makalah etika-isu kehamilan
DESCRIPTION
isu isu dalam kehamilanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Arus globalisasi yang deras mempengaruhi kehidupan social masyarakat dunia,
masyarakat semakin kritis dan tingginya tuntutan terhadap layanan yang berkualitas dalam
menjalankan tugas profesinya bidan sering dihadapkan pada situasi yang dilematis dimana harus
membat keputusan yang sulit yang berkaitan dengan kode etik, disinilah moral sangat berperan
dimana moral akan memberikan keyakinan apakah suatu tindakan atau keputusan mutlak baik
atau buruk. Kesadaran tentang baik dan buruk yang berkembang dalam diri individu dipengaruhi
oleh lingkungan, pendidikan, social budaya, agama dan lain-lain.
Dalam pelayanan kebidanan masalah atau isu di masyarakat yang berkaitan dengan etik
dan moral, dilemma, serta konflik yang dihadapi bidan sebagai praktisi kebidanan. Isu adalah
masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu lingkungan yang belum tentu benar,
serta membutuhkan pembuktian. Bidan dituntut untuk beprilaku hati-hati dalam setiap
tindakannya dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menampilkan prilaku yang etis dan
profesional.
Sesuai dengan judul makalah ini, yaitu issu tentang kehamilan dalam kebidanan, maka
makalah ini kami akan membahas issu-issu yang terkait dengan kehamilan dalam pelayanan
kebidanan.
B. Tujuan
Sesuai dengan judul makalah ini yaitu Issu tentang kehamilan maka tujuan dari penulisan
makalah ini untuk mengetahui issu-issu terkini atau terbaru berdasarkan evidence based
mengenai kehamilan.
C. Manfaat
Dari penulisan makalah ini dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai issu-issu
terkini tentang kehamilan dalam pelayanan kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Issu adalah masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu lingkungan yang
belum tentu benar serta membutuhkan pembuktian.
Issu moral adalah merupakan topik yang penting berhubungan dengan benar dan salah
dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh nilau-nilai yang berhubungan dengan kehidupan
oran sehari-hari menyangkut kasus abortus, eautanasia, keputusan untuk terminasi kehamilan dll.
Issu moral juga berhubungan dengan kejadian luar biasa dalam kehidupan sehari-hari, seperti
menyangkut konflik, malpraktik, dll.
B. Issu – issu terkini dalam kehamilan.
A. BAYI TABUNG
Kelahiran bayi tabung pertama di Jawa Barat meskipun bukan yang pertama di Indonesia,
sebagai hasil ketekunan profesionalisme, dan kesabaran dari tim pengelola klinik Aster RSHS/
Fakultas Kedokteran UNPAD patut kita hargai mengingat proses pelaksanaan teknik bayi tabung
sangat kompleks dan bervariasi. Yang dimaksud dengan Teknik Reproduksi Berbantu (TRB)
atau nama lainnya yaitu bayi tabung adalah Suatu Tindakan Manipulasi terhadap Oosit, Sperma,
keduanya ataupun fertilisasinya, dengan tujuan meningkankan keberhasilan konsepsi dan angka
kehamilan. Bayi tabung adalah upaya jalan pintas untuk mempertemukan sel sperma dan sel telur
diluar tubuh ataun in-vitro fertilization. Proses Pengambilan sel telur “Ovum-PickUp” oleh tim
dokter di Klinik Aster RSHS, sebagai salah satu proses awal pembuatan bayi tabung. Banyak
tinndakan yang masuk pada TRB ini, tetapi yang lazim dilakukan saat ini adalah Inseminasi Intra
Uteri (IIU), Fertilisasi IN Vitro-Embrio transfer (FIV-ET) btermasuk didalamnya Intra
cytoplasmic sperm injection (ICSI) dan Percutaneus epididymal sperm aspiration (PESA)
ataupun Testicular Sperm Extraction ( TESE) bila ada Azoospermia.
Keputusan untuk melakukan TRB bergantung pada umur terutama istri dan lama kawin,
factor penyebab infertilitas yang ada (indikasi, syarat dan kontra indikasi), kemampuan pusat
pelayanan dimana pasangan datang, dan keadaan pasangan sendiri. TRB merupakan salah satu
penatalaksanaan pasangan suami istri atau (pasutri) infertile yang relative mahal, meskipun
akhir-akhir ini lebih banyak memberikan harapan. Pada sisi lain infertilitas merupakan msalah
yang sangat relative rumit, merupakan interaksi dari beberapa masalah yang melibatkan banyak
disiplin ilmu, factor social ekonomi , kultur budaya, agama dan pendidian merupakan factor yang
ikut berperan dalam menentukan arah langkah dan keberhasilan penatalaksanaan.
Sedangkan factor medis sendiri tidak kalah kompleksnya mulai dari umur, terutama umur
istri, lama kawin, emosi, frekuensi koitus, obat yang dipakai disamping kelainan organ
reproduksi. Penatalakasanaan yang terarah sistematis , efektif, efesien, aman , rasional dan
kalaupun mungkin dipilih yang murah akan sangat membantu tercapainya angka kehamilan yang
lebih baik.
