makalah agama.docx

48
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERSUCI Kelompok 1 : Roma Prima Fajar Idris Ida Suryani DIPLOMA 4 AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI PADANG 1

Upload: helmi-septaria-herlin

Post on 08-Nov-2015

26 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBERSUCI

Kelompok 1 :Roma PrimaFajar IdrisIda Suryani

DIPLOMA 4AKUNTANSIPOLITEKNIK NEGERI PADANG2014

Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan mengucapkan alhamdullillah kepada Allah SWT yang telah memberikan kami kesempatan dan karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah kami yang berjudul Bersuci.Shalawat beriringan salam tak lupa juga kami hadiahkan kepada arwah junjungan alam,nabi terakhir,nabi seluruh umat, sang tauladan terbaik sepanjang zaman yakninya Nabi Muhammad SAW, yang telah memperbaiki akhlak manusia dari jahiliyah ke berilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Agama Islam.Dan kekompakan kelompok 1 dalam berdiskusi dan menyusun makalah untuk mempresentasikan hasilnya sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.Selanjutnya setelah kami menyusun makalah ini, kami mengetahui bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih butuh dikoreksi.Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan terutama bagi diri kami sendiri.Jika ada kesalahan teori atau penulisan yang tidak tepat kami kelompok 1 yang menyusun makalah minta maaf dengan sebesar-besarnya karena kami tidak bermaksud atau berencana malakukannya kami usahakan yang terbaik dari kami dan kami tuangkan dalam makalah yang singkat ini.Demikianlah yang dapat kami tuliskan dalam kata pengantar ini, semoga bermanfaat

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR..DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan penulisan BAB II PEMBAHASAN1. Pengertian bersuci2. Macam macam air3. Macam macam najis dan cara mensucikannya4. Istinjak5. Wudhu6. Mandi BAB III PENUTUP. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA....

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangBersuci adalah hal yang terpenting dalam Islam, terutama sebelum melakukan ibadah wajib kepada Allah SWT. Kualitas ibadah seseorang sangat ditentukan oleh sucinya sesorang dari hadats dan najis. Ibadah seseorang akan diterima disisi Allah SWT jika seseorang terhindar dari hadats dan najis yang sifatnya membatalkan dan merusak dari ibadah tersebut.Untuk itu diperlukanlah pengetahuan bagaimana mensucikan diri dari hadats dan najis agar kualitas ibadah bernilai tinggi disisi Allah SWT dan dapat diterima oleh Allah SWT. Bersuci juga banyak keguanaannya dalam hidup,islam mewajibkan setiap umat muslim agar menjaga kesucian diri karena itu sebagian dari iman. Untuk itulah kami menyusun makalah yang berjudul Bersuci untuk memenuhi pengetahuan dalam bersuci agar nilai ibadah kepada Allah SWT tidak rusak dan dapat diterima oleh Allah SWT.B. Rumusan Masalah1. Apa itu bersuci ?2. Apa saja pembagian dari bersuci dan macam-macam air?3. Bagaimana cara untuk bersuci ?4. Apa itu Istinjak ?C. Tujuan PenulisanTujuan penulisan makalah bersuci ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam dan menambah pengetahuan tentang bersuci agar ibadah dapat bernilai tinggi dimata Allah SWT dan diterima olehNya.

BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian BersuciBersuci (Bahasa Arab: , transliterasi:thohara) merupakan bagian dari prosesi ibadah umat Islam yang bermakna menyucikan diri yang mencakup secara lahir atau batin, sedangkan menyucikan diri secara batin saja di istilahkan sebagai tazkiyatun nufus.Kedudukan bersuci dalam hukum Islam termasuk ilmu dan amalan yang penting, terutama karena di antara syarat-syarat salat telah ditetapkan bahwa seseorang yang akan mengerjakan salat diwajibkan suci dari hadas dan suci pula badan, pakaian, dan tempatnya dari najis. Firman Allah:

Dan mereka bertanya kepadamu tentang haid . Mengatakan , " Ini adalah bahaya , sehingga menjauhkan diri dari istri saat menstruasi . Dan jangan mendekati mereka sampai mereka murni . Dan ketika mereka telah menyucikan diri , kemudian datang kepada mereka dari mana Allah telah ditahbiskan untuk Anda Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri. (Al Baqarah 2:222)Ulama Fiqh menyatakan bahwa thaharah adalah membersihkan diri dari segala hal baik hadas maupun najis yang menghalangi seseorang untuk melakukan sholat, dengan menggunakan air atau tanah. Menurut Al-Hanafiah thaharah adalah bersih dari hadas dan najis. Pengertian thaharah pun dikemukakan oleh Al-Malikiyah yakni suatu sifat yang menurut pandangan syara membolehkan orang yang mempunyai sifat itu mengerjakan sholat dengan pakaian yang dikenakananya di tempat yang ia gunakan untuk mengerjakan sholat, sedangkan menurut Asy-Syafiiah adalah suatu perbuatan yang membolehkan seseorang mengerjakan sholat seperti whudu, mandi dan menghilangkan najis serta hilangnya hadast, najis atau semisalnya seperti tayamum dan mandi sunah.B. Macam macam AirAda beberapa macam air yang bisa digunakan untuk bersuci, mayoritas ulama menyebutkan ada 7 macam air yang boleh dan sah di gunakan untuk bersuci , yaitu :1. Air hujan2. Air Sungai3. Air Mata Air 4. Air Laut5. Air Sumur7. Air embun6. Air SaljuSyaikh Ibrohim Al Bajuri dalam kitabnya Hasiyah Al Bajuri menuturkan urutan beberapa air yang memiliki nilai lebih di bandingkan dengan air-air lain karena memiliki nilai histories :Air terbaik adalah air yang pernah keluar dari sela-sela jari Rasulullah di saat para sahabat kehausan.Air zam zamAir Telaga Al KautsarAir Sungai NilAir sungai Furat, Dajlah dan seluruh air sungai yang ada di dunia.Dalam hubungannya dengan bersuci, air di bagi menjadi beberapa bagian, berikut pembagian air :1. Air suci yang mensucikan dan boleh di gunakan.Air ini di sebut air mutlaq, yaitu air yang tidak bercampur apapun, masih murni dan tidak ada benda atau zat lain yang merusak kemutlakannya.2. Air suci yang mensucikan dan makruh di gunakan.Yaitu air yang sebenarnya suci secara zatnya, juga mensucikan dan sah jika di gunakan untuk bersuci, tetapi makruh di gunakan untuk bersuci. Air jenis ini di sebut dengan Air Musyammas, yaitu air yang di panaskan pada sinar matahari. Air ini makruh di gunakan karena berdasarkan ilmu kedokteran, air yang telah di panaskan dengan sinar matahari bisa menyebabkan penyakit sopak. Akan tetapi, tidak semua air yang dipanaskan dengan sinar matahari makruh di gunakan, sebab ada syarat-syarat tertentu yang menyebabkannya makruh di gunakan, yaitu :Air tersebut ketika dipanaskan berada pada tempat yang terbuat dari besi, tembaga, timah dan sejenisnya. Jika terbuat dari kayu, plastic, tanah, kulit, emas dan perak, air tersebut tidak makruh digunakan.Dipanaskan pada kondisi panas yang luar biasaTidak mudah mendingin kembaliMasih tersedia air yang lain selain air musyammas. Jika sama sekali tidak ada air lain selain air musyammas, maka boleh bahkan wajib menggunakan air musyammas untuk bersuci.Di gunakan pada badan. Jika digunakan untuk mensucikan pakaian atau tempat, maka hukumnya boleh.Imam Nawawi berpendapat bahwa air musyammas tidak makruh digunakan, sebab menurut beliau, hadits yang menerangkan makruhnya air musyammas hukumnya lemah. Akan tetapi mayoritas mengatakan kemakruhannya.Selain air musyammas, ada lagi air yang makruh di gunakan, yaitu :Air yang sangat panas, misalnya air yang baru saja di rebus. Air ini bisa dan boleh digunakan lagi serta tidak makruh lagi jika telah mendingin.Air yang sangat dingin, misalnya air yang tersimpan dalam kulkas dalam waktu lama. Air ini juga boleh di gunakan kembali dan tidak makruh setelah derajat kedinginannya kembali ke derajat normal.3. Air suci tetapi tidak mensucikan.Air ini terbagi menjadi dua :Air mustamal, yaitu air yang telah digunakan untuk mensucikan najis atau hadats. Hukumnya suci, tetapi tidak sah digunakan untuk bersuci lagi.Air yang berubah dari wujud aslinya, yaitu air yang berubah karena bercampur dengan benda suci lainnya. Contoh mudah untuk air jenis ini adalah air kopi, air teh, air susu dan lain-lain. Air ini sesungguhnya suci, buktinya tidak ada yang tidak mau jika di suguhi kopi, pasti mau meminumnya. Artinya air ini sebenarnya suci, tetapi tidak bisa mensucikan benda lain.4. Air Najis, yaitu air yang bernajis meskipun sedikit. Bagian ini di bagi dua :Air yang sedikit. Air dikatakan sedikit jika ukurannya kurang dari dua kullah, jika air kurang dari dua kullah kemasukan najis, maka hukumnya menjadi najis walaupun tidak ada perubahan apapun karena kemasukan najis itu tadi. Air ini mutlak tidak boleh digunakan untuk bersuci.Air yang banyak. Air yang banyak adalah air yang mencukupi bahkan lebih dari dua kullah. Jika air ini kemasukan najis, maka hukumnya suci jika tidak terjadi perubahan pada warna, rasanya dan baunya. Tetapi jika ada perubahan walaupun sedikit pada salah satu sifatnya, maka hukumnya menjadi najis. Air ini tetap boleh digunakan bersuci dengan catatan tidak ada perubahan apapun jika kemasukan najis. Misalnya si A mengencingi air sungai, jika air kencing tersebut tidak menyebabkan bau, rasa dan baunya air sungai berubah, maka hukumnya tetap suci.Catatan :1. Ukuran air dua kullah adalah :174,580 liter atau berada pada tempat yang ukuran panjang, lebar dan dalamnya adalah 55,9 cm ( Menurut Imam Nawawi ).176,245 liter atau berada pada tempat yang ukuran panjang, lebar dan dalamnya adalah 56,19 cm ( Menurut Imam Rofii i ).270 liter menurut kitab Fiqh Islamiyah. Air yang sedikit tidak menjadi najis jika kemasukan bangkai hewan yang tidak memiliki darah, seperti lalat, semut, lebah dan lain-lain.

