permasalahan das

15
  TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH MANAJEMEN DAS Oleh : Nama : Gema Junyo NIM : 125040 200 111 089 Kelas : A Dosen : Ir. Didik Suprayogo, MSc. PhD PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

Upload: steven-larson

Post on 05-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

permasalahan das

TRANSCRIPT

  • TUGAS INDIVIDU

    MATA KULIAH

    MANAJEMEN DAS

    Oleh :

    Nama : Gema Junyo

    NIM : 125040 200 111 089

    Kelas : A

    Dosen : Ir. Didik Suprayogo, MSc. PhD

    PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2015

  • Bab 1 Potensi Dan Manfaat Sumbedaya Alam Bagi Manusia

    Indonesia dikenal sebagai negara yang sagat kaya akan sumberdaya alam, mulai dari

    yang dapat diperbaharui serta tidak dapat diperbaharui. Tumbuhan, hewan, dll. Serta ada pula sumberdaya alam yang idak dapat diperbaharui seperti batubara, minyak bumi dll. Untuk potensi itu semua di indonesia sangat besar. Telebih karena indonesia berada pada zona tropis yang mana pada zona tersebut lebih banyak memiliki keanekaragaman hayati dibandingkan dengan yang lain. Contoh seperti tanaman yang dapat diperbaharui indonesia memiliki potensi besar pada bidang pertanian namun saja tentu perlu ada bimbingan dari pihak terkait dan pihak pemerintah agar potensi yang dimiliki dapat dengan betul dan bijaksana dimafaatkan. Karena jika tidak didampingi oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab tentu akan terjadi eksploitasi belebihan pada bidang tersebut sehingga akan kehilangan esensi keberlajutan. Yang kedua ialah pada bidang hewan, indonesia juga memiliki potensi yang sangat menjanjikan, banyak hewan yang dapat hidup dengan nyaman pada zona iklim tropi ini, karena iklim ini lebih identik dengan hangat. Tentu dengan begit perlu adanya pemanfaatan potensi itu namun tentu dengan dampingan pihak-pihak yang paham betul agar tidak terjadi kekrisisan dimasa yang aka datang. Untuk air juga indonesia termaasuk negara yang memiliki air yang cukup, hal itu tidaklepas dari iklim indonesia dimana musim penghujan akan datang selama 6 bulan, tentu jika hal itu di pandu oleh para ahli indonesia akan dapat sangat banyak manfaat akan hal itu. Untuk tanah, indonesia juga memiliki banyak tanah kelas satu untuk bidang pertanian, hanya saja sekarang ini banyak lhn yang telah mengalami dengradasi akibat sistem Revolusi Hijau. Namun kita hanya perlu memperbaiki tanah tersebut kembali untuk kelak dapat dimanfaatkan potensinya oleh generasi selanjutnya. Indonesia sangatlah kaya dalam sumberdaya alam, hanya saja pemanfaatan sumberdaya alam yang tersedia belum dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Pemanfaatan dengan maksimal tentu boleh dilakukan kalau saja tetap memegang prinsip ekologi. Belum lagi dengan potensi sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, seperti batu bara, minyak dll. Namun banyak investor yang mengambil keuntungan dengan sumber daya alam yang kita miliki contohnya saja seperti tambang emas di papua, tambang batu bara dikalimantan. Tentu hal itu sangatlah disayangkan karena jika saja kita bisa mengeolahnya semua itu dengan benar tentu indonesia akan menjadi salah satu negara paling kaya didunia dengan melihat potensi dari sumberdaya alam yang kita miliki.

