makalah farmasetika dasar - sediaan kapsul baru

17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian obat secara umum, obat adalah semua bahan tunggal/ campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun luar guna mencegah, meringankan ataupun menyembuhkan penyakit. Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau untuk memperelok badan atau bagian badan manusia. Berdasarkan definisinya, fungsi obat adalah : 1.Bahan yang digunakan untuk diagnosa 2.Bahan yang digunakan untuk pencegahan 3.Bahan yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit 4.Bahan yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit 5.Bahan yang digunakan untuk menyembuhkan gangguan fungsi tubuh 6.Bahan yang digunakan untuk memperelok badan atau bagian badan (kosmetika) Bentuk-bentuk sediaan dari obat yaitu tablet, suspensi, kapsul, emulsi, pil, sirup, serbuk, 1

Upload: iis

Post on 07-Apr-2016

653 views

Category:

Documents


49 download

DESCRIPTION

Kapsul

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Farmasetika Dasar - Sediaan Kapsul Baru

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian obat secara umum, obat adalah semua bahan tunggal/ campuran

yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun luar guna

mencegah, meringankan ataupun menyembuhkan penyakit.

Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk

digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi,

menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau untuk

memperelok badan atau bagian badan manusia.

Berdasarkan definisinya, fungsi obat adalah :

1. Bahan yang digunakan untuk diagnosa

2. Bahan yang digunakan untuk pencegahan

3. Bahan yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala

penyakit

4. Bahan yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit

5. Bahan yang digunakan untuk menyembuhkan gangguan fungsi tubuh

6. Bahan yang digunakan untuk memperelok badan atau bagian badan

(kosmetika)

Bentuk-bentuk sediaan dari obat yaitu tablet, suspensi, kapsul, emulsi, pil,

sirup, serbuk, kelarutan, salep, obet tetes, krim, gel, dan lain masih banyak

bentuk sediaan lainnya. Bentuk sediaan obat dapat berfungsi untuk:

1. Melindungi obat dari kerusakan akibat udara

2. Melindungi obat dari kerusakan akibat asam lambung

3. Memudahkan penggunaan obat untuk tujuan terapi

4. Membuat pelepasan obat yang teliti, tepat dan aman

5. Menghilangkan atau menutupi rasa pahit atau rasa tak enak dari obatnya 

1

Page 2: Makalah Farmasetika Dasar - Sediaan Kapsul Baru

6. Membuat serbuk yang tak larut atau tak stabil dalam larutan dibuat suspensi

Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk kesediaan padat, dimana satu

bahan macam obat atau lebih dan/atau bahan inert lainnya yang dimasukkan

kedalam cangkang atau wadah kecil umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai.

Tergantung pada formulanya kapsul dari gelatin bisa lunak dan bias juga keras.

Kebanyakan kapsul-kapsul yang sudah diedarkan diapasaran adalah kapsul yang

semuanya dapat ditelan oleh pasien, untuk keuntungan dalam pengobatan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian sediaan kapsul?

2. Apa persyaratan sediaan kapsul?

3. Apa tujuan pemberian bentuk sediaan kapsul?

4. Apa keuntungan dan kerugian kapsul?

5. Apa macam-macam sediaan kapsul?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian sediaan kapsul.

2. Untuk mengetahui persyaratan sediaan kapsul.

3. Untuk mengetahui tujuan bentuk sediaan kapsul.

4. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian kapsul.

5. Untuk mengetahui macam-macam sediaan kapsul.

2

Page 3: Makalah Farmasetika Dasar - Sediaan Kapsul Baru

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertan Sediaan Kapsul

Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul keras atau

lunak. Cangkang kapsul dibuat dari Gelatin dengan atau tanpa zat tambahan lain.

Cangkang dapat pula dibuat dari Metilsselulosa atau bahan lain yang cocok.

(Anief, 2007)

Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, dimana satu

macam bahan obat atau lebih dan atau bahan innert lainnya yang dimasukkan ke

dalam cangkang atau wadah kecil yang umumnya dibuat dari gelatin yang

sesuai. Tergantung pada formulasinya kapsul dari gelatin bisa lunak dan bisa

juga keras. Kebanyakan kapsul-kapsul yang diedarkan di pasaran adalah kapsul

yang semuanya dapat ditelan oleh pasien, untuk keuntungan dalam pengobatan.

