makalah agama keimanan dan ketakwaan

15
KEIMANAN DAN KETAKWAAN Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Agama Islam Dosen Pengajar : Sugeng Santoso, MAG DISUSUN OLEH : M. FIRMAN AKBAR BISNIS C M. LUDVI RAKHMAWAN BISNIS C ILMU ADMINISTRASI BISNIS Copyright 2012 – Disukai.Com

Upload: firman-akbar

Post on 04-Aug-2015

1.206 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Ini merupakan makalah agama islam mengenai keimanan dan ketakwaan, yang dibuat oleh http://www.disukai.com

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Agama Keimanan dan Ketakwaan

KEIMANAN DAN KETAKWAAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Agama Islam

Dosen Pengajar :

Sugeng Santoso, MAG

DISUSUN OLEH :

M. FIRMAN AKBAR BISNIS C

M. LUDVI RAKHMAWAN BISNIS C

ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU ADMINSTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEPTEMBER 2012

Copyright 2012 – Disukai.Com

Page 2: Makalah Agama Keimanan dan Ketakwaan

Daftar IsiA. Pendahuluan .........................................................3

B. Isi .........................................................4-9

1. Pengertian Iman.....................................................4

2. Wujud Iman .........................................................6

3. Proses Terbentuknya Iman.....................................6

4. Tanda-Tanda Orang Beriman.................................7

5. Korelasi Keimanan dan Ketakwaan........................8

C. Penutup .........................................................10

D. Daftar Pustaka .........................................................11

Pedidikan Agama Islam | Keimanan dan Ketakwaan 2Copyright 2012 – Disukai.Com

Page 3: Makalah Agama Keimanan dan Ketakwaan

A. Pendahuluan

Manusia dalam menjalani kehidupan selalu berinteraksi dengan manusia lain atau

dengan kata lain melakukan interaksi sosial. Dalam melakukan interaksi sosial

manusia harus memiliki akhlak yang baik agar dalam proses interaksi tersebut tidak

mengalami hambatan atau masalah dengan manusia lain. Proses pembentuk akhlak

sangat berperan dengan masalah keimanan dan ketakwaan seseorang. Keimanan

dan Ketakwaan seseorang berbanding lurus dengan akhlak seseorang atau dengan

kata lain semakin baik keimanan dan ketakwaan seseorang maka semakin baik pula

akhlak seseorang hal ini karena keimanan dan ketakwaan adalah modal utama

untuk membentuk pribadi seseorang. Keimanan dan ketakwaan sebenarnya potensi

yang ada pada manusia sejak ia lahir dan melekat pada dirinya hanya saja sejalan

dengan pertumbuhan dan perkembangan seseorang yang telah terjamah oleh

lingkungan sekitarnya maka potensi tersebut akan semakin muncul atau sebaliknya

potensi itu akan hilang secara perlahan.

Saat ini keimanan dan ketakwaan telah dianggap sebagai hal yang biasa, oleh

masyarakat umum, bahkan ada yang tidak mengetahui sama sekali arti yang

sebenarnya dari keimanan dan ketakwaan itu, hal ini dikarenakan manusia selalu

menganggap remeh tentang hal itu dan mengartikan keimanan itu hanya sebagai arti

bahasa, tidak mencari makna yang sebenarnya dari arti bahasa itu dan membiarkan

hal tersebut berjalan begitu saja.

Pedidikan Agama Islam | Keimanan dan Ketakwaan 3Copyright 2012 – Disukai.Com

Page 4: Makalah Agama Keimanan dan Ketakwaan

B. ISI

KEIMANAN DAN KETAKWAAN

1. Pada pembahasan yang pertama ini pemakalah akan menitik

beratkan pembahasan tentang pengertian iman.