    Pemanfaatan sumberdaya alam di Indonesia juga sangat penting untuk mencukupi

    semua kebutuhan masyarakat indonesia, seperti pada bidang pertanian. Indonesia sangatlah bergantung pada bidang pertanian dengan bahan-bahan tanaman pangan seperti padi, jagung, dll. Hal itu tentu perlu didukung oleh pemerintah agar dapat dimaksimalkan, jika saja indonesia bisa memaksimalkan sumberdaya alam dalam bidang pertanian tentu itu bisa menjadi devisa negara dengan cara export. Seperti yang kita tahu indonesia merupakan negara agraris namun mengapa Indonesia masih harus mengimport beras dari negara tetangga. Tentu hal tu sangatlah disayangkan. Dengan potensi yang besar namun tidak dimaksimalkan. Dalam hal-hal lain juga tentu perlu dimanfaatkan seperti sumberdaya air. Indonesia memiliki banyak sekali sumber-sumber air dan zona-zona perairan. Hal itu bisa dimanfaatkan dengan cara membuat pembangkit listrik tenaga air dengan begitu indonesia bisa lebih baik lagi dari segi teknologi. Untuk minyak bumi, indonesia perlu memaksimalkan potensinya dengan cara mampu memproses atau mengelolah agar minyak bumi yang tersedia di Indonesia bisa langsung siap dipakai oleh masyarakatnya. Dengan begitu tentu tidak akan timbul kembali permasalhan tentang mahalnya harga minyak untuk bahan bakar kendaraan dll. Namun pemanfaatan sumberdaya alam harus di gunakan dengan efiien dan dengan pelestarian. Berikut contoh-contoh pemanfaatan sumberdaya alam yang dapat di gunakan :

  • 1. Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misal (air, tanah dan udara).

    2. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran). 3. Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien, serta

    pendaurulangan (recycling). 4. Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai dengan alam.

    Berikut beberapan pemanfaatan sumber daya alam ; a) Pemanfaatan sumber daya alam nabati, antara lain :

    a. Sebagai sumber bahan pangan b. Sebagai sumber sandang, seperti : kapas c. Sebagai tanaman hias.

    b) Pemanfaatan sumber daya alam hewani, antara lain : a. Sebagai sumber bahan pangandan sumber sandang. b. Sebagai benda-benda hasil seni dan kerajinan tangan manusia. c. Meningkatkan nilai kehidupan dan nilai budaya manusia.

    c) Pemanfaatan sumber daya alam barang tambang antara lain : a. Minyak bumi, digunakan untuk bahan bakar kendaraan, tenaga

    penggerak mesin pabrik, penerangan tanah. b. Gas alam, digunakan untuk bahan bakar rumah tangga dan industri. c. Batu bara, digunakan untuk bahan bakar pemberi tenaga dan bahan

    mentah untuk cat, obat-obatan, wangi-wangian, bahan peledak dan lain sebagainya.

    Sumber daya alam tersebut memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Akan tetapi

    dalam pemanfaatan dan pengelolaannya harus dilakukan sesuai peraturan-peraturan yang mengikat semua pihak agar dapat bermanfaat dalam jangka waktu yang panjang. Maka hal-hal berikut sangat perlu dilaksanakan, antara lain :

    a. Sumber daya alam harus dikelola untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, tetapi sumber daya alam harus diusahakan agar produktifitasnya tetap berkelanjutan.

    b. Eksploitasinya harus dibawah batas daya regenerasi atau asimilasi sumber daya alam. c. Diperlukan kebijaksanaan dalam pemanfataan sumber daya alam yang ada dapat lestari

    dan berkelanjutan dengan menanamkan pengertian sikap serasi dengan lingkungannya.

