makalah botani ekonomi (mei 2012) - tanaman serat 2 -

35
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini pemberdayaan manfaat dari serat alami telah banyak dikembangkan, mulai dari kerajinan sebagai hiasan, pembuatan tas, hingga dalam dunia Industri Tesktil Interior sebagai bahan baku serat kain, karena disamping murah, serat alami juga kuat dan ringan. Ketergantungan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia terhadap bahan baku serat impor sangat tinggi. Indonesia mengimpor serat kapas 99.5% dari kebutuhan serat kapas dalam negeri. Keadaan seperti ini berisiko tinggi pada waktu terjadi fluktuasi yang tajam pada harga dan suplai kapas dunia sehingga dapat mengancam kelangsungan industri TPT yang menyerap banyak tenaga kerja. Dari data BPS tahun 2004, pemasok kapas utama adalah Amerika dan Australia yang proporsinya lebih dari setengah (51.8%) kebutuhan kapas Indonesia. Indonesia setiap tahun mengimpor serat kapas rata-rata 700.000 ton. Dengan akan dicabutnya subsidi ekspor serat kapas di negara maju, diduga akan berdampak negatif pada industri TPT (tekstil dan produk tekstil) di Indonesia. Hal penting lainnya terkait dengan bahan baku tekstil adalah kenaikan harga minyak bumi dunia yang mencapai lebih dari US$60 per barrel. Keadaan ini juga meningkatkan harga serat sintetis yang berbahan baku dari minyak bumi. Kondisi ini secara tidak langsung akan meningkatkan permintaan tekstil berbahan alami termasuk kapas. Ketergantungan terhadap bahan baku impor perlu dikurangi dengan peningkatan produksi di dalam negeri. Sebagai usaha antisipasi kemungkinan terjadi kelangkaan serat kapas di dalam negeri, maka usaha untuk memanfaatkan serat alam selain kapas sebagai bahan baku alternatif untuk tekstil perlu diupayakan. Banyak tanaman serat alam yang memiliki peluang untuk dijadikan bahan baku alternatif atau suplemen serat kapas, antara lain: rami (Boehmeria nivea Gaud), abaka (Musa textilis Nee), yute (Corchorus capsularis L. dan

Upload: nimascitagum601

Post on 24-Jul-2015

1.256 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dewasa ini pemberdayaan manfaat dari serat alami telah banyak

dikembangkan, mulai dari kerajinan sebagai hiasan, pembuatan tas, hingga

dalam dunia Industri Tesktil Interior sebagai bahan baku serat kain, karena

disamping murah, serat alami juga kuat dan ringan.

Ketergantungan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia

terhadap bahan baku serat impor sangat tinggi. Indonesia mengimpor serat

kapas 99.5% dari kebutuhan serat kapas dalam negeri. Keadaan seperti ini

berisiko tinggi pada waktu terjadi fluktuasi yang tajam pada harga dan

suplai kapas dunia sehingga dapat mengancam kelangsungan industri TPT

yang menyerap banyak tenaga kerja. Dari data BPS tahun 2004, pemasok

kapas utama adalah Amerika dan Australia yang proporsinya lebih dari

setengah (51.8%) kebutuhan kapas Indonesia.

Indonesia setiap tahun mengimpor serat kapas rata-rata 700.000 ton.

Dengan akan dicabutnya subsidi ekspor serat kapas di negara maju, diduga

akan berdampak negatif pada industri TPT (tekstil dan produk tekstil) di

Indonesia. Hal penting lainnya terkait dengan bahan baku tekstil adalah

kenaikan harga minyak bumi dunia yang mencapai lebih dari US$60 per

barrel. Keadaan ini juga meningkatkan harga serat sintetis yang berbahan

baku dari minyak bumi. Kondisi ini secara tidak langsung akan

meningkatkan permintaan tekstil berbahan alami termasuk kapas.

Ketergantungan terhadap bahan baku impor perlu dikurangi dengan

peningkatan produksi di dalam negeri.

Sebagai usaha antisipasi kemungkinan terjadi kelangkaan serat

kapas di dalam negeri, maka usaha untuk memanfaatkan serat alam selain

kapas sebagai bahan baku alternatif untuk tekstil perlu diupayakan.

Banyak tanaman serat alam yang memiliki peluang untuk dijadikan bahan

baku alternatif atau suplemen serat kapas, antara lain: rami (Boehmeria

nivea Gaud), abaka (Musa textilis Nee), yute (Corchorus capsularis L. dan

Page 2: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

2

C. olitorius L.), kenaf (Hibiscus cannabinus L.), sisal (Agave sisalana L.),

linum atau flax (Linum usitatissimum L.), dan kapuk (Ceiba pentandra

G.).

Dalam makalah ini kami akan membahas tiga tanaman serat yang

secara luas dimanfaatkan di Indonesia, yaitu : kenaf (Hibiscus cannabinus

L.), rami (Boehmeria nivea Gaud), dan abaka (Musa textilis Nee). Adapun

aspek-aspek yang akan dibahas adalah sebagai berikut : 1. Deskripsi

morfologi; 2. Pamanfaatan dan potensi; 3. Peluang bisnis; 4

Pembudiadayaan dan peningkatan kualitas.

1.2 TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui manfaat dan potensi tiga tanaman serat (Kenaf,

Rami, dan Pisang Abaca).

2. Untuk mengetahui peluang bisnis ketiga tanaman serat.

3. Untuk mengetahui cara pembudidayaan dan peningkatan kualitas

ketiga tanaman.

Page 3: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 TANAMAN SERAT KENAF

2.1.1 Klasifikasi Tanaman Kenaf

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Order : Malvales

Family : Malvaceae

Genus : Hibiscus

Species : Hibiscus cannabinus

Nama Inggris : Kenaf, Deccan hemp, Bimlipatam jute

Nama Indonesia : Kenaf, Rami jawa, Java jute

2.1.2 Deskripsi Morfologi Tanaman Kenaf

Kenaf (Hibiscus cannabinus) merupakan tanaman herba tegak, satu

tahunan, dengan tinggi tumbuhan liar mencapai 2 m dan jika ditanam bias

mencapai 5 m. Akar tanaman kenaf berupa akar tunggang, dengan panjang

akar dapat mencapai 25 cm. Akar lateralnya tegak lurus pada akar tunggang,

panjangnya 25-30 cm. Perakaran kenaf lebih kuat dibanding perakaran

rosela. DaIam keadaan tergenang air akar kenaf masih dapat bertahan,

dengan toleransi terhadap penggenangan sampai batas tertentu. Perakaran

tanaman kenaf akan toleran di saat tanaman sudah berumur 1,5-2 bulan.

Kenaf mempunyai ketahanan yang kuat terbadap genangan air, karena pada

batang yang terendam air akan tumbuh akar adventif terutama dekat dengan

permukaan air. Fungsi akar adventif adalah mengambil udara dari atmosfer

untuk disalurkan ke rizosfer agar metabolisme akar berlangsungsecara

aerobik sehingga serapan bara tidak terganggu.

Page 4: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

4

Gambar. Akar Kenaf (a) akar adventif; (b) Akar tunggang; (c) Akar cabang.

Batang kenaf berbentuk pipih, silindris, pada tanaman kenaf yang

dibudidaya tidak bercabang dan gundul, pigmentasi seluruhnya hijau, hijau

dengan merah atau ungu ataupun seluruhnya merah, kadang separuh

dibawah hijau dan separo diatas berpigmentasi. Batang kenaf dalam kondisi

normal dapat mencapai tinggi 2,4-3,8 m. Warna batang dibedakan dalam 3

kategori: yaitu bijau, merah, dan merah tidak teratur. Merah teratur adalah

merah muda sampai merah tua dan merata pada seluruh batang. Sedang

merah tidak teratur apabila batangnya bijau tetapi pada pangkal ketiak daun

(buku) terdapat warna merah. Warna batang pada tanaman muda umumnya

hijau, akan berubab menjadi cokelat kemerahan pada saat menjelang panen.

Diameter batang dapat mencapai lebih dari 25 mm tergantung varietas dan

lingkunganya tumbuhnya. Permukaan batang kenaf ada yang licin, berbulu

balus, berbulu kasar, dan ada juga yang berduri. Kandungan serat terbanyak

(75%) berbeda pada posisi batang bawah setinggi 1- 125 m.

