makalah aliran pendidikan

22
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa saja aliran klasik pendidikan yang berkembang di dunia ? 2. Apa saja gerakan-gerakan baru dalam pendidikan ? 3. Apa saja dua aliran pokok pendidikan di Indonesia ? C. TUJUAN 1. Mengetahui aliran klasik pendidikan yang berkembang di dunia 2. Mengetahui gerakan-gerakan baru dalam pendidikan 3. Mengetahui dua aliran pokok pendidikan di Indonesia

Upload: rilo-p

Post on 20-Jul-2015

1.952 views

Category:

Education


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah aliran pendidikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja aliran klasik pendidikan yang berkembang di dunia ?

2. Apa saja gerakan-gerakan baru dalam pendidikan ?

3. Apa saja dua aliran pokok pendidikan di Indonesia ?

C. TUJUAN

1. Mengetahui aliran klasik pendidikan yang berkembang di dunia

2. Mengetahui gerakan-gerakan baru dalam pendidikan

3. Mengetahui dua aliran pokok pendidikan di Indonesia

Page 2: Makalah aliran pendidikan

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. ALIRAN KLASIK PENDIDIKAN YANG BERKEMBANG DI DUNIA

Pendidikan selalu berubah fase sesuai dinamika manusia. Perkembangan selalu

menjadi modal utama untuk membawa pendidikan ke arah yang integrasi dengan

mencuatnya perkembangan iptek dan sosial-budaya. Pemikiran-pemikiran yang

membawa pembaruan dalam pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan.Pembaruan

ini tidak lepas dari pro dan kontra.sehingga mucullah beberapa prmikiran yang

membangun pendidikan walaupun dari paradigma yang berbeda. Untuk menghindari

keluarnya dari integrasi,alangkah baiknya calon tenaga pendidik itupun memahami

beberapa aliran-aliran pendidikan.untuk mendapat garis final menyelesaikan konflik

pendidikan di tempat tertuju.

Pemikiran-pemikiran pendidikan telah dimulai pada zaman Yunani Kuno.Setelah

ditelaah,berkembang pesatlah di Eropa dan Amerika Serikat.Sehingga aliran-aliran

klasikpun umumnya berasal dari kedua kawasan itu.Aliran klasik itu meliputi

empirisme,nativisme,naturalisme dan konvergensi.

1. Aliran Empirisme

Aliran empirisme adalah aliran yang menyatakan bahwa perkembangan seorang

anak tergantung pada perkembangan lingkungan saja, sementara pembawaan sejak

lahir dianggap tidak mempengaruhi atau tidak penting. Aliran ini mementingkan

faktor lingkungan sebagai subjek utama yang paling mendasar untuk mendidik.Jadi

disini,mereka mengesampingkan bakat seorang anak. Aliran ini menganggap anak itu

sama.Sehingga yang paling menentukan adalah faktor lingkungan yang akan

mempengaruhi setiap kehidupan anak itu sendiri.Sehingga di sini untuk membentuk

karakter anak itu tergantung dengan pembawaan lingkungan tempat anak itu

Page 3: Makalah aliran pendidikan

3

Tokoh perintis pandangan ini adalah seorang filsuf Inggris bernama John Locke (

1704 – 1932 ) yang mengembangkan teori “ Tabula Rasa “, yakni anak lahir didunia

bagaikan kertas putih yang bersih. Sehingga kertas putihpun akan diberi warna untuk

membuat kertas putih itu menjadi kesatuan yang menarik. Kertas putih akan

mempunyai corak dan tulisan yang digores oleh lingkungan. Pengalaman empirik

yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan

perkembangan anak. Aliran ini dipandang sebelah mata, karena aliran ini hanya

mementingkan adanya peran lingkungan saja dan menganggap pengaruh

pembawaan sejak lahir itu tidak penting. Padahal pada kehidupan nyata banya

seorang anak yang berhasil karena mempunyai bakat – bakat atau kemampuan,

walaupun lingkungan sekitarnya sama sekali tidak mendukung. Keberhasilan

tersebut berasal dari diri sendiri berupa kecerdasan atau kemaunan keras, seseorang

berusaha mencari lingkungan yang dapat mengambangkan potensi sesuai dengan

bakat yang dimiliki. Namun penganut aliran ini masih memandang manusia sebagai

mahluk pasif dan dapat dimanipulasi, seperti modifikasi tingkah laku. Hal tersebut

terlihat dari pandangan scientific psychologi dari B. F. Skinner atupun pandangan

behavioral (behaviorisme) lainnya.

Namun beberapa pendapat pandangan behavioral tidak lagi sepenuhnya menganut

teori “Tabula Rasa” dari John Locke, karena mereka mulai memperhatikan faktor –

faktor internal dari manusia.