Pada saat ini TRB menjadi bagian dari pelayanan infertilitas sehingga pelayanannya
merupakan bagian dari pengelolaan pelayanan infertilitas secara keseluruhan. Dalam sstatus
pelayanan ini terkait msalah informe consent yang pada TRB harus diatur kembali mengenai
otonomi, kewewnangan dan pemahamannya. Komite etik kedokteran berbagai Negara
memberikan pandangan terhdap teknologi reproduksi buatan saat ini, pada umumnya
berdasarkan empat azas,yaitu berniat berbuat baik, tidak bertujuan kejahatan, menghargai
kebebasan individu, dan menurut kaidah hukkum yang berlaku.
UNDANG-UNDANG BAYI TABUNG
Dasar hukum pelaksanaan bayi tabung di Indonesia adalah Undang-Undang kesehatan no
23 tahun 1992 :
a. Pasal 16 ayat 1 Kehamilan di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir
untuk membantu suami istri mendapat keturunan
b. Upaya kehamilan diluar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 hanya dapat
dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan :
Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan
ditanamkan dalam rahim istri darimana ovum berasal
Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewewnangan
untuk itu
Pada sarana kesehatan tertentu
c. Ketentuan mengenai persyaratan penyelenggaraan kehamilan di luar cara alami
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Penjelasan dari pasal 16 tersebut jika secara medis dapat dibuktikan bahwa pasangan suami
istri yang sah benar-benar tidak dapat memperoleh keturunan secara alami, pasangan suami
istri tersebut dapat melakukan kehamilan diluar cara alami sebagai upaya terakhir melalui
ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran. Pelaksanaan upaya Kehamilan Diluar cara
Alami harus dilakukan sesuai dengan norma hokum, norma agama, norma kesusilaan dan
norma kesopanan.
Apabila dokter melakukan inseminasi buatan dengan donor bukan suami adalah tindak
pidana kejahatan yang diancam dengan hukuman penjara atau denda.
Sarana kesehatan tertentu adalah sarana kesehatan yang memiliki tenaga dan peralatan yang
telah memenuhi persyaratan untuk penyelenggaraan upaya kehamilan di luar cara alami dan
ditunjuk oleh pemerintah.
Status anak yang dilahirkan tidak dalam ikatan perkawinan adalah anak diluar nikah. Anak di
luar nikah hanya mempunyai hubungan hukum dengan ibu dan keluarga ibu sedangkan anak
yang lahir dari sewa rahim, terdapat dua keadaan sebagai berikut :
Ovum dari pemesan, sperma dari pemesan
Ovum pemesan, sperma suami.
Apabila sperma dari pemesan disebut Surrogate mother. Setelah anak dilahirkan maka anak
adalah anak sah si ibu dan suaminya. Peralihan status anak dengan adopsi
b. ABORSIGugur kandungan atau Aborsi (bahasa latin : abortus) adalah berhentinya kehamilan
sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Aborsi dibedakan
menjadi 2 :
Spontaneous abortion : gugur kandungan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan atau
sebab-sebab alami.
Induced abortion atau Procured Abortion : Pengguguran kandungan yang disengaja.
Termasuk didalamnya adalah :
o Therapeutic abortion : pengguguran yang dilakukan karena kehamilan tersebut
mengancam kesehatan jasmani atau rohani sang ibu, terkadang dilakukan sesudah
pemerkosaan,
o Eugenic abortion : pengguguran yang dilakukan terhadap janin yang cacat
o Elective abortion : pengguguran yang dilakukan untuk alasan-alasan lain
Jenis abortus menurut terjadinya :
o Abortus Spontanea (abortus yang berlangsung tanpa tindakan ), yaitu :
Abortus Imminens : Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus
dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Abortus Insipiens : Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum
20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi
hasil konsepsi masih dalam uterus
Abortus Inkompletus : Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus.
Abortus Kompletus : Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
o Abortus Provokatus (abortus yang sengaja dibuat ), yaitu :
Menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada
umumnya dianggap bayi belum hidup di luar kandungan apabila kehamilan belum
mencapai umur 28 minggu, atau berat badan bayi belum 1000 gram, walaupun terdapat
kasus bahwa bayi di bawah 1000 gram dapat terus hidup.
Abortus provokatus dibedakan menjadi :
Abortus Provokatus Medisinalis/artificilialis/therapeuticus
Abortus Provokatus Kriminalis
Dasar hukum abortus adalah sebagai berikut :
a. KUHP Bab XIX tentang kejahatan terhadap nyawa orang
KUHP pasal 299 berisi mengenai :
Ayat 1 memberikan harapan untuk pengguguran diancam 4 tahun penjara atau
pidana denda paling banyak empat puluh lima ribu rupiah
Ayat 2 mengambil keuntungan dari pengguguran tersebut sebagai pencaharian
atau kebiasaan, jika dia seorang tabib, bidan, apoteker,hukuman 4 tahun
Penjara ditambah sepertiganya.
