makalah akuntansi keuangan
TRANSCRIPT
KANTOR PUSAT DAN CABANG
Kantor Cabang (branch) adalah kantor perwakilan yang didirikan oleh kantor pusat (home office) dimana cabang didirikan dilokasi yang berbeda dengan lokasi kantor pusat Kantor cabang di berikan hak otonomi oleh kantor pusat untuk mengatur dan mengelola kegiatan bisnisnya seperti membeli dan memasarkan barangnya ke konsumen.Hal yang harus diperhatikan adalah kantor cabang berbeda dengan agen penjualan. Agen penjualan adalah perwakilan perusahaan tetapi agen tidak memiliki hak otonomi untuk mengatur dan mengelola bisnisnya. Jadi agen hanya merupakan bagian dari perusahaan yang bertugas untuk menerima order pembelian dari konsumen dan meneruskan ke perusahaan untuk diselesaikan. Sehingga, hubungan dengan kantor pusat antara cabang dan agen serta pencatatan akuntansi juga berbeda.
Pencapaian tujuan pemasaran Agen (Agency) atau Cabang (Branch)
Perbedaan agen penjualan dan kantor cabang :
Agen Penjualan Kantor Cabang1. Pembukuan Buku kas, penerimaan
dan pengeluaranPembukuan lengkap
2. Persediaan Tidak mempunyai persediaan
Mempunyai persediaan
3.Kebijakan Penjualan dan Piutang
Ditentukan pusat Menentukan sndiri
4. Modal Kerja Dikirim pusat dan tidak mengurus uang tunai selain modal kerja yang diberikan oleh kantor pusat
Mengelola uang tunai dan melaksanakan pembayaran atas inisiatif sendiri.
Hubungan kantor Pusat dan Agen usaha dari suatu agen
Agen yang bekerja sebagai suatu unit organisasi penjualan lokal (di daerah tertentu) berada di bawah pengawasan kantor pusat (bagian penjualan) dan biasanya tidak mengadakan persediaan (stock) selain dari contoh-contoh atau monster (samples), dari pada barang-barang yang akan ditawarkan untuk di jual.contoh-contoh barang yang akan di tawarkan dan mungkin juga di iklankan itu di beri oleh kantor pusat.semua biaya yang bersangkutan dengan agen sselain yang dikeluarkan oleh agen dengan mempergunakan modal kerja yang diterimanya, diperhitungkan dan di tanggung oleh kantor pusat.
Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 1
PEMBUKUAN UNTUK SUATU AGEN
Akutansi terhadap usaha keagenan tidak membutuhkan penyusunan buku-buku secara lengkap.pada umumnya agen cukup menyelenggarakan buku kas untuk mencatat penerimaan (dan pengisian kembali) modal kerja dari kantor pusat, dan pengeluaran-pengeluaran untuk berbagai macam gaya. pengeluaran kas biasanya di catat dalam bentuk rangkap dengan cara membuat tembusannya.
PEMBUKUAN UNTUK KANTOR PUSAT
pembukuan terhadap transaksi-transaksi dengan agen,yang akan selenggarakan oleh kantor pusat,tergantung pada tujuan yang dikehendaki,yaitu mengenai laba(rugi) yang didapat dari aktifitas penjualan melalui agen tersebut.dalam hal ini terdapat dua alternatif sebagai berikut:
- Laba (rugi) yang didapat dari aktifitas penjualan melalui agen(tiap-tiap agen)tidak ditentukan secara terpisah.
- Laba(rugi) yang didapat dari aktifitas penjualan melalui agen ditentukan secara terpisah.Laba (rugi) aktivitas penjualan melalui agen di tentukan secara terpisah
Laba (rugi) aktifitas penjualan melalui agen tidak ditentukan secara terpisah
(1) pengiriman samle (monster) barang dagangan sebesar harga pokok Rp.100.00,00.Agen X Rp.100.000,00Pengiriman barang Kepada agen X Rp.100.000,00
Persediaan sampleAgen X Rp 100.000Pengiriman barang kepadaAgen x Rp 100.000
(2) pembentukan modal kerja Agen X sebesar Rp.50.000,00Modal kerja – Agen X Rp.50.000,00Kas Rp.50.000,00
Modal kerja Agen x Rp 50.000 Kas Rp 50.000
(3) penjualan melalui Agen X sebesar harga faktur Rp.1.000,00piutang dagang Rp.1.000.000,00hasil penjualan Agen X Rp.1.000.000,00
Piutang dagang Rp 1.000.000 Hasil penjualan Rp 1.000.000
(4) Harga pokok penjualan melalui agen X sebesar Rp.750.000,00Harga pokok penjualan –
Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 2
Agen X Rp.750.000,00Pengiriman barang kepada agen X Rp.750.000,00Pengiriman barang kepada agen x Rp. 750.000
5) laporan penggunaan & pengisian kembali modal kerja agen x sebesar Rp 45.000Macam-macam biaya Usaha agen x Rp 45.000 Kas Rp 45.000
Macam –macamBiaya usaha Rp 45.000 Kas Rp 45.000
6) gaji & komisi untuk agen x dibayar langsung oleh kantor pusat sebesar Rp 30.000 Gaji & komisi agen x Rp 30.000 Kas Rp 30.000
Gaji & komisi Rp 30.000 Kas Rp 30.000
