makalah biologi laut (marine birds)
DESCRIPTION
mempelajari makhluk hidup yang ada di laut khususnya marine bird atau burung laut, hubungan dengan lingkungannya serta interaksi antar makhluk hidup yang ada di lautTRANSCRIPT
MAKALAH BIOLOGI LAUT
MARINE BIRDS (BURUNG LAUT)
Diajukan untuk memenuhi tugas BiologiLaut
Disusun oleh :
Kelompok 8
GadzaBhara Tama S 230210130079
Vicky Sumantrie 230210130001
MuhamadAkmalRizkifar 230210130034
RirinNurulHasanah 230210130049
Khairul Umami 230210130055
DindaAndiani 230210130063
AiniIftinaanKh J 230210130069
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Jatinangor, Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Tujuan ......................................................................................... 1
1.3 Manfaat........................................................................................ 1
BAB 2. ISI..................................................................................................... 2
2.1 Marine Birds (Burung Laut)........................................................ 2
2.2 Burung Pelikan............................................................................. 2
2.2.1 Habitat........................................................................... 4
2.2.2 Makanan dan Perburuan............................................... 4
2.2.3 Anatomi......................................................................... 5
2.2.4 Perilaku......................................................................... 5
2.2.5 Reproduksi.................................................................... 6
2.3 Burung Penguin........................................................................... 6
2.3.1 Spesies dan Habitat....................................................... 7
2.3.2 Ukuran........................................................................... 7
2.3.3 Tingkah Laku................................................................ 8
2.3.4 Bentuk Tubuh................................................................ 8
2.4 Burung Tubenose......................................................................... 9
BAB 4. PENUTUP....................................................................................... 10
4.1 Kesimpulan.................................................................................. 10
4.2 Saran............................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangBurung merupakan anggota kelompok hewan bertulang belakang
(vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman
dan dikenal sebagai Archaeopteryx.Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari
burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang.
Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh dunia; sekitar
1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara
ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves.
Banyak dari kita yang belum mengetahui jenis burung apa saja yang
dikategorikan sebagai burung laut atau marine birds. Hampir sebagian besar dari kita
mengira bahwa burung hidup di tanah atau bahkan sama sekali tidak ada yang tahu
bahwa burung ada yang hidup di laut. Maka dari itu, dalam makalah ini penulis akan
menjelaskan mengenai burung aquatik khususnya burung laut (marine bird) beserta
beberapa contoh dari spesies burung laut tersebut.
1.2 Tujuan1. Untuk mengetahui dan memahami keberagaman jenis burung-burung laut.
2. Untuk mengetahui fisiologi dan anatomi dari berbagai ordo burung laut.
3. Untuk mengetahui peran adaptasi fisiologis dan morfologis dari berbagai ordo
burung laut.
1.3 ManfaatManfaat dari dibuatnya makalah ini diharapkan pembaca dapat
lebih memahami ruang lingkup biologi laut, lebih dikhususkan pada
Marine Birds (Burung-burung Laut).
BAB 2
ISI
2.1 Marine Birds (Burung-burung Laut)
Burung laut adalah burung yang telah beradaptasi dengan kehidupan
lingkungan laut. Meskipun burung laut sangat beragam dalam gaya hidup, perilaku
dan fisiologi, mereka sering memperlihatkan evolusi konvergen yang mencolok,
karena permasalahan lingkungan dan ladang makanan yang sama telah
mengakibatkan adaptasi yang sama. Para burung laut pertama kali berevolusi pada
periode Cretaceous, dan keluarga burung laut modern muncul pada masa Paleogen.
Secara umum, burung laut hidup lebih lama, lebih lambat berkembang biak,
dan memiliki jumlah anak lebih sedikit dibanding jenis burung lain. Kebanyakan
spesies membuat sarang dalam koloni mereka. Beberapa koloni ada yang hanya
terdiri dari belasan burung, namun ada juga yang sampai jutaan burung. Banyak
spesies yang melakukan migrasi tahunan.
