makalah bentuklahan asal proses fluvial

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bumi bersifat dinamis karena dari waktu kewaktu bumi selalu mengalami perubahan baik struktur, formasinya maupun bentang lahan (landscape). Perubahan yang dapat kita rasakan dan lihat secara langsung adalah perubahan bentang lahan (landscape). Banyak faktor yang dapat mengakibatkan perubahan bentuk lahan ini baik yang bersumber dari tenaga endogen maupun tenaga eksogen. Air merupakan salah satu dari sekian banyak faktor yang menyebabkan perubahan bentuk lahan khususnya terbentuknya bentuklahan fluvial. Selain mempunyai manfaat yang penting bagi kehidupan air juga mempunyai peranan penting bagi terbentuknya bentang lahan. Meskipun membutuhkan waktu yang lama untuk mengubah bentang lahan, tetapi air bersifat konstan dalam mengubah bentang lahan. Bentuk-bentuk bentang lahan dipermukaan bumi terjadi oleh erosi atau pengendapan. Air yang berasal dari aliran hujan begerak turun melalui lereng-lereng, jika lereng tersebut terdiri dari lapisan yang tipis maka berubah menjadi alur alur yang makin besar menjadi sungai. Jika gerakan alirannya cepat maka kekuatan pengikisnya akan besar. Sehingga untuk lebih memperjelas bagaimana semua proses itu terjadi perlu dibahas bagaimana semua bentang lahan itu

Upload: hasmiamustamin

Post on 07-Feb-2016

1.595 views

Category:

Documents


136 download

DESCRIPTION

Bentuklahan Fluvial/Alluvial

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Bentuklahan Asal Proses Fluvial

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bumi bersifat dinamis karena dari waktu kewaktu bumi selalu mengalami perubahan baik

struktur, formasinya maupun bentang lahan (landscape). Perubahan yang dapat kita rasakan

dan lihat secara langsung adalah perubahan bentang lahan (landscape). Banyak faktor yang

dapat mengakibatkan perubahan bentuk lahan ini baik yang bersumber dari tenaga endogen

maupun tenaga eksogen.

Air merupakan salah satu dari sekian banyak faktor yang menyebabkan perubahan bentuk

lahan khususnya terbentuknya bentuklahan fluvial. Selain mempunyai manfaat yang penting

bagi kehidupan air juga mempunyai peranan penting bagi terbentuknya bentang lahan.

Meskipun membutuhkan waktu yang lama untuk mengubah bentang lahan, tetapi air bersifat

konstan dalam mengubah bentang lahan. Bentuk-bentuk bentang lahan dipermukaan bumi

terjadi oleh erosi atau pengendapan. Air yang berasal dari aliran hujan begerak turun melalui

lereng-lereng, jika lereng tersebut terdiri dari lapisan yang tipis maka berubah menjadi alur

alur yang makin besar menjadi sungai. Jika gerakan alirannya cepat maka kekuatan

pengikisnya akan besar. Sehingga untuk lebih memperjelas bagaimana semua proses itu

terjadi perlu dibahas bagaimana semua bentang lahan itu terjadi khususnya yang disebabkan

oleh faktor air atau bentuklahan fluvial.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah di maksud dengan bentuklahan asal proses fluvial?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi lahan asal fluvial?

3. Bagaimana proses terbentuknya lahan fluvial?

4. Bagaimanakah contoh bentuk lahan fluvial?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian bentuklahan asal proses fluvial

2. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya lahan fluvial.

3. Mengetahui proses terbentuknya lahan fluvial.

4. Mengetahui jenis-jenis bentuk lahan fluvial

Page 2: Makalah Bentuklahan Asal Proses Fluvial

BAB II

PEMBAHASAN

A. Bentuklahan Bentukan Asal Proses Fluvial

Bentuklahan fluvial adalah semua proses yang terjadi di alam baik fisika, maupun kimia

yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi, yang disebabkan oleh aksi

air permukaan, baik yang merupakan air yang mengalir secara terpadu (sungai), maupun air

yang tidak terkonsentrasi ( sheet water). proses fluviatil akan menghasilkan suatu bentang

alam yang khas sebagai akibat tingkah laku air yang mengalir di permukaan. Bentang alam

yang dibentuk dapat terjadi karena proses erosi maupun karena proses sedimentasi yang

dilakukan oleh air permukaan.

