das gladak

37
EVALUASI TINGKAT KEKRITISAN DAS GLADAK DI KABUPATEN MALANG DAN KABUPATEN LUMAJANG LAPORAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Pengelolaan DAS Yang dibimbing oleh Didik Taryana. M.si Oleh: Hatta Nizam 120722403877 UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Upload: hattanizam

Post on 23-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

DAS Lumajang Malang

TRANSCRIPT

Page 1: Das Gladak

EVALUASI TINGKAT KEKRITISAN DAS GLADAK

DI KABUPATEN MALANG DAN KABUPATEN LUMAJANG

LAPORAN

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Pengelolaan DAS

Yang dibimbing oleh Didik Taryana. M.si

Oleh:

Hatta Nizam

120722403877

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN GEOGRAFI

November 2014

Page 2: Das Gladak

I. Tujuan

Mengetahui tingkat Kekritisan DAS Gladak di kabupaten Malang dan

Kabupaten Lumajang.

Memberi Alternatif untuk mengatasi permasalahan kekritisan Das Gladak di

Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang.

II. Dasar Teori

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu daerah tertentu yang bentuk

dan sifat alamnya sedemikian rupa, sehingga merupakan kesatuan dengan sungai

dan anak-anak sungainya yang melalui daerah tersebut dalam fungsinya untuk

menampung air yang berasal dari curah hujan dan sumber air lainnya dan kemudian

mengalirkannya melalui sungai utamanya (Single Outlet). Satu DAS dipisahkan dari

wilayah lain disekitarnya oleh pemisah topografi, seperti punggung perbukitan dan

pegunungan.

Beberapa penyebab kerusakan DAS di Indonesia dan beberapa negara di

Asia menurut Nugroho 2002 antara lain disebabkan oleh:

Perencanaan bentuk penggunaan lahan dan praktek pengelolaan yang tidak

sesuai.

Pertambahan penduduk yang semakin meningkat.

Kemiskinan dan kemerosotan ekonomi akibat keterbatasan sumberdaya.

Kelembagaan yang ada kurang mendukung.

Kebijakan perlindungan dan peraturan tidak membatasi kepemilikan dan

penggunaan lahan.

Ketidak pastian penggunaan hak atau tanah secara de fakto pada lahan hutan.

Untuk evaluasi tingkat kekritisan DAS parameter yang perlu diperhatikan

adalah prosentase tutupan lahan berkayu, besar erosi yang ada, daya dukung Lahan,

tingkat sosial masyarat, kriterian kesejahteraan, tekanan penduduk, tutupan lahan

berkayu, besar bahaya banjir, tingkat kekeringan, morfoerosi, kesesuain Pengunaan

lahan. Dari parameter sersebut dapat diketahui tingkat kekritisan das yang dibantu

dengan menggunakan SIG sehingga lebih mempermudah dalam mengklasifikasikan

dan menganalisis.

Page 3: Das Gladak

Sistem informasi geografis(SIG) merupakan suatu sistem informasi yang

berbasis computer, dirancang untuk bekerja dengan mebggunakan data yang

memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Sistem ini mengcapture,

mengecek, mengintegrasikan memanipulasi, meganalisis dan menampilkan data

yang secara spasial merefensikan kepadda kondisi bumi. Teknologi SIG

mengintegrasikan operasi operasi umum data base. Secara umum SIG bekerja

berdasarkan intregrasi 5 komponen, yaitu Hadware, Sofware, data, manusia dan

metode. Sehingga dari komponen tersebut dapat dihasilkan suatu wujud yang di

inginkan yaitu berupa peta pengklasifikasian tingkatkekritisan das.

Parameter-parameter yang dapat digunakan dalam menentukan kekreritisan

DAS sebagai Berikut:

1. Prosentase Luas Lahan Kritis

Dalam Penentuan prosentase luas lahan kritis dapat dilakukan dengan

mengunakan prosentase besar tutupan lahan yang ada.

Rumus perhutungan :

PLLK= LVA

x 100 %

Keterangan rumus :

PLLK = Persentase luas lahan kritisLV = Luas penutupan lahan vegetasi berkayu pada Lereng curam (Ha)A = Luas DAS (Ha)

Keterangan tambahan :

LV diperoleh dari Peta RBI Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang

(Rumus ini digunakan karena data Das tidak ada)

Tabel Penilaian Kekritisan Lahan berdasarkan Prosentase

Penutupan Lahan Vegetasi.