2.2 Burung Pelikan
Burung undan atau pelikan adalah burung air yang memiliki kantung di bawah
paruhnya, dan merupakan bagian dari keluarga burung Pelecanidae. Bersama burung
pecuk, pecuk ular, gannet, angsa batu, dan cikalang, mereka membentuk ordo
Pelecaniformes. Burung Pelikan ini berwarna putih atau sebagian besar putih. Sayap
dan ekor sebagian berwarna hitam.
Selama masa mengeram warna kulit yang sulah, paruh, kantung, tengorok, dan
kaki menjadi lebih jelas. Burung pelikan mempunyai ciri ciri khusus yaitu antara lain
paruh besar dan lurus, dilengkapi dengan kait pada ujungnya dan kantong makanan
yang besar, yang bisa menggembung di sepanjang paruh. Kantong paruh ini dapat
menyimpan makanan 3 kali lebih banyak dari perutnya. Setelah terkumpul, Pelikan
kembali ke sarangnya untuk memberi makan bayi Pelikan. Kantung tersebut
digunakan untuk menampang ikan yang diperoleh. Beberapa burung pelikan
berenang bersama-sama, memaksa ikan-ikan berkumpul. Kemudian masing-masing
burung pelikan akan mengisi kantung makannya dengan banyak ikan.
Perbedaan morfologi antara jantan dan betina kurang jelas, sehingga cukup sulit
membedakan antara pelikan jantan dan pelikan betina. Meski demikian, jika diamati
lebih seksama, dapat diketahui bahwa pelikan jantan memiliki ukurtan tubuh yang
lebih kecil, dan paruh yang lebih panjang dibanding pelikan betina.
Undan terkecil adalah undan cokelat (Pelecanus occidentalis) dengan massa
hanya 2,75 kg, panjang tubuh 106 cm dan lebar bentangan sayap maksimum 1,83 m.
Pelikan terbesar saat ini adalah undan dalmasia (Pelecanus crispus) dengan massa 15
kg dan panjang 183 cm, dengan lebar bentangan sayap hingga 3,5 m. Undan australia
memiliki paruh terpanjang di antara burung lainnya.
Pelikan adalah perenang yang baik, dengan kaki mereka yang pendek dan kuat
serta jari-jari berselaput, untuk memudahkannya berenang di air.
Pelikan dapat digolongkan menjadi dua kelompok :
1. Pelikan yang berburu ikan dengan cara membentuk barisan di permukaan air
dan mengambil ikan dengan paruhnya.
2. Pelikan yang menyelam ke dalam dan muncul ke permukaan setelah
memperoleh buruan.
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Pelecaniformes
Famili : Pelecanidae
Genus : Pelecanus
Spesies : Pelecanus conspicilatus
2.2.1 Habitat
Pelikan modern ditemukan di semua benua kecuali Antartika. Mereka hidup
umumnya di wilayah hangat, dan mereka tidak dijumpai di wilayah kutub, laut dalam,
kepulauan samudra, dan benua Amerika Selatan. Pelikan suka hidup berkelompok di
wilayah yang berdekatan dengan air, dan berenang di danau, rawa, sungai, dan
lautan. Pelikan hidup di pinggir pantai, danau dan sungai di berbagai belahan dunia.
Pelikan terdapat di semua benua kecuali benua Antartika. Ada enam spesies burung
pelikan yang terdapat di benua Amerika.
2.2.2 Makanan dan Perburuan
Sebagai burung air, makanan burung pelikan adalah ikan. Beberapa jenis
pelikan menangkap ikan dengan berenang secara bekerjasama dalam satu kelompok.
Mereka membentuk suatu barisan membentuk formasi huruf “U” untuk mengepung
dan dan menjebak ikan-ikan ke pinggir air. Mereka menggunakan sayap untuk
mengepak-ngepak permukaan air untuk mengarahkan ikan. Saat ikan-ikan terjebak
dan berkumpuk di pinggiran air, mereka menangguknya dengan paruh berkatungnya.
Pelikan kemudian mengarahkan paruhnya ke bawah untuk membuang air dari
kantung tersebut, kemudian menelan ikan yang terperangkap di paruhnya. Pelikan
Putih Amerika (Pelecanus erythrorhynchos) dapat menampung sekitar 11 liter air
dalam kantung paruhnya.
