makala h

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Respiratory Distress Syndrom (RDS) atau Sindrom Distres Pernapasan merupakan sindrom gawat napas yang disebabkan defisiensi surfaktan terutama pada bayi yang baru lahir dengan masa gestasi kurang (Suriadi dan Yulianni, 2006). Secara klinis bayi dengan RDS menunjukkan takipnea, pernapasan cuping hidung, retraksi interkosta dan subkosta, expiratory grunting (merintih) dalam beberapa jam pertama kehidupan. Tanda-tanda klinis lain, seperti: hipoksemia dan polisitema. Tanda-tanda lain RDS meliputi hipoksemia, hiperkabia, dan asidosis respiratory atau asidosis campuran (Kompas, 2012). Angka kejadian RDS di Eropa sebelum pemberian rutin antenatal steroid dan postnatal surfaktan sebanyak 2-3 %, di USA 1,72% dari kelahiran bayi hidup periode 1998 - 1987. Secara tinjauan kasus, di negara-negara Eropa sebelum pemberian rutin antenatal steroid dan postnatalsurfaktan, terdapat angka kejadian RDS 2-3%, di USA 1,72% dari kelahiran Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 1

Upload: srimutiarahayu

Post on 03-Feb-2016

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makala h

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Respiratory Distress Syndrom (RDS) atau Sindrom Distres Pernapasan merupakan

sindrom gawat napas yang disebabkan defisiensi surfaktan terutama pada bayi yang baru lahir

dengan masa gestasi kurang (Suriadi dan Yulianni, 2006).

Secara klinis bayi dengan RDS menunjukkan takipnea, pernapasan cuping hidung,

retraksi interkosta dan subkosta, expiratory grunting (merintih) dalam beberapa jam pertama

kehidupan. Tanda-tanda klinis lain, seperti: hipoksemia dan polisitema. Tanda-tanda lain

RDS meliputi hipoksemia, hiperkabia, dan asidosis respiratory atau asidosis campuran

(Kompas, 2012).

Angka kejadian RDS di Eropa sebelum pemberian rutin antenatal steroid dan

postnatal surfaktan sebanyak 2-3 %, di USA 1,72% dari kelahiran bayi hidup periode 1998 -

1987. Secara tinjauan kasus, di negara-negara Eropa sebelum pemberian rutin antenatal

steroid dan postnatalsurfaktan, terdapat angka kejadian RDS 2-3%, di USA 1,72% dari

kelahiran bayi hidupperiode 1986-1987. Sedangkan jaman moderen sekarang ini dari

pelayanan NICU turun menjadi 1% di Asia Tenggara.

Di Asia Tenggara penyebab terbanyak dari angka kesakitan dan kematian pada bayi

prematur adalah RDS. Sekitar 5 -10% didapatkan pada bayi kurang bulan, 50% pada bayi

dengan berat 501-1500 gram. Angka kejadian berhubungan dengan umur gestasi dan berat

badan dan menurun sejak digunakan surfaktan eksogen. Saat ini RDS didapatkan kurang dari

6% dari seluruh neonatus. Di negara berkembang termasuk Indonesia belum ada laporan

tentang kejadianRDS (WHO, 2012).

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 1

Page 2: Makala h

Respiratory Distress Syndrome (RDS) disebut juga Hyaline Membrane Disease

(HMD), merupakan sindrom gawat napas yang disebabkan defisiensi surfaktan terutama pada

bayi yang lahir dengan masa gestasi kurang. Manifestasi dari RDS disebabkan adanya

atelektasis alveoli, edema, dan kerusakan sel dan selanjutnya menyebabkan bocornya serum

protein ke dalam alveoli sehingga menghambat fungsi surfaktan. Penyebab terbanyak dari

angka kesakitan dan kematian pada bayi prematur adalah Respiratory Distress Syndrome

(RDS). Sekitar 5 -10% didapatkan pada bayi kurang bulan, 50% pada bayi dengan berat 501-

1500 gram.

Angka kejadian berhubungan dengan umur gestasi dan berat badan dan menurun

sejak digunakan surfaktan eksogen. Saat ini RDS didapatkan kurang dari 6% dari seluruh

neonatus. Defisiensi surfaktan diperkenalkan pertamakali oleh Avery dan Mead pada 1959

sebagai faktor penyebab terjadinya RDS.