Bentuklahan ini terutama berhubungan erat dengan daerah-daerah penimbunan

(sedimentasi) seperti lembah-lembah, sungai besar dan daratan aluvial. Pada dasarnya

bentuklahan yang disebabkan oleh proses fluvial adalah bentuklahan yang terjadi akibat

proses air mengalir, baik yang memusat (sungai)  maupun aliran permukaan bebas (overland

flow).

B. Tiga Aktivitas Utama Sungai

1. Erosi oleh sungai adalah pelepasan secara progresif material dasar dan tebing sungai.

Ada beberapa jenis erosi yang di akibatkan oleh kekuatan air, yaitu:

a) Quarrying, yang merupakan proses terjadinya pendongkelan batuan yang di lalui oleh

air.

b) Abrasi, yang merupakan terjadinya penggerusan terhadap batuan yang dilewati air.

c) Scouring, yaitu penggerusan dasar sungai akibat adanya ulakan sungai, misalnya pada

daerah cut off slope pada Meander.

d) Korosi, yaitu terjadinya reaksi terhadap batuan yang dilaluinya.

2. Transportasi adalah proses pengangkutan material oleh air yang diakibatkan oleh tenaga

kinetis yang ditimbulkan oleh pergerakan aliran air sebagai pengaruh dari gaya gravitasi,

atau terangkutnya partikel batuan yang telah tererosi secara melompat (traction),

menggelinding (rolling), meluncur (slinding), suppensi (suspended matter) maupun

larutan (dissolve matter).

Page 3: Makalah Bentuklahan Asal Proses Fluvial

3. Sedimentasi/deposisi adalah proses yang terjadi ketika sungai tidak mampu lagi

mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut semakin berkurang, maka

material yang berukuran kasar akan di endapkan terlebih dahulu baru kemudian

diendapkan material yang lebih halus.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Fluvial

1. Air tanah 

Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah, dapat berupa air lapisan, yang

mengisi ruang ruang pada agregat tanah,atau air celah yang mengisi retakan-retakan

tanah/batuan. Proses terjadinya air tanah adalah air yang ada dipermukaan (baik dari air

hujan, singai, maupun danau/cekungan) yang terinfiltrasi kedalam tanah, setelah

mencapai horizon tanah sebagian mengalir secara lateral menyusuri pelapisan horizon

tanah (interflow/subsurface flow), sebagian yang lain akan tinggal didalam masa tanah

sebagai moisture continent, dan sisanya mengalir kebawah secara vertikal (percolation),

yang selanjutnya air ini menjadi air tanah.

 Air permukaan (aliran air sungai,air danau/waduk, dan genagan air permukaan

lainnya) dan air tanah pada prinsipnya mempunyai keterkaitan yang erat, serta keduanya

mengalami proses pertukaran yang berlangsung terus menurus, selama musim kemarau

kebanyakan air sungai masih mengalirkan air, air tersebur sebagian besar berasal dari

dalam tanah (baseflow) terutama dari daerah hulu sungai yang umumnya merupakan

daerah resapan yang didominasi oleh daerah bervegetasi(hutan).

2. Mata Air (Spring) 

Mata Air adalah tempat keluarnya air tanah di permukaan tanah,terdapat 5 jenis mata

air adalah :

a) Mata Air Lapisan, terdapat pada lapisan batuan perangkap antara lapisan

impermiabel.

b) Mata Air Celah, terdapat pada batuan jenuh yang tersingkap. 

c) Mata Air Sesar, terdapat pada lapisan tembus air yang menyesar sungkup terhadap

batuan inpermiabel.

d) Mata Air Bendung, terdapat pada lapisan tembus air yang terbendung oleh kisaran

tektonik atau vulkanik.