Cara berburu masing-masing spesies tidak semuanya sama. Pelikan Putih
(Pelecanus erythrorhynchos). Pelikan Putih biasa mencari makan dalam kelompok,
dengan memukul-mukul dan sayap dan kakinya mengejar ikan kecil ke arah tepi air.
Pelikan Cokelat (Pelecanus occidentalis) memburu ikan dengan terjun menyelam dari
ketinggian 3 – 9 m dari atas permukaan air. Pelikan Punggung Pink (Pelecanus
rufescens) dan Pelikan Paruh Tutul (Pelecanus philippensis) mencari makan sendiri-
sendiri dengan dengan berenang perlahan mendekati ikan sasaran lalu menangkap
mangsanya dengan paruhnya secara tiba-tiba.
2.2.3 Anatomi (Ciri Fisik)
Pelikan adalah burung yang terkenal dengan paruhnya yang memiliki kantung.
Paruhnya yang meruncing panjangnya bisa lebih dari 30 cm. Paruh sebelah atas
memiliki ujung yang bengkok membentuk kait. Pada paruh bagian bawah sampai
tenggorokan terdapat kantung berupa kulit elastis, yang digunakan untuk menangkap
ikan. Kakinya pendek dan pada jari-jarinya terdapat selaput yang memudahkannya
berenang. Panjang tubuh pelikan mencapai 1,5 m. Bentangan sayapnya antara 1,8 m
sampai 2,7 m tergantung spesiesnya. Pelikan jantan memiliki rupa yang sama dengan
pelikan betina, namun tubuh pelikan jantan sedikit lebih besar dari pelikan betina.
2.2.4 Perilaku
Pelikan (Pelecanus conspicilatus) menggosok bagian belakang kepala mereka
pada kelenjar bersolek untuk menjemput sekresi yang berminyak, yang mereka
transfer ke bulu mereka untuk tahan air itu. Spesies ini memiliki kehidupan sosial
yang rumit, dalam perilaku perkawinan terutama. Sekelompok pelikan (Pelecanus
conspicilatus) jantan mengejar satu pelikan (Pelecanus conspicilatus) betina di udara,
di darat, atau di air dengan saling menunjuk atau menyentuhkan paruh mereka satu
sama lain. Proses ini dapat diselesaikan dalam satu hari. Spesies yang bersarang di
pepohonan memiliki cara yang lebih simpel, pelikan (Pelecanus conspicilatus) jantan
mempromosikan diri mereka untuk yang betina.
2.2.5 Reproduksi
Pelikan bersarang dalam koloni besar, dekat air atau di pohon, bergantung
spesies dan habitatnya. Saat masa berbiak, pelikan jantan dan betina menggunakan
kantung di paruhnya untuk mengumpulkan dan mengangkut material sarang berupa
ranting, rumput dan bulu-bulu. Pelikan betina bertelur dua sampai empat butir telur
yang berwarna putih kebiruan. Pelikan jantan dan betina secara bergantian
mengerami telur mereka. Telur akan menetas dalam jangka waktu sekitar satu bulan.
Telur menetas selisih satu hari, dan anak pelikan yang baru menetas sering
menyerang saudaranya yang lebih muda supaya mendapatkan lebih banyak makanan.
Anak pelikan tidak disuapi dari kantung. Induknya akan membuka mulutnya lebar-
lebar sehingga anaknya dapat mencapai kerongkongan induknya untuk mengambil
makanan yang disediakan. Anak pelikan akan segera dewasa dalam tiga tahun.
2.3 Burung Penguin
Burung Pinguin (ordo Sphenisciformes, famili Spheniscidae) adalah termasuk
pada salah satu kelompok hewan jenis burung akuatik yang tidak bisa terbang, tetapi
merupakan perenang yang sangat ulung, karena dapat mengepakkan lengannya
dengan cepat. Burung ini adalah tipe burung yang hanya hidup di belahan bumi
bagian Selatan, itu karena suhu dingin di sana.Pinguin mampu berenang dengan
kecepatan 6 hingga 12 km/jam bahkan pernah tercatat hingga 27km/jam. Pinguin
yang berukuran kecil biasanya menyelam selama satu hingga dua menit dari
permukaan air untuk menangkap makanan. Pinguin yang berukuran lebih besar, yaitu
pinguin emperor bisa menyelam lebih dalam hingga 565 meter selama 20
menit.Untuk menghemat energi, kadang-kadang pinguin berjalan dengan kaki
pendeknya atau meluncur di salju dengan perutnya.
