makalah diabetes mellitus

10
DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia puasa, aterosklerotik, mikroangiopati dan neuropati (Price, 2012) Menurut Sherwood (2012), diabetes secara harfiah artinya “mengalirkan”, yang menunjukkan pengeluaran urin dalam jumlah besar. Mellitus artinya “manis”. Urin pasien DM terasa manis kerena banyaknya glukosa dalam urin. Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang bersifat progresif, dikarakteristikan oleh ketidakmampuan tubuh untuk memetabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, yang mengarah kepada hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) (Black, 2009) Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010, Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. World

Upload: nenianggraeni

Post on 20-Feb-2016

43 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

MAKALAH INI BERUPA DEFINISI, KLASIFIKASI, DAN PENCEGAHAN DIABTES MELLITUS

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah DIABETES MELLITUS

DIABETES MELLITUS

I. DEFINISI DIABETES MELLITUS

Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara

genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya

toleransi karbohidrat. Diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia puasa,

aterosklerotik, mikroangiopati dan neuropati (Price, 2012)

Menurut Sherwood (2012), diabetes secara harfiah artinya

“mengalirkan”, yang menunjukkan pengeluaran urin dalam jumlah besar.

Mellitus artinya “manis”. Urin pasien DM terasa manis kerena banyaknya

glukosa dalam urin.

Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang bersifat progresif,

dikarakteristikan oleh ketidakmampuan tubuh untuk memetabolisme

karbohidrat, lemak, dan protein, yang mengarah kepada hiperglikemia (kadar

gula darah yang tinggi) (Black, 2009)

Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010, Diabetes

melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi

insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. World Health Organization (WHO)

merumuskan bahwa DM merupakan suatu kumpulan masalah anatomi dan

kimiawi dari sejumlah faktor dimana didapati defisiensi insulin absolut atau

relatif dan gangguan fungsi insulin.

Diabetes melitus merupakan penyakit yang ditandai dengan terjadinya

hiperglikemi di dalam tubuh. Diabetes mellitus sejauh ini adalah penyakit

endokrin yang paling sering ditemukan. Diabetes mellitus merupakan

penyakit yang banyak diderita pada kalangan masyarakat, terutama pada

kalangan masyarakat urban. Diabetes mellitus adalah penyakit diakibatkan

karena produksi insulin yang sedikit atau ketidakefektifan insulin walaupun

produksinya dalam jumlah yang normal. Biasanya para penderita DM akan

disertai dengan berbagai gejala seperti poliuria, polidipsia, polifagia, dan

penurunan berat badan. 

Page 2: Makalah DIABETES MELLITUS

Hiperglikemia kronis pada diabetes melitus akan disertai dengan

kerusakan, gangguan fungsi beberapa organ tubuh khususnya mata, ginjal,

saraf, jantung, dan pembuluh darah. Walaupun pada diabetes melitus

ditemukan gangguan metabolisme semua sumber makanan tubuh kita,

kelainan metabolisme yang paling utama ialah kelainan metabolisme

karbohidarat. Oleh karena itu diagnosis diabetes melitus selalu berdasarkan

tingginya kadar glukosa dalam plasma darah (John, 2006).

II. KLASIFIKASI DIABETES MELLITUS

DM adalah kelainan endokrin yang ditandai dengan tingginya kadar

glukosa darah. Secara etiologi DM dapat dibagi menjadi DM tipe 1, DM tipe

2, DM dalam kehamilan, dan diabetes tipe lain (WHO, 2006)

2.1 Diabetes Mellitus Tipe 1

Menurut American Diabetes Association (ADA) diabetes

mellitus tipe 1 terjadi karena kerusakan sel-sel beta pankreas untuk

memproduksi insulin. Hal ini terjadi karena adanya reaksi autoimun.

Menurut World Health Organization (WHO) Diabetes Mellitus

Tipe 1 merupakan diabetes yang terjadi karena berkurangnya insulin

dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta pada pulau langerhans.

Hilangnya sel beta dikarenakan reaksi autoimun yang salah sehingga

menghancurkan sel beta di pankreas. Salah satu gejala DM tipe 1 ini

adalah buang air kecil yang terlalu sering. Diabetes ini sering terjadi

pada anak-anak.

