makala h pen jad fix

27
MAKALAH PENJADWALAN Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan & Pengendalian Produksi DISUSUN OLEH: KELOMPOK VIII No. Nama NIM 1 Muhammad Yasir 130130011 2 Sofyan Sauri 130130018 3 Affanul Hakim 130130023 DOSEN PENGAMPU: BAKHTIAR, S.T., M.T. JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MALIKUSSALEH 2015

Upload: arie-gonzales

Post on 01-Feb-2016

240 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hhkhg

TRANSCRIPT

Page 1: Makala h Pen Jad Fix

MAKALAH

PENJADWALAN Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Perencanaan & Pengendalian Produksi

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK VIII

No. Nama NIM 1 Muhammad Yasir 130130011 2 Sofyan Sauri 130130018 3 Affanul Hakim 130130023

DOSEN PENGAMPU:

BAKHTIAR, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

2015

Page 2: Makala h Pen Jad Fix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas berkat, rahmat, dan

karunia-Nyalah karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Shalawat beserta salam juga tak lupa pula kita berikan kepada Nabi Muhammad SAW

yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu

pengetahuan, sehingga kita bisa sampai seperti saat ini. Adapun tujuan penulisan karya

ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan & Pengendalian

Produksi di semester V di tahun ajaran 2015/2016 ini dengan pembahasan mengenai

Penjadwalan.

Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama

disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan

cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Bakhtiar, S.T., M.T. yang tidak pernah lelah dan bosan untuk selalu

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis setiap saat.

2. Orang tua, keluarga, dan teman-teman yang selalu memberikan motivasi dan

dorongan serta bantuan, baik secara moral maupun spiritual.

Penulis sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,

penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan karya ilmiah

yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Penyusun

Kelompok VIII

i

Page 3: Makala h Pen Jad Fix

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1 1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 2

2.1 Pengertian Penjadwalan ............................................................................ 2 2.2 Tujuan Penjadwalan .................................................................................. 3 2.3 Input dan Output Penjualan ....................................................................... 4

2.4 Flow Shop, Job Shop, dan Batch .............................................................. 5

2.5 Elemen Penjadwalan ................................................................................. 8

2.6 Aturan Johnson .......................................................................................... 9

2.7 Penjadwalan Menurut Waktu dan Proses ................................................ 12

2.8 Metode Penugasan .................................................................................. 15

2.9 Gant Chart ............................................................................................... 18

2.10 Pengurutan ............................................................................................... 20

2.11 Istilah dalam Penjadwalan ....................................................................... 22

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 24

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 24 3.2 Saran ........................................................................................................ 24

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 25

ii

Page 4: Makala h Pen Jad Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penjadwalan (scheduling) merupakan salah satu kegiatan penting dalam perusahaan.

Dalam suatu perusahaan industri, penjadwalan diperlukan dalam mengalokasikan tenaga

operator, mesin dan peralatan produksi, urutan proses, jenis produk, pembelian material,

dan sebagainya. Dalam suatu lembaga pendidikan, penjadwalan diperlukan untuk

mengalokasikan ruang kelas, peralatan mengajar, tenaga pengajar, staf administrasi,

pendaftaran penerimaan mahasiswa baru dan sebagainya. Demikian pula dalam kegiatan

perhotelan, penjadwalan diperlukan dalam pengaturan kamar hotel, ruang seminar/resepsi,

menu makanan, ataupun acara entertainment. Terlepas dari jenis perusahaannya, setiap

perusahaan perlu untuk melakukan penjadwalan sebaik mungkin agar memperoleh utilitasi

maksimum dari sumber daya produksi dan aset lain yang dimiliki.

Penjadwalan adalah pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi. Penjadwalan

mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan ataupun tenaga kerja bagi suatu

kegiatan operasi. Dalam hierarki pengambilan keputusan, penjadwalan merupakan langkah

terakhir sebelum dimulainya operasi. Berbagai teknik juga dapat diterapkan untuk

penjadwalan. Teknik yang digunakan tergantung dari volume produksi, variasi produk,

keadaan operasi, dan kompleksitas dari pekerjaan sendiri.

Tujuan penjadwalan untuk meminimalkan waktu proses, waktu tunggu langganan,

dan tingkat persediaan, serta penggunaan yang efisien dari fasilitas, tenaga kerja, dan

peralatan. Penjadwalan disusun dengan mempertimbangkan berbagai keterbatasan yang

ada. Penjadwalan yang baik akan memberikan dampak positif, yaitu rendahnya biaya

operasi dan waktu pengiriman, yang akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam pembahasan ini yaitu:

1. Bagaimana yang dimaksud dengan penjadwalan?

2. Bagaimana output scheduling atau penjadwalan?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan penjadwalan.

2. Mengetahui bagaimana output penjadwalan.

1

Page 5: Makala h Pen Jad Fix

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Penjadwalan

Secara umum, penjadwalan merupakan proses dalam perencanaan dan pengendalian

produksi yang digunakan untuk merencanakan produksi serta pengalokasian sumber daya

pada suatu waktu tertentu dengan memperhatikan kapasitas sumber daya yang ada. Secara

umum penjadwalan dapat dinyatakan sebagai persoalan seperti pada gambaran berikut.

Definisi penjadwalan menurut:

1. Richard W. Conway

Adalah suatu proses pengurutan pembuatan produk secara menyeluruh pada

beberapa mesin.

2. Martinich (1997)

Penjadwalan dapat didefinisikan sebagai keputusan dalam penugasan dan waktu

untuk memulai pekerjaan dengan menggunakan sumber daya seperti manusia,

peralatan, dan fasilitas yang akan digunakan untuk kegiatan proses produksi.

3. Roger. Schroeder

Adalah proses untuk menentukan :

a. Sequence, yang berarti pengurutan pekerjaan yang akan dikerjakan berikutnya.

b. Timing, yang berarti menentukan saat mulai dan akhir setiap pekerjaan.

