makalah desentralisasi kelompok paska

18
1 DESENTRALISASI PENYUSUNAN PERENCANAAN PENDIDIKAN NASIONAL A. Latar Belakang Dengan diberlakukannya UU No 22/1999 tentang pemerintahan daerah maka berbagai aspek penyelenggaraan pembangunan termasuk pendidikan juga mengalami perubahan. Perubahannya antara lain, berkurangnya peran pemerintahan pusat . dengan demikian dapat dinyatakan bahwa telah terjadi perubahan penyelenggaraan pendidikan dari sentralistik kearah desentralisasi. Konsep desentralisasi pendidikan sendiri adalah konsep yang relative baru untuk di Indonesia sehingga dapat dikatakan saat ini merupakan masa transisi. Pada masa transisi ini salah satu tantangan yang paling penting adalah tersusunnya kebijakan untuk mendelegasikan wewenang operasional pemerintah pusat ke daerah, khususnya bidang pendidkan. Dengan kata lain bahwa konsep otonomi pada dasarnya mengacu pada persoalan pendemokratisian masyarakat (daerah) untuk menyelenggarakan dan memutuskan apa yang menjadi urusan dan kepentingan termasuk kebutuhan dan urusan pendidikan bagi masyarakat. Berkaitan dengan permab\salahan diatas, pemerintah pusat memang telah menyusun berbagai usaha untuk member landasan pijak yang kuat bagi terselenggaranya desnytralisasi pendidikan. Pemberlakuan manajemen berbasis sekolah dan masyarakat misalnya merupakan

Upload: syamsul-hadi

Post on 25-Jun-2015

942 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Desentralisasi Kelompok Paska

1

DESENTRALISASI PENYUSUNAN PERENCANAAN

PENDIDIKAN NASIONAL

A. Latar Belakang

Dengan diberlakukannya UU No 22/1999 tentang pemerintahan daerah

maka berbagai aspek penyelenggaraan pembangunan termasuk pendidikan juga

mengalami perubahan. Perubahannya antara lain, berkurangnya peran

pemerintahan pusat . dengan demikian dapat dinyatakan bahwa telah terjadi

perubahan penyelenggaraan pendidikan dari sentralistik kearah desentralisasi.

Konsep desentralisasi pendidikan sendiri adalah konsep yang relative baru untuk

di Indonesia sehingga dapat dikatakan saat ini merupakan masa transisi. Pada

masa transisi ini salah satu tantangan yang paling penting adalah tersusunnya

kebijakan untuk mendelegasikan wewenang operasional pemerintah pusat ke

daerah, khususnya bidang pendidkan. Dengan kata lain bahwa konsep otonomi

pada dasarnya mengacu pada persoalan pendemokratisian masyarakat (daerah)

untuk menyelenggarakan dan memutuskan apa yang menjadi urusan dan

kepentingan termasuk kebutuhan dan urusan pendidikan bagi masyarakat.

Berkaitan dengan permab\salahan diatas, pemerintah pusat memang telah

menyusun berbagai usaha untuk member landasan pijak yang kuat bagi

terselenggaranya desnytralisasi pendidikan. Pemberlakuan manajemen berbasis

sekolah dan masyarakat misalnya merupakan salah satu konsep yang akan

dikembangkan , mengingat bahwa otonomi pada hakekatnya bertujuan

memandirikan seseorang atau suatu lembaga atau suatu daerah, untuk mencapai

kemandirian kemampuan tersebut maka diperlukan pemberdayaan terhadap

penyelenggaraaan pendidikan di daerah.

Desentralisasi pendidikan pada dasarnya merupakan upaya memindahkan

titik berat penyelenggaraan pendidikan yang semula sentralisasi menjadi

pendidikan yang berbasis kepada kepentingsn daerah atau masyarakat. Dalam

desentralisasi pendidikan maka titik berat pelaksanaanya lebih mengutamakan

pada peningkatan peran dan partisispasi daerah termasuk masyarakat dalam

rangka terselenggaranya pendidikan , seperti apa yang diimpikan untuk di

laksanakan didaerah. Memahami pelaksanaan pendidikan di daerah dalam rangka

Page 2: Makalah Desentralisasi Kelompok Paska

2

desentralisasi, maka perlu diketahui persepsi dan aspirasi stakeholder pendidikan

termasuk masyarakat terhadap penyelenggara pendidikan.