DM tipe 1 dikenal dengan nama Insulin Dependent Diabetes

Mellitus (IDDM), terjadi karena kerusakan sel β pankreas (reaksi

autoimun). Sel β pankreas merupakan satu-satunya sel tubuh yang

menghasilkan insulin yang berfungsi untuk mengatur kadar glukosa

dalam tubuh. Bila kerusakan sel β pankreas telah mencapai 80-90%

maka gejala DM mulai muncul. Perusakan sel ini lebih cepat terjadi

pada anak-anak daripada dewasa. Sebagian besar penderita DM tipe 1

sebagian besar oleh karena proses autoimun dan sebagian kecil non

Page 3: Makalah DIABETES MELLITUS

autoimun. DM tipe 1 yang tidak diketahui penyebabnya juga disebut

sebagai tipe 1 idiopathic, pada penderita ini ditemukan insulinopenia

tanpa adanya petanda imun dan mudah sekali mengalami ketoasidosis.

DM tipe 1 sebagian besar (75% kasus) terjadi sebelum usia 30 tahun

dan DM tipe ini diperkirakan terjadi sekitar 5-10 % dari seluruh kasus

DM yang ada (Widjayanti, 2008).

2.2 Diabetes Mellitus Tipe 2

Diabetes melitus tipe 2 adalah hasil dari kerusakan pengeluaran

insulin secara pogresif yang disertai dengan resistensi insulin,

biasanya berkaitan dengan obesitas (Black, 2009).

DM tipe 2 merupakan diabetes dimana jumlah insulin dalam

tubuh memadai namun kurangnya jumlah reseptor insulin di

permukaan sel menyebabkan insulin yang dapat masuk ke dalam sel

hanya sedikit dan proses metabolism karbohidrat terganggu sehingga

kadar glukosa dan insulin tinggi. DM tipe II mempunyai tingkat

genetic tinggi, 80-90% disebabkan keturunan (ADA, 1997).

WHO mendefinisikan DM tipe 2 sebagai tipe diabetes yang

bukan karena berkurangnya rasio insulin dalam darah, melainkan

karena kelainan metabolisme. Terjadi Hiperglisema yaitu

bertambahnya atau melebihnya glukosa darah.

DM tipe 2 merupakan 90% dari kasus DM yang dulu dikenal

sebagai non insulin dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Bentuk

DM ini bervariasi mulai yang dominan resistensi insulin, defisiensi

insulin relatif sampai defek sekresi insulin (John, 2006). Pada diabetes

ini terjadi penurunan kemampuan insulin bekerja di jaringan perifer

(insulin resistance) dan disfungsi sel β. Akibatnya, pankreas tidak

mampu memproduksi insulin yang cukup untuk mengkompensasi

insulin resistance. Kedua hal ini menyebabkan terjadinya defisiensi

insulin relatif. Kegemukan sering berhubungan dengan kondisi ini.

DM tipe 2 umumnya terjadi pada usia > 40 tahun. Pada DM tipe 2

terjadi gangguan pengikatan glukosa oleh reseptornya tetapi produksi

Page 4: Makalah DIABETES MELLITUS

insulin masih dalam batas normal sehingga penderita tidak tergantung

pada pemberian insulin (Widjayanti, 2008). Walaupun demikian pada

kelompok diabetes melitus tipe-2 sering ditemukan komplikasi

mikrovaskuler dan makrovaskuler (John, 2006).

2.3 Diabetes Mellitus Gestasional

Diabetes tipe ini adalah diabetes yang timbul pada saat

kehamilan, yang diakibatkan oleh kombinasi dari kemampuan reaksi

dan pengeluaran hormon insulin yang tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan ekstra pada kehamilan. Resiko terjadinya anomali

kongenital berkaitan langsung dengan derajat hiperglikemia pada saat

diagnosis ditegakkan. Pada diabetes melitus jenis ini, insulin sulit

bekerja karena beberapa hormon pada ibu hamil memiliki efek

metabolik yang bertoleransi dengan glukosa (WHO, 2013).