7) menutup rekening pendapatan dan biaya-biaya agen ke rekening rugi laba aagen.Hasil penjualan –agen x Rp 1.000.000 Harga pokok penjualan Agen x Rp 750.000 Macam-macam biaya usaha Agen x Rp 45.000 Gaji & komisi Agen x Rp 30.000 Rugi laba Agen x Rp 175.000
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang
Telah dikemukakan banyak macam cara perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan dan pendapatannya.penggunaan berbagai macam saluran distribusi,cara penjualan,pembukaan,agen-agen penjualan,perwakilan dan kantor-kantor cabang diberbagai tempat pada umumnya mempunyai tujuan yang sama,yaitu dalam rangka meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menjual produknya.adapun sifat dan jenisnya usaha operasi kantor cabang biasanya berada dibawah pengelolaan seorang menager cabang yang bertanggung jawab langsung kepada top managemen dikantor pusat.manager cabang harus melaporkan informasi tentang volume aktifitas dan hasil usaha cabang kepada kantor pusatnya,karena dapat demikian penting untuk analisa dan pengambilan keputusan.kebijakan umum dan standart pelaksanaan yang biasa berlaku bagi dunia usaha,juga dilaksanakan terhadap cabang-cabang yang dibentuk oleh kantor pusat.garis besar bekerjanya suatu cabang adalah sebagai berikut;-cabang diberi modal kerja,baik beruba uang kas,barang-barang dagangan maupun aktiva lainnya oleh kantor pusat.
Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 3
-cabang dapat memberi barang dagangan dari pihak ke tiga untuk memenuhi kebutuhan permintaan barang-barang local yang tidak dapat dipenuhi oleh kantor pusat atau apabala pembelian itu dapat dipertanggung jawabkan secara ekonomis.-cabang melakukan aktivitas penjualan;mulai dari usaha-usaha untuk mendapatkan pembeli; mengirimkan barang atau menyerahkjan jasa-jasa kepada langganan, membuat faktur pnjualan menagih (mengumpulkan) piutang dan menyimpan uang didalam rekening banknya sendiri.
Sistem Akuntasi untuk Operasi Kantor Cabang
Sistem pengumpulan dan pengolahan data akuntasi terhadap transaksi-transaksi yang
terjadi di kantor cabang dapat di lakukan dengan berbagai cara. Sistem akuntasi terhadap
aktivitas kantor cabang pada dasarnya dapat dilaksanakan menurut sistem sentralisasi,
disentralisasi atau kombinasi di antara keduanya.
Sistem Sentralisasi
Apabila sistem sentralisasi dilaksanakan, maka pembukuan terhadap transaksi-transaksi
yang terjadi di kantor cabang di selenggarakan sepenuhnya oleh kantor pusat. Pada cara
ini kantor cabang cukup mengumpulkan dokumen-dokumen dasar, seperti penjualan,
catatan waktu kerja, voucher-voucher pengeluaran kas, dan bukti-bukti lainnya yg
mendukung terjadinya transaksi. Dan dokumen itu dikirim ke pusat untuk di catat di
dalam buku jurnal dan rekening-rekening buku besarnya.
Apabila laba (rugi) dari aktivitas cabang akan ditentukan terpisah dari kegiatan kantor
pusat, maka penggunaan buku-buku jurnal khusus atau rekening-rekening pendapatan,
harga pokok penjualan dan biaya kantor cabang harus disediakan di dalam susunan
rekening-rekening pembukuan kantor pusat. Sistem sentralisasi pada umumnya
dilaksanakan dalam rangka penghematan biaya administrasi. Sistem sentralisasi jyga
lebih menjamin penghematan biaya administrasi. Sistem sentralisasi juga lebih menjamin
adanya keseragaman prosedur dan metode-metode pembukuan yang di terapkan baik
untuk aktivitas kantor pusat, maupun aktivitas kantor cabangnya. Akan tetapi
keterlambatan informasi yg di terima oleh kantor pusat pada umumnya akan merupakan
faktor yang menyebabkan keterlambatan penyajian laporan keuangan secara periodik.
Sistem Desentralisasi
Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 4
Pada car ini setiap cabang menyelenggrakan pembukuan atas transaksi-transaksi yang
terjadi pada cabang yang bersangkutan secara lengkap. Tiap-tiap cabang menyelengrakan
buku jurnal, buku besar dan buku tambahan apabila dianggap perlu. Apabila sistem ini
diselenggarakan, biasanya susunan dan klasifikasi rekening-rekening pembukuan pada
tiap-tiap kantor cabang mengikuti dan sesuai dengan susunan dan klasifikasi yang pada
kantor pusat.
Proses akuntasi pada kantor cabang di selenggrakan seperti halnya pada perusahaan yang
berdiri sendiri, kecuali bahwa kantor cabang tidak menyelengarakan rekening modal.
