makalah flu
TRANSCRIPT
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
limpahan rahmat-Nyalah maka penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat
waktu.
Sebuah makalah dengan judul "Tatalaksana Penanganan Penyakit Flu" ini adalah
merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Swamedikasi di Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kurang tepat.
Dengan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat untuk para pembaca.
Bandung, 16 Desember 2013
Penulis
Makalah Swamedikasi “Tatalaksana Penanganan Penyakit Flu”
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5
2.1 Definisi ...........................................................................................5
2.2 Etiologi ..........................................................................................
2.3 Sifat Virus Influenza ………………………………………………………………….
5
6
2.4 Tanda dan Gejala ……......................................................................8
2.5 Patofisisologi ……………………………………………………...........................8
2.6 Penanganan …………………………………………………………………………….. 9
2.7 Studi Kasus ………………………………………………………………………………. 11
BAB III KESIMPULAN ………………………………………...............................................12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 13
Makalah Swamedikasi “Tatalaksana Penanganan Penyakit Flu”
1
BAB I
PENDAHULUAN
Influenza atau biasa disebut "flu", merupakan penyakit tertua dan paling sering
didapat pada manusia. Influenza juga merupakan salah satu penyakit yang mematikan.
Penyakit influenza pertama kali diperkenalkan oleh Hipocrates pada 412 sebelum Masehi.
Pandemi pertama yang terdokumentasi dengan baik muncul pada 1580, dimana muncul dari
Asia dan meyebar ke Eropa melalui Africa. Sampai saat ini telah terdokumentasi sebanyak 31
kemungkinan terjadinya pandemi influenza dan empat di antaranya terjadi pada abad ini
yakni pada 1918 (Spanish flu) yang menyebabkan 50-100 juta kematian oleh virus influenza A
subtipe H1N1, 1957 (Asia flu) yang meyebabkan 1-1,5 juta kematian oleh virus influeza A
subtipe H2N2, dan 1968 (Hongkong flu) yang menyebabkan 1 juta kematian oleh virus
ifluenza A subtipe H3N2.
Penyakit tersebut hingga saat ini masih mempengaruhi sebagian besar populasi
manusia setiap tahun. Virus influenza mudah bermutasi dengan cepat, bahkan seringkali
memproduksi strain baru di mana manusia tidak mempunyai imunitas terhadapnya. Ketika
keadaan ini terjadi, mortalitas influenza berkembang sangat cepat. Di Amerika Serikat
epidemi influenza yang biasanya muncul setiap tahun pada musim dingin atau salju
menyebabkan rata-rata hampir 20.000 kematian. Sedangkan di Indonesia atau di negara-
negara tropis pada umumnya kejadian wabah influenza dapat terjadi sepanjang tahun dan
puncaknya akan terjadi pada bulan Juli.
WHO menyatakan bahwa awal tahun 2006 ini merupakan saat terdekat terjadinya
pandemi flu sejak pandemi terakhir tahun 1968. Data yang ada menunjukkan bahwa wabah
avian influenza hanya kurang satu syarat lagi untuk menjadi ”calon” pandemi, yaitu belum
ditemukan bukti penularan antarmanusia di masyarakat. Pengalaman masa lalu, pandemi
tahun 1918, misalnya, menunjukkan bahwa korban manusia dapat sampai puluhan juta
orang.
Makalah Swamedikasi “Tatalaksana Penanganan Penyakit Flu”
1
Diseluruh dunia hingga April 2007 terdapat 172 kasus flu burung yang terkonfirmasi.
Seperti dapat terlihat dari laporan WHO kasus terbanyak di Vietnam (93 kasus) dan Indonesia
menduduki peringkat ke-2 dengan 81 kasus namun jumlah kematian di Indonesia yang
tertinggi, yaitu 63 dari 81 kasus.