N Persentase Penutupan Vegetasi

Berkayu dalam DAS (%)

Skor Prioritas

1 80 < PLLK < 100 1 Sangat rendah

2 60 < PLLK < 80 2 Rendah

3 40 < PLLK < 60 3 Sedang

4 20 < PLLK < 40 4 Tinggi

5 0 < PLLK < 20 5 Sangat tinggi

Page 4: Das Gladak

2. Kesesuaian Penggunaan Lahan

Rumus perhitungan :

KPL=LPKA

x 100 %

Keterangan rumus :

KPL = Kesesuaian penggunaan lahan LPK = Luas penggunaan lahan yang sesuai fungsi kawasan (Ha)A = Luas DAS (Ha)

Keterangan tambahan :

Data fungsi kawasan diperoleh dari RTRWP/K yang telah dibuat

atau peta penunjukkan kawasan hutan (SK Menhut) yaitu :

Wilayah yang hanya dapat di gunakan untuk wilayah konservasi adalah:

a. Terletak pada lereng di atas 45%

b. Di bantaran sungai 100 m dari kanan kiri sungai

c. Wilayah yang telah di tetapkan sebagai daerah konservasi

d. Daerah rawan bencana alam

Kriteria penilaian kesesuaian penggunaan lahan disajikan dalam Tabel berikut ini :

No Persentase Kesesuaian Lahan di dalam DAS

Skor Prioritas

1 90 < KPL < 100 1 Sangat rendah

2 75 < KPL < 90 2 Rendah

3 60 < KPL < 75 3 Sedang

4 50 < KPL < 60 4 Tinggi

5 KPL < 50 5 Sangat tinggi

3. Morfoerosi

Cara perolehan data :

- Morfoerosi yang dimaksudkan disini adalah kejadian longsor

- Data keberadaan morfoerosi diperoleh dari laporan kejadian bencana tanah

longsor atau pengamatan langsung.

- Atau apabila tersedia peta rawan longsor yang dikeluarkan oleh Departemen

Energi dan Sumberdaya Mineral, nilaimorfoerosi diperoleh dari jumlah titik rawan

longsor dalam DAS.

Page 5: Das Gladak

Apabila tersedia peta rawan longsor, maka dapat digunakan dalam kriteria penilaian

morfoerosi, seperti yang terlihat didalam Tabel.

Kriteria Penilaian Morfoerosi berdasarkan Jumlah Titik Lokasi Rawan Longsor

No Jumlah titik lokasi rawan

longsor (LRL) di dalam DAS

Skor Prioritas

1 0 < LRL < 2 1 Sangat rendah

2 2 < LRL < 4 2 Rendah

3 4 < LRL < 6 3 Sedang

4 6 < LRL < 8 4 Tinggi

5 LRL > 8 5 Sangat tinggi

4. Banjir

Banjir dalam hal ini diartikan sebagai meluapnya air sungai atau danau atau

laut yang menggenangi area tertentu (biasanya kering) yang secara signifikan

menimbulkan kerugian baik materi maupun non materi terhadap manusia dan

lingkungannnya.

Cara perolehan data :

Data yang diperlukan berupa data frekuensi banjir yang diperoleh dari laporan

Kejadian bencana banjir atau pengamatan langsung. Kriteria penilaian kejadian

banjir dapat dilihat didalam Tabel berikut ini.

Kriteria Penilaian Banjir.

No Frekuensi Banjir Skor Prioritas

1 Tidak Pernah 1 Sangat rendah

2 1 kali dalam 5 tahun 2 Rendah

3 1 kali dalam 2 tahun 3 Sedang

4 1 kali tiap tahun 4 Tinggi

5 Lebih dari 1 kali dalam 1tahun 5 Sangat tinggi

Page 6: Das Gladak

Sosial Ekonomi

Kriteria sosial ekonomi dan kelembagaan DAS didekati dengan 2 Sub

kriteria, yaitu tekanan penduduk terhadap lahan, tingkat kesejahteraan masyarakat

DAS.