Suatu rekening khusus yang berfungsi sama dengan rekening modal di dalam suatu
perusahaan pada umunya harus dibentuk untuk menampung selisi antara aktiva dan
hutang-hutang kantor cabang. Rekening khusus yang biasanya disebut rekening “R/K –
Kantor Pusat” merupakan modal bagi kantor cabang di satu pihak dan merupakan
investasi atau peneneman modal oleh kantor pusat di cabang yg bersangkutan.
Hasil akhir dari proses akuntasi pada kantor cabang ini akan tercemin di dalam laporan
keuangan kantor cabang secara individual. Sedangkan proses penyusunan laporan
keuangan periodik pada kantor cabang juga dilaksanakan seperti biasanya pada
perusahaan-perusahaan yg berdiri sendiri.
Prinsip-prinsip Pelaksanaan Sistem Desentralisasi
Ciri pokok yang menghubungkan pembukuan di kantor cabang dan kantor pusat ialah
adanya rekening “R/K – Kantor Pusat” di dalam rekening-rekening pembukuan Kantor
Pusat. Kedua rekening tersebut merupakan rekening proforma.
Diselenggarakannya rekening-rekening aktiva, hutang, pendapatan dan biaya-biaya
kecuali untuk rekening modal di kantor cabang, dapat di ambil kesimpulan menegnai
adanya hubungan antara rekening-rekening pemnukukan d kantor pusat. Aktiva yg di
tepatkan dicabang adalah sebagian dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan sebagai satu
kesatuan usaha. Demikian pula galnya utang-utang yang terjadi di kantor cabang adalah
merupakan hutang-hutang yg terjadi di kantor cabang adalah merupakan hutang atau
kewajiban dari perusahaan sebagai suatu badan usaha yang terpisah dari pemiliknya.
Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 5
Hubungan antara kantor cabang dengan kantor pusatnya itu akan tercermin dalam
rekening buku besar yg diselengrakan oleh masing-masing pihak digambarkan berikut ini
:
Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 6
Rekening-rekening pembukuan Kantor Pusat
R/K – Kantor Cabang 100.000,-
Rekening-rekening pembukuan Kantor Cabang
Macam-macam Aktiva 150.000,-
Macam-macam Hutang50.000,-
R/K – Kantor Pusat100.000,-
Rekening “R/K – kantor Cabang” di dalam rekening-rekening pemnukuan kantor pusat
menunjukan saldo debit sebesar Rp. 100.000,- Jumlah tersebut merupakan selisih antara
aktiva yang di tempatkan sebesar Rp. 150.000,- dengan hutang-hutang yg terjadi sebesar
Rp. 50.000,- pada kantor cabang. Untuk menampung selisih antara aktiva aktiva dengan
hutang-hutangnya, kantor cabang menyelenggrakan rekening R/K – Kantor Pusat dan
saat yg sama mempunyai saldo kredit sebesar Rp. 100.000,- Rekening R/K – Kantor
Cabang dan R/K – Kantor Pusat karena mempunyai saldo di dalam rekening-rekening
pembukuan kantor cabang dipakai untuk menampung jumlah investasi oleh kantor pusat
di cabang sejak kantor cabang itu jumlah modal yg di tanamkan di kantor cabang.
Transaksi intern pada kantor cabang demikian iyu tidak mempengaruhi investasi kantor
di cabang yg jumlahya itu tidak mempengaruhi investasi pusat di cabang yg jumlahnya
sebesar Rp. 1.000.000,- oleh karena itu kantor pusat tidak melakukan pencatatan apapun
terhadap transaksi-transaksi pengeluaran kas di kantor cabang tersebut.
Pembelian alat-alat kantor oleh kantor cabang, hanya berakibatkan perubahan komposisi
terhadap aktiva yang di tempatkan di cabang dari sebelumnya berupa uang dan kas
seluruhnya kemudian menjadi uang kas sebesar Rp. 750.000,- dan aalat kantor sebesar
Rp. 250.000,- seperti ternyata di dalam rekening-rekening pembukuan kantor cabang
sebagai berikut
Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 7
Rekening-rekening pembukuan Kantor Cabang
R/K – Kantor Pusat1.000.000,- Kas
1.000.000,- 250.000,- 750.000,-
Alat-alat Kantor250.000,-
Rekening-rekening pembukuan Kantor Pusat
1.Pengiriman uang tunai ke cabang Rp. 1.000.000,-
R/K – Kantor Cabang 1.000.000,-
Kas1.000.000,-
2.Pembelian Alat Kantor, oleh Cabang Rp. 250.000,-
Sebagai unit usaha yang berdiri sendiri cabang mengeluarkan biaya-biaya untuk
memperoleh pendapatan. Seperti halnya perusahaan pada umumnya pendapatan dan
biaya-biaya akan mempengaruhi modal yang ditanamkan di dalam perusahaan, akan
tetapi pengaruh demikian tidak di catat secara langsung ke rekening modal bersangkutan.
Di dalam akuntasi pengaruh dari pendapatan dan biaya-biaya itu terhadap modal yg di
tanamkan, akan dikumpulkan selama satu periode akuntasi melalui Perhitungan Rugi-
Laba.
Secara periodik laba atau rugi usaha kantor cabang diperhitungkan dengan jumlah
investasi kantor pusat di cabang.