Makalah Swamedikasi “Tatalaksana Penanganan Penyakit Flu”
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Influenza merupakan infeksi saluran napas atas yang disebabkan oleh virus dan
dapat timbul pada semua tingkat usia. Istilah common cold mengacu pada peradangan
kataralis mukosa hidung yang lebih menjelaskan suatu kompleks gejala daripada suatu
penyakit tertentu. Dengan hidung tersumbat( nasal congestion), suara serak (sore
throat),dan batuk.
Influenza adalah penyakit menular yang menyerang saluran napas, dan sering
menjadi wabah yang diperoleh dari menghirup virus influenza. Penyebab penyakit ini
adalah Virus Influsenza tipe A, B, dan C. Influenza, yang lebih dikenal dengan sebutan flu,
merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari famili
Orthomyxoviridae (virus influenza), yang menyerang unggasdan mamalia.Influenza
merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan cepat di lingkungan masyarakat .
Influenza adalah infeksi virus yang mempengaruhi terutama hidung, tenggorokan,
bronkus dan, sesekali, paru-paru. Infeksi biasanya berlangsung selma sekitar seminggu ,
dan di tandai oleh demam mendadak tinggi, sakitotot sakit kepala, dan malaise berat ,
batuk non- produktif, sakit tenggorokan dan rintis .( WHO,2009)
2.2. Etiologi
Penyebab dari timbulnya influenza adalah haemophillus influenza ada tiga tipe
yakni tipe A, B dan C. Ketiga tipe ini dapat dibedakan dengan complement fixation test.
2.2.1. Jenis-jenis influenza
1. Virus Tipe A
Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza A. Unggas akuatik liar
merupakan inang alamiah untuk sejumlah besar varietas influenza A. Kadangkala,
virus dapat ditularkan pada spesies lain dan dapat menimbulkan wabah yang
Makalah Swamedikasi “Tatalaksana Penanganan Penyakit Flu”
1
berdampak besar pada peternakan unggas domestik atau menimbulkan
suatupandemi influenza manusia. Virus tipe A merupakan patogen manusia
paling virulen di antara ketiga tipe influenza dan menimbulkan penyakit yang
paling berat. Virus influenza A dapat dibagi lagi menjadi subdivisi berupa
serotipe-serotipeyang berbeda berdasarkan tanggapan antibodi terhadap virus
ini.
2. Virus Tipe B
Genus ini memiliki satu spesies, yaitu virus influenza B. influenza B hampir
secara eksklusif hanya menyerang manusia dan lebih jarang dibandingkan
dengan influenza A. Hewan lain yang diketahui dapat terinfeksi oleh infeksi
influenza B adalah anjing laut danmusang. Jenis influenza ini mengalami mutasi
2-3 kali lebih lambat dibandingkan tipe A dan oleh karenanya keragaman
genetiknya lebih sedikit, hanya terdapat satu serotipe influenza B. Karena tidak
terdapat keragamanantigenik, beberapa tingkat kekebalan terhadap influenza B
biasanya diperoleh pada usia muda. Namun, mutasi yang terjadi pada virus
influenza B cukup untuk membuat kekebalan permanen menjadi tidak mungkin.
Perubahan antigen yang lambat, dikombinasikan dengan jumlah inang yang
terbatas (tidak memungkinkanperpindahan antigen antarspesies), membuat
pandemi influenza B tidak terjadi.
3. Virus Tipe C
Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza C, yang menginfeksi
manusia, anjing, dan babi, kadangkala menimbulkan penyakit yang berat dan
epidemi lokal. Namun, influenza C lebih jarang terjadi dibandingkan dengan jenis
lain dan biasanya hanya menimbulkan penyakit ringan pada anak-anak.
2.3. Sifat Virus Influenza
Virus influenza mempunyai sifat dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada
suhu 220C dan lebih dari 30 hari pada suhu 00C. Mati pada pemanasan 600C selama 30
menit atau 560C selama 3 jam dan pemanasan 800C selama 1 jam. Virus akan mati
Makalah Swamedikasi “Tatalaksana Penanganan Penyakit Flu”
1
dengan deterjen, disinfektan misalnya formalin, cairan yang mengandung iodin dan
alkohol 70%.
