makalah das

4
BAB II PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Bengawan Solo Sungai bengawan solo, yang terletak di propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan luas wilayah ± 12 % dari seluruh wilayah Pulau jawa merupakan sungai terbesar di pulau jawa. Sebagai sumber air yang sangat potensial bagi usaha-usaha pengeloalaan dan pengembangan sumber daya air (SDA), sungai Bengawan Solao digunakan untuk kebutuhan domestik, air baku air minum dan industri, irigasi, dan lain-lain. Dengan luas total wilayah sungai (WS) Bengawan Solo ± 19.778 km 2 , Sungai Bengawan solo terdiri dari 4 (empat) Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Bengawan Solo dengan luas ± 16.100 km 2 , DAS kali mGrindul dan Kali Lorong di pacitan seluas ± 1.517 km 2 , DAS kecil di kawasan pantai utara seluas ± 1.441 km 2 dan DAS kali Lamongan seluas ± 720 km 2 . DAS Bengawan Solo merupakan DAS terluas di WS Bengawan Solo yang meliputi DAS Bengawan Solo Hulu, Sub DAS Kali Madiun dengan luas masing-masing ± 6.072 km 2 dan ± 3.775 km 2 . Bengawan Solo Hulu dan Kali Madiun mengalirkan air dari lereng gunung terbentuk kerucut yakni Gunung Merapi (± 2.914 m), Gunung Merbabu (± 3.142 m ) dan Gunung Lawu (± 3.365 m), sedangkan luas sub DAS Bengawan Solo Hilir adalah ± 6.273 km 2 . Secara admistratif WS Bengawan Solo mencakup 17 (tujuh belas) kabupaten dan (tiga) kota, yaitu : Kabupaten : Boyolali, Klaten, Sukoharo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Blora, Rembang, Ponorogo, Madiun, Magetan, Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik dan Pacitan. Kota : Surakarta, Madiun dan Surabaya.

Upload: fajrinpramana

Post on 01-Jan-2016

34 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah DAS

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Bengawan Solo

Sungai bengawan solo, yang terletak di propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan luas wilayah ± 12 % dari seluruh wilayah Pulau jawa merupakan sungai terbesar di pulau jawa. Sebagai sumber air yang sangat potensial bagi usaha-usaha pengeloalaan dan pengembangan sumber daya air (SDA), sungai Bengawan Solao digunakan untuk kebutuhan domestik, air baku air minum dan industri, irigasi, dan lain-lain.

Dengan luas total wilayah sungai (WS) Bengawan Solo ± 19.778 km2, Sungai Bengawan solo terdiri dari 4 (empat) Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Bengawan Solo dengan luas ± 16.100 km2, DAS kali mGrindul dan Kali Lorong di pacitan seluas ± 1.517 km2, DAS kecil di kawasan pantai utara seluas ± 1.441 km2 dan DAS kali Lamongan seluas ± 720 km2.

DAS Bengawan Solo merupakan DAS terluas di WS Bengawan Solo yang meliputi DAS Bengawan Solo Hulu, Sub DAS Kali Madiun dengan luas masing-masing ± 6.072 km2 dan ± 3.775 km2. Bengawan Solo Hulu dan Kali Madiun mengalirkan air dari lereng gunung terbentuk kerucut yakni Gunung Merapi (± 2.914 m), Gunung Merbabu (± 3.142 m ) dan Gunung Lawu (± 3.365 m), sedangkan luas sub DAS Bengawan Solo Hilir adalah ± 6.273 km2.

Secara admistratif WS Bengawan Solo mencakup 17 (tujuh belas) kabupaten dan (tiga) kota, yaitu :

Kabupaten : Boyolali, Klaten, Sukoharo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Blora, Rembang, Ponorogo, Madiun, Magetan, Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik dan Pacitan.

Kota : Surakarta, Madiun dan Surabaya.

Pengelolaan sumber daya air menyangkut semua sektor kehidupan, sehingga harus melibatkan semua pihak baik pembuatan aturan (regulator), penggunaan (user) dan pengembangan (developer) maupun pengelolaan (operator). Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama untuk mulai menerapkan dan menggunakan pendekatan one rier basin, one plan and one integrated management, sehingga keterpaduan dalam perencanaan dan pelaksanaan serta pengendalian dapat di wujudkan. Sejalan dengan itu, maka kebijakan yang ditetapkan dalam pengelolaan WS Bengawan Solo adalah :

Page 2: Makalah DAS

1. Memperhatikan keserasian antara konservasi dan pendayagunaan, pengelolaan kuantitas dan kualitas air untuk menjamin ketersediaan air baik untuk saat ini maupun masa datang.