C. Macam macam Najis dan Cara MensucikannyaNajis dalam pandangan syariat Islam yaitu benda yang kotor yang mencegah sahnya suatu ibadah yang menuntut seseorang dalam keadaan suci seperti sholat dan thowaf. Dalam Al-Quran perkataan najis disebut juga dengan rijsun seperti tercantum dalam surat Al-Maidah ayat 90: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.Benda yang kelihatan kotor belum tentu najis, begitu juga sebaliknya. Misalnya, pakaian yang terkena tanah atau debu akan menjadi kotor tetapi tidak najis sehingga sah jika digunakan dalam sholat, tetapi sebaiknya harus dibersihkan terlebih dahulu. Dalam keadaan lain pakaian yang terkena kencing walaupun tidak berbekas lagi hukumnya adalah terkena najis dan tidak sah bila digunakan untuk sholat.Najis itu dapat dibagi menjadi Tiga Bagian :1. Najis MughollazohYaitu Najis yang berat. Yakni Najis yang timbul dari Najis Anjing dan Babi.Babi adalah binatang najis berdasarkan al-Qur`an dan Ijma para sahabat Nabi (Ijmaush Shahabat) (Prof Ali Raghib, Ahkamush Shalat, hal. 33). Dalil najisnya babi adalah firman Allah SWT : Katakanlah: Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi karena sesungguhnya semua itu kotor (rijsun, (QS Al-Anaam [6] : 145) .Adapun tentang najisnya Anjing, dapat dilihat dari salah satu hadist, Rasulullah SAW Bersabda : Jika seekor anjing menjilat bejana salah satu dari pada kamu sekalian, maka hendaknya kamu menuangkan bejana itu (Mengosongkan isinya) kemudian membasuhnya 7X ( Diriwayatkan oleh Imam Muslim Al Fiqhu Alal Madzhahibilj Juz I Hal.16) .Jika binatang itu termasuk jenis yang najis (babi dan juga anjing), maka semua bagian tubuhnya adalah najis, tidak peduli apakah dalam keadaan hidup atau mati. (Abdurrahman Al-Baghdadi, Babi Halal Babi Haram, hal. 47). Imam al-Kasani dalam kitabnya Badai'ush Shanai` fii Tartib asy-Syarai (I/74) mengatakan bahwa babi adalah najis pada zatnya dan babi tidak dapat menjadi suci jika disamak.Cara mensucikannya ialah harus terlebih dahulu dihilangkan wujud benda Najis tersebut. Kemudian baru dicuci bersih dengan air sampai 7 kali dan permulaan atau penghabisannya diantara pencucian itu wajib dicuci dengan air yang bercampur dengan Tanah (disamak). Cara ini berdasarkan Sabda Rasul :Sucinya tempat (perkakas) mu apabila telah dijilat oleh Anjing, adalah dengan mencucikan tujuh kali. Permulaan atau penghabisan diantara pencucian itu (harus) dicuci dengan air yang bercampur dengan Tanah. (H.R. At-Tumudzy)2. Najis Mukhofafah.Ialah najis yang ringan, seperti air kencing Anak Laki-laki yang usianya kurang dari dua tahun dan belum makan apa-apa, selain air Susu Ibunya.Cara membersihkannya, cukup dengan memercikkan air bersih pada benda yang terkena Najis tersebut sampai bersih betul. Kita perhatikan Hadits dibawah ini :Barangsiapa yang terkena Air kencing Anak Wanita, harus dicuci. Dan jika terkena Air kencing Anak Laki-laki. Cukuplah dengan memercikkan Air pada nya. (H.R. Abu Daud dan An-Nasaiy)Tapi tidak untuk kencing anak perempuan, karena status kenajisannya sama dengan Najis Mutawassithah3. Najis Mutawassithah ( )Ialah Najis yang sedang, yaitu kotoran Manusia atau Hewan, seperti Air kencing, Nanah, Darah, Bangkai, minuman keras ; arak, anggur, tuak dan sebagainya (selain dari bangkai Ikan, Belalang, dan Mayat Manusia). Dan selain dari Najis yang lain selain yang tersebut dalam Najis ringan dan berat.Najis Mutawassithah itu terbagi Dua :1. Najis Ainiah, yaitu Najis yang bendanya berwujud.Cara mensucikannya. Pertama menghilangkan zat nya terlebih dahulu. Sehingga hilang rasanya. Hilang baunya. Dan Hilang warnanya. Kemudian baru menyiramnya dengan Air sampai bersih betul.2. Najis Hukmiah, yaitu Najis yang bendanya tidak berwujud : seperti bekas kencing. Bekas Arak yang sudah kering.Cara mensucikannya ialah. Cukup dengan mengalir kan Air pada bekas Najis tersebut.Najis Yang dapat di Maafkan. Antara lain :1. Bangkai Hewan yang darahnya tidak mengalir. Seperti nyamuk, kutu busuk. Dan sebangsanya.2. Najis yang sedikit sekali.3. Nanah. Darah dari Kudis atau Bisul kita sendiri.4. Debu yang terbang membawa serta Najis dan lain-lain yang sukar dihindarkan.D. IstinjakIstinja artinya menghilangkan najis atau menipiskannya dari lubang kencing atau tahu. Berasal dari kata an-Naja, artinya terlepas dari penyakit; arai dari an-Najwah yang artinya: tanah tinggi; atau dari an-Najwu, artinya: suatu yang keluar dari dubur. Bersuci semacam ini dalam syara disebut istinja, karena orang yang beristinja berusaha melepaskan diri dari penyakit dan berupaya menghilangkannya dari dirinya, dan pada umumnya berlindung di balik gundukan tanah yang cukup tinggi dan semisalnya, supaya dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan tenang. Istinja hukumnya wajib, hal mana ditunjukkan oleh sabda Rasulullah SAW, sebagaimana yang akan kita bahas nanti.Istinja; boleh dilakukan dengan air mutlak. Cara inilah yang pokok dalam bersuci dari najis, di samping boleh juga dengan menggunakan benda padat apa saja, asal kasat hingga dapat menghilangkan najis, seperti batu, daun dsb. Tapi yang lebih utama, hendaklah pertama-tama berisitinja; dengan batu dan semisalnya, kemudian barulah menggunakan air. Karena, batu itu dapat menghilangkan ujud najis, sedang air yang digunakan sesudah itu dapat menghilangkan bekasnya tanpa kecampuran najis. Namun demikian, kalau hendak menggunakan salah satu di antara keduanya, tentu airlah yang lebih afdhal, karena ia menghilangkan ujud najis dan bekasnya sekaligus, lain halnya selain air. Adapun kalau hanya menggunakan batu dan semisalnya, maka dipersyaratkan benda yang digunakan itu cukup kering; hendaklah digunakan selagi yang keluar dari qubul atau dubur itu belum kering; kotoran yang keluar itu jangan sampai melampaui sampai kepada permukaan pantat, atau permukaan kepada zakar, atau daerah sekitar liang kencing pada wanita; kotoran itu jangan sampai berpindah dari tempat yang dikenainya sewaktu keluar. Demikian pula dipersyaratkan, benda yang dijadikan alat pengusap itu tidak kurang dari tiga batu, atau tiga benda lain penggantinya. Kalau dengan tiga benda itu belum juga bersih tempat keluarnya kotoran tersebut, maka boileh ditambah, dan disunatkan jumlahnya ganjil: lima, tujuh dan seterusnya, umpamanya. Al-Bukhari (149) dan Muslim (271) telah meriwatkan dari Anas bin Malik RA, dia bersabda: Pernah Rasulullah SAW masuk kakus. Maka, saya bersama seorang anak sebaya saya membawakan sebuah bejana berisi air dan sebatang tombak pendek. Lalu beliau beristinja dengan air itu. Al-khala: tempat kosong, maksudnya kakus. Idawah: bejana kecil dari kulit. Anzah: tombak pendek yang ditancapkan di depan tempat sujud, sebagai pembatas.Yastanji: membersihkan diri dari bekas najis. Al-Bukhari (155) dan lainnya, juga meriwayatkan dari Ibnu Masud RA, dia berkata: Nabi SAW mendatangi tempat membuang hajat, lalu beliau menyuruh saya membawakan untuk beliau tiga butir batu. Al-Ghaith: tanah cekung tempat membuang hajat; dan digunakan pula untuk menyebut sesuatu yang keluar dari dubur. Abu Daud (40) dan lainnya meriwayatkan dari Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: . Apabila seorang dari kamu sekalian pergi membuang hajat, maka hendaklah membawa serta tiga butir batu untuk beristinja. Sesungguhnya tiga batu itu akan mencukupinya. Yastathibu: menyehatkan diri, maksudnya: beristinja. Disebut demikian, karena orang yang beristinja itu menyehatkan dirinya dengan menghilankan kotoran dari temapt keluarnya.