Begitu pula, kapsul dapat dibuat untuk disisipkan ke dalam rektum sehingga

obat dilepaskan dan diapsorbsi di tempat tersebut, atau isi kapsul dapat

dipindahkan dari cangkang gelatin dan digunakan sebagai pengukur yang dini

dari obat-obat bentuk serbuk. Sedikitnya satu kapsul yang diperdagangkan,

Theo-Dur Sprinkle (keypharmaceutical) yang dianjurkan untuk dipakai dalam

hal-hal sebagai berikut, untuk anak-anak atau pasien lain yang tidak dapat

menelan tablet atau kapsul. Dianjurkan agar isi kapsul, teofilin anhidrat dalam

bentuk sustained release, ditaburkan di atas sedikit makanan lunak segera

sebelum ditelan. (Ansel, 2005)

B. Persyaratan Sediaan Kapsul

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi menurut FI III adalah sebagai berikut

(Syamsuni, 2006) :

1) Keseragaman bobot /keragaman bobot

a. Kelompok kapsul yang berisi bahan padat

3

Page 4: Makalah Farmasetika Dasar - Sediaan Kapsul Baru

1. Timbang 20 kapsul sekaligus, timbang lagi satu persatu catat

bobotnya.

2. Keluarkan semua isi kapsul, timbang seluruh bahan cangkang kapsul.

Bobot rata-rata kapsulPerbedaan bobot isi kapsul dalam %

A B

120 mg atau lebih

lebih dari 120 mg

10%

7,5%

20%

15%

3. Hitung bobot isi, kapsul dan hitung bobot rata-rata isi tiap kapsul.

4. Memenuhi syarat FI, jika perbedaan dalam persen bobot isi tiap

kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh dari yang

ditetapkan dalam kolom A dan setiap 2 kapsul terhadap bobot rata-rata

dalam kolom B.

b. Kapsul yang berisi bahan cair atau setengah padat/pasta/salep

1. Timbang 10 kapsul sekaligus timbang lagi satu persatu

2. Keluarkan semua isi kapsul, cuci cangkang kapsul dengan eter , buat

cairan cucian, biarkan hingga tak berbau eter lagi.

3. Timbang seluruh bagian cangkang kapsul

4. Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata isi tiap kapsul

5. Memenuhi syarat FI , jika perbedaan dalam persen bobot isi tiap

kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak lebih dari 7,5 %

2) Waktu hancur

Ditentukan dengan suatu alat yang disebut desintekgrator tester yang

terdiri atas :

a. 5 buah tabung teras paran dengan ukuran (p. 80-100 mm, d.d 28 mm, d.l

30 mm), bawah dilengkapi dengan kawat kasa tahan karat dengan lubang

sesuai dengan pengayak nomor 4.

b. Bak berisi air dengan suhu 36 – 38 C sebanyak dengan kedalaman tidak

kurang dari 15 cm dapat dinaik turunkan dengan teratur kedudukan kawat

kasa pada posisi tertinggi berada tepat di permukaan air dan kedudukan

terendah tepat dibawah permukaan air.

3) Keseragaman sediaan

4

Page 5: Makalah Farmasetika Dasar - Sediaan Kapsul Baru

Terdiri atas keragaman bobot untuk kapsul keras keserangaman

kandungan untuk kapsul lunak.

4) Uji disolusi

Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan

disolusi yang tertera dalam masing – masing monografi. Persyaratan disolusi

tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam

masing – masing monografi. Dilakukan untuk kapsul gelatin keras.

C. Tujuan Pemberian Bentuk Sediaan Kapsul

Tujuan pemberian bentuk sediaan kapsul, yaitu: (Duin, 1954)

1. Menutupi bau dan rasa obat yang tidak enak.

2. Memudahkan penggunaan (dibidang sediaan serbuk).

3. Mempercepat penyerapan (dibidang sediaan pil dan tablet).

4. Kapsul gelatin keras cocok untuk peracikan ex-temperaneous.

5. Dapat menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari.

6. Lebih enak dipandang.

7. Dapat untuk dua sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis),

dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil

kemudian dimasukkan bersama serbuk lain kedalam kapsul yang lebih besar.

D. Keuntungan dan Kerugian Sediaan Kapsul

Kapsul sebagai salah satu bentuk sediaan obat, memiliki beberapa

keuntugan dan kelemahan. Karena itu seorang apoteker juga harus mengetahui

keuntungan dan kerugian dari bentuk sediaan obat yang akan digunakan sebagai

wadah racikan obat. (Widodo, 2013)

1. Keuntungan Sediaan Kapsul

5

Page 6: Makalah Farmasetika Dasar - Sediaan Kapsul Baru

Adapun keuntungan dari obat dalam bentuk sediaan kapsul antara lain

(Syamsuni, 2006) :

a. Bentuknya menarik dan praktis.

b. Cangkang kapsul tidak berasa, sehingga dapat menutupi obat yang

memiliki rasa dan bau tidak enak.

c. Mudah ditelan dan mudah hancur/larut dalam perut, sehingga obat cepat

diabsorsip.

d. Dokter berkombinasikan beberapa macam obat dan dosis yang berbeda-

beda sesuai kebutuhan pasien.

e. Kapsul dapat diisi dengan cepat karna tidak memerlukan bahan

tambahan/pembantu seperti pada pembuatan pil dan tablet.