2. Pengendalian daya rusak air terutama dalam hal penanggulangan banjir dilakukan dengan pendekatan konstruksi (penyelesaian pelaksanaan pembangunan sarana pengendali banjir) dan non-konstruksi (konservasi sumber daya air dan pengelolaan daerah aliran sungai dengan memperhatikan keterpaduan dengan tata ruang wilayah).

3. Pengembangan dan pengelolaan sumber daya air memerlukan penataan kelembagaan melalui pengaturan kembali kewenangan dan tanggung jawab masing-masing pemangku kepentingan.

2. Pemanfaatan Ruang di Ws. Bengawan Solo

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11A/PRT/M/2006 Juni 2006, WS Bengawan Solo dikategorikan sebagai WS lintas propinsi yang didasarkan pada penilaian :

WS Bengawan Solo adalah WS lintas propinsi yaitu berada di wilayah propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Ukuran dan besarnya potensi sumber daya air yang tersedia, ketersediaan air sebesar ± 18,61 miliar m3.

Banyaknya sektor yang terkait dengan sumber daya air WS Bengawan Solo, jumlah penduduk mencapai 16,03 juta jiwa pada tahun 2005.

Besarnya dampak sosial, lingkungan dan ekonomi terhadap pembangunan nasional. Besarnya dampak negative akibat daya rusak air terhadap pertumbuhan ekonomi

nasional dan regional.Karena WS Bengawan Solo dipandang sebagai WS lintas propinsi, maka pengelolaan sumber daya air ini berada di dalam kewenangan Pemerintah Pusat.Walaupun demikian, pemanfaatan ruang disekitar WS Bengawan Solo tetap memperhatikan pengelolaan kawasan lindung dan budidaya disekitarnya, yang telah dikomplikasi dalam RTRW Propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah, sebagai berikut :a. Pengelolaan Kawasan Lindungpengelolaan kawasan lindung bertujuan untuk menvegah kerusakan fungsi lingkungan. Sedangkan pengelolaan kawasan budidaya bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna pemanfaatan ruang, menjaga kelestarian lingkungan serta menghindari konflik pemanfaatan ruang.a). Kawasan Perlindungan BawahanKawasan perlindungan bawahan diperuntukkan untuk menjamin terselenggaranya fungsi lindung hidrologis bagi kegiatan pemanfaatan lahan. Kawasan ini meliputi kawasan hutan lindung dan kawasan hutan lindung dan kawasan resapan air.

Kawasan Hutan LindungArahan pengelolaan kawasan hutan lindung, khususnya yang berkaitan dengan pemanfaatan kawasan budidaya, berada di lokasi : Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Magetan, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ngawi.

Kawasan Resapan Air

Page 3: Makalah DAS

Kawasan resapan air diperuntukkan bagi kegiatan pemanfaatan tanah yang dapat menjaga kelestarian ketersediaan air bagi daerah yang terletak diwilayah bawahannya. Kawasan resapan air tersebar di kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo dan Tuban.

b). Kawasan Suaka AlamBeberapa sub kawasan termasuk di dalam kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya, suaka alam laut dan perairan, kawasan pantai berhutan bakau, taman wisata alam serta kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan. c). Kawasan Rawan Bencanakawasan rawan bencan alam adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam.

Kawasan rawan banjirKawasan rawan banjir adalah tempat-tempat yang setiap musim hujan mengalami genangan lebih dari enam jam pada saat hujan turun dalam keadaan normal, yang terdapat di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Blora.

Kawasan rawan bencana longsorKawasa rawan bencana rawan longsor merupakan wilayah yang kondisi permukaan tanahnya mudah longsor karena terdapat zona yang bergerak akibat adanya patahan atau pergeseran batuan induk pembentuk tanah. Lokasi ini terdapat di Kabupaten Boyolali (lereng timur G. Merbabu dan lereng timur G. Merapi), Kabupaten Wonogiri (lereng selatan G. Lawu, perbukitan selatan dan timur Sungai Keduwang, serta bagian selatan dan barat daya Kabupaten), Kabupaten Karanganyar (lereng barat G. Lawu), Kabupaten Sragen (Sangiran dan Gemolong (G. Butak Manyar)), Kabupaten Blora (di daerah Ngawen, Todanan dan Jepon), Kabupaten Rembang terutama di bagian selatan dan timur dan Kabupaten Magetan.

Kawasan rawan bencana gunung berapiKawasan rawan bencana alam gunung berapi merupakan wilayah sekitar puncak gunung berapi yang rawan terhadap luncuran gaas beracun, lahar panas dan dingin, luncuran awan panas dan semburan api, dan tempat lalunya tumpahan benda-benda lain akibat letusan gunung berapi. Lokasi kawasan rawan bencana gunugn berapi yaitu