makalah bakteriologi proteus
DESCRIPTION
Makalah ini tentang seluk beluk Proteus spTRANSCRIPT
MAKALAH BAKTERIOLOGI
“PROTEUS SP”
DISUSUN OLEH :
1. SABRINA QOYIMAH (P27834013009)
2. HERLINA RIZKI P (P27834013010)
3. RIKA AGUSTINA A (P27834013011)
4. DESY PUJA (P27834013012)
5. NURUL AFIANI (P27834013013)
6. DWI NOVITA I (P27834013014)
7. ZULMEARISA (P27834013090)
8. YUNIAR RISKY (P27834013023
9. YUNIAR RISKY (P27834013000
10. WINA MARTHALIA
10.
11.
12.
REGULER
A
REGULER
B
Proteus sp.
1.) Morfologi
Proteus sp. termasuk dalam famili enterobakteriaceae, bakteri berbentuk
batang, gram negatif, tidak berspora, tidak berkapsul, flagel peritrik, ada yang
cocobacilli, polymorph, berpasangan atau membentuk rantai, kuman ini berukuran
0,4-0,8 x 1.0-0,3 mm. Bakteri proteus sp. Termasuk dalam bakteri non fruktosa
fermenter, bersifat fakultatif aerobe/anaerob.
2. Sifat biakan
Merupakan bakteri aerob/anaerob fakultatif. Mengeluarkan bau khas dan
swarming pada media BAP. Proteus sp. Menunjukan pertumbuhan yang
menyebar pada susu 37o C. Proteus sp. membentuk asam dan gas dari glukosa,
sifatnya khas antara lain mengubah fenil alanin menjadi asam fenil alanin pirufat
atau PAD dan menghidrolisa urea dangan cepat karena adanya enzim urase. Pada
1
TSIA bersifat alkali asam dengan membentuk H2s. Proteus sp. disebut juga bakteri
proteolitik karena bakteri ini dapat menguraikan dan dapat memecah protein
secara aerob / anaerob sehingga menghasilkan komponen berbau busuk seperti
hidrogen, sulfid, amin, indol, dan asam lemak. Proteus dapat menghidrolisis urea
menjado CO3 dan NH3 serta melepas amoniak.
3. Culturil dan Biokimia
Mudah tumbuh pada media biasa tanpa bahan penghambat, dalam situasi
aerob atau anaerob pada suhu 10 -43oC.
Pada media SSA (salmonella shigella agar), koloni trasparan warna abu-abu –
kehitaman ditengah.
Pada media BAP (Blood Agar Plate), koloni kecil-sedang, abu-abu, smooth,
keping, ada yang menjalar dan ada yang tidak menjalar, anhaemolisis.
Pada media Mac Conkey Agar Plate, koloni sedang besar, tidak berwarna atau
merah muda, non lactose fermented, smoot menjalar atu tidak, kalau menjalar
permukaan koloni rought(kasar).
Sifat – sifat umum genus proteus:
Tes positif : Motility, phenilanine atau trypthopan deaminase, methyl red tes.
Tes negatif : ONPG, fermentasi laktose, Voges-proskauer, lysin,
dekarboxylase, arginine, dihidrolisa, malonate broth.
Tes kepekaan terhadap polymixin atau colistin: Resisten
Pada media TSIA
4. Patogenitas
Proteus sp. termasuk kuman patogen, menyebabkan infeksi saluran kemih
atau kelainan bernanah seperta abses. Infeksi luka.Proteus sp. Ditemukan sebagai
penyebab diare pada anak anak dan menimbulkan infeksi pada manusia.
5. Penularan penyakit oleh proteus sp.
Penyebaran penyakit oleh Proteus sp. melalui air sumur yang digunakan
penduduk untuk mandi, mencuci, makan dan minum yang kemungkinan bakteri
ini untuk masuk ke tubuh dan masuk melalui luka yang menyebabkan infeksi pada
saluran kemih serta dapat menyebabkan diare.
