makalah etika-isu kehamilan

15
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Arus globalisasi yang deras mempengaruhi kehidupan social masyarakat dunia, masyarakat semakin kritis dan tingginya tuntutan terhadap layanan yang berkualitas dalam menjalankan tugas profesinya bidan sering dihadapkan pada situasi yang dilematis dimana harus membat keputusan yang sulit yang berkaitan dengan kode etik, disinilah moral sangat berperan dimana moral akan memberikan keyakinan apakah suatu tindakan atau keputusan mutlak baik atau buruk. Kesadaran tentang baik dan buruk yang berkembang dalam diri individu dipengaruhi oleh lingkungan, pendidikan, social budaya, agama dan lain-lain. Dalam pelayanan kebidanan masalah atau isu di masyarakat yang berkaitan dengan etik dan moral, dilemma, serta konflik yang dihadapi bidan sebagai praktisi kebidanan. Isu adalah masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu lingkungan yang belum tentu benar, serta membutuhkan pembuktian. Bidan dituntut untuk beprilaku hati-hati dalam setiap tindakannya dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menampilkan prilaku yang etis dan profesional. Sesuai dengan judul makalah ini, yaitu issu tentang kehamilan dalam kebidanan, maka makalah ini kami akan membahas issu-issu yang terkait dengan kehamilan dalam pelayanan kebidanan. B. Tujuan Sesuai dengan judul makalah ini yaitu Issu tentang kehamilan maka tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui issu-issu terkini atau terbaru berdasarkan evidence based mengenai kehamilan.

Upload: prilita

Post on 10-Aug-2015

906 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

isu isu dalam kehamilan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Etika-Isu Kehamilan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Arus globalisasi yang deras mempengaruhi kehidupan social masyarakat dunia,

masyarakat semakin kritis dan tingginya tuntutan terhadap layanan yang berkualitas dalam

menjalankan tugas profesinya bidan sering dihadapkan pada situasi yang dilematis dimana harus

membat keputusan yang sulit yang berkaitan dengan kode etik, disinilah moral sangat berperan

dimana moral akan memberikan keyakinan apakah suatu tindakan atau keputusan mutlak baik

atau buruk. Kesadaran tentang baik dan buruk yang berkembang dalam diri individu dipengaruhi

oleh lingkungan, pendidikan, social budaya, agama dan lain-lain.

Dalam pelayanan kebidanan masalah atau isu di masyarakat yang berkaitan dengan etik

dan moral, dilemma, serta konflik yang dihadapi bidan sebagai praktisi kebidanan. Isu adalah

masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu lingkungan yang belum tentu benar,

serta membutuhkan pembuktian. Bidan dituntut untuk beprilaku hati-hati dalam setiap

tindakannya dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menampilkan prilaku yang etis dan

profesional.

Sesuai dengan judul makalah ini, yaitu issu tentang kehamilan dalam kebidanan, maka

makalah ini kami akan membahas issu-issu yang terkait dengan kehamilan dalam pelayanan

kebidanan.

B.   Tujuan

Sesuai dengan judul makalah ini yaitu Issu tentang kehamilan maka tujuan dari penulisan

makalah ini untuk mengetahui issu-issu terkini atau terbaru berdasarkan evidence based

mengenai kehamilan.

C.   Manfaat

       Dari penulisan makalah ini dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai issu-issu

terkini tentang kehamilan dalam pelayanan kebidanan.

Page 2: Makalah Etika-Isu Kehamilan

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian

Issu adalah masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu lingkungan yang

belum tentu benar serta membutuhkan pembuktian.

Issu moral adalah merupakan topik yang penting berhubungan dengan benar dan salah

dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh nilau-nilai yang berhubungan dengan kehidupan

oran sehari-hari menyangkut kasus abortus, eautanasia, keputusan untuk terminasi kehamilan dll.

Issu moral juga berhubungan dengan kejadian luar biasa dalam kehidupan sehari-hari, seperti

menyangkut konflik, malpraktik, dll.