2. Aliran Nativisme

Aliran nativisme ini berkebalikan dengan aliran empirisme, dimana aliran

nativisme ini lebih menekankan kemampuan atau potensi yang ada pada anak,

sehingga faktor lingkungan seperti pendidikan dianggap kurang berpengaruh tehadap

perkembangan anak. Faktor anak sebagai subjek utama dalam integrasi

pendidikan.Jadi di sini bakat sangat diperhitungkan untuk mencapai pendidikan ke

titik final.Bagaimana pendidikan itu mempunyai mutu yang sangat tinggi agar

mencapai tujuan yang sebenarnya. Aliran ini menganggap dengan bakat saja sudah

cukup dan dapat diproses dengan baik.

Page 4: Makalah aliran pendidikan

4

Hasil pendidikan tergantung pada pembawaan. Schopenhauer (filsuf Jerman

1788-1860) berpendapat bahwa bayi itu lahir sudah dengan pembawaan baik dan

pembawaan buruk.

Namun jika dilihat dalam kehidupan sehari-hari memang sering ditemukan anak

yang mirip dengan orang tuanya baik dari fisik ataupun potensi – potensi (bakat).

Walaupun demikian pembawaan tidak sepenuhnya mempengaruhi pembentukan dan

perkembangans anak menuju kedewasaan.

Terdapat suatu pandangan dalam aliran nativisme yang mempunyai pengaruh

luas yakni dalam diri seseorang terdapat suatu inti atau pribadi yang mendorong

dirinya untuk mewujudkan diri, menentukan kemauan dan pilihan sendiri dan

menempatkan manusia sebagai mahluk aktif yang mempunyai keinginan bebas.

Pandangan – pandangan tersebut antara lain humanistic psychology , pandangan

phenomenology atau humanistik yang lain.

3. Aliran Naturalisme

Pandangan yang mempunyai persamaan dengan nativisme adalah aliran

naturalisme yang dipelopori oleh seoarang filsuf Prancis J.J. Rousseau(1712- 1778).

Rosseau berpendapat bahwa pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat

merusak pembawaan anak yang baik itu Aliran ini juga disebut negativisme, karena

berpendapat bahwa pendidik wajib membiarkan pertumbuhan anak pada alam. Aliran

in memberikan kesempatan kepada alam untuk mengolah suatu pendidikan.Jadi anak

dapat bebas mengekspresikan bentuk kebebasannya dengan sendirinya.Mereka dapat

memilih apa yang cocok dengan pendidikan mereka.Sehingga campur tangan untuk

dibuat itu ditiadakan,tapi anak sendiri yang memilih apa yang harus dia lakukan

daam pendidikan.Jadi, dengan kata lain pendidikan tidak diperlukan. Yang

dilaksanakan adalah menyerahkan anak didik ke alam agar pembawaan yang baik itu

tidak menjadi rusak oleh tangan manusia melalui proses dan kegiatan pendidikan itu.

Page 5: Makalah aliran pendidikan

5

J.J.Rosseau ingin menjauhkan anak dari segala keburukan masyarakat yang serba

dibuat- buat (artificial) sehingga kebaikan anak- anak yang diperoleh secara alamiah

sejak saat kelahirannya itu dapat tampak secara spontan dan bebas. Ia mengusulkan

perlunyapermainan bebas kepada anak didik untuk mengembangkan pembawaan,

kemampuan- kemampuannya, dan kecenderungan-kecenderungannya. Tetapi seperti

telah diketahui, bahwa gagasan naturalisme yang menolak campur tangan

pendidikan, sampai saat ini ternyata tidak terbukti, sebaliknya pendidikan makin

lama makin diperlukan.

4. Aliran Konvergensi

Perintis aliran ini dalah William Stern (1871- 1939), seorang ahli pendidikan

bangsa Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak lahir di dunia sudah disertai

pembawaan baik maupun buruk. Aliran ini menganggap antara bakat dan

lingkungan itu seimbang dan harus dioptimalkan untuk membentuk suatu karakter

yng sempurna.Jadi bakat juga harus dikembangkan secara optimal dan

lingkunganpun juga harus mendukung dalam sistem pengembangannya. Bakat yang

dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa danya dukungan

lingkungan yang sesuai dengan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak

dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal, kalau memang pada diri anak

tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu. Sebagai contoh,

hakikat kemampuan anak berbahasa dengan kata- kata adalah juga hasil konvergensi.