Daun kenaf berseling dengan stipula berbentuk filiform, berambut,

panjang tangkai daun 3-30 cm, pada bagian adaksial berambut rata dan pada

bagian abaksial berbulu tegak, berwarna hijau hingga merah; helaian daun

a

b

c

Page 5: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

5

berukuran 1-19 cm x 0.1-20 cm, pangkal daun meruncing sampai bentuk

jantung, tepi beringgit atau bergigi, ujung daun meruncing, permukaan atas

gundul, permukaan bawah berambut sepanjang urat daun. Daun tanaman

kenaf letaknya berselang-seling (alternate), dan terletak pada cabang dan

batang utama. Selain itu ada cabang yang tumbuh langsung pada batang

utama, cabang ini dikenai dengan "siwilan" (cabang rudimenter). Menurut

Kirby (1963), lembaran daun (lamina) kenaf mempunyai bentuk dan warna

yang bervariasi tergantung subspesiesnya. Sebagai contoh subspesies viridis

yang berdaun tunggal, subspesies vulgaris yang berdaun menjari dan

subspesies purpureus berdaun menjari. Menurut Sobhan (1983), daun kenaf

terdiri atas tiga bentuk daun: tunggal (unilobed), semi menjari (partially

lobed), dan menjari penuh (deeply lobed).

(a) (b) (c)

Gambar. Bentuk-bentuk daun kenaf (a) Tunggal; (b) Semi menjari; (c) Menjari

penuh.

Permukaan daun (atas dan bawah) ada yang berduri, berbulu, berduri

dan berbulu, maupun tidak berduri dan tidak berbulu. Pada daun akan

kelihatan perbedaan warna, terutama pada urat daun dan tepi daun. Panjang

tangkai daun (petiole) 5-8 cm dan tidak beruas. Warna tangkai daun

umumnya berbeda saat tanaman muda dengan tanaman menjelang panen.

Bunga tanaman kenaf bersifat axiler, soliter atau kadang

berkelompok dekat ujung, biseksual, diameter 7.5-10 cm; kelopak berwarna

hijau, berbulu tegak, mahkota besar dan terlihat, biasanya berwarna krem

hingga kuning dengan merah pada pangkal dalamnya, terkadang biru atau

ungu. Ada pendapat lain yang menyatakan bunga kenaf mempunyai kelopak

Page 6: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

6

tambahan 7-10 helai, berdaging tipis, hampir lepas, berbentuk garis, kelopak

(calyx) yang berwarna hijau terbagi 5, tidak lebih panjang dari kelopak

tambahan, tajuk atau mahkota (corolla) berbentuk bulat telur terbalik,

panjang sampai 6 cm, berwarna kuning atau putih dengan noda merah tua

pada pangkalnya, benang sari (stamen) seluruhnya tertutup dengan kepala

sari (anther), dan putik (pistillum) berwarna merah, ada yang menonjol dan

ada yang pendek tangkai putiknya. Periode pembungaan kenaf tidak

serempak. Mekarnya sangat singkat, biasanya terjadi sebelum matahari terbit

dan akan menutup kembali pada siang atau sore hari. Waktu reseptif

berlangsung pada pukul 07.00-09.00, dan pada saat'tersebut terjadi

penyerbukan.

Tanaman kenaf termasuk tanaman yang menyerbuk sendiri (self

pollination), tetapi sekitar 4% menyerbuk silang (cross pollination)

(Norman dan Wood, 1988). Tanaman kenaf bersifat fotosensitif, yaitu

pembungaannya dipengaruhi oleh panjang hari. Artinya tanaman kenaf akan

berbunga lebih awal jika mendapat penyinaran yang lebih pendek dari

fotoperiode kritiknya (Kirby, 1963; Berger, 1969). Berdasarkan tanggapan

terhadap panjang hari, tanaman kenaf yang diusahakan di Indonesia ada dua

tipe yaitu berbunga cepat dan berbunga lambat (Sudjindro, 1988). Kenaf

mulai menghasilkan bunga pada minggu ke-l2 setelah tanam.

Buah kenaf berbentuk bulat telur, dengan tipe kapsul, 12-20 mm x

11-15 mm, berambut lebat, mengandung 20-25(-35) biji. Ada pendapat lain

yang menyatakan bahwa buah kenaf (kapsul) berbentuk bulat meruncing

(seperti kerucut), panjang 2-2,5 cm dan diameter 1-1,5 cm. Permukaan buah

terdapat bulu pendek, halus, dan banyak, ada juga yang berduri. Buah muda

berwarna hijau. Tingkat kemasakan buah kenaf per individu tanaman tidak

serempak. Buah-buah yang terletak di bagian bawah lebih dahulu masak

dibandingkan dengan buah di bagian atas atau pucuk, sehingga tingkat

kemasakan buah yang dihasilkan menjadi heterogen (Hartati et al., 1991).

Panen buah untuk benih dilakukan dengan memetik buah satu-persatu, atau

juga secara serempak setelah 75% dari seluruh buah sudah masak. Sebelum

atau selama musim panen akan terlihat buah yang tidak mudah pecah dan

Page 7: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

7

buah yang mudah pecah. Tiap tanaman dapat menghasilkan 15-100 kapsul

tergantung pada varietas, kondisi iklim, tanah, dan cara bercocok tanamnya.

Tiap kapsul berisi 15-25 biji.

Biji kenaf berbentuk ginjal hingga triangular dengan sudut runcing,

3-4 mm x 2-3 mm, berwarna keabuan atau coklat-hitam dengan titik kuning

menyala. Satu kg biji kenaf berisi 30.000-40.000 butir. Kandungan biji

kenaf lebih dari 20% adalah minyak (Hill, 1951). Berdasarkan basil analisis

kimia oleb Micbote dalam LeWy (1947), biji kenaf mengandung komposisi

sebagai berikut :Air 9,64%, Mineral 6,40%, Lemak 20,37%,Nitrogen.

21,44%, Saccharida 15,66%, Serat Kasar 12,90%,Material lain 13,94%.

Minyak biji kenaf termasuk golongan "oleat-linoleat" mengandung 45,3%

asam oleat, dan 23,4% asam linoleat, 14% asam palmilat, dan 6% asam

stearat (Lewy,1947). Oleb karena itu penyimpanan benih kenaf perlu hati-

hati karena kandungan lemaknya tinggi.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar. (a) Daun tanaman Kenaf; (b) Bunga tanaman kenaf; (c) Buah tanaman

kenaf; (d) biji tanaman kenaf.

2.1.3 Peluang Bisnis Tanaman Kenaf

PT ARACO merupakan salah satu perusahaan otomotif di Jepang

yang pertama di dunia menggunakan kenaf untuk interior mobil mewah.

Page 8: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

8

Selama ini PT ARACO mengimpor serat kenaf dari Vietnam. Di Jepang

sendiri kenaf hanya dapat ditanam satu kali dalam setahun karena adanya

musim dingin. Oleh karena itu, serat kenaf harus diimpor dari negara-negara

tropis. Karena kenaf juga dapat tumbuh di Indonesia, sejak tiga tahun

terakhir PT ARACO mendirikan anak perusahaannya di Indonesia, yaitu PT

KADERA-AR INDONESIA. Ada empat syarat yang harus diperhatikan

dalam pengembangan industri serat kenaf untuk interior mobil, yaitu: (1)

pasokan sesuai permintaan, (2) mutu sesuai kebutuhan, (3) biaya dapat

bersaing dengan plastik dan harga yang ditawarkan oleh China dan Vietnam,

dan (4) pengiriman tepat waktu sehingga tidak menganggu proses industri

otomotif itu sendiri. Berdasarkan hasil pertemuan PT ARACO dan PT

KADERA-AR di Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat (Balittas)

Malang, pada bulan Juni 2000 serat berkualitas A digunakan untuk mobil

mewah dan serat dengan kualitas B untuk kendaraan sejenis Toyota Kijang.

Pada tahun 1999/2000, produsen Toyota Kijang menghasilkan kurang lebih

4.000 unit kendaraan dengan bahan serat kenaf kualitas A dan B. Setiap unit

memerlukan 11 kg serat, sehingga untuk tahap awal dibutuhkan 44 ton serat.

Saat ini PT KADERA-AR INDONESIA masih mengimpor serat tersebut

dari Vietnam karena kualitasnya baik dan harganya murah.

2.1.4 Manfaat Tanaman Kenaf

Serat kenaf merupakan bahan baku untuk pembuatan karung goni,

karpet, geotekstil, soil safer, fibre drain, tali temali, kerajinan tangan, dan

interior mobil/doortrim. Melihat banyak kegunaannya, maka diperlukan

ketersediaan bahan baku serat yang cukup dan continue. Bijinya dapat

dimakan dan dapat digunakan sebagai pupuk alami.

Tanaman kenaf termasuk urutan kedua setelah tanaman kayu berdaun

jarum dan tergolong kelas satu sebagai bahan baku pulp. Disamping daur

hidupnya relative pendek, mutu produk kenaf jauh lebih baik disbanding

sumber selulosa nonkayu yang selama ini dimanfaatkan.