B.     Issu – issu terkini dalam kehamilan.

A. BAYI TABUNG

Kelahiran bayi tabung pertama di Jawa Barat meskipun bukan yang pertama di Indonesia,

sebagai hasil ketekunan profesionalisme, dan kesabaran dari tim pengelola klinik Aster RSHS/

Fakultas Kedokteran UNPAD patut kita hargai mengingat proses pelaksanaan teknik bayi tabung

sangat kompleks dan bervariasi. Yang dimaksud dengan Teknik Reproduksi Berbantu (TRB)

atau nama lainnya yaitu bayi tabung adalah Suatu Tindakan Manipulasi terhadap Oosit, Sperma,

keduanya ataupun fertilisasinya, dengan tujuan meningkankan keberhasilan konsepsi dan angka

kehamilan. Bayi tabung adalah upaya jalan pintas untuk mempertemukan sel sperma dan sel telur

diluar tubuh ataun in-vitro fertilization. Proses Pengambilan sel telur “Ovum-PickUp” oleh tim

dokter di Klinik Aster RSHS, sebagai salah satu proses awal pembuatan bayi tabung. Banyak

tinndakan yang masuk pada TRB ini, tetapi yang lazim dilakukan saat ini adalah Inseminasi Intra

Uteri (IIU), Fertilisasi IN Vitro-Embrio transfer (FIV-ET) btermasuk didalamnya Intra

cytoplasmic sperm injection (ICSI) dan Percutaneus epididymal sperm aspiration (PESA)

ataupun Testicular Sperm Extraction ( TESE) bila ada Azoospermia.

Keputusan untuk melakukan TRB bergantung pada umur terutama istri dan lama kawin,

factor penyebab infertilitas yang ada (indikasi, syarat dan kontra indikasi), kemampuan pusat

pelayanan dimana pasangan datang, dan keadaan pasangan sendiri. TRB merupakan salah satu

penatalaksanaan pasangan suami istri atau (pasutri) infertile yang relative mahal, meskipun

akhir-akhir ini lebih banyak memberikan harapan. Pada sisi lain infertilitas merupakan msalah

yang sangat relative rumit, merupakan interaksi dari beberapa masalah yang melibatkan banyak

disiplin ilmu, factor social ekonomi , kultur budaya, agama dan pendidian merupakan factor yang

ikut berperan dalam menentukan arah langkah dan keberhasilan penatalaksanaan.

Page 3: Makalah Etika-Isu Kehamilan

Sedangkan factor medis sendiri tidak kalah kompleksnya mulai dari umur, terutama umur

istri, lama kawin, emosi, frekuensi koitus, obat yang dipakai disamping kelainan organ

reproduksi. Penatalakasanaan yang terarah sistematis , efektif, efesien, aman , rasional dan

kalaupun mungkin dipilih yang murah akan sangat membantu tercapainya angka kehamilan yang

lebih baik.

Pada saat ini TRB menjadi bagian dari pelayanan infertilitas sehingga pelayanannya

merupakan bagian dari pengelolaan pelayanan infertilitas secara keseluruhan. Dalam sstatus

pelayanan ini terkait msalah informe consent yang pada TRB harus diatur kembali mengenai

otonomi, kewewnangan dan pemahamannya. Komite etik kedokteran berbagai Negara

memberikan pandangan terhdap teknologi reproduksi buatan saat ini, pada umumnya

berdasarkan empat azas,yaitu berniat berbuat baik, tidak bertujuan kejahatan, menghargai

kebebasan individu, dan menurut kaidah hukkum yang berlaku.

UNDANG-UNDANG BAYI TABUNG

Dasar hukum pelaksanaan bayi tabung di Indonesia adalah Undang-Undang kesehatan no

23 tahun 1992 :

a. Pasal 16 ayat 1 Kehamilan di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir

untuk membantu suami istri mendapat keturunan

b. Upaya kehamilan diluar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 hanya dapat

dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan :

Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan

ditanamkan dalam rahim istri darimana ovum berasal

Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewewnangan

untuk itu

Pada sarana kesehatan tertentu

c. Ketentuan mengenai persyaratan penyelenggaraan kehamilan di luar cara alami

sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

Penjelasan dari pasal 16 tersebut jika secara medis dapat dibuktikan bahwa pasangan suami

istri yang sah benar-benar tidak dapat memperoleh keturunan secara alami, pasangan suami

istri tersebut dapat melakukan kehamilan diluar cara alami sebagai upaya terakhir melalui

ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran. Pelaksanaan upaya Kehamilan Diluar cara

Alami harus dilakukan sesuai dengan norma hokum, norma agama, norma kesusilaan dan

norma kesopanan.