Laba yg di dapat oleh cabang berarti menambah jumlah investasi kantor pusat dan oleh
karenanya dikreditkan ke “R/K – Kantor Pusat” di dalam rekening-rekening pembukuan
kantor cabang. Di lain pihak kantor pusat akan menerbitkan rekening “R/K – Kantor
Cabang” dengan rekening lawan kredit pada rugi – Laba Kantor Cabang, sebagai
pengakuan terhadap akuntasi yang bersangkutan.
Contoh 1.
Dalam rangka meningkatakan omzet penjualannya PT. Yogjakarta telah membuka kantor cabangnya di
luar kota pada awal bulan Desember 1980. Ihktiasar transaksi yg terjadi di kantor cabang dalam bulan
Desember 1980, dan jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut, masing-masing oleh kantor
cabang dan kantor pusat adalah sebagai berikut :
Transaksi-transaksi
cabang
Buku-buku Cabang Buku-buku kantor pusat
1 sampai dengan 31 Desember
1980 :
1) Diterima uang dari
Kantor pusat sebesar Rp.
300.000,- sbg modal
kerja.
Kas 300.000,-
R/K– Kantor Pusat 300.000,-
R/K– Kantor Cabang 300.000,-
Kas 300.000,-
2) Diterima barang-barang
dari kantor pusat sebesar
harga pokok Rp.
600.000,-
Pengiriman Barang-barang dari
kantor pusat
600.000,-
R/K– Kantor Pusat 600.000,-
R/K– Kantor Cabang
600.000,-
Pengiriman Barang utk kantor
cabang
600.000,-
Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 8
3) Pembelian alat-alat
perlengkapan kantor oleh
cabang secara tunai,
dengan harga Rp.
200.000,0
Alat-alat Kantor
200.000,-
Kas
200.000,-
4) Penjualan oleh kantor
cabang, terdiri :
Tunai : Rp. 250.000,-
Kredit : Rp. 400.000,-
Jumlah Rp. 650.000,-
Kas
250.000,-
Piutang Dagang
400.000,-
Penjualan
650.000,-
5) Penerimaan pembayaran
piutang dari langganan :
Rp. 250.000,-
Kas 250.000,-
Piutang dagang 250.000,-
6) Biaya-biaya yg dibayar :
- Gaji & komisi Rp.
55.000,-
- Sewa Kantor Rp.
40.000,-
- Listrik air Rp.
5.000,-
- Macam-macam Rp.
25.000,-
- Jumlah Rp.
125.000,-
Gaji dan komisi Rp. 55.000,-
Sewa Kantor Rp. 40.000,-
Listrik & Air Rp. 5.000,-
Macam-macam Rp. 25.000,-
Kas
125.000,-
7) Pengiriman uang ke
kantor pusat sebesar Rp.
250.000,-
R/K – Kantor Pusat
250.000,-
Kas
250.000,-
Kas
250.000,-
R/K- Kantor Cabang
250.000,-
8) Biaya-biaya yg telah
dikeluarkan dan
diperhitungkan utk beban
kantor cabang, oleh
kantor pusat :
- Biaya asuransi : Rp.
20.000,-
- Brosur & kata-logus
Biaya Asuransi
20.000,-
Brosur & katalogus
30.000,-
Advetensi
25.000,-
Biaya bunga
75.000,-
R/K – Kantor Cabang
150.000,-
Persekot premi asuransi
20.000,-
Asuransi
30.000,-
Brosur & katalogus
25.000,-
Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 9
Rp. 30.000,-
- Advertesni : Rp.
25.000,-
- Bunga Investasi,
pada kantor cabang
Rp. 75.000,-
- Jumlah Rp.
150.000,-
R/K – Kantor Pusat
150.000,-
Pendapat Biaya
75.000,-
31 Desember 1980 – Penyesuaian
dan tutup buku
9) Persediaam barang
dagangan pada tgl 31
Desember 1980, sebsear
Rp. 225.000,-
Depresiasi alat-alat
kantor sebesar Rp.
5.000,-
Persediaan Barang
225.000,-
Dagangan Depresiasi Alat-alat
kantor
5.000,-
Ak, Depr. Alat kantor 5.000,-
Rugi-laba
225.000,-
10) Pemindaab saldo-saldo
rekening biaya ke rugi-
laba
Penjualan
650.000,-
Rugi-Laba
650.000,-
11) Pemindaan saldo
rekening-rekenin biaya
ke Rugi-Laba
Rugi-laba
880.000,-
Gaji & komisi
55.000,-
Sewa kantor
40.000,-
Lisrik, air
5.000,-
Biaya Asuransi
20.000,-
Brosur & katalogus
30.000,-
B. Advertasi
25.000,-
Biaya Bunga
Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 10
75.000,-
Depresiasi alat-alat kantor
5.000,-
Macam-macam biaya
25.000,-
Peng, Barang dari Kantor Pusat
600.000,-
12) Pemindahan saldo
rekening-rekeing biaya
ke Rugi-Laba
Rugi – Laba
25.000,-
R/K – Kantor Pusat
25.000,-
13) Pengakuan laba alat
operasi kantor cabang,
oleh kantor pusat.