4. Kenneth R. Baker

Menurut Baker, penjadwalan memiliki 2 arti yaitu:

a. Penjadwalan sebagai fungsi dari pengambilan keputusan. Penjadwalan merupakan

proses untuk menentukan sebuah jadwal.

b. Penjadwalan merupakan suatu teori. Penjadwalan merupakan kumpulan dari

prinsip-prinsip, model, teknik dan kesimpulan logis dalam pengambilan

keputusan. Penjadwalan merupakan bagian dari shop floor control.

Menurut Baker, jika makespan suatu penjadwalan adalah konstan, maka urutan kerja

yang tepat akan menurunkan flow time dan rataan work in proses. Keputusan yang dibuat

dalam penjadwalan meliputi pengurutan pekerjaan (sequencing), waktu mulai dan waktu

selesai pekerjaan (timing), urutan operasi untuk suatu pekerjaan (routing). Masalah

penjadwalan selalu berkaitan dengan pengurutan produksi (sequencing) yang didefinisikan

sebagai penentuan urut-urutan kedatangan dari bermacam-macam pekerjaan yang harus

2

Page 6: Makala h Pen Jad Fix

diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Masalah penjadwalan seringkali muncul jika

terdapat sekumpulan tugas secara bersamaan, sedangkan peralatan yang dimiliki terbatas.

2.2. Tujuan Penjadwalan

Penjadwalan bertujuan untuk meminimalkan waktu proses, waktu tunggu langganan,

dan tingkat persediaan, serta penggunaan yang efisien dari fasilitas, tenaga kerja, dan

peralatan. Penjadwalan disusun dengan mempertimbangkan berbagai keterbatasan yang

ada. Penjadwalan yang baik akan memberikan dampak positif, yaitu rendahnya biaya

operasi dan waktu pengiriman, yang akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.

Adapun beberapa tujuan dari aktivitas Penjadwalan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan penggunaan sumberdaya atau mengurangi waktu tunggunya, sehingga

total waktu proses dapat berkurang, dan produktivitas dapat meningkat.

2. Mengurangi persediaan barang setengah jadi atau mengurangi sejumlah pekerjaan

yang menunggu dalam antrian ketika sumberdaya yang ada masih mengerjakan tugas

yang lain.

3. Mengurangi beberapa kelambatan pada pekerjaan yang mempunyai batas waktu

penyelesaian sehingga akan meminimasi penalti cost (biaya kelambatan).

4. Membantu pengambilan keputusan mengenai perencanaan kapasitas pabrik dan jenis

kapasitas yang dibutuhkan sehingga penambahan biaya yang mahal dapat dihindari.

Bedworth (1987) mengidentifikasi beberapa tujuan dari aktivitas penjadwalan

sebagai berikut :

1. Meningkatan penggunaan sumber daya atau mengurangi waktu tunggunya, sehingga

total waktu proses dapat berkurang, dan produktivitas dapat meningkat.

2. Mengurangi persediaan barang setengah jadi atau mengurangi sejumlah pekerjaan

yang menunggu dalam antrian ketika sumber daya yang ada masih mengerjakan

tugas yang lain. Teori Baker mengatakan, jika aliran kerja suatu jadwal konstan,

maka antrian yang mengurangi rata-rata waktu alir akan akan mengurangi rata-rata

persediaan barang setengah jadi.

3. Mengurangi beberapa keterlambatan pada pekerjaan yang mempunyai batas waktu

penyelesaian sehingga akan meminimasi penalty cost (biaya keterlambatan).

4. Membantu pengambilan keputusan mengenai perencanaan kapasitas pabrik dan jenis

kapasitas yang dibutuhkan sehingga penambahan biaya yang mahal dapat

dihindarkan

3

Page 7: Makala h Pen Jad Fix

Menurut Baker (Baker, 1974), secara umum tujuan penjadwalan adalah :

1. Meningkatkan produktivitas mesin, yaitu dengan mengurangi waktu menganggur.

2. Mengurangi persediaan barang setengah jadi dengan cara mengurangi jumlah rata-

rata pekerjaan yang menunggu dalam antrian suatu mesin karena mesin tersebut

sibuk.

3. Mengurangi keterlambatan karena telah melampaui batas waktu dengan cara:

a. Mengurangi maksimum keterlambatan.

b. Mengurangi jumlah pekerjaan yang terlambatan. (Nasution, 2003)

2.3. Input dan Output Penjadwalan

Adapun input dan output penjadwalan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Input Penjadwalan

Pekerjaan-pekerjaan yang berupa alokasi kapasitas untuk order-order, penugasan

prioritas job, dan pengendalian jadwal produksi membutuhkan informasi terperinci,

dimana informasi-informasi tersebut akan menyatakan input dari sistem

penjadwalan.

2. Output sistem penjadwalan

Untuk memastikan bahwa suatu aliran kerja yang lancar akan melalui tahapan

produksi, maka sistem penjadwalan harus membentuk aktivitas-aktivitas output

sebagai berikut:

a. Pembebanan (Loading)

Pembebanan melibatkan penyesuaian kebutuhan kapasitas untuk order-order yang

diterima/diperkirakan dengan kapasitas yang tersedia.

b. Pengurutan (Sequencing)

Pengurutan ini merupakan penugasan tentang order-order mana yang

diprioritaskan untuk diproses dahulu bila suatu fasilitas harus memproses banyak

job.

c. Prioritas Job (Dispaching)

Dispaching merupakan prioritas kerja tentang job-job mana yang diseleksi dan

diprioritaskan untuk diproses.

d. Pengendalian Kinerja Penjadwalan, dilakukan dengan:

• Meninjau kembali status order-order pada saat melalui sistem tertentu.