2.1.5 Pembudidayaan Tanaman Kenaf

A. PERSYARATAN TUMBUH TANAMAN KENAF

1. Tanah

Page 9: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

9

Kenaf dapat tumbuh hampir pada semua tipe tanah, tetapi tanah yang

ideal untuk kenaf yaitu tanah lempung berpasir atau lempung liat

berpasir dengan drainase yang baik (Dempsey, 1963). Kenaf agak tahan

kekeringan, namun karena seluruh bagian vegetatifnya (batang) harus

dipanen pada umur 3,5-4 bulan, maka ketersediaan air selama

pertumbuhan harus cukup. Kebutuhan air untuk kenaf sebesar 600 mm

selama empat bulan (Iswindiyono dan Sastrosupadi, 1987). Kisaran pH

cukup luas, yaitu dari 4,5-6,5 sehingga kenaf dapat tumbuh baik di tanah

yang agak masam, antara lain di lahan gambut. Drainase pada stadia

awal pertumbuhan harus baik, meskipun pada stadia lanjut kenaf dapat

tumbuh dalam keadaan tergenang. Di daerab banjir waktu tanam harus

diatur sedemikian rupa sehingga pada waktu mulai tergenang tanaman

paling sedikit sudah berumur dua bulan. Dengan cara tersebut kenaf

masih dapat menghasilkan serat cukup tinggi. Tanaman semakin tua

semakin tahan terhadap genangan.

2. Iklim

Curah hujan yang dikehendaki oleh kenaf selama pertumbuhannya

sebesar 500-750 mm atau curah hujan setiap bulan 125-150 mm (Berger,

1969; Sinha dan Guharoy, 1987; Dempsey, 1963). Bila curah hujan

kurang dari jumlah tersebut, umumnya perlu dibantu dengan pengairan

dari irigasi maupun pompa. Kenaf mempunyai adaptasi yang lebar

terhadap iklim dan tanah. Tanaman ini tumbuh pada 45°N dan 30°S.

Tanaman Kenaf toleran terhadap variasi temperatur harian antara 10°C

dan 50°C, tetapi mati oleh salju. Tanaman ini tumbuh terbaik pada

temperatur harian diatas 20°C dan curah hujan bulanan rata-rata 100-125

mm. Kondisi ini ditemukan selama musim hujan di daerah tropik dan

musim panas di daerah subtropik. Kenaf merupakan tanaman berhari

pendek: meskipun beberapa kultivar meninggalkan bagian vegetatifnya

sampai periode pencahayaan turun dibawah 12,5 jam. Beberapa kultivar

ditanam pada 20°N, kemudian tidak mulai berbunga pada awal

September. Pada latitude yang lebih tinggi, kebiasaan berbunga lebih

lambat, pada daerah equator, tanaman berbunga lebih awal dan mencapai

Page 10: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

10

tinggi yang tidak mencukupi, kecuali kultivar yang ditanam adalah

photo-insensitive. Kenaf dapat tumbuh pada berbagai tanah, tetapi paling

baik pada tanah lempung aluvial atau kolluvial berpasir, dengan pH 6-

6.8. Tanaman ini toleran terhadap garam, tetapi sensitif terhadap

hilangnya air.

3. Waktu tanam setempat

Tanaman kenaf tergolong tanaman hari pendek. Bila tanaman

tersebut ditanam pada bulan-bulan dengan fotoperiode yang pendek,

maka tanaman akan cepat berbunga, batang pendek, dan produktivitas

seratnya rendah. Agar tanaman berbatang tinggi (> 2,5 m) dan

berdiameter optimal (1,5 cm), maka pada fase vegetatif harus mendapat

penyinaran yang panjang. Jadi selama pertumbuhan fase vegetatif

tersebut diusahakan jatuh pada bulan yang mempunyai fotoperiode

panjang.

4. Populasi tanaman dan jarak tanam

Populasi dan jarak tanam tergantung dari tingkat kesuburan

tanahnya. Pada umumnya populasi untuk TSK berkisar dari 250.000-

330.000 tanaman/ha atau dengan jarak tanam (20 cm x 20 cm)-(20 cm x

15 cm) dengan satu tanaman tiap lubang.

B. PERBANYAKAN

Kenaf secara normal diperbanyak dengan biji. Selain itu juga

dengan stek batang, terutama untuk produksi biji hasil silangan dan

dasar. Biji Kenaf berkecambah cepat dibawah kondisi lembab, tetapi

kemampuan hidup yang tinggi selama lebih dari 1 tahun dengan

menyimpan biji kering (kandungan kelembaban < 10%) di dalam

kontainer kedap udara dan untuk beberapa tahun dengan menyimpannya

pada temperatur dibawah 0 (-10°C). Temperatur optimum untuk

perkecambahan biji kenaf adalah 35°C, dengan temperatur dasar 10°C

dan temperatur maksimum 46°C. Kenaf merupakan tanaman musim

hujan, biji ditaburkan secara langsung ke ladang pada awal musim hujan.

Waktu penanaman adalah sangat penting, terutama berkaitan dengan

panjangnya periode pertumbuhan vegetatif sebelum masa perbungaan

Page 11: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

11

yang pertama, tingginya biomassa dan serat hasil panen dan juga kualitas

serat. Di Jawa (8°S) kenaf ditaburkan selama bulan Oktober-November

pada musim hujan dan berbunga pada bulan Maret-April, sementara di

Thailand Utara (18°N) musim tanam antara April dan September.

Kebanyakan kenaf ditanam dengan rata-rata biji 15-25 kg/ha, diikuti

dengan penguburan untuk menutup biji dengan 1-2 cm tanah. Tiap plot

dijarangkan dengan menggunakan tangan untuk mengurangi densitas

tanaman hingga sekitar 400 000 tanaman per ha. Penanaman dengan

sistem garis membutuhkan biji lebih sedikit dan menghasilkan hasil

panen yang tinggi dan lebih seragam dengan biaya penanaman dan

perawatan lebih rendah. Jarak tanam yang direkomendasikan bervariasi

di tiap negara. Mereka secara umum sama dengan rami, yaitu antara 20-

30 cm dan 5-10 cm didalam garis, ketika ditanam sebagai serat, tetapi

untuk produksi kertas memerlukan jarak lebih lebar. Biji dapat

dihasilkan di ladang setelah memanen tanaman utama. Namun, jumlah

dan kualitas biji lebih tinggi pada biji yang ditaburkan dalam plot

khusus.

C. CARA BUDIDAYA KENAF

Pada keadaan normal, pertumbuhan optimal kenaf berkisar pada

umur 60-98 hari. Tanaman kenaf ada yang bercabang sangat banyak,

banyak, sedikit, dan ada juga yang tidak bercabang Jenis yang

dikehendaki untuk produksi serat dan batang kering adalah yang tidak

bercabang. Pertumbuban fase vegetatif kenaf terus berlangsung sampai

fase generatif terakhir.

1. Pembenihan

Pada kenaf tidak demikian halnya karena benih harus berasal dari

tanaman penghasil benih. Benihnya kemudian ditanam sebagai tanaman

penghasil serat.

2. Pemupukan

Pada dasarnya pemupukan untuk kenaf menganut sistem pemupukan

berimbang, yaitu pemberian hara disesuaikan dengan kebutuhan tanaman

dan tingkat kesuburan tanahnya.

Page 12: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

12

3. Panen dan Penyeratan

Tanaman kenaf selalu dibedakan, untuk benih dan untuk

produksi serat atau batang kering. Untuk produksi serat atau

batang kering, panen tidak perlu menunggu sampai

tanaman berbuah. Panen dilakukan pada saat 50% dari

keseluruban populasi di pertanaman sudah mulai berbunga.

Sedang untuk benih, panen dilakukan pada saat sebagian besar

buah telah masak,karena panen pada saat tersebut dapat

menghasilkan benih bermutu (Ghosh, 1978). Pada kenaf He 48

panen pada saat 75% buah masak akan menghasilkan benih yang

bermutu (Hartatiet al.,1991 )

Umur panen sangat mempengaruhi produktivitas dan kualitas serat.

Pada waktu mulai berbunga tanaman dalam fase generatif dan

pertumbuhan vegetatif yang dicerminkan oleh aktivitas kambium mulai

berhenti. Dalam fase vegetatif, kambium membentuk kulit dan sel-sel

serat. Dalam fase generatif sudah tidak terjadi pembentukan serat. Bila

panen terlambat atau kelewat masak, akan terjadi perombakan

karbohidrat menjadi serat untuk dikirimkan ke buah. Panen yang terlalu

muda menghasilkan produktivitas dan kualitas yang rendah, meskipun

warna seratnya putih. Sebaliknya panen yang terlalu tua (buah sudah

mulai kering) kualitas seratnya rendah, serat menjadi rapuh karena

meningkatnya kandungan lignin dan kekuatan serat juga turun.