Menurut Heryanto1 salah satu cirri penyelenggraan pendidikan yang ideal

adalah penyelenggaran yang melibatkan partisipasi aktif dari seluruh komponen

atau stakeholder pendidikan yaitu pemerintah (pemda), Sekolah (kepala sekolah

dan guru masyarakat termasuk orang tua murid maupun dunia usaha / industri.

Berkaitan dengan kelembagaan yang merupakan salah satu faktor penting

bagi penyelenggaraan pendidikan dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah

seperti yang dikemukaan diatas maka pada tingkat pemerintah kabupaten/ kota

dibentuk dewan pendidikan yang mengurusi soal pendidikan dasar sampai

pendidikan menengah atas di daerah yang beranggotakan aparat pendidik

setempat,guru, orang tua siswa dan tokoh masyarakat. Dengan demikian

partisipasi masyarakat merupakan salah satu faktor penting dalam era

desentralisasi pendidikan.

Mulyani A Nurhadi menjelaskan bahwa pemberian kewenangan yang utuh

kepada daerah melalui dewan sekolah tersebut, terdapat tiga tujuan yang hendak

di capai Yaitu 1) untuk mendorong melakukan pemberdayaan masyarakat, 2)

menumbuhkan prakarsa dan kreatifitas , dan 3) peningkatan peran serta

masyarakat serta mengembangkan peran dan fungsi DPRD Pemerintah

kabupaten/ kota juga telah menetapkan siswa manajemen berbasis sekolah (MBS)

dan manajemen berbasis masyarakat.

Dari tujuan dibentuknya dewan pendidikan seperti di kemukakan di atas

maka partisipasi masyarakat merupakan kunci utama dalam pelaksanaan

desentralisasi pendidikan. Sebagaimana di kemukakan Winarno Surakhmat2

bahwa untuk memperbaiki mutu pendidikan nasional maka tidak bisa tidak

pengelolaan pendidikan harus dikembalikan pada masyarakat. Dengan demikian

tidak ada kebijakan pendidikan yang hanya mencerminkan kemauan menteri atau

pemerintah. Pemerintah memang harus membuat visi pendidikan nasional , tetapi

biarkan masyarakat mengatur sendiri operasionalisasi pendidikannya. Dengan

demikian masyarakat perlu disadarkan bahwa pendidikan itu milik mereka. Rasa

kepemilikan ini akan meningkatkan partisipasi masyarakat dan upaya peningkatan

1 2

Page 3: Makalah Desentralisasi Kelompok Paska

3

mutu pendidikan dengan pemerintah sebagai fasilisator harus diikuti komitmen

yang kuat dengan mengembalikan pendidikan masyarakat. Implikasinya yang di

utamakan dalam sistem pendidikan adalah bukan lagi pandangan menteri atau

pejabat pemerintah tetapi pandangan dan kehendak masyarakat itu sendiri-sendiri.

Namun demikian akibat kondisi selama ini yang sentralistik, pertanyaan

yang muncul adalah : apakah masyarakat sudah mempunyai kemampuan,

kepedulian serta kesiapan dalam memberikan kontribusi dan mewarnai arah

pendidikan. Karena selama ini posisi masyarakat dalam hal ini orang tua atau

“user’ pendidikan sehingga kontribusi mereka lebih terbatas pada pembayaran

uang sekolah. Demikian pula perananya dalam organisasi sekolah seperti komite

sekolah cenderung sebatas pada pelaksana pada saat acara –acara tertentu seperti

perpisahan sekolah atau kegiatan-kegiatan sejenis lainnya.

Bergulirnya desntralisasi di barengi dengan bergulirnya demokratisasi. .

Perjalanan demokratisasi mengandung konsekuensi pada desentralisasi

pengelolaan kelembagaan kependidikan. Walau proses desentralisasi pendidikan

tampaknya sulit di terapkan tetapi seiring dengan lajunya demokrasi pada

msyarakat, maka desentralisasi pendidikan tampaknya memberi dampak terhadap

kurikulum, efisiensi administrasi pengelolaan kelembagaan kependidikan,

pendapatan dan biaya pendidikan, serta pemerataan. Terdapat kekawatiran dari

beberapa kalangan pemerhati yang kawatir bahwa desntralisasi pendidikan akan

menciptakan kesenjangan yang semakin dalam antara kelompok peserta didik

yang kaya dengan kelompok peserta didik yang miskin. Bahkan banyak juga

mengungkapkan kekawatiran, bahwa desentralisasi pendidikan hanyalah

memindahkan penyakit kronis pendidikan dari tingkat pusat ke daerah. Apapun

yang terjadi, tampaknya desentralisasi mutlak di perlukan guna menumbuhkan

sikap demokratis. Namun demikian desentralisasi pendidikan tidak akan ada

artinya tanpa diikuti dengan usaha-usaha perbaikan pada banyak aspek kehidupan.

