makalah food record firda amalia 125070301111009

17
1 | Food Record BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran dan kedudukan penilaian status gizi (PSG) didalam ilmu gizi adalah untuk mengetahui status gizi, yaitu ada tidaknya malnutrisi pada individu dan masyarakat. PSG adalah interprestasi dari data yang dikumpulkan dengan menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi populasi atau individu yang beresiko atau dengan status gizi kurang/ buruk. Metode PSG ini diantaranya metode antopometri, biokimia (biochemical), metode penilaian klinis (Clinical Asessment) , dan penilaian pola makan (Dietary Asessment) . Dietary Assessment atau penilaian konsumsi makanan adalah salah satu metode tidak langsung yang digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Secara umum survei konsumsi makanan dimaksudkan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002: 88). Sedangkan secara khusus, dimaksudkan untuk menentukan tingkat kecukupan konsumsi pangan nasional dan kelompok masyarakat, menentukan status gizi keluarga maupun individu, sebagai dasar perencanaan dan program pengembangan gizi. Berdasarkan jenis data yang diperoleh dapat dihasilkan data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Secara kuantitatif akan diketahui jumlah pangan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). Metode pengumpulan data yang dapat digunakan adalah metode recall 24 jam, food records, dan weighing method. Secara kualitatif akan diketahui frekuensi makan,frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan, menggali informasi tentang kebiasaan makan serta cara memperoleh bahan makanan. Metode pengumpulan data yang dapat digunakan adalah food frequency questionnaire dan dietary history. Berdasarkan pengguna, metode Dietary Asessment ini dapat dibedakan menjadi tingkat nasional (menghitung tingkat konsumsi masyarakat dan perkiraan kecukupan

Upload: firda-amalia

Post on 22-Jun-2015

5.940 views

Category:

Education


4 download

DESCRIPTION

Dietary assessment - Food Record

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah food record firda amalia 125070301111009

1 | F o o d R e c o r d

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peran dan kedudukan penilaian status gizi (PSG) didalam ilmu gizi adalah untuk

mengetahui status gizi, yaitu ada tidaknya malnutrisi pada individu dan masyarakat. PSG

adalah interprestasi dari data yang dikumpulkan dengan menggunakan berbagai metode

untuk mengidentifikasi populasi atau individu yang beresiko atau dengan status gizi

kurang/ buruk. Metode PSG ini diantaranya metode antopometri, biokimia

(biochemical), metode penilaian klinis (Clinical Asessment) , dan penilaian pola makan

(Dietary Asessment) .

Dietary Assessment atau penilaian konsumsi makanan adalah salah satu metode

tidak langsung yang digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok

dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Secara umum survei

konsumsi makanan dimaksudkan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran

tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga

dan perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan

tersebut (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002: 88). Sedangkan secara khusus, dimaksudkan

untuk menentukan tingkat kecukupan konsumsi pangan nasional dan kelompok

masyarakat, menentukan status gizi keluarga maupun individu, sebagai dasar

perencanaan dan program pengembangan gizi.

Berdasarkan jenis data yang diperoleh dapat dihasilkan data yang bersifat

kualitatif dan kuantitatif. Secara kuantitatif akan diketahui jumlah pangan

yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung menggunakan Daftar Komposisi Bahan

Makanan (DKBM). Metode pengumpulan data yang dapat digunakan adalah metode

recall 24 jam, food records, dan weighing method. Secara kualitatif akan

diketahui frekuensi makan,frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan, menggali

informasi tentang kebiasaan makan serta cara memperoleh bahan makanan. Metode

pengumpulan data yang dapat digunakan adalah food frequency questionnaire dan

dietary history.

Berdasarkan pengguna, metode Dietary Asessment ini dapat dibedakan menjadi

tingkat nasional (menghitung tingkat konsumsi masyarakat dan perkiraan kecukupan

Page 2: Makalah food record firda amalia 125070301111009

2 | F o o d R e c o r d

persediaan makanan secara nasional dengan cara Food Balance Sheet (FBS)), tingkat

rumah tangga, dan tingkat individu.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Food Record?

