makalah bakteri toxoplasma gondi

21
Makalah bakteri Toxoplasma gondii DAN PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada umumnya, suatu peristiwa timbulnya penyakit akibat makanan dapat disebabkan oleh kontaminasi yang ada pada makanan yang berupa agen biologi atau patogen (contohnya virus, bakteri, parasit, prion), agen kimiawi (contohnya senyawa toksin atau logam) atau agen fisik (contohnya pecahan kaca atau serpihan tulang. Dengan ditemukannya lebih dari 200 penyakit yang bisa ditularkan melalui makanan, patogen-patogen tersebut merupakan penyebab utamanya. Hampir semua patogen pembawa yang berasal dari makanan berukuran mikroskopis, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit lainnya. Bakteri merupakan mikroorganisme uniseluler yang memiliki dinding sel namun tidak memiliki nukleus. Mereka memiliki bentuk, jenis dan properti yang bermacam-macam. Beberapa bakteri patogen dapat membentuk spora dan resisten terhadap panas tinggi (contohnya Clostridium botulinum, C. perfringens, Bacillus subtillus, B. cereus). Bakteri lainnya dapat memproduksi toksin yang membuat mereka resisten terhadap panas (contohnya Staphylococcus aureus). Protozoa parasit merupakan mikroorganisme uniseluler yang tidak memiliki dinding sel yang rigid (kaku) namun memiliki nukleus yang sistematis. Protozoa tersebut lebih besar daripada

Upload: dery-laskar-kahadari

Post on 22-Jun-2015

1.384 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah bakteri toxoplasma gondi

Makalah bakteri Toxoplasma gondii DAN

PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

Pada umumnya, suatu peristiwa timbulnya penyakit akibat makanan dapat disebabkan

oleh kontaminasi yang ada pada makanan yang berupa agen biologi atau patogen (contohnya

virus, bakteri, parasit, prion), agen kimiawi (contohnya senyawa toksin atau logam) atau agen

fisik (contohnya pecahan kaca atau serpihan tulang. Dengan ditemukannya lebih dari 200

penyakit yang bisa ditularkan melalui makanan, patogen-patogen tersebut merupakan penyebab

utamanya. Hampir semua patogen pembawa yang berasal dari makanan berukuran mikroskopis,

termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit lainnya.

Bakteri merupakan mikroorganisme uniseluler yang memiliki dinding sel namun tidak

memiliki nukleus. Mereka memiliki bentuk, jenis dan properti yang bermacam-macam. Beberapa

bakteri patogen dapat membentuk spora dan resisten terhadap panas tinggi (contohnya

Clostridium botulinum, C. perfringens, Bacillus subtillus, B. cereus). Bakteri lainnya dapat

memproduksi toksin yang membuat mereka resisten terhadap panas (contohnya Staphylococcus

aureus).

Protozoa parasit merupakan mikroorganisme uniseluler yang tidak memiliki dinding sel

yang rigid (kaku) namun memiliki nukleus yang sistematis. Protozoa tersebut lebih besar

daripada bakteri. Seperti layaknya virus, protozoa tidak berkembangbiak di makanan, hanya di

sel inang saja. Bentuk transmisi organisme ini disebut dengan cyst. Protozoa ini dapat

bekerjasama dengan makanan dan menyebarkan penyakit melalui air, contohnya yaitu

Entamoeba histolytica, Toxoplasma gondii, Giardia lamblia, Crytosporidium parvum dan

Cyclospora cayatenensis.

1.2  RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimana spesifikasi Toxoplasma gondii?

2.      Apa etiologi dari penyakit Toksoplasmosis?

3.      Bagaimana cara penularan Toxoplasma gondii?

4.      Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit Toksoplasmosis?

Page 2: Makalah bakteri toxoplasma gondi

1.3  TUJUAN

1.      Mengetahui daur hidup dari Toxoplasma gondii

2.      Mengetahui gejala yang ditimbulkan oleh penyakit Toksoplasmosis

3.      Mengetahui cara pencegahan terhadap penyakit Toksoplasmosis

4.      Mengetahui daur hidup bakteri Toxoplasma Gondii

Page 3: Makalah bakteri toxoplasma gondi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SPESIFIKASI TOXOPLASMA GONDII

Gambar :

Toxoplasma gondii adalah parasit protozoa dalam genus Toxoplasma dengan sifat alami dan perjalanan akut atau menahun. Toxoplasma gondii juga merupakan parasit pada manusia, kucing,

anjing, ayam, babi, marmot, kambing, ternak dan merpati, dan pada manusia menimbulkan penyakit toxoplasmosis.