DM dalam kehamilan (Gestational Diabetes Mellitus - GDM)

adalah kehamilan yang disertai dengan peningkatan insulin resistance

(ibu hamil gagal mempertahankan euglycemia). Pada umumnya mulai

ditemukan pada kehamilan trimester kedua atau ketiga (John, 2006).

Faktor risiko GDM yakni riwayat keluarga DM, kegemukan dan

glikosuria. GDM meningkatkan morbiditas neonatus, misalnya

hipoglikemia, ikterus, polisitemia dan makrosomia. Hal ini terjadi

karena bayi dari ibu GDM mensekresi insulin lebih besar sehingga

merangsang pertumbuhan bayi dan makrosomia. Kasus GDM kira-

kira 3-5% dari ibu hamil dan para ibu tersebut meningkat risikonya

untuk menjadi DM di kehamilan berikutnya (Widjayanti, 2008).

2.4 Diabetes Mellitus Tipe Lain

Diabetes melitus jenis ini, mungkin terjadi sebagai hasil dari

kerusakan genetik di fungsi sel beta, penyakit kelenjar pankreas

(misalnya sistik fibrosis), atau penyakit yang diinduksi penggunaan

obat-obatan (Black, 2009).

Pada DM jenis ini individu mengalami hiperglikemia akibat

kelainan spesifik (kelainan genetik fungsi sel beta), endokrinopati

Page 5: Makalah DIABETES MELLITUS

(penyakit Cushing’s, akromegali), penggunaan obat yang mengganggu

fungsi sel beta (dilantin), penggunaan obat yang mengganggu kerja

insulin (b-adrenergik) dan infeksi atau sindroma genetik (Down’s,

Klinefelter’s) (Widjayanti, 2008).

III. FAKTOR-FAKTOR RESIKO

Faktor – faktor resiko diabetes mellitus adalah sebagai berikut :

1. Genetika

Seseorang yang memiliki penyakit diabetes miletus dapat

menurunkan penyakit tersebut kepada anak-anaknya. Anak

penderita diabetes tipe 2 memiliki peluang menderita DM 2

sebanyak 15%-30% risiko ketidakmampuan metabolisme

karbohidrat secara normal.

2. Obesitas (berat badan ≥ 20% dari berat ideal)

Obesitas yang terjadi pada seseorang dapat mengakibatkan

berkurangnya jumlah sisi reseptor insulin yang dapat bekerja

dalam sel pada otot skeletal dan jaringan lemak. Dengan terjadinya

obesitas maka akan merusak sel beta dalam memproduksi dan

melepaskan insulin, sehingga terjadi penumpukan gula darah.

3. Usia

Semakin bertambah umur seseorang maka prevalensi DM semakin

meninggi. Biasanya DM dialami oleh orang-orang yang telah

berusia 30 tahun, yang mana telah mengalami perubahan

fisiologis, anatomi, dan biokimia. Salah satu yang mengalami

perubahan adalah sel beta penghasil insulin pada pankreas.

4. Hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

Page 6: Makalah DIABETES MELLITUS

Black, Joyce M. & Hawks, Jane Hokanson. (2009). Medical-Surgical Nursing: Clinical

Management for Positive Outcomes. 8th ed. St. Louis, Missouri: Saunders

Elsevier.

John. MF Adam. Klasifikasi dan Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus yang Baru. Cermin

Dunia Kedokteran. 2006; 127:37-40.

Price, S. A., & Wilson, L. M. (2012). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit (6 ed., Vol. 2). (Terj. B. U. Pendit). Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Sherwood, L. (2012). Fisiologi Manusia: Dari Sel Ke Sistem (6 ed.). (Terj. B. U. Pendit).

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Widjayanti, A., Ratulangi, B.T. Pemeriksaan Laboratorium Penderita Diabetes. Available

from: http://www.tempo.co.id/medika/online/tmp.online.old/pus-1.htm.

Access : 6 Juli 2008.

WHO. (2013). Diabetes. Diambil dari

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/.

World Health Organisation. Diabetes mellitus : Report of a WHO Study Group. World

Health Organisation. Geneva-Switzerland. 2006. S5-36.