Pemotongan batang hendaknya pada pangkal batang dekat permukaan

tanah, karena kandungan serat yang paling tinggi terdapat pada sepertiga

batang bagian bawah.

Penyeratan tanaman kenaf - Perendaman batang atau kulit (retting)

Agar dapat diambil seratnya, maka batang berkulit atau kulit

batang harus direndam dalam kolam perendaman. Dengan perendaman

sel-sel serat dapat terlepas melalui proses mikrobiologis. Terlepasnya

serat hanya dapat dilakukan karena adanya perombakan substansi yang

mengelilingi sel serat oleh aktivitas bakteri. Bila. yang direndam seluruh

batang, maka waktu yang diperlukan untuk perendaman adalah 14-20

Page 13: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

13

Hari. Bila yang direndam banya kulitnya, waktu perendaman hanya 7-10

hari saja. Untuk melepaskan kulit dari kayu kanaf digunakan alat

pengelupas kulit atau ribboner.

Proses penyeratan dan perendaman batang merupakan pekerjaan

yang sangat banyak membutuhkan tenaga dan biaya. Umumnya

kemampuan petani untuk menyerat adalah 15-20 kg serat

kering/ha/orang. Selain memerlukan banyak tenaga, pekerjaan menyerat

dirasakan se bagai pekerjaan yang kurang nyaman karena berhadapan.

dengan proses pembusukan kulit oleh kegiatan mikroba yang

menghasilkan aroma yang kurang sedap.

Serat akan meneapaigrade A apabila ketentuan sebagai berikut dapat

dipenuhi:

1. Perendaman ditempatkan pada kolam-kolam rendaman yang airnya

mengalir secara per lahan-lahan.

2. Batang harus berada di bawah permukaan air.

3. Sebagai pemberat batang agar terendam air digunakan bahan-bahan

yang tidak mempengaruhi kualitas. Batang pisang tidak baik sebagai

bahan pemberat karena mengandung senyawa tanin yang dapat

menyebabkan serat berwarna hitam. Juga bahan mengandung Fe

perlu dihindari karena Fe menyebabkan warna serat menjadi hitam.

4. Merendam batang yang mempunyai ukuran relatif sama agar

diperoleh waktu masak yang seragam.

5. Diameter ikatan batang yang direndam jangan melebihi 20 cm

karena bila terlalu besar bagian dalammemerlukan waktu masak

lebih lama.

6. Kedalaman kolam rendaman kurang lebih 100 cm

Pemberian Urea ke dalam kolam perendaman dapat mempersingkat

waktu retting dan meningkatkan kualitas serat. Dosis Urea untuk setiap

1.000 kg batang yang direndam adalah 0,1 kg

Page 14: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

14

(a) (b)

Gambar . (a) Kolam rendaman yang ideal. Batang kenaf ditumpuk 3-4

lapis, kemudian diberi air yang mengalir secara pelan-pelan. (b)

Perendaman batang Kenaf oleh petani. Pemberat dan sisa-sisa batang dan

tanah.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar . (a) Proses pengambilan serat dari batang yang telah direndam

selama 15 hari. (b) Penjemuran serat. (c) Serat diikat (pengebalan serat),

siap dibeli oleh pengelola. (d) Alat pengelupas kulit kenaf (ribonner).

2.1.6 Potensi Tanaman Kenaf

Page 15: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

15

Tantangan dan Potensi Pengembangan Industri Serat Kenaf

Untuk memenuhi permintaan sepanjang tahun, kenaf harus pula

ditanam dan dipanen sepanjang tahun. Dengan demikian, areal tanam pun

harus sesuai untuk penanaman kenaf sepanjang tahun. Benih sebar dari

varietas unggul yang dapat ditanam sepanjang tahun juga perlu disediakan.

Mengingat terbatasnya lahan pertanian di Jawa, maka alternative

pengembangan kenaf adalah di luar Jawa, antara lain di Kalimantan Timur.

Propinsi ini memiliki lahan kering 2,92 juta ha, curah hujan 1.500-3.500

mm/tahun dengan klasifikasi E2-A1. miliki potensi produksi serat tinggi,

dapat dipanen pada umur 120-155 hari, kurang peka terhadap

fotoperiodisitas sehingga dapat ditanam sepanjang tahun, tetapi potensi

produksi benihnya relative rendah. Dengan mengatur penanaman kedua

galur tersebut selama setahun, kebutuhan serat akan dapat terpenuhi.

Saat ini, harga serat kenaf Indonesia lebih mahal dibandingkan harga

serat asal China dan Vietnam, karena biaya tenaga kerja di Indonesia lebih

tinggi. Untuk mengimbanginya, produktivitas tanaman harus dinaikkan,

biaya produksi lebih efisien, dan lokasi penanaman berdekatan dengan

pabrik pengolahan. Saat ini Balittas memiliki beberapa varietas dan galur

yang memiliki potensi produksi serat tinggi dan dapat beradaptasi di

beberapa lokasi di Kalimantan Timur. Di samping itu, dengan koleksi

plasma nutfah kenaf yang cukup banyak, masih terbuka peluang untuk

merakit varietas unggul baru. Penelitian penananam tanpa olah tanah, dosis

pupuk yang relatif rendah, populasi tanaman optimum, dan teknik

penyeratan yang murah, sangat penting untuk menekan biaya produksi.

Menurut FAO, pada saat ini negara-negara penghasil serat karung

terbanyak di dunia adalah India, Bangladesh, China, Birma, dan Thailand

2.1.7 Upaya Peningkatan Kualitas Tanaman Kenaf

Saat ini pengembangan tanaman kenaf mulai digalakkan terutama di

daerah marginal. Semula serat kenaf hanya dimanfaatkan sebagai bahan

baku karung, tetapi saat ini sudah banyak dimanfaatkan sebagai bahan

industri lain yaitu sebagai penahan erosi, bahan karpet, interior mobil, dan

industri kerajinan lainnya. Guna meningkatkan kualitas tanaman kenaf di

Page 16: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

16

Indonesia, Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (Balittas) Malang

telah melakukan penelitian dan menghasilkan varietas unggul tanaman

kenaf. Salah satu varietas unggul tersebut yaitu varietas KARANGPLOSO

15 telah dimohonkan untuk mendapatkan Hak Perlindungan Varietas

Tanaman di Kantor Pusat PVT. Dengan demikian varietas ini telah

mendapatkan Perlindungan Sementara sampai dengan proses permohonan

Hak PVT selesai dan dikeluarkan Sertifikat Hak PVT-nya

2.2 TANAMAN SERAT RAMI

2.2.1 Klasifikasi Tanaman Rami

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Order : Urticales

Family : Urticeae

Genus : Boehmeria

Species : Boehmeria nivea Linn.

Nama Inggris : Ramie, Chinese Grass

Nama Indonesia : Rami

2.2.2 Deskripsi Morfologi Tanaman Rami

Tanaman rami merupakan tanaman tahunan yang berbentuk semak dan

berumpun banyak yang mudah tumbuh dan dikembangkan di daerah tropis,

Tanaman rami memiliki sistem perakaran dimorphic, karena di samping akar

untuk pengambilan nutrisi, juga terdapat rizoma (rimpang) sebagai alat

untuk memperbanyak diri, dan umbi (bulbi) sebagai simpanan cadangan

makanan (Gambar 5). Rimpang (rizoma) bercabang, beruas-ruas, dan

berakar rambut juga, tumbuh mendatar dengan ujung mencuat ke permukaan

tanah dan akan tumbuh menjadi tunas anakan baru. Rizoma yang beruas-

ruas memiliki banyak mata tunas yang dapat tumbuh menjadi tunas anakan

baru sebagai sistem perbanyakan tanaman. Kelebihan ini dimanfaatkan oleh

petani sebagai cara yang paling mudah untuk perbanyakan tanaman. Umbi

Page 17: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

17

(bulbi), merupakan bagian akar yang berfungsi sebagai penyimpan zat

cadangan makanan.