A. Proteus mirabilis
2
A.) Aspek Biologi
1. Morfologi
Setelah tumbuh selama 24-48 jam pada media padat, kebanyakan sel
berbentuk seperti tongkat, panjang 1-3 mm dan lebar 0,4-0,6 mm, walaupun
pendek dan gemuk bentuknya kokus biasa. Dalam kultur muda yang mengerumun
di media padat, kebanyakan sel panjang, bengkok, dan seperti filamen, mencapai
10, 20, bahkan sampai panjang 80 mm. Dalam kultur dewasa, organisme ini tidak
memiliki pengaturan karakteristik : mereka mungkin terdistribusi tunggal,
berpasangan atau rantai pendek. Akan tetapi, dalam kultur muda yang
mengerumun, sel-sel filamen membentang dan diatur konsentris seperti isobar
dalam diagram angin puyuh. Kecuali untuk varian tidak berflagella dan flagella
yang melumpuhkan, semua jenis dalam kultur muda aktif bergerak dengan
flagella peritrik. Flagella tersebut terdapat dalam banyak bentuk dibanding
kebanyakan enterobakter lain, normal dan bentuk bergelombang kadang-kadang
ditemukan bersama dalam organisme sama dan bahkan dalam flagellum yang
sama. Bentuk flagellum juga dipengaruhi pH media.
2. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Proteus
Species : Proteus mirabilis
3. Siklus hidup
Sebenarnya Proteus mirabilis merupakan flora normal dari saluran
cerna manusia. Bakteri ini dapat juga ditemukan bebas di air atau tanah. Jika
bakteri ini memasuki saluran kencing, luka terbuka, atau paru-paru akan menjadi
bersifat patogen. Perempuan muda lebih beresiko terkena daripada laki-laki muda,
akan tetapi pria dewasa lebih beresiko terkena daripada wanita dewasa karena
berhubungan pula dengan penyakit prostat. Proteus sering juga terdapat dalam
3
daging busuk dan sampah serta feses manusia dan hewan. Juga bisa ditemukan di
tanah kebun atau pada tanaman.
B.) Penyakit yang ditimbulkan
Bakteri ini mampu memproduksi enzim urease dalam jumlah besar.
Enzim urease yang menghidrolisis urea menjadi ammonia (NH3) menyebabkan
urin bertambah basa. Jika tidak ditanggulangi, pertambahan kebasaan dapat
memicu pembentukan kristal sitruvit (magnesium amonium fosfat), kalsium
karbonat, dan atau apatit. Bakteri ini dapat ditemukan pada batu/kristal tersebut,
bersembunyi dalam kristal dan dapat kembali menginfeksi setelah pengobatan
dengan antibiotik. Semakin banyak batu/kristal terbentuk, pertumbuhan makin
cepat dan dapat menyebabkan gagal ginjal. Proteus mirabilis memproduksi
endotoksin yang memudahkan induksi ke sistem respon inflamasi dan membentuk
hemolisin. Bakteri ini dapat pula menyebabkan pneumonia dan juga prostatitis
pada pria. P. mirabilis menyebabkan 90% dari 'semua' Proteus infeksi pada
manusia.
1. Gejala
Gejala uretritis tidak terlalu nampak, termasuk frekuensi kencing dan
adanya sel darah putih pada urin. Sistitis (infeksi berat) dapat dengan mudah
diketahui dan termasuk sakit punggung, nampak terkonsentrasi, urgensi,
hematuria (adanya darah merah pada urin), sakit akibat pembengkakan bagian
paha atas. Pneumonia akibat infeksi bakteri ini memiliki gejala demam, sakit pada
dada, flu, sesak napas. Prostatitis dapat diakibatkan oleh infeksi bakteri ini,
gejalanya demam, pembengkakan prostat.
2. Penularan
Infeksi saluran kencing yang disebabkan oleh P. mirabilis juga
seringkali terjadi pada pria dan wanita yang melakukan hubungan seksual tanpa
pengaman.
3. Penyebaran
Kebanyakan kasus infeksi Proteus mirabilis terjadi pada pasien di
rumah sakit. Infeksi ini biasanya terjadi karena peralatan media yang tidak steril,
4
seperti catheters, nebulizers (untuk inhalasi), dan sarung tangan untuk
pemeriksaan luka.
C.) Obat yang digunakan
Infeksi Proteus mirabilis dapat diobati dengan sebagian besar jenis
penisilin atau sefalosporin kecuali untuk kasus tertentu. Tidak cocok bila
digunakan nitrofurantoin atau tetrasiklin karena dapat meningkatkan resistensi
terhadap ampisilin, trimetoprim, dan siprofloksin. Jika terbentuk batu/kristal,
dokter bedah harus menghilangkan blokade ini dahulu.