Pada anak manusia ada pembawaan untuk berbicara melalui situasi lingkungannya,

anak belajar berbicara dalam bahasa tertentu. Lingkunganpun mempengaruhi anak

didik dalam mengembangkan pembawaanbahasanya. Karena itu tiap anak manusia

mula- mula menggunakan bahasa lingkungannya, misalnya bahasa Jawa, bahasa

Sunda, bahasa Inggris, dan sebagainya.

Kemampuan dua orang anak ( yang tinggal dalam satu lingkungan yang sama )

untuk mempelajari bahasa mungkin tidak sama. Itu disebabkan oleh adanya

perbedaan kuantitas pembawaan dan perbedaaan situasi lingkungan, biarpun

Page 6: Makalah aliran pendidikan

6

lingkungan kedua anak tersebut menggunakan bahasa yang sama. William Stern

berpendapat bahwa hasil pendidikan itu tergantung dari pembawaan dan lingkungan.

Karena itu teori William Stern disebut teori konvergensi ( konvergen, artinya

memusat ke satu titik ). Jadi menurut teori konvergensi :

Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan

Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak

didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya

potensi yang kurang baik.

Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan

Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang

tepat dalam memahami tumbuh kembang manusia. Pendapat ini semua bermaksud

menghilangkan pendapat berat sebelah dari aliran nativisme dan empirisme dengan

mengkombinasikan. Pada mulanya pendapat ini diterima oleh banyak orang karena

mampu menerangkan kejadian- kejadian dalam kehidupan masyarakat. Tetapi dalam

perkembangan selanjutnya banyak orang yang berkeberatan dengan pendapat

tersebut yang mengatakan kalau perkembangan manusia itu hanya ditentukan oleh

pembawaan dan lingkungan, maka hal ini tak ubahnya kehidupan hewan, sebab

hewan itu pertumbuhannya hasil dari pembawaan keturunannya dan pengaruh-

pengaruh lingkungannya. Perkembangan pada hewan seluruhnya ditentukan oleh

kodrat, oleh hukum alam.

5. Aliran Progresivisme

Tokoh aliran Progresivisme adalah Jonh Dewey. Aliran ini berpendapat bahwa

manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi

serta mengatasi masalah yang bersifat menekan,ataupun masalah-masalah yang

bersifat mengancam dirinya. Aliran ini memandang bahwa peserta didik mampunyai

akal dan kecerdasan.

Hal ini ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan jika

disbanding makhluk lain. Manusia memiliki sifat dinamis dan kreatif dan didukung

Page 7: Makalah aliran pendidikan

7

oleh kecerdasannya sebagai bekal menghadapi dan memecahkan masalah.

Peningkatan kecerdasan menjadi tugas utama pendidik, yang secara teori mengerti

karakter peserta didiknya.

Peserta didik tidak hanya dipandang sebagai kesatuan jasmani dan rohani, namun

juga termanivestasikan di dalam tingkah laku dan perbuatan yang berada dalam

pengalamannya. Jasmani dan rohani, terutama kecerdasan, perlu dioptimalkan.

Artinya, peserta didik diberi kesempatan untuk bebas dan sebanyak mungkin

mengambil bagian dalam kejadian-kejadian yang berlangsung di sekitarnya, sehingga

suasana belajar timbul di dalam maupun di luar sekolah.

6. Aliran Esensialisme

Aliran Esensialisme bersumber dari filsafat idealisme dan realisme.Sumbangan

yang diberikan keduanya bersifat eklektik. Artimya, dua aliran tersebut bertemu

sebagai pendukung Esensialisme yang berpendapat bahwa pendidikan harus

bersendikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kestabilan, Artinya, nilai-nilai itu

menjadi sebuah tatanan yang menjadi pedoman hidup, sehingga dapat mencapai

kebahagian. Nilai-nilai yang dapat memenuhi adalah yang berasal dari kebudayaan

dan filsafat yang korelatif selama 4 abad yang lalu, yaitu zaman Renaisans. Adapun

pandangan tentang pendidikan dari tokoh pendidikan Renaisans yang pertama adalah

Johan Cornenius (1592-1670), yaitu agar segala sesuatu diajar melalui indra, karena

indra adalah pintu gerbangnya jiwa. Tokoh kudua adalah Johan Frieddrich Herbart

(1776-1841) yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah menyesuaikan jiwa

seseorang dengan kebajikan Tuhan. Artinya perlu ada penyesuaian dengan hokum

kesusilaan. Proses untuk mencapai tujuan pendidikan itu oleh Herbart disebut

sebagai pengajaran. Tokoh ketiga adalah William T.Harris (1835-1909)yang

berpendapat bahwa tugas pendidikan adalah menjadikan realitas berdasarkan

susunan yang tidak terelakkan dan bersendikan ke-satuan spiritual.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aliran Esensialisme

menghendaki agar landasan pendidikan adalah nilai-nilai esnsial, yaitu yang telah

Page 8: Makalah aliran pendidikan

8

teruji oleh waktu, bersifat menuntun, dan telah turun menurun dari zaman ke zaman

sejak zaman Renaisans.