Struktur antigenik virus influenza meliputi antara lain 3 bagian utama berupa:
antigen S (atau soluble antigen), hemaglutinin dan neuramidase. Antigen S merupakan
suatu inti partikel virus yang terdiri atas ribonukleoprotein. Antigen ini spesifik untuk
masing-masing tipe. Hemaglutinin menonjol keluar dari selubung virus dan memegang
peran pada imunitas terhadap virus. Neuramidase juga menonjol keluar dari selubung
virus dan hanya memegang peran yang minim 8 pada imunitas. Selubung inti virus
berlapis matriks protein sebelah dalam dan membran lemak disebelah luarnya.
Salah satu ciri penting dari virus influenza adalah kemampuannya untuk mengubah
antigen permukaannya (H dan N) baik secara cepat atau mendadak maupun lambat.
Peristiwa terjadinya perubahan besar dari struktur antigen permukaan yang terjadi
secara singkat disebut antigenic shift.
Bila perubahan antigen permukaan yang terjadi hanya sedikit, disebut antigenic
drift. Antigenic shift hanya terjadi pada virus influenza A dan antigenic drift hanya terjadi
pada virus influenza B, sedangkan virus influenza C relatif stabil. Teori yang mendasari
terjadinya antigenic shift adalah adanya penyusunan kembali dari gen-gen pada H dan N
diantara human dan avian influenza virus melalui perantara host ketiga. Satu hal yang
perlu diperhatikan bahwa adanya proses antigenic shift akan memungkinkan
terbentuknya virus yang lebih ganas, sehingga keadaan ini menyebabkan terjadinya
infeksi sistemik yang berat karena sistem imun host baik seluler maupun humoral belum
sempat terbentuk. Sejak dulu diduga kondisi yang memudahkan terjadinya antigenic
shift adalah adanya penduduk yang bermukim didekat daerah peternakan unggas dan
babi. Karena babi bersifat rentan terhadap infeksi baik oleh avian maupun human virus
makan hewan tersebut dapat berperan sebagai lahan pencampur (mixing vesel) untuk
penyusunan kembali gen-gen yang berasal dari kedua virus tersebut, sehingga
menyebabkan terbentuknya subtiper virus baru.
Makalah Swamedikasi “Tatalaksana Penanganan Penyakit Flu”
1
2.4. Tanda dan gejala
Gejala influenza dapat dimulai dengan cepat, satu sampai dua hari setelah infeksi.
Biasanya gejala pertama adalah menggigil atau perasaan dingin, namun demam juga
sering terjadi pada awal infeksi, dengan temperatur tubuh berkisar 38-39 °C (kurang
lebih 100-103 °F). Banyak orang merasa begitu sakit sehingga mereka tidak dapat
bangun dari tempati tidur selama beberapa hari, dengan rasa sakit dan nyeri sekujur
tubuh, yang terasa lebih berat pada daerah punggung dan kaki. Gejala influenza dapat
meliputi:
Demam dan perasaan dingin yang ekstrem (menggigil, gemetar)
Batuk
Hidung tersumbat
Nyeri tubuh, terutama sendi dan tenggorokan
Kelelahan
Nyeri kepala
Iritasi mata, mata berair
Mata merah, kulit merah (terutama wajah), serta kemerahan pada mulut,
tenggorokan, dan hidung
Ruam petechiae
Pada anak, gejala gastrointestinal seperti diare dan nyeri abdomen, (dapat menjadi
parah pada anak dengan influenza B)
Kadangkala sulit untuk membedakan antara selesma dan influenza pada tahap
awal dari infeksi ini, namun flu dapat diidentifikasi apabila terdapat demam tinggi
mendadak dengan kelelahan yang ekstrem. Diare biasanya bukan gejala dari influenza
dari anak, namun hal tersebut dapat dijumpai pada sebagian kasus "flu burung" H5N1
pada manusia dan dapat menjadi gejala pada anak-anak.