B. Proteus vulgaris
A.) Aspek Biologi
1. Morfologi
Proteus vulgaris adalah berbentuk batang Gram-
negatif,chemoheterotroph bakteri. Ukuran sel individu bervariasi dari 0,4 ~ 1,2 ~
0.6μm oleh 2.5μm. proteus vulgaris memiliki flagela dan bergerak aktif.
2. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Proteus
Species : Proteus vulgaris
3. Siklus hidup
Sebenarnya Proteus merupakan flora normal dari saluran cerna
manusia. Bakteri ini dapat juga ditemukan bebas di air atau tanah. Jika bakteri ini
memasuki saluran kencing, luka terbuka, atau paru-paru akan menjadi bersifat
patogen. Perempuan muda lebih beresiko terkena daripada laki-laki muda, akan
tetapi pria dewasa lebih beresiko terkena daripada wanita dewasa karena
berhubungan pula dengan penyakit prostat. Proteus sering juga terdapat dalam
5
daging busuk dan sampah serta feses manusia dan hewan. Juga bisa ditemukan di
tanah kebun atau pada tanaman.
B.) Etiologi dan Epidemiologi
· Proteus mirabilis menyebabkan 90% dari infeksi Proteus.
· Proteus vulgaris dan Proteus penneri mudah diisolasi dari individu di
fasilitas perawatan jangka panjang dan rumah sakit dan dari pasien dengan
penyakit yang mendasari atau sistem kekebalan tubuh dikompromikan.
· Pasien dengan infeksi berulang, orang-orang dengan kelainan struktural
saluran kemih, mereka yang telah instrumentasi uretra, dan mereka yang infeksi
diperoleh di rumah sakit memiliki peningkatan frekuensi infeksi yang disebabkan
oleh Proteus dan organisme lain (misalnya, Klebsiella, Enterobacter,
Pseudomonas , enterococci, staphylococci)
C.) Obat yang digunakan
Diketahui P. vulgaris antibiotik yang sensitif terhadap:
· Ciprofloxacin
· Seftazidim
· Netilmicin
· Sulbaktam atau Cefoperazo
· Meropenem
· Piperasilin / tazobactam
· Unasyn Unasyn
Antibiotik harus diperkenalkan dalam dosis yang jauh lebih tinggi
daripada "normal" ketika P. vulgaris telah terinfeksi jaringan sinus atau
pernapasanIE-Ciprofloxacin harus diperkenalkan pada tingkat minimal 2000 mg
per hari secara lisan dalam situasi seperti ini, daripada mg "standar" 1000 per hari.
D.) Pemeriksaan klinik
Bakteremia & sepsis - Enterobacteriaceae (yang Proteus adalah anggota)
dan Pseudomonas spesies adalah mikroorganisme yang paling sering bertanggung
jawab atas bakteremia gram-negatif.
Kehadiran dari sindrom sepsis berhubungan dengan ISK harus meningkatkan
kemungkinan penyumbatan saluran kemih. Hal ini benar terutama pasien yang
6
tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang, yang memiliki kateter jangka
panjang saluran kencing, atau yang memiliki sejarah yang telah diketahui kelainan
anatomis uretra.
ISK obstruksi - urease produksi menyebabkan pengendapan senyawa
organik dan anorganik, yang mengarah ke struvite pembentukan batu. Struvite
batu terdiri dari kombinasi magnesium amonium fosfat (struvite) dan kalsium
karbonat-apatit. Struvite pembentukan batu dapat dipertahankan hanya bila
produksi amoniak meningkat dan pH urin tinggi untuk mengurangi kelarutan
fosfat. Kedua persyaratan ini dapat terjadi hanya bila urin terinfeksi dengan
organisme yang memproduksi urease-seperti Proteus. Urease memetabolisme urea
menjadi amonia dan karbon dioksida: Urea 2NH3 + CO2. Amonia/amonium
pasangan buffer memiliki pK dari 9,0, sehingga kombinasi air kencing yang
sangat kaya alkali dalam amonia. Gejala yang timbul struvite batu jarang terjadi.
Lebih sering, perempuan hadir dengan ISK, nyeri panggul, atau hematuria dan
ditemukan untuk memiliki pH urin terus basa (> 7.0).
7
Daftar pustaka
http://teenozhealthanalyst.blogspot.com/search?q=identifikasi+proteus
8