makalah al quran sebagai obat

23
TUGAS MATA KULIAH ALQUR’AN MAKALAH dan PRESENTASI “AL QUR’AN SEBAGAI OBAT” Disusun Oleh : Kelompok ..... Nur Halima ........................ ......................... SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL IBROHIMY i

Upload: dei-gratia

Post on 04-Aug-2015

363 views

Category:

Documents


62 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Al Quran Sebagai Obat

TUGAS MATA KULIAH ALQUR’AN

MAKALAH dan PRESENTASI

“AL QUR’AN SEBAGAI OBAT”

Disusun Oleh : Kelompok .....

Nur Halima

........................

.........................

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL IBROHIMY

( STITAL TANJUNGBUMI )

2012

i

Page 2: Makalah Al Quran Sebagai Obat

DAFTAR ISI

Halaman sampul.................................................................................................................. i

Daftar isi.............................................................................................................................. ii

Kata pengantar.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang....................................................................................................... 1

1.2. Tujuan.................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2

2.1. Al Qur'an obat segala penyakit.............................................................................. 2

2.2. Penjelasan tafsir ayat............................................................................................. 3

2.3. Al-Qur`an Menyembuhkan Penyakit Jasmani....................................................... 5

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 9

4.1. Kesimpulan............................................................................................................ 9

4.2. Saran......................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11

ii

Page 3: Makalah Al Quran Sebagai Obat

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya panulis dapat

menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Al Qur’an Sebagai Obat”. Penulisan

makalah ini adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas Mata

Kuliah“Al Qur’an” di STITAL Tanjungbumi.

Dalammakalah ini kami membahas tentang Masalah dalam pernikahan yang berkaitan

dengan Terjadinya pernikahan Siri dan nikah tanpa wali atau saksi, dengan adanya makalah ini

pula diharapkan para mahasiswa dapat mengetahui Terjadinya Permasalahan yang timbul dalam

masalah pernikahan. Dan dalam penulisan makalah ini timpenulis merasa masih banyak

kekurangan – kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan

kemampuan yang dimiliki tim penulis,untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua

pembaca, terutama dari Desen Pengampu, sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan

makalah ini.

Akhirnyakami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung

dalam penyusunan makalah ini dan penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang

setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini

bernilai ibadah. Amin Yaa Rabbal Alamin.

Tanjungbumi, 16 October 2012

Tim Penulis

iii

Page 4: Makalah Al Quran Sebagai Obat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sekarang ini bermunculan berbagai jenis penyakit yang tidak didapati di zaman

salaf dahulu.Kalau kita menghayati Al Qur'an tentu kita sepakat jawabannya bahwa hal

tersebut berbanding lurus dengan semakin banyaknya dosa dan kemungkaran yang

merajalela di seluruh bumi ini.Anda juga tentu paham, bahwa beberapa jenis penyakit

tersebut sudah ditemukan obatnya dalam dunia medis, akan tetapi jika ingin bertahan hidup

siap-siaplah mengutang, menjual barang-barang berharga yang kita miliki atau tabungan di

bank akan terkuras yang belum ada jaminan juga akan sembuh. Sebagai gambaran, biaya

cuci darah saja bagi orang yang gagal ginjal, sekali cuci darah minimal kita harus menarik

uang minimal Tujuh Ratus lima puluh Ribu Rupiah. Seorang yang gagal ginjal untuk

bertahan hidup harus cuci darah minimal tiga kali dalam sepekan.

Dengan demikian maka sekarang saatnyalah ummat ini kembali kepada Al Qur'an,

kembali dalam arti total, menjadikan sebagai referensi dalam seluruh aktifitas

kehidupan.Kita mulai dengan membacanya, mentadabburnya, mengamalkan

kandungannya, menda'wahkan dan memperjuangkannya sebagai pedoman hidup.Termasuk

kembali mengambil manfaatnya sebagai Syifa atas berbagai penyakit.Tidak perlu butuh

biaya, yang dibutuhkan adalah keyakinan dan kesabaran dalam mengamalkannya dan

kesabaran menjalani terapi dengan Al Qur'an. 