2. Kerugiaan Sediaan Kapsul

Sementara itu, beberapa kerugian atau kekurangan dari obat dalam bentuk

sediaan kapsul, antara lain (Syamsuni, 2006) :

a. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-

pori kapsul tidak dapat menahan penguapan.

b. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang higroskopis.

c. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan

cangkang kapsul.

d. Tidak dapat diberikan untuk balita.

e. Tidak bisa dibagi-bagi.

Nah, dengan mempertimbangankan keuntungan dan kerugian tersebut,

apoteker dapat dengan bijak bentuk sediaan kapsul atau yang lainnya. Ingat,

seorang apoteker memiliki tanggung jawab dan kewajiban dalam mengambil

kebijakan terkait dengan obat. (Widodo, 2013)

E. Macam – Macam Sediaan Kapsul

1. Berdasarkan Konsistensi

a) Kapsul Keras

6

Page 7: Makalah Farmasetika Dasar - Sediaan Kapsul Baru

Kapsul jenis ini terdiri atas bagian wadah dan tutup yang terbuat dari

metil selulosa, gelatin, pati, atau bahan lain yang sesuai. Ukuran cangkang

kapsul ini bervariasi dari nomor paling kecil (5) sampai nomor paling

besar (000), kecuali cangkang kapsul untuk hewan. Umumnya, ukuran

terbesar 000 merupakan ukuran yang dapat diberikan kepada pasien.

Selain itu, ada juga ukuran 0 yang bentuknya memanjang (dikenal sebagai

ukuran OE), sehingga memberikan kapasitas yang lebih besar tanpa

peningkatan diameter dan biasanya mengandung air 10 – 15 %. (Widodo,

2013)

Cangkang kapsul ini biasanya diisi dengan bahan padat (serbuk) atau

butiran (granula). Campuran serbuk yang cenderung meleleh dapat

diisikan ke dalam kapsul cangkang keras jika menggunakan absorben,

seperti MgCO3 atau silikon dioksida. Kapsul cangkang keras ini hanya

memiliki satu bentuk dan digunakan untuk pemakaian per oral. Pabrik

yang terkenal memproduksi cangkang kapsul di Indonesia adalah Parke

Davis. (Widodo, 2013)

Penutupan cangkang kapsul gelatin keras dapat dilakukan dengan cara

memberikan lekukan khas pada bagian tutup dan induk, serta melakukan

pemanasan langsung atau menggunakan energi ultrasonik. Adapun

penutupan cangkang kapsul pati keras dilakukan dengan pelekatan, yaitu

dengan mengoleskan cairan campuran air – alkohol lalu dikeringkan.

Untuk membersihkan cangkang kapsul gelatin keras, dapat dilakukan

dengan cara meletakkan kapsul di antara sepotong kain, kemudian

digosok-gosok. (Widodo, 2013)

7

Page 8: Makalah Farmasetika Dasar - Sediaan Kapsul Baru

Gambar 2.1

b) Kapsul Lunak

Gambar 2.2

Kapsul jenis ini merupakan satu kesatuan berbentuk bulat, silindris,

atau bulat telur yang dibuat dari gelatin (terkandung disebut gel lunak)

atau bahan lain yang sesuai. Kapsul ini biasanya lebih tebal dari pada

kapsul cangkang keras dan dapat diplastisasi dengan penambahan senyawa

poliol, seperti sorbitol atau gliserin. Kapsul ini biasanya juga mengandung

air 6 – 13%, yang diisi dengan bahan cairan bukan air seperti

polietilenglikol (PEG) berbobot molekul rendah, atau dapat juga diisi

dengan bahan padat, serbuk, atau zat padat kering. (Widodo, 2013)

Kapsul cangkang lunak memiliki bermacam – macam bentuk dan

biasannya dapat dipakai untuk rute oral, vaginal, rektal, atau topikal. Jika

ditinjau dari segi formulasi, teknologi, dan biofarmasi, kapsul berisi cairan

dari jenis kapsul apa pun lebih seragam daripada kapsul berisi serbuk

kering dari jenis cangkang yang sama. Selain itu, terdapat sediaan tablet

berbentuk kapsul yang disebut kaplet. (Widodo, 2013)

2. Berdasarkan Cara Pemakaian

8

Page 9: Makalah Farmasetika Dasar - Sediaan Kapsul Baru

a) Per Oral

Penggunaan obat melalui oral bertujuan terutama untuk mendapatkan

efek sistemik, yaitu obat beredar melalui pembuluh darah keseluruh tubuh.