2. Bagaimana prinsip dan prosedur pelaksaan Food Record?

3. Bagaimana prosedur pencatatan dalam Food Record?

4. Apa saja macam-macam Food record?

5. Apa perbedaan Estimated Food Record dengan Weighed Food Record?

6. Apa kelebihan dan kekurangan metode Food Record?

7. Apa saja kesalahan yang sering muncul dalam metode Food Record?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian Food Record

2. Mengetahui prinsip dan prosedur melakukan Food record

3. Mengetahui tahapan-tahapan dalam pencatatan Food record

4. Mengetahui macam-macam Food record beserta kelebihan dan kekurangannya

5. Mengetahui perbedaan Estimated Food Record dengan Weighed Food Record

6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode Food Record

7. Mengetahui kesalahan yang sering muncul dalam metode Food Record

Page 3: Makalah food record firda amalia 125070301111009

3 | F o o d R e c o r d

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Food Record

Food Record merupakan catatan responden mengenai jenis dan jumlah makanan

dan minuman dalam satu periode, biasanya 3 hari dalam seminggu, yakni 2 hari biasa

dan 1 hari libur, sampai 7 hari dan dapat dikuantifikasikan dengan estimasi

menggunakan Ukuran Rumah Tangga (Estimated Food Record) atau menimbang

(Weighed Food Record).

2.2. Prinsip dan Prosedur Food Record

Menurut Fahmida dan Dillon, 2007 bahwa prinsip dan penggunaan dari metode

pencatatan makanan (food records) adalah sebagai berikut :

1. Dasar dari pencatatan ukuran porsi makanan dari makanan yang dikonsumsi oleh

individu adalah estimasi menggunakan ukuran rumah tangga (URT) atau

penimbangan menggunakan timbangan makanan. Metode penimbangan merupakan

metode yang ideal untuk studi penelitian dan kontrol penelitian terutama saat kegiatan

konseling diet atau untuk mengetahui korelasi antara intake dengan parameter

biologis.

2. Berguna untuk kegiatan dalam penelitian, khususnya dalam penelitian epidemiologi

gizi. Data intake zat gizi selanjutnya dapat dijadikan sebagai dasar program

pendidikan gizi.

3. Jika menggunakan metode penimbangan, responden perlu diberikan motivasi, harus

bisa berhitung dan tidak buta huruf, atau alternatifnya adalah menggunakan

enumerator untuk mengumpulkan data dan mencatat intake makanan responden.

4. Apabila membutuhkan ingatan 24 jam (24-h recall) untuk mengestimasi kebiasaan

intake makanan individu maka tergantung pada variasi konsumsi harian dalam intake

makanan pada satu individu. Jika membutuhkan recall lebih dari satu hari maka

sebaiknya memilih hari yang tidak berurutan (nonkonsekutif).

5. Ingatan 24 jam (24-h recall) dapat diulang selama musim yang berbeda pada satu

tahun untuk mengestimasi rata-rata intake individu selama periode waktu yang lebih

lama (untuk mengetahui kebiasaan intake makanan).

Page 4: Makalah food record firda amalia 125070301111009

4 | F o o d R e c o r d

Dalam Fahmida & Dillon, 2007 juga disebutkan bahwa prosedur pada metode

estimasi makanan dan penimbangan makanan adalah sebagai berikut :

1. Responden diminta untuk mencatat, konsumsi pada saat yang sama, semua makanan

dan minuman (termasuk snack) yang dimakan dalam ukuran rumah tangga (URT)

untuk periode waktu yang telah ditentukan.

2. Rincian deskripsi dari makanan tersebut adalah meliputi :

o Nama (lokal/setempat dan umum jika diketahui)

o Metode pemasakan

o Kondisi makanan (mentah, masak, dikupas atau olahan)

o Nama merk jika memungkinkan

o Semua bumbu, herbal dan rempah-rempah

o Deskripsi yang lengkap dari masing-masing makanan

o Menimbang jumlah yang dikonsumsi atau mengestimasi menggunakan ukuran

rumah tanggan (URT) dan menggunakan peralatan rumah tangga yang

dikaliberasi.

Apabila responden makan diluar rumah maka responden biasanya diminta untuk

mencatat deskripsi dan jumlah dari makanan yang dimakan. Ahli gizi dapat kemudian

membeli dan menimbang duplikat porsi dari masing-masing item makanan yang dicatat,

hal ini dilakukan jika memungkinkan, untuk menilai kemungkinan jumlah makanan yang

dikonsumsi.

2.3. Metode Pencatatan Dalam Food Record

Menurut Fahmida dan Dillon, 2007 bahwa metode untuk pencatatan makanan

untuk campuran bahan makanan (mixed dishes) adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan metode persiapan dan pemasakan makanan

2. Menimbang porsi yang dapat dimakan untuk masing-masing bahan mentah atau

melakukan estimasi menggunakan ukuran rumah tangga (URT) untuk mendapatkan

jumlah dari masing-masing bahan mentah yang digunakan didalam resep

3. Mencatat berat akhir (atau volume) dari ragam makanan (ini hanya untuk metode

penimbangan makanan)

4. Mencatat berat (atau volume) dari ukuran porsi yang dikonsumsi atau melakukan

estimasi menggunakan ukuran rumah tangga (URT) dan atau menggunakan peralatan

Page 5: Makalah food record firda amalia 125070301111009

5 | F o o d R e c o r d

rumah tangga yang dikaliberasi (terstandar) untuk mendapatkan jumlah dari makanan

yang dikonsumsi oleh subjek.

