makalah bakteri kel 3

20
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bernafas adalah sebuah proses yang dilakukan oleh sebagian besar mahluk hidup di muka bumi ini. Dalam prosesnya, bernafas juga memerlukan suatu sistem yang kita kenal sebagai sistem pernafasan. Didalam sistem pernafasan, kita memiliki apa yang disebut sebagai saluran pernafasan. Saluran pernafasan merupakan sebuah saluran yang berawal dari hidung ataupun mulut dan berakhir di paru-paru. Saluran pernafasan kita terdiri dari saluran hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus. Saluran pernafasan ini bisa dibagi menjadi dua yaitu saluran pernafasan atas dan juga saluran pernafasan bawah. Saluran pernafasan atas dimulai dari saluran hidung hingga faring. Walaupun mempunyai sistem pertahanan tersendiri pada saluran pernafasan, namun saluran pernafasan ini juga rentan terhadap berbagai macam penyakit, misalnya saja sering kita kenal sebagai infeksi saluran pernafasan. Penyebab infeksi bermacam macam dan salah satunya adalah bakteri. Ada berbagai macam bakteri yang

Upload: tri-kusniati

Post on 30-Nov-2015

149 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Bakteri Kel 3

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bernafas adalah sebuah proses yang dilakukan oleh sebagian besar mahluk

hidup di muka bumi ini. Dalam prosesnya, bernafas juga memerlukan suatu

sistem yang kita kenal sebagai sistem pernafasan. Didalam sistem pernafasan, kita

memiliki apa yang disebut sebagai saluran pernafasan. Saluran pernafasan

merupakan sebuah saluran yang berawal dari hidung ataupun mulut dan berakhir

di paru-paru.

Saluran pernafasan kita terdiri dari saluran hidung, faring, laring, trakea,

bronkus, bronkiolus, alveolus. Saluran pernafasan ini bisa dibagi menjadi dua

yaitu saluran pernafasan atas dan juga saluran pernafasan bawah. Saluran

pernafasan atas dimulai dari saluran hidung hingga faring. Walaupun mempunyai

sistem pertahanan tersendiri pada saluran pernafasan, namun saluran pernafasan

ini juga rentan terhadap berbagai macam penyakit, misalnya saja sering kita kenal

sebagai infeksi saluran pernafasan.

Penyebab infeksi bermacam macam dan salah satunya adalah bakteri. Ada

berbagai macam bakteri yang menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan.

Bakteri bakteri ini bisa menular melalui berbagai cara melalui udara,droplet,air

dan lain-lain.

Infeksi saluran pernafasan bawah masih merupakan masalah di bidang

kesehatan baik di negara berkembang maupun negara maju. Di Indonesia menurut

hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 1986 penyakit infeksi saluran

pernafasan bawah, merupakan salah satu dari sepuluh penyakit terbanyak

penyebab kematian menduduki tingkat pertama.

Page 2: Makalah Bakteri Kel 3

2

Berdasarkan uraian tersebut, penulis menetapkan judul makalah “Infeksi

Saluran Pernafasan Bawah”.

1.2 Ruang Lingkup

Dalam penyusunan makalah yang berjudul “Infeksi Saluran

Pernafasan Bawah” membahas tentang:

1. Pengertian infeksi saluran pernafasan bawah.

2. Klasifikasi bakteri penyebab infeksi saluran pernafasan bawah.

3. Patogenesis bakteri penyebab infeksi saluran pernafasan bawah.

4. Diagnosis infeksi saluran pernafasan bawah.

5. Dasar isolasi identifikasi bakteri penyebab infeksi saluran pernafasan

bawah.

6. Skema pemeriksaan infeksi saluran pernafasan bawah.

7. Pengobatan infeksi saluran pernafasan bawah.

1.3 Metode Pendekatan

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan beberapa metode

pendekatan yaitu dari studi pustaka dan membuka situs internet.

1.4 Tujuan Penulisan

1. Memenuhi salah satu tugas perorangan mata kuliah Bakteriologi.

2. Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan.

3. Sebagai sarana untuk saling tukar menukar informasi.

Page 3: Makalah Bakteri Kel 3

3

BAB II

PERMASALAHAN

Berdasarkan uraian dalam Latar Belakang pada Bab I, ada beberapa

pertanyaan sebagai berikut:

1. Apa pengertian infeksi saluran pernafasan bawah?

2. Bagaimana klasifikasi bakteri penyebab infeksi saluran pernafasan bawah?

3. Bagaimana patogenesis bakteri penyebab infeksi saluran pernafasan bawah?

4. Bagaimana diagnosis infeksi saluran pernafasan bawah?

5. Bagaimana dasar isolasi identifikasi bakteri penyebab infeksi saluran

pernafasan bawah?