B. Tujuan

a. Tujuan umum

Menjelaskan tentang RDS dan asuhan keperawatan pada klien dengan kasus RDS

b. Tujuan khusus

1. Menjelaskan pengertian tentang RDS.

2. Menjelaskan tentang etiologi dari RDS.

3. Menjelaskan tentang tanda dan gejala dari RDS

4. Menjelaskan tentang manifestasi klinis dari RDS.

5. Menjelaskan tentang patofisiologi dari RDS.

6. Menjelaskan tentang WOC dariRDS.

7. Menjelaskan tentang komplikasi RDS.

8. Menjelaskan tentang penatalaksanaan RDS.

9. Menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan RDS

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 2

Page 3: Makala h

C. Manfaat

1. Bagi Kelompok

a. Dapat memahamiasuhan keperawatan teoritis tentang ayi respiratory distress

syndromedan dijadikan pedoman dalam menerapkannya di klinik.

b. Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan asuhan

keperawatan tentang respiratory distress syndrome.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menjadi tambahan sumber ataupun referensi mengenai asuhan keperawatan

tentang respiratory distress syndrome.

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 3

Page 4: Makala h

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Respiratory Distress Syndrome atau RDS adalah suatu keadaan dimana bayi mengalami

kegawatan pernafasan yang diakibatkan kurang atau tidak adanya surfaktan dalam paru-paru

(Nelson, 2000)

Sindrome distres pernafasan adalah perkembangan yang imatur pada system pernafasan

atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru RDS dikatakan sebagai hyaline

membrane descase (HMD). (Suriadi Skp. Rita Yuliani ; 2001 ; 265)

RDS adalah perkembangan yang imatur pada sistem pernafasan atau tidak adekuatnya

jumlah surfaktan paru dengan kumpulan gejala yang terdiri dari dispnea, hiperpnea, frekuensi

pernafasan lebih dari 60 x/menit, sianosis, dan kelainan otot-otot pernafasan pada inspirasi.

Respirasi Distress Syndrome (RDS) atau Sindrom Distres Pernapasan adalah sindrom

gawat napas yang disebabkan defisiensi surfaktan terutama pada bayi yang baru lahir dengan

masa gestasi kurang (Malloy, 2000).

Sindrom Distres Pernapasan adalah perkembangan yang imatur pada sistem

pernapasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru. RDS dikatakan sebagai

hyalin membrane diseaser (Suriadi dan Yulianni, 2006).

Sindrom Distres Pernapasan adalah sekumpulan temuan klinis, radiologis, dan

histologis yang terjadi terutama akibat ketidakmaturan paru dengan unit pernapasan yang

kecil dan sulit mengembang dan tidak menyisakan udara diantara usaha napas (Bobak, 2005).

Jadi berdasarkan dari beberapa sumber dapat disimpulkan bahwa RDS adalah

penyakit yang disebabkan oleh ketidakmaturan dan ketidakmampuan sel untuk menghasilkan

surfaktan yang memadai.

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 4

Page 5: Makala h

Respiratory distress syndrome (RDS) adalah istilah yang digunakan untuk disfungsi

pernafasan pada neonatus. Gangguan ini merupakan penyakit yang berhubungan dengan

keterlambatan perkembangan maturitas paru. Gangguan ini biasanya dikenal dengan nama

hyaline membrane disease (HMD) atau penyakit membrane hialin, karena pada apenyakit ini

selalu ditemukan pada membrane hialin yang melapisi alveoli. (Asrining Surasmi dkk, 2003:

70).

B. Etiologi

Kurang/tidak adanya surfaktan dalam paru-paru Unsur utama surfaktan adalah

dipalmitilfosfatidilkolin (lesitin), fosfatidilgliserol, apoprotein (protein surfaktan = ps A,

B,C,D) dan kholesterol.