- R/K – Kantor Cabang
25.000,-
Rugi-Laba cabang
25.000,-
14) Pemindahan saldo laba
operasi cabang ke Rugi-
Laba
- Rugi-Laba
25.000,-
Rugi-Laba
25.000,-
Modifikasi Teknik Pencatatan
Agar supaya data laporan keuangan lebih informatif maka untuk kepentingan analisa laporan keuangan hendaknya ada pemindahan di dalam pencatatan penanaman modal yang bersifat permanent dan penanaman modal oleh kantor pusat di cabang yang bersifat sementara.Berdasarkan pokok pemikiran tersebut maka baik pada buku-buku Kantor Pusat maupun buku-buku Kantor Cabang perlu di adakan pemisahaaan antara :
Rekeing Kantor Pusat dan Kantor Cabang yg bersifat sementara dengan Rekening Kantor Pusat dan Kantor Caban yang bersifat permanent.
Rekening Kantor Pusat maupun kantor abang yang bessifat sementara, dipakai untuk menampung transaksi-transaksi yang menakibatkan hutang-hutang lancar antara pusat dan cabang.Misalnya, dalam pengiriman uang dan barang-barang, di kantor pusat disediakan rekening R/K –Kantor Cabang disediakan rekening R/K – Kantor Cabang dan transaksi pengiriman itu di debit dalam rekening tersebut.Di dalam rekening-rekening pembukuan Kantor Cabang, disediakan rekening-rekening R/K – Kantor Pusat dan transaksi pengiriman tersebut di catat di sebelah kredit.
Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 11
Rekening-rekening Kantor Pusat maupun kantor Cabang yang bersifat permanent, dipakai untuk menampung transaksi-transaksi yg mengakibatkan piutang-piutang tetap antara pusat dan cabang.Misalnya dalam hal kantor pusat menempatkan, Aktiva tetap, atau mendirikan bangunan dan pabrik untuk cabang.Di kantor pusat dapat dibentuk rekening “Investasi Tetap Pada Kantor Cabang “ atau “kantor Cabang R/K Jangka Panjang”, sedang di Kantor Cabang dapat dibentuk rekening “Investasi tetap dari Kantor Pusat” atau “Kantor Pusat – R/K Jangka Panjang”.
Laporan keuangan gabungan untuk kantor pusat dan cabang
Secara periodic baik kantor cabang maupun kantor pusat menyusun laporan keuangannya (Neraca dan perhitungan Rugi-Laba) secara individual. Meskipum laporan keuangan individual itu dapat menunjukkan informasi-informasi yang penting, baik untuk kantor cabang dan kantor pusat, tetapi laporan-laporan itu tidak dapat menggambarkan posisi keuangan dan hasil usaha kantor pusat dan cabangnya sebagai satu kesatuan ekonomis.Telah dikemukakan sebelumnya bahwa aktiva yang dimiliki dan hutang yang terjadi di cabang adalah merupakan sebagian dari modal kantor pusat yang ditanamkan di cabang yang bersangkutan. Demikian pula pendapatan dan biaya-biaya yang terjadi di cabang merupakan sebagian dari pendapatan dan biaya-biaya dari kantor pusat, karena cabang hanya merupakan salah satu dari sekian banyak fungsi (kegiatan) kantor pusat sebagaai suatu badan usaha.
Oleh karena itu laporan keuangan gabungan antara kantor pusat dan cabangnya, dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomis yang bulat, maka dalam penyusunannya harus memperhatikan hal-hal berikut :
a) Di dalam neraca hanya disajikan aktiva dan hak hak yang ada pada perusahaan dan hutang-hutang atau kewajiban perusahaan yang lain kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Sebagai satu kesatuan usaha hak-hak yang dimiliki oleh dan kewajiban-kewajiban yang ada diantara kantor pusat dengan cabangnya ,atau hutang-piutang di antara pusat dengan cabangnya harus ditiadakan.
b) Di dalam laporan penghitungan Rugi-Laba, harus di hindarkan adanya perhitungan ganda terhadap suatupendapatan dan biaya yang sama. Pengakuan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang timbul dari transaksi antara pusat dan cabang dan sebaliknya sebagai akibat system desentralisasi, harus dibatalkan. Kenaikan dan penurunan kekayaan bersih (net assest) total yang di tempatkan di pusat dan cabang, harus dipakai sebagai criteria terhadap pengakuan adanya pendapatan yang di peroleh dan biaya-biaya yang terjadi
Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 12
dalam perusahaan sebagai satu kesatuan usaha , untuk menghindarkan adanya perhitungan ganda terhadap pendapatan dan biaya-biaya tersebut.Dengan demikian langkah-langkah yang diperlukan di dalam penyusunan laporan keuangan gabungan dari kantor pusat dan cabangnya dapat dirumuskan sebagai berikut : Penyusunan neraca gabungan dilakukan dengan langkah-langkah yang
terdiri dari :1) Menghapuskan (mengeliminasi) saldo rekening”R/K – kantor pusat”
dengan “R/K- kantor cabang”dan saldo rekening “Hutang” dengan “piutang kepada” antar kantor pusat maupun cabang.