6. Bagaimana skema pemeriksaan infeksi saluran pernafasan bawah?

7. Apa saja pengobatan infeksi saluran pernafasan bawah?

Page 4: Makalah Bakteri Kel 3

4

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian infeksi saluran pernafasan bawah

ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernafasan atas.

Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Akut. ISPA

meliputi saluran pernafasan atas dan saluran pernafasan bawah.

Istilah ISPA diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute

Respiratory Infections (ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi,

saluran pernafasan, dan akut, dengan pengertian sebagai berikut :

a. Infeksi adalah suatu keadaan dimana kuman penyakit berhasil menyerang

tubuh manusia, kemudian berkembang baik dalam tubuh dan

menyebabkan penyakit.

b. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta

organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura.

ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran

pernafasan bagian bawah mencakup paru-paru, bronkus, dan alveoli.

Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan.

c. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas

14 hari diambil untuk menunjukan proses akut meskipun untuk beberapa

penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat

berlangsung lebih dari 14 hari.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Infeksi Saluran Pernafasan

Bawah adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme yang

menyerang saluran pernafasan bagian bawah yaitu paru-paru, bronkus, dan

alveoli.

Page 5: Makalah Bakteri Kel 3

5

Adapun infeki saluran pernafasan bawah meliputi antara lain pneumonia,

tuberculosis paru, batuk rejan (whooping cough), dan bronchitis.

3.2 Klasifikasi bakteri penyebab infeksi saluran pernafasan bawah

Infeksi saluran pernafasan bawah antara lain pneumonia yang disebabkan

oleh Mycoplasma pneumonia, Klebsiella pneumonia, Streptococcus pneumoniae;

Tuberculosis paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis; whooping

cough yang disebabkan oleh Bordetella pertussis. Adapun yang akan dibahas

lebih lanjut adalah Klebsiella pneumonia penyebab pneumonia.

Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ

paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di mana

pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari

atmosfer menjadi “inflame” dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat juga

disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari

penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol.

Namun penyebab yang paling sering ialah serangan bakteria streptococcus

pneumoniae, atau pneumokokus.

Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang lanjut

usia (lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya

sistem kekebalan tubuh (Imun), akan tetapi Pneumonia juga bisa menyerang kaula

muda yang bertubuh sehat. Saat ini didunia penyakit Pneumonia dilaporkan telah

menjadi penyakit utama di kalangan kanak-kanak dan merupakan satu penyakit

serius yang meragut nyawa beribu-ribu warga tua setiap tahun.

Page 6: Makalah Bakteri Kel 3

6

Berikut adalah klasifikasi Klebsiella pneumoniae :

Kingdom        :    Bacteria

Phylum           :    Proteobacteria

Class               :    Gamma Proteobacteria

Orde               :    Enterobacteriales

Family             :    Enterobacteriaceae

Genus              :    Klebsiella

Species            :    Klebsiella pneumoniae          

3.3 Patogenesis bakteri penyebab infeksi saluran pernafasan bawah

Patogenesis Klebsiella pneumonia adalah sebagai berikut :

Kapsul memiliki kemampuan untuk mempertahankan organisme terhadap

fagositosi dan pembunuhan oleh serum normal. Galur yang berkapsul lebih

virulen daripada galur yang tidak berkapsul (pada hewan coba). Tidak ada toksin

selain endotoksin yang berperan pada infeksi oportunistik. Galur klebsiella

pneumonia ada yang memproduksi enterotoksin (pernah diisolasi dari penderita

tropical sprue) toksin ini mirip dengan ST (tahan panas) dan LT (heat-

labile enterotoksin) dari E.coli,kemampuan memproduksi toksin ini diperantarai

oleh  plasmid.

Page 7: Makalah Bakteri Kel 3

7

3.4 Diagnosis infeksi saluran pernafasan bawah

Metode isolasi dan identifikasi organisme ini dari makanan, air dan

sampel diare, didasarkan pada ketepatan media selektif yang digunakan dan hasil

analisa mikrobiologi dan biokimia. Kemampuan untuk menghasilkan enterotoxin

dapat ditentukan oleh analisa biakan sel dan analisa pasa hewan, metode serologis,

atau analisa genetika. Sampel dapat berupa sputum, liquar cerebrospinalis atau

urin. Diperiksa di bawah mikroskop setelah pewarnaan atau ditanam pada

pembenihan.