5. Mengestimasi jumlah bahan yang dikonsumsi oleh individu sebagai proporsi dari

masing-masing bahan yang ada di dalam makanan yang dimakan (catat masing-

masing jumlah bahan makanan mentah yang digunakan, berat makanan dalam bentuk

akhir dan jumlah yang dikonsumsi)

Menyesuaikan jumlah bahan dengan hasil masakan dan memasukkannya sebagai

berat dari bahan yang dimasak (catat proses pemasakan yang dilakukan karena ada

beberapa zat gizi yang hilang pada saat pemasakan).

2.4. Macam-macam metode Food Record

2.4.1 Estimated Food Record

Dalam Estimated Food Record, responden diminta untuk mencatat semua

makanan dan minuman termasuk makanan ringan yang dimakan dalam ukuran

rumah tangga (URT) dalam jangka waktu tertentu, mendeskripsikan secara rinci

semua makanan dan minuman termasuk nama merk dan metode persiapan serta

pembuatannya. Untuk makanan campuran seperti Spaghetti Bolognese, jumlah

setiap bahan mentah yang digunakan dalam resep beserta berat akhir dari makanan

tersebut dan jumlah yang dikonsumsi oleh responden dicatat apabila

memungkinkan. Kemudian informasi tersebut dicatat dalam tabel sebagai berikut :

Name : Date:

Street address : Day of the week :

Town/City :

Place

eaten

Time Desription of Food or

drink. Give Band name if

applicable

Amount Lab Use Only

Day/meal

Code

Food

Code

Amount

Code

Additional Questions :

Was Intake unusual in any way? Yes (...) No (...)

If yes, in what way?

Do you take vitamin or mineral supplements? Yes (...) No (...)

If yes,How many per day? (...) per week? (...)

If yes, what kind? (give brand if possible)

Multivitamin Iron Ascorbic Acid

Other(list)

Page 6: Makalah food record firda amalia 125070301111009

6 | F o o d R e c o r d

Ukuran porsi makanan dapat diestimasikan oleh responden dalam berbagai

cara. Standar ukuran rumah tangga (URT) dari gelas dan sendok sebaiknya

digunakan, dilengkapi dengan pengukuran menggunakan penggaris (untuk daging

dan kue) serta perhitungan (untuk telur dan potongan roti). Sayangnya, kesalahan

dapat timbul karena responden tidak dapat mengkuantifikasikan porsi dengan

benar. Kesalahan lain dapat timbul dalam mengkonversi berat volume. Bagian

akhir dari metode ini biasanya dilakukan oleh peneliti.

Untuk membantu menganalisis intake bahan makanan tersebut, maka

responden harus memperhatikan dan mematuhi petunjuk yang tertera pada form

yaitu :

1. Jangan mengubah kebiasaan/pola makan anda dan jangan mencoba untuk

memodifikasi intake makanan, karena intake makanan anda akan di catat.

2. Catatlah segala sesuatu yang anda makan atau minum. Termasuk semua

snack juga suplemen vitamin atau mineral berserta dosis/hari. Catatlah

dengan jelas dan sesegera mungkin makanan yang anda makan.

Jumlah hari yang tercantum dalam catatan perkiraan (Estimated Record)

dapat bervariasi, tergantung pada tujuan penelitian. Apabila tujuannya adalah untuk

memperoleh asupan rata-rata dari sebuah kelompok, maka hanya memerlukan

waktu 1 hari dari setiap orang, menyediakan data sepanjang minggu sama-sama

terwakili dalam sampel akhir. Namun, ketika diperlukan perkiraaan asupan sehari-

hari dari setiap orang, maka jumlah, seleksi dan jarak antara hari yang diperlukan

setiap orang tergantung pada faktor-faktor yang dijelaskan dalam metode

pengulangan recall 24 jam. Pada akhir pekan harus selalu dimasukkan secara

proporsional dalam periode Dietary Survey bagi setiap orang.

Metode ini dapat memberikan informasi konsumsi yang mendekati

sebenarnya (true intake) tentang jumlah energi dan zat gizi yang dikonsumsi oleh

individu. Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode ini adalah sebagai

berikut:

Page 7: Makalah food record firda amalia 125070301111009

7 | F o o d R e c o r d

Kelebihan Kekurangan

Metode ini relatif murah dan cepat.