Faktor predisposisi :

1.      Bayi dari ibu diabetes

2.      Persalinan sebelum umur kehamilan 37 minggu

3.      Kehamilan multijanin

4.      Persalinan SC

5.      Persalinan cepat

6.      Asfiksia

7.      Stress dingin

8.      Riwayat bayi sebelumnya terkena RDS

Dihubungkan dengan usia kehamilan. Berat badan bayi lahir kurang dari 2500 gram. Sering

kali pada bayi dengan berat badan lahir kurang dari 1000 gram. 20% berkembang dengan

bronchopulmonary dysplaisia, (BPD). (Suriadi SKp. Rita Yuliani SKp. 2001. : 266)

Kelainan yang terjadi dianggap karena faktor pertumbuhan atau pematangan paru belum

sempurnah. Biasanya insiden pada bayi prematur BB 1000 -2000 gr terutama ibu yang

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 5

Page 6: Makala h

mengalami gangguan perfusi darah uterus selama. kehamilan. Kelainan ini merupakan

penyebab utanma kematian 50- 70% bayi prematur.

a) Defesiensi atau kekurangan surfaktan.

Ada 4 faktor penting penyebab defisiensi surfaktan pada RDS yaitu prematur, asfiksia

perinatal, maternal diabetes, seksio sesaria.

b) Gangguan traktus respiratorius :

1) Hyaline membrane disease (HMD). Berhubungan dengan kurangnya masa gestasi

(bayi prematur)

2) Transient tachypnoe of the newborn (TTN). Paru-paru terisi cairan, sering terjadi pada

bayi Caesar karena dadanya tidak mengalami kompresi oleh jalan lahir sehingga

menghambat pengeluaran cairan dari dalam paru.

3) Infeksi (pneumonia)

4) Sindroma aspirasi

5) Hipoplasia paru

6) Hipertensi pulmonal

7) Kelainan congenital (choanal atresia, hernia diagfragma,pieer robin sindroma)

8) Pleural effusion

9) Kelumpuhan saraf frenikus

c) Luar traktus respiratoris:

Kelainan jantung congenital, kelainan metabolic, darah dan SSP.

C. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala yang muncul dari RDS adalah:

1. Pernapasan cepat

2. Pernapasan terlihat parodaks

3. Cuping hidung

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 6

Page 7: Makala h

4. Apnea

5. Murmur

6. Sianosis pusat

D. Manifestasi klinis

Menurut Martin, 1999 manifestasi klinis antara lain :

a. Kesulitan dalam memulai respirasi normal

b. Dengkingan (grunting) pada saat ekspirasi, diamati pada saat bayi tidak dalam

keadaan menangis (disebabkan oleh penutupan glotis) merupakan tanda/indikasi awal

penyakit, berkurangnya dengkingan mungkin merupakan tanda pertama perbaikan.

c. Refraksi sternum dan interkosta

d. Nafas cuping hidung

e. Sianosis pada udara kamar

f. Respiarasi cepat atau kadang lambat jika sakit parah

g. Auskultasi; udara yang masuk berkurang

h. Edema ekstremitas

i. Pada foto rontgen ditemukan retikulogranular, gambaran bulat-bulat kecil dengan

corakan bronkogram udara.

Berat dan ringannya gejala klinis pada penyakit RDS ini sangat dipengaruhi oleh tingkat

maturitas paru. Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan,.

Menurut Surasmi, dkk (2003) tanda dan gejala yang muncul adalah sebagai berikut:

a. Takhipneu (>60x/i)

b. Pernafasan dangkal

c. Mendengkur

d. Sianosis

e. Pucat

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 7

Page 8: Makala h

f. Kelelahan

g. Apneu dan pernafasan tidak teratur

h. Penurunan suhu tubuh

i. Retraksi suprasternal, substernal dan intercostal

j. Pernafasan cuping hidung

E. Patofisiologi

Penyebab RDS adalah kekurangan surfaktan (suatu zat lipoprotein) paru. Surfaktan

adalah zat yang memegang peranan dalam pengembangan paru dan merupakan suatu

komplek yang terdiri dari protein, karbohidrat dan lemak. Senyawa utama zat tersebut ialah

lesitin. Zat ini mulai dibentuk pada kehamilan 22-23 minggu dan mencapai maksimum pada

minggu ke-35. Fungsi furfaktan adalah merendahkan tegangan permukaan alveolus hingga

tidak terjadi kolaps dan mampu menahan sisa udara pada akhir ekspirasi. Defisiensi Zat

surfaktan yang ditentukan pada PMN akan menyebabkan kemampuan paru untuk

mempertahankan stabilitas menjadi terganggu alveolus akan kembali kolaps setiap akhir

ekspirasi. sehingga untuk pernafasan brikutnya dibutuhkan tekanan negatif intra toraks yang

lebih besar dan disertai usaha inspirasi yang tebih kuat. Kolaps paru ini: mcnyebabkan

terganggunya fentilase sehingga menjadi hipoksia, rrtensi co2 dan asidosis. Hipoksia akan

menimbulkan .:

a. Oksigenasi jaringan menurun sehingga menjadi metabolisme anaerobik yang

menimbulkan asam laktat dan asam organik lain yang menyebabkan terjadinya.asidosis

metabolik pada bayi.