2.3.1 Spesies dan Habitat
Di seluruh dunia terdapat 17 hingga 19 spesies pinguin, tergantung pada apakah
dua spesies Eudyptula dihitung juga sebagai spesies. Walaupun seluruh jenis pinguin
awalnya berasal dari belahan bumi selatan, namun pinguin tidak hanya ditemukan di
daerah dingin atau di Antartika saja. Terdapat tiga spesies pinguin yang hidup di
daerah tropis. Salah satu spesies hidup di Kepulauan Galapagos (Pinguin Galapagos)
dan biasanya menyeberangi garis khatulistiwa untuk mencari makan.
2.3.2 Ukuran
Spesies pinguin terbesar adalah Pinguin Emperor (Aptenodytes forsteri) dengan
tinggi mencapai 1,1 meter dan berat 35 kilogram atau lebih.
Spesies pinguin terkecil adalah Pinguin Peri (Eudyptula Minor) dengan tinggi
sekitar 40 cm dan berat satu kg. Secara umum, pinguin yang berukuran besar lebih
dapat mempertahankan suhu tubuhnya sehingga dapat bertahan di daerah dingin,
sementara pinguin yang berukuran lebih kecil biasanya ditemukan di daerah yang
lebih hangat bahkan daerah tropis.
2.3.3 Makanan
Umumnya pinguin memakan krill (sejenis kerang), ikan, cumi-cumi dan hewan
air lainnya yang tertangkap ketika berenang di laut. Pinguin dapat meminum air laut
karena kelenjar supraorbital pada tubuhnya menyaring kelebihan garam laut dari
aliran darah. Garam ini lalu dikeluarkan dalam bentuk cairan lewat saluran
pernafasan pinguin.
2.3.4 Tingkah Laku
Pinguin terlihat tidak takut dengan kehadiran manusia. Mereka akan mendekat
pada kelompok peneliti yang sedang mempelajari mereka.Namun satu bentuk
pertengkaran besar antar pinguin akan terjadi jika seekor ibu pinguin kehilangan
anaknya (karena tidak bisa bertahan dalam badai besar atau dimakan oleh hewan
pemangsa). Jika seekor anak hilang, maka ibu pinguin akan “mencuri” seekor anak
pinguin dari ibu pinguin yang lain. Tingkah laku ini menarik perhatian ilmuwan.
Menariknya, pinguin-pinguin betina lain dalam kelompok pinguin tersebut tidak
menyukai “pencurian” ini dan akan menolong dan “membela” ibu pinguin yang
anaknya dicuri.
2.3.5 Bentuk Tubuh
Tubuh pinguin sangat sesuai untuk berenang dan hidup di air. Sayapnya
merupakan pendayung dan tidak mampu untuk terbang. Di daratan pinguin
menggunakan ekor dan sayapnya untuk menjaga keseimbangan ketika berjalan.Setiap
pinguin memiliki warna putih di sebelah dalam tubuhnya dan warna gelap (biasanya
hitam) di sebelah luar tubuh. Hal ini berguna untuk kamuflase. Hewan pemangsa
seperti singa laut dari dalam air akan sulit untuk melihat pinguin karena perutnya
yang berwarna putih bercampur dengan pantulan permukaan air laut. Sedangkan
permukaan gelap pada punggungnya juga menyamarkan pinguin dari pandangan
hewan pemangsa di atas air.Pinguin memiliki pendengaran yang amat baik. Jika
berada di daratan, pinguin amat mengandalkan pendengarannya. Mata pinguin
beradaptasi untuk penglihatan bawah air dalam mencari makanan dan menghindar
dari pemangsa. Kemampuan daya penciuman pinguin hingga saat ini masih belum
banyak diketahui dan membutuhkan penelitian lebih lanjut.Untuk melihat jenis
kelamin pinguin sangat sulit, karena pinguin tidak memiliki kelamin eksternal.
Akibatnya untuk membedakan jenis kelamin pinguin, manusia harus memakai teknik
pemeriksaan kromosom/DNA.