7. Aliran Perenialisme

Tokoh aliran Perenialisme adalah Plato, Aris Toteles, dan Thomas Aquino.

Perenialisme memandangbahwa kepercayaan aksiomatis zaman kuno dan abad

pertengahan perlu dijadikan dasar pendidikan sekarang. Pandangan aliran ini tentang

pendidikan adalah belajar untauk berpikir. Oleh sebab itu, pesrta didik harus

dibiasakan untuk berlatih berpikir sejak dini. Pada awalnya, peserta didik diberi

kecakapan-kecakapan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung. Selanjutnya

perlu dilatih pula kemampuan yang lebih tinggi seperti berlogika, retorika, dan

bahasa.

8. Aliran Konstruktivisme

Gagasan pokok aliran ini dawali oleh Giambatista Vico, seorang estimolog Italia.

Ia dipandang sebagai cikal bakal lahirnya Konstruksionisme. Ia mengatakan bahwa

Tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaan. Bagi

Vico, pengetahuan dapat menunjuk pada skruktur konsep yang dibentuk.

Pengetahuan tidak bisa lepas dari subyek yang mengetahui.

Aliran ini dikembangkan oleh Jean Piaget. Melalui teori perkembangan kognitif,

Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan interaksi kontinyu antara individu satu

dengan lingkungannya. Artinya, pengatahuan merupakan suatu proses, bukan suatu

barang. Menurut Piaget, mengerti adalah proses adaptasi intelektual antara

pengalaman dan ide baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, sehingga dapat

terbentuk pengertian baru (Paul Supamo).

Piaget juga berpendapat bahwa perkembangan kognitif dipengaruhi oleh tiga

proses dasar, yaitu asimilasi, akomodasi, ekuilibrasi. Asimilasi adalah perpaduan

data baru dengan struktur kognitif yang dimiliki.Akomodasi adalah penyesuaian

Page 9: Makalah aliran pendidikan

9

struktur kognitif terhadap situasi baru, dan Ekuilibrasi adalah penyesuain kembali

yang secara terus menerus dilakukan antara asimilasi dan akomodasi (Suwardi).

Kesimpulannya, aliran ini menegaskan bahwa pengetahuan mutlak diperoleh dari

hasil konstruksi kognitif dalam dari seseorang, melalui pemgalaman yamg diterima

lewat panca indera, yaitu indra penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman dan

perasa.

Dengan demikian, aliran ini menolak adanya transfer pengetahuan yang

dilakukan dengan seseorang kepada orang lain, dengan alasan pengetahuan bukan

barang yang bisa dipindahkan, sehingga jika pembelajaran ditujukan untuk

mentransfer ilmu, perbuatan itu akan sia-sia saja. Sebaliknya, kondisi ini akan

berbeda jika pembalajaran ini ditujukan untuk menggali pengalaman.

B. GERAKAN-GERAKAN BARU DALAM PENDIDIKAN

Gerakan-gerakan baru dalam pendidikan ini umumnya bertujuan untuk

meningkatkan mutu pendidikan dalam satu atau beberapa komponen saja. Namun dalam

penanganan satu atau beberapa komponen tersebut akan mempengaruhi pula komponen

lainnya.Gerakan ini mempunya titik tuju yang berpusat dalam perbaikan dan peningkatan

kualitas kegiatan belajar mengajar pada sistem persekolahan.Gerakan-gerakan baru disini

ada 3 cara.

1. Pengajaran Alam Sekitar

Gerakan ini memberikan pengajaran dengan cara diterjunkan ke alam

sekitar.Perintis gerakan ini antara lain Fr.A.Finger(1808-1888) di Jerman dengan

heimatkunde(pengajaran alam sekitar) dan J.Ligthart (1859-1016) di Belanda dengan

Het Volleven(kehidupan senyatanya). Beberapa prinsip gerakan Heimatkunde

adalah:

Page 10: Makalah aliran pendidikan

10

a. Dengan pengajaran alam sekitar itu guru dapat meragakan secara langsung.

Betapa pentingnya pengajaran dengan meragakan atau mewujudkan itu sesuai

dengan sifat-sifat atau dasar-dasar orang pengajaran.

b. Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar anak

aktif atau giat tidak hanya duduk, dengar, dan catat saja.

c. Penganjaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan pengajaran totalitas,

yaitu suatu bentuk pengajaran dengan ciri-ciri dalam garis besarnya sebagai

berikut:

Suatu pengajaran yang tidak mengenai pembagian mata pengajaran dalam

daftar pengajaran, tetapi guru memahami tujuan pengajaran dan mengarahkan

usahanya untuk mencapai tujuan.

