makala h

24
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Kekreatifan Diri”. Terimakasih kepada Ibu Siti Ma’rifah yang telah membantu dan membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini, dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini kami berharap, makalah ini dapat membantu dan menambah wawasan bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini kurang sempurna. Oleh karena itu, dengan senang hati kami senantiasa menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Terimakasih Hormat Kami

Upload: ekoharyanto

Post on 08-Jul-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gg

TRANSCRIPT

Page 1: Makala h

KATA  PENGANTAR

 

 

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

            Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Kekreatifan Diri”. Terimakasih kepada Ibu Siti Ma’rifah yang telah membantu dan membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini, dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini kami berharap, makalah ini dapat membantu dan menambah wawasan bagi para pembaca.

            Kami menyadari bahwa makalah ini kurang sempurna. Oleh karena itu, dengan senang hati kami senantiasa menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.                          

 

Terimakasih

 

                                                                                                                       

 

 

 

Hormat Kami

 

 

 

 

 

Page 2: Makala h

 

 

                                              BAB I              

 

PENDAHULUAN

 

1.     Latar  Belakang 

            Wacana memiliki pengertian suatu pernyataan yang dinyatakan dengan lisan ataupun tulisan.            Dalam suatu wacana harus memiliki kepaduan dan kesatuan. Sebuah wacana pasti memiliki tema, sub tema,tujuan, dan topic. Topic-topik itu harus disusun secara sistematis agar wacana tersebut terarah. Sebelum melakukan penulisan, haruslah membuat kerangka terlebih dahulu.

Adapun jenis-jenis karangan, diantaranya wacana narasi, wacana deskripsi, wacana eksposisi, dan wacana argumentasi. Jenis-jenis wacana ini akan dibahas lebih jelas pada pembahasan.

Dalam materi ini juga menjelaskan tentang kalimat majemuk, yaitu kalimat yang memiliki lebih dari dua polakalimat atau lebih. Kalimat majemuk juga dibagi lagi menjadi tiga, diantaranya kalimat majemuk setara (koordinatif), kalimat majemuk bertingkat(subordinatif), dan kalimat majemuk campuran.

1. 2.     Rumusan Masalah

                                    

1)      Apa yang dimaksud Wacana ?

2)      Apa saja jenis-jenis Wacana ?

3)    Apa saja macam-macam kalimat majemuk ?

 

1. 3.     Tujuan

 

1)      Untuk mengetahui apa itu wacana, manfaat keragka karangan, langkah-langkah menyusun kerangka karangan, dan bentuk kerangka karangan

Page 3: Makala h

2)      Untuk mengetahui jenis-jenis wacana

3)      Untuk mengetahui apa itu kalimat majemuk dan jenis-jenisnya

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

1. A.   Pengertian Wacana

Pengertian Wacana     

Wacana merupakan suatu pernyataan yaang memiliki hubungan makna antar kesatuan bahasanya serta terikat konteks. Setiap wacana memiliki tema. Tema yaitu hal yang diceritakan sepanjang isi wacana.  Setelah menentukan tema baru menentukan tujuan. Setelah menentukan tujuan, kita harus membuat kerangka karangan. Berikut ini beberapa manfaat kerangka karangan :

1. 1.      Pedoman agar penulis terarah 2. 2.      Penggambaran pola susunan dan kaitan antar ide-ide pokok3. 3.      Membantu pengarang jika terdapat pokok bahasan yang menyimpang dari

topik4. 4.      Membantu pengumpulan bahan bahan pustaka yang diperlukan5. 5.      Meghindari penulis yang berulang – ulang

Agar kita mudah untuk membuat suatu kerangka karangan, perhatikan langkah – langkah berikut :

1. 1.      Tentukan tema / topik2. 2.      Jabarkan topik menjadi subtopik3. 3.      Menginventaris subtopik4. 4.      Seleksi topik dan subtopik yang cocok5. 5.      Tentukan pola pengembangan karangan

Page 4: Makala h

Ada 2 jenis kerangka karangan yaitu :

1. 1.      Kerangka kalimat : kerangka yang disusun dalam bentuk kalimat – kalimat yang lengkap.

2. 2.      Kerangkadan topik : kerangka yang disusun dalam bentuk frasa dan klausa sehingga tampak lebih praktis.

