yang tepat, sehingga cepat sembuh. Untuk mempercepat kesembuhanbalita, bisa diimbangi dengan pengaturan makanannya.1. Untuk balita dengan panas tinggi PENDERITA penyakit yang disertai panas tinggi kebutuhan gizinya meningkat. Hal ini disebabkan metabolisme tubuh meningkat, penyerapan zat- zat gizi menurun dan adanya faktor lain yang berhubungan dengan penyakitnya. Nafsu makan pun biasanya menurun. Makanan hendaknya memenuhi syarat-syarat : a. Konsistensinya lunak. Makanan pokok seperti nasi tim, kentang pure, bubur dan lain-lain. b. Kebutuhan kalori meningkat, sebaiknya diberikan porsi kecil dan sering. c. Sumber protein seperti susu, daging, hati, ikan, telur, tahu, tempe, dan kacang-kacangan diberikan lebih dari porsi normalnya. d. Kebutuhan air diberikan lebih banyak, karena suhu lebih tinggi dari normal sehingga banyak terjadi penguapan melalui keringat. Sari buah sangat baik karena mengandung air, vitamin dan mineral. Berikan minuman lebih banyak dari biasanya. e. Makanan minuman tidak boleh diberikan terlalu panas atau terlalu dingin.2. Untuk balita dengan gejala mencret (diare) DIARE pada bayi dan anak merupakan penyakit utama di Indonesia. Diare diartikan sebagai buang air besar tidak normal atau bentuk tinja encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Penyebab diare ada beberapa faktor, yaitu:

a. Infeksi. Infeksi virus atau infeksi bakteri pada saluran pencernaan merupakan penyebab diare pada anak. b. Malabsorpsi. Gangguan absorpsi biasanya terhadap zat-zat gizi yaitu karbohidrat (umumnya laktosa), lemak dan protein. c. Makanan. Makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan tertentu. d. Faktor psikologis. Rasa takut, cemas (umumnya jarang terjadi pada anak). Akibat diare (mencret), anak akan kehilangan banyak air dan elektrolit (dehidrasi) yang menyebabkan tubuh kekurangan cairan, gangguan gizi sebab masukkan makanan kurang sedang pengeluaran bertambah, dan hipoglikemia yaitu kadar gula darah turun di bawah normal. Pengaturan makanannya secara umum adalah: a. Cairan harus cukup untuk mengganti cairan yang hilang, baik melalui muntah maupun diare. Setiap kali buang air besar beri minum satu gelas larutan oralit atau larutan gula garam. b. Berikan makanan yang rendah serat, cukup energi, protein, vitamin dan mineral. c. Suhu makanan dan minuman lebih baik dalam keadaan hangat, tidak panas atau terlalu dingin. d. Bentuk makanan lunak.3. Untuk balita dengan gejala penyakit saluran pernapasan PENYAKIT saluran pernapasan yang dikenal adalah bronchitis, dan umumnya disebabkan virus, misalnya virus influenza. Selain juga karena cuaca dan polusi udara. Mengatur makanannya dengan : a. Banyak diberi minum, terutama sari buah-buahan, sebaiknya diberikan dalam keadaan hangat. b. Makanan diberikan dalam keadaan lunak dan tidak merangsang. c. Susu dapat diberikan dalam bentuk minuman atau campuran seperti sirup dan lain-lain. Bisa juga dibentuk makanan kecil seperti puding. d. Hindari makanan yang digoreng.4. Untuk balita dengan gejala muntah