1.2. Tujuan

Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Al Qur’an. Manfaat

dari penulisan makalah ini adalah untuk memahami makna ayat al qur’an terutama yang

berhubungan dengan pengubatan secara islami, baik itu penyakit hati/rohani ataupun

penyakit jasmani, maka dengan demikian karena al qur’an adalah sumber dari segalanya

maka sudah waktunya untuk kembali pada Al Qur’an.

1

Page 5: Makalah Al Quran Sebagai Obat

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Al-Qur`an Obat Segala Penyakit

Al-Qur`an mengandung penyembuh dan rahmat. Dan ini tidak berlaku untuk semua

orang, namun hanya bagi kaum mukminin yang membenarkan ayat-ayat-Nya dan berilmu

dengannya.Adapun orang-orang dzalim yang tidak membenarkan dan tidak

mengamalkannya, maka ayat- ayat tersebut tidaklah menambah baginya kecuali

kerugian.Karena, hujjah telah ditegakkan kepadanya dengan ayat-ayat itu.

ا ار� خ�س� � ال إ ن� مي الظ�ال د� �زي ي � و�ال ن� ي م�ؤ من ل ل ح م�ة� و�ر� ف�اء� ش ه�و� م�ا آن ق�ر ال من� ل� �ز) �ن و�ن

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi

orang-orang yang beriman dan Al-Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang-orang

yang dzalim selain kerugian.” (Al-Isra`: 82)

Penjelasan Beberapa Mufradat Ayat ل� �ز) �ن Kami“ن turunkan.” Jumhur ahli qiraah

membacanya dengan diawali nun dan bertasydid. Adapun Abu ‘Amr membacanya dengan

tanpa tasydid ( زل� �ن Sedangkan Mujahid membacanya dengan diawali huruf ya` dan tanpa .(ن

tasydid ( زل� �ن* Al-Marwazi.(ي juga meriwayatkan demikian dari Hafs1. آن ر ق*� ال dari“من� Al-

Qur`an.” Kata min ( dalam ayat ini, menurut pendapat yang rajih (kuat), menjelaskan (من

jenis dan spesifikasi yang dimiliki Al-Qur`an. Kata min di sini tidak bermakna “sebagian”,

yang mengesankan bahwa di antara ayat-ayat Al-Qur`an ada yang tidak termasuk syifa`

(penawar), sebagaimana yang dirajihkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullahu. Kata min pada

ayat ini seperti halnya yang terdapat dalam firman-Nya:

ر ض� أل ا في �ه�م ف�ن ل �خ ت �س �ي ل ح�ات الص�ال �وا و�ع�مل �م ك من �وا آم�ن ن� �ذي ال الله� و�ع�د�

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan

mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan

mereka berkuasa di bumi…” (An-Nur: 55)

1Tafsir Al-Qurthubi, 10/315 dan Fathul Qadir, Asy-Syaukani, 3/253

2

Page 6: Makalah Al Quran Sebagai Obat

Kata min dalam lafadz �م ك tidaklah bermakna sebagian, sebab mereka seluruhnya من

adalah orang- orang yang beriman dan beramal shalih2. ف�اء� ”.Penyembuh“ش* Penyembuh

yang dimaksud di sini meliputi penyembuh atas segala penyakit, baik rohani maupun

jasmani, sebagaimana yang akan dijelaskan dalam tafsirnya.

2.2. Penjelasan Tafsir Ayat

Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan

tentang kitab-Nya yang diturunkan kepada Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu

Al-Qur`an, yang tidak terdapat kebatilan di dalamnya baik dari sisi depan maupun

belakang, yang diturunkan dari Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji, bahwa

sesungguhnya Al-Qur`an itu merupakan penyembuh dan rahmat bagi kaum mukminin.