Tekanan terhadap lahan diprediksi melalui parameter rata-rata luas lahan

pertanian perkeluarga petani Kesejahteraan penduduk diprediksi melalui parameter

prosentase keluarga miskin Dalam DAS atau rata-rata tingkat pendapatanperkapita

pertahun.

5. Tekanan Penduduk terhadap Lahan

Rumus perhitungan:

IKL= AP

Keterangan:

IKL = Indeks ketersediaan lahan (ha/kk)A = Luas baku lahan pertanian di dalam DAS (Ha)P = Jumlah KK petani di dalam DAS (KK)

Kriteria penilaian Indeks Ketersediaan Lahan tersaji di dalam Tabel.

Tabel. Kriteria Penilaian Indeks Ketersediaan Lahan (IKL)

N0 Selang Ukuran (Ha/KK) Skor Prioritas

1 IKL > 4 1 Sangat rendah

2 2 < IKL < 4 2 Rendah

3 1 < IKL < 2 3 Sedang

4 0,5 < IKL < 1 4 Tinggi

5 0 < IKL < 0,5 5 Sangat tinggi

6. Tingkat Kesejahteraan Penduduk

Rumus perhitungan

TKP= KK miskinTotal KK

X 100 %

Keterangan rumus :

TKP = Tingkat kesejahteraan penduduk dalam DASKK miskin = Jumlah kepala keluarga miskin di dalam DASTot. KK = Jumlah total kepala keluarga di dalam DAS

Page 7: Das Gladak

Keterangan tambahan :

Garis kemiskinan ditetapkan menggunakan konsep Bank Dunia (data tersedia di

BPS), yaitu 1 $/hari/orang atau Sayogyo 320 kg setara beras/kapita/tahun. Standar

penilaian yang digunakan dapat dilihat didalam Tabel berikut ini.

Standar Penilaian Tingkat Kesejahteraan Penduduk (TKP)

berdasarkan Jumlah Keluarga Miskin.

No Selang Ukuran (%) Skor Prioritas

1 0 < TKP < 5 1 Sangat rendah

2 5 < TKP < 10 2 Rendah

3 10 < TKP < 20 3 Sedang

4 20 < TKP < 30 4 Tinggi

5 TKP > 30 5 Sangat tinggi

7. Daya Dukung Lahan

Menurut Dasman (Ishemat Soerianegara, 1978)

ada 3 macam pengertian daya dukung (carrying capacity), yaitu :

daya dukung (DK) yang berhubungan dengan kurva tumbuh logistic, dimana

daya dukung diartikan batas teratas dari pertumbuhan populasi;

DK yang berhubungan dengan pengelolaan margasatwa, dimana DK adalah

jumlah individu yang dapat didukung oleh suatu habitat;

DK dalam pengelolaan padang penggembalaan, DK adalah jumlah individu

yang dapat didukung oleh suatu habitat dalam keadaan sehat dan kuat.

Daya Dukung Lahan dihitung dengan menggunakan Rumus:

CRITICAL POPULATION DENSITY (CPD)

CPD = 100 X Ca x L

Cp

Keterangan:

Cp = Proporsi tanah yang dapat ditanami dari seluruh tanah di suatu daerah (%)Ca = Luas tanah yang dapat ditanami untuk menunjang hidup seorang per tahun (Ha/orang)L = Faktor penggunaan tanah:L = ( R / U ) + 1

Page 8: Das Gladak

R = Lama tanah bero (istirahat)U = Lama tanah digunakan (ditanami) Makin besar CPD è makin kritis dan makin kecil daya dukung Daya dukung = 1 / CPD

Kriteria Daya Dukung Lahan

N0 Ukuran Skor Prioritas

1 DDL < 1 1 Sangat rendah

2 1< DDL < 1,3 2 Rendah

3 1,3 < DDL < 1,5 3 Sedang

4 1,5 < DDL < 2 4 Tinggi

5 DDL > 2 5 Sangat tinggi

8. Kekeringan

Dihitung dengan menggunakan Rumus Indeks kekeringan (Ia)

Ia = D/Ep x 100%

Keterangan:

a. Ia= indeks kekerinan %

b. D = difisit air setahun (mm/th)

c. Ep = evapotranspirasi-potensial (mm/th)

Kriteria Indeks Kekeringan

No Klas Ia (%) Skor Kriteria

1 0-16,7 1 Sedikit/tidak ada defisit

2 16,7-33,3 2 Defisit aire sedang

3 >333.3 3 Defisit airbesar

9. Erosi

Erosi adalah suatu peristiwa hilang atau terkikisnya tanah atau bagian tanah dari

suatu tempat yang terangkut ketempat lain, baik disebabkan oleh pergerakan air

ataupun angin (Arsyad, 1983).