Sedang Abu Daud (44), at-Tirmidzi (3099) dan Ibnu majah (357) meriwayatkan dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda: Ayat beikut ini turun mengenai orang-orang Quba: Di dalamnya (masjid Quba) ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih (Q.S. at-taubah 108). Sabda Nabi: Mereka beristinja dengan air, oleh karenanya maka turunlah ayat ini. Muslim (2622) meriwayatkan pula dari Salman RA, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: Janganlah seorang dari kamu sekalian beristinja dengan kurang dari tiga butir batu. Sedang al-Nukhari (160) dan Muslim (237) meriwayatkan dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: Dan barangsiapa beristijmar, maka ganjilkanlah. Istijmara: beristijmar, yakni mengusapkan al-jimar (batu bata kecil).E.Wudhu1. Pengertian Menurut bahasa, Wudhu artinya Bersih dan Indah. sedangkan menurut istilah (syariah islam) artinya menggunakan air pada anggota badan tertentu dengan cara tertentu yang dimulai dengan niat guna menghilangkan hadast kecil. Wudhu merupakan salah satu syarat sahnya sholat (orang yang akan sholat, diwajibkan berwudhu lebih dulu, tanpa wudhu shalatnya tidak sah.Doa berwudhu : "Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil, fardhu karena Allah."Doa ketika membasuh anggota tubuh saat berwudhuDoa ketika selesai berwudhu yang artinya adalah "Aku bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah yang Tunggal, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah jadikanlah aku orang yang ahli taubat, dan jadikanlah aku orang yang suci dan jadikanlah aku dari golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh."2. Syarat sahnya wudhua. Niat, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alahi wasallam : (( )) Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya. [Muttafaq alaih]. Tidak disyariatkan melafadzkan niat karena tidak adanya dalil yang tetap (shahih) dari Nabi Muhammad shallallahu alahi wasallam yang menunjukkan hal tersebut.b. at-Tasmiyah (menyebut nama Allah), berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alahi wasallam : (( )) Tidak ada (tidak sah) shalat bagi orang yang tidak berwudhu, dan tidak ada (tidak sah) wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah. [Hadits hasan riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah]. c. al-Muwaalaah (berturut-turut/bersambung), berdasarkan hadits Khalid bin Madan, bahwa Nabi shallallahu alahi wasallam melihat seseorang yang shalat, sedangkan di punggung kakinya ada bagian sebesar uang dirham yang tidak terbasuh air, maka Rasulullah shallallahu alahi wasallam memerintahkannya untuk mengulang wudhu dan shalatnya.3. Langkah BerwudhuAdapun langkah langkah berwudhu adalah sebagai berikut :a. Apabila seorang muslim mau berwudhu maka hendaknya ia berniat di dalam hatinya kemudian membaca "Bismillahirrahmanirrahim" sebab Rasulullah SAW bersabda "Tidak sah wudhu orang yang tidak menyebut nama Allah" . Dan apabila ia lupa maka tidaklah mengapa. Jika hanya mengucapkan "Bismillah" saja maka dianggap cukup.b. Kemudian disunnahkan mencuci kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali sebelum memulai wudhu.c. Kemudian berkumur-kumur.d. Lalu menghirup air dengan hidung lalu mengeluarkannya.e. Disunnahkan ketika menghirup air di lakukan dengan kuat kecuali jika dalam keadaan berpuasa maka ia tidak mengeraskannya karena dikhawatirkan air masuk ke dalam tenggorokan. Rasulullah bersabda "Keraskanlah di dalam menghirup air dengan hidung kecuali jika kamu sedang berpuasa."f. Lalu mencuci muka. Batas muka adalah dari batas tumbuhnya rambut kepala bagian atas sampai dagu dan mulai dari batas telinga kanan hingga telinga kiri. Dan jika rambut yang ada pada muka tipis maka wajib dicuci hingga pada kulit dasarnya. Tetapi jika tebal maka wajib mencuci bagian atasnya saja namun disunnahkan mencelah-celahi rambut yang tebal tersebut. Karena Rasulullah selalu mencelah-celahi jenggotnya di saat berwudhu.g. Kemudian mencuci kedua tangan sampai siku karena Allah berfirman "dan kedua tanganmu hingga siku."h. Kemudian mengusap kepala beserta kedua telinga satu kali dimulai dari bagian depan kepala lalu diusapkan ke belakang kepala lalu mengembalikannya ke depan kepala. Setelah itu langsung mengusap kedua telinga dengan air yang tersisa pada tangannya.i. Lalu mencuci kedua kaki sampai kedua mata kaki karena Allah berfirman "dan kedua kakimu hingga dua mata kaki." . Yang dimaksud mata kaki adalah benjolan yang ada di sebelah bawah betis. Kedua mata kaki tersebut wajib dicuci berbarengan dengan kaki. Orang yang tangan atau kakinya terpotong maka ia mencuci bagian yang tersisa yang wajib dicuci. Dan apabila tangan atau kakinya itu terpotong semua maka cukup mencuci bagian ujungnya saja.j. Ketika berwudhu wajib mencuci anggota-anggota wudhunya secara berurutan tidak menunda pencucian salah satunya hingga yang sebelumnya kering. Hal ini berdasar hadits yang diriwayatkan Ibn Umar Zaid bin Sabit dan Abu Hurairah bahwa Nabi senantiasa berwudu secara berurutan kemudian beliau bersabda "Inilah cara berwudu di mana Allah tidak akan menerima shalat seseorang kecuali dengan wudu seperti ini."k. Boleh mengelap anggota-anggota wudhu seusai berwudhu.4. Adapun sunnah Wudhu adalah sebagai berikut :a. Disunnatkan bagi tiap muslim menggosok gigi sebelum memulai wudhunya karena Rasulullah bersabda Sekiranya aku tidak memberatkan umatku niscaya aku perintah mere-ka bersiwak tiap kali akan berwudhu. (Riwayat Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Al-Irwa).b. Disunnatkan pula mencuci kedua telapak tangan tiga kali sebelum berwudhu sebagaimana disebutkan di atas kecuali jika setelah bangun tidur maka hukumnya wajib mencucinya tiga kali sebelum berwudhu. Sebab boleh jadi kedua tangannya telah menyentuh kotoran di waktu tidurnya sedangkan ia tidak merasakannya. Rasulullah bersabda Apabila seorang di antara kamu bangun tidur maka hendaknya tidak mencelupkan kedua tangannya di dalam bejana air sebelum mencucinya terlebih dahulu tiga kali karena sesungguhnya ia tidak mengetahui di mana tangannya berada .c. Disunnatkan keras di dalam menghirup air dengan hidung sebagaimana dijelaskan di atas.d. Disunnatkan bagi orang muslim mencelah-celahi jenggot jika tebal ketika membasuh muka.e. Disunnatkan bagi orang muslim mencelah-celahi jari-jari tangan dan kaki di saat mencucinya karena Rasulullah bersabda Celah-celahilah jari-jemari kamu..f. Mencuci anggota wudhu yang kanan terlebih dahulu sebelum mencuci anggota wudhu yang kiri. Mencuci tangan kanan terlebih dahulu kemudian tangan kiri dan begitu pula mencuci kaki kanan sebelum mencuci kaki kiri.g. Mencuci anggota-anggota wudhu dua atau tiga kali namun kepala cukup diusap satu kali usapan saja.h. Tidak berlebih-lebihan dalam pemakaian air karena Rasulullah berwudhu dengan mencuci tiga kali lalu bersabda Barangsiapa mencuci lbh maka ia telah berbuat kesalahan dan kezhaliman.Wudhu akan batal apa bila kita melakukan atau berhubungan dengan hal-hal yang membatalkan wudhu, berikut perihal yang membatalkan wudhu :a. Keluarnya air kencing dan sesuatu yang dihukumi air kencing seperti cairan (yang belum jelas) setelah kencing dan sebelum Keluarnya tinja, baik dari tempatnya yang tabi'i atau yang lain, banyak ataupun sedikit.b. Keluarnya angin dari dubur, baik bersuara maupun tidak.c. Tidur yang mengalahkan indera pendengar dan indera penglihat (hilang kesadaran).d. Segala sesuatu yang menghilangkan kesadaran seperti gila, pingsan, mabuk, dan lain-lainnya.e. Istihadhah kecil dan sedang (bagi wanita).Wudhu adalah amalan ringan, tapi pengaruhnya ajaib dan luar biasa. Selain menghapuskan dosa kecil, wudhu juga mengangkat derajat dan kedudukan seseorang dalam surga. Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda, Maukah kalian aku tunjukkan tentang sesuatu (amalan) yang dengannya Allah menghapuskan dosa-dosa, dan mengangkat derajat-derajat? Mereka berkata, Mau, wahai Rasulullah!! Beliau bersabda, (Amalan itu) adalah menyempurnakan wudhu di waktu yang tak menyenangkan, banyaknya langkah menuju masjid, dan menunggu sholat setelah menunaikan sholat. Itulah pos penjagaan. [HR. Muslim (586)]Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- telah mengabarkan kepada kita bahwa beliau akan mengenali ummatnya di Padang Mahsyar dengan adanya cahaya pada anggota tubuh mereka, karena pengaruh wudhu mereka ketika di dunia. Perhiasan (cahaya) seorang mukmin akan mencapai tempat yang dicapai oleh wudhunya. [Muslim dalam Ath-Thoharoh, bab: Tablugh Al-Hilyah haits Yablugh Al-Wudhu' (585)]F . Mandi1. Pengertian MandiMandi yang dalam reteratur Bahasa Arab Al-ghoslu/ mempunyai dua arti, yaitu arti menurut bahasa dan istilah. Mandi / menurut bahasa adalah mencucurkan air pada secara mutlak. Sedangkan ghoslu menurut istilah adalah : ( : 1/68 ) Mencucurkan/mengalirkan air atas seluruh badan dengan disertai niat [ Mughni Muhtaj : I/ 68]2. Dasar Hukum MandiDasar hukum disyariatkannya mandi adalah firman Allah : : 43 Dan jika kalian dalam keadaan sedang junub, maka bersucilah ( mandilah )[ QS : An-Nisa : 43]Ayat ini mengandung perintah untuk mensucikan ( bermandi ) seluruh badan, kecuali sesuatu anggota badan yang sulit untuk dibersihkannya seperti biji mata, karena dengan membersihkannya justru akan menimbulkan madhorot. [Fiqhul Islam waadillatuhu I/359]3. Hikmah MandiPerlu kita maklumi bersama bahwa setiap ada perintah baik wajib maupun sunah sudah pasti ada hikmah yang terkandung di dalamnya. Begitupun dengan mandi ada hikmahnya. Diantara hikmahnya itu adalah :* Halalnya sesuatu yang tadinya haram dengan sebab hadast;* Mendapatkan pahala, karena melaksanakan perintah Allah;* Mendekatkan diri ( taqorrub ) pada Allah4. Sebab sebab mandiSebab-sebab mandi ini artinya sesuatu hal yang mewajibkan mandi yang sering dikenal dikalangan ulama fiqh dengan sebutan hadast akbar. Artinya hadast yang banyak hal-hal yang diharamkan karenanya yang akan disebutkan nanti atau dikarenakan cara menghilangkannya harus membasuh seluruh badan. Sebagaimana mereka menyebut hal-hal yang mewajibkan wudhu disebut dengan hadast kecil, dikarenakan cara menghilangkannya hanya membasuh dan mengusap pada bagian anggota badan tertentu atau dikarenakan hal-hal diharamkannya tidak sebanyak atau seberat hadst besar.Jika ada hal-hal berikut ini seseorang harus dimandikan (orang yang meninggal dunia selain yang syahid) atau mandi.Berikut adalah hal-hal yang mewajibkan mandi yang berjumlah lima hal :a. Kematian.Kematian adalah tidak adanya kehidupan pada seseorang yang disebabkan karena terlepasnya ruh dari jasad. Apabila hal ini sudah berada pada seorang muslim yang bukan karena mati syahid ,maka wajib dimandikan. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadist: yang mana Nabi Muhammad SAW berkata, ketika ada seseorang yang terjatuh dari kendaraannya (kuda) kemudian dia terjatuh Dari Ibnu Abaas RA telah berkata : Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah bersabda : Basuhlah ( mandikanlah ) dia dengan air dan bubuk kayu bidara. Dan kafanilah dia dalam balutan dua baju .HR Bukhori muslim.Dari hadist di atas jelaslah ada perintah memandikan yang menunjukan adanya kewajiban untuk memandikan orang yang sudah meninggal dunia.b. Keluar mani ( Sperma )Keluar sperma merupakan salah satu yang mewajibkan mandi, jika sperma itu memang sperma yang keluar dari dirinya sendiri pada yang pertama kali, baik dari tempat biasanya seperti kemaluan laki-laki atau wanita ataupun bukan dari tempat biasanya seperti tulang rusuk atau kaki yang retak atau patah, walupun sperma itu keluarnya setelah selesai mandi, tetap saja wajib mandi lagi. Hal ini berdasarkan sebuah hadist Dari Ummi Salamah RA telah berkata: Telah datang Ummi Sulaim kepada Rosulallah SAW , kemudian dia berkata Sesungguhnya Allah tidak akan mengangap malu dari kebenaran. Apakah atas wanita ada kewajiban mandi jinabat apabila dia bermimpi ? Beliau menjawab : ia wajib mandi jinabat jika melihat air ( sperma/ mani ) , HR Bukhori Muslimc. BersetubuhYang dimaksud bersetubuh adalah masuknya kemaluan laki-laki pada yang berlubang ( kemaluan atau anus/dubur ) seorang wanita.Dari definisi di atas para ulama menafsirkan arti persetubuhan itu secara luas dengan tafsiran sebagai berikut :* Baik disengaja ataupun tidak;* Berereksi atau tidak;* Disukai atau tidak;* Memakai pelapis seperti kondom atau tidak;* Mengeluarkan sperma/ejakulasi atau tidak;* Orang yang disetubuhinya hidup atau mati;* Yang disetubuhinya manusia ataupun binatang.Hal ini didasarkan pada firman Allah : : 43 .Dan jika kalian terbukti dalam keadaan junub, maka bersucilah (mandilah ). QS Al=Maidah ;6)Dan sebuah hadist sebagai berikut : : :(( : )) 291 Dari Aisyah RA berkata : Telah bersabda Rosulallah SAW : Apabila seseorang telah duduk diantara cabang-cabang yang empat (dari badan wanita ) dan telah bersentuhan khitan dengan khitan yang lainnya, maka sunguh telah mewajibkan padanya akan mandi dalam satu riwayat Imam Muslim- walaupun tidak sempat mengeluarkan sperma. HR Bukhori 291d. Haid dan NifasApabila seorang wanita telah benar-benar suci dari darah haid dengan cara meletakan kapas atau menempelkan pembalut lebih dalam pada kemaluannya, sedangkan kapas dan atau pembalut itu tetap putih, maka wajib baginya untuk bersuci dengan mandi jinabat. Hal ini didasarkan atas fiman Allah : ( :222) Dan mereka bertanya padamu tentang darah haid. Katakanlah ia adalah ganguan, maka asingkanlah wanita diwaktu haid dan janganlah mendekatinya hingga mereka bersuci/ mandi .Maka apabila telah bersuci ( mandi ) datangilah/ setubuhilah mereka QS Al-Baqoroh : 222Menurut Imam Nawawie dalam kitab Al-Majmu III/111 bahwa ayat ini menunjukan keharusan seorang istri menyerahkan diri untuk digauli. Hal ini tidak dibolehkan kecuali dengan mandi terlebih dulu. Disamping ayat di atas, ada lagi sebuah hadist : : : (( )) Dari Aisyah RA telah berkata : Rosulallah SAW telah bersabda kepada Fatimah binti Abi Hubaisy , Apabila datang haid maka tinggalkanlah sholat. Dan apabila darah haid itu telah berlalu ( suci ), maka mandilah dan sholatlah , HR Bukhori MuslimDisamping firman Allah dan Hadist di atas, juga ijma ulama mewajibkan mandi dengan sebab terputusnya darah haid/ sucinya darah . Di antara ulama itu Ibnu Munjir, Ibnu Jarir at Thobari.Adapun Darah nifas, maka apabila sudah terputus/ suci, maka wajib pula wanita bersuci/ mandi, karena darah nifas adalah kumpulan darah haid yang tidak keluar selama wanita hamil dan juga diharamkan bagi wanita yang nifas, sholat, berpuasa dan bersetubuh. Oleh karena itu diwajibkan mandi jika akan melakukan yang di atas.