4

Page 8: Makala h Pen Jad Fix

• Mengatur kembali urut-urutan, misalnya: expediting order-order yang jauh di

belakang atau mempunyai prioritas utama.

e. Up-Dating Jadwal

Dilakukan sebagai refleksi kondisi operasi yang terjadi dengan merevisi prioritas-

prioritas. (Nasution, 2008)

2.4. Perbedaan Job Shop, Flow Shop dan Batch

1. Flow shop

Penjadwalan flow shop dicirikan job yang cenderung memiliki kesamaan untuk

proses operasi (routing) untuk semua job. Flow shop dibedakan atas pure flow shop,

yaitu penjadwalan yang memiliki jalur produksi yang sama untuk semua tugas dan

general flow shop, yaitu flow shop yang memiliki pola aliran proses yang berbeda.

Ini disebabkan adanya variasi dalam pengerjaan tugas yang datang tidak harus

dikerjakan pada semua mesin. Jadi mungkin saja suatu proses dilewati. Penjadwalan

flowshop terdiri dari: (Uttari, 2008)

a. Pure flow shop

Flowshop yang memiliki jalur produksi yang sama untuk semua tugas. Pure flow

shop dengan teknologikal terjadi dijadwalkan dengan tiap job harus diproses pada

Mk sebelum Mi untuk semua job. Semua job memerlukan dan dikerjakan dimana

operasi dikerjakan pada satu mesin.

b. General flow shop

Flowshop yang memliki pola aliran berbeda. Ini disebabkan adanya variasi dalam

pengerjaan tugas, sehingga tugas yang datang tidak dikerjakan pada semua mesin.

Jadi mungkin saja suatu proses dilewati. Penjadwalan dilakukan dengan membagi

permasalahan kedalam beberapa tipe.

Adalah sebuah proses produksi dengan aliran dari satu mesin ke mesin lain.

meskipun pada flow shop semua tugas akan mengalir pada jalur produksi yang sama, yang

disebut sebagai pure flow shop, tetapi dapat pula berbeda dalam dua hal. Pertama, jika flow

shop dapat menangani tugas yang bervariasi. Kedua, jika tugas yang dating ke dalam flow

shop tidak harus dikerjakan pada semua jenis mesin. Jenis flow shop seperti ini disebut

general flow shop.

5

Page 9: Makala h Pen Jad Fix

Gambar 2.1. Lintasan Aliran Flowshop

Adapun variasi dari aliran proses flow shop yaitu:

1) Simple Flow Shop

Semua jenis pekerjaan melalui urutan proses yang sama,

2 ) Skip Flow Shop

Aliran pekerjaan pada jenis aliran proses ini cenderung melalui urutan proses

yang sama, tetapi ada beberapa pekerjaan yang tidak diproses pada mesin-mesin

tertentu.

Gambar 2.2. Aliran Proses Skip Flow Shop

3) Reentrant flow shop

Yakni aliran proses dimana terdapat penggunaan satu atau beberapa

mesin lebih dari sekali dalam membuat produk dimaksud. Lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar di berikut:

Gambar 2.3. Aliran Proses Reentrant Flow Shop

4) Compound Flow Shop

Yakni aliran proses yang memuat kelompok jenis mesin pada setiap tahap

prosesnya. Kelompok mesin biasanya berupa mesin mesin parallel.

6

Page 10: Makala h Pen Jad Fix

Gambar 2.4. Aliran Proses Compound Flow Shop

2. Job Shop

Proses produksi dengan aliran job shop berarti proses pengurutan pekerjaan untuk

lintasan produk yang tidak beraturan atau tidak selalu sama untuk setiap jobnya.

Setiap pekerjaan yang dikerjakan dengan urutan mesin tertentu sesuai dengan

kebutuhan prosesnya. Dengan demikian pola alirannya berbeda-beda, tidak selalu

dalam satu arah. Keluaran dari setiap mesin untuk jenis job shop biasanya berarti

langsung sebagai produk jadi sehingga dapat juga berarti produk setengah jadi.

Gambar 2.5. Lintasan Aliran Job Shop

3. Batch

Yaitu merupakan bentuk satu langkah ke depan dibandingkan job shop dalam hal

standarisasi produk, tetapi tidak selalu terstandarisasi seperti produk yang dihasilkan

pada aliran lintasan perakitan flow shop. Sistem batch memproduksi banyak variasi

produk dan volume, lama proses produksi untuk setiap produk agak pendek, dan satu

lintasan produksi dapat dipakai untuk beberapa tipe produk. Pada sistem ini,

pembuatan produk dengan tipe yang berbeda akan mengakibatkan pergantian

peralatan produksi, sehingga sistem tersebut harus general purpose dan fleksibel

untuk produk dengan volume yang rendah tetapi variasinya tinggi. Tetapi, volume

7

Page 11: Makala h Pen Jad Fix

batch yang lebih banyak dapat diproses secara berbeda misalnya, memproduksi

beberapa batch lebih untuk tujuan MTS dibandingkan MTO. Aplikasi batch

misalnya ada pada produksi makanan ringan yaitu pada variasi bumbu rasa, namun

bahan dan bentuk tetap sama.

2.5. Elemen-Elemen Penjadwalan

Bila digambarkan, maka elemen-elemen output input, prioritas-prioritas dan ukuran

kinerja dari sistem penjadwalan akan tampak seperti berikut (Nasution, 2008):

Gambar 2.6. Elemen-Elemen Sistem Penjadwalan

Penjadwalan mempunyai elemen-elemen penting yang harus diperhatikan seperti job,

operasi, mesin, serta hubungan yang terjadi diantaranya:

1. Job

Job dapat didefinisikan sebagai suatu pekerjaan yang harus diselesaikan untuk

mendapatkan suatu produk. Job biasanya terdiri dari beberapa operasi yang harus

dikerjakan (minimal 1 operasi). Manajemen melalui perencanaan yang telah

dibuat/berdasarkan pesanan dari pelanggan yang memberikan job kepada lantai kerja

8

Page 12: Makala h Pen Jad Fix

pabrik untuk dikerjakan. Informasi yang dipunyai oleh suatu job ketika datang ke

lantai kerja pabrik biasanya adalah operasi-operasi yang harus dilakukan didalamnya

(dari bagian engineering) saat job harus diselesaikan dan pada saat job mulai dapat

dikerjakan.