Iman secara bahasa berarti at-tashdiiq (pembenaran). Akan tetapi, Kebanyakan orang

menyatakan bahwa kata iman berasal dari kata kerja amina-yu’manu-amanan yang

berarti percaya. Oleh karena itu, iman yang berarti percaya menunjuk sikap batin yang

terletak dalam hati. Akibatnya, orang yang percaya kepada Allah dan selainnya seperti

yang ada dalam rukun iman, walaupun dalam sikap kesehariannya tidak mencerminkan

ketaatan dan kepatuhan (taqwa) kepada yang telah dipercayainya, masih disebut orang

yang beriman. Hal itu disebabkan karena adanya keyakinan mereka bahwa yang tahu

tentang urusan hati manusia adalah Allah dan dengan membaca dua kalimah syahadat

telah menjadi Islam.

Definisi Iman berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang diucapkan dan

dilakukan merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan

dan perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang - orang beriman adalah

mereka yang di dalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka

orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki

prinsip. atau juga pandangan dan sikap hidup.

Para imam dan ulama telah mendefinisikan istilah iman ini, antara lain, seperti

diucapkan oleh Imam Ali bin Abi Talib: "Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan

yang benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota." Aisyah r.a. berkata: "Iman

kepada Allah itu mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan

mengerjakan dengan anggota." Imam al-Ghazali menguraikan makna iman:

"Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu dengan hati dan

mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-anggota)."

Pedidikan Agama Islam | Keimanan dan Ketakwaan 4Copyright 2012 – Disukai.Com

Page 5: Makalah Agama Keimanan dan Ketakwaan

Dalam surah al-Baqarah ayat 165 dikatakan bahwa orang yang beriman adalah orang

yang amat sangat cinta kepada Allah (asyaddu hubban lillah).

Artinya: “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-

tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.

Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika

seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa

(pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah

amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).”

Oleh karena itu beriman kepada Allah berarti amat sangat rindu terhadap ajaran Allah,

yaitu Al-Quran menurut Sunnah Rasul. Hal itu karena apa yang dikehendaki Allah,

menjadi kehendak orang yang beriman, sehingga dapat menimbulkan tekad untuk

mengorbankan segalanya dan kalau perlu mempertaruhkan nyawa.

Dalam hadits diriwayatkan Ibnu Majah Atthabrani, iman didefinisikan dengan keyakinan

dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan (Al-

Immaanu ‘aqdun bil qalbi waigraarun billisaani wa’amalun bil arkaan). Dengan

demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati, ucapan, dan laku

perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup atau gaya

hidup.

Istilah iman dalam al-Qur’an selalu dirangkaikan dengan kata lain yang memberikan

corak dan warna tentang sesuatu yang diimani, seperti dalam surat an-Nisa’:51 yang

dikaitkan dengan jibti (kebatinan/idealisme) dan thaghut (realita/naturalisme).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian iman adalah pembenaran dengan segala

keyakinan tanpa keraguan sedikitpun mengenai yang datang dari Allah SWT dan

rasulNya.

Pedidikan Agama Islam | Keimanan dan Ketakwaan 5Copyright 2012 – Disukai.Com

Page 6: Makalah Agama Keimanan dan Ketakwaan

2. Adapun pembahasan yang kedua yaitu tentang wujud iman

Iman bukan hanya berarti percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang

muslim untuk berbuat. Oleh karena itu lapangan iman sangat luas, bahkan mencakup

segala sesuatu yang dilakukan seorang muslim yang disebut amal saleh.

Seseorang dinyatakan iman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan

kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai

dengan keyakinan. Karena itu iman bukan hanya dipercayai atau diucapkan, melainkan

menyatu secara utuh dalam diri seseorang yang dibuktikan dalam perbuatannya.

Oleh karena itu menjadi seorang muslim berarti meyakini dan melaksanakan segala

sesuatu yang diatur dalam ajaran Islam. Seluruh hidupnya didasarkan pada ajaran

Islam.

Wujud Iman menurut Hasan Al-Bana di antaranya:

1. Ilahiyah: Hubungan dengan Allah

2. Nubuwwah: Kaitan dengan Nabi, Rasul, kitab, dan mukjizat

3. Ruhaniyah: Kaitan dengan alam metafisik; Malaikat, Jin, Syetan, Ruh

4. Sam’iyah: Segala sesuatu yang bisa diketahui melalui sam’i

3. Lalu bahasan selanjutnya adalah tentang Proses Terbentuknya

Iman

Proses terbentuknya iman diawali dengan proses perkenalan, kemudian meningkat

menjadi senang atau benci. Mengenal ajaran Allah adalah langkah awal dalam

mencapai iman kepada Allah. Jika seseorang tidak mengenal ajaran Allah, maka orang

tersebut tidak mungkin beriman kepada Allah.