Toksoplasmosis, suatu penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii, merupakan

penyakit parasit pada manusia dan juga pada hewan yang menghasilkan daging bagi konsumsi

manusia. Infeksi yang disebabkan oleh T. gondii tersebar di seluruh dunia. Pada hewan berdarah

panas dan mamalia lainnya termasuk manusia sebagai hospes perantara, sedangkan kucing dan

berbagai jenis Felidae lainnya sebagai hospes definitif. Infeksi Toxoplasma tersebar luas dan

sebagian besar berlangsung asimtomatis, meskipun penyakit ini belum digolongkan sebagai

penyakit parasiter yang diutamakan pemberantasannya oleh pemerintah, tetapi beberapa

penelitian telah dilakukan di beberapa tempat untuk mengetahui derajat distribusi dan

prevalensinya.

Indonesia sebagai negara tropik merupakan tempat yang sesuai untuk perkembangan

parasit tersebut. Keadaan ini ditunjang oleh beberapa faktor seperti sanitasi lingkungan dan

banyak sumber penularan terutama kucing dan sebangsanya (Felidae). Manusia dapat terkena

infeksi parasit ini dengan cara didapat (Aquired toxoplasmosis) maupun diperoleh semenjak

dalam kandungan (Congenital toxoplasmosis). Diperkirakan sepertiga penduduk dunia

mengalami infeksi penyakit ini.

Page 4: Makalah bakteri toxoplasma gondi

Sebagai parasit, T. gondii ditemukan dalam segala macam sel jaringan tubuh kecuali sel

darah merah. Tetapi pada umumnya parasit ini ditemukan dalam sel retikulo endotelial dan

sistem syaraf pusat.

      Kejadian Toxoplasmosis

Toxoplasmosis merupakan penyakit zoonosis yang secara alami dapat menyerang

manusia, ternak, hewan peliharaan lain seperti hewan liar, unggas dan lain-lain. Kejadian

toxoplasmosis telah dilaporkan dari beberapa daerah di dunia ini yang geografiknya sangat luas.

Survei terhadap kejadian ini memberi gambaran bahwa toxoplasmosis pada suatu daerah bisa

sedemikian hebatnya hingga setiap hewan memperlihatkan gejala toxoplasmosis. Survei yang

telah diadakan di Amerika Serikat.

Toxoplasmosis juga sering terjadi melalui jalur atau rute makanan yaitu bentuk jaringan

dari parasit (kista mikroskopis terdiri dari bradyzoites) dapat ditularkan kepada manusia oleh

makanan. Manusia menjadi terinfeksi karena :

  Makanan setengah matang, atau daging yang terkontaminasi (terutama daging babi, domba, dan

daging rusa).

  Menelan makanan setengah matang, memegang daging yang terkontaminasi dan tidak mencuci

tangan dengan bersih (Toxoplasma tidak dapat diserap melalui kulit utuh).

  Makan makanan yang terkontaminasi oleh pisau, peralatan, talenan, atau makanan lain yang

pernah kontak dengan daging mentah  yang terkontaminasi.

Pada manusia, penyakit toxoplasmosis ini sering menginfeksi melalui saluran

pencernaan. Biasanya melalui perantara makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan

agen penyebab penyakit toxoplasmosis ini, misalnya karena minum susu sapi segar atau makan

daging yang belum matang sempurna dari hewan yang terinfeksi dengan penyakit toxoplasmosis.

Penyakit ini juga sering terjadi pada sejenis ras kucing yang berbulu lebat dan warnanya indah

yang biasanya disebut dengan mink. Pada kucing ras mink penyakit toxoplasmosis sering terjadi

karena makanan yang diberikan biasanya berasal dari daging segar (mentah) dan sisa-sisa daging

dari rumah potong hewan.