2.5. Patofisiologi
Virus influenza A, B dan C masing-masing dengan banyak sifat mutagenik yang
mana virus tersebut dihirup lewat droplet mukus yang terarolisis dari orang-orang yang
Makalah Swamedikasi “Tatalaksana Penanganan Penyakit Flu”
1
terinfeksi. Virus ini menumpuk dan menembus permukaan mukosa sel pada saluran
napas bagian atas, menghasilkan sel lisis dan kerusakan epithelium silia.
Neuramidase mengurangi sifat kental mukosa sehingga memudahkan penyebaran
eksudat yang mengandung virus pada saluran napas bagian bawah. Di suatu peradangan
dan nekrosis bronchiolar dan epithelium alveolar mengisi alveoli dan exudat yang berisi
leukosit, erithrosit dan membran hyaline. Hal ini sulit untuk mengontrol influenza sebab
permukaan sel antigen virus memiliki kemampuan untuk berubah. Imunitas terhadap
virus influenza A dimediasi oleh tipe spesifik immunoglobin A (lg A) dalam sekresi nasal.
Sirkulasi lg G juga secara efektif untuk menetralkan virus. Stimulus lg G adalah dasar
imunisasi dengan vaksin influenza A yang tidak aktif.
Setelah nekrosis dan desquamasi terjadi regenerasi epithelium secara perlahan
mulai setelah sakit hari kelima. Regenerasi mencapai suatu maximum kedalam 9 sampai
15 hari, pada saat produksi mukus dan celia mulai tamapk. Sebelum regenerasi lengkap
epithelium cenderung terhadap invasi bakterial sekunder yang berakibat pada
pneumonia bakterial yang disebabkan oleh staphiloccocus Aureus.
Penyakit pada umumnya sembuh sendiri. Gejala akut biasanya 2 sampai 7 hari
diikuti oleh periode penyembuhan kira-kira seminggu. Penyakit ini penting karena
sifatnya epidemik dan pandemik dan karena angka kematian tinggi bersama sekunder.
Resiko tinggi pada orang tua dan orang yang berpenyakit kronik.
2.6. Penanganan
Tidak terdapat tindakan yang spesifik untuk penangan influenza. Penatalaksanaan
medis biasanya berupa :
Non farmakologi
1. Simptomatik (sesuai dengan gejala yang muncul), dengan beristirahat dan mengonsumsi
makanan sehat bergizi demi meningkatkan daya tahan tubuh yang melemah.
2. Bedtres
3. Peningkatan intake cairan jika tidak ada kontra indikasi.
Makalah Swamedikasi “Tatalaksana Penanganan Penyakit Flu”
1
Farmakologi
1. Obat kumur, untuk menurunkan nyeri tenggorokan
2. Antihistamin, untuk menurunkan rinorrhea
3. Vitamin C dan ekspektoran; serta
4. Vaksinasi
Kemudian Ke dokter untuk mendapat antibiotik. Antibiotik untuk mengatasi infeksi
sekunder akibat bakteri, bila Influensa ditandai dengan perubahan warna lendir hidung
dari jernih menjadi kuning atau kehijauan, suara menjadi serak dan nyeri menelan.
Dan apabila diperlukan, mengonsumsi obat seperti asetaminofen (parasetamol)
untuk meredakan gejala demam dan nyeri otot yang berhubungan dengan flu. Anak-
anak dan remaja dengan gejala flu (terutama demam) sebaiknya menghindari
penggunaan aspirinpada saat infeksi influenza (terutama influenza tipe B), karena hal
tersebut dapat menimbulkan Sindrom Reye, suatu penyakit hati yang langka namun
memiliki potensi menimbulkan kematian. Karena influenza disebabkan oleh virus,
antibiotik tidak memiliki pengaruh terhadap infeks kecuali diberikan untuk infeksi
sekunder seperti pneumonia bakterialis. Pengobatan antiviral dapat efektif, namun
sebagian galur influenza dapat menunjukkan resistensi terhadap obat-obat antivirus
standar.