Page 4: Makalah Etika-Isu Kehamilan

Apabila dokter melakukan inseminasi buatan dengan donor bukan suami adalah tindak

pidana kejahatan yang diancam dengan hukuman penjara atau denda.

Sarana kesehatan tertentu adalah sarana kesehatan yang memiliki tenaga dan peralatan yang

telah memenuhi persyaratan untuk penyelenggaraan upaya kehamilan di luar cara alami dan

ditunjuk oleh pemerintah.

Status anak yang dilahirkan tidak dalam ikatan perkawinan adalah anak diluar nikah. Anak di

luar nikah hanya mempunyai hubungan hukum dengan ibu dan keluarga ibu sedangkan anak

yang lahir dari sewa rahim, terdapat dua keadaan sebagai berikut :

Ovum dari pemesan, sperma dari pemesan

Ovum pemesan, sperma suami.

Apabila sperma dari pemesan disebut Surrogate mother. Setelah anak dilahirkan maka anak

adalah anak sah si ibu dan suaminya. Peralihan status anak dengan adopsi

b. ABORSIGugur kandungan atau Aborsi (bahasa latin : abortus) adalah berhentinya kehamilan

sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Aborsi dibedakan

menjadi 2 :

Spontaneous abortion : gugur kandungan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan atau

sebab-sebab alami.

Induced abortion atau Procured Abortion : Pengguguran kandungan yang disengaja.

Termasuk didalamnya adalah :

o Therapeutic abortion : pengguguran yang dilakukan karena kehamilan tersebut

mengancam kesehatan jasmani atau rohani sang ibu, terkadang dilakukan sesudah

pemerkosaan,

o Eugenic abortion : pengguguran yang dilakukan terhadap janin yang cacat

o Elective abortion : pengguguran yang dilakukan untuk alasan-alasan lain

Jenis abortus menurut terjadinya :

o Abortus Spontanea (abortus yang berlangsung tanpa tindakan ), yaitu :

Abortus Imminens : Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada

kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus

dan tanpa adanya dilatasi serviks.

Page 5: Makalah Etika-Isu Kehamilan

Abortus Insipiens : Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum

20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi

hasil konsepsi masih dalam uterus

Abortus Inkompletus : Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada

kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam

uterus.

Abortus Kompletus : Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.

o Abortus Provokatus (abortus yang sengaja dibuat ), yaitu :

Menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada

umumnya dianggap bayi belum hidup di luar kandungan apabila kehamilan belum

mencapai umur 28 minggu, atau berat badan bayi belum 1000 gram, walaupun terdapat

kasus bahwa bayi di bawah 1000 gram dapat terus hidup.

Abortus provokatus dibedakan menjadi :

Abortus Provokatus Medisinalis/artificilialis/therapeuticus

Abortus Provokatus Kriminalis

Dasar hukum abortus adalah sebagai berikut :

a. KUHP Bab XIX tentang kejahatan terhadap nyawa orang

KUHP pasal 299 berisi mengenai :

Ayat 1 memberikan harapan untuk pengguguran diancam 4 tahun penjara atau

pidana denda paling banyak empat puluh lima ribu rupiah

Ayat 2 mengambil keuntungan dari pengguguran tersebut sebagai pencaharian

atau kebiasaan, jika dia seorang tabib, bidan, apoteker,hukuman 4 tahun

Penjara ditambah sepertiganya.

Ayat 3 menggugurkan kandungan orang menjadi suatu profesi atau

pencaharian, maka dicabut haknya untuk melakukan pencaharian itu.

KUHP Pasal 346, seorang wanita dengan sengaja menggugurkan atau

mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam

dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

KUHP Pasal 347, Sengaja mengugurkan atau mematikan kandungan seorang

wanita tanpa persetujuannya diancam dengan pidana penjara maksimal 12

tahun.

Page 6: Makalah Etika-Isu Kehamilan

KUHP Pasal 348, Sengaja mengugurkan atau mematikan kandungan seorang

wanita dengan persetujuannya atau mengakibatkan matinya wanita tersebut

diancam pidana paling penjara paling lama lima tahun enam bulan paling

lama tujuh tahun.