Setiap topik yang ada dalam karangan dijabarkan menjadi paragraf. Dalam paragraf terdapat pokok ikiran yang menjadi kalimat utama. Kalimat utama dapat berada di akhir paragraf yang disebut dengan paragraf induktif. Kalimat utama yang berada di awal paragraf disebut paragraf deduktif. Dalam paragaraf terdapat satu pokok pikiran, kalimat lainnya adalah kalimat – kalimat penjelas. Kalimat penjelas adalah penjabaran dari subtopik atau pikiran – pikiran penjelas.

                                                               

1. B.   Jenis-jenis Wacana

 

1. 1.     Wacana Narasi

Wacana Narasi yaitu wacana yang menceritakan peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir.

1. A.     Jenis-jenis narasi :2. a.    Narasi informatif Narasi  adalah salah satu jenis

pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan yang rangkaian

Narasi informatif adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.

1. b.    Narasi ekspositorik

Narasi ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsursugestif atau bersifat objektif.

                                                                    

1. c.    Narasi artistik

Page 5: Makala h

Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.

1. d.    Narasi sugestif

Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.

Ciri-ciri Karangan Narasi

1. 1.      Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.2. 2.      Dirangkai dalam urutan waktu.3. 3.      Berusaha menjawab pertanyaan “apa yang terjadi?”4. 4.      Ada konfiks.

 

Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronologis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi sebagai berikut:

1. 1.      Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.2. 2.      Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-

benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.3. 3.      Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.4. 4.      Memiliki nilai estetika.5. 5.      Menekankan susunan secara kronologis.

 

Tujuan Penulisan Karangan Narasi 

Tujuan menulis karangan narasi  yaitu:

1. 1.      Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan

2. 2.      Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca3. 3.      Langkah-langkah menulis karangan narasi4. 4.      Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan5. 5.      Tetapkan sasaran pembaca6. 6.      Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk

skema alur7. 7.      Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir

cerita8. 8.      Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai

pendukung cerita

Page 6: Makala h

9. 9.      Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandangan10. 10.   Mengerti aturan tanda bacanya dalam kalimat tersebut

 

1. 2.     Wacana Deskripsi

 

a)    Pengertian

Kata deskripsi berasal dari bahasa latin discribere yang berarti gambaran, perincian, atau pembeberan. Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan dan pengalaman penulisnya. Tujuannya adalah pembaca memperoleh kesan atau citraan sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulis sehingga seolah-olah pembaca yang melihat, merasakan, dan mengalami sendiri obyek tersebut.

 

Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu sebagai berikut.

 

1.      Deskripsi Imajinatif/Impresionis ialah deskripsi yang menggambarkan objek benda sesuai kesan/imajinasi si penulis. Pengertian lain tentang deskripsi impresionis yaitu ialah ragam pemaparan yang didasarkan pada impresi (kesan atau perasaan) penulis terhadap peristiwa, kejadian, tempat, perbuatan, karakter, dll.Hal ini didasarkan pada kuat lemahnya kesan yang didapat dari objek.Contoh: Deskripsi mengenai kota Malang yang dingin, sejuk, dan segar. Banyak objek wisata yang menyenangkan di sana. Wahananya pun seru-seru dan asyik-asyik.

 

Contoh Deskripsi Imajinatif

Aku tidak lagi berada di kamarku, tetapi di suatu ruangan bersama-sama dengan sekelompok orang yang sama sekali belum pernah kulihat sebelumnya. Bau asap tembakau memenuhi ruangan itu, tapi tak seorang pun yang kelihatan peduli. Kami semua duduk di kursi yang diatur membentuk sebuah lingkaran, mirip dengan ruangan diskusi. Semua tampak duduk tenang, semua kelihatan sedang menulis, dan tidak seorang pun yang kelihatan peduli pada orang lain di ruangan itu

 

2.      Deskripsi faktual/ekspositoris ialah deskripsi yang menggambarkan objek berdasarkan urutan logika atau fakta-fakta yang dilihat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Faktual dapat diartikan sebagai hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.atau juda bias diartikan sebagai sesuatu hal yang berdasarkan kenyataan; mengandung dan

Page 7: Makala h

kebenaran. Ada juga pendapat lain mengenai deskripsi ekspositoris, yaitu ragam pemaparan atau penggambaran secara logis.Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa semua yang ada di dunia ini mempunyai “logika urut-urutan sendiri”. Contoh: Bila kita ingin mendeskripsikan manusia, maka logika urutannya: dari atas (kepala) ke bawah (kaki)

.