2) Menjumlahkan (menggabungkan) saldo rekening-rekening aktiva, dan rekening-rekening hutang yang terdapat dalam neraca individual kantor pusat dan cabangnya, sesuai dengan kelompok masing-masing. Saldo rekening-rekening modal (pemilik) di dalam neraca gabungan sama dengan saldo rekening-rekening yang bersangkuatan di dalam neraca individual kantor pusat.
Penyusunan laporan perhitungan Rugi-Laba gabungan, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menghapusakan (mengeliminasi) saldo rekening “pengiriman barang Dari kantor pusat” dengan “pengiriman barang ke kantor cabang” dan saldo rekening-rekening pendapatan dengan biaya biaya yang bersangkutan = yang di akui di dalam laporan perhitungan rugi-laba individual kantor pusat dan cabang, sebagai akibat (konsekuensi) kebijaksanaan system desentralisasi yang dilaksanakan.
2) Menjumlahkan (menggabungkan) saldo rekening-rekening pendapatan dan laba di luar usaha, rekening-rekening biaya dan rugi di luar usaha yang terdapat dalam laporan rugi-laba individual kantor pusat dan cabang, sesuai dengan kelompok masing-masing.
Contoh 2 :
Berikut ini adalah laporan perhitungan rugi-laba dan neraca PT Yogyakarta pada contoh di muka, untuk periode tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 1980.
Laporan perhitungan Rugi-LabaKantor pusat kantor cabang
Hasil penjualan Rp 9.000.000 Rp 650.000Harga Pokok Pejualan : persediaan, 1 Jan. 1980 Rp 750.000 - pembelian Rp 7.595.000 -
Rp 8.345.000 -
Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 13
pengiriman barang darikantor pusat - Rp 600.000
pengiriman barang ke kantor cabang Rp 600.000 -barang tersedia untuk di jual Rp 7.745.000 Rp 600.000 pers. 31 Des. 1980 Rp 995.000 Rp 225.000
Rp 6.750.000 Rp345.000Laba kotor pejualan Rp 2.250.000 Rp305.000Biaya-biaya usaha : Gaji & komisi Rp 750.000 Rp 55.000 Sewa Kantor - Rp 40.000 Listrik,Air Rp 25.000 Rp 5.000 Brosur & Katalogus - Rp 30.000 Biaya Advertensi Rp 25.000 Rp 25.000 Depresiasi Gedung Rp 125.000 - Depresiasi alat kantor Rp 75.000 Rp 5.000 Biaya Asuransi Rp 80.000 Rp 20.000 Macam-macam biaya Rp 20.000 Rp 25.000
Rp 1.100.000 Rp205.000 Laba usaha Rp 1.150.000 Rp100.000Biaya & rugi di luar usaha : Biaya Bunga - Rp 75.000pendapatan & laba diluar usaha : Pendapatan Bunga Rp 75.000 Laba operasi cabang Rp 25.000 Rp 100.000 Laba bersih Rp 1.250.000 Rp 25.000
Neraca , Per 31 Desember 1980Kantor Pusat Kantor Cabang
AktivaKas Rp 167.000 Rp 225.000Piutang Dagang Rp 650.000 Rp 150.000Persediaan barang dagangan Rp 995.000 Rp 255.000
Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 14
Persekot premi asuransi Rp 75.000 -Alat-alat kantor Rp 1.500.000 Rp 200.000Aktiva depresiasi alat kantor (Rp 450.000) (Rp 5.000)Bangunan Gedung Rp 2.500.000 -Akm. Depresiasi B. Gedung Rp 187.000 -R/K – kantor Cabang Rp 825.000 -
Jumlah Aktiva Rp 6.075.000 Rp 825.000
Hutang & ModalHutang dagang Rp 750.000 -Hutang Bank jangka pendek Rp 1.050.000 -Biaya yang harus dibayar Rp 25.000 -Modal saham Rp 3.000.000 -Laba yang ditahan Rp 1.250.000 -R/K – Kantor pusat - Rp 825.000
Jumlah Hutang & Modal Rp 6.075.000 Rp 825.000
Daftar Lajur Penyusunan
Laporan Keuangan GabunganUntuk memperoleh penggabungan saldo rekening-rekening pembukuan yang ada
baik dipusat maupun cabang-cabangnya,biasanya disusun suatu kertas kerja yang berupa “.Daftar lajur penyusunan laporan keuangan gabungan”.Daftar itu memuat kolom-kolom saldo rekening-rekening pembukuan kantor pusat,cabang-cabang,debit dan kredit untuk penyesuaian dan eliminasi dan kolom untuk neraca atau laporan rugi-laba gabungan.didalam daftar lajur itu telah dilakukan penggolongan rekening-rekening sedemikian rupa,sehingga penggabungan saldo rekening-rekening pembukuan yang sama dengan mudah dapat dilaksanakan.Daftar lajur dibuat semata-mata untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan gabungan,oleh karena itu jurnal penyesuaian dan eliminasi tidak perlu dibuktikan ke rekening-rekening yang bersangkutan baik di pusat maupun cabang.Daftar lajur dan Laporan Rugi Laba gabungan dari PT Yogyakarta dengan cabangannya,dapat dilihat pada halaman 187.sedangkan daftar lajur dan neraca gabungan PT Yogyakarta dengan cabangnya dapat dilihat pada halaman 188