Untuk menentukan tingkat erosi digunakan Rumus USLE yaitu :

E = R x K x LS x C x P

Page 9: Das Gladak

Keterangan:

E = banyaknya tanah per satuan luas per satuan waktu yang dinyatakan sesuai dengan satuan Kdan periode R yang dipilih, dalam praktek dipakai satuan ton/ha/tahun

R = faktor erosivitas hujan dan limpasan permukaan, yakni jumlah satuan indeks erosi hujan, dalam KJ/ha

K = faktor erodibilitas tanah, yaitu laju erosi per indeks erosi hujan (R) untuk suatu tanah .

LS = faktor panjang –kemiringan lereng, yaitu perbandingan antara besarnya erosi per indeks erosi dari suatu lahan dengan panjang dan kemiringan lahan tertentu terhadap besarnya erosi

C = faktor tanaman penutup lahan dan manajemen tanaman, yaitu perbandingan antara besarnya erosi dari suatu lahan dengan penutup tanaman dengan manajemen tanaman tertentu terhadap lahan yang identik tanpa tanaman, tidak berdimensi.

P = faktor tindakan konservasi praktis, yaitu perbandingan antara besarnya erosi dari lahan dengan tindakan konservasi praktis dengan besarnya erosi dari tanah yang diolah searah lereng dalam keadaan yang identik, tidak berdimensi.

Rumus Mencari R :

R= 6,119 x Pm1,211xN-0,474xPmax 0,526

Keterangan:Rm = erosivitas hujan bulanan (KJ/ha),Pm = curah hujan bulanan (cm),

N = jumlah hari hujan dalam satu bulan(hari), Pmax = hujan harian maksimum bulan yang bersangkutan (cm)

Jenis Tanah dan Nilai Faktor Erodibilitas Tanah (K)

Page 10: Das Gladak

Panjang lereng dan kemiringan lereng(LS)

Di hitung dengan persamaan morgan, 1979 yaitu

LS= √ L100

(0,136+0.0975 s+0.0139 S2)

Dimana:LS: Panjang dan Kemiringan LerengL : panjang lereng mS: Kemiringan Lereng (%)(Utomo. 1994:147)

Vegetasi dan pengelolaan Penentuan nilai C

Page 11: Das Gladak

Pada faktor P dianggap sama perlakuanya dalam masing masing

penggunaan lahan sehingga pada P diberi nilai 1.

Kriteria Laju Erosi

Page 12: Das Gladak

Setelah masing-masing kriteria di bobot dan di overlay selanjutnya di klasifikasikan

hasil yang ada dengan table di bawah ini.

Tabel Klasifikasi tingkat kekritisan DAS

No Rentangan Nilai Tingkat Kekritisan das

1 0-9 Tidak kritis

2 10-18 Kritis Ringan

3 19-27 Kritis Sedang

4 28-36 Kritis

5 37-43 Sangat Kritis

III. Alat dan Bahan

Dalam evaluasi tingkat kekritisan das alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu:

Sofware:

-Sofwate Arcgis 10.1

-Sofware Excel

-SAS Planet

Peta

- SRTM Jawa Timur

-Peta shp Geologi Jawa Timur

-Peta shp Land Sistem Jawa Timur

-Peta shp Kontur Jawa Timur

-Peta shp Penggunaan Lahan Jawa timur

-Peta Administrasi Jawa Timur

Data

- Jumlah Penduduk perkecamatan kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang

- Jumlah Kepala Keluarga perkecamatan kabupaten Lumajang dan Kabupaten

Malang

- Jumlah Kepala Keluarga miskin perkecamatan kabupaten Lumajang dan

Kabupaten Malang

Page 13: Das Gladak

- Curah Hujan dan suhu bulanan perkecamatan kabupaten Lumajang dan

Kabupaten Malang

- Parameter Evaluasi Kekritisan Das Gladak kabupaten Lumajang dan Kabupaten

Malang

- Data Titik Longsor perkecamatan kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang

Data Periode ulang banjir perkecamatan kabupaten Lumajang dan Kabupaten

Malang

IV. Cara Kerja

1. Mengambil Citra satelit dengan mengunakan SAS planet di das Gladak

Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang

Dengan menggunakan langkah sebagai berikut:

a. Buka SAS Planet (harus Terhubung Internet).

b. Zoom lokasi das Gladak

c. Selektion Manager

d. Crop lokasi das Ladak

e. Doble klik

f. Pada stitch atur format. Output format yaitu Ecw

Lokasi penyimpanan file, zoom 19, projection yaitu geographic wgs 84

Lalu start. Kemudian tunggu sampai downloand selesai.

2. Membuat batas das dan ordo sungai pada das Gladak

Untuk membut batas dan dan ordo sungai digunakan software arcgis 10.1

dengan langkah sebagai berikut:

a. Buka software Arcgis 10.1

b. Add data Peta ecw das Gladak yang di ambil dari SAS planet

c. Add data peta RSTM jawa timur

d. Kemudian potong RSTM jawa timur pada lokasi das Gladak dengan cara

clik Arctoolbar - Analisis tool – Ektrak – ektrak by mast kemudian

masukan SRTM jatim sebagai input dan Ecw das gladak sebagai input

yang kedua. Kemudian atur penyimpanan lalu ok.

Page 14: Das Gladak

e. Dari hasil SRTM tersebut selanjutnya diproses mengunakan arc toolbox

untuk memperoleh batas das sesungguhnya dan sungai dalam bentuk

shap file.

f. Dari hasil tersebut selanjutnya digunakan sebagai bahan dalam

pembuatan peta yang lain. sesuai parameter tingkat kekritisan das.

g. Membuat peta parameter kekritisan das yaitu peta Daya Dukung Lahan,

Peta Erosi, Peta tingkat Kekeringan, Peja Tingkat Banjir, Peta

Morfoerosi, Peta Peta luas lahan kritis, Peta Kesejahteraan Penduduk,

Peta Tekanan Penduduk, Peta kesesuaian Lahan dan Peta Zonasi Das

dengan menggunakan software arcgis 10.1

h. Dari hasil peta tersebut selanjutnya di overlay dan di scoring hingga

mendapatkan peta tingkat kekritisan DAS Gladak.

i. Melayout semua bahan peta yang telah di buat menjadi peta dalam

bentuk raster.

V. Hasil Praktikum

1. Peta Lokasi Penelitian Kekritisan DAS

Page 15: Das Gladak

Peta lokasi penelitian di DAS Gladak yang terletak di dua kabupaten yaitu kabupaten Malang dan kabupaten Lumajang

2. Peta nilai kekritisan DAS

Peta Nilai

Keritisan DAS

Gladak. Dari

hasil overlay dan

scoring.

Memiliki

Rentangan Skor

31-34 yang

terklasifikasikan

sebagia Das Sangat Kritis.

3. Peta Tingkat Kekritisan DAS

Peta tingkat kekritisan

das gladak. Das gladak

masuk kedalam das

kritis.

Page 16: Das Gladak

Nilai Tingkat Kekritisan Das Gladak

Pengolahan darta mengunakan overlay union dengan sofwararcgis 10.1. Hasil ahir yang

didapatkan yaitu antara nilai 31 sanpai dengan 35 yangtergolong dalam kriteria kritis

Page 17: Das Gladak

VI. Pembahasan

DAS Gladak merupakan das yang terletak di dua kabupaten yaitu

kabupaten Lumajang dan kabupaten Malang. Secara administrasi das gladak

terletak di empat kecamatan yaitu tempursari, Pronojiwo, Poncokusumo,

Tirtoyudo dan Ampelgading. Das ini merupakan salah satu das yang menjadi

aliran lahar dari gunung Semeru yang hilirnya mengarah ke pantai selatan di

kecamatan Tempursari.

Dari hasil praktikum evaluasi tingkat kekritisan das Gladak dengan

mengunakan sembilan parameter. Parameter tersebut adalah daya dukung lahan,

erosi, tingkat kekeringan, tingkat banjir, morfoerosi, luas lahan kritis, tingkat

kesejahteraan penduduk, tekanan penduduk, kesesuaian lahan dan zonasi das.