  • BAB 2 PERMASALAHAN GANGGUAN FUNGSI DAS

    2.1. Fakta Lapangan gangguan ekosistem DAS

    Das yang saya amati ialah berada di daerah Desa sumbergondo, Bumi aji, kota

    Batu. Dai kenampakan Das yang saya lihat terlihat jelas bahwa DAS tersebut mengalami gangguan. Permasalahan yang terjadi pada DAS tersebut ialah erosi, sedimentasi, dan banjir . tentu dengan permasalahan tersebut banyak hal yang dirugikan seperti kesulitan air pada daerah hilir karena banyak sedimentasi yang terjadi disana, banjir karena fungsi DAS sudah tidak bekerja dengan baik karena terjadi penumpukan sehingga memperdangkal sungai di bagian hilir. Hal tersebut dapat saya dukung dengan foto fakta dilapang dan jua dengan foto selfie untuk menunjukan atau bukti bahwa saya telah melakukan survei langsung ke lapang. Selain permasalahan sedimentasi dan juga banjir sampah juga memegang peran penting dalam rusaknya DAS, hal itu bisa terjadi karena masih banyak budaya masyarakat DAS yang sering membuang sampah ke dalam sungai sehingga menyebabkan sumbatan-sumbatan yang kerap menimbulkan banjir. Untuk permsalah sedimentasi hal itu bisa terjadi karena adanya erosi pada bagian hulu sehingga terjadi proses pengikisan permukaan tanah, lalu terbawa dengan air sungai serta tejadi penumpukan sedimentasi pada bagian hilir DAS. Indikator yang saya gunakan dalam penentuan permasalahan yang ada dilapang ialah dengan menggunakan tingkat kejernihan air. DAS yang saya lakukan observasi dalam tingkat kejernihan air jauh dari kata jernih. Hal itu menunjukan bahwa air sungai yang melintasi membawa material-material tanah yang terbawa dari hulu sungai. Berikut bukti-bukti atau fakta lapangan saya akan sajikan.

    (Kondisi saat sungai hanya dilewati sedikit air)

  • (Kondisi jembatan saat tidak terjadi hujan)

    (kondisi sungai saat tidak terjdi hujan)

  • (foto saat tidak hujan searah dengan jalur air yang dilewati)

    (foto tumpukan sedimentasi pada sungai)

  • (foto sungai saat turun hujan)

    (foto jembatan tergenang banjir )

    (foto selfie di aluran sungai)

  • Dari foto-foto diatas nampak jelas bahwa terjadi gangguan pada DAS di Desa Sumbergondo, hal tu terlihat dengan adanya sedimentasi yang terjadi pada saat sungai kering. Terlihat jelas bahwa banyak pasir disana yang sangat tebal. Material-material itu kemungkinan berasal dari erosi yang terjadi pada bagian Hulu sungai sehingga menyebabkan terbawanya sedimentasi. Dan juga terlihat jelas pada sat turun hujan air yang melewati sugai tersebut bewarna sangat keruh dan juga terjadi banjir di jembatan. Hal itu lah yang mendukung saya dalam menyebutkan bahwa DAS tersebut mengalami gangguan beruma sedimentasi dan juga banjir. Banjir bisa terjadi degan kondisi sungai seperti itu kemungkinan karena adanya pendangkalan dan juga terjadi sumbatan pada dam-dam yang dilalui air.

    2.2. Dampak masalah terhadap masyarakat dan petani di daerah hulu Dengan kondisi yang terjadi pada daerah tengah DAS yang terlihat pada foto

    tersebut menunjukan bahwa telah terjadi alihfungsi lahan yang semulanya merupakan daerah lindung menjadi daerah pertanian sehingga menyebabkan erosi. Seperti yang kita tahu dalam teori erosi ialah Erosi adalah suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin (Suripin, 2004). Erosi merupakan tiga proses yang berurutan, yaitu pelepasan (detachment), pengangkutan (transportation), dan pengendapan (deposition) bahan-bahan tanah oleh penyebab erosi (Asdak, 1995). Dengan adanya pelepasan dan pengangkutan hal itu menyebabkan terjadinya degradasi lahan karena tanah akan kehilangan topsoilnya akibat erosi. Semua itu terjadi karena adanya alihfungsi lahan. Hal ini didukung oleh pendapat dari Crook dan Clapp (1988) yang menyebutkan bahwa Dampak yang sering terlihat adalah bertambahnya lahan kritis, meningkatnya erosi tanah dan sedimentasi serta terjadinya banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Perubahan penggunaan lahan ini dalam jangka pendek terlihat rasional secara ekonomis karena banyak nilai dan manfaat langsung yang diperoleh tetapi pada sisi lain banyak manfaat dari perlindungan lingkungan dengan adanya kawasan lindung/berhutan yang tidak dihitung dalam pengambilan kebijakan untuk merubah penggunaan lahan. Dengan adanya degradasi lahan tentu sangatlah berpengaruh terhadap pertanian pada daerah hulu. Karena pendapatan mereka akan berkurang karena tidak optimalnya sistem pertanian yang mereka jalanin. Hal ini tentu sangat berhubungan dengan perubahan alihfungsi lahan, yang semestinya hutan dirubah menjadi pertanian. Hal itu sangatlah merugikan dalam aspek ekologis. Seperti yang kita tahu bahwa fungsi hutan ialah sebagai pengendali erosi, jika terjadi perubahan alihfungsi lahan dari hutan menjadi lahan pertanian semsum tentu akan menyebabkan terjadinya erosi meningkat. Dengan begitu tentu para warga atau etani didaerah hulu akan kehilangan pendapatan atau biaya yang di timbulkan akibat erosi tanah. Penilaian dilakukan dengan pendekatan perubahan produktivitas dan biaya ganti. Pendekatan biaya ganti didsarkan pada asumsi bahwa erosi tanah dan aliran pemukaan menyebabkan terjadinya pencucian hara dan efektifitas pupuk bagi tanaman lebih rendah yang pada akhirnya menyebabkan penurunan produksi (Jamartin, 2001).