2.2 SEJARAH TOXOPLASMA GONDII

Toxoplasma gondii pertama kali ditemukan oleh Nicole dan Manceaux tahun 1908 pada

limfa dan hati hewan pengerat Ctenodactylus gundi di Tunisia Afrika dan pada seekor kelinci di

Brazil. Lebih lanjut Mello pada tahun 1908 melaporkan protozoa yang sama pada anjing di Italia,

Page 5: Makalah bakteri toxoplasma gondi

sedangkan Janku pada tahun 1923 menemukan protozoa tersebut pada penderita korioretinitis.

Lalu Wolf pada tahun 1937 telah mengisolasinya dari neonatus dengan ensefalitis dan

dinyatakan sebagai penyebab infeksi kongenital pada anak. Walaupun perpindahan intra-uterin

secara transplasental sudah diketahui, tetapi baru pada tahun 1970 daur hidup parasit ini menjadi

jelas ketika ditemukan daur seksualnya pacta kucing.

2.3 EPIDEMIOLOGI TOXOPLASMA GONDII

Toxoplasma gondii ditemukan di seluruh dunia. Infeksi terjadi, di mana ada kucing yang

mengeluarkan ookista bersama tinjanya. Ookista ini adalah bentuk yang infektif dan dapat

menular pacta manusia atau hewan lain. Penyebaran Toxoplasma gondii sangat luas, hampir di

seluruh dunia, termasuk Indonesia baik pada manusia maupun pada hewan. Sekitar 30% dari

penduduk Amerika Serikat positif terhadap pemeriksaan serologis, yang menunjukkan pernah

terinfeksi pada suatu saat dalam masa hidupnya. Kontak yang sering terjadi dengan hewan

terkontaminasi atau dagingnya, dapat dihubungkan dengan adanya prevalensi yang lebih tinggi

di antara dokter hewan, mahasiswa kedokteran hewan, pekerja di rumah potong hewan dan orang

yang menangani daging mentah seperti juru masak.

Krista T. gondii dalam daging dapat bertahan hidup pada suhu -4°C sampai tiga minggu.

Kista tersebut akan mati jika daging dalam keadaan beku pada suhu -15OC selama tiga hari dan

pada suhu -20OC selama dua hari. Daging dapat menjadi hangat pada semua bagian dengan suhu

65OC selama empat sampai lima menit atau lebih maka secara keseluruhan daging tidak

mengandung kista aktif, demikian juga hasil daging siap konsumsi yang diolah dengan garam

dan nitrat.

Konsumsi daging mentah atau daging yang kurang masak merupakan sumber infeksi

pada manusia. Tercemarnya alat-alat untuk masak dan tangan oleh bentuk infektif parasit ini

pada waktu pengolahan makanan merupakan sumber lain untuk penyebaran T. gondii. Di

Indonesia, prevalensi zat anti T. gondii pada hewan adalah sebagai berikut: kucing 35-73%, babi

11-36%, kambing 11-61%, anjing 75% dan pada ternak lain kurang dari 10%.

2.4 ETIOLOGI TOXOPLASMA GONDII

Toxoplasma gondii adalah parasit intraseluler pada monocyte dan sel-sel endothelial pada

berbagai organ tubuh. Toxoplasma ini biasanya berbentuk bulat atau oval, jarang ditemukan

dalam darah perifer, tetapi sering ditemukan dalam jumlah besar pada organ-organ tubuh seperti

Page 6: Makalah bakteri toxoplasma gondi

pada jaringan hati, limpa, sumsum tulang, otak, ginjal, urat daging, jantung dan urat daging licin

lainnya.

Perkembangbiakan toxoplasma terjadi dengan membelah diri menjadi 2, 4 dan

seterusnya. Belum ada bukti yang jelas mengenai perkembangbiakan dengan jalan schizogoni.

Pada preparat ulas dan sentuh dapat dilihat di bawah mikroskop bentuk yang oval agak panjang

dengan kedua ujung lancip, hampir menyerupai bentuk merozoit dari coccidium. Jika ditemukan

di antara sel-sel jaringan tubuh berbentuk bulat dengan ukuran 4 sampai 7 mikron. Inti selnya

terletak di bagian ujung yang berbentuk bulat. Pada preparat segar, sporozoa ini bergerak, namun

para peneliti belum ada yang berhasil memperlihatkan flagellanya.