Parameter kemudian diolah dengan menggunakan bantuan Sistem

informasi geografi (SIG) untuk mempermudah pengolahan data. software yang

di gunakan dalam SIG yaitu Argis 10.1 dari software tersebut selanjutnya

dilakukan pemprosesan data berdasarkan parameter tingkat kekritisan das.

Sehingga didapatkat rentangan nilai tingkat kekritisan DAS.

Hasil yang didapatkan yaitu tingkat kekritisan das yang ada das gladak

tergolong sangat kritis, dalam scoring di dapatkan rentangan nilai antara 31-35.

Hal ini merupakan rentangan nilai yang tergolong kritis. Faktor penyebab hasil

das Gladak kritis yaitu dari masing-masing parameter yang ada banyak yang

kurang sesuai sehingga poin tergolong dalam criteria kritis.

Pada Sembilan parameter tersebut yang menyebabkan das tergolong

kritis dan alternative pemecahan masalah yaitu:

Pada kriterian kesejahteraan di lima kecamatan seperti yang ada pada

4. Peta Kriteria Kesejahteraan

peta didapatkan tingkat

kekritisan das yaitu

kecamatan pronojiwo

tergolong paling baik,

Sedangkan kecamatan

Page 18: Das Gladak

yang lain terklasifikasikan sebagi das yang sangat kritis dan agak kritis. Dari hal

tersebut perlu adanya suatu langkah yang dilakukan oleh pemerintah untuk

menuntaskan kemiskinan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pemanfaatan das

yang ada untuk nilai ekonomi tetapi tetap memperhatikan lingkungan yang ada.

Selain itu langkah yang lain dapat berupa penananan di sekitar wilayah das yang

gundul dengan cara tumpang sari sehingga masyarakat dapat sejahtera dan

daerah das juga tetap terjaga dari bahaya erosi.

Selain itu untuk menilai tingkat kekritisan das dibutuhkan parameter

tingkat kekeringan, berikut peta tingkat kekeringan yang ada di das pronojiwo.

5. Peta Tingkat Kekeringan

Berdasarkan olahan indek

kekeringan dari data curah

hujan dan suhu yang ada di

das gladak dari beberapa

stasiun yang ada di sekitar

das Gladak terlihat tingkat

kekeringan pada das gladak

terklasifikasikan menjadi

dua Pada daerah lumajang indek kekeringan tekklasifikasikan sedang dengan

tingkat kekeringan 16,7-33,3 % sedangkan pada daerah kabupaten Malang

daerah tersebut tidak kering dengan indeks kekeringan antara 0-16,7 %. Dari

hasil tersebut perlu adanya perbaikan pada daerah kabupaten lumajang.

Utamanya dari reboisasi kembali hutan yang gundul sehingga fungsi hidrologi

dapat bersiklus kembali dengan baik kembali.

Parameter yang dibutuhkan yang lainya untuk menentukan tingkat banjir

yaitu periode ulang banjir yang ada di wilayah das gladak. Secara administrasi

6. Peta Banjir

dari 5 kecamatan yang

ada pada das gladak.

Kecamatan pronojiwo

merupakan kecamatan

yang paling sering terjadi

Page 19: Das Gladak

banjir. Hal ini karena daerah tersebut merupakan daerah aliran sungai yang

paling besar dari Gunung Semeru. Untuk menanggulangi hal tersebut perlu

adanya sosialisasi yang baik kepada masyarakat dengan cara pembekalan

terhadap menjadikan masyarakat tangap bencana banjir. Selain pembekalan

kerhadap bahaya banjir masyarakat juga perlu diberi cara untuk menuntaskan

bahaya banjir tersebut.

Kekritisan terhadap erosi dan morfoerosi pada das gladak. Tingkat erosi

yang terjadi di das gladak cenderung tinggi. Hal ini dikarenakan das gladak

7. Peta Tingkat Bahaya Erosi

merupakan das dengan

jenis tanah regosol yang

rentan sekali terhadap

erosi. Seperti yang ada

pada peta tingkat erosi

dan morfoerosi atau

titik longsor. Tingkat

erosi termasuk kedalam

kategori sangat tinggi. Seperti yang telah dibahas pada tingkat 8. Peta

Morfoerosi

kesejahteraan

masyarakat dari

keseluruhan wilayah

administrasi yang ada di

das gladak perlu adanya

penanaman kembali

hutan yang gundul.