  • 2.3. Dampak masalah terhadap masyarakat daerah hilir DAS.

    Dengan danya erosi pada bagian hulu sungai tentu akan berdampak buruk pula pada bagian hilir sungai, demikian lah dampak yang terjadi dengan permasalahan pada DAS di Desa Sumbergondo:

    a. Pelumpuran dan pendangkalan

    Tanah dan bagian-bagian tanah yang terangkut oleh aliran permukaan diendapkan di bagian tertentu atau masuk ke sungai serta diendapkan di dalam sungai, waduk, danau atau saluran-saluran air. Disamping itu, bersama dengan sedimen, unsur-unsur hara terutama N dan P serta bahan organik pun banyak yang ikut terbawa masuk ke dalam waduk atau sungai. Hal ini mengakibatkan terjadinya eutrofikasi berlebihan dalam danau atau waduk sehingga memungkinkan perkembangan tananam air menjadi lebih cepat dan pada akhirnya mempercepat pendangkalan dan kerusakan DAS. Pendangkalan di waduk juga sulit untuk dihindarkan. Dengan makin dangkalnya waduk dapat mengurangi umur waduk. Artinya, daya guna waduk yang semula diperkirakan dapat lama, ternyata baru beberapa tahun saja sudah tidak berfungsi lagi. Sebagai contoh waduk Gajah Mungkur di Wonogiri, Jawa Tengah. Waduk ini diperkirakan dapat mencapai umur 100 tahun ternyata setelah diteliti karena adanya sedimentasi maka hanya dapat mencapai lebih kurang 27 tahun.

    b. Memburuknya kualitas air

    Sumberdaya alam utama yang terdapat dalam suatu DAS yang harus diperhatikan dalam pengelolaan DAS adalah sumberdaya hayati, tanah dan air. Sumberdaya tersebut peka terhadap berbagai macam kerusakan (degradasi) seperti kehilangan keanekaragaman hayati (biodiversity), kehilangan tanah (erosi), kehilangan unsur hara dari daerah perakaran (kemerosotan kesuburan tanah atau pemiskinan tanah), akumulasi garam (salinisasi), penggenangan (water logging), dan akumulasi limbah industri atau limbah kota (pencemaran). Menurunnya kualitas air yang disebabkan baik oleh sedimen yang bersumber dari erosi maupun limbah industri (polusi) sudah sangat dirasakan di daerah aliran sungai yang berpenduduk padat. Meningkatnya aktivitas pertambangan dan pembanguan pabrik yang tidak diikuti dengan teknik konservasi dan penanganan limbah yang memadai juga akan meningkatkan pencemaran yang luar biasa di bagian hilir

    c. Kerusakan ekosistem perairan

    Kerusakan ekosistem perairan pada DAS dapat terlihat pada kerusakan habitat dan tempat memijah atau bertelur organisme air seperti ikan misalnya. Pada daerah hulu kerusakan ini terjadi karena habitat dan tempat bertelur awal bagi ikan ikut tergerus arus air. Sedangkan pada daerah hilir sungai habitat dan tempat bertelur ikan hilang atau hancur akibat sedimentasi yang berlebih dari tanah-tanah hasil proses erosi dari hulu sungai.