Bertolak pada pemikiran diatas, maka agar desentralisasi pendidikan

membawa manfaat bagi kehidupan masyarakat, secara adil dan merata, maka

perlu disusun perencanaan pendidikan oleh pemerintah daerah dengan mengacu

pada UU Sistem Pendidikan Nasional . Perencanaan pendidikan yang matang,

Page 4: Makalah Desentralisasi Kelompok Paska

4

realistik, komprehensip dan antisipatif akan mudah dilaksanakan oleh para

pelaksana pendidikan di lapangan.

Dalam hubungannya dengan uraian di atas maka penulis akan mengkaji

tentang bagaimanakah desain penyusunan perencanaan pendidikan nasional dalam

era desentralisasi? Permasalahan tersebut bersifat sangat luas oleh karena itu akan

dirinci menjadi beberapa pertanyaan yang lebih spesifik yang dapat diukur dan

dapat dilaksanakan yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan kurikulum dalam desentralisasi pendidikan?

2. Bagaimana perencanaan tenaga kependidikan dalam desentralisasi

pendidikan?

3. Bagaimanakah perencanaan anggaran dalam desentralisasi pendidikan?.

Perhatian penulis memfokuskan pada ketiga permasalahan tersebut, karena ketiga

permasalahan tersebut merupakan kunci utama dari pelaksanaan pendidikan.

B. Perencanaan Kurikulum Pendidikan

Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan kepada daerah3.

Dalam bidang pendidikan desentralisasi hendaknya diartikan sebagai berikut4:

1. Di daerah hanya ada satu unit kantor dinas pendidikan yang bertanggung

jawab kepada gubernur, tetapi pejabat tersebut menjadi inspektur pemerintah.

2. Kurikulum inti sekolah tetap harus ditetapkan oleh pemerintah pusat,tetapi

daerah harus diberikan kewenangan untuk menjabarkan dan melengkapinya

dengan keperluan daerah itu sendiri.

3. Daerah harus secara cermat melaksanakan Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional no 20 th 2003

Dengan pokok-pokok pikiran tersebut pembangunan pendidikan sebagai

tulang punggung pembangunan nasional dan daerah makin dirasakan manfaatnya.

Karena daerah akan penuh inisiatif untuk memecahkan masalah-masalahnya

sendiri. Menurut FaKri Gafar, untuk dapat berinisiatif maka harus belajar5.

Bertitik tolak dari pengertian bahwa desentralisasi pendidikan itu bukanlah

penciutan isi dan orientasi hingga menjadi pendidikan yang sempit dan lokal serta

penuh oleh warna kedaerahan, maka analisis terhadap pemaknaan desentralisasi 3 4 5

Page 5: Makalah Desentralisasi Kelompok Paska

5

dalam proses pembelajaran perlu ditampilkan agar kesalahan dalam persepsi dan

pengertian dapat dihindarkan.

Pada dasarnya dimensi proses pembelajaran tidak akan mengalami

perubahan struktural, tetapi akan mengalami perubahan makna yang diakibatkan

adanya kekuasaan untuk memutuskan atau membuat kebijakan pada tingkat

daerah. Dimensi utama yang perlu dianalisis adalah isi kurikulum. Keseragaman

isi bagi seluruh daerah tidak dapat dipertahankan lagi. Yang harus di kembangkan

adalah standar mutu bagi setiap jenis dan jenjang pendidikan secara nasional.

Keseragaman isi harus berpegang pada standar mutu, agar tidak terjadi

penurunan mutu, karena pelaksanaan desentralisasi pendidikan justru dalam upaya

peningkatan mutu dan bukan sebaliknya. Isi kurikulum dihadapkan kepada tiga

jenis tuntutan yaitu: 1)Tuntutan kultur dan aspirasi daerah. 2) Tuntutan nasional.