[ Al-Majmu 3/110]e. MelahirkanApabila seorang wanita melahirkan, maka wajib mandi besar. Hal ini dilakukan jika tidak langsung diiringi dengan keluarnya darah nifas, namun dikarenakan biasanya wanita melahirkan senantiasa diiringi dengan darah nifas, maka tidak diwajibkan baginya mandi besar. Karena kewajiban mandi itu manakala akan melakukan hal-hal yang diwajibkan yang terhalang kewajibannya dengan sebab adanya hadast besar. Oleh karena itu seorang wanita yang baru melahirkan tidak perlu tergesa-gesa untuk mandi besar kalau sekiranya setelah melahirkan langsung diiringi nifas. Nanti saja mandinya setelah nifasnya suci dan cukup satu kali mandi.Hal ini sesuai dengan kaidah fiqh; Jika dua perkara ( misalnya melahirkan dan nifas ) dari satu jenis ( sama-sama hadast besar ) telah berkumpul sedangngkan maksud keduanya tidak berbeda ( mandi besar ) , maka masuklah salah satunya pada yang lain Dalam hal wanita yang melahirkan wajib mandi ini tidak hanya dikarenakan keluar cabang bayi secara utuh, tetapi jika keluar darah kental ( alaqoh ) ataupun daging keras ( mudghoh ), maka tetap wajib mandi dengan cacatan di atas.5. Masalah kafir masuk islamJika orang kafir masuk Islam, maka perinciannya sebagai berikut ini:1. Jika semasa kufur tidak pernah melakukan hal-hal yang mewajibkan mandi besar seperti ; keluar sperma, bersetubuh, haid, nifas dan melahirkan, maka ketika masuk Islam tidak wajib mandi besar, tetapi walaupun demikian disunahkan mandi padanya. Kenapa tidak diwajibkan ?, karena banyak sekali para sahabat masuk Islam namun mereka tidak diwajibkan mandi Hal ini sebagaimana telah disebutkan dalam hadist bahwa Qois bin Asim telah masuk Islam kemudian Rosulallah SAW memerintahkan mandi padanya tidak secara keharusan HR Abu Daud no 151 dalam bab Thoharoh.2. Jika semasa kufur pernah melakukan hal-hal yang mewajibkan mandi, kemudian tidak mandi, maka jika masuk Islam wajib baginya mandi jinabat, walaupun semasa kufur pernah mandi, karena mandi besar merupakan ibadah mahdhoh. Sedangkan ibadah mahdhoh tidak sah dilakukan dalam keadaan kufur seperti halnya sholat, puasa dll. [ Al-Majmu 3/117]6. Hal-hal yang diharamkan dalam hadats besar.Apabila seseorang dalam keadaan junub , maka diharamkan baginya hal-hal yang diharamkan bagi ;a. Sholat,Sholat baik wajib maupun sunah diharamkan bagi orang yang berhadast besar begitupun sujud syukur dan tilawah. Dalilnya sama seperti dalil untuk haramnya orang yang berhadast kecil;b. Thowaf; baik thowaf wajib maupun sunnah;c. Memegang dan atau membawa Al-QuranUntuk nomor 2 dan 3 dalilnya sama dengan dalil hal-hal yang diharamkan bagi orang yang berhadst kecil di atas. Jadi untuk lebih jelasnya lagi coba lihat lagi !d. Membaca Al-QuranAdapun dasar hukum diharamkannya membaca Al-Quran adalah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dan Abi Daud dari Ibnu Umar bin Khotob : : : (( )) Dari Ibnu Umar RA telah berkata: Telah bersabda Rosulallah SAW , Tidaklah orang junub dan wanit yang sedang haid sedikitpun membaca Al-Quran , HR Turmuzi dan Abu DaudDan hadist berikut ini : (( )) ( ) Dari Ali bin Abi Tholib RA ; Adalah Rosulallah SAW membacakan Al-Quran pada kami atas segala keadaan selagi dia tidak dalamkeadaan junub :, HR Turmuzi [ Subulus Salam I/88]Dari kadua hadist di atas jelaslah bahwa orang yang junub diharamkan membaca Al-Quran baik satu huruf, satu ayat sekalipun dengan maksud membaca Al-Quran.Adapun jika membaca ayat-ayat dalam Al-Quran tadi bermaksud hanya untuk berzikir, berdoa, memuji, membuka sesuatu, mengajarkan, mohon perlindungan, maka semuanya itu tidak diharamkan . Hal ini berdasarkan hadist: Dari Aisyah Ra telah berkata : Adalah Nabi Muhammad SAW berzikir dalam berbagai keadaan , HR Muslim :(( : )) Dari Aisyah Ra telah berkata : Adalah Nabi Muhammad SAW berzikir dalam berbagai keadaan , HR MuslimKesimpulannya menurut Imam Nawawie Mazhab kita mengharamkan membaca Al-quran atas orang yang sedang junub dan wanita yang sedang haid baik sedikit maupun banyak sebagian atau seluruh ayat. Dengan ini telah berpendapat Mayoritas para ulama. Begitupun Imam Khitobi dan lainnya telah menghikayatkan dari mayoritas tabiin. Dan telah menghikayatkan pula sahabat-sahabat kami dari Umar bin Khotob, Ali, Jabir, Hasan, Az-Zuhri, Nukhoi, Qotadah, Ahmad dan Ishaq [ Al-Majmu 3/128, Darul kutub ilmiyah, Bairut, Libanon]e. Berdiam Diri Di MesjidSetiap orang yang dalam keadaan memiliki hadsat besar diharamkan untuk diam di mesjid baik dalam keadaan duduk atau berdiri atau bulak balik atau dalam keadaan apapun.namun diperbolehkan baginya melewati saja baik punya keperluan atauupun tidak ada.Adapaun dalil yang dikemukan oleh para ulama adalah firman Allah : ( : 43 ) Janganlah mendekati tempat sholat ( mesjid ) sedangkan kalian dalam keadaan mabuk, hingga kalian mengetahui apa yang kalian katakan dan tidak pula dalam keadaan junub kecuali melewati jalan saja [ QS ; An Nisa : 43]Dan juga hadist berikut : : : (( .... )) Dari Aisyah RA telah berkata : Rosulallah SAW telah bersabda : .Maka sesungguhnya aku tidak menghalalkan mesjid bagi wanit yang haid dan orang yang junub HR Bukhori, Abu Daud dan lainnyaPendapat ulama tentang haramnya berdiam diri di mesjid tersebut dengan dasar hukum firman Allah dan hadist di atas sejalan dengan pendapat para sahabat Nabi Muhammad SAW seperti ; Abdullah bin Masud, Ibnu Abbas, Said ibnu Musayyab, Hasan Bisri, Said bin Jubair, Amr bin Dinar dan Imam Malik. [ Al-Majmu 3/131 Darl kutub Ilmiyah Bairut, Libanon]7. Rukun mandi jinabatRukun mandi adalah hal-hal yang wajib dilakukan tatkala mandi jinabat. Rukun mandi menurut kesepakatan ulama fiqih ada tiga:a. NiatNiat untuk mandi jinabat adalah bisa juga dengan niat saya mengangkat hadst besar atau dengan niat saya menghilangkan jinabat .Niat ini wajib disertakan tatkala memulai membasuh badan, baik sebelah atas, tengah atau bawah.Andai niat ini dilakukan sebelum membasuh badan ,maka tidak cukup. Berarti tatkala mulai membasuh harus disertakan kembali.b. Menghilangkan najisHal ini dilakukan manakala memang ada najis pada tubuh seperti air kencing, wadi, madzi. Jika memang tidak ada najis maka tidak perlu.c. Meratai seluruh badan dengan airMaksudnya seluruh badan harus terbasuh dengan air baik kulitnya, rambut walaupun tebal, kuku, lubang hidung, telinga, kemaluan wanita yang nampak tatkala jongkok, kemaluan yang belum dikhitan.Jika ada sedikit saja bagian badan yang tidak