Yaitu menghilangkan segala hal berupa keraguan, kemunafikan, kesyirikan, penyimpangan,

dan penyelisihan yang terdapat dalam hati.Al-Qur`an- lah yang menyembuhkan itu semua.

Di samping itu, ia merupakan rahmat yang dengannya membuahkan keimanan, hikmah,

mencari kebaikan dan mendorong untuk melakukannya. Hal ini tidaklah didapatkan kecuali

oleh orang yang mengimani, membenarkan, serta mengikutinya. Bagi orang yang seperti

ini, Al-Qur`an akan menjadi penyembuh dan rahmat.

Adapun orang kafir yang mendzalimi dirinya sendiri, maka tatkala mendengarkan

Al-Qur`an tidaklah bertambah baginya melainkan semakin jauh dan semakin kufur. Dan

sebab ini ada pada orang kafir itu, bukan pada Al-Qur`annya. Seperti firman Allah

Subhanahu wa Ta’ala:

ع�م�ى هم �ي ع�ل و�ه�و� و�ق ر� هم آذ�ان في �و ن� �ؤ من ي � ال ن� �ذي و�ال ف�اء� و�ش ه�د�ى �وا آم�ن ن� �ذي ل ل ه�و� ق�ل

د? �عي ب �ان? م�ك من �اد�و ن� �ن ي ك� �ئ ول� أ

“Katakanlah: ‘Al-Qur`an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang

beriman.Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang

Al-Qur`an itu suatu kegelapan bagi mereka.Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang

dipanggil dari tempat yang jauh’.” (Fushshilat: 44)

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

2Lihat Tafsir Al-Qurthubi, 10/316, Fathul Qadir, 3/253, dan At-Thibb An-Nabawi, Ibnul Qayyim, hal. 138

3

Page 7: Makalah Al Quran Sebagai Obat

�وا آم�ن ن� �ذي ال م�ا� ف�أ �ا م�ان ي إ ه�ذه ه� اد�ت ز� �م Jك ي

� أ �ق�و ل� ي م�ن ه�م ف�من ة� و ر� س� زل�ت ن� أ م�ا ذ�ا و�إ

. ل�ى إ ا رج س� ه�م اد�ت ف�ز� م�ر�ض� هم �و ب ق�ل في ن� �ذي ال م�ا� و�أ و ن� ر� ش �ب ت �س ي و�ه�م �ا م�ان ي إ ه�م اد�ت ف�ز�

و ن� �افر� ك و�ه�م �وا و�م�ات هم رج س

“Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada

yang berkata: ‘Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat

ini?’ Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, sedang

mereka merasa gembira. Adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit,

maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah

ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.” (At-Taubah: 124-125)

Al-’Allamah Abdurrahman As-Sa’di rahimahullahu berka3bahwa “Al-Qur`an

mengandung penyembuh dan rahmat. Dan ini tidak berlaku untuk semua orang, namun

hanya bagi kaum mukminin yang membenarkan ayat-ayat-Nya dan berilmu

dengannya.Adapun orang-orang dzalim yang tidak membenarkan dan tidak

mengamalkannya, maka ayat- ayat tersebut tidaklah menambah baginya kecuali

kerugian.Karena, hujjah telah ditegakkan kepadanya dengan ayat-ayat itu.

Penyembuhan yang terkandung dalam Al-Qur`an bersifat umum meliputi

penyembuhan hati dari berbagai syubhat, kejahilan, berbagai pemikiran yang merusak,

penyimpangan yang jahat, dan berbagai tendensi yang batil. Sebab ia (Al-Qur`an)

mengandung ilmu yakin, yang dengannya akan musnah setiap syubhat dan kejahilan. Ia

merupakan pemberi nasehat serta peringatan, yang dengannya akan musnah setiap syahwat

yang menyelisihi perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di samping itu, Al-Qur`an juga

menyembuhkan jasmani dari berbagai penyakit.