Jika segera diberikan pada infeksi influenza A yang belum mengalami komplikasi,
obat rimantadin atau amantadin bisa membantu mengurangi lama dan beratnya demam
serta gejala pernafasan. Ribavirin (dalam bentuk obat hirup atau tablet) mampu
memperpendek lamanya demam dan mempengaruhi kemampuan virus untuk
berkembangbiak, tetapi pemakaiannya masih bersifat eksperimental. Ribavirin bisa
diberikan untuk meringankan gejala pneumonia virus.
Amantadin atau rimantadin merupakan 2 obat anti-virus yang bisa melindungi
terhadap influenza A saja. Obat ini digunakan selama wabah influenza A untuk
melindungi orang-orang yang kontak dengan penderita dan orang yang memiliki resiko
tinggi-yang belum menerima vaksinasi. Pemakaian obat bisa dihentikan dalam waktu 2-3
minggu setelah menjalani vaksinasi. Jika tidak dapat dilakukan vaksinasi, maka obat
Makalah Swamedikasi “Tatalaksana Penanganan Penyakit Flu”
1
diberikan selama terjadi wabah, biasanya selama 6-8 minggu. Obat ini bisa
menyebabkan gelisah, sulit tidur dan efek samping lainnya, terutama pada usia lanjut
dan pada penderita kelainan otak atau ginjal.
2.7. Studi Kasus
Seorang ibu dan anak datang ke apotek, anaknya berusia 5 tahun. Sang ibu
mengeluhkan anaknya sudah dua hari mengalami demam, bersin-bersin dan hidung
tersumbat. Sang ibu ragu untuk memberikan obat untuk anaknya, karena anaknya
memiliki alergi antibiotic golongan tertentu.
Bagaimanakah manajemen klinis untuk menangani penyakit anak tersebut dilihat dari
gejalanya?
Manajemen klinis :
Dilihat dari gejalanya, anak tersebut menderita penyakit flu. Pada pengobatannya jangan
diberikan aspirin karena mengakibatkan Reye syndrome dan jangan diberikan antibiotic
karena anak ini memiliki alergi terhadap antibiotik golongan tertentu. Oleh karena itu,
untuk pengobatannya sebaiknya menggunakan parasetamol dengan dosis anak-anak,
karena flu yang diderita anak ini masih tergolong ringan. Apabila flu berlanjut, sebaiknya
menghubungi dokter.
Makalah Swamedikasi “Tatalaksana Penanganan Penyakit Flu”
1
BAB III
KESIMPULAN
1. Influenza adalah penyakit menular yang menyerang saluran napas, dan sering menjadi wabah
yang diperoleh dari menghirup virus influenza.
2. Penyebab penyakit ini :Virus Influsenza tipe A, B, dan C yang disebabkan oleh virus RNA dari
familiOrthomyxoviridae (virus influenza), yang menyerangunggas dan mamalia.
3. Gejala : menggigil, demam, nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala berat, batuk, kelemahan, rasa
tidak nyaman secara umum, mual dan muntah, terutama pada anak-anak.
4. Pencegahan adalah dengan menggunakan vaksin influenza yang mengandung virus A dan B.
5. Penatalaksanaannya : dengan vaksinasi. Simptomatik (sesuai dengan gejala yang muncul), sebab
antibiotic tidak efektif untuk infeksi virus.
Makalah Swamedikasi “Tatalaksana Penanganan Penyakit Flu”
1
DAFTAR PUSTAKA
http//: www.goolge.co.id.virus+influenza&meta
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/genetics/2228073-pengertian-penyakit-flu/
#ixzz2nASG1LSg
http//:www.info.gor.hk/info/influenza. Htm
Dwidjoseputro. 1998. Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta: Djambatan
J.pelczar, Michael. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press
Makalah Swamedikasi “Tatalaksana Penanganan Penyakit Flu”