MUNTAH adalah gejala dari beberapa penyakit antara lain keracunan makanan, infeksi appendiks, gula darah yang sangat rendah, dan lain-lain. Syarat makanannya: a. Berikan makanan lunak yang mudah dicerna, dalam porsi kecil tetapi bertahap dan sering. b. Banyak cairan untuk mengganti cairan yang keluar, seperti sari buah yang segar dan susu campur buah supaya segar. c. Cukup protein, mengingat karena penyakitnya ia membutuhkan peningkatan protein dibandingkan dengan kebutuhan biasa. Bisa diperoleh dari telur, susu, daging, ayam dan lain-lain. d. Lemak perlu diberikan, untuk memberi rasa dan meningkatkan kalori. Tetapi berikan makanan yang mudah dicerna dan secukupnya, karena kelebihan lemak akan membuat mual5. Untuk balita dengan gejala batuk GEJALA batuk bisa bercampur dengan gejala lain, misalnya pada penyakitbronchitis yang disertai panas, demikian juga penyakit lain seperti flu dansebagainya. Pengaturan makanan yang perlu diperhatikan : a. Kalau ada gejala panas, beri makanan lunak dan banyak cairan atau minum. b. Nafsu makan yang menurun akibat batuk terus-menerus harus diimbangi makan yang cukup supaya kondisi tubuh membaik. c. Untuk memudahkan pengaturan makannya, berikan porsi kecil tetapi sering dan bertahap supaya kebutuhan gizinya terpenuhi. d. Cukup protein karena penyakit dengan gejala batuk membutuhkan protein lebih tinggi dari biasanya. e. Jangan makan gorengan atau bumbu yang merangsang agar tidak menimbulkan batuk. Kurangi mengonsumsi yang terlalu manis dan bisa menimbulkan batuk seperti cokelat, permen, manisan dan minuman manis. f. Setelah anak sembuh, kalau berat badannya turun perlu ditingkatkan konsumsi makanannya.C. Kebutuhan Energi Dan Zat Gizi Balita 1. Perhitungan Berat Badan Ideal

Berat badan ideal anak umur 1 tahun = 3 X BB lahirBerat badan ideal anak umur 2 tahun = 4 X BB lahir

BAB III PENUTUPA. Kesimpulan 1. Pemenuhan gizi balita dapat dilihat dari karakteristik anak itu sendiri. 2. Pemberian asupan zat makanan seperti zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur sangat diperlukan bagi balita. 3. Dan pengeluarannya asupan makanan harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. 4. Menu makanan yang baik seperti 4 sehat 5 sempurna sangat mempengaruhi kesehatan dan kecerdasan bagi otaknya. 5. Faktor yang mempengaruhi status nutrisi untuk balita yaitu serat makan dan kemudahan dalam mencerna makanan dari sumber makanan yang ia makan, vitamin serta pengaruh obat yang diminum dan faktor endokrin dan emosional.B. Saran 1. Pengetahuan ibu harus luas mengenai pemahaman tentang anak. 2. Sebaiknya seorang ibu harus bisa mengatur / memilah-milah makanan untuk balita. 3. Berikan anak makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna karena sangat baik untuk pertumbuhan anak. 4. Jangan lupa pemberian makanan yang sehat serta suplemen yang teratur untuk pertumbuhan dan kecerdasannya.

DAFTAR PUSTAKASantosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.Emawati F . , Yuniar R , Susilawati , Herman . 2000 . Kebutuhan Ibu Hamil Akan Tablet Besi Untuk Pencegahan Anemia . Penelitian Gizi dan Makanan . Jilid 23 : 92Libuae P . Perbaikan Gizi Anak Sekolah Sebagai Investasi SDM . dalam Kompas 9 September 2002 .Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.Sudiyanto. Dalam membina anak dalam mencapai cita-citanya. Tumbuh kembang anak, Fakultas Kedokteran UI.Nasution, A.H., dkk. 1988. Gizi untuk Kebutuhan Fisiologis Khusus. Terjemahan. PT Gramedia. Jakarta.Almasyhuri. 1998 . Survey Tingkat Prevalensi Anemia pada Ibu Hamil. Penelitian Gizi dan Makanan . Jilid 21 : 15

English Franais Espaol Portugus (Brasil) Deutsch About Careers Developers & API Press Blog Terms Privacy Copyright Support ContactLinkedin Twitter Google Plus Facebook RSS Feeds LinkedIn Corporation 2014