Suatu pengajaran yanag menarik minat, karena segala sesuatu dipusatkan atas

suatu bahan pengajaran yang menarik perhatian anak dan diambil dari alam

sekitar.

Suatu pengajaran yang memungkinkan segala pengajaran itu berhubung-

hubungan satu sama yang lain seerat-eratnya secara teratur.

d. Pengajaran alam sekitar memberi kepada anak bahan apersepsi intelektual yang

kukuh dan tidak verbalistis. Yang dimaksud dengan apersepsi intelektual ialah

segaa sesuatu yang baru dan masuk dalam intelek anak, harus luluh menjadi satu

dengan kekayaan pengetahuan yang dimiliki oleh anak. Harus terjadi proses

asimilasi antara pengetahuan lama degan pengetahuan baru.

e. Pengajaran alam sekitar memberikan apersepsi emosional, karena alam sekitar

mempunyai ikatan emosional dengan anak.

Untuk anak pun alam sekitar tidak berbeda dengan orang dewasa yaitu segala

kejadian di alam sekitarnya merupakan bagian dari hidupnya sendiri, dalam duka

maupun suka. Demikianlah alam sekitar sebagai fundamen pendidikan dan

pengajaran memberikan dasar emosional , sehingga anak menaruh perhatian yang

spontan terhadap segala sesuatu yang diberikan kepadanya asal itu didasarkan atas

lam sekitarnya. Sedangkan J. Lingthart mengemukakan pegangan dalam Het Volle

Leven sebagai berikut:

Page 11: Makalah aliran pendidikan

11

a. Anak harus mengetahui barangnya terlebih dahulu sebeum mendengar namanya,

tidak sebaliknya, sebab suatu kata itu hanya tanda dari pengetian tentang barang

itu.

b. Pengajaran sesungguhnya harus mendasarkan pada pengajaran selanjutnya atau

mata pengajaran yang lain harus dipusatkan atas pengajaran itu.

c. Haruslah dilakukan perjalanan memasuki hidup senyatanya ke semua jurusan,

agar murid paham akan hubungan bermacam-macam lapangan dalam hidupnya

(pengajaran alam sekitar).

Muatan lokal dalam kurikulum yang terdapat di pengajaran sekolah merupakan

penggunaan alam sekitar yang bertujuan untuk membentuk anak makin dekat dengan

alam dan masyarakat lingkungan.Dengan demikian,dengan memanfaatkan alam

sekitar sebagai sumber belajar,anak akan lebih menghargai,mencintai,dan

melestarikan lingkunganny.

2. Pengajaran Pusat Perhatian

Pembelajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovide Decroly (1871-1932) dari

Belgia dengan pengajaran melalui pusat minat (centered Intert).Dalam metode

ini,peserta didik harus dapat hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan untuk

masyarakat,anak harus diarahkan kepada pembentukan individu dan sebagai anggota

masyarakat.Karenanya anak harus mempunyai pengetahuan terhadap diri sendiri

seperti hasrat dan cita-citanya,kemudian pengetahuan tentang dunianya seperti

lingkungannya dan tempat hidup di hari depannya.Menurut Decroly dalam Syaiful

Sagala,dunia ini terdiri dari alam dan kebudayaan,dan dunia itu harus hidup dan

setiap orang harus dapat mengembangkan kemampuan untuk mencapai cita-citannya.

Prinsip model pembelajaran pusat perhatian adalah:sekolah merupakan

laboratorium untuk mengadakan penyelidikan demi kebaikan sistem pendidikan dan

pengajaran.Dalam sekolah, anak didik diuji berbagai dasar aliran dalam dunia

pengajaran modern seperti:

Page 12: Makalah aliran pendidikan

12

a. sekolah berhubungan langsung dengan alam dan penghidupan sekitarnya

b. pendidikan dan pengajaran berdasarkan atas perkembangan anak.Tiap- tiap anak

mempunyai perbedaan antara lain kesanggupan,tingkat kepandaian,tempo irama

perkembangan,perhatian,pembawaan,bakat dan sebagainya

c. sekolah kerja

d. pendidikan yang fungsional dan praktis

e. pendidikan kesosialan dan kesusilaan dengan member kesempatan untuk

bekerjasama

f. kerjasama antar rumah dan sekolah

g. edukasi

h. mempergunakan alat baru seperti percetakan, pengmpulan alat pelajaran oleh

peserta didik sendiri.Semua hal ini telah diperaktekkan oleh Decroly di

sekolahnya.