terbasuh dengan air walaupun sehelai rambut, maka wajib dibasuh. Hal ini berdasarkan hadist : : : (( )) Dari Abi Hurairoh ra berkata: sesungguhnya Rosulallah SAW telah bersabda , Sesungguhnya setiapdi bawah rambut adalah jinabah- yang harus dibasuh- basuhlah rambut dan bersihkan kulitnya , HR Abu daud dan Nasai Adapun tentang mandi haid Rosulallah SAW menyatakan dalam sabdanya : : :(( )) Dari Annas ra berkata : telah bersabda Rosulallah SAW , Bila perempuan mandi setelah haid, hendaklah dia membiarkan rambutnya terurai sama sekali dan menggosoknya dengan daun bidara dan limau dan bila mandi junub siramkanlah air itu di atas kepalanya, lalu guyurlah, HR Daruqutni dan At Thobroni8. Masalah rambut menggumpal atau keritingApabila seseorang memilki rambut yang menggumpal atau kriting yang mudah sampainya air ke kulit kepala, tidak wajib baginya menggunting atau menggunduli rambutnya. Namun jika rambut itu sangat ikal dan sulit sampainya air ke kulit kecuali harus menggunduli rambut, maka wajib menggundulinya, karena sampainya air ke kulit kepala wajib hukumnya. Hal ini berdasarkan hadaist : : )) Dari Umi Salamah ra. Aku pernah bertanya , Ya! Rosulallah SAW, sesungguhnya rambutku sangat bergumpal-gumpal apakah aku harus membuka gumpalan itu untuk mandi junub ?, Beliau menjawab, Tidak, cukuplah kamu siramkanlah saja air di atas kepalamu tiga kali, kemudian kamu siramkanlah air itu di atas badanmu, setelah itu sucikanlah kamu, HR Muslim.9. Hal-hal yang disunnahkan dalam mandi jinabatKetika mandi jinabat, tidak hanya diharuskan menunaikan yang rukun-rukun saja. Tetapi dianjurkankan juga melakukan hal-hal yang disunahkan seperti yang akan disebutkan di bawah ini :1. Membaca bismillah ketika akan wudhu, kemudian;2. Membersihkan badan dari kotoran yang menjijikan baik najis seperti madzi, air kencing dengan kebcing terlebih dahulu agar air mani yang berada dalam kemaluan keluar seluruhnya, karena jika tidak, bila setelah mandi keluar sperma lagi, maka harus mengulang mandinya, ataupun suci seperti ludah, ingus, air mani dll, kemudian;3. Mengambil wudhu sebelum mandi secara sempurna. Artinya selesaikan pelaksanaan wudhu hingga membasuh kaki dengan niat melaksanakan sunat mandi, jika hanya punya hadst besar saja.namun jika punya dua hadast maka wajib niat wudhu fardhu. Sebagaimana dilakukan oleh baginda Rosulallah SAW : : (( )) Dari Aisyah r.a bahwasanya Rosulallah SAW bila mandi jinabat, ia memulainya dengan membasuh kedua tangannya, kemudian ia menuangkan air dengan dengan tangannya ke tangan kiri, kemudian membasuh kemaluannya, lalu ia berwudhu sebagaimana orang berwudhu untuk shalat, kemudian memasukan jarinya ke dalam air, menyisipkan jari-jarinya itu kesela-sela rambutnya, lalu menyiramkan air di atas kepalanya tiga kalinya dengan tangannya, selanjutnya menyiramkannya air itu ke seluruh badannya HR Bukhori Muslim, kemudian;4. Mendahulukan membasuh badan bagian kanan daripada sebelah kiri. Sebagaimana dalam sebuah hadist :(( )) Dari Aisyah r.a telah berkata; Bahwa Rosulallah SAW sangat menyukai melakukakan sebelah kanan pada semua urusannya ;dalam bersuci, melangkah danmemakai sendalnya, HR Bukhori Muslim5. Menggosok-gosokan tangan atas anggota badan yang bisa kesampaian olehnya agar kotoran yang menempel bisa hilang;6. Menutup aurat ketika mandi walaupun dalam kesendirian. Halini sebagiamana tersebut dalam hadist : (( : : : )) Dari Bahzi bin Hakim r.a Aku telah berkata Wahai Rosulallah SAW Aurat kami apa yang kami datangi (setubuhi ) dan yang kami tinggalkan ? Beliau menjawab, Jagalah auratmu kecuali dari istrimu dan hamba sahaya wanita (amat), Aku berkata, Bagaimana pendapatmu jika kami dalam keadaan sendirian ? Beliau menjawab, Allah lebih berhak untuk dianggap malu dari manusia, HR TirmiziI. Jenis-jenis mandi yang disunnahkanDisamping ada mandi yang diwajibkan sebagaimana di atsa, ada juga mandi yang disunahkan. Mandi yang disunahkan itu adalah sebagai berikut :1. Mandi jumat (mandi ketika hendak melaksanakan sholat jumat). Mandi ini disunahkan bagi orang yang akan menghadiri sholat jumat walaupun sholat jumat itu sendiri baginya tidak wajib; seperti bagi wanita, orang sakit atau berada di perjalanan Hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW dan perbuatan beliau, diantaranya : : (( )) Dari Aisyah r.a telah berkata , bahwa Nabi Muhammad SAW melaksanakan mandi dari sebab jinabat, hari jumat, sesudah berbekam dan dari sebab memenadikan mayit (HR Abu Daud dan Abi hujaimah)Dalam hadist lainpun disebutkan : : ( ) Dari Ibni Umar r.a berkata : telah bersabda Rosulallah SAW, Barang siapa dari salah seorang kalian akan menghadiri sholat jumat , maka henndaklah ia mandi dulu . HR JamaahKesunahan mandi jumat adalah bagi orang yang akan menghadirinya baik laki-laki maupun wanita sejak terbit fajar hingga menjelang akan berangkat.2. Mandi dua sholat id ( mandi tatkala akan menghadiri sholat idul fitri atau idul adha ). Hal ini didasarkan atas qiyas akan sholat jumat.dikarenakan akan menghadiri tempat yang dihadiri oleh orang banyak yang sama-sama akan beribadah.3. Mandi ihrom ( mandi tatkala akan melaksanakan ihrom haji atau umroh ) [ HR Turmuzi dari Zaid bin Tsabit, ], begitupun disunahkan mandi tatakala akan wukuf di Arofah [ HR Malik dari Nafi dari Ibnu Umar dan Imam syafei dari Ali r.a, ], karena akan memasuki kota Mekah [ Mutafaq alaih ], karena akan mabit di Muzdalifah dan ketika akan thowaf ifadhoh [ diqiyaskan pada mandi sholat jumat, karena kan menghadiri tempat berkumpulnya orang banyak].4. Mandi sholat dua gerhana ( mandi tatkala akan menghadiri sholat gerhana matahari maupun bulan ). Dasar hukumnya karena diqiyaskan pada sunahnya mandi akan menghadiri sholat jumat.5. Mandi setelah memandikan mayitHal ini dilakukan setelah kita selesai memandikannya baik mayitnya muslim ataupun kafir. Dasar hukumnya pada hadist no 1 di atas.6. Wanita yang beristihadhoh ( berdarah di luar waktu haid dan nifas )Wanita yang sedang istihadhoh disunahkan mandi seperti mandi jinabat tatkala akan melaksanakan sholat lima waktu. Hal ini sebagaimana hadist berikut : : )) Sesungguhnya Umi Habibah beristihadhoh, kemudian ia bertanya pada baginda Rosulallah saw. Kemudian beliau memerintahkannya untuk mandi, hingga dia mandi setiap akan melaksanakan sholat. HR Bukhori Muslim7. Sembuh dari pingsan, mabuk dan gila.Jika sembuh dari salah satu yang tiga ini maka, sunah baginya mandi. Hal ini sebagaimana hadist dari Siti Aisyah r.a bahwa baginda Rosulallah SAW telah mandi seperti mandi jinabat tatkala beliau sembuh/siuman dari pinsan [HR Bukhori muslim]8. Mandi orang kafir tatkala masuk IslamHal ini jika selama masa kufurnya tidak melakukan hal-hal yang mewajibkan mandi jinabat seperti bersetubuh, keluar sperma, haid. Namun jika ini terjadi , maka hukum mandinya bukan sunah tapi wajib.hal ini sebagaimana hadist berikut: ( ) Dari Qois bin Asim; Sesungguhnya dia masuk Islam, kemudian Nabi Muhammad SAW memerintahkan nya mandi dengan air dan kayu bidara, HR Tirmizi dan Nasa