Gambar. Perakaran tanaman rami

Gambar. Perakaran tanaman rami,

sumber bibit rizoma

Batang berwarna hijau muda sampai hijau tua berbentuk silinder tegak

tidak bercabang. Batang biasanya akan bercabang apabila sebagian batang

terpotong/terpangkas karena gangguan hama/penyakit atau gangguan

mekanis. Pertumbuhan cabang pada batang ini tidak dikehendaki, karena

serat rami diambil dari kulit batangnya, oleh karena itu pertumbuhan cabang

pada batang akan menurunkan produksi dan kualitas. Produktivitas serat

rami tergantung dari tinggi dan diameter batang, tebal-tipisnya kulit serta

rendemen serat (kandungan serat per batang). Batang rami dipanen untuk

produksi serat setiap 2 bulan sekali sehingga dalam satu tahun (di daerah

tropis) dapat lakukan 5-6 kali panen. Kandungan serat kasar atau china grass

umumnya sekitar 2-4% dari batang segarnya, serat hasil degumming sekitar

1-3% serta serat siap pintal (rami top) sekitar 1-2% (Berger, 1969; Suratman

et al., 1993).Batang muda rami berbulu halus hingga kasar, berwarna hijau

muda hingga hijau tua dan berubah menjadi cokelat secara bertahap dari

bagian bawah ke bagian atas bila secara fisiologis sudah matang, dan warna

batang akan berubah terus menjadi hitam bila sudah tua atau mati. Batang

muda rami berongga dan bergabus padat bila semakin tua, namun ada klon-

klon tertentu yang tetap berongga walau sudah tua. Umur panen serat yang

tepat adalah dengan ciri-ciri apabila seperempat hinga sebagian batang

bawah berwarna cokelat. Bila dipanen terlalu muda (batang masih sangat

hijau) maka secara fisiologis seratnya belum matang, serat mudah putus dan

Page 18: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

18

volume panen belum optimal. Demikian pula apabila dipanen terlambat

(lewat matang) produksi serat akan menurun, karena batangnya banyak yang

mati/kering dan sulit didekortikasi, kualitas seratnya sangat jelek, hitam dan

mudah patah/putus karena terlalu tua.

Gambar Penampang membujur batang

rami

Gambar Penampang lintang batang

rami

Daun rami sangat khas, letaknya berselang-seling berbentuk jantung

hingga bulat atau oval dengan panjang daun (lamina) 7,5-20 cm, lebar 5-15

cm, dan cenderung berkerut. Kasar halusnya kerutan daun tergantung dari

klonnya. Permukaan daun bagian atas berbulu halus hingga kasar, berwarna

hijau muda sampai hijau tua, sedangkan permukaan daun bagian bawah

berwarna putih keperakan, ini dikarenakan adanya rambut-rambut panjang

berwarna perak yang saling bertumpuk membentuk anyaman seperti

karpet.Pinggir daun bergerigi lancip hingga tumpul berwarna seperti warna

laminanya. Tulang daun berwama hijau muda sampai hijau tua atau merah

muda hingga merah tua. Tangkai daun (petiole) berwarna hijau muda hingga

hijau tua serta merah muda hingga merah tua. berdasarkan ukuran daun,

tanaman rami dikelompokkan ke dalam dua tipe, yakni: 1) tipe rami berdaun

sempit (contoh: klon Pujon 10, Jawa Timur 3-0), 2) tipe rami berdaun lebar

(contoh: klon Bandung A, Pujon 301, Pujon 302). Tipe rami ini diduga ada

kaitannya dengan daya adaptasi tanaman terhadap tinggi tempat (dataran

tinggi,sedang, dan rendah). Dari hasil evaluasi klon, ternyata pada umumnya

rami bertipe daun lebar tidak cocok untuk dataran rendah, dan banyak dari

klon-klon yang cocok di dataran rendah adalah dari tipe rami berdaun

sempit. Kenyataan tersebut sering juga berkaitan dengan tipe bunga rami

(lihat bagian biologi bunga). Tipe daun (besar, kecil)ini adalah berdasarkan

Page 19: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

19

penampakan yang tetap, bukan berdasarkan ukuran panjang-lebar daun

sebab bila didasarkan pada ukuran luas daun, tipe-tipe dari klon-klon

tertentu akan berubah-ubah tergantung dari tingkat kesuburan tanahnya.

Pertumbuhan tanaman pada tanah yang subur, maka daunnya akan besar-

besar, sebaliknya bila ditanam pada tanah yang kurang subur, maka ukuran

daunnya menjadi sempit, dan itu tidak akan stabil. Tetapi tipe rami

berdasarkan besar kecilnya daun di sini akan tetap walaupun kesuburan

tanaman seperti apapun. Sebagai contoh, untuk tipe rami berdaun sempit

seperti pada Pujon 10, Pujon 12, Jawa Timur 3-0, Seikiseishin, sedangkan

contoh tipe rami berdaun lebar adalah Pujon 301, Pujon 302, Bandung A.

Tipe-tipe rami tersebut akan tetap sebagai tipe itu walaupun

pertumbuhannya jelek ataupun subur dimana perubahan bentuk luas

daunnya sangat nyata.

Gambar. Tipe rami berdaun sempit Gambar. Tipe rami berdaun lebar

Rami merupakan tanaman dikotil dan berumah-satu yaitu bunga jantan

dan betinanya masih dalam satu tanaman tetapi terpisah tidak dalam satu

bunga. Bunga rami merupakan bunga majemuk bertingkat dimana dalam

satu tangkai bunga yang bercabang-cabang dan beranting, banyak sekali

terdapat bunga yang kecil-kecil dalam satu kelompok (bongkol). Bunga

jantan biasanya muncul lebih dulu sedangkan bunga betinanya muncul

belakangan. jadi bunga jantan terletak di beberapa ruas batang bawah,

sedangkan bunga betinanya di ruas-ruas batang atasnya terus sampai pucuk

selama pertumbuhan tanaman berlanjut (sebelum akhirnya tua dan mati).

Keunikan lainnya, pada klon-klon tertentu dan pada saat-saat tertentu bunga

jantan dan betinanya muncul dalam satu tangkai bunga. Semua tingkah laku

pemunculan bunga serta proporsi jantan dan betina dipengaruhi oleh macam

Page 20: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

20

klon dan musim. Wama bunganya hijau, merah. merah muda, cokelat,

kuning, dan lain-lain tergantung klonnya. lndividu bunga betina yang sangat

kecil berbentuk tempolong dan berbulu halus pada sisi-sisinya. Bunga tidak

dilengkapi dengan mahkota bunga sebagaimana bunga lengkap.

Bunga betina muncul dari ketiak daun bersamaan dengan mekarnya

pucuk daun. Ciri-ciri bunga betina mekar ditandai dengan memanjangnya

(menjulur) putik yang berwarna putih bening dari ujung bunga yang

panjangnya sekitar 0,5-1 mm tergantung klonnya. Tangkai putik yang

berfungsi sebagai tabung putik juga berbulu sebagaimana pada bunga.

Mekamya bunga betina tidak bersamaan walaupun dalam satu kelompok

(bongkol), tetapi bertahap tidak beraturan, artinya mekarnya bunga tidak

dimulai dari bunga yang paling dulu muncuI (paling bawah) tetapi bisa

terjadi bunga yang pertama muncul mekarnya bisa bersamaan dengan bunga

yang ada di pucuk tanaman. Keadaan tersebut bisa menguntungkan karena

proses hibridisasi bisa dilakukan setiap saat.

Gambar. Bunga betina

Bunga jantan majemuk bertingkat dengan bunga individunya

berbentuk bulat berwarna hijau muda sampai hijau, pada ujungnya

membentuk tonjolan (sudut) empat buah hingga membentuk bangun seperti

buah jambu air. Bunga memiliki empat tangkai sari dengan kepala sari

masing-masing sepasang kantong sari. Bunga muncul bersamaan dengan

mekarnya daun sebagai mana bunga betina. Ciri-cirinya adalah bunga jantan

yang sudah besar berwarna lebih mengkilap, akan membelah/pecah dengan

spontan menjadi empat kelopak berbentuk seperti bintang (biasanya diiringi

Page 21: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

21

suara halus), beberapa saat kemudian tangkai sari dan kantong sari yang

empat buah memanjang secara spontan diikuti oleh pecahnya kantong sari

dan menghamburkan beribu-ribu tepung sari.Bunga jantan yang baru mekar

terlihat seperti bintang berwarna hijau, dihiasi empat buah tangkai dan

kepala sari yang berwarna putih bening terlihat seperti mahkota bunga.

Gambar. Bunga jantan

Buah rami sangat kecil berbentuk dan berwarna sama seperti bunga

betinanya yang telah membesar pada bagian pangkalnya. Buah muda

berwarna hijau, merah, cokelat, kuning, dan lain-lain tergantungklonnya,

sedangkan buah tua berwarna cokelat tua sampai hitam. Bulu-bulu pada sisi-

sisinya masih kelihatan tetapi warnanya sarna seperti badan buahnya.