Contoh Deskripsi Faktual

Di sebelah kiri pintu tergantung sebuah penanggalan dan sebuah cermin yang bertuliskan ”Anda manis, Nona.” Di bawahnya merapat sebuah meja belajar yang diberi alas kertas berbunga-bunga merah jambu, dan dilapisi lagi dengan plastik bening. Di atas meja ada sebuah tape recorder kecil, sebuah mesin ketik, jam weker, alat-alat tulis, beberapa helai kertas berserakan dan buku-buku dalam keadaan terbuka. Pasti semalam dia habis mengerjakan paper, pikirku.

 

 Tahapan Menulis Karangan Deskripsi

1)      Menentukan objek pengamatan

2)      Menentukan tujuan

3)      Mengadakan pengamatan dan mengumpulkan bahan

4)      Menyusun kerangka karangan

5)      Mengembangkan kerangka menjadi karangan.

 

b)      CIRI-CIRI KARANGAN DESKRIPSI

1.      Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.

Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti:1. Menggambarkan atau melukiskan sesuatu.2. Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera.3. Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.

Pola pengembangan paragraf deskripsi:

1. Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan, benda atau tempat.

Page 8: Makala h

Contoh :                                                                       

 

Ruangan berukuran 90m x 80m ini sungguh sangat nyaman ditempati. Sebuah kursi bambu berwarna coklat dengan meja bambu berada di tengah ruangan. Sementara itu, rak buku berisi beberapa novel dan buku-buku ilmiah diletakkan mepet dengan dinding sebelah selatan bersanding dengan sebuah pot berisi pohon bonsai kecil yang seakan-akan menyatu dengan tembok yang dicat dengan warna merah muda. Diluar ruangan, terdapat sebuah kolam kecil berukuran 20,5m x 20m berisi beberapa ikan gurame yang berseliweran. Suara gemericik air dari kolam menambah sejuknya suasana di ruang tamu milik Pak habib bull.

2. Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.

Contoh :

 

Pantai Mojopahit mungkin hanya salah satu diantara sekian banyak pantai yang masih belum terjamah di Kabupaten Gunung Pacet, Mojokerto. Pantai dengan hamparan pasir putih mahaluas ini seolah menggoda kaki untuk untuk terus memijak dan berjalan-jalan diatasnya. Di kanan kiri pantai dapat kita lihat bukut-bukit kapur hijau ditumbuhi lumut yang berdiri gagah menantang perawan ini.

 

3.Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa adanya atausebenarnya.

Contoh:

 

Pantai Mojopahit terletak di Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Mojokerto. Pantai ini berjarak 70 km atau dua jam perjalanan dari pusat Kota Mojokerto. Di kanan kiri pantai landai yang berpasir putih ini, kita dapat melihat gugusan bukit kapur yang berwarna hijau ditumbuhi lumut. Namun yang perlu diperhatikan, pantai ini memiliki ombak yang cukup besar sehingga wisatawan dilarang berenang di pantai ini karena sangat berbahaya.

 

1. 3.     Wacana Eksposisi

Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat. Karangan eksposisi biasanya

Page 9: Makala h

digunakan pada karya-karya ilmiah, seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran. Contoh-contoh tulisan eksposisi adalah berita di koran dan petunjuk penggunaan.

Contoh Wacana Eksposisi

Yang Kedua bagi American AirlinesJatuhnya pesawat berkapasitas 266 penumpang airbus A300- 600 merupakan peristiwa kedua bagi American Airlines beberapa detik lepas landas dari bandar udara internasional O’Hare Chicago, tiba-tiba mesin kiri lepas dari dudukannya. Pilot tidak bisa mengendalikan pesawat akibat keseimbangan pesawat mendadak berubah dengan jatuhnya mesin berbobot sekitar 5 ton. Pesawat mendarat dan menghujam tempat parkir kendaraan 31 detik kemudian dan 271 penumpang plus awak tewas seketika. Kecelakaan lain menyangkut mesin copot dialami oleh pesawat kargo El-Al milik flag carier Israel, 4 Oktober 1992. Mesin nomor empat atau yang paling ujung pada sayap kanan, tiba-tiba lepas akibat dua fuse-pin (baut kedudukan mesin) lepas. Disusul kemudian oleh mesin nomor tiga. Mendadak kehilangan dua mesin, pilot tidak dapat mengendalikan pesawat dan menabrak gedung bertingkat di Amsterdam, Belanda. Empat awak tewas berikut 47 penghuni flat yang ditabrak.Sumber: Kompas, 15 November 2001