PT YogyakartaDaftar lajur penyusunan Laporan Rugi Laba Gabungan,
periode tahun buku 1980
KantorPusat
Kantorcabang
Eliminasi Laporan Rugi Laba Gabungan
D X
Hasil penjualan 9.000.000,00
650.000,00 9.650.000,00
Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 15
Harga pokok penjualan:Persediaan,1 Jan 1980Pembelian
Pengiriman barang ke kantor cabangPengiriman barang dari kantor pusat
Tersedian untuk dijual persediaan 31 des 1980
Harga pokok penjualan
Laba kotor penjualan Biaya usaha
Laba usaha Pendapatan dan biaya diluar usaha:Pendapatan bunga Biaya bunga
750.000,007.595.000,008.345.000,00(600.000,00)
-
7.745.000,00 995.000,00
6.750.000,00
2.250.000,001.100.000,00
1.150.000,00
75.000,00-
--
600.000,00
600.000,00255.000,00
345.000,00
305.000,00205.000,00
100.000,00
75.000,00
a).600.000,00
b).75.000,00
a).600.000,00
b).75.000,00
750.000,007.595.000,00
---
8.345.000,001.250.000,00
7.095.000,00
2.555.000,001.305.000,00
1.250.000,00
--
Laba bersih 1.225.000 25.000 675.000 675.000 1.250.000
Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 16
PT.YogyakartaLaporan Rugi Laba gabungan;kantor Pusat dan Cabang,periode tahun buku 1980
Hasil penjualan Rp.9.650.000harga pokok penjualan:Persediaan 1 januari 1980 Rp. 750.000pembelian Rp. 7.595.000Tersedia untuk dijual Rp. 8.345.000persediaan 31 Desember 1980 Rp. 1.250.000Laba kantor penjualan Rp. 7.095.000
Rp. 2.555.000Biaya usaha(perincihan lihat laporan individual) (Rp. 1.305.000)Laba bersih Rp. 1.250.000
PT.YogyakartaNeraca gabungan Kantor Pusat & Cabang
Per 31 Desember 1980
Aktiva Hutang & Modalkas Rp. 392.000piutang dagang Rp. 800.000persediaan barang dagangan Rp.1.250.000
persektor premi asuransi Rp. 75.000alat-alat kantor Rp.1,700.000akumulasi depresiasi Rp. 455.000 Rp.1.245.000
bagungan gedung Rp.2.500.000akumulasi depresiasi (Rp.187.500,00) Rp.2.312.000,00
jumlah aktiva Rp.6.075.000,00
Hutang dagang Rp. 750.000Hutang bank Rp.1.050.000
biaya yang masih harus dibayar Rp. 25.000
modal saham Rp.3.000.000
laba yang ditahan Rp.1.250.000
jumlah hutang &modal Rp.6.075.000,00
PT. Yogyakarta
Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 17
Daftar lajur penyusunan Neraca GabunganPer 31 Desember 1980
Kantor pusat
Kantor cabang
Eliminasi Neraca gabunganD K D K
Debit:kasPiutang dagangPersediaan barangDaganganPersektor premiAsuransiAlat-alat kontor Bagunan gedungR/K.kantor cabang
Kredit:Ak.Depresiasi alat-Alat kantorAk.Depresiasi Bangunan gedungHutang dagang Hutang Bank Jangka pendekBiaya yang masih harus dibayar Modal sahamLaba yang ditahan R/K Kantor pusat
167.500650.000
995.000
75.0001.500.0002.500.000 825.0006.712.500
450.000
187.000750.000
1.050.000
25.0003.000.0001.250.000-
225.000150.000
255.000-200.000-
830.000
50.000--
-
---825.000
a).825.000
a).825.000
392.000800.000
1.250.000
75.0001.700.0002.500.000
455.000
187.000750.000
1.050.000
25.0003.000.0001.250.000
6.712.500 830.000 825.000 825.000 6.717.500 6.717.500
Penyesuaian rekening timbale balik
Pada saat tertentu, khususnya pada saat penutupan buku-buku, rekening “kantor cabang” di buku-buku kantor pusat dan rekening “kantor pusat” di buku kantor cabang, mungkin tidak menunjukkan saldo yang sama atau tidak “reciprocal”. Hal ini dapat terjadi oleh karena data tertentu yang telah dicatat oleh salah satu pihak, belum dicatat oleh pihak yang lain.
Data yang perlu dipertimbangkan dalam menyesuaikan dua rekening tersebut, pada dasarnya dapat digolongkan ke dalam 4 golongan sebagai berikut :
1. Debit rekening “kantor Cabang” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening “Kantor pusat”.
Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 18
2. Kredit rekening “Kantor Cabang” tanpa ada hubungan dengan debit rekening “kantor Pusat”.
3. Debit rekening “kantor pusat” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening “Kantor Cabang”.
4. Kredit rekening “Kantor Pusat” tanpa ad hubungan dengan Debit rekening “Kantor Cabang”.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, di bawah ini diberikan serangkaian contoh.
