makalah botani - daun

8
Helaian daun (Lamina) Helaian daun merupakan bagian daun yang terpenting dan lekas menarik perhatian, suatu sifat yang sesungguhnya hanya berlaku untuk helaiannya, disebut pula sebag daunnya. Sifat-sifat daun yang perlu diketahui yakni: Bangunnya (sesungguhnya bangun helaiannya(circumscriptio)), !ungnya (ape"), #angkalnya (basis) Susunan tulang-tulangnya (ner$atio atau $enatio), %epinya (margo), &aging daunnya (inter$enium), &an sifat-sifat lain lagi, misalnya keadaan permukaan atas maupun ba'ahnya ( berambut, atau lainnya), 'arna, dll. Bangun (Bentuk) &aun ( ircumscriptio) &alam menentukan bangun daun kita tidak boleh terpengaruh oleh adanya toreh-tore lekuk-lekuk pada tepi daun, melainkan harus dibayangkan sekan-akan toreh-toreh t &aun-daun !arak ( icinus communis L.), papaya ( arica papaya L.), 'aluh moschata &uch.), ubi kayu (*anihot utilissima #ohl.), dikatakan mempunyai bangu Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar itu dapat dibedakan + golongan daun, dengan: .Bagian yang terlebar terdapat kira-kira di tengah-tengah helaian daun, . Bagian yang terlebar terdapat di ba'ah tengah-tengah helaian daun, . Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun, +. %idak ada bagian yang terlebar, artinya helaian daun dari pangkal ke u!un dikatakan sama lebarnya.

Upload: kioko-maruko

Post on 07-Oct-2015

114 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

agroteknologi

TRANSCRIPT

Helaian daun (Lamina)Helaian daun merupakan bagian daun yang terpenting dan lekas menarik perhatian, maka suatu sifat yang sesungguhnya hanya berlaku untuk helaiannya, disebut pula sebagai sifat daunnya. Sifat-sifat daun yang perlu diketahui yakni:

Bangunnya (sesungguhnya bangun helaiannya(circumscriptio)), Ujungnya (apex), Pangkalnya (basis) Susunan tulang-tulangnya (nervatio atau venatio), Tepinya (margo), Daging daunnya (intervenium), Dan sifat-sifat lain lagi, misalnya keadaan permukaan atas maupun bawahnya (gundul, berambut, atau lainnya), warna, dll.

Bangun (Bentuk) Daun (Circumscriptio)Dalam menentukan bangun daun kita tidak boleh terpengaruh oleh adanya toreh-toreh atau lekuk-lekuk pada tepi daun, melainkan harus dibayangkan sekan-akan toreh-toreh tidak ada. Daun-daun jarak (Ricinus communis L.), papaya (Carica papaya L.), waluh (Cucurbita moschata Duch.), ubi kayu (Manihot utilissima Pohl.), dikatakan mempunyai bangun bulat.Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar itu dapat dibedakan 4 golongan daun, yaitu daun dengan:1. Bagian yang terlebar terdapat kira-kira di tengah-tengah helaian daun,2. Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah helaian daun,3. Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun,4. Tidak ada bagian yang terlebar, artinya helaian daun dari pangkal ke ujung dapat dikatakan sama lebarnya.