Selain itu penanaman kembali hutan bukan hanya dilakukan oleh dinas-dinas

terkait tetapi harus dengan masyarakat sekitar. Sehingga hutan tersebut

merupakan hutan milik bersama dan tidak akan ada penjarahan.

dari hasil pengolahan yang dilakukan dengan menggunakan SIG

Page 20: Das Gladak

8. 9. Peta Daya Dukung Lahan

didapatkan daya dukung lahan

yang ada pada das Gladaktergolongk

kritis yaitu tergolong kritis dan sangat

kritis atau skor untuk kekritisan das

sebesar 4-5 poin. Hal ini di sebabkan

karena rata-rata lahan pertanian setiap

orang sangat kecil padahal untuk taraf

normal yaitu dibutuhkan 0.77 hektar untuk setiap orang dalam memenuhi kebutuhan,

tetapi rata-rata yang ada pada lahan tersebut yaitu sebesar 0,2 Hektar perorang. Perlu

adanya penuntasan untuk menangulangi kemiskinan. Dengan cara untuk penuntasan

kemiskinan yang baik yaitu melalui pembukaan lapangan pekerjaan maupun

membuatan desa mandiri yang dapat membuka peluang usaha baru..

Parameret Kesesuaian pengunaan lahan yaitu di identifikasi dari daerah

lereng curam. Daerah lereng curam hanya boleh digunakan untuk daerah

konservasi tertapi pada kenyatanya beberapa daerah lereng curam masih ada 10.

10. Peta KesesuainPenggunaan lahan

yang digunaakn untuk

aktifitas manusia baik

aktifitas pertanian

maupun pemukiman.

Oleh sebab itu daerah

tersebut dapat

menyebabkan bahaya

bencana serta dapat

menimbulkan

permasalahan yang ada di das yang menjadikan das tersebut tergolong kritis.

Dalam das gladak untuk kriteria penggunaan lahan tergolong baik. Karena hanya

ada 2% yang berada pada lereng curam. Oleh sebab itu untuk tingkat kekritisan

das pada parameter ini tergolong tidak kritis.

Page 21: Das Gladak

Kriteria Luas lahan kritis yang ada pada das gladak tergolong kritis 12.

11. Peta Prosentase Luas Lahan Kritis

karena vegetasi

tutupan lahan berkayu

pada daerah atas

cenderung kurang.

Padalahal keberadaan

lahan berkayu

berfungsi untuk

mengurangi adanya

erosi serta

menampung air tetapi pada das gladak nilai kekritisan lahan yang ada yaitu

mendapat poin 4. Sedangkan yang sesuai yaitu poin satu. Oleh sebab itu

dibutuhkanadanya peneneman hutan berkayu untuk permasalahan lahan kritis

ini.

Pada peta tekanan penduduk didapatkan hasil yang kurang sesai karena

12. Peta Tekanan Penduduk

penduduk yang banyak

dengan jumlah lahan

yang tersedia sangat

sedukit. Hal ini

menyebankan

kemiskinan yang ada

semakin banyak.

Kurangya lahan

tersebut dapat diatasi

dengan pembuatan lapanganpekerjaan.

Oleh sebab itu dari hasil overlay Sembilan peta yang ada serta peta

zonasi das .

13. Peta Zonasi DAS

Page 22: Das Gladak

das gladak tergolong das yang kritis karena dari peta peta tersebut mayoritas

tergolong klasifiksi yang kritis dan sangat kritis. Perlu adanya menejemen das

yang baik didalam penuntasan masalah masalah yang ada di dalam das. Solusi

Pengelolaan yang digunakan yaitu dapat dengan cara pegelolaan menurut (Syafii

Manan, 1978) Ada 4 Tahap pelaksanaan pengelolaan DAS yaitu Pengenalan,

Pemulihan, Perlindungan serta Perbaikan.

Langkah pertama yaitu pengnalan. Pengenalan yaitu pengenalan tentang

dampak das jika das tersebut krisis. kepada masyarakat setempat. Cara

pengenalantersebut dilakukan dengan cara model kekeluargaan atau

pemberiatahuan kepada tokoh masyarakat yang berpengaruh dilokasi tersebut.

