makalah b.indo

Upload: sidik-caeng

Post on 30-Oct-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang Masalah

    Selama ini matematika merupakan ilmu yang dipandang sebelah mata. Manusia

    awam menganggap bahwa matematika hanya ilmu semata yang tidak besar manfaatnya

    jika diaplikasikan di dunia nyata. Namun sebenarnya matematika merupakan ilmu dasar

    dari pengembangan sains dan sangat berguna dalam kehidupan. Misalkan saja dalam hal

    perdagangan, orang dituntut untuk mengerti operasi matematika minimal penjumlahan

    dan pengurangan. Bagi pegawai/karyawan perusahaan harus mengerti waktu, Bendahara

    suatu pengusaha harus mampu mengelola keuangan, dan sebagainya. Dalam hal

    keagamaan, matematika juga sangat bermanfaat. Misalkan saja berperan dalam

    menentukan waktu sholat, jumlah rakaat, pembagian hak waris, pembagian

    zakat,penentuan arah kiblat dan sebagainya.

    Tentu saja dalam hal sholat arah kiblat menjadi hal terpenting yang tidak dapat

    dikesampingkan karena menghadap kiblat dalam sholat merupakan syarat sahnya sholat.

    Seorang mislim yang menetap di suatu tempat tentu tidak kesulitan dalam menentukan

    arah kiblat, namun ketika ia bepergian jauh memungkinkan kesulitan dalam menentukan

    arah kiblat ketika akan melakukan sholat.

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dalam karya tulis ini penulis

    mengangkat tentang penentuan arah kiblat dalam perspektif matematika sebagai gambaran

    ilmiah aplikasi matematika terkait dalam hal ibadah untuk menentukan arah kiblat.

    2. Rumusan Masalah

    a. Mengapa diperlukan arah kiblat yang benar sebagai sarana penyempurna ibadah?

    b. Bagaimana aplikasi matematika dalam menentukan arah kiblat disuatu tempat

    berdasarkan perhitungan matematis?

    3. Tujuan Penuliasan

    a. Mengetahui pentingnya arah kiblat yang benar sebagai sarana penyempurna ibadah.

    b. Mengetahui aplikasi matematika dalam menentukan arah kiblat disuatu tempat

    berdasarkan perhitugan matematis.

  • 2

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Pentingnya Arah Kiblat yang Benar sebagai Sarana Penyempurna Ibadah

    Menurut bahasa sholat berarti doa, sedang menurut syara berarti menghadapkan

    jiwa dan raga kepada Allah, karena taqwa hamba kepada Tuhannya, mengagungkan

    kebesaranNya dengan Khusyuk dan iklas dalam bentuk perkataan dan perbuatan yang

    dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, menurut cara-cara dan syarat-syarat

    yang telah ditentukan. Syarat-syarat sahnya sholat yaitu suci badannya dari dua hadats

    yaitu hadast besar dan kecil, bersih badan, pakaian dan tempatnya dari najis, menutup

    aurat bagi laki-laki antara pusar dan lutut dan bagi wanita seluruh badannya kecuali muka

    dan dua telapak tangan, sudah masuk waktu shalat, serta menghadap kiblat (Moh. RifaI,

    1978: 84).

    Sholat fardhu lima kali sehari dilakukan setiap muslim sebagai wujud pelaksanaan

    rukun Islam yang kedua. Ketika Seorang muslim mendirikan sholat tentu mengetahui

    kapan waktu sholat tiba dan kapan berakhir. Tidak kalah pentingnya saat mendirikan

    sholat dia harus menentukan arah mana dia menghadapkan wajahnya.

    Pada dasarnya menghadap kiblat dalam wacana fikih merupakan syarat sahnya

    sholatyang tidak dapat ditawar-tawar, kecuali dalam beberapa hal yaitu bagi mereka yang

    dalam ketakutan, keadaan terpaksa, keadaan sakit berat diperbolehkan tidak menghdap

    kiblatpada waktu sholat. Hal ini didasarkan pada Q.S Al-Baqarah ayat 239.