Ayat 3 menggugurkan kandungan orang menjadi suatu profesi atau
pencaharian, maka dicabut haknya untuk melakukan pencaharian itu.
KUHP Pasal 346, seorang wanita dengan sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
KUHP Pasal 347, Sengaja mengugurkan atau mematikan kandungan seorang
wanita tanpa persetujuannya diancam dengan pidana penjara maksimal 12
tahun.
KUHP Pasal 348, Sengaja mengugurkan atau mematikan kandungan seorang
wanita dengan persetujuannya atau mengakibatkan matinya wanita tersebut
diancam pidana paling penjara paling lama lima tahun enam bulan paling
lama tujuh tahun.
KUHP Pasal 349, Seorang dokter, bidan dan apoteker membantu melakukan
kejahatan tersebut dalam pasal 346, 347, dan 348, maka pidana yang
ditentukan dalam pasal tersebut ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut
haknya untuk menjalankan mata pencaharian dalam mana kejahatan
dilakukan.
b. Undang-undang Kesehatan no. 23 Tahun 1992
Pasal 15 ayat 1
Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil
dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
Pasal 15 ayat 2 tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
hanya dapat dilakukan :
o Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan
tersebut
o Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
untuk itu dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta
berdasarkan pertimbangan tim ahli
o Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau
keluarganya
o Pada sarana kesehatan tertentu
Pasal 15 ayat 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 ditetapkan dengan peraturan
pemerintah
Ketentuan pidana pada pasal 80 ayat 1 adalah barang siap dengan sengaja
melakukan tindakan medis tertentu kepada ibu hamil yang tidak memenuhi
ketentuan sebagaiman dimaksud pasal 15 ayat 1 dan ayat 2 dipidana dengan
pidana penjara paling lama 15 tahun dan pidana paling banyak 500.000.000 ,-
(lima ratus juta rupiah)
Penjelasan dari undang-undang tersebut di atas adalah bahwa tindakan medis
dalam bentuk apapun pengguguran kandungan dengan alas an apapun dilarang
karena bertentangan dengan norma hokum ,norma agama , norma kesusilaan, dan
norma kesopanan. Namun dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan
jiwa ibu dan atau janin yang dikandungnya dapat diambil tindakan medis tertentu.
Indikasi medis adalah suatu kondisi yang benar-benar mengahruskan diambil
tindakan medis tertentu sebab tanpa tindakan medis tertentu itu, ibu hamil dan
atau janinnya terancam bahaya maut.
Tenaga kesehatan yang dapat melakukan tindakan medis tertentu adalah
tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukannya
yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan. Sebelum melakukan
tindakan meds tertentu tenaga kesehatan harus terlebih dahulu meminta
pertimbangan tim ahli yang dapat terdiri dari berbagai bidang seperti medis ,
agama , hukum dan psikologi.
Hak utama untuk memberikan persetujuan ada pada ibu hamil yang
bersangkutan, kecuali dalam keadaan tidak sadar atau tidak dapat memberikan
persetujuannya, dapat diminta dari suami atau keluarganya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Issu adalah masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu lingkungan yang
belum tentu benar serta membutuhkan pembuktian.
Issu moral adalah merupakan topik yang penting berhubungan dengan benar dan salah
dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh nilau-nilai yang berhubungan dengan kehidupan
oran sehari-hari menyangkut kasus abortus, eautanasia, keputusan untuk terminsad kehamilan
dll. Issu moral juga berhubungan dengan kejadian luar biasa dalam kehidupan sehari-hari, seperti
menyangkut konflik, malpraktik, dll.
Issu – issu terkini dalam kehamilan.
Bayi Tabung / TRB (Teknik Reproduksi Berbantu)
Aborsi
DAFTAR PUSTAKA
Prawiroharjo, sarwono, 1999, ilmu kebidanan, edisi 3, jakarta : YBP.
Pusdiknakes, , 2001. Asuhan anternatal, WHO:JHPIEGO, Jakarta.
Sujiyati,; syhthia dewi, Nilda.Etika Profesi Kebidanan Disertai Analisis Hukum Kesehatan
Terkini.2011.Rohima Press : Yogyakarta
Puji Wahyuningsih, Heni. Etika Profesi Kebidanan. 2008. Fitramaya : Yogyakarta
Journal of Epidemilogy and Community Health.Com
Journal of Reproductive of Health. Com
SS
TUGAS MATA KULIAH ETIKA KEBIDANAN DAN HUKUM KESEHATAN DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
“ISSU-ISSU TERKAIT DENGAN KEHAMILAN”
DISUSUN OLEH :
1. AENI ROHMAWATI
2. WINARSIH
3. YUNI PRILITA SARI
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALTIM
PRODI D-IV KEBIDANAN KLINIK