  • d. Meningkatnya frekuensi dan masa kekeringan dan banjir Berkurangnya kapasitas infiltrasi tanah yang mengalami erosi akan

    menyebabkan aliran permukaan (run off) meningkat. Peningkatan aliran permukaan dan mendangkalnya sungai mengakibatkan banjir semakin sering dengan tingkatan (derajat) yang semakin berat pada setiap musim hujan. Terjadinya banjir sudah merupakan fenomena yang berulang setiap tahun di banyak DAS di Indonesia. Berkurangnya infiltrasi air ke dalam tanah yang mengalami erosi di bagian hulu DAS menyebabkan pengisian kembali (recharge) air di bawah tanah (ground water) juga berkurang yang mengakibatkan kekeringan di musim kemarau. Dengan demikian terlihat bahwa peristiwa banjir dan kekeringan merupakan fenomena ikutan yang tidak terpisahkan dari peristiwa erosi. (Rusdiyanto, 2012)

    2.4. Analisis akar masalah secara komperhensif

    Jika dilihat dari permasalahan diatas maka hal yang mungkin terjadi ialah adaya alih fungsi lahan pada bagian Hulu DAS, kemungkinan yang terjad ialah perubahan hutan menjadi lahan pertanian monokultu. Hal itu menyebabkan terbukanya lahan karena tidak ada kanopi yang lebar. Sehingga saat terjadi hujan air langsung memukul agregat tanah dan membuat agregat menjadi pecah, setelah itu terjadi proses pengangkutan dan pengendapan didaerah hilir hal tersebut disebut dengan erosi. Kemudian erosi yang terus meneru terjadi akan membuat penumpukan sedimentasi pada bagian das dibagian hilir sehingga menimbulkan pendangkalah. Hal itulah yang menyebabkan banjir. Banjir terjadi karena sungai yang mulai dangkal sedangkan debit air yang turun dari bagian hulu sangatlah besar. Sehingga hal tersebut menyebabkan air menjadi meluap sehinga menimbulkan banjir.

  • Bab 3. Tinjauan Pustaka

    Untuk memecahkan permasalahan pada Das tersebut dibutuhkan pengendalian secara terpadu, pengendalian tidak dilakukan berdasarkan wilayah melainkan menjadi sebuah kesatuan dari hulu, tengah, dan juga hilir sehingga pengelolaan memiliki satu misi. Hal itu didukung oleh pendapat dari Direktorat Kehutanan dan Konservasi Sumberdaya Air yang mana Dalam rangka memulihkan dan mendayagunakan sungai dan pemeliharaan kelestarian DAS, maka rekomendasi ke depan perlu disusun kebijakan (peraturan) pemerintah yang mengatur tentang pengelolaan DAS terpadu, yang antara lain dapat memuat :

    1. Pengelolaan DAS terpadu yang meliputi :

    a. Keterpaduan dalam proses perencanaan, yang mencakup keterpaduan dalam penyusunan dan penetapan rencana kegiatan di daerah aliran sungai.

    b. Keterpaduan dalam program pelaksanaan, yang meliputi keterpaduan penyusunan program-program kegiatan di daerah aliran sungai, termasuk memadukan waktu pelaksanaan, lokasi dan pendanaan serta mekanismenya.

    c. Keterpaduan program-program kegiatan pemerintah pusat dan daerah yang berkaitan dengan daerah aliran sungai, sejalan dengan adanya perundangan otonomi daerah.

    d. Keterpaduan dalam pengendalian pelaksanaan program kegiatan yang meliputi proses evaluasi dan monitoring.

    e. Keterpaduan dalam pengendalian dan penanggulangan erosi, banjir dan kekeringan

    2. Hak dan kewajiban dalam pengelolaan DAS yang meliputi hak setiap orang untuk mengelola sumber daya air dengan memperhatikan kewajiban melindungi, menjaga dan memelihara kelestarian daerah aliran sungai.

    3. Pembagian kewenangan yang jelas antara daerah kabupaten/kota, daerah propinsi dengan pemerintah pusat dalam mengelola DAS secara terpadu.

    4. Badan pengelola daerah aliran sungai (aspek kelembagaan) dapat berupa badan

    usaha atau badan/instansi pemerintah. Badan-badan tersebut ditetapkan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah sesuai dengan kewenangan yang berlaku.