    Mereka yang sholat sunnah di atas kendaraan. Hal ini didasarkan pada Hadist Nabi

    Riwayat Bukhari dari Jabir bin Abdullah dan juga menurut Imam Muslim, Tirmidzi dan

    Ahmad yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad mengerjakan sholat sunnah di atas

    kendaraannya, ketika dalam perjalanan dari Mekah menuju Madinah. Pada waktu itulah

    turun firman Allah Q.S Al-Baqarah ayat 115 yang artinya ; Dan kepunyaan Allah-lah

    timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah.

    Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Wahbah az-

    Zuhaily, 1991:24)

    B. Aplikasi Matematika ualam Menentukan Arah Kiblat

    Salah satu cabang ilmu matematika yaitu trigonometri mampu di aplikasikan

    dalam berbagai ilmu maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ilmu falak aplikasi

  • 3

    trigonometri dapat membantu meningkatkan akurasi penentuan posisi atau arah kiblat

    secara tepat dari berbagai penjuru bagi umat Islam yang tinggal jauh dari Mekah, dapat

    menghitung awal waktu sholat dan dapat membantu dalam penentuan penganggalan

    kalender Hijriah.

    Sebelum membahas perhitungan matematis dalam menentukan arah kiblat, ada

    satu metode untuk mengetahui arah kiblat yang benar dengan bantuan cahaya matahari.

    Kesempatan yang sangat tepat untuk mengetahui secara persis arah kiblat adalah saat

    posisi matahari berada tepat di atas kabah. Dalam satu tahun akan ditemukan dua kali

    posisi matahari di atas kabah . Kesempatan tersebut datang pada setiap tanggal 27 Mei

    pukul 11.57 LMT dan tanggal 15 Juli atau 16 Juli pukul 12.06 LMT. Bila waktu Mekah

    dikonversi menjadi waktu Indonesia bagian barat(WIB) maka harus ditambah 4 jam 21

    menit sama dengan pukul 16.18 WIB dan 16.27 WIB. Oleh karena itu, setiap tanggal 27

    Mei atau 28 Mei pukul 16.18 WIB dapat mengecek arah kiblat dengan mengandalkan

    bayangan matahari yang tengah berada di atas kabah. Begitu pula setiap tanggal 15 juli

    atau 16 Juli juga dapat dilakukan pengecekan arah kiblat dengan metode tersebut.

    Tentu setiap tempat dipermukaan bumi memiliki waktu yang berbeda dengan

    waktu di Mekah. Dalam Prakteknya tidak perlu langkah yang rumit untuk menentukan

    arah kiblat berdasar jatuhnya bayangan benda yang disinari matahari. Pengamat (observer)

    cukup menggunakan tongkat atau benda lain sejenis untuk diletakkan di tempat yang

    memperoleh cahaya matahari. Cahaya matahari yang menyinari benda tersebut akan

    menghasilkan bayangan. Arah bayangan ini merupakan arah kiblat (Susiknan Azhari,

    2007:53-54).

    Untuk melakukan perhitungan arah kiblat diperlukan alat hitung yang berupa

    daftar logaritma atau kalkulator. Karena rumus-rumus yang dipergunakan memakai

    kaidah-kaidah ilmu ukur bola, maka dengan mempergunakan scientific kalkulator, proses

    perhitungan dapat dilakukan dengan mudah tanpa harus mempergunakan daftar logaritma.

    Jenis kalkulator yang dipergunakan setidak tidaknya mempunyai fungsi mode

    derajat(DEG) dan satuan derajat (0 ), fungsi sinus, cos dan tan beserta perubahannya,

    fungsi pembalikan pembilang dan penyebut biasanya dengan tanda 1/x. Fungsi ini sangat

    penting untuk mendapatkan nilai cotan (1/tan), sec(1/cos) dan cosec(1/sin), fungsi memori

    yang biasanya bertanda Min dan MR , Mempunyai fungsi minus,biasanya bertanda + / -.