BAB IIIPENUTUPKESIMPULANBersuci (Bahasa Arab: , transliterasi:thohara) merupakan bagian dari prosesi ibadah umat Islam yang bermakna menyucikan diri yang mencakup secara lahir atau batin, sedangkan menyucikan diri secara batin saja di istilahkan sebagai tazkiyatun nufus.Ada beberapa macam air yang bisa digunakan untuk bersuci, mayoritas ulama menyebutkan ada 7 macam air yang boleh dan sah di gunakan untuk bersuci , yaitu :1. Air hujan2. Air Sungai3. Air Mata Air 4. Air Laut5. Air Sumur7. Air embun6. Air SaljuNajis dalam pandangan syariat Islam yaitu benda yang kotor yang mencegah sahnya suatu ibadah yang menuntut seseorang dalam keadaan suci seperti sholat dan thowaf. Macam macam najis adalah segai berikut :1. Najis Mughollazoh2. Najis Mukhofafah.3. Najis Mutawassithah Istinja artinya menghilangkan najis atau menipiskannya dari lubang kencing atau tahu. Berasal dari kata an-Naja, artinya terlepas dari penyakit; arai dari an-Najwah yang artinya: tanah tinggi; atau dari an-Najwu, artinya: suatu yang keluar dari dubur. Bersuci semacam ini dalam syara disebut istinja, karena orang yang beristinja berusaha melepaskan diri dari penyakit dan berupaya menghilangkannya dari dirinya, dan pada umumnya berlindung di balik gundukan tanah yang cukup tinggi dan semisalnya, supaya dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan tenang.Menurut bahasa, Wudhu artinya Bersih dan Indah. sedangkan menurut istilah (syariah islam) artinya menggunakan air pada anggota badan tertentu dengan cara tertentu yang dimulai dengan niat guna menghilangkan hadast kecil. Wudhu merupakan salah satu syarat sahnya sholat (orang yang akan sholat, diwajibkan berwudhu lebih dulu, tanpa wudhu shalatnya tidak sah.Mandi yang dalam reteratur Bahasa Arab Al-ghoslu/ mempunyai dua arti, yaitu arti menurut bahasa dan istilah. Mandi / menurut bahasa adalah mencucurkan air pada secara mutlak

SARANSaran kami adalah setelah mengetahui adab dalam bersuci yang meliputi Istinja,Wudhu dan mandi , kita seharusnya mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari agar nilai ibadah kita tidak rusak karena adanya hadats atau najis dibadan kita.Dalam pelaksanaan dari adab bersuci juga harus dilakukan dengan yang dianjurkan oleh agama berdasarkan ketentuan oleh Allah SWT dan Hadits Rasulullah SAW agar dapat bernilai dimata Allah SWT sebagai suatu usaha kita untuk lebih mendekatkan diri kepadanya dan mendapatkan derjat taqwa.

DAFTAR PUSTAKAwww.quran.com/2:222 www.quran.com/al-maidah:90www.quran.com/6:145http://id.wikipedia.org/wiki/Istinjahttps://materitarbiyah.wordpress.com/2008/03/15/bersuci-thaharoh/Suyono, Slamet Abidin. 1998. Fiqih Ibadah. Bandung. Pustaka Setia.

14