    5. Kebijakan pemerintah ini selain mengatur tentang peran serta masyarakat dalam

    pengelolaan DAS terpadu, juga mengatur sanksi (hukuman) bagi masyarakat yang tidak mengindahkan peraturan pemerintah dalam pengelolaan DAS terpadu baik pada DAS lokal, regional maupun nasional.

    Jika permasalahan pada das sudah terselesaikan dan tidak terjadi erosi tentu hal-hal tersebut seperti banjir dan pendangkalan sungai tidak akan terjadi. Dengan begitu pemanfaatan das bisa dilakukan dengan maksimal seperti pembuatan pembangkit listrik tenaga air, pemanfaatan sumbermata air dan juga pemanfaatan waduk sebagai penampung air yang dapat dipakai untuk mengairi pertanian disaat musim panceklik air. Berikut hal-hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki DAS yang sudah terganggu :

  • (fahmudin dan Widianto, 2004) Hal-hal diatas lah yang dapat dilakukan agar semua kembali dengan semestinya, sehingga tidak terjadi gangguan DAS kembali pada daerah Sumbergondo

  • Bab 4. Rencana Aksi Manajemen DAS

    Dengan adanya permasalahan pada DAS tentu perlu untuk dibuat recana manajemen DAS yang baik dan terpadu agar semua permasalahan dapat terselesaikan dan tidak terulang kembali. Yang paling penting dilakukan ialah dengan bersosialisasi oleh mansyarakat DAS mulai dari bagian Hulu, Tengah, dn Hilir DAS, tentu perlu juga dengan penyatuan pendapat antara semua wilayah yang dilewati oleh DAS, dengan begitu semua bisa didiskusikan dan juga akan mendapat solusi jika semua masyarakat sudah satu pemikiran. Yang paling harus diperhatikan pada kasus ini ialah alih fungsi lahan pada daerah Hulu sungai yang mana dari situlah awal terjadinya kerusakan atau gangguan pada DAS, namun bukan hanyak masyarakan pada Hulu saja yang harus menanggungnya, masyarakan hilir serta pemerintah harus turn serta memecahkan solusi untuk daerah hulu yang mana mereka membutuhkan sesuatu yang dapat memiliki nilai ekonomis, contohnya dengan bantuan sosialisasi untuk pemanfaatan mata air. Dengan adanya pemanfaatan mata air di daerah Hulu tentu mereka semua akan mendapatkan pemasukan sehingga meeka tidak perlu membuka lahan yang dapat berakibat erosi sehingga merugikan masyarakat banyak. Hal ini didukung oleh Paimin, dkk (2012) Daerah aliran sungai (DAS), yang dipandang sebagai ekosistem tata air dan digunakan sebagai unit pengelolaan sumberdaya alam vegetasi, tanah dan air yang rasional, merupakan wilayah daratan dengan batas alam berupa punggung-punggung bukit sehingga tidak selalu bisa berhimpitan dengan batas administrasi pemerintahan. Dengan demikian perbedaan batas wilayah tersebut tidak perlu dipertentangkan tetapi perlu ditata keselarasannya, agar keterkaitan antar wilayah administrasi dalam satuan DAS bisa terhubung secara serasi melalui jalinan daur hidrologi. Penggunaan DAS sebagai satuan wilayah pengelolaan adalah untuk memberikan pemahaman secara rasional dan obyektif bahwa setia kegiatan yang dilakukan di suatu tempat (on site) di bagian hulu DAS memiliki dampak atau implikasi di tempat lain (off site) di bagian hilir DAS; atau sebaliknya bahwa pemanfaatan sumberdaya alam di wilayah hilir merupakan hasil dari daerah hulu yang secara daerah otonomi atau administrasi berbeda wilayah pengelolaannya. Dan juga perbaikan das dapat memberikan keuntungan dalam ekonomi, hal tersebut dikatakan oleh Pengelolaan DAS bukan hanya hubungan antar biofisik, tetapi juga merupakan pertalian dengan faktor ekonomi dan kelembagaan. Dengan demikian perencanaan pengelolaan DAS perlu mengintegrasikan faktorfaktor biofisik, sosial ekonomi dan kelembagaan untuk mencapai kelestarian berbagai macam penggunaan lahan di dalam DAS yang secara teknis aman dan tepat, secara lingkungan sehat, secara ekonomi layak, dan secara sosial dapat diterima masyarakat (Brooks, et al., 1990).