2. Operasi

Operasi adalah himpunan bagian dari job. Untuk menyelesaikan suatu job, operasi

dalam job diurutkan dalam suatu urutan pengerjaan tertentu. Urutan tersebut

ditentukan pada saat perencanaan proses. Suatu operasi baru dapat dikerjakan apabila

operasi atau proses yang mendahuluinya sudah dikerjakan terlebih dahulu. Matriks

routing berisikan informasi mengenai urutan pengerjaan dan jenis mesin yang

digunakan dalam setiap operasi. Setiap operasi mempunyai waktu proses.

3. Mesin

Mesin adalah sumber daya yang diperlukan untuk mengerjakan proses penyelesaian

suatu job.

2.6. Aturan Johnson

Salah satu algoritma yang digunakan dalam permasalahan penjadwalan produksi

flowshop adalah aturan Johnson. Aturan Johnson (Johnson’s Rule) adalah suatu aturan

untuk meminimumkan makespan 3 mesin yang disusun paralel dan saat ini menjadi dasar

teori penjadwalan (Aryetta, 2007). Aturan Johnson mampu memberikan solusi optimal

dalam pengaturan penjadwalan produksi dibandingkan dengan penjadwalan menggunakan

pengalaman produksi tahun-tahun sebelumnya atas dasar pengalaman perusahaan karena

kondisi atau pesanan produksi yang ada tidaklah sama, sehingga aturan Johnson mampu

mengurangi menumpuknya pekerjaan dalam sebuah produksi dan mampu meminimalkan

makespan sebagai tujuan utamanya.

Aturan Johnson ini bisa digunakan untuk meminimasi waktu pemrosesan untuk

mengurutkan suatu kelompok pekerjaan melalui dua fasilitas. Aturan Johnson juga

meminimasi total waktu mengganggur pada mesin. Aturan Johnson meliputi empat

tahap/langkah:

1. Semua pekerjaan harus dicantumkan dan masing-masing waktu yang dibutuhkan

oleh sebuah mesin harus ditunjukkan.

2. Pilihlah pekerjaan dengan waktu aktivitas yang paling pendek. Jika waktu yang

paling pendek terdapat pada mesin pertama, maka pekerjaan dijadwalkan pertama

9

Page 13: Makala h Pen Jad Fix

kali. Jika waktu yang paling pendek terdapat pada mesin kedua, pekerjaan

dijadwalkan paling akhir. Kemacetan dalam waktu aktivitas bisa dibagi-bagi secara

arbitrer.

3. Sekali suatu pekerjaan telah dijadwalkan, sisihkanlah pekerjaan itu.

4. Terapkan tahap 2 dan 3 ke pekerjaan yang masih tersisa, bekerja ke arah pusat urutan

itu.

a. Aturan Johnson 2 pusat

Terdapat lima pekerjaan khusus di sebuah tokop erkakas di Fredonia, New York,

yang harus diproses melalui dua pusat kerja (mesin bor dan mesin bubut). Waktu

pemrosesan untuk setiap pekrjaan adalah sebagai berikut:

Tentukan urutan yang akan meminimasi waktu pemrosesan total bagi kelima

pekerjaan.

1) Pekerjaan dengan waktu pemrosesan terpendek adalah A, ada pada pusat kerja

2 (2 jam). Karena pekerjaan tersebut ada pada pusat kerja 2, maka jadwalkan A

sebagai pekerjaan yang terakhir. Hapus pekerjaan dari daftar.

2) Pekerjaan B adalah pekerjaan dengan waktu pemrosesan terpendek berikutnya

(3 jam). Karena waktu terpendek tersebut ada pada pusat kerja 1, maka

pekerjaan B dijadwalkan pertama kali dan dihapuskan dari daftar.

3) Waktu terpendek berikutnya adalah pekerjaan C (4 jam) pada mesin kedua.

Oleh karena itu ditempatkan seakhir mungkin.

4) Terdapat seri (7 jam) pada pekerjaan yang tersisa. Pekerjaan E dapat

10

Page 14: Makala h Pen Jad Fix

ditempatkan pada pusat kerja1 terlebih dahulu. Kemudian D ditempatkan pada

posisi urutan berikutnya.

Waktu urutan adalah:

Aliran waktu dari urutan pekerjaan ini digambarkan secara grafis sebagai

berikut:

b. Aturan Johnson 3 pusat

Metode tetap dengan metode Johnson, namun dengan sedikit modifikasi dan

memenuhi salah satu dari kondisi berikut ini :

1) Waktu proses terpendek dari departemen 1 harus lebih lama dari waktu proses

terpanjang pada departemen 2.

2) Waktu proses terpendek dari departemen 3 harus lebih lama dari waktu proses

terpanjang pada departemen 2.

Contoh di atas telah memenuhi salah satu kondisi dimana, waktu terpendek di

departemen 1 (7), ternyata lebih lama dari waktu trpanjang di departemen 2 (6).

Selanjutnya tabel di atas perlu dimodifikasi, dimana tiga departemen yang ada

‘diubah’ menjadi dua departemen bayangan, sehingga menjadi:

Departemen bayangan 1 = merupakan penjumlahan nilai di departemen 1 dan 2

11

Page 15: Makala h Pen Jad Fix

Departemen bayangan 2 = merupakan penjumlahan nilai di departemen 2 dan 3

Selanjutnya proses pengurutannya adalah sama seperti ketika proses produksi

dilakukan pada dua departemen saja. Dengan demikian hasil pengurutannya

adalah sebagai berikut:

Dan penjadwalan lengkapnya adalah sebagai berikut :

2.7. Penjadwalan Menurut Waktu dan Proses

1. Menurut waktunya terbagi atas 3, yaitu:

a. Penjadwalan jangka pendek (short term scheduller)

Penjadwalan jangka pendek menetapkan muatan kerja selama 24 jam ke depan.