1.      Melihat selaput, maka diambil bahan pemeriksaan dari manusia, binatang

dan perbenihan.

2.      Selaput ini terlihat seperti lendir, maka koloni – koloni terlihat basah dan

berlendir.

3.      Pneumococcus karena ada atau tidak mempunyai selubung/kapsul.

3.5 Dasar isolasi identifikasi bakteri penyebab infeksi saluran pernafasan

bawah

3.5.1 Kultur media pemupuk

          Specimen ditanam pada media Brain Hearth Infusion Broth (BHIB),

replikasi bakteri saluran dari usus normal dan meningkatkan bakteri  Klebsiella .

Sesudah inkubasi 18-24 jam, ditanam pada media differensial dan selektif.

3.5.2 Kultur media umum dan differensial

          Media umum adalah media BAP (Blood Agar Plate) yang dipakai untuk

mengidentifikasi kemampuan bakteri dalam melisiskan sel-sel darah yang terdapat

dalam media ini dapat berupa zona lisis α(alfa), β(betha), dan γ(gamma).

Bakteri Klebsiella, tumbuh sebagai koloni yang berwarna abu-abu, smooth,

cembung, mucoid atau tidak  dan tidak melisiskan darah pada media BAP.

Page 8: Makalah Bakteri Kel 3

8

          Media differensial adalah media yang dipakai untuk identifikasi bakteri

berdasarkan dipakai untuk identifikasi bakteri berdasarkan sifat-sifat biokimia

khusus dari bakteri yang bersangkutan. Media yang dipakai untuk perbenihan

bakteri adalah Mac Conkey, media ini mengandung laktosa dan merah netral

sebagai indikator, sehingga bakteri yang meragikan laktosa akan tubuh sebagai

koloni berwarna merah yang dapat membedakan dari bakteri yang tidak

meragikan laktosa yang tumbuh sebagai bakteri yang tidak berwarna. Klebsiella

tumbuh sebagai koloni yang berwarna merah muda namun tidak dapat meragikan

laktosa secara sempurna.

          Ciri-ciri koloni pada media Mac Conkey besar-besar, smooth, mucoid,

cembung, berwarna merah muda-merah bata. Jika diambil dengan ose, maka akan

tertarik karena pada koloni memiliki kapsul.

3.5.3 Identifikasi akhir

          Koloni dari media padat diidentifikasi oleh bentuk reaksi biokimia dan tes

aglutinasi mikroskop dengans serum spesifik. (jawetz, et al, 2001). Media yang

digunakan untuk reaksi biokimia adalah (Gani A, 2003) :

1.  Triple Sugar Iron agar (TSIA)

            Media ini terdiri dari 0,1 % glukosa, 1 % sukrosa, 1 % laktosa, fernik

sulfat untuk pendeteksian produksi H2S, protein, dan indicator Phenol

red.Klebsiella bersifat alkali acid, alkali terbentuk karena adanya proses oksidasi

dekarboksilasi protein membentuk amina yang bersifat alkali denga adanya

phenol red maka terbentuk warna merah, Klebsiella memfermentasi glukosa yang

bersifat asam sehingga terbentuk warna kuning (Jawtz, et al, 2001).

2.      Sulfur Indol Motility (SIM)

            Media SIM adalah perbenihan semi solid yang dapat digunakan untuk

mengetahui pembentukan H2S, indol dan motility dari bakteri. Hampir semua

bakteri Klebsiella membentuk indol kecuali tipe pneumonia dan ozaenae. Motility

Page 9: Makalah Bakteri Kel 3

9

negatif sesuai dengan morfologi Klebsiella yang tidak memiliki flagella.

sedangkan pembentukan H2S  juga tak terlihat pada semua jenisKlebsiella

3.  Citrate

            Bakteri yang memanfaatkan sitrat sebagai sumber karbon akan

menghasilkan natrium karbonat yang bersifat alkali, dengan adanya indicator

brom tymol blue menyebabkan terjadinya warna biru. Pada

bakteriKlebsiella, hanya jenis rhinos yang tidak memanfaatkan sitrat, sehingga

pada penanaman media sitrat hasilnya negative. Sedangkan

spesiesKlebsiella lainnya seperti pneumonia, oxytoca, dan ozaenae  menunjukkan

hasil positif pada media ini.