3) Tuntutan global. Isi Kurikulum yang desentralisasi harus mampu menampung

ketiga tuntutan sesuai dengan kebijakan dan keputusan pada tingkat daerah.

Dengan pengembangan kurikulum yang terpusat (sentralisasi) akan

sulit bagi kekayaan daerah untuk mendapat tempat. Kurikulum yang bersifat

universal tidak akan mampu menjamah dan menjangkaunya. Karena itu

penyelenggaraan satuan dan kegiatan pendidikan dilaksanakan secara tidak

terpusat (desentralisasi).

Menurut Heyns (1987)6 Desentralisasi berarti bahwa “ the boards

determine the curriculum, the physical resource, the level of funding, and in

general, do whatever the decide is necessory and reasionable for their education

for their children”.

Di Indonesia desentralisasi tidak sejauh yang dikemukakan oleh Hayns

dalam tulisan ini hanya dibahas tentang desentralisasi kurikulum dalam arti

pembagian kewenangan dari pusat kepada daerah.

Dalam pengembangan kurikulum para ahli kurikulum harus

memperhatikan paling sedikit dua faktor yang relevan dengan kebutuhan anak dan

tuntutan masyarakat , yaitu pertama kompetensi terminal dan yang kedua dunia

kerja yang potensial, yang dimaksud dengan kompetensi terminal ialah beberapa

kompetensi yang harus diperhatikan oleh penyusun kurikulum dan

6

Page 6: Makalah Desentralisasi Kelompok Paska

6

memasukannya kedalam tujuan yang akan dicapai. Dalam kurikulum hendaknya

dipersiapkan perilaku terminal yang dianggap menjadi dasar utama pada filsafat

pendidikan.

Beberapa kompetensi dari setiap program harus berartikulasi dengan

filsafat pendidikan, ini berarti bahwa semua aktifitas dan pengalaman

berlandaskan filsafat pendidikan menuju kerah tercapainya kompetensi terminal

harus tercakup dalam kurikulum yang dikembangkan. Dengan demikian

kurikulum tersebut mempunyai landasan yang kokoh dan kuat sekaligus dapat

mengembangkan kemampuan dan potensi peserta didik melalui pengetahuan dan

ketrampilan yang diajarkan di sekolah.

Kurikulum sepatutnya relevan dengan dunia kerja yang potensial. Peserta

didik bersekolah karena mereka berkeinginan memperoleh pengetahuan dan

keterampilan yang bermanfaat bagi kehidupan kelak. Pada jenjang pendidikan

menengah mereka telah berorientasi dengan jenis lapangan kerja yang di cita-

citakan sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Lebih-lebih bagi mereka yang

tidak bermaksud melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

Pengembangan kurikulum yang mengakomodasi unsur-unsur daerah

hendaknya memperhatikan dengan cermat asas relevansi seperti tersebut diatas.

Selanjutnya pengembangan kurikulum didaerah hendaknya :

1. Menentukan dan menggunakanan fakta-fakta yang ada didaerah yang

berkaitan dengan bahan pembelajaran suatu pokok bahasan yang ada dalam

GBPP.

2. Menentukan dan menerapkan suatu prinsip atau generalisasi untuk

menjelaskan kejadian alamiah atau kejadian tiruan, memecahkan masalah

dalam kehidupan sehari-hari atau meningkatkan budaya masyarakat setempat.

3. Mengidentifikasi kondisi alam, kondisi sosial dan kebudayaan yang khas

daerah setempat yang perlu dilestarikan dan dikembangkan dan dimasukan

sebagai program sekolah (Depdiknas 1987)

Salah satu realisasi dari desentralisasi pendidikan bidang kurikulum yang

sedang berjalan adalah pengembangan dan pelaksanaannya ialah muatan lokal

kurikulum SD-SLTA. Hanya komposisinya 70 % nasional dan 30% muatan lokal.

Dengan perbandingan tersebut mencerminkan komposisi ideal. Karena dengan

Page 7: Makalah Desentralisasi Kelompok Paska

7

komposisi 30 % muatan lokal, guru bisa mengeksplorasi potensi daerah dimana

sekolah tersebut berada dan anak didik bisa mengerti tentang potensi apa yang

dimiliki daerahnya. Tidak seperti sekarang komposisi muatan lokal hanya 10 %

dari isi kurikulum yang ada.