Toxoplasma baik dalam sel monocyte, dalam sel-sel sistem reticulo endotelial, sel alat

tubuh viceral maupun dalam sel-sel syaraf membelah dengan cara membelah diri menjadi  2, 4

dan seterusnya. Setelah sel yang ditempatinya penuh lalu pecah parasit-parasit akan menyebar

melalui peredaran darah dan hinggap di sel-sel baru dan demikian seterusnya.

Toxoplasma gondii mudah mati karena suhu panas, kekeringan dan pembekuan.

Toxoplasma gondii juga cepat mati karena pembekuan darah induk semangnya dan bila induk

semangnya mati,  jasad ini pun akan ikut mati.  Toxoplasma membentuk pseudocyte dalam

jaringan tubuh atau jaringan-jaringan tubuh hewan yang diserangnya secara kronis. Bentuk

pseudocyte ini lebih tahan dan dapat bertindak sebagai penyebar toxoplasmosis.

2.5 MORFOLOGI DAN KLASIFlKASI

Toxoplasma gondii merupakan protozoa obligat intraseluler, terdapat dalam tiga bentuk

yaitu takizoit (bentuk proliferatif), kista (berisi bradizoit) dan ookista (berisi sporozoit). Bentuk

takizoit menyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing dan ujung lain agak membulat.

Ukuran panjang 4-8 mikron, lebar 2-4 mikron dan mempunyai selaput sel, satu inti yang terletak

di tengah bulan sabit dan beberapa organel lain seperti mitokondria dan badan golgi.

Kista dibentuk di dalam sel hospes bila takizoit yang membelah telah membentuk

dinding. Ukuran kista berbeda-beda, ada yang berukuran kecil hanya berisi beberapa bradizoit

dan ada yang berukuran 200 mikron berisi kira-kira 3000 bradizoit. Kista dalam tubuh hospes

dapat ditemukan seumur hidup terutama di otak, otot jantung, dan otot bergaris. Kista tersebut

mempunyai dinding, berisi satu sporoblas yang membelah menjadi dua sporoblas. Pada

perkembangan selanjutnya kedua sporoblas membentuk dinding dan menjadi sporokista.

Page 7: Makalah bakteri toxoplasma gondi

Masing-masing sporokista tersebut berisi 4 sporozoit yang berukuran 8 x 2 mikron dan sebuah

benda residu.

Toxoplasma gondii dalam klasifikasi termasuk kelas Sporozoasida, karena berkembang

biak secara seksual dan aseksual yang terjadi secara bergantian. Selain itu Toxoplasma gondii

terdapat dalam 3 bentuk yaitu bentuk trofozoit, kista, clan Ookista. Trofozoit berbentuk oval

dengan ukuran 3-7 um, dapat menginvasi semua sel mamalia yang memiliki inti sel. Dapat

ditemukan dalam jaringan selama masa akut dari infeksi. Bila infeksi menjadi kronis, trofozoit

dalam jaringan akan membelah secara lambat dan disebut bradizoit.

Bentuk kedua adalah kista yang terdapat dalam jaringan dengan jumlah ribuan berukuran

10-100 um. Kista penting untuk transmisi dan paling banyak terdapat dalam otot rangka, otot

jantung dan susunan syaraf pusat. Bentuk yang ketiga adalah bentuk Ookista yang berukuran 10-

12 um. Ookista terbentuk di sel mukosa usus kucing dan dikeluarkan bersamaan dengan feces

kucing. Dalam epitel usus kucing berlangsung siklus aseksual atau schizogoni dan siklus seksual

atau gametogeni dan sporogoni yang menghasilkan ookista dan dikeluarkan bersama feces

kucing.