Tepi daun dengan toreh yang merdekaTepi daun dengan toreh yang merdeka banyak pula ragamnya. Toreh-toreh tadi seringkali amat dangkal dan kurang jelas, sehingga sukar untuk dikenal. Yang sering kita jumpai ialah tepi daun yang dinamakan : a. Bergerigi (serratus), yaitu jika sinus dan angulus sama lancipnya, misalnya daun lantana (Lantana camara L.). selanjutnya untuk melengkapi keterangan mengenai sifat toreh-toreh ini, dapat pula ditambahkan kata-kata yang bertalian dengan besar kecilnya sinus dan angulus-nya, misalnya: bergerigi halus, bergerigi kasar, dst.b. Bergerigi ganda atau rangkap (biserratus), yaitu tepi daun seperti di atas, tetapi angulusnya cukup besar, dan tepinya bergerigi lagi,c. Bergerigi (dentatus), jika sinus tumpul sedang angulusnya lancip, misalnya daun beluntas (Pluchea indica Less.),d. Beringgit (crenatus), kebalikannya bergigi, jadi sinusnya tajam dan angulusnya yang tumpul, misalnya daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata Pers.), e. Berombak (repandus), jika sinus dan angulus sama-sama tumpul, misalnya daun air mata pengantin (Antingonon leptopus Hook et Arn.).Tepi daun dengan toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknyaSeperti telah dikemukakan, jika toreh-toreh daun besar dan dalam, bangun daun akan terpengaruh olehnya, sehingga bangun asli tidak lagi tampak. Toreh-toreh yang besar dan dalam itu biasanya terdapat di antara tulang-tulang yang besar atau di antara tulang-tulang cabang. Jika daun amat besar atau lebar, misalnya daun papaya, bagian daun di antara toreh-toreh yang besar dan dalam itu dapat bertoreh-toreh lagi, sehingga makin tidak tampaklah bangun atau bentuk asli daunnya.Berhubungan dengan itu perlu diperingatkan lagi, bahwa dalam hal yang demikian, biasanya tidak lagi disebut-sebut bagaimana bangun daunnya, melainkan hanya disebutkan saja bagaimana sifat toreh-toreh tadi. Sudah barang tentu lebih telitilah cara pencandraannya yang disamping menyebut sifat-sifat toreh-torehnya masih didahului dengan mnyebut bangun daun aslinya.Berdasarkan dalamnya toreh-toreh itu, tepi daun dapat dibedakan dalam yang:a. Berlekuk (lobatus), yaitu jika dalamnya toreh kurang daripada setengah panjangnya tulang-tulang yang terdapat dikanan kirinya,b. Bercangap (fissus), jika dalamnya toreh kurang lebih sampai tengah-tengah panjang tulang-tulang daun kanan-kirinya.c. Berbagi (partitus), jika dalamnya toreh melebihi setengah panjangnya tulang-tulang daun kanan kirinya.karena seperti telah dikemukakan letak toreh-toreh ini bergantung pada susunan tulang-tulang daun, maka sebutan untuk mencadra tepi daun yang bertoreh dalam dan besar ini, selalu merupakan kombinasi antara sifat torehnya dengan susunan tulang daun yang bersangkutan, hingga dengan demikian dapat dibedakan daun-daun dengan tepi seperti berikut:a. Berlekuk menyirip (pinnatilobus), jika tepi berlekuk mengikuti susunan tulang daun yang menyirip, misalnya daun terong (Solanum melongena L.),b. Bercangap menyirip (pinnatifidus), tepi bercangap, sedang daunnya mempunyai susunan tulang yang menyirip, misalnya daun keluwih (Artocarpus communis Forst.)c. Berbagi menyirip (pinnatipartitus), tepi berbagi dengan susunan tulang yang menyirip, misalnya daun kenikir (Cosmos caudatus M.B.K.) dan sukun (Artocarpus communis Forst.),d. Berlekuk menjari (palmatilobus), tepi berlekuk, susunan tulang menjari, misalnya daun jarak pagar (Jatropha curcas L.), kapas (Gossypium sp.), e. Bercangap menjari (palmatifidus), jika tepinya bercangap , sedang susunan tulangnya menjari, misalnya daun jarak (Ricinus communis L.),f. Berbagi menjari (palmatipartitus), yaitu jika tepi berbagi, sedang daunnya mempunyai susunan tulang yang menjari, misalnya daun ketela pohon (Manihot utilissima Pohl.).

Gambar. Toreh-toreh yang tidak merdeka (merubah bentuk asli daun)a. Berlekukb. Bercangapc. Berbagi

Gambar. a. Berlekuk menyiripb. Bercangap menyiripc. Berbagai menyirip d. Berlekuk menjarie. Bercangap menjarif. Berbagai menjari

Daging Daun (intervenium)Yang dinamakan daging daun (intervenium) ialah: bagian daun yang terdapat di anatara tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Bagian inilah yang merupakan dapur tumbuhan yang sesungguhnya. Bi bagian ini zat-zat yang diambil dari luar diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-tumbuhan tadi. Warna hijau pada daun sebenarnya adalah warna yang terkandung dalam bagian ini, juga kalau daun mempunyai warna lain, misalnya merah, berbintik-bintik kuning, dll., dalam daging daunnya pulalah terdapatnya warna tersebut.Tebal atau tipisnya helaian daun, pada hakekatnya juga bergantung pada tebal tipisnya daging daunnya. Bertalian dengan sifat ini dibedakan daun yang:a. Tipis seperti selaput (membranaceus), misalnya daun paku selaput.b. Seperti kertas, tipis tetapi cukup tegar, misalnya daun pisang.c. Tipis lunak, misalnya daun siada air.d. Seperti perkamen, tipis tetapi cukup kaku, misalnya daun kelapa.e. Seperti kulit/belulang, yaitu jika helaian daun tebal dan kaku, misalnya daun nyamplung.f. Berdaging, yaitu jika tebal dan berair, misalnya daun lidah buaya.Sifat-sifat lain pada daun yang perlu pula untuk diperhatikanSelain sifat-sifat yang diuraikan hingga sekarang, belumlah lengkap kiranya jika dari daun belum disebut-sebut pula a.l.:a. Warna,b. Keadaan permukaannya, atas maupun bawah.Warna Daun Merah, misalnya daun bunga buntut bajing (Acalypha wilkesiana M. Arg.), Hijau bercampur atau tertutup warna merah, misalnya : bermacam-macam daun puring (Codiaeum variegatum Bl.), Hijau tua, misalnya daun nyamplung (Colophyllum inophyllum L.), Hijau kekuningan, misalnya daun tanaman guni (Corchorus capsularis L.),Perlu diingat, bahwa dalam menyebut warna daun sangat besar pengaruh perseorangan, mengingat mengenai warna tidak ada ukuran yang obyektif, lagi pula warna daun suatu jenis tumbuhan dapat berubah menurut keadaan tempat tumbuhnya dan erat sekali hubungannya dengan persediaan air dan makanan serta penyinaran.