C.Perencanaan Tenaga Kependidikan

Desentralisasi pendidikan bertujuan untuk meningkatkan mutu

pendidikan . Tenaga kependidikan (guru) merupakan kunci utama yang

menentukan mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sebuah profesi.

Pandangan ini memberikan pengaruh kuat tentang cara sekolah di organisasi

seperti terwujudnya dalam bentuk kekuasaan yang begitu besar pada guru didalam

mengelola kelasnya. Hubungan guru siswa diterima sebagai hubugan profesional.

Karena itu idiologi tentang profesionalisme itu harus kuat dikalangan para

guru dan mereka perlu menyakini bahwa pendidikan dan pengalamannya

membekali keahlian yang memungkinkan mereka bekerja sama dengan murid-

muridnya. Di samping itu mereka pun perlu meyakini bahwa dengan

kemampuannya itu mereka berhak bersuara dalam pengambilan keputusan tentang

kurikulum, merancang bahan dan materi pelajaran serta berbagai masalah lainnya

yang berkaitan dengan kebijakan sekolah. Profesionalisme guru dituntut lebih

tinggi lagi untuk dapat mengembangkan kreatifitas agar dapat mewarnai

implementasi kurikulum yang desentralistis.

Guru yang kreatif adalah guru yang bisa mengajar secara interaktif untuk

mnedapatkan peserta didik yang kreatif, ,kritis dan kompetitif, sehingga hasil

peserta didik tersebut memiliki daya saing yang tinggi. Kualitas kompetitif pada

sumberdaya manusia tampaknya sangat diperlukan didalam proses otonomi

daerah. Peserta didik yang memiliki daya saing yang tinggi selalu berusaha untuk

berkembang karena merasa tidak pernah puas dengan apa yang telah

diperolehnya.

Untuk mengukur keberhasilan pengelolaan di bidang pendidikan dapat

dikaji dari peningkatan pencapaian mutu lulusan kelembagaan pendidikan.

Pencapaian kualitas lulusan tersebut tampaknya memerlukan suatu gaya

pengelolaan pendidikan. Di dalam sistem desentralisasi pendidikan, peranan

pemerintah hanya menentukan kebijakan nasional saja. Untuk menjamin keutuhan

Page 8: Makalah Desentralisasi Kelompok Paska

8

bangsa dan Negara, serta menentukan berbagai jalur-jalur aturan dalam proses

pencapaian standar nasionsal (akreditasi). Gaya-gaya untuk meningkatakan

kualitas lulusan lembaga pendidikan tampaknya mejadi wewenang dan

tanggungjawab daerah.

Perhatian pemerintah daerah dalam hubungannya dengan tenaga

kependidikan meliputi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan guru. Perlu

transparansi dalam proses pengelolaan tenaga kependidikan dari rekrutmen,

penempatan, mutasi dan promosi. Perlu mengembangakan karir sesuai dengan

merit sistem dan tata laksana yang jelas. Perlu ada peraturan perundangan yang

memberikan perlindungan terhadap profesi guru. Perlu tranparansi dan

akuntabilitas publik mengenai pengadaan penempatan, mutasi, promosi,

penegakan disiplin tenaga kependidikan.

Disamping perlu adanya transparasi mengenai aspek-aspek diatas,

pemerintah daerah perlu memperhatikan tingkat kesejahteraan guru, meskipun

dari tahun ke tahun gaji guru mulai tampak ada perbaikan, namun bila diukur dari

kebutuhan minimal masih kurang memadai. Oleh karena itu pemerintah daerah

perlu meningkatkan kesejahteraan yang bersumber dari APBD.

Perhatian terhadap kesejahteraan guru sangatlah penting, karena bila

kebutuhan guru sudah memadai maka ia akan bekerja dengan aman dan nyaman.

Dampak lebih jauh adalah mereka dapat mengembangkan kreatifitas dan inovasi

dalam pembelajaran. Sebaliknya bila kesejahteraan guru kurang memadai atau

pas-pasan maka guru mengajar sekedar melaksanakan tugas tanpa adanya

motivasi kerja dan dampak lebih jauh adalah terjadi stagnasi dinamisasi

pembelajaran akibatnya mutu pendidikan tetap rendah.

D. Perencanaan Anggaran Pendidikan

Pembiayaan pendidikan merupakan kegiatan dalam penyelenggaraan

pendidikan, yang menyangkut bagaimana upaya mencari sumber dana dan

bagaimana menggunakan dana yang ada itu untuk proses penyelenggaraan

pendidikan.