Adapun rahmat, maka sesungguhnya di dalamnya terkandung sebab-sebab dan

sarana untuk meraihnya.Kapan saja seseorang melakukan sebab-sebab itu, maka dia akan

menang dengan meraih rahmat dan kebahagiaan yang abadi, serta ganjaran kebaikan, cepat

ataupun lambat4.”

2.3. Al-Qur`an Menyembuhkan Penyakit Jasmani

3Tafsir Ibnu Katsir, 3/60

4Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 465

4

Page 8: Makalah Al Quran Sebagai Obat

Suatu hal yang menjadi keyakinan setiap muslim bahwa Al-Qur`anul Karim

diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk memberi petunjuk kepada setiap manusia,

menyembuhkan berbagai penyakit hati yang menjangkiti manusia, bagi mereka yang diberi

hidayah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dirahmati-Nya. Namun apakah Al-Qur`an

dapat menyembuhkan penyakit jasmani?

Dalam hal ini, para ulama menukilkan dua pendapat: Ada yang mengkhususkan

penyakit hati; Ada pula yang menyebutkan penyakit jasmani dengan cara meruqyah, ber-

ta’awudz, dan semisalnya. Ikhtilaf ini disebutkan Al-Qurthubi dalam Tafsir-nya. Demikian

pula disebutkan Asy- Syaukani dalam Fathul Qadir, lalu beliau berkata: “Dan tidak ada

penghalang untuk membawa ayat ini kepada dua makna tersebut5.”

Pendapat ini semakin ditegaskan Syaikhul Islam Ibnul Qayyim rahimahullahu dalam

kitabnya Zadul Ma’ad:

“Al-Qur`an adalah penyembuh yang sempurna dari seluruh penyakit hati dan jasmani, demikian pula penyakit dunia dan akhirat.Dan tidaklah setiap orang diberi keahlian dan taufiq untuk menjadikannya sebagai obat. Jika seorang yang sakit konsisten berobat dengannya dan meletakkan pada sakitnya dengan penuh kejujuran dan keimanan, penerimaan yang sempurna, keyakinan yang kokoh, dan menyempurnakan syaratnya, niscaya penyakit apapun tidak akan mampu menghadapinya selama-lamanya. Bagaimana mungkin penyakit tersebut mampu menghadapi firman Dzat yang memiliki langit dan bumi. Jika diturunkan kepada gunung, maka ia akan menghancurkannya. Atau diturunkan kepada bumi, maka ia akan membelahnya. Maka tidak satu pun jenis penyakit, baik penyakit hati maupun jasmani, melainkan dalam Al-Qur`an ada cara yang membimbing kepada obat dan sebab (kesembuhan) nya.” (Zadul Ma’ad, 4/287)

Beberapa riwayat berkenaan tentang pengobatan dengan Al-Qur`an di antaranya

adalah apa yang diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim, dan lainnya dari hadits ‘Aisyah

radhiallahu ‘anha.Beliau radhiallahu ‘anha berkata: “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi

wa sallam terkena sihir, sehingga beliau menyangka bahwa beliau mendatangi istrinya

padahal tidak mendatanginya.Lalu beliau berkata: ‘Wahai ‘Aisyah, tahukah kamu bahwa

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengabulkan permohonanku?Dua lelaki telah datang

kepadaku. Kemudian salah satunya duduk di sebelah kepalaku dan yang lain di sebelah

kakiku. Yang di sisi kepalaku berkata kepada yang satunya: ‘Kenapa beliau?’Dijawab:

‘Terkena sihir.’Yang satu bertanya: ‘Siapa yang menyihirnya? ’Dijawab: ‘Labid bin Al-

5Fathul Qadir, 3/253

5

Page 9: Makalah Al Quran Sebagai Obat

A’sham, lelaki dari Banu Zuraiq sekutu Yahudi, ia seorang munafiq.’(Yang satu) bertanya:

‘Dengan apa?’Dijawab: ‘Dengan sisir, rontokan rambut.’(Yang satu) bertanya: ‘Di

mana?’Dijawab: ‘Pada mayang korma jantan di bawah batu yang ada di bawah sumur

Dzarwan’.”