3. Sekolah Kerja

Merupakan titik kulminasi dari pandangan yang mementingkan keterampian

dalam pendidikan. J.A. Comenius (1592-1670) menekankan agar pendidikan

mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa dan tangan (keterampilan kerja tangan).

Bapak sekolah kerja adalah G.Kereschensteiner (1854-1932) dengan Arbeitesschule

(sekolah kerja) di Jerman. Sekolah kerja ini bertolak dari pandangan bahwa

pendidikan itu tidak hanya demi kepentingan individu tetapi berkewajiban

menyiapakn warga negara yang baik, yakni:

a. Tiap orang adalah pekerja dalam salah satu lapangan jabatan

b. Tiap orang wajib menyumbangkan tnaganya untuk kepentingan Negara

c. Dalam menunaikan kedua tugas tersebut haruslah selalu diusahakan

kesempurnaannya, agar dengan jalan itu tiap warga negara ikut membantu

mempertinggi dan menyempurnakan kesusilaan dan keselamatan negara

Page 13: Makalah aliran pendidikan

13

Tujuan Sekolah Kerja

Menurut G.Kereschensteiner tujuan sekolah kerja adalah:

a. Menambah pengetahuan anak, yaitu pengetahuan yang dididapat dari buku atau

orang lain, dan yang didapat dari pengalaman sendiri

b. Agar anak dapat memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu

c. Agar anak dapat memiliki pekerjaan sebagai persiapan jabatan dalam mengabdi

Negara

Kereschenteiner berpendapat bahwa kewajiban utama sekolah adalah

mempersiapkan anka-anak untuk dapat bekerja. Karena banyaknya macam

pekerjaan yang menjadi pusat pelajaran, maka dibagi menjadi tiga golongan besar:

a. Sekolah-sekolah perindustrian

b. Sekolah-sekolah perdagangan

c. Sekolah-sekolah rumah tangga, bertujuan mendidik para calon ibu yang

diharapkan akan menghasilkan warga negara yang baik

Pengikut G.Kereschensteiner antara lain: Leo de Paeue, seorang dirjen pengajaran

normal di Belgia. Ia membuka lima sekolah kerja:

a. Sekolah teknik kerajinan

b. Sekolah dagang

c. Sekolah pertanian bagi anak laki-laki

d. Sekolah rumah tangga kota

e. Sekolah rumah tangga desa

Dasar-dasar Sekolah kerja:

a. Di dalam sekolah kerja anak aktif berbuat

b. Pusat kegiatan pendidikan dan pengajran ialah anak

c. Sekolah kerja mendidik anak menjadi pribadi yang berani berdiri sendiri dan

bertanggungjawab sebagai anggota masyarakat yang baik

d. Bahan pelajaran disusun dalam suatu keseluruhan yang berpusat pada masalah

kehidupan

Page 14: Makalah aliran pendidikan

14

e. Sekolah kerja tidak mementingkan pegetahuan yang bersifat hafalan atau hasil

peniruan, melainkan pengetahuan fungsional dan dapat dipergunakan untuk

berprakarsa, mencipta dan berbuat

f. Pendidikan kecerdasan tidak dapat diberikan dengan memberitahukan atau

menceritakannya kepada anak melainkan anka sendiri yang harus menjalani

proses berfikir sesuai dengan tingkat perkembangan anak

g. Sekolah kerja merupakan suatu bentuk masyarakat kecil yang didalamnya anak-

anak mendapatkan latihan dan pengalaman yang amat penting artinya bagi

pendidikan moral, soail, dan kecerdasan

Macam-macam Sekolah Kerja:

a. Sekolah kerja sosiologis

b. Sekolah kerja psikologis

c. Sekolah kerja sosiologis-psikologis

d. Sekolah kerja yang lebih menekankan pengembangan kepribadian anak

Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-

pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan.J.A

Comenius (1592-1670) menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran,

ingatan, bahasa, dan tangan (keterampilan kerja tangan) J.H Pestalozzi (1746-1827)

mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran peryukarab disekolahnya. Namun

yang sering dipandang sebagai bapak sekolah kerja adalah G. Kerchensteiner,

menurut G. Kerchensteiner tujuan sekolah kerja adalah :

a. Menambah pengetahuan anak, yaitu pengetahuan yang didapat dari buku atau

orang lain.

b. Agar anak dapat memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu

c. Agar anak dapat memiliki pekerjaan sebagai persiapan jabatan dalam mengabdi

negara.