2.4 Burung Tubenose (Procellariiformes)
Procellariformes merupakan ordo dari burung laut yang terdiri dari empat
famili. Pada awalanya ordo ini disebut "hidung tabung" (bahasa Inggris:
tubenoses).Procellariiformes merupakan burung yang tinggal dalam koloni dan
membuat sarang di pulau terpencil yang jauh dari predator. Burung ini termasuk
burung yang monogami, dan sepasang burung Procellariiformes dapat
mempertahankan hubungan tersebut seumur hidupnya.
Ciri khas ordo ini adalah mempunyai lubang hidung berbentuk saluran pipa dan
memanjang. Ordo procellariiformes merupakan burung-burung yang hidup di lautan
luas pemakan ikan, zooplankton, dan cephalopoda. Ordo ini terdiri dari 4 famili
sebagai berikut.
1. Famili Diomedeidae (Albatross)
Memiliki tubuh yang besar, bentangan sayapnya lebar, dan mempunyai lubang
hidung yang kelihatan memanjang di kedua sisi paruhnya. Albatross rata-rata
umurnya mencapai 30 tahun. Contoh : Diomedea irrorata(Albatross Ombak), dan
Diomedea epomophora (Albatross Raja).
2. Famili Procellariidae
Anggota famili ini mempunyai kebiasaan meluncur di atas permukaan air laut.
Contoh : Fulmarus glacialoides yang berukuran besar, paruhnya yang kuat, dan hidup
di daerah air dingin. Pachyptila turtur yang berukuran kecil.
3. Famili Hydrobatiidae
Berukuran kecil dan umumnya mempunyai bulu hitam mencolok dengan
bagian belakang berwarna putih. Contoh : Oceanites oceanicus.
4. Famili Pelecanoididae
Mempunyai sayap kecil tetapi lebar yang disesuaikan untuk berenang didalam
air. Burung ini juga menyelam di dalam air untuk mengambil makanan. Contoh:
Pelecanoides garnoti.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Burung laut adalah burung yang telah beradaptasi dengan kehidupan
lingkungan laut.Secara umum, burung laut hidup lebih lama, lebih lambat
berkembang biak, dan memiliki jumlah anak lebih sedikit dibanding jenis burung
lain.Burung laut secara taksonomis terdiri dari beberapa ordo yang berbeda, termasuk
ordo Sphenisciformes (Pinguin), Pelecaniformes (Pelikan), hingga burung pemangsa
dari ordo Falconiformes (Elang).
Burung laut memiliki beberapa adaptasi khusus untuk bertahan hidup di
lingkungan laut. Baik itu adaptasi secara morfologis, fisiologis, maupun secara
tingkah laku.Adaptasi burung laut secara morfologis dan fisiologis juga berperan
banyak untuk membantu mereka dalam memperoleh makanan di lingkungan laut.
Secara umum, terdapat empat cara burun laut memperoleh makanan, yakni dengan
cara mencari makan di permukaan air (Surface Feeding), mencari makan di dalam air
(Pursuit diving), mencari makan dengan cara menceburkan diri (Plunge diving), dan
berburu (Predation).
4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini alangkah lebih baik mencari literature yang lebih
baik agar proses penyusunan menjadi lebih mudah dan dapat memperjelas makalah
ini serta pembagian burung-burung secara ekologis lebih mendetail.
DAFTAR PUSTAKA
Hikmat. 2014. Klasifikasi dan Evolusi Penguin Afrika.
http://kliksma.com/2014/12/klasifikasi-dan-evolusi-penguin-afrika.html
http://m.kidnesia.com/Kidnesia2014/Dari-Nesi/Sekitar-Kita/Pengetahuan
Umum/Rahasia-Dompet-Burung-Pelikan
http://www.kutilang.or.id/burung-indonesia/taksonomi/procellariiformes-
burung-laut/
Schreiber, Elizabeth A. & Burger, Joanne.(2001.) Biology of Marine Birds,
Boca Raton:CRC Press, ISBN 0-8493-9882-7
BirdLife International (BLI) (2008). Sterna fuscata. Daftar Merah Spesies
Terancam IUCN 2008. IUCN 2008. Diakses pada 7 August 2009.