makala h

Upload: hipmmastunpatti

Post on 06-Mar-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Suri Teladan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran bagi kita semua.Makalah ini merupakan tugas mata kuliah MORFOLOGI BAHASA. Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami mata kuliah tersebut secara mendalam, semoga makalah ini dapat berguna untuk mahasiswa pada umumnya.Kami sebagai penulis mengharapkan kemaklumannya jika dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dari segi cara penulisan, tata bahasa maupun dari isi mutu penulisan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati yang paling dalam kami harapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi kelengkapan dan kesempurnaan makalah ini Ucapan terima kasih tak lupa pula kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur dengan tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi selama penyusunan makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik secara moril maupun materil, terutama kepada Dosen Pembina dan teman-teman sekalian.

Makassar, 15 Oktober 2013

Kelompok 5

DAFTAR ISI

Kata Pengantar . 1Daftar Isi ... 2I. PENDAHULUAN..... 3II. PEMBAHASAN.. 4A. Infiks (sisipan) 4B. Sufiks (akhiran).. 4-8C. Konfiks (imbuhan terbelah. 8-10III. PENUTUP.. 11Daftar Pustaka.. 12

I. PENDAHULUANA. Latar BelakangSeringkali sebuah kata dasar atau bentuk dasar perlu diberi imbuhan untuk dapat digunakan didalam perturutan. Imbuhan ini dapat mengubah makna, jenis dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain, yang fungsinya berbeda dengan kata dasar atau bentuk dasarnya.Imbuhan mana yang harus digunakan tergantung pada keperluan penggunaannya didalam pertuturan. Untuk keperluan pertuturan itu sering pula sebuah kata dasar atau bentuk dasar yang sudah diberi imbuhan dibubuhi pula dengan imbuhan lain.

Imbuhan yang ada dalam bahasa Indonesia adalah :1. Sisipan (Infiks)2. Akhiran (Sufiks): -an, -anda, -i, -nya, -in, -kan, -wan, -in, -at,dan akhiran lain dari bahasa asing. 3. Imbuhan gabung (Konfiks): ke-..-an, ber-..-an, per-..-an, peng--an, se--nya.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai bagaimana cara menggunakan imbuhan tersebut.

II. PEMBAHASAN

A. Infiks (Sisipan)Infiks atau sisipan adalah salah satu dari bentuk afiks yang terletak di tengah-tengah bentuk kata dasar yang dapat membentuk kata-kata baru. Namun infiksasi dalam pembentukan kata-kata dalam Bahasa Indonesia sudah tidak produktif karena tidak lagi digunakan untuk membentuk kata-kata baru. Bahasa Indonesia memiliki sisipan el, -em, -er, dan in yang tidak lagi produktif. Ialah afiks yang diselipkan atau dilekatkan di tengah kata dasar.Contoh: luhur +(-el-)leluhur tali+(-em-)temali gigi+(-er-)gerigi kerja+(-in-)kinerja

B. Sufiks (Akhiran)Sufiks atau akhiran ialah morfem terikat yang digunakan di bagian belakang kata atau dilekatkan pada akhir dasar.1. Sufiks atau akhiran anSufiksanpertama-tama berfungsi dalam bahasa Indonesia.Fungsi:Sufiksanpertama-tama berfungsi untk membentuk kata benda. Karena pengaruh beberapa bahasa daerah atau dialek maka di sana-sini terdapat pulasufiks anyang berfungsi membentuk kata sifat, nemun bentuk ini belum terlalu produktif.Arti:Kata-kata yang mengandung sufiks an, dapat mendukung salah satu arti berikut:a. TempatContoh: pangkalan, pegangan, tumpuan, hadapan, dan lain-lain.b. PerkakasataualatContoh: ayunan, kurungan, timbangan, pikulan, dan lain-lain.c. HalataucaraContoh: Didikan: dapat berarti hal mendidik atau cara mendidik.Balasan: hal membalas atau cara membalas.d. Akibatatauhasil perbuatanContoh: buatan, hukuman, balasan, karangan, dan lain-lain.e. Sesuatu yang di...atausesuatu yang telah...seperti yang telah disebut dalam kata dasar.Contoh: larangan, catatan, tumbuhan, makanan, pantangan, pakaian, karangan.f. SeluruhatauhimpunanContoh: lautan, sayuran, daratan, kotoran, dan lain-lain.g. Menyerupaiatautiruan dariContoh: anak-anakan, kuda-kudaan, dan lain-lain.h. Tiap-tiapContoh: harian, bulanan, mingguan, tahunan, lusinan, dan lain-lain.i. Sesuatu yang mempunyai sifat sebagai yang diesbut pada kata dasarContoh: manisan, asinan, kuningan, lapangan.j. Menyatakan intensitasbaik mengenai kuantitas maupun mengenai kualitas.Contoh: Mengenai kualitas: besaran, kecilan, tinggian.Mengenai kuantitas: buah-buahan, sayur-sayuran, tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain.