4.  Urea

            Bakteri tertentu dapat menghidolisis urea dan membentuk ammonia

dengan terbentunya wana merah karena adanya indicator phenol

red,Klebsiella pada media urea memiliki pertumbuhan yang lambat memberikan

hasil positif pada pneumonia, oxytoca atau bisa  juga ozaenae karenaKlebsiella

juga ada beberapa yang mampu  menghidrolisis urea dan membentuk ammonia.

5.  Methyl red

            Media ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari beberapa bakteri

yang memproduksi asam kuat sebagai hasil fermentasi dari glukosa dalam media

ini, yang dapat ditunjukkan dengan penambahan larutan methyl red. Hampir

semua Klebsiella sp memproduksi asam yang kuat sehingga pada penambahan

larutan methyl red terbentuk warna merah, kecuali

padapneumonia dan oxytoca yang juga dapat memberikan hasil negatif

Page 10: Makalah Bakteri Kel 3

10

6.  Voges Proskauer

            Bakteri tertentu dapat memproduksi acetyl metyl carbinol dari ferentasi

glukosa yang dapat diketahui dengan penambahan larutan voges

proskauer, Klebsiella ozaenae dan rhinos tidak memproduksi acetyl methyl

carbinol sehingga penanaman pada media ini meberikan hasil negative, berbeda

dengan jenis pneumonia dan oxytoca yang mampu memberikan hasil positif pada

media ini.

7.  Fermentasi Karbohidrat

            Media ini berfungsi untuk melihat kemampuan bakteri memfermentasikan

jenis karbohidrat, jika terjadi fermentasi maka media terlihat berwarna kuning

karena perubahan pH menjadi asam. Klebsiella spmemfermentasi glukosa,

maltose sedangkan sukrosa tidak difermentasikan pada jenis rhinos atau bisa

juga ozaenae.

Page 11: Makalah Bakteri Kel 3

11

3.6 Skema pemeriksaan infeksi saluran pernafasan bawah

Sampel                    Pewarnaan Gram

 

Mac Conkey                              BAP BHIB

Inkubasi selama 24 jam suhu 37o C

                                                       

  BAP              Pewarnaan Gram dan kapsul                

TSIA                     inkubasi 24 jam 37o C

                                                       

Biokimia

IMViC

     

Diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37OC

-/-/+/+

3.7 Pengobatan infeksi saluran pernafasan bawah

Beberapa jenis Klebsiella pneumonia dapat diobati dengan antibiotik,

khususnya antibiotik yang mengandung cincin beta-laktam.

Contoh antibiotik tersebut adalah ampicillin, carbenicillin, amoxiciline,

dll. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Klebsiella pneumonia memiliki

sensitivitas 98,4% terhadap meropenem, 98,2% terhadap imipenem, 92,5%

Page 12: Makalah Bakteri Kel 3

12

terhadap kloramfenikol, 80 % terhadap siprofloksasin, dan 2% terhadap ampisilin.

Strain baru dan Klebsiella pneumonia kebal terhadap berbagai jenis antibiotik dan

sampai sekarang masih dilakukan penelitian untuk menemukan obat yang tepat

untuk menghambat aktivitas atau bahkan membunuh bakteri tersebut.

Page 13: Makalah Bakteri Kel 3

13

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

1. Infeksi Saluran Pernafasan Bawah adalah penyakit yang disebabkan

oleh mikroorganisme yang menyerang saluran pernafasan bagian

bawah yaitu paru-paru, bronkus, dan alveoli.Adapun infeki saluran

pernafasan bawah meliputi antara lain pneumonia, tuberculosis paru,

batuk rejan (whooping cough), dan bronchitis.

2. Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ

paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di

mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap

oksigen dari atmosfer menjadi “inflame” dan terisi oleh cairan.

Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari

paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker

paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol.

3. Patogenesis Klebsiella pneumonia adalah Kapsul memiliki

kemampuan untuk mempertahankan organisme terhadap fagositosi dan

pembunuhan oleh serum normal.

4. Dasar isolasi identifikasi bakteri penyebab infeksi saluran pernafasan

bawah Kultur media pemupukmedia BAP (Blood Agar Plate) ,media

Mac Conkey,  Triple Sugar Iron agar (TSIA),   Sulfur Indol Motility

(SIM),  Media SIM Citrate,Urea, Methyl red ,Voges

Proskauer,  Fermentasi Karbohidrat.

4.2 Saran

Penulis menyarankan agar setiap individu dapat menjaga kesehatan

dengan cara pola hidup yang sehat memelihara kebersihan diri dan

Page 14: Makalah Bakteri Kel 3

14

lingkungan. Terutama penyakit saluran pernafasan yang sangat mudah

penularannya disekitar kita