Biji rami berbentuk bulat berwarna cokelat sampai hitam, membelah

dua (dikotiledon). Biji rami sangat kecil, bisa lebih kecil dari biji bayam atau

biji tembakau. Petruszka (1977), mengatakan bahwa dalam satu kilogram

biji berisi sekitar 7 juta butir. Kulit bijinya tipis, terangkat ke atas saat

berkecambah dan berdaging biji (endosperma) berwarna putih kekuningan

dengan satu lembaga di tengah agak ke pangkal. Biji (benih) yang baik, akan

berkecambah serempak pad a hari ke-5 sampai ke-7 setelah tanam.

2.2.3 Peluang Bisnis Tanaman Rami

Sejak beberapa tahun terakhir ini Tresna, yang mendalami ilmu

komposit di Perancis untuk aplikasi pada badan pesawat terbang, mulai

mengolah komposit dari serat alam, khususnya serat rami untuk berbagai

produk. Pengembangan tanaman rami memiliki prospek sangat cerah,

kebutuhan serat rami dunia 400.000 ton per tahun sampai saat ini

kekurangan pasokan sebesar 270.000 ton per tahun, dengan total penawaran

Page 22: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

22

130.000 ton. Dari hasil penelitian, serat rami di Indonesia kualitasnya

mampu bersaing dengan serat rami dari Cina, Brazil, Filipina, Taiwan,

Korea, Komboja, Thailand dan Vietnam. Menurut penelitian Lembaga

Penelitian Tanaman Industri, Bogor, hasil rata-rata 1 hektar adalah sekitar 36

ton batang basah dengan rendemen antara 3,5% dan 4,0% sehingga hasil

akhirnya diperkirakan sekitar 1,3 ton per hektar serat kering. Dengan

demikian pengembangan tanaman ini memiliki prospek yang sangat cerah,

karena sampai saat ini Indonesia merupakan potensi yang besar untuk

menggerakkan ekonomi rakyat melalui perekonomian pedesaan, pendapatan

petani dan komoditi ekspor non migas. Tanaman Rami yang dikenal dengan

nama latinnya Boehmeria nivea (L) Goud merupakan tanaman tahunan

berbentuk rumpun yang dapat menghasilkan serat alam nabati dari pita

(ribbons) pada kulit kayunya yang sangat keras dan mengkilap.

2.2.4 Manfaat Tanaman Rami

Dalam hal tertentu serat rami mempunyai keunggulan dibanding serat-

serat yang lain seperti kekuatan tarik, daya serap terhadap air, tahan terhadap

kelembaban dan bakteri, tahan terhadap panas, peringkat nomor 2 setelah

sutera dibanding serat alam yang lain, lebih ringan dibanding serat sentetis

dan ramah lingkungan (tidak mengotori lingkungan sehingga baik terhadap

kesehatan). Adapun rami digunakan dalam pemanfaatan :

1. Salah satu sumber serat itu adalah rami yang layak digunakan untuk

rompi antipeluru, tabung gas, hingga kaki palsu.

2. Untuk tali tambang, tetapi juga bahan pembuatan karung goni.

3. Serat rami digunakan oleh industri tekstil sebagai subsitusi kapas dan

bahan baku pulp kertas. Karena memiliki serat yang panjang, rami

sangat potensial untuk dikembangkan menjadi pulp putih serat panjang

yang selama ini masih diimpor. Pulp berserat panjang ini digunakan

untuk kertas tulis, kertas fotokopi, kertas khusus seperti kertas saring teh

celup, kertas dasar stensil, kertas rokok, hingga kertas berharga yang

memerlukan ketahanan dan berdaya simpan lama, seperti kertas uang,

kertas surat berharga, kertas dokumen, dan kertas peta. Selain itu, serat

Page 23: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

23

rami dengan kandungan selulosa yang tinggi dapat digunakan sebagai

bahan baku rayon dan/atau nitroselulosa/NC.

4. Bahan peledak, menurut riset peneliti di Pusat Penelitian dan

Pengembangan Industri Pertahanan, selulosa rami merupakan salah satu

unsur pokok pembuat bahan peledak

5. Daunnya merupakan bahan kompos dan pakan temak bergizi tinggi.

Pohonnya baik untuk bahan bakar, tetapi yang paling bernilai ekonomi

tinggi adalah serat dari kulit kayunya.

6. Serat rami yang telah diproses sampai menyerupai serat kapas sudah

dapat dipintal menjadi benang untuk ditenun menjadi tekstil dari rami

peringkat No.2 setelah sutera, (cotton nomor 7). Kegunaan yang lain

adalah: canvas, slang PMK, jaring ikan, jala ikan, tambang/tali kapal,

benang sepatu, dan kaos petromax.

2.2.5 Pembudidayaan Tanaman Rami

Tanaman ini sangat cocok ditanam/ideal di daerah tropis yaitu di

Indonesia dengan ketinggian ideal 400 m s/d 1500 m diatas permukaan air

laut, dengan curah hujan 90mm/bln yang merata sepanjang tahun, kondisi

tanah datar terbuka berstruktur ringan seperti tanah liat berpasir dengan PH

5,6 s/d 6,5 dengan umur produktif 6 s/d 8 tahun dipanen 5 s/d 6 x dalam

setahun. Dalam budidaya tanaman rami ada beberapa tahapan diantaranya:

1. Persiapan bahan tanam

Bahan tanam rami berasal dari rizoma. Pada prinsipnya rizoma adalah

akar lateral yang tumbuh mendatar pada kedalaman sekitar 10-15 cm di

dalam permukaan tanah. Rizoma ini dapat diseleksi sebagai bibit untuk

digunakan bahan tanam. Bibit rami yang berupa rizoma sebaiknya ambil

dari pertanaman rami yang sudah berumur 3 sampai dengan 4 tahun.

Cara mendapatkan rizorna dengan membongkar pertanaman rami

kemudian dikumpulkan dan dipotong-potong untuk dijadikan bibit.

Tanda-tanda rizoma yang sudah tua, mempunyai jumlah mata tunas yang

banyak, sehingga sangat cepat tumbuh apabila ditanam.

2. Pengolahan tanah

Page 24: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

24

Tanah yang gembur sebagai media tumbuh rizoma sangat dikehendaki

bagi tanaman rami.

3. Tanam

Bibit rami ditanam pada kedalaman tanah 5 sampai dengan 6 cm secara

mendatar. Cara yang lain adalah potongan rizoma ditancapkan miring ke

dalam tanah dengan membentuk sudut 45°. Mata tunas yang ada pada

rizoma dihadapkan ke atas, agar cepat pertumbuhannya.

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan ini meliputi pemupukan dan pengairan

5. Panen

Tanaman rami yang dipanen adalah bagian batangnya, karena pada

batang terdapat kumpulan serat yang memanjang. Panen pertama

dilakukan saat tanaman berumur 90 hari. Pada panen perdana belum

dapat diambil seratnya karena batangnya masih muda. Hasil pemotongan

batang panen perdana, dicacah untuk dikembalikan ke dalam tanah

sebagai pupuk hijau. Tujuan panen perdana adalah hanya untuk

memperbanyak munculnya tunas-tunas baru.Panen berikutnya yaitu

panen kedua, ketiga, dan seterusnya dilakukan setiap umur 60 hari

sekali. Panen yang terlalu muda dapat menyebabkan penurunan tingkat

produktivitas dan kekuatan serat berkurang. Sebaliknya panen yang

terlalu tua juga tidak baik, karena serat menjadi kaku dan mudah putus

(Sastrosupadi dan Isdijoso, 1993). Tanda-tanda tanaman rami dapat

dipanen yaitu sudah berbunga dan kulit batang bagian bawah kurang

lebih 15 cm dari permukaan tanah berubah warna dari hijau menjadi

sawo matang.

6. Penyeratan

Untuk memperoleh serat kasar maka batang rami yang sudah

dihilangkan daunnya dimasukkan ke dalam mesin dekortikator dan

menghasilkan serat kasar yang sering disebut dengan serat china grass.