Tetapi untuk obat cacing dikehendaki efek local yaitu di usus untuk

membunuh cacing. Penggunaan obat melalui oral adalah yang paling

menyenangkan, murah dan paling aman. Kerugianya beberapa obat akan

mengalami pengrusakan oleh cairan lambung atau usus. Pada keadaan

pasien muntah-muntah, koma atau di kehendaki onset yang cepat,

penggunaan obat melalui rute oral tidak memungkinkan. (Anief, 1997)

Kecepatan adsorpsi obat melalui oral tergantung ketersediaan obat

terhadap cairan biologic yang di sebut ketersediaan hayati. Ketersediaan

hayati adalah persentase obat yang di adsorpsi tubuh dari suatu dosis yang

diberikan dan tersedia untuk member efek terapetiknya. Urutan

berkurangnya ketersediaan hayati dari bentuk obat ialah: Larutan-suspensi

oral-capsule-tablet-tablet bersalut. Bentuk obat yang member reaksi onset

cepat tidak selalu menguntungkan, sebab makin cepat obat diabsorpsi akan

cepat mengalami metabolisme dan eksresi. Sedang obat diabsorpsi lambat

akan memberi aktivitas obat yang lebih panjang. Maka itu pemilihan

bentuk obat memerlukan pertimbangan terhadap banyak factor. (Anief,

1997)

c. Per Rektal

Rectal adalah pemberian obat pada rectum yang layak untuk obat yang

merangsang atau yang di uraikan oleh asam lambung, biasanya soruposito

, kadang-kadang sebagai cairan (klisma 2-10 ml, levemen:10-500 ml).

Tujuanya memperoleh efek local dan efek sistemik. (Anief, 1997)

d. Per Vaginal

Pervaginal merupakan cara pemberian obat dengan memasukan obat

melalui vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan terapi obat dan

mengobati saluran vagina atau serviks. (Anief, 1997)

e. Topikal

9

Page 10: Makalah Farmasetika Dasar - Sediaan Kapsul Baru

Penggunaan obat pada kulit di maksudkan untuk memperoleh efek

pada atau di dalam kulit. Bentuk obat untuk topical dapat berupa padat,

cair dan semi padat. (Anief, 1997)

3. Berdasarkan Tujuan Pemakaian

a) Untuk Manusia

Gambar 2.3

Ukuran kapsul untuk manusia yaitu : 000 00 0 1 2 3 4 5

(Syamsuni, 2006)

b) Untuk Hewan

Ukuran kapsul untuk hewan yaitu : 10 11 12

(Syamsuni, 2006)

10

Page 11: Makalah Farmasetika Dasar - Sediaan Kapsul Baru

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kapsul adalah bentuk sediaan padat yang terbungkus dari suatu cakang

keras atau lunak yang dapat larut cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi

dapat juga dibuat pati atau bahan lain yang sesuai. Kapsul harus memenuhi

syarat sebagai berikut;

a. Keseragaman bobot (bervariasi antara 7,5%-20%)

b. Keseragaman isi zat berkhasiat

c. Waktu hancur, yaitu tidak boleh lebih dari 15 menit

d. Disimpan dalam wadah trtutup rapat.

Kapsul sebagai salah satu bentuk sediaan obat, memiliki beberapa

keuntugan dan kelemahan. Karena itu seorang apoteker juga harus mengetahui

keuntungan dan kerugian dari bentuk sediaan obat yang akan digunakan sebagai

wadah racikan obat.

Macam – macam sediaan kapsul terbagi tiga, yaitu :

1. Berdasarkan konsistensi

2. Berdasarkan cara pemakaian

3. Berdasarkan tujuan pemakaian

11

Page 12: Makalah Farmasetika Dasar - Sediaan Kapsul Baru

DAFTAR PUSTAKA

Anief, 1997, Apa yang Perlu diketahui Tentang Obat?, Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta.

Anief, 2007, Farmasetika, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Ansel, 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi keempat, Universitas

Indonesia, Jakarta.

Depkes RI, 1979,  Farmakope Indonesia edisi III, Departemen Kesehatan RI,

Jakarta.

Duin, 1954, Ilmu Resep dalam Praktek dan Teori, Soeroengan, Jakarta.

Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. EGC, Jakarta.

Widodo, 2013, Ilmu Meracik Obat untuk Apoteker, D-Medika, Yogyakarta.

12