Dapat menjangkau sampel dalam

jumlah besar.

Dapat diketahui konsumsi zat gizi

sehari.

Hasilnya relatif lebih akurat.

Terlalu membebani responden.

Tidak cocok untuk responden yang

buta huruf.

Sangat tergantung pada kejujuran

dan kemampuan responden dalam

mencatat dan memperkirakan jumlah

konsumsi.

2.4.2 Weighed Food Record (Penimbangan Makanan)

Weight Food record atau metode penimbangan makanan merupakan metode

paling presisi untuk memperkirakan kebiasaan makan dan asupan zat gizi pada

individu. Dianjurkan untuk menggunakan metode ini ketika melakukan konselling

diet dan hubungan antara asupan makanan dengan parameter biologis.

Metode ini lebih sering digunakan di Inggris dan Negara Eropa lainnya

karena timbangan sering digunakan dalam persiapan makanan. British National

Diet And Nutrition Survey of adults And Children menggunakan metode 7 hari

penimbangan bahan makanan.

Pada metode ini, subjek atau responden diminta untuk menimbang semua

bahan makanan yang dikonsumsi pada periode waktu tertentu. Lebih jelasnya,

subjek atau responden diminta untuk menimbang semua makanan yang dikonsumsi

(misalnya yang dimasukkan ke dalam piring) dan makanan yang sisa. Kuantitas

asupan makanan adalah selisih antara kuantitas yang akan dikonsumsi dengan

kuantitas makanan yang sisa. Deskripsi detail makanan atau minuman yang harus

dimasukkan responden meliputi kuantitas (massa, volume), jenis, metode

pemasakan, penyajian, dan merk (bagi produk olahan).

Apabila sesekali mengonsumsi makanan diluar rumah, responden biasanya

diminta untuk mencatat deskripsi dari banyaknya makanan yang dikonsumsi.

Kemudian ahli gizi akan membeli dan menimbang duplikat porsi dari masing-

masing bahan makanan dan kemudian dilakukan perhitungan kemungkinan

banyaknya makanan yang dikonsumsi responden. Kemudian untuk makanan yang

terdiri dari lebih dari satu bahan makanan, penimbangan dilakukan terhadap

masing-masing bahan makanan dalam keadaan mentah (sesuai dengan resep bila

Page 8: Makalah food record firda amalia 125070301111009

8 | F o o d R e c o r d

ada), setelah jadi, dan bagian yang dimakan. Sebagai alternatif, apabila diperlukan,

ahli gizi dapat menghubungi pihak restoran untuk memastikan detail porsi yang

telah dikonsumsi responden.

Seperti halnya Estimasi Food Record, jumlah, selang waktu, dan pemilihan

hari dibutuhkan untuk mencirikan asupan makanan harian atau aktual dari individu

dalam metode ini tergantung pada variasi responden dalam menentukan asupan

makanan, yang selanjutnya bergantung pada kepentingan zat gizi, studi populasi,

dan variasi asupan musiman. Seperti halnya Estimated Food Record, bahwa hari

libur atau hari besar dan hari minggu harus dimasukkan didalam survey secara

seimbang untuk menghitung adanya efek akhir pekan pada asupan zat gizi.

Langkah-langkah pelaksanaan penimbangan makanan (Supariasa, 2012) :

1. Petugas /responden menimbang dan mencatat bahan makanan/ makanan yang

dikonsumsi dalam gram

2. Jumlah bahan makanan yang dikonsumsi sehari, kemudian dianalisis dengan

menggunakan DKBM atau DKGJ (Daftar Komposisi Gizi Jajanan)

3. Membandingkan hasilnya dengan Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (AKG).

Hal yang perlu diperhatikan disini adalah apabila terdapat sisa makanan

setelah makan maka perlu juga ditimbang sisa tersebut untuk mengetahui jumlah

sesungguhnya makanan yang dikonsumsi. Sehingga dalam Arisman, 2009

dituliskan bahwa dalam metode penimbangan lebih tepat apabila dilakukan

pengamatan secara langsung terhadap responden, meskipun membutuhkan waktu

lebih lama dan biaya lebih tinggi. Cara ini cocok diterapkan pada pasien rawat inap

di rumah sakit. Pengamat mencatat takaran makanan yang diresepkan oleh ahli

gizi, jumlah santapan yang diantar oleh petugas gizi, jumlah yang dimakan pasien,

serta banyaknya makanan yang tersisa.