‘Aisyah radhiallahu ‘anha lalu berkata: “Nabi lalu mendatangi sumur tersebut

hingga beliau mengeluarkannya. Beliau lalu berkata: ‘Inilah sumur yang aku diperlihatkan

seakan-akan airnya adalah air daun pacar dan pohon kormanya seperti kepala-kepala

setan’. Lalu dikeluarkan. Aku bertanya: ‘Mengapa engkau tidak mengeluarkannya (dari

mayang korma jantan tersebut.)? Beliau menjawab: ‘Demi Allah, sungguh Allah telah

menyembuhkanku dan aku membenci tersebarnya kejahatan di kalangan manusia’.”

Hadits ini diriwayatkan Al-Bukhari dalam Shahih-nya (kitab At-Thib, bab Hal

Yustakhrajus Sihr? jilid 10, no. 5765, bersama Al-Fath). Juga dalam Shahih-nya (kitab Al-

Adab, bab Innallaha Ya`muru Bil ‘Adl, jilid 10, no. 6063). Juga diriwayatkan oleh Al-

Imam Asy-Syafi’i sebagaimana yang terdapat dalam Musnad Asy-Syafi’i (2/289, dari

Syifa`ul ‘Iy), Al-Asfahani dalam Dala`ilun Nubuwwah (170/210), dan Al-Lalaka`i dalam

Syarah Ushul I’tiqad Ahlis Sunnah (2/2272). Namun ada tambahan bahwa ‘Aisyah berkata:

“Dan turunlah (firman Allah Subhanahu wa Ta’ala):

. �ق� خ�ل م�ا ر) ش� من ف�ل�ق ال ب) ر� ب ع�و ذ�� أ ق�ل

Demikian pula yang diriwayatkan Al-Imam Bukhari rahimahullahu dalam Shahih-

nya, dari hadits Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu, beliau berkata: “Sekelompok

shahabat Nabi berangkat dalam suatu perjalanan yang mereka tempuh. Singgahlah mereka

di sebuah kampung Arab.Mereka pun meminta agar dijamu sebagai tamu, namun penduduk

kampung tersebut enggan menjamu mereka.

Selang beberapa waktu kemudian, pemimpin kampung tersebut terkena sengatan

(kalajengking).Penduduk kampung tersebut pun berusaha mencari segala upaya

penyembuhan, namun sedikitpun tak membuahkan hasil. Sebagian mereka ada yang

berkata: ‘Kalau sekiranya kalian mendatangi sekelompok orang itu (yaitu para shahabat),

mungkin sebagian mereka ada yang memiliki sesuatu.’

6

Page 10: Makalah Al Quran Sebagai Obat

Mereka pun mendatanginya, lalu berkata: “Wahai rombongan, sesungguhnya

pemimpin kami tersengat (kalajengking). Kami telah mengupayakan segala hal, namun

tidak membuahkan hasil.Apakah salah seorang di antara kalian memiliki sesuatu? Sebagian

shahabat menjawab: ‘Iya. Demi Allah, aku bisa meruqyah. Namun demi Allah, kami telah

meminta jamuan kepada kalian namun kalian tidak menjamu kami.Maka aku tidak akan

meruqyah untuk kalian hingga kalian memberikan upah kepada kami.’

Mereka pun setuju untuk memberi upah beberapa ekor kambing6. Maka dia (salah

seorang shahabat) pun meludahinya dan membacakan atas pemimpin kaum itu

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin (Al-Fatihah). Pemimpin kampung tersebut pun merasa

terlepas dari ikatan, lalu dia berjalan tanpa ada gangguan lagi.

Mereka lalu memberikan upah sebagaimana telah disepakati. Sebagian shahabat

berkata: ‘Bagilah.’ Sedangkan yang meruqyah berkata: ‘Jangan kalian lakukan, hingga kita

menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu kita menceritakan kepadanya apa

yang telah terjadi. Kemudian menunggu apa yang beliau perintahkan kepada kita.’