Permukaan daunPada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah jelas berbeda, biasanya sisi atas tampak lebih hijau, licin, atau mengkilat, jika dibanding dengan sisi bawah daun.Perbedaan warna tadi disebabkan karena warna hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada di lapisan bawah.Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan yang berupa sisik-sisik, rambut-rambut, duri, dll. Melihat keadaan permukaan daun itu orang lalu membedakan permukaan daun yang:a. Licin (laevis), dalam hal ini permukaan daun dapat kelihatan: Mengkilat Suram Berselaput lilinb. Gundul (glaber), misalnya daun jambu air.c. Kasap (scaber), misalnya daun jati.d. Berkerut (rugosus), misalnya daun jarong, dan jambu biji.e. Berbingkul-bingkul, misalnya daun air mata pengantin.f. Berbulu, misalnya tembakau.g. Berbulu halus dan rapat.h. Berbulu kasar, misalnya daun gadung.i. Bersisik, misalnya sisi bawah daun durian.Daun majemuk (Folium Compositum)Pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja. Daun yang demikian dinamakan daun tunggal (folium simplex), tangkainya bercabang-cabang, dan baru pada cabang tangkai ini terdapat helaian daunnya, sehingga di sini pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helaian daun. Daun dengan susunan yang demikian disebut daun majemuk.Suatu daun majemuk dapat dipandang berasal dari suatu daun tunggal, yang torehnya sedemikian dalamnya, sehingga bagian daun di antara toreh-toreh itu terpisah satu sama lain, dan masing-masing merupakan suatu helaian kecil yang tersendiri.Pada suatu daun majemuk dapat kita bedakan bagian-bagian :a. Ibu tangkai daun (potiolus communis)b. Tangkai anak daun (petiololus)c. Anak daun (foliolum).d. Upih daun (vagina)Sama halnya dengan daun tunggal, pada pangkal ibu tangkai daun majemuk atau di dekat pangkal ibu tangkai itu dapat pula ditemukan sepasang daun penumpu, seperti misalnya pada daun mawar (Rosa sp.), yang berupa dua daun kecil melekat pada kanan kiri pangkal ibu tangkai daun, dan pada daun kacang kapri (Pisum sativum L.) yang di sini merupakan sepasang daun yang lebar dan ikut serta menunaikan tugas daun sebagai alat untuk berasimilasi.Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat dibedakan dalam 4 golongan, yaitu:1. Daun majemuk menyirip (pinnatus), jika anak daun tersusun seperti sirip pada kanan kiri ibu tangkainya.2. Daun majemuk menjari (palmatus).3. Daun majemuk bangun kaki (pedatus).4. Daun majemuk campuran (digitato pinnatus).

Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang, harus ditentukan terlebih dahulu berapa jumlah daun yang terdapat pada satu buku-buku batang, yakni:1. Pada tiap buku-buku batang hanya terdapat satu daun.Jika demikian keadaannya, maka tata letak daun dinaman: tersebar (folia sparsa). Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, maka perbandingan kedua bilangan akan merupakan pecahan a/b, yang dinamakan : rumus daun atau divergensi.Jika kita memeriksa berbagai jenis tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, akan ternyata, bahwa pecahan a/b, dapat terdiri atas pecahan-pecahan: , 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 dst., dinamakan : deret Fibonacci.

2. Pada tiap buku-buku batang terdapat dua daun.Dalam hal ini dua daun pada setiap buku-buku itu letaknya berhadapan (terpisah oleh jarak sebesar 180o). Pada buku-buku batang berikutnya biasanya kedua daunnya membentuk suatu silang dengan dua daun yang dibawahnya tadi. Tata letak daun yang demikian ini dinamakan: berhadapan bersilang (folia opposita atau folia decussata), misalnya pada mengkudu (Morinda citrifolia L.), Asoka (Ixora paludosa Kurz), dll.

3. Pada tiap buku-buku batang terdapat lebih dari dua daun.Tata letak daun yagn demikian ini dinamakan: berkarang (folia verticillata), dapat ditemukan pada pohon pulai (Alstonia scholaris R. Br.), alamanda (Allamanda cathartica L.), oleander (Nerium oleander L.).Pada tumbuhan dengan tata letak daun berhadapan dan berkarang tak dapat ditentukan rumus daunnya, tetapi juga pada duduk daun yang demikian dapt pula diperlihatkan adanya ortostik-ortostik yang menghubungkan daun-daun yang tegak lurus satu sama lain.