Apabila menggunakan metode ini, responden harus termotivasi, numerate

(memahami aritmetika), dan berpendidikan. Namun, responden dapat mengubah

kebiasaan cara makan mereka untuk mempermudah perhitungan atau proses

penimbangan, dengan kata lain, untuk memberikan kesan baik terhadap

investigator/peneliti. Beban responden dalam metode ini lebih tinggi daripada

metode 24-hr recall, sehingga menyebabkan individu kurang kooperatif.

Page 9: Makalah food record firda amalia 125070301111009

9 | F o o d R e c o r d

Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode ini adalah sebagai berikut :

Kelebihan Kekurangan

Data yang diperoleh lebih akurat/teliti Memerlukan waktu dan cukup

mahal karena perlu peralatan.

Bila penimbangan dilakukan dalam

periode yang cukup lama, maka

responden dapat merubah

kebiasaan makan mereka.

Tenaga pengumpul data harus

terlatih dan terampil.

Memerlukan kerjasama yang baik

dengan responden.

2.5. Perbedaan Estimated Food Record dan Weighed Food Record

Untuk mengetahui perbedaan antara metode estimasi makanan dan penimbangan

makanan dapat dilihat pada tabel berikut :

Metode Estimated Food Record Metode Weighed Food Record

Jumlah dari makanan dan sisa makanan diukur

dengan menggunakan URT atau estimasi

menggunakan seperti ukuran cups, mangkok,

gelas dan centong. Peneliti kemudian

mengkuantitatifkan hasil pengukuran ini

kedalam bentuk volume dan berat

Makanan dan sisa makanan ditimbang dengan

menggunakan timbangan makanan atau

disediakan teknik komputerisasi oleh peneliti

Dianggap kurang akurat apabila dibandingkan

dengan metode penimbangan makanan

Metode yang presisinya paling baik untuk

mengestimasi kebiasaan makan dan intake zat

gizi individu

Dianggap sebagai salah satu metode yang dapat

diterima untuk mengumpulkan data intake

kelompok

Lebih disukai oleh beberapa peneliti untuk

mengumpulkan data individu

Kurang membebani responden apabila

dibandingkan metode penimbangan makanan

sehingga tingkat kerjasama cenderung lebih

tinggi

Membutuhkan tingkat kerjasama yang lebih

tinggi dari subjek apabila dibandingkan metode

estimasi makanan dan ini kemungkinan

berdampak pada kebiasaan makan subjek

Memerlukan peralatan sehingga biaya lebih

mahal

Presisi lebih tinggi, tingkat error lebih rendah

Page 10: Makalah food record firda amalia 125070301111009

10 | F o o d R e c o r d

2.6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Food Record Secara Umum

Kelebihan dan kekurangan dari metode food records menurut Fahmida dan Dillon,

2007 adalah sebagai berikut :

Kelebihan Kekurangan

1. Tidak mengandalkan ingatan

2. Menyediakan data yang rinci dari

ukuran porsi makanan yang

dikonsumsi, khususnya saat

menggunakan metode penimbangan

3. Dapat dikatakan cukup valid

4. Dapat menilai pola makan dan

kebiasaan makan dalam hubungannya

dengan lingkungan sosio-demografi

dari responden

5. Dapat meningkatkan interpretasi dari

hasil laboratorium, antropometri dan

data klinis.

6. Pengumpulan data dengan hari yang

multiple akan lebih mewakili dari

kebiasaan intake (asupan makanan)

7. Hasil yang didapatkan lebih akurat

karena mempertimbangkan adanya

sisa dari makanan, terbuang dan rusak

selama pengukuran dilakukan.

1. Membutuhkan tingkat kerjasama

yang tinggi dari subjek

2. Karena beban yang diberikan

kepada responden sangat

tinggi maka didapatkan hasil dari

rata-rata respon responden sangat

rendah

3. Memerlukan waktu relatif lama

4. Subjek seharusnya bisa membaca

untuk mendapatkan hasil pencatatan

yang lengkap, atau dibutuhkan

seorang enumerator yang akan

melakukan tugas pencatatan

5. Petugas harus terlatih dalam

menggunakan alat ukur dan formulir

pencatatan

6. Analisisnya membutuhkan tenaga

yang terlatih dan mahal

7. Laporan subjek terkadang

underreporting (melaporkan terlalu

rendah) masih sering terjadi

Berdasarkan kekurangan pada metode food records seperti yang diuraikan dalam

Fahmida & Dillon, 2007,sejalan dengan pendapat Gibson & Ferguson, 2008 bahwa

metode food records dalam pelaksanaannya sangat membutuhkan banyak waktu,

memerlukan biaya yang mahal, dan memberikan beban yang besar pada responden.