Merekapun menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian melaporkan hal

tersebut. Maka beliau bersabda: ‘Tahu dari mana kalian bahwa itu (Al-Fatihah) memang

ruqyah?’ Lalu beliau berkata: ‘Kalian telah benar. Bagilah (upahnya) dan berilah untukku

bagian bersama kalian’, sambil beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa.”

Adapun hadits yang diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda: آن� ق�ر ال الد�و�اء ر� ي Sebaik-baik“خ� obat adalah Al-Qur`an.”Dan hadits: ه�و� آن� ق�ر ال

Al-Qur`an adalah obat.”Keduanya adalah hadits yang dha’if, telah dilemahkan oleh“الد�و�اء�

Al-Allamah Al-Albani rahimahullahu dalam Dha’if Al-Jami’ Ash-Shagir, no. 2885 dan

4135.Membuka Klinik Ruqyah

Di antara penyimpangan terkait dengan ruqyah adalah menjadikannya sebagai

profesi, seperti halnya dokter atau bidan yang membuka praktek khusus.Ini merupakan

amalan yang menyelisihi metode ruqyah di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Asy-Syaikh Shalih Alus Syaikh berkata ketika menyebutkan beberapa penyimpangan

dalam meruqyah:

“Pertama, dan yang paling besar (kesalahannya), adalah menjadikan bacaan (untuk

penyembuhan) atau ruqyah sebagai sarana untuk mencari nafkah, di mana dia

6Dalam riwayat lain: 30 ekor kambing, sesuai jumlah mereka

7

Page 11: Makalah Al Quran Sebagai Obat

memfokuskan diri secara penuh untuk itu.Memang telah dimaklumi bahwa manusia

membutuhkan ruqyah.Namun memfokuskan diri untuk itu, bukanlah bagian dari petunjuk

para shahabat di masanya.Padahal di antara mereka ada yang sering meruqyah.Namun

bukan demikian petunjuk para shahabat dan tabi’in.(Menjadikan meruqyah sebagai profesi)

baru muncul di masa-masa belakangan.

Petunjuk Salaf dan bimbingan As-Sunnah dalam meruqyah adalah seseorang

memberikan manfaat kepada saudara-saudaranya, baik dengan upah ataupun tidak.Namun

janganlah dia memfokuskan diri dan menjadikannya sebagai profesi seperti halnya dokter

yang mengkhususkan dirinya (pada perkara ini).Ini baru dari sudut pandang bahwa hal

tersebut tidak terdapat (contohnya) pada zaman generasi pertama.

Demikian pula dari sisi lainnya.Apa yang kami saksikan pada orang-orang yang

mengkhususkan diri (dalam meruqyah) telah menimbulkan banyak hal terlarang. Siapa

yang mengkhususkan dirinya untuk meruqyah, niscaya engkau mendapatinya memiliki

sekian penyimpangan.Sebab dia butuh prasyarat-prasyarat tertentu yang harus dia tunaikan

dan yang harus dia tinggalkan.Serta ‘menjual’ tanpa petunjuk. Barangsiapa meruqyah

melalui kaset-kaset, suara-suara, di mana dia membaca di sebuah kamar, sementara speaker

berada di kamar yang lain, dan yang semisalnya, merupakan hal yang menyelisihi nash. Ini

sepantasnya dicegah untuk menutup pintu (penyimpangan). Sebab sangat mungkin akan

menjurus kepada hal-hal tercela dari para peruqyah yang mempopulerkan perkara-perkara

yang terlarang atau yang tidak diperkenankan syariat. (Ar-Ruqa Wa Ahkamuha, Asy-

Syaikh Shalih Alus Syaikh, hal. 20-21)

8

Page 12: Makalah Al Quran Sebagai Obat

BAB III

PENUTUP

1.1. Kesimpulan

Sebagai umat islam, kita diwajibkan untuk mengetahui serta memperdalam sumber

ajaran agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Karena sumber ajaran agama islam

merupakan media penuntun agar kita dapat melaksanakan semua perintah Allah dan semua

larangan-Nya. Agama islam pun tidak mempersulit kita dalam mempelajari seluk beluk

agama islam. Karena terdapat tingkatan sumber ajaran agama islam yang harus kita

pedomani.