Kegiatan mencari sumber dana meliputi sumber dana yang bersal dari

dalam instansi maupun dari luar instansi atau dari luar negeri. Kegiatan mencari

Page 9: Makalah Desentralisasi Kelompok Paska

9

dana didorong oleh kenyataan bahwa setiap kegiatan pendidikan memerlukan

dana.

Sebaliknya kegiatan menggunakan dana meliputi kegiatan untuk

membiayai personil seperti gaji, pembelian sarana prasarana ataupun yang

termasukk biaya langsung dan biaya tak langsung. Kegiatan menggunakan dana

dimaksudkan untuk mencapai tingkat efektifitas dan efesiensi pendidikan karena

telah disadari adanya keterbatasan dalam persediaan dana .

Pemerintah menyelenggarakan pendidikan dengan program wajar dikdas

9 tahun, jadi semua warga Negara Indonesia usia 7- 15 tahun wajib mengikuti

sekolah dengan gratis. Namun dengan berlakunya otonomi daerah maka wajar

dikdas tersebut tidak terbatas pada SLTP, tetapi bisa kejenjang berikutnya yaitu

SMU, tergantung kepada tingkat kemampuan PAD Kabupaten / Kota masing-

masing. Sedangkan bagi daerah Kabupaten / Kota yang PAD nya biasa-biasa saja

maka cukup menjalankan Dikdas 9 tahun dengan biaya dari APBN.

Keberagaman kompetensi PAD dari masing-masing daerah hendaknya

menjadi sumber biaya pembangunan daerah khususnya bidang pendidikan, kearah

lebih bermutu, sehingga menghasilkan sumber daya manusia unggul yang mampu

meningkatkan pembangunan di daerah masing-masing. Dengan demikian daerah

yang memiliki PAD tinggi akan dapat membangun daerahnya lebih cepat karena

di dukung oleh SDM handal yang lahir dari putra daerah sendiri, dan menjadi

sumber SDM-SDM bagi daerah-daerah lain atau memberikan beasiswa bagi

putra-putri terbaik bagi daerah-daerah lain.

Page 10: Makalah Desentralisasi Kelompok Paska

10

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan sebagai berikut ;

1. Dalam Desentralisasi pendidikan penyusunan perencanaan kurikulum di

serahkan kepeda daerah masing-masing (Dikdas) dengan tetap menggunakan

komposisi 70 % kurikulum Nasional dan 30 % Lokal (daerah ) . Materi

muatan lokal harus berorentasi pada potensi daerah masing-masing sehingga

anak mengetahui dan memahami potensi daerahnya.

2. Perencanaan dalam Tenaga kependidkan perlu adanya transparansi dalam

rekrutmen, promosi, harus secara jelas didasarkan kepada kompetensi, dan

perlu peningkatan kesejahteraan guru secara memadai.

3. Perencanaan anggaran pendidikan selain bersumber pada APBN juga

bersumber pada APBD sesuai dengan kemampuan PAD masing-masing

daerah kabupaten / kota.

B. Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas maka beberapa saran yang dapat

diusulkan adalah sebagai berikut:

1. Masing-masing daerah Kabupaten /Kota ( dalam hal ini Diknas) hendaknya

mengidentifikasi potensi daerahnya baik sosial, budaya dan potensi lainya

masing-masing kemudian potensi daerah tersebut didistribusikan ke sekolah-

sekolah sebagai sumber materi muatan lokal dalam penyusunan kurikulum.

2. Pada rekrutmen dan promosi guru hendaknya benar-benar di dasarkan pada

kompetensi calon , bukan semata-mata berdasarkan administrasi seperti

sekarang ini.

3. Pemda hendaknya benar-benar memperhatikan pembangunan pendidkan

dengan mengalokasikan anggaran yang sudah ditentukan UU yaitu 20 %dari

APBN. Pemda yang memiliki PAD tinggi hendaknya memperhatikan

pembangunan pendidikan agar menjadi motivasi dan inspirasi pembangunan

daerah-daerah lain. Dan daerah lain memiliki PAD tinggi hendaknya

membantu memberikan beasiswa bagi putra-putri dari daerah lain sehingga

terjadi keseimbangnan pembangunan.

Page 11: Makalah Desentralisasi Kelompok Paska

11

DAFTAR PUSTAKA