Sehingga pesan akan tersampaikan dengan baik dan dapat diterima oleh

kalangan masyarakat.

Langkah kedua yaitu dengan cara pemulihan. Pemulihan ini dilakukan

pada das das yag rusak baik dengan reboisasi maupun cara yan lain. Pemulihan

ini jugaharus dilakukan bersama sama dengan masyarakat. Agar masrarakat juga

ikut serta dan merasa memiliki das Dladak

Tahap ketiga yaitu perlindungan, perlindungan dilakukan pada lokasi das

yang berpotensi terhadap bencana maupun yang dapat menimbulkkan kekritisan

das.contoh dari hal ini yaitu daerah yang terletak di 10 meter dari bantaran

sungai ke kiri dank e kanan, pada lereng curam serta daerah hutan lindung.

Tetapi penetapan kebijakan ini tidak semerta-merta dilakukan pemerintah tanpa

memperdulikan masyarakat yang tinggal di das Gladak. karena efeknya adalah

kembali kepada masyarakat. jadi masyarakat juga harus diuntungkan dengan

adanya kebijakan ini dengan mengikut sertakan masyarakan menjaga bersama

dan masyarakat diperbolehkan untuk tumpang sari daerah hutan serta diberi bagi

hasil dari hutan.

Tahap keterahir yaitu perbaikan pada semua aspek yang menimbulkan

kekritisan das seperti lahan gundul, ekonomi masyarakat dan pembentukan

masyarakat sadar serta tangap terhadap bencana di daerah das Gladak.

VII. Kesimpulan

Page 23: Das Gladak

Dari hasil evaluasi kekritisan das gladak di kabupaten Lumajang dan

kabupaten Malang dapat disimpulkan das gladak terklasifikasi sebagai das yang

kritis. Dari semua parameter tentang kekritisan das mayoritas tergolong sebagai

das khritis. Oleh sebab itu perlu adanya menejemen das yang baik.

Menejemen das yang baik dapat dilakukan yaitu dengan cara Pengenalan

kepada masyarakat yang ada di das tersebut tentang pentingnya menjaga das.

Pemulihan lokasi yang menyebabkan das tersebut kritis. Perlindungan terhadap

daerah aliran sungai dan hutan serta Suaka alam dan Perbaikan masyarakat

menyangkut masalah kemiskinan yang ada harus dituntashkan dengan membuka

lapangan pekerjaan dan .pembinaan desa mandiri serta desa tanggap bencana

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho,S,P .2013. Pergeseran kebijakan dan paradigma baru dalam Pengelolaan daerah aliran sungai di Indonesia. Badan pengkajian dan penerapan teknologi.

Utomo, Wani H. Konservasi Tanah di Indonesia. Jakarta: CV. Rajawali Pers

Rahim, Supli E. 2000. Pengendalian Erosi Tanah. Jakarta: Bumi Perkasa

Peraturan Direktur Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial nomor : p.4/v-set/2013 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Data Spasial Lahan Kritis.

Nasution, Syaifullah. 2005. Analisis Spasial indek kekerinagn daerah pantai utara (Pantura Jawa Barat). Penelitian UPTHP-BPPT

Sutapa, I wayan, 2010, Analisis Potensi Erosi pada Daerah Aliran Sungai di Sulawesi Tengah,SMARTEK

Kabupaten Malang Dalam Angka Tahun 2009, Badan Pusat Tratistika Kabupaten Malang

Kabupaten Lumajang dalam Angka 2009 Badan Pusat Tratistika Kabupaten Lumajang

PetaRBI JawaTimur Tahun 2002

Citra Satelit SRTM Tahun 2007

Page 24: Das Gladak

\Citra Satelit SAS Tahun 2013

Lampiran

14. Peta Lahan Pertanian

15. Peta penggunaan Lahan Berkayu

Page 25: Das Gladak

16. Peta Luas Lahan Kritis

17. Peta Penggunaan Lahan

Page 26: Das Gladak

18. Peta Kemiringan Lereng

Page 27: Das Gladak

19. Peta Jenis Tanah

20. Peta kontur ketinggian