KUHP Pasal 349, Seorang dokter, bidan dan apoteker membantu melakukan

kejahatan tersebut dalam pasal 346, 347, dan 348, maka pidana yang

ditentukan dalam pasal tersebut ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut

haknya untuk menjalankan mata pencaharian dalam mana kejahatan

dilakukan.

b. Undang-undang Kesehatan no. 23 Tahun 1992

Pasal 15 ayat 1

Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil

dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.

Pasal 15 ayat 2 tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat 1

hanya dapat dilakukan :

o Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan

tersebut

o Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan

untuk itu dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta

berdasarkan pertimbangan tim ahli

o Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau

keluarganya

o Pada sarana kesehatan tertentu

Pasal 15 ayat 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu

sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 ditetapkan dengan peraturan

pemerintah

Ketentuan pidana pada pasal 80 ayat 1 adalah barang siap dengan sengaja

melakukan tindakan medis tertentu kepada ibu hamil yang tidak memenuhi

ketentuan sebagaiman dimaksud pasal 15 ayat 1 dan ayat 2 dipidana dengan

pidana penjara paling lama 15 tahun dan pidana paling banyak 500.000.000 ,-

(lima ratus juta rupiah)

Penjelasan dari undang-undang tersebut di atas adalah bahwa tindakan medis

dalam bentuk apapun pengguguran kandungan dengan alas an apapun dilarang

karena bertentangan dengan norma hokum ,norma agama , norma kesusilaan, dan

norma kesopanan. Namun dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan

jiwa ibu dan atau janin yang dikandungnya dapat diambil tindakan medis tertentu.

Indikasi medis adalah suatu kondisi yang benar-benar mengahruskan diambil

tindakan medis tertentu sebab tanpa tindakan medis tertentu itu, ibu hamil dan

atau janinnya terancam bahaya maut.

Page 7: Makalah Etika-Isu Kehamilan

Tenaga kesehatan yang dapat melakukan tindakan medis tertentu adalah

tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukannya

yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan. Sebelum melakukan

tindakan meds tertentu tenaga kesehatan harus terlebih dahulu meminta

pertimbangan tim ahli yang dapat terdiri dari berbagai bidang seperti medis ,

agama , hukum dan psikologi.

Hak utama untuk memberikan persetujuan ada pada ibu hamil yang

bersangkutan, kecuali dalam keadaan tidak sadar atau tidak dapat memberikan

persetujuannya, dapat diminta dari suami atau keluarganya.

Page 8: Makalah Etika-Isu Kehamilan

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Issu adalah masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu lingkungan yang

belum tentu benar serta membutuhkan pembuktian.

Issu moral adalah merupakan topik yang penting berhubungan dengan benar dan salah

dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh nilau-nilai yang berhubungan dengan kehidupan

oran sehari-hari menyangkut kasus abortus, eautanasia, keputusan untuk terminsad kehamilan

dll. Issu moral juga berhubungan dengan kejadian luar biasa dalam kehidupan sehari-hari, seperti

menyangkut konflik, malpraktik, dll.

  Issu – issu terkini dalam kehamilan.

Bayi Tabung / TRB (Teknik Reproduksi Berbantu)

Aborsi

Page 9: Makalah Etika-Isu Kehamilan

DAFTAR PUSTAKA

Prawiroharjo, sarwono, 1999, ilmu kebidanan, edisi 3, jakarta : YBP.

Pusdiknakes, , 2001. Asuhan anternatal, WHO:JHPIEGO, Jakarta.

Sujiyati,; syhthia dewi, Nilda.Etika Profesi Kebidanan Disertai Analisis Hukum Kesehatan

Terkini.2011.Rohima Press : Yogyakarta

Puji Wahyuningsih, Heni. Etika Profesi Kebidanan. 2008. Fitramaya : Yogyakarta

Journal of Epidemilogy and Community Health.Com

Journal of Reproductive of Health. Com

SS

Page 10: Makalah Etika-Isu Kehamilan

TUGAS MATA KULIAH ETIKA KEBIDANAN DAN HUKUM KESEHATAN DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

“ISSU-ISSU TERKAIT DENGAN KEHAMILAN”

DISUSUN OLEH :

1. AENI ROHMAWATI

2. WINARSIH

3. YUNI PRILITA SARI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALTIM

PRODI D-IV KEBIDANAN KLINIK

Page 11: Makalah Etika-Isu Kehamilan