Kucing yang mengandung toxoplasma gondii dalam sekali ekskresi akan mengeluarkan

jutaan ookista. Bila ookista ini tertelan oleh hospes perantara seperti manusia, sapi, kambing atau

kucing maka pada berbagai jaringan hospes perantara akan dibentuk kelompok-kelompok

trofozoit yang membelah secara aktif. Pada hospes perantara tidak dibentuk stadium seksual

tetapi dibentuk stadium istirahat yaitu kista. Bila kucing makan tikus yang mengandung kista

maka terbentuk kembali stadium seksual di dalam usus halus kucing tersebut.

o   Menurut Levine (1990) klasifikasi parasit sebagai berikut :

Kingdom                     : Animalia

Sub kingdom               : Protozoa

Filum                           : Apicomplexa

Kelas                           : Sporozoasida

Sub Kelas                    : Coccidiasina

Ordo                            : Eucoccidiorida

Sub ordo                     : Eimeriorina

Famili                          : Sarcocystidae

Genus                          : Toxoplasma

Page 8: Makalah bakteri toxoplasma gondi

Spesies                        : Toxoplasma gondii

2.6 DAUR HIDUP TOXOPLASMA GONDII

Siklus hidup T. gondii memiliki dua fase. Bagian seksual dari siklus hidup hanya terjadi

pada kucing, baik domestik maupun liar (keluarga Felidae), yang membuat kucing menjadi tuan

rumah utama parasit. Tahap kedua, bagian aseksual dari siklus hidup, dapat terjadi di lain hewan

berdarah panas, termasuk kucing, tikus, manusia, dan burung. Host dimana reproduksi aseksual

terjadi disebut hospes perantara.

Hewan Pengerat adalah hospes perantara yang khas. Dalam kedua jenis host, parasit

Toxoplasma menyerang sel dan membentuk ruang yang disebut vakuola. Di dalam vakuola

khusus yang disebut vakuola parasitophorous, bentuk parasit bradyzoites, perlahan mereplikasi

parasit.

Vakuola yang berisi kista bentuk reproduksi bradyzoites terutama dalam jaringan otot

dan otak. Karena parasit berada di dalam sel, mereka aman dari sistem kekebalan inang yang

tidak menanggapi kista.

Kucing dan hewan sejenisnya merupakan hospes definitif dari T. gondii. Di dalam usus

kecil kucing sporozoit menembus sel epitel dan tumbuh menjadi trofozoit. Inti trofozoit

membelah menjadi banyak sehingga terbentuk skizon. Skizon matang pecah dan menghasilkan

banyak merozoit (skizogoni). Daur aseksual ini dilanjutkan dengan daur seksual. Merozoit

masuk ke dalam sel epitel danmembentuk makrogametosit dan mikrogametosit yang menjadi

makrogamet dan mikrogamet (gametogoni). Setelah terjadi pembuahan terbentuk ookista, yang

akan dikeluarkan bersama kotoran kucing. Di luar tubuh kucing, ookista tersebut akan

berkembang membentuk dua sporokista yang masing-masing berisi empat sporozoit (sporogoni).

Bila ookista tertelan oleh mamalia seperti domba, babi, sapi dan tikus serta ayam atau burung,

maka di dalam tubuh hospes perantara akan terjadi daur aseksual yang menghasilkan takizoit.

Takizoit akan membelah, kecepatan membelah takizoit ini berkurang secara berangsur kemudian

terbentuk kista yang mengandung bradizoit. Bradizoit dalam kista biasanya ditemukan pada

infeksi menahun (infeksi laten).

Resistensi Toxoplasma untuk antibiotik bervariasi, tetapi kista sangat sulit untuk

diberantas sepenuhnya. Di dalam vakuola, T. Gondii itu sendiri (dengan endodyogeni) sampai

pada sel yang terinfeksi parasit dan mengisi dengan semburan, melepaskan takizoit, bentuk, dan

motil secara reproduksi aseksual parasit. Berbeda dengan bradyzoites, maka takizoit bebas

Page 9: Makalah bakteri toxoplasma gondi

biasanya efisien dibersihkan oleh sistem kekebalan inang, meskipun beberapa dari mereka

berhasil menginfeksi sel dan bradyzoites dengan cara mempertahankan infeksi pada jaringan

kista yang tertelan oleh kucing (misalnya, dengan memberi makan pada tikus yang terinfeksi).