Page 15: Makalah aliran pendidikan

15

4. Pengajaran Proyek

Dasar filosofis dan pedagosis diletakkan pada John Dewey (1859-1952) namun

pelaksanaannya dilakukan oleh W.H.kilpartrick.Dalam pengajaran proyek anak

bebas menentukan pilihannya, merancang serta memimpinya.Proyek yang ditentukan

oleh anak mendorongnya mencari jalan pemecahan bila dia menemui kesukaran.

Anak dengan sendirinya giat dan aktif karena sesuai dengan apa yang

diinginkannya.Dalam pengajaran proyek, pekerjaan dikerjakan secara berkelompok

untuk menghidupkan rasa gotong-royong.

Pengajaran proyek digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia,

yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan

untuk memandang dan memecahkan persoalan secara komprehensif.

Langkah-langkah pokok pengajaran proyek

a. Persiapan

b. Kegiatan belajar

c. Penilaian

C. DUA ALIRAN POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA

Dua aliaran pokok pendidikan di Indonesia itu dimaksudkan adalah Perguruan

Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini

dipandang sebagai suatu tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia. Secara

historis, pendidikan yang melembaga telah dikenal sebelum Belanda menjajah Indonesia.

1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa

Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara, ( Lahir

2 Mei 1889 dengan nama Suwardi Suryaningrat ) pada tanggal 3 Juli 1932 di

Yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan, selanjutnya mulai didirikan taman Indira (

Taman kanak-kanak ) dan Kursus Guru, selanjutnya Taman muda ( SD ), disusul

Page 16: Makalah aliran pendidikan

16

Taman Dewasa merangkap Taman Guru ( Mulo-Kweekschool ). Sekarang ini telah

dikembangkan sehingga meliputi pula taman Madya, Prasarjana, dan Sarjana Wiyata.

Dengan demikian Taman Siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan, dari

pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan

tinggi.

a. Asas dan Tujuan Taman Siswa

Perguruan Kebangsaan taman Siswa mempunyai tujuh asas perjuangan

untuk menghadapi pemerintah colonial Belanda serta sekaligus untuk

mempertahankan kelangsungan hidup bersifat nasional, dan demokrasi. Ketujuh

asas tersebut dikenal dengan “asas 1922” , sebagai berikut :

Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri ( Zelf

Besschikkingsrecht ) dengan mengingat terbitnya persatuan dalam peri

kehidupan umum.

Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam

arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri.

Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.

Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada

seluruh rakyat.

Hidup dengan kekuatan sendiri

Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak

harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan ( Zelfbegrotings-

system ).

Berhamba pada anak didik

Dalam perkembangan selanjutnya Taman siswa melengkapi “ Asas

1922” tersebut dengan “ Dasar-dasar 1947 “ yang disebut pula “ Panca Dharma “

yaitu :

Asas Kemerdekaan

Asas Kodrat Alam

Page 17: Makalah aliran pendidikan

17

Asas Kebudayaan

Asas Kebangsaan

Asas Kemanusiaan

Tujuan Perguruan Kebangsaan Taman Siswa adalah :

Sebagai Badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib

dan damai.

Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir batin, luhur

akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat

yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta

manusia pada umumnya.

b. Upaya-upaya Pendidikan yang Dilakukan Taman Siswa

Di lingkungan perguruan, untuk mencapai tujuannya Taman Siswa

berusaha dengan jalan sebagai berkut :

Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat

dasar sampai tingkat tinggi.

Mengikuti dan mempelajari perkembangan dunia di luar Taman Siswa.

Menumbuhkan lingkungan hidup keluraga Taman Siswa, sehingga dapat

tampak wujud masyarakat Taman Siswa yang dicita-citakan.

Meluaskan kehidupan ke Taman Siswa-an di luar lingkungan masyarakat

perguruan.

Menjalankan kerja pendidikan untuk masyarakat umum dengan dasar-dasar

dan hidup Taman Siswa

Menyelenggarakan usaha-usaha kemasyarakatan dalam masyarakat dalam

bentuk-bentuk badan social, Usaha-usaha pembentukan kesatuan hidup

kekeluargaan sebagai pola masyarakat baru Indonesia, usaha pendidikan

kader pembangunan.

Mengusahakan terbentuknya pusat – pusat kegiatan kemasyarakatan dalam

berbagai bidang kehidupan dan penghidupan masyarakat.

Page 18: Makalah aliran pendidikan

18

c. Hasil-hasil yang Dicapai

Berbagai hal seperti pemikiran tentang pendidikan nasional, lembaga –

lembaga pendidikan dari Taman Indria sampai dengan Sarjana Wiyata, dan

sejumlah besar alumni perguruan. Ketiga pencapaian itu merupakan pencapaian

sebagai suatu yayasan pendidikan.