Page 4: Makalah Bentuklahan Asal Proses Fluvial

e) Mata Air Kompleks Batuan Jenuh Air, terjadi karena membanjirnya kompleks

batuan.

3. Sungai 

Sungai adalah sistem aliran yang terdapat di permukaan bumi yang berasal dari

sumber air. Berdasarkan sifat khas yang dimilikinya sungai dibedakan menjadi: 

a. Sungai Permanen, yaitu sungai yang mengalir sepanjang tahun, karena pasokan

airnya tetap.

b. Sungai Intermitten, yaitu sungai yang mengalir secara periodik. Sungai ini dibedakan

menjadi dua berdasarkan sumber airnya, yaitu: 

1. Spring Fed Intermittent River 

2. Surface Fed Intermittent River 

c. Sungai Epherical (Ephermal), yaitu sungai yang mengalir apabila mendapat respon

air hujan dan tidak memperoleh dari sumber atau es yang mencair.

4. Topografi Hasil Deposisi Aliran atau Penimbunan 

Topografi ini berhubungan dengan daerah-daerah penimbunan, seperti lembah-

lembah sungai besar yang berstadia dewasa atau tua. Secara alami, proses yang

disebabkan oleh kerja sungai yang mempunyai aktivitas yang erat hubungannya yaitu

erosi, transportasi dan penimbunan. 

D. Proses Terbentuknya Lahan Fluvial

Bentuk lahan asal proses fluvial terbentuk akibat aktivitas aliran sungai yang berupa

pengikisan, pengangkutan dan pengendapan (sedimentasi) membentuk bentukan-bentukan

deposisional yang berupa bentangan dataran aluvial (Fda) dan bentukan lain dengan struktur

horisontal, tersusun oleh material sedimen berbutir halus. Bentukan-bentukan ini terutama

berhubungan dengan daerah-daerah penimbunan, seperti lembah-lembah sungai besar dan

dataran aluvial. Bentukan-bentukan kecil yang mungkin terjadi antara lain dataran banjir

(Fdb), tanggul alam (Fta), teras sungai (Fts), dataran berawa (Fbs), gosong sungai (Fgs) dan

kipas aluvial (Fka). Asosiasi antara proses fluvial dengan marin kadang membentuk delta

(Fdt) di muara sungai yang relatif tenang. Beberapa hal proses-proses fluvial seperti

pengikisan vertikal maupun lateral dan berbagai macam bentuk sedimentasi sangat jelas

dapat dilihat pada citra atau foto udara. Sungai-sungai yang terdapat pada satuan ini

Page 5: Makalah Bentuklahan Asal Proses Fluvial

umumnya dikelompokkan dalam stadia dewasa, yaitu sungai yang telah mengalami gradasi

dan berada dalam keadaan seimbang sehingga energinya hanya cukup untuk membawa dan

memindahkan bebannya saja. Erosi dan pengendapan seimbang yang membentuk hamparan

dataran yang luas ke arah pantai.

Sungai peringkat dewasa membentuk dataran banjir dengan pengendapan sebagian

bebannya. Pengendapan ini yang membentuk dataran banjir di kanan-kiri sungai yang

disebabkan karena air sungai semasa banjir melimpah tebing dan tidak lagi tersalurkan

karena terhambat dan dangkal. Jika pengendapan beban bertumpuk dan terakumulasi di

kanan kiri sungai akan terbentuk tanggul alam (natural levees) yang lebih tinggi dari dataran

banjir di sekitarnya. Ciri khusus dataran aluvial di bagian bawah adalah adanya pola saluran

yang berkelok-kelok (meanders). Pola ini terbentuk akibat proses penimbunan pada bagian

luar kelokan dan erosi secara bergantian, sementara kecepatan aliran berkurang akibat

menurunnya kemiringan lereng. Pengendapan cukup besar, sehingga aliran kadang tidak

mampu lagi mengangkut material endapan, yang akhirnya arah aliran membelok begitu

seterusnya membentuk kelokan-kelokan tertentu.