Pada tanggal 31 Desember 1980, sebelum penutupan buku diketahui bahwa rekening “Kantor Cabang” di buku-buku kantor pusat dan rekening “Kantor Pusat” di buku-buku kantor cabang menunjukkan posisi sebagai berikut :
Buku-buku Kantor Pusat Yogyakarta“R/K Kantor Cabang, Surabaya”
Tgl. Uraian Debit Kredit Saldo D/K
31 Okt30 Nop
25 Des
25 Des
SaldoPengiriman uang dari cabang SurabayaPengiriman barang ke cabang Surabaya Pelunasan piutang dari langganan cabang Surabaya
-
-
Rp 100.000
-
-
Rp 150.000
-
Rp 50.000
Rp 250.000 (D)
Rp 100.000 (D)
Rp 200.000 (D)
Rp 150.000 (D)
Buku-buku kantor cabang – SurabayaR/K – Kantor Pusat
Tgl. Uraian Debit Kredit Saldo D/K
31 Okt20 Nop
28 Des
29 Des
SaldoPengiriman uang ke PusatKoreksi, laba tahun lalu dicatat terlalu rendahPengiriman uang ke pusat
Rp 150.000
Rp 75.000
Rp 10.000
Rp 250.000 (K)
Rp 100.000 (K)
Rp 110.000 (K)
Rp 35.000
Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 19
(K)
Analisa rekening-rekening yang masih terbuka itu adalah sebagai berikut :(1) Debit rekening “Kantor Cabang” tanpa adanya hubungan dengan kredit rekening
“Kantor Pusat”Pengiriman barang-barang dari kantor pusat , Yogyakarta sebesar Rp 100.00,00 ternyata belum diterima oleh Kantor Cabang Surabaya. Setelah diketahui, maka di Kantor Cabang harus diadakan pembetulan dengan jurnal, sebagai berikut:
Pengiriman Barang dari Kantor
Pusat (masih dalam perjalanan) Rp 100.000,00
Kantor Pusat Rp 100.000,00
saldo rekening “Pengiriman Barang dari kantor pusat (masih dalam perjalanan)”akan dipindah kerekening “pengiriman barang-barang pusat”apabila barang-barangnya sudah benar-benar diterima.
(2) Kredit rekening “Kantor Cabang” tanpa adanya hubungan dengan debit rekening “Kantor Pusat”.Penerima pembayaran piutang dari langganan yang langsung disetor ke Kantor Pusat sebesar Rp 50.000,00 belum diketahui oleh Kantor Cabang.Untuk ini, setelah ada pemberitahuan dari Kantor Pusat, Kantor Cabang harus melakukan pencatatan sebagai berikut:
Kantor Pusat…………………….. Rp 50.000,00
Piutang Dagang…………………… Rp 50.000,00
(3) Debit rekening “Kantor Pusat” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening “Kantor Cabang”.Pengiriman uang dari cabang Surabaya sebesar Rp 75.000,00 pada tanggal 29 Desember 1980, ternyata sampai dengan tanggal 31 Desember 1971 belum diterima oleh Kantor Pusat.Setelah ada nota pemberitahuan bahwa uang sudah benar-benar dikirim oleh Cabang, maka pembukuan Kantor Pusat harus disesuaikan dengan jurnal:
Kas dalam perjalan (Cash in-
transit)………………………………..Rp 75.000,00
Kantor Cabang, Surabaya…………………Rp 75.000,00
(4) Kredit rekening “ Kantor pusat” tanpa ada hubungan dengan debit rekening “Kantor Cabang”.Koreksi yang telah dilakukan oleh Kantor Cabang belum diketahui oleh Kantor Pusat.Setelah diberitahukan bahwa laba Cabang Surabaya untuk tahun 1979 terlalu rendah dilaporkan sebesar Rp 10.000 maka Kantor Pusat melakukan koreksi pembukuan sebagai berikut :
kantor cabang, Surabaya ……………………. Rp 10.000
Laba yang ditahan
(Retained Earnings)……………………………………Rp 10.000
Setelah semua jurnal koreksi (penyesuaian) di bukukan ke rekening-rekening yang bersangkutan maka saldo rekening “Kantor Cabang” dan “Kantor Pusat” akan Nampak sebagai berikut :
Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 20
BUKU-BUKU KANTOR PUSAT
BUKU-BUKU KANTOR CABANG
Rekening : Kantor Cabang Surabaya
Rekening Kantor Pusat
Saldo sebelum penyesuaianPenyesuaian :Tambah :(1) Barang yang dikirim ke cabang(4) Koreksi,laba th 1979,terlalu rendah
Rp 150.000
Rp 10.000
Rp 35.000
Rp 100.000
Dikurangi :(2) penerimaan pembayaran piutang cabang oleh Kantor Pusat(3) pemgiriman utang oleh cabang untuk Kantor Pusat
Rp 160.000
Rp 75.000
Rp 135.000
Rp 50.000
Saldo setelah penyesuaian Rp 85.000 Rp 85.000
Akuntansi Keuangan Lanjut 1 Halaman 21