Kista bertahan hidup melalui perut kucing dan parasit menginfeksi epitel dari usus kecil

di mana mereka mengalami reproduksi seksual dan pembentukan ookista. Ookista berasal dari

feses. Hewan dan manusia yang menelan ookista (misalnya, dengan makan sayuran yang tidak

dicuci) atau terinfeksi jaringan kista dalam daging yang dimasak secara tidak benar. Parasit

memasuki makrofag pada lapisan usus dan didistribusikan melalui aliran darah ke seluruh tubuh. 

Serupa dengan mekanisme yang digunakan di banyak virus, toksoplasma mampu

mendisregulasi siklus sel inang dengan mengadakan pembelahan sel sebelum mitosis (perbatasan

G2 / M). Disregulasi siklus sel inang disebabkan oleh sekresi peka panas sel yang terinfeksi

sehingga mengeluarkan faktor yang menghambat siklus sel tetangga. Alasan untuk disregulasi

Toxoplasma tidak diketahui, tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa infeksi adalah khusus

untuk host sel-sel dalam struktur sel S-fase dan host yang berinteraksi dengan Toxoplasma

sehingga tidak dapat diakses selama tahap-tahap lain dari siklus sel.

Infeksi tahap akut toksoplasma dapat tanpa gejala, tetapi sering memberikan gejala

seperti flu pada tahap akut awal, dan dapat menjadi flu yang fatal (kasus sangat jarang terjadi)

lalu tahap akut mereda dalam beberapa hari ke bulan, yang mengarah ke tahap laten. Infeksi

laten biasanya tanpa gejala, namun dalam kasus pasien immunocompromised (seperti mereka

yang terinfeksi HIV atau penerima transplantasi pada terapi imunosupresif), toksoplasmosis

dapat berkembang.

Manifestasi yang paling menonjol dari toksoplasmosis pada pasien immunocompromised

adalah ensefalitis toksoplasma, yang dapat mematikan. Jika infeksi T. gondii terjadi untuk

pertama kali selama kehamilan, misalkan pada kotoran kucing yang terinfeksi T. gondii, parasit

dapat melewati plasenta, mungkin menyebabkan hidrosefalus atau mikrosefali, kalsifikasi

intrakranial, korioretinitis dan kemungkinan bisa terjadi aborsi spontan (keguguran) atau

kematian intrauterin.

Gambar Daur Hidup :

Page 10: Makalah bakteri toxoplasma gondi

2.7 CARA PENULARAN

Manusia dapat terinfeksi oleh T. gondii dengan berbagai cara yaitu makan daging mentah

atau kurang masak yang mengandung kista T. gondii, ternakan atau tertelan bentuk ookista dari

kotoran kucing, misalnya bersama buah-buahan dan sayur-sayuran yang terkontaminasi. Juga

mungkin terinfeksi melalui transplantasi organ tubuh dari donor penderita toksoplasmosis laten

kepada resipien yang belum pernah terinfeksi T. gondii. Kecelakaan laboratorium dapat terjadi

melalui jarum suntik dan alat laboratoriurn lain yang terkontaminasi oleh T. Gondii serta infeksi

kongenital yang terjadi intra uterin melalui plasenta.

Setelah terjadi infeksi T. gondii ke dalam tubuh akan terjadi proses yang terdiri dari tiga

tahap yaitu parasitemia, dimana parasit menyerang organ dan jaringan serta memperbanyak diri

dan menghancurkan sel-sel inang. Perbanyakan diri ini paling nyata terjadi pada jaringan

retikuloendotelial dan otak, di mana parasit mempunyai afinitas paling besar. Pembentukan

antibodi merupakan tahap kedua setelah terjadinya infeksi. Tahap ketiga rnerupakan rase kronik,

terbentuk kista-kista yang menyebar di jaringan otot dan syaraf, yang sifatnya menetap tanpa

menimbulkan peradangan lokal.

2.8 GEJALA

Pada garis besarnya sesuai dengan cara penularan dan gejala klinisnya, toksoplasmosis

dapat dikelompokkan menjadi : Toksoplasmosis akuisita (dapatan) dan Toksoplasmosis

Page 11: Makalah bakteri toxoplasma gondi

kongenital. Baik toksoplasmosis dapatan maupun kongenital sebagian besar asimtomatis atau

tanpa gejala. Keduanya dapat bersifat akut dan kemudian menjadi kronik atau laten. Gejala yang

nampak sering tidak spesifik dan sulit dibedakan dengan penyakit lain.