Mengatasi begitu banyaknya kekurangan yang ada pada metode ini, Gibson & Ferguson,

2008 membuat suatu modifikasi terhadap metode recall 24 jam dengan dilakukannya

pelatihan terhadap suatu kelompok untuk mengestimasi ukuran porsi dengan tepat

sebelum recall yang sebenarnya dilakukan. Menyediakan chart gambar sebelum recall

dilakukan yang digunakan untuk menceklist pada hari disaat makanan tersebut

dikonsumsi dan hal ini juga berguna untuk membandingkan dengan hasil recall untuk

mengurangi factor kelupaan pada responden dan menyediakan mangkuk dan piring

Page 11: Makalah food record firda amalia 125070301111009

11 | F o o d R e c o r d

(URT) yang terstandar yang akan digunakan saat recall dilakukan. Hal ini bertujuan

untuk memudahkan responden memvisualisasikan jumlah makanan yang dikonsumsi.

2.7. Bias atau Kesalahan yang Sering Terjadi Pada Metode Food Record

Bias atau kesalahan yang sering terjadi dalam dietary assessment dapat dibedakan

menjadi kesalahan random dan kesalahan sistematis. Kesalahan random biasanya akan

berdampak pada reliabilitas suatu metode dan keadaan ini dapat dikurangi dengan

meningkatkan jumlah pengamatan namun hal inipun tidak sepenuhnya dapat

menghilangkan bias tersebut. Sebaliknya kesalahan sistematis tidak dapat diminimalkan

dengan memperpanjang jumlah pengamatan. Kesalahan pengukuran yang bersifat random

dan sistematis dapat diminimalkan dengan memadukan prosedur kendali mutu kedalam

masing-masing tahapan dalam metode dietary assessment. Termasuknya didalamnya

pelatihan dan sesi pelatihan ulang untuk pewawancara dan pemprogram, standarisasi

tekhnik wawancara dan kuesioner, uji coba kuesioner dan percobaan penyelenggaraan

penelitian sebelum survey sebenarnya dilakukan (Gibson, 2005).

Menurut Gibson, 2005 bahwa sumber-sumber bias atau kesalahan dalam

pengukuran dietary assessment meliputi :

1. Tidak Ada atau Kurangnya Respon Responden

Kurangnya respon (nonrespon) atau rendahnya kepatuhan dari responden yang

mengakibatkan bias yang signifikan dan hal ini dapat terjadi disemua jenis penilaian

dalam dietary assesment. Upaya yang sebaiknya dilakukan untuk meminimalkan

angka nonrespon. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan mengirimkan email

atau menelpon untuk mengingatkan, dan pelatihan pewawancara agar saat melakukan

wawancara dilakukan dengan penuh kehangatan, pengertian dan kepercayaan.

2. Bias dari Responden

Bias yang berasal dari responden biasanya muncul apabila responden salah

pengertian terhadap apa yang ditanyakan atau diminta oleh pewawancara,

kecendrungan memberikan jawaban yang bersifat socially desirable. Socially

desirable adalah kecendrungan dari responden untuk menghindari kritik dan

kecendrungan untuk mendapatkan pujian. Sumber bias yang lain adalah responden

memberikan data kadang underreporting ataupun overreporting (Gibson, 2005).

Page 12: Makalah food record firda amalia 125070301111009

12 | F o o d R e c o r d

Menurut Thomson & Subar, 2001 dalam penelitiannya bahwa bias yang sering

terjadi pada metode food records adalah terjadinya underreporting pada responden.

Pada penelitian tersebut underreporting terjadi pada responden dengan nilai BMI

yang tinggi (BMI > 24) dan terutama terjadi pada wanita. Keadaan ini juga ditemukan

pada responden usia lanjut. Efek ini mungkin terjadi karena responden tersebut

melakukan diet ketat pada hari-hari tertentu. Penelitian lain menunjukkan bahwa

kondisi demografis dan psikologis mempengaruhi underreporting responden seperti

pendidikan, pekerjaan, pengaruh dari keinginan sosial, body image dan pembatasan

terhadap makanan. Penelitian yang dilakukan Mauer, et al dalam Thomson & Subar

bahwa ada beberapa jenis makanan yang cenderung underreporting oleh responden

diantaranya adalah seperti makanan penutup, kue-kue yang manis dan dipanggang,

butter dan minuman beralkohol, sedangkan yang dilaporkan lebih banyak adalah

berupa biji-bijian, daging, salad dan sayuran.