 

Poin-poin penting dalam paragraf/karangan eksposisi

1. a.  Contoh topik:

Data faktual, yaitu suatu kondisi yang benar-benar terjadi, ada, dan dapat bersifat historis tentang bagaimana suatu alat bekerja, bagaimana suatu peristiwa terjadi, dan sebagainya. Suatu analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta-fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian

1. b.  Contoh urutan analisis:

* Urutan kronologis/proses, biasanya memaparkan proses, yaitu memberi penjelasan tentang bekerjanya sesuatu atau terjadinya suatu peristiwa

*   Urutan fungsional

*   Urutan atau analisis sebab akibat

*   Analisis perbandingan

 

Ciri-ciri atau karakteristik karangan eksposisi :

1. a.      Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya2. b.      Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data aktual)

Page 10: Makala h

3. c.       Tidak terdapat unsur memengaruhi atau memaksakan kehendak4. d.      Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang

ada5. e.      Menunjukan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja

sesuatu

 

Langkah-langkah penulisan:

1. 1.      Menentukan tema2. 2.      Menentukan tujuan karangan3. 3.      Memilih data yang sesuai dengan tema4. 4.      Membuat kerangka karangan5. 5.      Mengembangkan kerangka menjadi karangan

 

 

4.     Wacana Argumentasi

 

1)      Pengertian

Kata argumentasi berarti alasan. Wacana Argumentasi yaitu paragraph yang mengemukakan berbagai alasan , contoh, dan bukti yang kuat atau logis serta meyakinkan agar pembaca terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagsan, sikap dan keyakinan penulis. Dalam berargumentasi, kita boleh mempertahankan pendapat tetapi juga harus mempertimbangkan pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapat kita. Penalaran yang sehat dan didukung oleh penggunaan bahasa yang baik dan efektif sangat menunjang sebuah karangan argumentative.  Karangan argumentasi juga dpat berisi tanggapan atas sanggahan terhadap suatu pendapat dengan memeparkan alasan-alasan yang logis.

 

2)      Tujuan

Tujuan wacana argumentasi yaitu berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran

pendapat pengarang.

 

3)      Ciri-Ciri Karangan Argumentasi

 

Page 11: Makala h

a)      Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itu diakui pembaca

b)      Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, table, atau gambar.

c)      Pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat, atau pandangan pembaca

d)      Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan subjektifitas

e)      Dalam menyusun argumentasi, penulis menerapkan kerangka berfikir rasional

f)       Membuktikan kebenaran pendapat pengarang dapat menggunakan macam-macam pola pembuktian

 

4)      Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Membuat Karangan Argumentasi

 

a)      Berpikir sehat, kritis, dan logis

b)      Mencari , mengumpulkan, memilih fakta yang sesuai dengan tujuan dan topik

c)      Menjauhkan emosi dan unsure subjektif

d)      Menggunakan bahasa secara baik dan efektif

                             

5)      Langkah-Langkah Penulisan Wacana Argumentasi

 

a)             Menentukan tema

b)             Merumuskan tujuan penulisan

c)              Mengumpulkan data

d)             Menyusun kerangka

e)             Mengembangkan kerangka

f)               Menyunting paragraph yang telah ditulis

 

6)      Pola-pola Pengembangan Paragraf Argumentasi

Page 12: Makala h

 

1.      Pola Sebab-Akibat

Pola ini bermula dari topik atau gagasan yang menjadi sebab berlanjut topik atau gagasan yang menjadi akibat.

Contoh : Sudah 2 bulan ini Zakia selalu sedih dan merasa malas belajar. Kendati teman-temannya selalu mengajak untuk mengikuti jam tambahan sore hari, namun ia tetap saja beralasan ini dan itu. Beberapa ulangan yang telah dilakukan beberapa guru pun tidak ia ikuti karena dari sakit. Tidak hanya itu, tak satupun tugas yang ia kumpulkan sampai akhir semester satu. Akibatnya saat penerimaan laporan hasil belajar tidak satupun mata pelajaran yang menunjukan nilai tuntas.