Toksoplasmosis dapatan biasanya tidak diketahui karena jarang menimbulkan gejala.

Tetapi bila seorang ibu yang sedang hamil mendapat infeksi primer, ada kemungkinan bahwa

50% akan melahirkan anak dengan toksoplasmosis kongenital. Gejala yang dijumpai pada orang

dewasa maupun anak-anak umumnya ringan.

Gejala klinis yang paling sering dijumpai pada toksoplasmosis dapatan adalah

limfadenopati dan rasa lelah, disertai demam dan sakit kepala. Pada infeksi akut, limfadenopati

sering dijumpai pada kelenjer getah bening daerah leher bagian belakang. Gejala tersebut di atas

dapat disertai demam, mialgia, malaise. Bentuk kelainan pada kulit akibat toksoplasmosis berupa

ruam makulopapuler yang mirip kelainan kulit, sedangkan pada jaringan paru dapat terjadi

pneumonia interstisial.

Gambaran klinis toksoplasmosis kongenital dapat bermacam-macam. Ada yang tampak

normal pada waktu lahir dan gejala klinisnya baru timbul setelah beberapa minggu sampai

beberapa tahun. Ada gambaran eritroblastosis, hidrops fetalis dan triad klasik yang terdiri dari

hidrosefalus, korioretinitis dan perkapuran intrakranial atau tetrade sabin yang disertai kelainan

psikomotorik. Toksoplasmosis kongenital dapat menunjukkan gejala yang sangat berat dan

menimbulkan kematian penderitanya karena parasit telah tersebar luas di berbagai organ penting

dan juga pada sistem syaraf penderita.

Gejala susunan syaraf pusat sering meninggalkan gejala sisa, misalnya retardasi mental

dan motorik. Kadang-kadang hanya ditemukan sikatriks pada retina yang dapat kambuh pada

masa anak-anak, remaja atau dewasa. Korioretinitis karena toksoplasmosis pada remaja dan

dewasa biasanya akibat infeksi kongenital.

Akibat kerusakan pada berbagai organ, maka kelainan yang sering terjadi bermacam-

macam jenisnya. Kelainan pada bayi dan anak-anak akibat infeksi pada ibu selama kehamilan

trimester pertama, dapat berupa kerusakan yang sangat berat sehingga terjadi abortus atau lahir

mati, atau bayi dilahirkan dengan kelainan seperti ensefalomielitis, hidrosefalus, kalsifikasi

serebral dan korioretinitis. Pada anak yang lahir prematur, gejala klinis lebih berat dari anak yang

lahir cukup bulan, dapat disertai hepatosplenomegali, ikterus, limfadenopati, kelainan susunan

syaraf pusat dan lesi mata.

Page 12: Makalah bakteri toxoplasma gondi

2.9 MANIFESTASI KLINIS

Infeksi T. gondii pada individu dengan imunodefisiensi menyebabkan manifestasi

penyakit dari tingkat ringan, sedang sampai berat, tergantung kepada derajat imunodefisiensinya.

Menurut Gandahusada dkk.,(1992), pada penderita imunodefisiensi, infeksi T. gondii menjadi

nyata, misalnya pada penderita karsinoma, leukemia atau penyakit lain yang diberi pengobatan

kortikosteroid dosis tinggi atau radiasi. Gejala yang timbul biasanya demam tinggi, disertai

gejala susunan syaraf pusat karena adanya ensefalitis difus. Gejala klinis yang berat ini mungkin

disebabkan oleh eksaserbasi akut dari infeksi yang terjadi sebelumnya atau akibat infeksi baru

yang menunjukkan gejala klinis yang dramati karena adanya imuno-defisiensi. Pada penderita

AIDS, infeksi T. gondii sering menyebabkan ensefalitis dan kematian. Sebagian besar penderita

AIDS dengan ensefalitis akibat T. gondii tidak menunjukkan pembentukan antibodi dalam

serum.