Dibuat berdasarkan jadwal forward (ke depan) dan di dasarkan pada prioritas yang

sama. Namun menunjukkan pekerjaan yang bias dilakukan saat ini, dan berfungsi

sebagai pedoman bagi mereka yang bertanggung jawab atas aktivitas.

Penjadwalan jangka pendek sangat penting sekali bagi perusahaan karena:

1) Dengan penjadwalan yang efektif, perusahaan dapat menggunakan asetnya dan

menghasilkan kapasitas investasi yang lebih besar dan sebaliknya mengurangi

biaya.

12

Page 16: Makala h Pen Jad Fix

2) Penjadwalan menambah kapasitas dan fleksibilitas yang terkait dan

memberikan waktu pengiriman yang lebih cepat dan dengan demikian

pelayanan kepada pelanggan menjadi lebih baik.

3) Dengan menggunakan konsep penjadwalan jangka pendek maka keunggulan

kompetitif dengan pengiriman dapat diandalkan.

b. Penjadwalan jangka menengah (medium term scheduller)

Penjadwalan jangka menengah dimulai setelah penjadwalan jangka panjang

dibuat. Penjadwalan ini merupakan tugas manajer operasi yang akan membuat

keputusan taktis. Penjadwalan jangka panjang menengah harus konsisten dengan

strategi yang telah dibuat pimpinan puncak dan dilaksanakan pada sumber daya

yang telah disediakan oleh keputusan strategi sebelumnya, misalnya penjadwalan

penjualan, penjadwalan dan anggaran produksi penentuan tingkat tenaga kerja,

dan tingkat persediaan.

c. Penjadwal jangka panjang (long term scheduller)

Penjadwalan jangka panjang menetapkan seluruh muatan kerja selama jangka

waktu beberapa minggu yang akan datang, bahkan lebih lama. Jadwal tersebut

biasanya berkenaan dengan atau mengatur pekerjaan yang telah diketahui,

pekerjaan regular, pekerjaan produksi, dan penilaian atau pengukuran prioritas

yang dialokasikan biasanya di pengaruhi oleh frekuensi permintaan, misalnya:

1) Pekerjaan harian,

2) Mingguan,

3) Bulanan,

4) Periode akunting (jangka waktu penutupan buku besar)

5) Tahunan (Nasution, 2003)

2. Menurut jenis prosesnya terbagi atas 2, yaitu :

a. Penjadwalan Lini

Penjadwalan proses lini (Line Processes) dibutuhkan baik oleh lini perakitan

maupun yang disebut industri pengolahan. Untuk proses lini ini, persoalan

penjadwalan, sedikit sebagian daripadanya, dapat diselesaikan oleh desain proses,

karena produk mengalir dengan lancar dari satu stasiun ke stasiun lainnya.untuk

satu produk yang dibuat pada sebuah fasilitas, tidak muncul persoalan

penjadwalan karena aliran material sepenuhnya ditenukan oleh desain proses.

Persoalan penjadwalan hanya timbul jika banyak produk dibuat pada sebuah

13

Page 17: Makala h Pen Jad Fix

fasilitas dan akibatnya mereka harus bersaing menggunakan sumber daya yang

terbatas.

Bilamana beberapa produk beberapa dibuat pada lini yang sama, setiap produk

sebenarnya dihasilkan dalam satu tumpukan (batches), dan peralihan lini

dibutuhkan untuk produk berikutnya. Peralihan ini boleh jadi sederhana saja, atau

juga bisa cukup kompleks sehingga memelukan penggantian alat dan modifkasi

stasiun kerja. Salah satu contoh penjadwalan lini adalah produk mesin penyejuk

ruangan dimana peralihan dari satu model ke yang lainnya bisa menghabiskan

beberapa ribu dolar. Contoh lainnya adalah pembuatan kulkas, oven microwave,

panggangan, peralatan listrik, ban, dan kebanyakan produk yang dibuat secara

massal. Persoalan peralihan ini menyertakan penjadwalan, karena mereka

memerlukan pengalokasian kapasitas lini untuk berbagai jenis produk.

Dalam menjawab persoalan penjadwalan lini ini, kita akan mengasumsikan bahwa

lini tersebut memproduksi untuk persediaan (inventory), dan kita akan

mengembangkan aturan penjadwalan yang mempertimbangkan taraf sediaan

maupun tingkat permintaan masa depan. Jika sediaan untuk suatu produk tertentu

relatif rendah dibandingkan permintaan masa depan, produk tersebut harus

dijadwalkan terlebih dahulu dari produk yang mempunyai sediaan yang relatif

lebih besar. Suatu cara untuk melakukan gagasan ini adalah gagasan dengan

menjadwalkan lot berdasarkanwaktu habis produk (runout time) tersebut. Waktu

habis untuk produk I didefinisikan sebagai:

nidI

ri

ii ,..........,.........2,1== ............................................................. (2.1)

Dimana: ri = waktu habis, dalam minggu

Ii = sediaan, dalam unit

di= permintaan mingguan, dalam unit

b. Penjadwalan Intermittent

Masalah penjadwalan intermittent sedikit berbeda dari proses lini. Pertama-tama,

setiap unit yang mengalir melalui proses intermittent umumnya mempunyai

banyak titik awal dan akhir, tidak bersambungan. Aliran tak teratur ini disebabkan

oleh tata letak proses intermittent menurut kelompok mesin atau keahlian dalam

pusat kerja. Sebagai akibatnya, pekerjaan atau pelangganmenunggu berbaris satu

unit dipindahkan dari satu pusat kerja ke yng berikutnya. Ketika sediaan barang

14

Page 18: Makala h Pen Jad Fix

dalam proses (WIP = Work in-process) membengkak atau orang menunngu

berjajar-jajar, penjadwalan menjadi rumit dan sulit dipecahkan.