Pola aliran sungai pada daerah datar yang penuh beban endapan pasir, kerikil dan

bongkah-bongkah, dimana alirannya saling menyilang dan sering berpindah dan dipisahkan

oleh igir lembah (levee ridge) membentuk pola sungai teranyam (braided stream). Sungai

yang mengalami peremajaan akan membentuk undak-undakan di kanan-kiri sungai yang

mempunyai struktur sama membentuk teras sungai (rivers terraces). Pada suatu mulut lembah

di daerah pegunungan yang penyebarannya memasuki wilayah dataran, kadang terbentuk

suatu bentukan kipas akibat aliran sungai yang menuruni lereng yang disebut kipas aluvial.

Dari mulut lembah kemudian menyebar dan meluas dengan sudut kemiringan makin

melandai. Fraksi kasar akan terakumulasi di mulut lembah dan fraksi halus akan tersebar

semakin menjauhi mulut lembah di wilayah dataran. Berkurangnya kecepatan atau daya

angkut material menyebabkan banyak material terakumulasi di bagian hilir, dan akan muncul

pada saat air sungai menurun yang disebut gosong sungai. Hal ini umumnya dijumpai pada

sungai-sungai besar dan meanders.Secara umum apabila dilihat dari foto udara, kenampakan

bentuklahan hasil proses fluvial mempunyai struktur horisontal, menyebar dan meluas di

kanan kiri sungai dengan tekstur halus dan seragam, rona agak gelap sampai gelap, material

berupa endapan pasir dan kerikil yang relatif halus, pola aliran dendritik kompleks, ada ciri

Page 6: Makalah Bentuklahan Asal Proses Fluvial

khas aliran meanders dan braided di bagian hilir, penggunaan lahan untuk sawah irigasi dan

permukiman padat.

E. Jenis Bentukan Bentuklahan Asal Fluvial

Bentuklahan asal proses fluvial berhubungan dengan penimbunan dan sedimentasi,

misalnya lembah sungai dan dataran aluvial dengan tenaga geomorfologis yaitu air.

1. Dataran alluvial

Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses

geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah hujan,

angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses pelapukan

dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air ke tempat yang lebih rendah atau mengikuti

aliran sungai.

Dataran aluvial menempati daerah pantai, daerah antar gunung, dan dataran lembah

sungai. daerah aluvial ini tertutup oleh bahan hasil rombakan dari daerah sekitarnya,

daerah hulu ataupun dari daerah yang lebih tinggi letaknya. Potensi air tanah daerah ini

ditentukan oleh jenis dan tekstur batuan. Mempunyai topografi datar sebagai hasil

pengendapan aluvium di kiri kanan sungai, yang terjadi akibat luapan air sungai yang

membawa sedimen pada saat banjir.

2. Dataran banjir

Dataran banjir berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang

terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut. Umumnya berupa pasir,

lanau, dan lumpur.

3. Tanggul alam sungai (natural levee)

Tanggul yang terbentuk akibat banjir sungai di wilayah dataran rendah yang berperan

menahan air hasil limpasan banjir sehingga terbentuk genangan yang dapat kembali lagi

ke sungai. Seiring dengan proses yang berlangsung kontinyu akan terbentuk akumulasi

sedimen yang tebal sehingga akhirnya membentuk tanggul alam.

4. Rawa belakang (backswamps)

Backswamp atau Rawa belakang adalah bagian daridataran banjir dimana simpanan

tanah liat menetap setelahbanjir. Backswamps biasanya terletak di belakang sungai alam

sebuah tanggul. Kemudian kembali rawa-rawa yang terletak agak jauh dari saluran sungai

Page 7: Makalah Bentuklahan Asal Proses Fluvial

di dataran banjir tersebut. Ketika air tumpah ke dataran banjir, material terberat tetes

keluar pertama dan materi terbaik dilakukan jarak yang lebih besar.

Relief : Cekung – datar

Batuan/struktur :Berlapis, tidak kompak

Proses :Sedimentasi

Karakteristik :Relief cekung - datar, selalu tergenang, proses sedimentasi.