  • 4

    Gambar1. Peta Segitiga Bola Bumi

    Arah kota Mekah yang terdapat Kabah (sebagai kiblat kaum muslimin) dapat

    diketahui dari setiap titik di permukaan bumi ini berada pada permukaan bola bumi, maka

    untuk menentukan arah kiblat dapat dilakukan dengan menggunakan Ilmu Ukur Segitiga Bola

    (Spherical Trigonometri). Penghitungan dan pengukuran dilakukan dengan derajat sudut dari

    titik kutub utara, dengan menggunakan alat bantu mesin hitung atau kalkulator. Untuk

    perhitungan arah kiblat, ada 3 buah titik yang harus dibuat, yaitu :

    Titik A, diletakkan di Kabah (Mekah)

    Titik B, diletakkan di lokasi tempat yang

    akan ditentukan arah kiblatnya.

    Titik C, diletakkan di titik kutub utara.

    Gambar 2. Konsep Dasar Segitiga Bola

    Gambar di atas, dapatlah diketahui bahwa yang dimaksud dengan perhitungan arah

    kiblat adalah suatu perhitungan untuk mengetahui berapa besar nilai sudut B, yakni sudut

    yang diapit oleh sisi a dan sisi c. Pembuatan gambar segitiga bola seperti di atas sangat

    berguna untuk membantu menentukan nilai sudut arah kiblat bagi suatu tempat dipermukaan

    bumi ini dihitung/diukur dari suatu titik arah mataangin ke arah mataangin lainnya, misalnya

    diukur dari titik Utara ke Barat (U-B), atau diukur searah jarum jam dari titik Utara (UTSB).

    Untuk perhitungan arah kiblat, hanya diperlukan dua data tempat :

  • 5

    Data lintang dan bujur Kabah (Mekah) = 21o 25 LU dan = 39o 50 BT.

    Sedangkan data lintang dan bujur tempat lokasi/kota yang akan dihitung arah kiblatnya dapat

    diambil dari taqwim/daftar/peta/buku yang tersedia lintang dan bujur tempatnya serta dari

    GPS (global positioning system).

    Perhitungan arah Kiblat kota Semarang, jika diketahui :

    Lintang Tempat () = -0748, Bujur Tempat ()= +11021, Lintang Kabah = +2125,dan Bujur

    Kabah = +3950.

    Maka langkah-langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut :

    1. Menggunakan rumus sinus dan cosinus ctg B = cos ctg C, sebelum memasukkan data

    ke rumus tersebut harus diketahui , b dan C terlebuih dahulu.

    b = 90- (+2125)= 6835

    C= 11021- 3950= 7031

    Keterangan :

    Jika = 00o 00 s.d 39o 50 BT, maka C = 39o 50 -

    Jika = 39o 50 s.d 180o 00 BT, maka C = 39o 50

    Jika = 00o 00 s.d 140o 10 BB, maka C = + 39o 50

    Jika = 140o 10 s.d 180o 00 BB, maka C = 320o 10 +

    ctg B = cos 9748 x ctg 7031

    ctg B = (-0,135715572) x 0,35379124

    ctg B = 0,460220813

    B = 651713,66.

    2. Menggunakan Analogi Napier

    tg 1/2(A+B) = . ctg 1/2 C

    tg 1/2(A-B) = . ctg 1/2 C

    B=1/2 (A+B) (A-B)

    Sebelum memasukkan data ke rumus tersebut, perlu dicari 1/2 (-b), 1/2 (+b), 1/2

    C terlebih dahulu, maka :

    1/2 (-b)=1/2(9748- 6835)=143630

    1/2 (+b)=1/2(9748+6835)=831130

    1/2 C=1/2(7031) =351530

  • 6

    Dengan demikian

    tg 1/2(A+B) = ctg 351530

    1/2(A+B) =85030,41

    tg 1/2(A-B) = ctg 351530

    B = 1/2(A+B) 1/2(A-B)

    =651713,66.