Persoalan penjadwalan proses intermittent dapat dilihat sebagai jaringan dari

antrian. Sebuah antrian dari sediaan WIP terbentuk disetiap pusat kerja sebagai

pekerjan yang menunggu fasilitas tersedia. Antrian ini saling berkaitan melalui

jaringan dari aliran material atau pembeli. Dengan kata lain, persoalan

penjadwalan proses intermittent adalah bagaimana mengelola antrian-antrian ini.

2.8. Metode Penugasan

1. Definisi

Metode penugasan merupakan suatu metode kuantitatif untuk mengalokasikan

sumber daya kepada tugas atau pekerjaan atas dasar satu-satu (one-to-one basis).

2. Tujuan Penugasan

Setiap sumber daya (assignee) ditugasi secara khusus kepada suatu tugas atau

kegiatan, misalnya orang ke tugas, tenaga penjualan ke lokasi, tim ke proyek, atau

mesin ke pekerjaan. Kecepatan setiap sumber daya dalam mengerjakan tugas

yang sama bisa berbeda tergantung dari pendidikan, pengalaman,

ketrampilan atau faktor lain dari masing-masing karyawan, sehingga biaya total

pengerjaan tugas bisa bervariasi tergantung dari cara mengalokasikan tugas-

karyawan tersebut.

Tujuan penugasan: mengalokasikan pembagian tugas-karyawan sedemikian rupa

sehingga dapat diperoleh biaya total yang minimum. Metode penugasan bisa

disebut sebagai jenis khusus dari metode pemrograman linear, bertujuan:

mengoptimalkan hasil yang akan dicapai, untuk meminimalkan biaya total atau

waktu yang diperlukan untuk mengerjakan beberapa tugas, dan memaksimalkan

hasil, misalnya produksi atau keuntungan. Karena sifatnya yang one-to-one basis,

metode ini menggunakan pemecahan secara n x n matriks. Jumlah tugas/kegiatan

harus sama dengan jumlah sumber daya yang tersedia.

3. Langkah – Langkah dan Contoh Metode Penugasan

Metode penugasan mencakup penambahan dan pengurangan angka-angka yang

sesuai dalam tabel untuk menemukan biaya yang paling rendah untuk setiap tugas.

Empat langkah yang ditempuh:

15

Page 19: Makala h Pen Jad Fix

a. Kurangi semua angka dalam baris dengan angka terkecil yang terdapat dalam

baris tersebut. Kemudian kurangi semua angka dalam kolom dengan angka

terkecil yang terdapat dalam kolom tersebut.

b. Gambarkan garis lurus horizontal dan vertikal seminimal mungkin untuk

mencoret semua angka nol dalam tabel. Jika jumlah garis sama dengan jumlah

baris atau jumlah kolom yang dimiliki oleh tabel, maka maka penugasan yang

optimal telah ditemukan (ke langkah 4). Jika jumlah garis kurang dari jumlah

baris atau kolom, lanjutkan ke langkah 3.

c. Kurangi setiap angka yang tidak tercoret dalam tabel dengan angka terkecil yang

ditemukan yang juga tidak tercoret oleh garis. Tambahkan angka yang sama

kepada angka yang ditutupi oleh dua garis. Jangan mengubah angka yang hanya

tercoret oleh satu garis. Kembali ke langkah 2 dan teruskan hingga penugasan

yang optimal ditemukan.

d. Penugasan yang optimal akan selalu berada pada nilai nol pada tabel. Salah satu

cara yang sistematis untuk membuat sebuah penugasan yang sah adalah memilih

sebuah kolom atau baris yang berisi hanya satu kotak nol. Penugasan dapat

dilakukan pada kotak tersebut, dan kemudian gambarkan garis melalui kolom dan

baris tersebut. Penugasan telah dibuat dan lanjutkan prosedur hingga setiap orang

atau mesin sudah ditugaskan pada satu pekerjaan.

4. Contoh

Sebuah perusahaan kecil mempunyai 4 pekerjaan yang berbeda untuk diselesaikan

oleh 4 karyawan. Biaya penugasan seorang karyawan untuk pekerjaan yang berbeda

adalah berbeda karena sifat pekerjaan berbeda-beda. Setiap karyawan mempunyai

tingkat ketrampilan, pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan serta latihan

yang berbeda pula. Sehingga biaya penyelesaian pekerjaan yang sama oleh para

karyawan yang berlainan juga berbeda.

16

Page 20: Makala h Pen Jad Fix

a. Kurangkan dengan biaya yang terkecil dalam unsur barisnya

b. Lakukan pengurangan kolom jika masih terdapat kolom yang tidak mempunyai

nilai nol. Kurangkan dengan biaya terkecil di setiap kolom yang tidak mempunyai

nilai nol.

c. Membentuk penugasan optimum dengan menarik sejumlah minimum garis

horisontal dan/atau vertikal untuk meliputi seluruh elemen bernilai nol dalam

matriks biaya. Jika jumlah garis sama dengan jumlah baris/ kolom maka

penugasan telah optimal. Jika tidak maka harus direvisi.

d. Melakukan revisi tabel

• Untuk merevisi total opportunity cost, pilih angka terkecil yang tidak terliput

(dilewati) garis. (pada contoh di atas = 16)

• Kurangkan angka yang tidak dilewati garis dengan angka terkecil (16)

• Tambahkan angka yang terdapat pada persilangan garis dengan angka terkecil

(16)

• Kembali ke langkah 4

17

Page 21: Makala h Pen Jad Fix

e. Karena jumlah garis sama dengan jumlah baris/kolom maka penugasan telah

optimal. Berikut ini adalah penugasannya:

• Karyawan A untuk pekerjaan III biayanya 90

• Karyawan B untuk pekerjaan I biayanya 84

• Karyawan C untuk pekerjaan II biayanya 104

• Karyawan D untuk pekerjaan IV biayanya 83

Jadi, total biaya yang paling optimal adalah 361

2.9. Gantt Chart

Gantt Chart merupakan diagram perencanaan yang digunakan untuk penjadwalan

sumber daya dan alokasi waktu (Heizer, Jay dan Render, Barry, 2006). Gantt Chart adalah

contoh teknik non-matematis yang banyak digunakan dan sangat popular di kalangan para

manajer karena sederhana dan mudah dibaca. Gantt Chart dapat membantu penggunanya

untuk memastikan bahwa (Heizer, Jay dan Render, Barry, 2006):

1. Semua kegiatan telah direncakan

2. Urutan kinerja telah diperhitungkan

3. Perkiraan waktu kegiatan telah tercatat, dan

4. Keseluruhan waktu proyek telah dibuat

Gantt Chart sangat mudah dipahami, balok horizontal (horizontal bar) dibuat pada

tiap kegiatan proyek sepanjang garis waktu. Gantt Chart juga dapat digunakan untuk

penjadwalan operasi yang berulang. Gantt chart digunakan untuk penjadwalan sederhana

atau proyek-proyek yang kegiatannya tidak terlalu berkaitan atau proyek kecil, sedangkan

network untuk penjadwalan proyek yang rumit. Gantt chart tidak bisa secara eksplisit

menunjukkan keterkaitan antara aktivitas dan bagaimana satu aktivitas berakibat pada

aktivitas lain bila waktunya terlambat atau dipercepat, sehingga perlu dilakukan modifikasi

terhadap Gantt chart. Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada pada Gantt chart

maka dikembangkan sebuah teknik baru yaitu jaringan (network).

Berikut merupakan contoh Gantt chart dari suatu proyek Perancangan dan

Implementasi Statistical Process Control di suatu perusahaan manufaktur (Santosa, 2003):

18

Page 22: Makala h Pen Jad Fix

Kelebihan penggunaan Gantt Chart, diantaranya:

1. Dapat menunjukkan waktu, kegiatan dan urutan kegiatan.

2. Jika jumlah kegiatan tidak terlalu banyak atau hanya sekedar jadwal induk, maka

metode Gantt Chart menjadi pilihan pertama dalam proses perencanaan dan

pengendalian kegiatan, karena mudah dipahami oleh semua lapisan pelaksana

proyek.

Dari kelebihan diatas Gantt Chart juga memiliki kelemahan, antara lain

(Murahartawaty):

1. Tidak memperlihatkan saling ketergantungan dan hubungan antar kegiatan sehingga

sulit diantisipasi jika terjadi keterlambatan suatu kegiatan terhadap jadwal

keseluruhan proyek.

2. Tidak mudah dilakukan perbaikan dan pembaharuan (updating) disebabkan Gantt

Chart baru harus dibuat kembali (tidak efesien), padahal pembuatan ulang akan

memakan waktu dan jika tidak dilakukan segera maka peta tersebut akan menurun

daya gunanya.

3. Untuk proyek yang berukuran sedang dan besar serta kompleks, maka Gantt Chart

tidak mampu menyajikan jadwal secara sistematis dan mengalami kesulitan dalam

menentukan keterkaitan antar kegiatan.

19

Page 23: Makala h Pen Jad Fix

2.10. Pengurutan (Sequencing)

Istilah penjadwalan dapat diartikan sebagai proses penentuan waktu mulai dan

selesainya tugas. Sementara pengurutan (sequencing) mencakup penentuan urutan

pekerjaan yang di proses. Dalam praktek, perbedaan ini mungkin tidak terlalu kelihatan,

penjadwalan seringkali sudah mencakup waktu dan urutan pekerjaan.

Pengurutan menentukan urutan pekerjaan yang harus dikerjakan pada suatu pusat

kerja. Misalnya, terdapat 5 jenis pekerjaan yang akan di proses. Pekerjaan mana yang harus

dikerjakan terlebih dulu, apakah yang lebih dulu datang atau yang paling cepat selesai.

Metode pengurutan menentukan urutan pekerjaan yang dilakukan oleh suatu pusat kerja

berdasarkan aturan prioritas yang telah ditentukan.

Terdapat beberapa aturan dalam pengurutan, setiap urutan tentunya mempunyai

pengaruh yang berbeda, baik terhadap kecepatan selesainya pekerjaan maupun te1rhadap

faktor lainnya seperti tingkat rata-rata persediaan, biaya set-up maupun rata-rata

keterlambatan pekerjaan. Urutan yang dipilih tentu harus disesuaikan dengan tujuan yang

hendak dicapai. Beberapa aturan prioritas yang umum sebagai berikut:

1. FCFS (First Come First Serve), pekerjaan yang datang lebih awal pada suatu pusat

kerja akan dikerjakan lebih dulu. Aturan ini banyak digunakan pada bank,

supermarket, kantor pos, dan sebagainya.

2. SPT (Shortest processing Time), pekerjaan yang paling cepat selesainya mendapat

prioritas pertama untuk dikerjakan lebih dulu. Cara ini seringkali diterapkan bagi

perusahaan perakitan atau jasa.

3. EDD (Earliest Due Date), pekerjaan yang harus selesai paling awal dikerjakan lebih

dulu.

4. LPT (Longest Processing Time)

Adalah sebuah metode yang mendahulukan penyelesaian proses produksi

berdasarkan waktu proses yang paling lama.

5. CR (Critical Ratio)

Aturan ini akan mengurutkan pekerjaan dengan menghitung waktu sisa sampai

dengan batas waktu pengerjaannya.

6. LS (Least Slack)

Waktu longgar didefinisikan sebagai waktu tersisa sampai tanggal penyelesaian

dikurangi dengan waktu pemprosesan. Pekerjaan dengan waktu longgar paling kecil

atau nol akan diproses terlebih dahulu.