Menurut Siagian, 2010 menuliskan bahwa bias yang sering terjadi terutama

untuk metode penimbangan makanan adalah kuantitas konsumsi pangan yang

diperoleh mungkin bukan kuantitas konsumsi yang lazim (kebiasaan) karena

responden mungkin mengubah jenis dan jumlah pangan yang akan dikonsumsi karena

ia tahu konsumsi pangannya sedang dinilai atau diamati. Hal lain yang mungkin

terjadi adalah subjek atau responden mengubah pola asupan kebiasaannya untuk

mempermudah penimbangan.

3. Bias dari Pewawancara

Sumber bias dari pewawancara biasanya meliputi kesalahan menggunakan

pertanyaan probing, kesalahan dalam mencatat respon responden, kehilangan fokus,

bias yang berhubungan dengan persiapan wawancara, adanya gangguan, kepercayaan

diri dan kerahasiaan responden. Bias dari pewawancara ini dapat terjadi disepanjang

penelitian dan subjek, dan atau sistematis untuk pewawancara tertentu. Bias ini bisa

jadi terjadi sebagai interaksi antara pewawancara tertentu dengan responden tertentu

pula. (Gibson, 2005). Dalam food records khususnya untuk estimasi makanan, sumber

bias yang sering muncul adalah kesalahan yang dilakukan saat konversi makanan

masak kementah dan dari ukuran rumah tangga ke ukuran berat (gram) (Supariasa,

2012).

Page 13: Makalah food record firda amalia 125070301111009

13 | F o o d R e c o r d

4. Faktor Kelupaan pada Responden

Gangguan memori pada responden yang sering terjadi adalah responden gagal

dalam mengingat makanan yang biasa dikonsumsi dan dapat pula responden

melaporkan makanan yang sebenarnya tidak dikonsumsi pada saat recall tesebut

dilakukan. Untuk mengurangi faktor kelupaan yang terjadi pada responden dapat

dilakukan dengan teknik pertanyaan probing & standar Promting serta menggunakan

alat bantu mengingat seperti alat bantu simulasi makanan yang dari plastic atau tanah

liat, gambar bahan makanan atau photo.

5. Estimasi Ukuran Porsi yang Kurang Tepat

Bias yang sering timbul adalah kegagalan responden dalam mengkuantitaskan

secara akurat jumlah makanan yang dikonsumsi, atau miskonsepsi dalam merata-

ratakan ukuran porsi. Menurut Young & Nestle, 1995 dalam Gibson 2005 bahwa Tiap

responden memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengestimasi ukuran porsi yang

akurat secara visual. Umumnya perbedaan ini timbul secara independent karena

perbedaan usia, berat badan, status sosial, dan jenis kelamin tetapi mereka

melakukannya pada jenis dan makanan yang bervariasi. Kesalahan yang besar yang

terjadi, sebagai contoh mengestimasi potongan daging yang bentuknya tidak teratur.

Menurut Weber et al. 1997 dalam Gibson 2005 bahwa ditemukan kesalahan

mengestimasi porsi daging (steak) hingga mencapai 80%.

6. Suplemen yang Digunakan

Suplemen yang biasanya dikonsumsi oleh responden juga harus dicatat dalam

dietary assessment. Untuk mendapatkan informasi yang akurat, biasanya nama merk

harus diketahui. Nama merk merupakan hal yang kritis karena antar merk memiliki

variasi yang sangat besar. Kesalahan dalam ketepatan mengkuantitatifkan dosis

suplemen sangat berdampak dalam estimasi dari intake zat gizinya. Dari beberapa

penelitian yang dilakukan sering terjadinya underreporting dalam menentukan dosis

suplemen. Ditambah lagi faktor kimia dalam dietary suplement dapat berpengaruh

dalam biovailabilitas, sehingga lebih dianjurkan untuk mencatat komposisi kimia

dalam dietary supplement apabila itu memungkinkan.

Page 14: Makalah food record firda amalia 125070301111009

14 | F o o d R e c o r d

7. Kesalahan dalam Penanganan Bahan Makanan Campuran

Sumber kesalahan yang umum terjadi dalam penanganan bahan makan

campuran adalah kesalahan yang terjadi selama bahan campuran masih dalam bentuk

bahan mentah dan selanjutnya dikonversi ke bentuk yang dapat dikonsumsi. Konversi

biasanya meliputi faktor menghitung rata-rata dari kedua perubahan berat karena

pemasakan dan retensi zat gizi. Setelah itu dilanjutkan dengan mengestimasi kuantitas

dari bahan makanan campuran yang dikonsumsi oleh subjek.