Fungsi dari al-Qur’an itu sendiri ada 4 yaitu petunjuk, penjelas, pembeda dan

obat.Petunjuk artinya al-Qur’an merupakan suatu aturan yang harus diikuti, layaknya

sebuah papan jalan yang di temple pada jalan-jalan. Seseorang yang tidak mengetahui jalan,

jika ia mengabaikan petujuk jalan itu dan dan berjalan tidak sesuai dengan petunjuknya

sudah pastilah orang tersebut akan tersesat. Sama seperti orang hidup di dunia ini, jika ia

mengabaikan petunjuk dari Allah maka pastilah jalannya akan tersesat.

fungsi al-Qur’an sebagai obat. Ibarat resep dari seorang dokter, pasien sering sulit

untuk membacanya bahkan memahaminya.Tetapi seorang pasien percaya bahwa resep

tersebut tidak mungkin salah karena dokter diyakini tidak mungkin berbohong.Sama seperti

halnya dengan al-qur’an, al-qur’an adalah resep yang diberikan oleh Allah dan sudah pasti

resep tersebut tidak mungkin salah karena Allah maha besar.Dengan demikian tidak

menjadi masalah apabila ada beberapa ayat dalam al-Qur’an yang belum kita mengerti

maksud dan tujuannya, maka jalankan sajalah.Sebab kalau harus menunggu kita memahami

semua maksudnya bisa-bisa waktu kita di dunia ini habis terlebih dahulu sebelum kita

menjalankan semua perintah-perintah-Nya.

Selain itu, obat yang diberikan oleh dokter tidak semuanya manis kadang ada yang pahit

dan manis. Tetapi dokter berpesan agar meminum obat tersebut dengan teratur dan sampai

habis, sebab kalau tidak teratur dan habis penyakitnya tidak sembuh.Begitupula dengan al-

Qur’an adalah obat, tidak semua perintah dalam al-Qur’an sesuai dengan keinginan dan

kemauan manusia, tetapi Allah menghendaki kita untuk mengamalkan semua firmannya

tanpa terkecuali. Tidak ada pemilihan dan pemilahan ayat-ayat tertentu untuk diamalkan

sedangkan yang lain dibirkan.

9

Page 13: Makalah Al Quran Sebagai Obat

1.2. Saran

Sebaiknya pembahasan mengenai Al Qur’an sebagai obat tidak hanya dilakukan

oleh kalangan tertentu saja namun akan lebih baik apabila disosialisasikan pada masyarakat

agar masyarakat dapat terbantu dalam mengurangi terjadinya permasalahan yang terkait

dengan berbagai penyakat yang saat ini semakin merajalela dan membuat resah masyarakat

awam, karena dengan kembali kepada Al qur’an sebagai sumber referensi, maka keyakinan

akan kebesaran Alloh kita akan bertambah dan jauh dari kemusrikan, karena di samping al

qur’an sebagai pedoman hidup, al qur’an sebagai obat untuk segala macam penyakit, baik

rohani ataupun jasmani.

10

Page 14: Makalah Al Quran Sebagai Obat

DAFTAR PUSTAKA

Kitab At-Thib, bab Hal Yustakhrajus Sihr, jilid 10, no. 5765, bersama Al-Fath

Kitab Al-Adab, bab Innallaha Ya`muru Bil ‘Adl, jilid 10, no. 6063

Maktabah syamilah

http://www.asysyariah.com

Google search : Definisi al qur'an

Al Qur'an digital Online

11