 

2.      Pola Akibat-Sebab

Pola urutan ini dimulai dari pernyataan yang merupakan akibat dan dilanjutkan dengan hal-hal yang menjadi sebabnya.

Contoh : Jalur Semarang, Rembang lumpuh total. Kemacetan arus lalu lintas mencapai puluhan kilo meter. Waktu tempuh yang biasanya hanya setengah jam, saat ini harus ditempuh 10 hingga 12 jam. Beberapa truk pengangkut buah dan sayuran terpaksa harus membongkar muatannya karena layu dan membusuk. Hal tersebut disebabkan oleh banjir yang terjadi sejak 2 hari lalu.

 

3.      Pola Generalisasi

Pola pengembangan paragraph yang menarik suatu simpulan umum atas suatu data atau fakta khusus.

Contoh : Desa Tenggar Jaya adalah salah satu desa di wilayah kabupaten Banyumas. Beberapa fasilitas umum seperti poliklinik desa, Taman Kanak-Kanak dan dua Sekolah Dasar Negeri berdiri megah disana. Bangunan megah ini sudah sangat permanen dengan arsitektur yang beragam. Listrik pun sudah menerangi desa tersebut sejak 7 tahun terakhir. Jaringan telepon sudah banyak dinikmati warga. Semua jalan yang ada di desa itu juga sudah diaspal. Hampir 75% warganya telah berpendidikan sarjana. Jadi dapat disimpulkan bahwa desa TEnggar Jaya adalah desa yang sudah maju.

 

4.      Pola Urutan Pemecahan Masalah

Pola ini bermula dari aspek-aspek yang menggambarkan masalah, kemudian mengarah pada pemecahan masalah.

 

Page 13: Makala h

Konjungsi Antarkalimat

Dalam menulis paragraph argumentasi kita juga harus memperhatikan penggunaan kata hubung secara tepat. Salah satu konjungsi yang dapat digunakan dalam menulis paragraph argumentasi adalah konjungsi antarkalimat, yaitu kata yang menghubungkan kalimat satu dengan kalimat yang lain. Diantaranya yaitu oleh karena itu, dengan demikian, oleh sebab itu.

 

 

1. C.   Kebahasaan

 

Memahami Kalimat Majemuk

     Kalimat Majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa  kalimat dasar. Struktur kalimat majemuk terdiri dari dua kaliamt dasar atau lebih.

     Kalimat majemuk trdiri dari kalimat majemuk setara, kaliamt majemuk bertingkat, kalimat majemuk rapatan dan kalimat majemuk campuran.

 

1. a.      Kalimat Majemuk Setara (koordinatif)

Kalimat Majemuk Setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.

Berdasarkan kata penghubungnya , kalimat majemuk setara terdiri % macam, diantaranya:

1. B.   Kalimat Majemuk Setara Penggabungan

Kalimat Majemuk Setara Penggabungan yaitu terdiri dari 2 kalimat tunggal atau lebih yang dihubungkan oleh kata dan, serta dan lagi pula.

Contoh:

v  Kami mencari bahan dan kami meramunya.

v  Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah.

 

1. C.     Kalimat Majemuk Setara Berlawanan

Page 14: Makala h

Kalimat Majemuk Setara Berlawanan yaitu dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan, namun, melainkan. Konjungsi tersebut masih menggunakan tanda koma di antara kalimat dasar yang satu dan kalimat dasar yang lain.

Contoh:

v  Ana membeli baju biru, sedangkan Amin membeli baju hitam.

v  Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.

 

1. D.    Kalimat Majemuk Setara Pemilihan

Kalimat Majemuk Setara Pemilihan yaitu dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan dengan kata penghubung atau.

Contoh:

v  Makalah ini harus dikumpulkan besok atau minggu depan

v  Aku atau dia yang akan kamu pilih

 

1. E.     Kalimat Majemuk Setara Penguatan

Kalimat Majemuk Setara Penguatan  yaitu dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan dengan kata penghubung bahkan dan malahn.

Contoh:

v  Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga baik hati .

v  Pencuri itu tidak hanya dipukuli masa, malahan disiksa dengan sadis.

 

1. F.      Kalimat Majemuk Setara Urutan Waktu

Kalimat Majemuk Setara Urutan Waktu yaitu dua atau lebih kalimat yang dihubungkan oleh kata lalu, lantas, terus, serta dan kemudian. Kalimat ini menyatakan hubungan urutan peristiwa. Jika kalimat majemuk ini terdiri dari tiga kaliamt dasar, dapat menggunakan konjungsi secara serentak atau menggunakan tanda koma dan konjungsi sebagai pemisah antar kalimat dasar.