2.10 PENCEGAHAN

Kucing merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya toksoplasmosis,

karena kucing mengeluarkan berjuta-juta ookista dalam tinjanya, yang dapat bertahan sampai

satu tahun di dalam tanah yang teduh dan lembab. Untuk mencegah hal ini, maka terjadinya

infeksi pada kucing dapat dicegah, yaitu dengan memberi makanan yang matang sehingga

kucing tidak berburu tikus atau burung. Bila kucing diberikan monensin 200 mg/kg melalui

makanannya, maka kucing tersebut tidak akan mengeluarkan ookista bersama tinjanya, tetapi ini

hanya dapat digunakan untuk kucing peliharaan. Untuk mencegah terjadinya infeksi dengan

ookista yang berada di dalam tanah, dapat diusahakan mematikan ookista dengan bahan kimia

seperti formalin, amonia dan iodin dalam bentuk larutan serta air panas 70oC yang disiramkan

pada tinja kucing

Anak balita yang bermain di tanah atau ibu-ibu yang gemar berkebun, juga petani

sebaiknya mencuci tangan yang bersih dengan sabun sebelum makan. Sayur mayur yang

dimakan sebagai lalapan harus dicuci bersih, karena ada kemungkinan ookista melekat pada

sayuran. Makanan yang matang harus ditutup rapat supaya tidak dihinggapi lalat atau kecoa yang

dapat memindahkan ookista dari tinja kucing ke makanan tersebut.

Kista jaringan dalam hospes perantara (kambing, sapi, babi dan ayam) sebagai sumber

infeksi dapat dimusnahkan dengan memasaknya sampai 66°C atau mengasap dan sampai matang

sebelum dimakan. Bagi ibu yang memasak, jangan mencicipi hidangan daging yang belum

Page 13: Makalah bakteri toxoplasma gondi

matang. Setelah memegang daging mentah (tukang jagal, penjual daging, tukang masak)

sebaiknya cuci tangan dengan sabun sampai bersih. Yang paling penting dicegah adalah

terjadinya toksoplasmosis kongenital karena anak yang lahir dapat menyebabkan cacat dengan

retardasi mental dan gangguan motorik.

BAB III

PENUTUP

4.1  KESIMPULAN

Penyakit toxoplasmosis merupakan penyakit kosmopolitan dengan frekuensi tinggi di

berbagai negara dan juga di Indonesia karena gejala klinisnya ringan maka sering kali luput dari

pengamatan dokter. Padahal akibat yang ditimbulkan bisa memberikan beban berat bagi

masyarakat seperti abortus, lahir mati maupun cacat kongenital. Diagnosis secara laboratoris

cukup mudah yaitu dengan memeriksa antibodi kelas IgG dan IgM terhadap Toxoplasma gondii

Page 14: Makalah bakteri toxoplasma gondi

akan dapat diketahui status penyakit penderita. Dianjurkan untuk memeriksakan diri secara

berkala pada wanita hamil trimester pertama akan kemungkinan terinfeksi dengan

toxoplasmosis.

Toxoplasma gondii merupakan protozoa obligat intraseluler yang dapat menyebabkan

penyakit toxoplasmosis konginetal dan toksoplasmosis akuisita. Hospes Definitif T. gondii

adalah kucing dan binatang sejenisnya (Felidae). Hospes perantaranya adalah manusia, mamalia

lainnya dan burung.

4.2  SARAN

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar penulisan makalah

selanjutnya bisa lebih baik lagi. Demikian penulis ucapkan terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

Ir. Indra Chahaya S., M.Si , 2003 , Epidemiologi “Toxoplasma gondii” . Fakultas   Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Dharmana, Edi , 2007 , Toxoplasma gondii, Musuh Dalam Selimut : Semarang .     Kakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro

Blader, Ira J. , 2009 , Communication between Toxoplasma gondii and its host:     impact on

parasite growth, development, immune evasion, and virulence :          Okhlahoma . University of

Okhlahoma Health Sciences Center.

Schmidt, Ronald H. , 2003 , General Overview of the Causative Agents of            Foodborne

Illness : Florida . University of Florida