2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

Ruang pendidik INS ( Indonesia Nederlandsche School ) didirikan oleh

Mohammad Syafei ( lahir di Matan, Kalbar tahun 1895 ) pada tanggal 31 Oktober

1926 di Kayu Tanam ( Sumatera barat ). Dimulai dengan 75 murid, dibagi dalam dua

kelas, serta masuk sekolah bergantian karena gurunya hanya satu, yakni Moh. Syafei

sendiri. Sekolah ini mengalami pasang surut sesuai dengan keadaan Indonesia saat

itu.

a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mempunyai asas-

asas sebagai berikut :

Berpikir logis dan rasional

Keaktifan atau kegiatan

Pendidikan masyarakat

Memperhatikan pembawaan anak

Menentang intelektualisme

Setelah kemerdekaan Indonesia, Moh. Sjafei mengembangkan asas-asas

pendidikan INS menjadi dasar-dasar pendidikan Republik Indonesia, menjadi

sebagai berikut :

Ke-Tuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan, Kerakyatan, Kebangsaan,

Kebangsaan, Gabungan antara pendidikan ilmu umum dan kejuruan, Percaya

pada diri sendiri juga pada Tuhan, Berakhlak ( bersusila ) setinggi mungkin,

Page 19: Makalah aliran pendidikan

19

Bertanggung jawab akan keselamatan nusa dan bangsa, Berjiwa aktif positif,

Mempunyai daya cipta, Cerdas, logis dan rasional, Berperasaan tajam, halus dan

estetis,Gigih atau ulet yang sehat,Correct atau tepat,Emosional atau

terharu,Jasmani sehat dan kuat,Cakap berbahasa,Sanggup hidup sederhana,

Sanggup mengerjakan sesuatu pekerjaan, Sebanyak mungkin memakai kebuyaan

nasional, Waktu mengajar para guru menjadi objek dan murid sebagai subjek,

Para guru mencontohkan pelajaran-pelajarannya, Diusahakan agar pelajar

mempunyai darah ksatria, Mempunyai jiwa konsentrasi,

Pemeliharaan(perawatan) sesuatu usaha, Menepati janji, Sebelum pekerjaan

dimulai dibiasakan menimbangnya dulu sebaik-baiknya, Kewajiban harus

dipenuhi, Hemat.

Tujuan Ruang Pendidik INS kayu Tanam adalah :

Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan

Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat

Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat

Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung

jawab

Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan

b. Usaha-usaha Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

Memantapkan dan menyebarluaskan gagasan – gagasannya tentang

pendidikan nasional

Menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan dan program khusus untuk

menjadi guru

Penerbitan Majalah anak –anak (Sendi), buku bacaan dalam rangka

pemberantasan buta huruf dan angka, mencetak buku – buku pelajaran.

Pengembangan Ruang Pendidik INS (kelembagaan, sarana/ prasarana, dan

lain-lain)

Page 20: Makalah aliran pendidikan

20

c. Hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

Mengupayakan gagasan – gagasan tentang pendidikan nasional (terutama

pendidikan keterampilan / kerajinan), beberapa ruang pendidikan ( jenjang

persekolahan ), dan sejumlah alumni.

Page 21: Makalah aliran pendidikan

21

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Aliran-aliran klasik meliputi aliran empirisme, nativisme, naturalisme, konvergensi,

progresifisme, esensialisme, perenialisme, dan konstriktivisme yang merupakan penghubung

pemikiran – pemikiran pendidikan masa lalu, kini, dan mungkin yang akan datang.

Aliran klasik berpengaruh terhadap pemikiran dan praktek pendidikan di Indonesia,

sehingga menimbulkan gerakan baru terhadap pelaksanaan pendidikan di Indonesia.

Dua aliran pokok di Indonesia yaitu : Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang

Pendidik INS Kayu Tanam.

B. SARAN

Page 22: Makalah aliran pendidikan

22

DAFTAR PUSTAKA

Farihah, Nick. 2011. Aliran-aliran dalam Pendidikan, (Online),

(http://catatanfarihah.wordpress.com/2011/04/11/62/), diakses 25 September 2014

Firdaus Rahmatulla, Muhammas. 2010. Makalah Pengantar Pendidikan, (Online),

(http://firdaus-rahmatullah.blogspot.com/2010/07/makalah-pengantar-

pendidikan.html),diakses 25 September 2014

Rozien, Iebdha. 2012. Pengantar Ilmu Pendidikan (Aliran-aliran Pendidikan), (Online),

(http://iebdharozien.blogspot.com/2013/03/pengantar-ilmu-pendidikanaliran-

aliran.html),diakses 25 September 2014