2. Sufiks I

FungsiSufiks I berfungsi untuk membentuk kata kerja. ArtiTafsiran arti yang diturunkan dari kata-kata yang berakhiran i adalah sebagai berikut:a. Menyatakan bahwa objek dari kata-kerja itu menunjukkan suatutempatatauarah berlangsungnya peristiwatersebut (lokatif). Karena objeknya itu menjadi tempat berlangsungnya suatu peristiwa, maka akibatnya objek itu tidak bergerak, berada dalam keadaan diam.Contoh: Kamimenanyaimereka.Sayamengelilingikota.b. Kadang-kadang arti lokatif itu mendapat arti jhusus, yaitumemberi kepadaataumenyebabkan sesuatu jadi.Contoh:Menghargaijasa orang.Menyakitihatinya.Menghormatiorang tua.c. Menyatakanintensitas, ataupekerjaan itu dilangsungkan berulang-ulang(frekuentatif), ataupelakunya lebih dari satu orang.Contoh: Tentara itumenembakibenteng musuh.Anak-anak itumelemparianjing itu.

3. Sufiks kan

Sufiks kanberfungsi untuk membentuk kata kerja. ArtiMacam-macam bidang arti yang dapat didukung oleh sufiks kan adalah:a. Menyatakankausatif. Pengertian kaudatif berarti membuat, menyebabkan sesuatu atau menjadikan sesuatu.Contoh: menerbangkan, melemparkan, menyeberangkan, mengemukakan, menyakitkan, dan lain-lain.b. Suatu variasi dari arti kausatif adalahmenggunakan sebagai alat, ataumembuat dengan.Contoh: menikamkan tombak, memukulkan tongkat.c. Menyatakanbeneaktif, atau membuat untuk orang lain.Contoh: membelikan, meminjamkand. Ada pula sufiks kan yang sebenarnya merupakan ringkasan dari kata tugasakan. Contoh: mengharapkan = mengharap akansadarkan = sadar akanBaik sufiks kan maupun sufiks i mempunyai fungsi yang sama yaitu membentuk kata kerja. Tetapi kedua akhiran itu mengandung suatu perbedaan terutama dalam hubungan berakhiranidengan objeknya adalahobjek berada dalam keadaan diam, menjadi tempat berlangsungnya perbuatan itu. Sedangkan untuk sufiks kan , objeknya berada dalam keadaan bergerak.Contoh: Perhimpunan itumendatangkansebuah regu sepak bola.Kami sendirimendatangitempat itu.Walaupun begitu kadang-kadang tidak terasa lagi perbedaan antara kedua akhiran itu.

4. Sufiks wan

Akhiran wan merupakan bentuk terikat yang bermakna.a. Menyatakan memilikiContoh: Sukarelawan (yang bersukarela) Hartawan (orang yang berharta) Budiman (orang yang berbudi)b. Menyatakan yang bergerak diContoh: Partawan ( laki-laki yang bergerak dalam bidang warta)

5. Sufiks in dan atAkhiran in dan at diserap dari bahasa Arab, yang digunakan berkaitan dengan jenis kelamin, seperti hadirin, muslimin, muslimat dan mukminat.Di dalam bahasa Indonesia juga terdapat kata rektorat dan secretariat. Kata itu diserap utuh dari bahasa Belanda rectorat, yang berarti bagian organisasi universitas yang menangani pekerjaan dan urusan yang menjadi tugas rector.

6. Akhiran lain dari bahas asing.

Selain dari akhiran-akhiran yang telah dibahas di halaman-halaman lain, masih banyak lagi akhiran-akhiran asing lain yang dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia bersama-sama dengan penerimaan kata-kata dasarnya. Ada yang tidak dirasakan sebagai akhiran, ada yang masih dirasakan sebagai akhiran. Ada yang berfungsi untuk membentuk kata benda, ada yang berfungsi untuk membentuk kata kerja juga kata sifat.Umumnya kedudukan sufiks-sufiks itu belum stabil; ada orang yang ingin mempertahankannya sesuai dengan bentuk aslinya, ada pula yang berusaha untuk mengadaptasikannya sesuai dengan struktur bahasa Indonesia. Dalam hal yang terakhir ini seringkali kita terbentuk pada perbedaan rasa atau pendapat, karena tak ada patokan bentuk mana yang lebih sesuai dengan selera bahasa Indonesia.ari sekian banyak bentuk sufiks asing ini, cukup saja kita menyebut beberapa:-isme, is, er, if, ir, il(akhiranilmenurut Pedoman EYD lebih baik diganti denganal), dan lain-lain. Contoh-contohnya banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, dalam koran-koran, buku-buku dan sebagainya.