Seseorang yang menghendaki anaknya menjadi mukmin kepada Allah, maka ajaran

Allah harus diperkenalkan sedini mungkin sesuai dengan kemampuan anak itu dari

tingkat verbal sampai tingkat pemahaman. Bagaimana seorang anak menjadi mukmin,

jika kepada mereka tidak diperkenalkan al-Qur’an.

Pedidikan Agama Islam | Keimanan dan Ketakwaan 6Copyright 2012 – Disukai.Com

Page 7: Makalah Agama Keimanan dan Ketakwaan

Di samping proses pengenalan, proses pembiasaan juga perlu diperhatikan, karena

tanpa pembiasaan, seseorang bisa saja semula benci berubah menjadi senang.

Seorang anak harus dibiasakan untuk melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan

menjauhi hal-hal yang dilarang-Nya, agar kelak setelah dewasa menjadi senang dan

terampil dalam melaksanakan ajaran-ajaran Allah.

Berbuat sesuatu secara fisik adalah satu bentuk tingkah laku yang mudah dilihat dan

diukur. Tetapi tingkah laku tidak terdiri atas perbuatan yang tampak saja. Di dalamnya

tercakup juga sikap-sikap mental yang tidak selalu mudah ditanggapi kecuali secara

fisik langsung (misalnya, melalui ucapan atau perbuatan yang diduga dapat

menggambarkan sikap mental tersebut), bahkan secara tidak langsung itu adakalanya

cukup sulit menarik kesimpulan yang teliti. Di dalam tulisan ini dipergunakan istilah

tingkah laku dalam arti luas dan dikaitkan dengan nilai-nilai hidup, yakni seperangkat

nilai yang diterima oleh manusia sebagai nilai yang penting dalam kehidupan, yaitu

iman. Yang dituju adalah tingkah laku yang merupakan perwujudan nilai-nilai hidup

tertentu, yang disebut tingkah laku terpola.

4. Kemudian bahasan berikutnya yaitu tentang tanda-tanda orang

beriman

Al-Qur’an menjelaskan tanda-tanda orang yang beriman sebagai berikut:

1. Jika disebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu Allah

tidak lepas dari syaraf memorinya, serta jika dibacakan ayat al-Qur’an, maka

bergejolak hatinya untuk segera melaksanakannya (al-Anfal: 2). Dia akan

memahami ayat yang tidak dia pahami.

2. Senantiasa tawakal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah, diiringi

dengan doa, yaitu harapan untuk tetap hidup dengan ajaran Allah menurut

Sunnah Rasul.

Pedidikan Agama Islam | Keimanan dan Ketakwaan 7Copyright 2012 – Disukai.Com

Page 8: Makalah Agama Keimanan dan Ketakwaan

3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya (al-

Anfal: 3 dan al-Mu’minun: 2, 7). Bagaimanapun sibuknya, kalau sudah masuk

waktu shalat, dia segera shalat untuk membina kualitas imannya.

4. Menafkahkan rezki yang diterimanya (al-Anfal: 3 dan al-Mukminun:4). Hal ini

dilakukan sebagai suatu kesadaran bahwa harta yang dinafkahkan di jalan Allah

merupakan upaya pemerataan ekonomi, agar tidak terjadi ketimpangan antara

yang kaya dengan yang miskin.

5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan (al-

Mukminun: 3,5). Perkataan yang bermanfaat atau yang baik adalah yang

berstandar ilmu Allah, yaitu al-Qur’an menurut Sunnah Rasulullah.

6. Memelihara amanah dan menepati janji (al-Mukminun: 6). Seorang mu’min tidak

akan berkhianat dan dia akan selalu memegang amanah dan menepati janji.

7. Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (al-Anfal:74). Berjihad di jalan Allah

adalah bersungguh-sungguh dalam menegakkan ajaran Allah, baik dengan harta

benda yang dimiliki maupun dengan nyawa.

8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (an-Nur: 62). Sikap seperti

itu merupakan salah satu sikap hidup seorang mukmin, orang yang

berpandangan dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul.

5. Dan yang terakhir adalah penjelasan tentang korelasi keimanan dan

ketakwaan

Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Orang yang

bertakwa adalah orang yang beriman yaitu yang berpandangan dan bersikap hidup

dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul yakni orang yang melaksanakan shalat,

sebagai upaya pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung tegaknya

ajaran Allah.

Takwa adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhkan larangannya. Iman adalah

percaya pada pandangan dan sikap hidup dengan ajaran Allah, yaitu al-Qur’an menurut

Sunnah Rasul, atau dengan selain ajaran Allah, yang terwujud ke dalam ucapan dan

perbuatan.

Pedidikan Agama Islam | Keimanan dan Ketakwaan 8Copyright 2012 – Disukai.Com

Page 9: Makalah Agama Keimanan dan Ketakwaan

Wujud iman menurut tiga unsur, yaitu isi hati, ucapan, dan laku perbuatan. Isi hati dan

perbuatan disebut pandangan hidup, sedangkan laku perbuatan yang mewujudkan

gerak berbuat dalam keseluruhan hidup manusia disebut sikap hidup.

Iman yang benar kepada Allah dan Rasulnya akan memberikan daya rangsang atau

stimulus yang kuat untuk melakukan kebaikan kepada sesama sehingga sifat-sifat

luhur dan akhlak mulia itu pada akhirnya akan menghantarkan seseorang kepada

derajat takwa. Orang yang bertakwa adalah orang yang benar imannya dan orang yang

benar-benar beriman adalah orang yang memiliki sifat dan akhlak yang mulia. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa orang yang berakhlak mulia merupakan ciri-ciri dari

orang yang bertakwa.

Pedidikan Agama Islam | Keimanan dan Ketakwaan 9Copyright 2012 – Disukai.Com

Page 10: Makalah Agama Keimanan dan Ketakwaan

C. Penutup

Jadi, menurut kami dapat disimpulkan bahwa Iman berarti pembenaran dengan segala

keyakinan tanpa keraguan sedikitpun mengenai yang datang dari Allah SWT dan

rasulNya lalu disertai dengan perbuatan yang sesuai dengan keyakinan tersebut. Iman

bukan hanya berarti percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim

untuk berbuat. Oleh karena itu menjadi seorang muslim berarti meyakini dan

melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam ajaran Islam. Seluruh hidupnya

didasarkan pada ajaran Islam.

Untuk menjadi seorang yang beriman tahap awalnya yaitu tentunya mengenal ajaran

Allah lalu dilanjutkan dengan kesukaan dan kecintaan terhadap ajaran Allah tersebut,

dari sinilah keimanan bisa timbul.

Iman yang benar kepada Allah dan Rasulnya akan memberikan daya rangsang atau

stimulus yang kuat untuk melakukan kebaikan kepada sesama sehingga sifat-sifat

luhur dan akhlak mulia itu pada akhirnya akan menghantarkan seseorang kepada

derajat takwa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang berakhlak mulia

merupakan ciri-ciri dari orang yang bertakwa.

Pedidikan Agama Islam | Keimanan dan Ketakwaan 10Copyright 2012 – Disukai.Com

Page 11: Makalah Agama Keimanan dan Ketakwaan

Daftar Pustaka

Internet :

http://id.wikipedia.org/wiki/Iman

http://henygarlic.wordpress.com/2011/01/24/hubungan-antara-keimanan-dan-

ketakwaan/

http://about-imanrere.blogspot.com/2012/02/pembahasan-tentang-iman-abstrak-

menurut.html

http://hotel-alpha.blogspot.com/2012/05/pengertian-iman.html

Pedidikan Agama Islam | Keimanan dan Ketakwaan 11Copyright 2012 – Disukai.Com