Untuk panen ketiga dan seterusnya dapat dilakukan seperti pada panen

kedua yaitu tetap memasukkan batang rami tanpa daun ke mesin

dekortikator. Serat yang diperoleh kemudian direndam selama 2 hari

Page 25: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

25

untuk menghilangkan "gum" dan lignin yang menempel pada serat

kemudian dicuci dengan air bersih. Langkah berikutnya langsung

dijemur di bawah sinar matahari dengan dipaparkan di atas galah. Hasil

serat kering rami ditata dan diikat menjadi satu dengan ukuran berat

sebesar 50-75 kg per bal. Serat dapat diperoleh melalui proses mesin dan

proses mekanisme serta proses bakterisasi/kimiawi sebagai berikut : (a)

Proses Dekortikasi: Proses pemisahan serat dari batang tanaman,

hasilnya serat kasar disebut “China Grass “; (b) Proses Degumisasi:

Proses pembersihan serat dari getah pectin, legnin wales dan lain-lain,

hasilnya serat degum disebut “ Degummed Fiber “; (c) Proses Softening:

Proses pelepasan dan proses penghalusan baik secara kimiawi maupun

mekanis agar serat rami tersebut dapat diproses untuk dijadikan seperti

kapas; (d) Proses Cutting dan Opening: Proses mekanisisasi untuk

memotong serat dan membukanya agar serat tersebut menjadi serat

individual untuk serat panjang disebut “Top Rami” dan untuk serat

pendek disebut “Staple Fiber “; (e) Serat rami terdapat dalam sel kulit

yang terletak di antara kulit luar yang biasa disebut epidermis danbatang.

Secara alami serat rami terikat menjadi satu oleh perekat yang lazim

disebut gom (gum). Gambar menunjukkan penampang melintang batang

rami sebelum dilakukan proses dekortikasi.

Gambar Penampang melintang kulit rami sebelum mengalami proses dekortikasi

(Jarman et al.,1978)

Page 26: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

26

Gambar Penampang melintang (A) dan membujur (B) serat rami hasil proses

degumming (Jarman et al.,1978)

2.2.6 Potensi Tanaman Rami

Rami semula dikembangkan di daerah dataran tinggi walaupun

sebenarnya rami juga da-pat dikembangkan di dataran rendah terutama yang

memiliki fasilitas pengairan. Kendala pengembangan rami adalah

panjangnya rantai proses penyeratan sampai menjadi serat siap pintal. Proses

yang panjang ini menyebabkan rami bukan sebagai “cash crop”, walaupun

harga se-rat rami lebih tinggi dari harga serat kapas. Sebagai salah satu

penghasil serat alami, rami merupakan komoditas yang perlu dikembangkan.

Komoditas ini, selain menghasilkan serat alami yang bermutu tinggi, juga

mempunyai hasil samping yang bernilai ekonomi, seperti kompos limbah

dekortikasi dan daun rami untuk campuran pakan ternak.

2.2.7 Upaya Peningkatan Kualitas Tanaman Rami

Dalam pengusahaan rami harus memperhatikan syarat lingkungan

tumbuh untuk rami (iklim, jenis tanah, dan ketinggian tempat). Untuk

memperoleh hasil serat yang optimal perlu dipedomani teknik budi daya

rami (bahan tanam; pengolahan tanah; tanam yang tepat; pemeliharaan

tanaman rami terutama pemberian pupuk makro seperti N, P, dan K yang

kontinyu setiap habis panen dan pengairan). Panen dan proses penyeratan

juga berpengaruh nyata terhadap kualitas dan kuantitas serat. Untuk itu

Teknik budi daya rami di Indonesia perlu disempurnakan terutama dengan

adanya inovasi baru dari hasil-hasil penelitian, sehingga selalu dapat

mengikuti tuntutan atau kebutuhan pasar dan ilmu pengetahuan (iptek).

Page 27: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

27

2.3 TANAMAN SERAT PISANG ABAKA

2.3.1 Klasifikasi Tanaman Pisang Abaka

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Liliopsida

Order : Scianineae

Family : Musaceae

Genus : Musa

Species : Musa textilis

Nama Inggris : Manila Hemp.

Nama Indonesia : Pisang Abaka

2.3.2 Deskripsi Morfologi Tanaman Pisang Abaka

Pohon pisang berakar rimpang dan tidak mempunyai akar tunggang.

Akar ini berpangkal pada umbi batang. Akar terbanyak berada pada bagian

bawah tanah. Akar ini menuju bawah sampai kedalaman 75-150 cm. Sedang

akar yang ada di bagian samping umbi batang tumbuh kesamping atau

mendatar. Dalam perkembanganya akar samping bisa mencapai 4-5 meter.

Batang pisang sebenarnya terletak dalam tanah berupa umbi batang.

Sedang yang berdiri tegak di dalam tanah yang biasanya dianggap batang itu

adalah batang semu. Batang semu ini terbentuk dari pelepah daun panjang

yang saling menelengkup dan menutupi dengan kuat dan kompak sehingga

bisa berdiri tegak seperti batang tanaman. Tinggi batang semu ini berkisar

3,5-7,5 meter tergantung jenisnya.

Daun pisang letaknya tersebar, helaian daun berbentuk lanset

memanjang. Pada bagian bawahnya berlilin. Daun ini diperkuat oleh tangkai

daun yang panjangnya antara 30-40 cm. daun pisang mudah sekali robek

atau terkoyak oleh hembusan angin yang keras karena tidak mempunyai

tulang-tulang pinggir yang menguatkan lembaran daun.

Bunga berkelamin satu, berumah satu dalam tandan. Daun penumpu

bunga berjejal rapat dan tersusun secara spiral. Daun pelindung berwarna

merah tua, berlilin, dan mudah rontok dengan panjang 1-25 cm. bunga

Page 28: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

28

tersusun dalam 2 baris melintang. Bunga betina berada dibawah bunga

jantan (jika ada). lima daun tenda bunga melekat sampai tinggi, panjangnya

6-7 cm. benang sari 5 buah pada betina tidak sempurna, bakal buah persegi,

sedang pada bunga jantan tidakada.

Sesudah bunga keluar, akan terbentuk sisir pertama, kemudian

memanjang lagi dan terbentuk sisir kedua, ketiga dan seterusnya.

Jantungnya perlu dipotong sebab sudah tidak menghasilkan sisir lagi.

2.3.3 Peluang Bisnis Tanaman Pisang Abaka

Dari segi ekonomis, tanaman serat ini termasuk tanaman komoditas

ekspor, yang harga jualnya ditentukan dengan naik turunnya dolar. Saat ini,

harga seratnya diterima importir Hongkong, sekitar US $ 350 s/d US $

400/ton. Hal lain yang menarik dari aspek ekonomi ini, petani yang

mengembangkan abaca sekali investasi akan bertahan hingga 15 s/d 20

tahun. Sampai saat ini, tidak ada komoditas tanaman serat sejenis, yang

memiiiki "life time" sangat panjang seperti pisang abaca ini. Kalaupun ada,

hanya pada tanaman keras, seperti karet yang memiliki umur produktif

seperti abaca.

2.3.4 Manfaat Tanaman Pisang Abaka

Abaca merupakan salah satu jenis pisang yang tumbuh baik di daerah

tropika. Abaca ditanam untuk diambil seratnya, yaitu dari batangnya yang

merupakan kumpulan dari pelepah-pelepah daun. Serat abaca digunakan

secara luas karena keunggulan seratnya. Kegunaan serat abaca diantaranya

adalah sebagai bahan baku tali kapal, pembungkus kabel laut, bahan tekstil,

pembungkus teh celup, pembungkus tembakau, jok kursi, kerajinan tangan,

kertas sigaret, pembalut wanita, pamper bayi, tenun kasal', kertas tisu, dan

sebagai bahan baku uang kertas serta sebagai bahan pembuat kertas

berharga. Selain itu daunnya dapat digunakan sebagai bahan kertas tissue,

Daun pisang abaca di buat pupuk kompos, pelepah dalam di buat pupuk

kompos.

2.3.5 Pembudidayaan Tanaman Pisang Abaka

Pembudidayaan tanaman pisang abaca, dapat dilaksanakan dengan

relatif mudah. Mulai dari pemilihan lahan yang diperlukan, proses

Page 29: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

29

pengadaan bibit, penanaman, pemeliharaan, peremajaan, pemanenan dan

proses penyeratan.

1. PENYIAPAN LAHAN

Kondisi lahan yang ideal, untuk budidaya tanaman pisang abaca harus

memiliki indikator fisik sebagai berikut:

a. Ketinggian > 30 m dpl (idealnya antara 300 s/d 900 m dpl).

b. Kemiringan tanah 15-25%

c. Curah hujan minimal 2.000 mm/tahun.

d. Suhu udara 20-30 derajat Celcius.

e. Tanah yang baik adalah, tanah yang gembur seperti lempung berliat

atau lempung berpasir.

Jika diperlukan untuk menjaga kadar air tanah, setiap perkebunan pisang

abaca yang luas harus disiapkan pengairan untuk penyaluran dan distribusi

air.

Dari lahan yang sudah tersedia, harus dipersiapkan titik-titik tanam

dengan jarak titik tanam sekitar 5 (lima) meter. Pada setiap titik tanam,

dibuat lubang berukuran minimal (30x30x30 cm) dan dibiarkan kira-kira

selama 3 tiga minggu untuk penguapan udara tanah.