Berdasarkan beberapa bias yang sering muncul dalam pengumpulan data dietary

assesment maka Supariasa, 2012 menuliskan bahwa untuk mengurangi bias tersebut

dapat dilakukan dengan cara : menggunakan sampel dalam jumlah besar, ulangi

pengukuran dalam intake konsumsi terhadap subjek atau responden yang sama dalam

beberapa waktu, dan usahakan selalu melakukan kaliberasi terhadap alat-alat ukur.

Pernyataan dalam Supariasa, 2012 ini lebih dilengkapi lagi dalam Berdanier, 2008

yang menguraikan bahwa ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk

mengurangi bias saat pengumpulan data. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel Pertimbangan-pertimbangan Untuk Mengurangi Kesalahan Saat

Pengumpulan Data Assesment

No

Sumber Kesalahan Potensial

Food Records

1. Ingatan (memori)

1. Perlu adanya asisten pewawancara yang

melakukan pencatatan

2. Mendorong untuk mematuhi setiap

petunjuk dengan tepat

2. Ukuran Porsi

1. Perlunya alat bantu untuk mengestimasi

ukuran porsi

2. Alat timbang

3. Pelatihan responden

3. Keragaman hari pengumpulan

data

1. Memperbanyak hari pengumpulan data

2. Memasukkan hari-hari biasa dan hari libur

(akhir pekan)

3. Mengumpulkan data pada musim/waktu

yang berbeda

4. Bias Respon 1. Mengurangi beban responden

Page 15: Makalah food record firda amalia 125070301111009

15 | F o o d R e c o r d

2. Membatasi hari pengumpulan data

5. Entri Data (Memasukkan Data)

1. Memasukkan data dengan tepat dan

memasukkan data sesuai aturan

2. Perlu adanya asisten pewawancara yang

melakukan pencatatan

3. Adanya panduan dan petunjuk probing

secara rinci

Page 16: Makalah food record firda amalia 125070301111009

16 | F o o d R e c o r d

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Food Record merupakan catatan responden mengenai jenis dan jumlah makanan

dan minuman dalam satu periode, biasanya 3 hari dalam seminggu, yakni 2 hari biasa

dan 1 hari libur, sampai 7 hari dan dapat dikuantifikasikan dengan estimasi

menggunakan Ukuran Rumah Tangga (Estimated Food Record) atau menimbang

(Weighed Food Record). Dalam Estimated Food Record, responden diminta untuk

mencatat semua makanan dan minuman termasuk makanan ringan yang dimakan dalam

ukuran rumah tangga (URT) dalam jangka waktu tertentu, mendeskripsikan secara rinci

semua makanan dan minuman termasuk nama merk dan metode persiapan serta

pembuatannya serta memperkirakan berat makanan yang dikonsumsi dalam ukuran

rumah tangga (URT). Weight Food record atau metode penimbangan makanan

merupakan metode paling presisi untuk memperkirakan kebiasaan makan dan asupan zat

gizi pada individu karena menggunakan satuan baku.

Bias atau kesalahan yang sering terjadi dalam dietary assessment dapat dibedakan

menjadi kesalahan random dan kesalahan sistematis. Kesalahan random biasanya akan

berdampak pada reliabilitas suatu metode dan keadaan ini dapat dikurangi dengan

meningkatkan jumlah pengamatan namun hal inipun tidak sepenuhnya dapat

menghilangkan bias tersebut. Sebaliknya kesalahan sistematis tidak dapat diminimalkan

dengan memperpanjang jumlah pengamatan.

Page 17: Makalah food record firda amalia 125070301111009

17 | F o o d R e c o r d

DAFTAR PUSTAKA

Gibson, Rosalind S. 1993. Principles of Nutritional Assessment 1st Edition. New York :

Oxford University Press

Arisman, 2009. Gizi Dalam Daur kehidupan. Edisi 2. EGC, Jakarta.

Supariasa, I Dewa Nyoman., B. Bakri dan I. Fajar. 2012. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta.

Siagian, Albiner. 2010. Epidemiologi Gizi. Erlangga, Jakarta.

Thompson, Frances E & Amy F Subar. 2001. Dietary Assesment Methodology. National

Cancer Institute, Bethesda, Maryland.

Citerawati,Yetti. Dietary Assessment (2). (http://adingpintar.wordpress.com. , Online, diakses

pada 14 April 2013 Pukul 20.05 WIB)

Food And Agricultural Organization. Keynote Paper: Individual food intake survey methods.

(http://www.fao.org, Online, diakses pada 14 April 2013 pukul 20.15 WIB)

Australasian Child and Adolescent Obesity Research Network. Dietary intake asessment-

Weighed Food Record. (http://www.acaorn.org.au , Online, diakses 14 April 2013

pukul 21.00 WIB)