C. Konfiks (imbuhan terbelah) Konfiks adalah gabungan dari dua macam imbuhan atau lebih yang bersama-sama membentuk satu arti.1. Konfiks ke-.-anKonfiks ke-..-an merupakan satu kesatuan unsur awalan dan akhiran yang melebur menyatu dalam bentuk, fungsi, dan makna. Konfiks ke--an merupakan konfiks yang sangat produktif dalam membentuk kata lain, terutama kata sifat dan kata kerja menjadi kata benda abstrak, misalnya kejelekan, ketakutan, dan kepergian.

a. Sebagai pembentuk kata kerja, konfiks ke-.-an berarti mengalami keadaan atau kejadian.Contoh: Tadi malam aku kedinginan. Kemalaman di perjalanan.b. Sebagai pembentuk kata sifat konfiks ke-.-an berarti terlalu atau terlampau.Contoh: Bajunya kebesaran. Anak nakal itu keterlaluan. Hidup kemewahan.c. Sebagai pembentuk kata benda, knfiks ke-.-an berarti1) Mempunyai ciri atau sifat.Contoh: Keadilan bersifat atau berciri adil.Kemakmuran bersifat atau berciri makmur.2) Tempat.Contoh: Kami datang ke rumah kediamannya.Wilayah kelurahan/kecamatan.

Secara umum, konfiks ke-.-an yang berarti mengalami kejadian atau mengalami keadaan.

2. Konfiks ber-.-anKonfiks ber-an berfungsi sebagai pembentuk kata kerja (konfiks verbal). Makna konfiks ber-.-an sebagai berikut:a. Banyak serta tidak teraturUntuk mendapatkan makna banyak serta tidak teratur imbuhan BER-AN harus diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan gerak.Contoh: mereka berlarian kesana sini untuk menyelamaykan diriBerlarian artinya banyak yang berlari dan larinya tidak teratur.b. Saling atau berbalasanUntuk mendapatkan makna saling atau berbalasan imbuhan gabungan BER-AN harus diimbuhkan pada kata kerja tertentu.Contoh: kedua jalan itu berpotongan dibalik bukit itu,Berpotongan artinya saling memotong.

3. Konfiks per-.-anMakna konfiks per-an, baik yang dibentuk dari dasar melalui verba ber-, maupun yang langsung dari dasar adalah; hal atau tentang (dasar). Namun, dalam pemakaian memiliki makna, antara lain:a. hal atau yg berhubungan dengan (dasar) seperti:Pelajaran bahasa hal berhubungan bahan ajar bahasa.Pekerjaan berat hal berhubungan bekerja berat.b. Hasil memper- seperti:Perpanjangan masa berlaku KTP (hasil memperpanjang)c. Tempat ber seperti:Peristirahatan terakhir (tempat beristirahat yang terakhir)

4. Konfiks peng-.-anKonfiks peng-.-an mempunyai variasi bentuk (pe-.-an, pem-.-an, pen-.-an dan seterusnya) berfungsi sebagai pembentuk kata benda (konfiks nominal). Konfiks peng-.-an memiliki makna sebagai berikut:a. Proses pembuatan, atau cara seperti:Penulisan (proses penulisan)Penyerangan (proses penyerangan)b. Tempat.Pelabuhan kapal (tempat melabuhkan kapal)Penitipan sepda (tempat penitipan)

5. Konfiks se-.-nyaFungsi konfiks se-nya adalah sebagai pembentuk kata keterangan (adverbia).Pada umumnya, kata berafiks se-nya berkombinasi dengan proses perulangan.

superlatif.tingkat paling tinggi yang dapat dicapai atau lazim disebut Konfiks se-nya menyatakan makna Contoh:- sepenuh-penuhnya : tingkat penuh yang paling tinggi yang dapat dicapai;sepenuh mungkin- setinggi-tingginya : tingkat tinggi yang paling tinggi yang dapat dicapai, setinggi mungkin- sedapat-dapatnya : tingkat dapat atau kemampuan yang paling tinggi yangdapatdicapai, sedapat mungkin.

III. PENUTUP A. KesimpulanAfiks adalah morfem terikat yang dilekatkan pada morfem dasar atau akar, imbuhan (afiks) hanya dikenal ada empat, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), awalan dan akhiran (konfiks). Dalam sumber lain disebutkan bahwa imbuhan (afiks) itu ada sembilan, yaitu prefiks, infiks, sufiks, simulfiks, konfiks, superfiks, interfiks, transfiks, dan kombinasi afiks.Infiks atau sisipan adalah salah satu dari bentuk afiks yang terletak di tengah-tengah bentuk kata dasar yang dapat membentuk kata-kata baru. Namun infiksasi dalam pembentukan kata-kata dalam Bahasa Indonesia sudah tidak produktif karena tidak lagi digunakan untuk membentuk kata-kata baru. Sufiks atau akhiran ialah morfem terikat yang digunakan di bagian belakang kata atau dilekatkan pada akhir dasar.

B. SaranPenulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik & saran yang membangun guna kesempurnaan pembuatan makalah ini dan bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.

DAFTAR PUSTAKAArifin, Zaenal dan Junaiyah. 2007. MORFOLOGI Bentuk, Makna, dan Fungsi. Jakarta: Penerbit PT GrasindoChaer,Abdul. 1998. Tata bahasa praktis bahasa Indonesia, Rineka cipta, Jakartahttp://morfologibahasaindonesia.blogspot.com/2011/03/afiksasi.htmlhttp://halimahlj-halimahelje.blogspot.com/2011/10/afiksasi-pembentukan-nomina.html

1