Areal lahan yang akan ditanami, harus dibersihkan dari rumput, alang-

alang atau semak belukar. Pembersihan dapat dilakukan dengan cara

pembakaran, dan kemudian abunya dapat digunakan sebagai pestisida alami

bagi tanaman pisang.

2. PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN

a. Tanah bekas pembuatan lubang dicampur dengan pupuk kandang

(sebanyak 250 gram) dan digunakan untuk menutupi lubang titik tanam

setelah bibit ditanam. Tanah di sekitar bibit agar dipertahankan dalam

kondisi gembur.

b. Setelah tumbuh mata tunas baru (kira-kira tiga bulan setelah tanam)

dilakukan penggemburan sekaligus penyiangan areal sekitar mata tunas

agar didapatkan tunas yang sempurna dan tumbuh dengan baik.

Page 30: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

30

c. Setelah tunas tumbuh perlu diperhatikan kemungkinan kerapatan pisang

setelah dewasa. Apabila keadaan terlalu rapat sebaiknya tunas

dipindahkan pada areal sekitar umbi pisang awal.

d. Secara periodik dilakukan pembuangan daun-daun yang mengering.

e. Pemupukan dilakukan pada awal penanaman bibit yaitu dengan

menggunakan pupuk kandang, selanjutnya dilakukan setiap tahun sekali

pada awal musim hujan, diberikan dalam alur di antara barisan tanaman.

f. Pada bulan ke-12 (umur 1 tahun) pohon akan berkembangbiak sebanyak

10-15 pohon setiap panen.

g. Pembatasan, pemeliharaan dan pemindahan tunas baru perlu dilakukan

untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

3. PEREMAJAAN

Peremajaan dapat dilakukan, saat tanaman berumur 15-20 tahun,

tergantung dari kondisi tanaman. Seluruh tanaman harus dibongkar, jangan

sampai ada sisa bonggol atau anakan yang tertinggal, selanjutnya diganti

dengan tanaman baru.

4. PEMANENAN

Penebangan tanaman pisang abaca dilakukan setelah berusia 8 bulan

dengan kondisi fisik ideal yaitu diameter 30 cm dengan tinggi 4 meter.

Pemanenan yang baik dilakukan secara manual dengan menggunakan

parang. Hal ini di samping memudahkan untuk seleksi pohon yang harus

ditebang juga mengurangi pengrusakan terhadap batang pisang abaca di

sekitarnya. Cara panen adalah dengan memotong pangkal batang pisang di

atas bonggol, pemotongan jangan mendatar agar tidak terjadi akumulasi air

hujan yang menyebabkan tanaman busuk.

5. PENYERATAN

a. Batang yang telah ditebang, dipotong-potong sepanjang 100 cm atau

disesuaikan dengan permintaan atau ukuran mesin penyerat

(dekortikator), kemudian diameternya dibelah menjadi 2 bagian.

Mesin decorticator memiliki prinsip yang sama dengan mesin

penyesetan sesal. Mesin terdiri dari dua buah drum dengan pisau

penyeset stainless steel yang menggunakan tenaga motor kurang lebih

Page 31: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

31

100 PK. Kemampuan kerja 1 (satu) buah mesin decorticator kurang 3,5

ton serat per hari.

b. Potongan batang kemudian dikupas menjadi lembaran-lembaran pelepah

yang diambil sebagai serat sekitar 5 pelepah dari luar.

c. Pelepah (bagian luar menghadap ke atas) diletakkan di atas papan keras

yang diberi kaki (bangku). Kemudian tangan yang lain. Dengan

demikian serat akan terpisah dari daging pelepah. Kemampuan setiap

orang rata-rata adalah 10-12 kg serat/hari.

d. Lembaran pelepah kemudian disisir sampai menjadi serat yang masih

basah. Serat ini diperas sampai keluar airnya dan siap untuk dijemur.

e. Sebelum dikeringkan, hasil serat basah dibilas sehingga serat yang

dihasilkan akan bersih dan berkualitas baik.

f. Hasil serat dikeringkan dengan jalan menjemur (cara manual) selama

kurang lebih tiga hari atau dapat menggunakan mesin pengering.

Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa untuk mengembangkan

serat abaca salah satunya harus didukung dengan pengembangan alat

penyerat abaca yang mampu menyerat dengan kapasitas tinggi dan hasil

seratannya bagus. Proses penyeratan dengan mesin penyerat abaka ini

prinsip kerjanya hampir sama dengan penyeratan secara manual, pada

awalnya pelepah batang dipotong sesuai dengan kebutuhan, kemudian

dimasukkan di antara tabung penjepit untuk menghancurkan jaringan

parenkim dan memeras air. Pelepah batang pisang kemudian masuk ke

dalam sisi antara bilah pisau penyerat pada tabung penyerat dengan plat

penahan, dipisahkan dari parenkimnya, keluar dalam bentuk serat.

Multiserat terbesar yang dihasilkan adalah multiserat dengan serat mutu A,

yaitu beratnya 26.151 g, panjangnya 190 dan 170 cm, 78 % dari keseluruhan

serat yang dihasilkan. Serat yang paling sedikit adalah serat mutu D beratnya

1.332 g, sekitar 4 %, panjangnya 80 cm. Serat mutu E beratnya 6.16 g,

sekitar 18 %, panjangnya kurang dari 80 cm. Berat keseluruhan serat yang

dihasilkan adalah 33.645 g. Rendemen serat yang dihasilkan sebesar 3.3645

%. Kapasitas lapang mesin penyerat ini adalah 75 kg/jam, sedangkan

kapasitas teoritis mesin penyerat ini adalah 168 kg/jam, sehingga efisiensi

Page 32: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

32

mesin penyerat abaka ini adalah 45 persen. Dengan jam kerja 8 jam/hari,

satu hari mesin mampu menyerat sebanyak 600 kg bahan baku, dengan

rendemen 3.3645 %, dalam satu hari mesin dapat menghasilkan serat

sebanyak 20.2 kg. Beban kerja terbesar yang dikeluarkan ketika

mengoperasikan mesin penyerat abaka adalah 1.6385 kkal/menit, beban

kerja terendah 1.2889 kkal/menit.

2.3.6 Potensi Tanaman Pisang Abaka

Pisang Abaca sebagai penghasil serat terbaik sudah terkenal jauh

sejak awal abad 20, bahkan pada jaman Hindia Belanda, telah ada

perkebunan Abaca di beberapa daerah antara lain di Minahasa pada tahun

1853, kemudian di Jawa, Sumatera Selatan, dan Lampung pada tahun 1905,

serta di daerah Besuki Jawa Timur pada tahun 1915. Namun, karena

harganya kurang menggembirakan, masyarakat kemudian berhenti

menanamnya. Tapi, belakangan serat Abaca kian menjanjikan di pasar

dunia, dan penanaman Abaca kembali mendapat perhatian para pelaku

bisnis. Membaiknya harga serat Abaca berlangsung seiring dengan

meningkatnya kebutuhan akan serat berkualitas tinggi untuk bahan baku

kertas uang, kertas chaque dan berbagai kertas yang termasuk dalam

sequrity papers lainnya, selain itu memiograph, kantong teh celup, tissue,

dan lain-lain juga untuk tekstil, geotekstil, dan karpet juga membutuhkan

bahan baku serat ini. Peluang pasar serat Abaca di pasar global cenderung

terbuka luas. Permintaan dari Jerman, Belanda, Prancis, Jepang, Spanyol,

Denmark, Amerika, Inggris, dan Kanada terus meningkat. Kondisi ini

menunjukkan adanya peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan areal dan

produksi Abaca sebagai komoditas ekspor non-migas.

2.3.7 Upaya Peningkatan Kualitas Tanaman Pisang Abaka

Setiap usaha pengembangan pasti akan menghadapi berbagai

masalah, baik masalah teknis maupun nonteknis. Beberapa kendala yang

biasanya muncul dalam usaha pengembangan komoditas diantaranya adalah:

keterbatasan varietas unggul dan bahan tanaman (benih atau bibit) yang

berkualitas, sehingga mengakibatkan banyak tanaman yang pertumbuhannya

tidak seragam dan produktivitasnya sangat rendah, hal ini dapat diatasi

Page 33: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

33

dengan cara rekayasa genetik dan kultur jaringan agar mendapatkan varietas

unggul.

Page 34: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

34

BAB III

HASIL DISKUSI

Page 35: Makalah Botani Ekonomi (Mei 2012) - Tanaman Serat 2 -

35

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

4.2 SARAN