5. Kipas aluvial

Bila suatu sungai dengan muatan sedimen yang besar mengalir dari bukit atau

pegunungan, dan masuk ke dataran rendah, maka akan terjadi perubahan gradien

kecepatan yang drastis, sehingga terjadi pengendapan material yang cepat, yang dikenal

sebagai kipas aluvial, berupa suatu onggokan material lepas, berbentuk seperti kipas,

biasanya terdapat pada suatu dataran di depan suatu gawir. Biasanya pada daerah kipas

aluvial terdapat air tanah yang melimpah. Hal ini dikarenakan umumnya kipas aluvial

terdiri dari perselingan pasir dan lempung sehingga merupakan lapisan pembawa air yang

baik.

6. Teras sungai

Teras sungai dapat dimanfaatkan untuk mengetahui proses-proses yang telah terjadi

di masa lalu. teras sungai merupakan satu morfologi yang sering dijumpai pada sungai.

Proses deposisi, proses migrasi saluran, proses erosi sungai meander dan aliran overbank

sangat berperan dalam pembentukan dan perkembangan dataran banjir. Faktor yang

mempengaruhi proses pembentukan dan perkembangan teras sungai adalah perubahan

base level of erosion dan perubahan iklim

7. Gosong sungai (point bar)

Gosong Sungai adalah adalah endapan sungai yang terdapat pada tepi atau tengah dari

alur sungai. Endapan pada tengah alur sungai disebut gosong tengah dan endapan pada

tepii disebut gosong tepi, gosong sungai terbentuk oleh endapan brangkal, krakal, dan

pasir,dll .

Relief : Datar – berombak

Batuan/struktur : Berlapis, tidak kompak

Proses :Sedimentasi

Page 8: Makalah Bentuklahan Asal Proses Fluvial

Karakteristik : Terbentuk pada tubuh sungai bagian hilir, bagian hulu gosong

tumpul dan bagian hilir menyudut.

8. Sungai teranyam (braided stream)

Terbentuk pada bagian hilir sungai yang memiliki slope hampir datar – datar, alurnya

luas dan dangkal. terbentuk karena adanya erosi yang berlebihan pada bagian hulu sungai

sehingga terjadi pengendapan pada bagian alurnya dan membentuk endapan gosong

tengah. Karena adanya endapan gosong tengah yang banyak, maka alirannya memberikan

kesan teranyam. Keadaan ini disebut juga anastomosis( Fairbridge, 1968).

9. Sungai meander dan enteranched meander

Bentukan pada dataran banjir sungai yang berbentuk kelokan karena pengikisan

tebing sungai, daerah alirannya disebut sebagai Meander Belt. Meander ini terbentuk

apabila pada suatu sungai yang berstadia dewasa/tua mempunyai dataran banjir yang

cukup luas, aliran sungai melintasinya dengan tidak teratur sebab adanya pembelokan

aliran Pembelokan ini terjadi karena ada batuan yang menghalangi sehingga alirannya

membelok dan terus melakukan penggerusan ke batuan yang lebih lemah.

10. Delta dan macamnya

Delta adalah bentang alam hasil sedimentasi sungai pada bagian hilir setelah masuk

pada daerah base level. Pada saataliran air mendekati muara, seperti danau atau laut

makakecepatan aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terjadi pengendapan sedimen oleh

air sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan lumpur akan tetap terangkut

oleh aliran air. Setelah sekian lama , akan terbentuk lapisan - lapisan sedimen. Akhirnya

lapian lapisan sedimen membentuk dataran yang luas pada bagian sungai yangmendekati

muara nya dan membentuk delta.

Pembetukan delta memenuhi beberapa syarat. Pertama,sedimen yang dibawa oleh

sungai harus banyak ketika akan masuk laut atau danau. Kedua, arus panjang di

sepanjang pantai tidak terlalu kuat. Ketiga , pantai harus dangkal. Contoh bentang alam

ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.