    Dengan demikian dapat diketahui Arah Kiblat untuk kota Semarang adalah 651713,66

    (U-B), sedangkan azimutnya adalah 360-651713,66 =2944246,3.

    Setelah mengetahui posisi atau arah kiblat yang tepat maka akan mudah untuk

    melakukan pengukuran di lapangan. Praktik di lapangan menggunakan Global Position

    System atau alat magnetic kompas untuk menetahui titik utara sejati.

    Langkah-langkah untuk mengukur arah kiblat yang benar adalah:

    1. Buat garis arah utara selatan pada pelataran yang betu-betul datar, sepanjang 100 cm

    (garis AB).

    2. Dari titik B dibuat garis persis tegak lurus kearah barat.

    3. Dengan menggunakan perhitungan goniometris yaitu tangent 6501713,66 x 100

    cm maka akan diketahui panjang garis yang mengarah ke Barat, yaitu 217 cm (garis

    BC).

    Selengkapnya perhatikan uraian berikut:

    tangen 6501713,66 = BC/AB

    BC= Tangen 6501713,66 x AB

    BC= 2,172869928 x 100 cm

    BC= 217,2869928=217cm (dibulatkan)

    AC=Garis arah kiblat yang dicari

    Visualisasi dari garis tersebut sebagai berikut :

    AB=100 cm

    BC=217 cm

    AC=Arah kiblat C

    6501713,66 Selatan A 100 B Utara

    (Susiknan Azhari, 2007:57-61).

    Dengan demikian kita akan mampu menentukan arah kiblat yang tepat dengan metode

    menggunakan cahaya matahari pada saat posisi matahari di atas kabah ataupun dengan

    perhitungan dengan rumus-rumus trigonometri.

  • 7

    BAB III

    PENUTUP

    A. Simpulan

    Berdasarkan pembahasan menentukan arah kiblat dengan rumus trigonometri maka

    dapat disimpulkan :

    1. Arah kiblat yang benar sangat penting sebagai syarat syahnya sholat dan dalam rangka

    pendudukung pelaksanaan ibadah serta sarana penyempurna ibadah.

    2. Matematika adalah ilmu aplikatif yang dapat membantu dalam meningkatkan akurasi

    penentuan arah kiblat yang tepat disuatu tempat.

    3. Untuk menentukan arah kiblat dengan menggunakan rumus trigonometri ada dua cara

    yaitu:

    a. Menggunakan rumus sinus dan cosinus ctg B = cos ctg C, sebelum memasukkan

    data ke rumus tersebut harus diketahui , b dan C terlebuih dahulu, dengan B adalah

    lokasi yang dicari arah kiblatnya, dan C adalah titik kutub utara.

    b. Menggunakan Analogi Napier.

    B. Saran

    Setelah karya tulis ini selesai, diharapkan adanya kajian yang lebih lanjut tentang

    aplikasi matematika sebagai ilmu dasar dari pengembangan sains (basic of science) yang

    dapat membantu hubungannya dengan ibadah maupun aplikasi di bidang lain dalam

    kehidupan sehari-hari. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banayk kekurangan

    sehingga menyarankan kepada pembaca untuk lebih banyak mencari tahu kegunaan

    trigonometri serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari agar makalah ini

    dapat lebih sempurna dikemudian hari.

  • 8

    DAFTAR PUSTAKA

    Verberg, Dale & Edwin J. Purcell. 1991. Kalkulus Jilid I. Cet VII (Terjemahan). Bandung :

    Intareksara

    Suhito. 2011. Geometri Dasar. Semarang: Unnes Press

    Khusni. 2011. Geometri Ruang. Semarang: Jurusan Matematika Unnes

    Chotim, Moch. 2010. Kalkulus 2. Semarang: FMIPA Unnes

    http://katongku.blogspot.com/2011/10/segitiga-bola diakses 4 Juni 2013

    http://groups.yahoo.com/group/rukyatulhilal diakses 5 Juni 2013

    http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika diakses 5 Juni 2013