  • Bab 5. Kesimpulan dan Saran.

    5.1. Kesimpulan

    Pada hasil survey di Desa sumbergondo, kecamatan Bumi aji, Kota batu dapat disumpulkan bahwa Das mengalami gangguan, hal itu bisa dilihat dari indikator kejerihan air yang sangat jauh dari kata jernih. Sehingga menimbulkan banjir. Dan kemungkinan hal tersebut terjadi karena adanya alih fungsi lahan pada daerah Hulu dari hutan menjadi lahan pertanian semusim sehingga lahan kehilangan kanomi yang dapat menahan air hujan. Hal tersebut berdampak terhadap pemecahan agregat oleh pukulan air hujan sehingga terjadi pengikisan tanah. Hal tersebut ialah erosi. Dan erosi membawa partikel-partikel tanah ke sungai sehingga menimbulkan pengendapan sedimentasi dibagian Hilir sungai. Kejadian tersebut sangatlah berdampak negatif terhadap masyarakn yang berada pada hulu serta hilir sungai. Untuk bagian Hulu permasalahan yang terjadi setelah adanya proses tersebut ialah terjadi degradasi lahan sehingga akan sangat berpengaruh terhadap produkivitas tanaman budidayanya sehingga menurunkan produksi dan sangat mempengaruhi pendapatan masyarakat. Sedangkan utnuk daerah hilir sungai permasalahan yang terjadi akibat adanya proses tersebut ialah sedimentaasi yang menyebabkan pendangkalan sungai serta menurunnya kualitas air. Hal tersebut dapatmenimbulkan kelangkaan terhadap air bersih serta dapat menimbulkan banjir pada bagian hilir sungai sat hujan kaena sungai tidak dapat lagi menampung debit air akibat terjadi pendangkalan. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara pengelolaan Das secara terpadu mulai dari hulu sungai sampai dengan hilir, pengelolaan bukan berdasarkan peraturan wilayah yang dilalui namu dengan cara keseluruhan terpadu. Dilakukan secara bersama-sama. Karena jika dilakukan oleh daerah-daerah yang terlewati sungai seringkali program pengelolaan tdak saling sejalan, bahkan ada yang berlawanan. Sehingga perlu dilakukan secara terpadu dengan bantuan pemerintah.

    5.2. Saran Semoga cepat dilakukan pembenahan oleh pemerintah dan juga masyarkat sekitar DAS

    karena hal tersebut sangatlah tidak baik jika dibiarkan secara terus menerus. Pihak-pihak yang terkait harus duduk bersama dan membahas serta menetapkan rencana pengelolaan yang sejalan dengan cara win win solution. Sehigga semua pihak mersa untung tidak ada yang merasa dirugikan.

  • Daftar Pustaka Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University

    Press. Yogyakarta.

    Brooks, K.N., H.M. Gregersen, A.L. Lundgren, dan R.M. Quinn. 1990. Manual on Watershed Mangement Project Planning, Monitoring and Evaluation. ASEAN-US Watershed Project. College, Laguna Philippines.

    Crook, C. and R.A. Clapp. 1998. Is market-oriented forest conservation a contradiction in term. Environmental Conservation. Vol. 25 (2):131-145. Foundation for Enviromental Conservation.

    Fahmudin Agus dan Widianto (2004). Petunjuk Praktik Konservasi Tanah Pertanian Lahan Kering . Bogor: World Agroforestry Centre ICRAF Southeast Asia. Hal 26-28

    Jamartin, Sihite. 2001. Evaluasi Dampak Erosi Tanah Model Pendekatan Ekonomi Lingkungan dalam Perlindungan DAS: Kasus Sub-DAS Besai DAS Tulang Bawang Lampung. Bogor. PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    Rusdiyanto, Edi. 2012. Pengendalian Erosi Tanah Sebagai Upaya Melestarikan Kemampuan Fungsi Lingkungan. http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ling1112/erosi.htm.

    Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. ANDI Offset. Yogyakarta.