Syarat-syarat untuk perkembangan delta:

a) Daerah aliran sungai luas

Page 9: Makalah Bentuklahan Asal Proses Fluvial

b) Debit sungai tinggi

c) Sedimen yang terangkat banyak

d) Daerah tropis basah

e) Dasar laut dangkal

f) Arus dan gelombang lemah

g) Topografi pantai landai

No Nama Karakteristik Utama1 Dataran aluvial Relief berbentuk datar yang luas di sisi aliran sungai yang

terbentuk oleh material hasil luapan sungai pada masa lalu2 Dataran banjir Relief berbentuk datar di sisi aliran sungai yang terbentuk oleh

material hasil luapan sungai yang masih sering tergenangi apabila terjadi luapan, akan tetapi genangan hanya bersifat sementara

3 Tanggul alam Penghalang sepanjang sungai, merupakan deposit material yang diluapkan oleh aliran air sungai

4 Teras deposisional

Bentuk undakan sepanjang sungai akibat penyempitan alur yang dialiri air dengan material  berupa endapan yang dibawa oleh aliran air

5 Teras batuan dasar

Bentuk undakan sepanjang sungai akibat penyempitan alur yang dialiri air dengan material  berupa batuan dasar karena material deposisionalnya telah larut terbawa air

6 Rawa belakang sungai

Wilayah yang terletak di balik tanggul sungai dengan ketinggian hampir sejajar dengan sungai sehingga apabila sungai meluap mudah tergenangi dan genangan bertahan cukup lama

7 Kipas aluvial Aliran sungai dengan bentuk menyebar dari suatu ujung tunggal, merupakan kondisi peralihan dari aliran yang sempit ke wilayah yang lebih luas

8 Gosong sungai Pulau-pulau yang terletak di tengah aliran sungai dengan material kasar

9 Meander terpenggal

Cekungan membelok, bekas sungai yang terpenggal akibat terjadinya pelurusan sungai

10 Dasar sungai mati

Cekungan memanjang, bekas sungai yang tidak dialiri air lagi

Page 10: Makalah Bentuklahan Asal Proses Fluvial

BAB III

PENUTUP

Bentuk lahan basah (fluvial) adalah bentuk lahan yang terjadi akibat pengaruh aktifitas

aliran (streams) misalnya : Atoll, bar, basin, beach, cave, cliff, confluene, delta, estuary, flood

plain, gorge and canyon, gully, island, lake, levee, meander, ox-bow lake, pool, riffle, river,

spring, stream, stream terrace, valley and vale, waterfall, watershed.

Topografi yang terbentuk dari proses fluvial dicirikan dengan daerah-daerah penimbunan,

seperti lembah-lembah sungai besar yang berstadia dewasa atau tua. Secara alami, topografi ini

merupakan hasil dari proses yang disebabkan oleh kerja sungai yang mempunyai aktivitas yang

erat hubungannya yaitu erosi, transportasi dan penimbunan.

Sebagian besar bentang alam fluvial tidak dapat digambarkan dalam peta topografi

standard karena ukurannya yang kecil seperti gosong sungai atau tanggul alam. Bentang alam

flufial dapat di gambarkan dalam peta topografi standar apabila ukurannya besar sebagai contoh

kipas aluvial. Alur sungai merupakan pertanda bentang lahan asalproses fluvial. Dalam peta

topografi, alur sungaii ditandai oleh kontur yang meruncing ke arah hulu sungai dengan alur

sungai yang tampak jelas.

Daerah yang terbentuk karena proses fluvial merupakan daerah yang sangat potensial

untuk dimanfaatkan bagi kehidupan manusia, khususnya daerah di pinggir aliran sungai. Daerah

di pinggir sungai merupakan daerah yang potensial sebagai penyedia air irigasi, air minum, dan

material pasir batu yang bermanfaat diunakan sebagai bahan bangunan.Namun, daerah di sekitar

aliran sungai juga memiliki riskiko bencana yang tinggi, sebagai contoh banjir, dan tanah

longsor. Dengan cara menganalisis bentanglahan ini, diharapkan dapat memberikan informasi

tentang kondisi geologi di suatu daerah. Dengan mengetahui informasi ini diharapkan kita dapat

mengetahu pola distribusi bentuklahan bentukan fluvial sehingga penggunaan lahan dapat

dimanfaatkan secara optimal.