Contoh:

Page 15: Makala h

v  Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SMP.

v  Seorang pencuri menyelinap dibalik pepohonan, lalu dia mengawasi keadaan di sekelilingnya, lantas ia meliahat seorang anak kecil bermain di halaman rumah, kemudian ia berlari mendatangi anak kecil itu.

v  Anak kecil itu merasa terancam, dia menoleh ke rumah, dia berteriak memanggil ibunya, kemudian ia berlari menuju rumah.

 

1. b.      Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat adalah penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Kalimat majemuk memiliki dua unsur yaitu induk kalimat (klausa utama) dan anak kalimat (klausa sematan).

Ada beberapa tanda penghubung yang digunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu:

      Waktu : ketika, sejak

      Sebab : karena, oleh karena itu, sebab, oleh sebab itu

      Akibat : hingga, sehingga, maka

      Syarat : jika, asalkan, apabila

      Perlawanan : meskipun, walupun

      Pengandaian : andaikata, seandainya

      Tujuan : agar, supaya, untuk, biar

      Perbandingan : seperti, laksana, ibarat, seolah-olah

      Pembatasan : kecuali, selain

      Alat : dengan + kata benda,( dengan tongkat)

      Kesertaan : dengan + orang

 

Contoh:

v  Walaupun komputer itu sudah dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data computer itu.

Page 16: Makala h

Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data computer itu Anak kalimat: Walaupun Komputer itu sudah dilengkapi dengan alat-alat

modern

v  Hujan turun selama tiga hari tiada henti-hentinya, sehingga banjir melanda sawah dan lading petani di desa.

Induk kalimat: Sehingga banjir melanda sawah dan lading petani di desa. Anak kalimat: Hujan turun selama tiga hari tiada henti-hentinya

 

1. c.       Kalimat Majemuk Rapatan

Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang karena subjeknya, predikat, atau objeknya sama, maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.

Contoh:

      Pekerjaanya hanya makan. (kalimat tunggal 1)

      Pekerjaanya hanya tidur. (kalimat tunggal 2)

      Pekerjaanya hanya bermalas-malasan. (kalimat tunggal 3)

Pekerjaanya hanya makan, tidur, dan bermalas-malasan. (kalimat majemuk rapatan)

1. d.      Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.

Contoh:

Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1) Rina membaca buku di kamar . (kalimat tunggal 2, induk kalimat) Ketika aku datang ke rumahnya . (anak kalimat sebagai pengganti keterangan

waktu) Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku

datang kerumahnya.(kalimat majemuk campuran)

 

BAB III

 

1. A.   PENUTUP

Page 17: Makala h

 

 

 

Assalamu’alaikum Wr. Wb

 

            Sekian makalah ini kami susun, apabila ada kesalahan dalam penulisan baik secara disengaja maupun tidak di sengaja, kami mohon maaf yang setulus-tulusnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan pengetahuan serta dapat menambah wawasan yang lebih luas lagi bagi para pembaca.

Akhirukalam

 

Wassalamu’alaikum Wr.  Wb.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: Makala h

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1. B.     KESIMPULAN

 

 

            Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa untuk membuat sebuah wacana kita harus membuat kerangka karangan dengan menentukan tema, tujuan, dan topik. Adapun jenis-jenis karangan diantaranya: naratif, deskriptif, eksposisi, argumentasi. Untuk penulis pemula agar mudah membuat karangan, harus menggunakan kerangka karangan yang berbentuk kalimat, karenakerangka karangan tersebut dapat membantunya agar penulisan dapat terarah dan tertur. Dengan adanya kebahasaan dapat juga membantu dalam merangkai kalimat dengan ketentuan yang benar.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Page 19: Makala h

 

Maemunah, dkk 2009. Bahasa dan Sastra Indonesia 1 untuk SMK kelas X. Jkt : Pusat perbukun, Departemen Pendidikan Nasional

http://www.disukai.com/2012/09/macam-macam-kalimat-majemuk-dan-contohnya.html

http:///mazfixs.wordpress.com/2012/12/18/kalimat-dan-jenisnya-/

http:///linarfad.wordpress.com?2012/05/30/wcna-dskripsi/