20

Page 24: Makala h Pen Jad Fix

7. PCO (Preferred Customer Order)

Adalah sebuah metode yang memilih pekerjaan berdasarkan pada prioritas

pentingnya langganan bagi perusahaan.

8. RS (Random Selection)

Pekerjaan berikutnya yang akan diproses dipilih secara acak.

9. HEP (Highest Expected Profitability)

Pekerjaan yang mempunyai tingkat profitabilitas tertinggi akan diproses.

Sebelum masuk ke dalam penyusunan pengurutan pekerjaan, berikut ini beberapa

terminologi yang dipakai.

a. Lama proses menunjukkan waktu yang diperlukan untuk memproses pekerjaan itu

sampai selesai.

b. Waktu selesai menunjukkan total waktu suatu pekerjaan berada pada sistem.

Waktu selesai ini mencakup lama proses ditambah dengan waktu menunggu

sampai pekerjaan yang bersangkutan mendapat giliran di proses.

c. Jadwal selesai (due date) merupakan batas waktu yang diharapkan pekerjaan yang

bersangkutan telah selesai di proses (jatuh tempo), yaitu berapa hari sejak

pekerjaan masuk ke dalam sistem.

d. Keterlambatan menunjukkan jumlah hari keterlambatan dari batas yang

diharapkan selesai, yaitu perbedaan antara waktu selesai dan jadwal selesai.

e. Rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan (average completion time), dihitung dari

jumlah waktu selesai semua pekerjaan dibagi dengan jumlah pekerjaan. Rata-rata

waktu penyelesaian yang rendah dapat memperkecil jumlah persediaan dalam

proses yang pada akhirnya dapat mempercepat pelayanan.

f. Rata-rata waktu keterlambatan (average job lateness), dihitung dari jumlah hari

keterlambatan dibagi dengan jumlah pekerjaan. Rata-rata keterlambatan yang

rendah menunjukkan waktu pengiriman (delivery time) yang lebih cepat.

g. Rata-rata jumlah pekerjaan pada sistem (pusat kerja) adalah rata-rata jumlah

pekerjaan dalam sistem (baik yang sedang menunggu maupun sedang di proses)

dari awal sampai pekerjaan terakhir selesai di proses. Rata-rata jumlah pekerjaan

yang sedikit menunjukkan sistem dalam keadaaan longgar (tidak penuh).

21

Page 25: Makala h Pen Jad Fix

2.11. Istilah Dalam Penjadwalan

Dalam penjadwalan juga dikenal beberapa istilah diantaranya:

1. Processing Time adalah peramalan perkiraan lamanya waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan sebuah tugas. Processing Time untuk tugas i dinotasikan dengan ti. i

menyatakan tugas ke i.

2. Due Date adalah batas waktu penyerahan produk yang dijanjikan kepada pelanggan,

dinotasikan dengan di.

3. Lateness adalah penyimpangan completion time dan due date sebuah tugas,

dinotasikan dengan Li.

4. Completion time adalah rentang waktu antara awal pekerjaan pada tugas pertama,

disaat t(waktu) = 0, dan waktu ketika sebuah tugas i diselesaikan, dinotasikan dengan

Ci.

5. Tardiness adalah nilai keterlambatan sebuah tugas. Akan bernilai positif jika tugas

terlambat dan jika bernilai negatif tugas dinyatakan early, dinotasikan dengan Ti.

6. Early adalah suatu nilai keterlambatan yang menyatakan bahwa tugas diselesaikan

sebelum due date-nya.

7. Slack adalah sisa waktu antara due date dan Processing Time sebuah tugas.

8. Flow time adalah rentang waktu antara titik dimana sebuah tugas siap dikerjakan dan

titik saat selesainya. Merupakan hasil penjumlahan processing time dan waktu

tunggu tugas sebelum dikerjakan, dinotasikan dengan Fi.

9. Makespan waktu penyelesaiaan semua tugas.

10. Heuristic adalah suatu prosedur pemecahan masalah untuk menghasilakan hasil yang

baik tetapi tidak menjamin hasil yang optimal.

11. Ready Time menunjukkan saat suatu pekerjaan (job) dapat dikerjakan atau siap

dijadwalkan.

22

Page 26: Makala h Pen Jad Fix

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan mengenai penjadwalan antara

lain sebagai berikut:

1. Penjadwalan adalah pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi. Penjadwalan

mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan ataupun tenaga kerja bagi

suatu kegiatan operasi dan menetukan urutan pelaksanaan kegiatan operasi

2. Output scheduling berupa pembebanan (Loading), pengurutan (Sequencing),

Priorotas job (Dispatching), Pengendalian kinerja penjadwalan, dan Up-dating

jadwal.

3.2. Saran

Sebaiknya mahasiswa mencari informasi lebih lanjut mengenai materi Penjadwalan

sehingga mahasiswa lebih memahami.

23

Page 27: Makala h Pen Jad Fix

DAFTAR PUSTAKA

journal.amikom.ac.id/index.php/KIDA/article/view/3308/1351

Hakim Nasution, Arman. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Surabaya:

Guna Widya.

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=7881

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/64/jbptunikompp-gdl-s1-2006-jovanmaxyt-3157-bab-

2.pdf

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengelolaan_instalasi_komputer/bab11-

penjadwalan

http://eprints.binadarma.ac.id/365/1/JURNAL%20PENINGKATAN%20PERENCANAA

N%20PENJADWALAN%20PRODUKSI%20.doc

http://ml.scribd.com/doc/138643677/BAB-IV-Metode-Penugasan-pdf

http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-1-00469TI%20Bab%202.pdf

http://www.scribd.com/doc/9757558/penjadwalan

http://ocw.stikom.edu/course/download/2012/09/Penjadwalan-10-12.pdf

ptiik.ub.ac.id/doro/download/article/file/DR00079201406

24