b. Kerusakan endotel kapiler dan epitel duktus alveolaris yang akan menyebabkan

terjadinya transudasi kedalam alveoli dan terbentuknya fibrin bersam- sama dengan

jaringan epitel yang nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 8

Page 9: Makala h

asidosis dan atelektasis juga menyebabkan gangguan sirkulasi darah dari dan ke jantung.

Deemikian pula aliran darah paru akan menurun dan mengakibatkan berkurangnya

pembentukan zat .surfaktan, ..

c. Pada bayi dengan RDS, dimana adanya ketidakmampuan paru untuk mengembang dan

alveoli terbuka. RDS pada bayi yang belum matur menyebabkan gagal pernafasan karena

imaturnya dinding dada, parenchyma paru, dan imaturnya endothelium kapiler yang

menyebabkan kolaps paru pada akhir ekspirasi. 1.3.2 Pada bayi dengan RDS disebabkan

oleh menurunnya jumlah surfaktan atau perubahan kualitatif surfaktan, dengan demikian

menimbulkan ketidakmampuan alveoli untuk ekspansi

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 9

Page 10: Makala h

F. WOC

Paru Po2

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 10

Surfaktan

complikasi

Metaolisme anaerob

Asam laktat

Asidosis Gangguan pertukaran gas

Intoleransi aktinitas

Vasokonstriksi perifer dan pulmonal

Tekanan arteri pulmonal

Hipertensi pulmonal

Odeme paru

Gagal paru

Kerusakan respiratory

Usaha nafasIWL

Kurang nya volume cairan

ventilasi Perubahan pola nafas

Nutrisi kurang dari kebutuhan

CO2

Perpusi perifer

Surfaktan

Page 11: Makala h

G. Komplikasi

Menurut Nelson, 2000 komplikasi yang dapat terjadi adalah :

a. Acidosis, baik respiratorik atau metabolik

b. Displasia bronchopulmonal

c. Apnoe

d. Merupakan penyabab kematian utama BBL dengan angka 30 % dari semua kematian

neonatus oleh RDS atau komplikasinya.

e. Ketidakseimbangan asam biasa

f. Pneumothorax

g. Pneumomediastiurn

h. pulmonary interstitial dyasplasia

i. Bronchopulmonary dysplasia (BPD)

j. Patent ductus arteriosis (PDA)

k. Hipotensi sistemik

l. Retinopaty pada prematur .

m. Kejang

n. Infeksi (pneurnonia, septikemia )

H. Penatalaksanaan

Perbaikan oksigenasi dan pertahankan volume paru optimal

a.       Rumatan Pa o2 antara 50 sampai 80 mmHg, PaCO2 antara 40 dan 50, PH paling sedikit

7,25

b.      Penggantian surfaktan melalui selang endotrakeal ( endotrakeal tube (ET) )

c.       Tekanan jalan nafas positif secara tetap melalui nasal prongs untuk mencegah

kehilangan volllme selama ekspirasi

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 11

Page 12: Makala h

d.      Ventilasi mekanik melalui ET untuk hipoksemia berat (PaO2 kurang dari 50 sampai 60

mmHg) dan / atau hiperkapnea (PaO2 lebih dari 60 mmHg)

e.       Pemantauan transuktan dan oksimetri nadi

f.       Pemberian aerosol bronkodilator

g.      Fisioterapi toraks

h.      Opsi kardiorespiratori ta1nbahan .(ventilasi frexuensi tinggi, oksigenasi membran

ekstrakomoreal, oksida nitrat, ventilasi cairan).

Penata Laksanaan Medis

Tujuan Terapi :

a. Support pernapasan

b. Mengobati penyebab jika mungki

c. Mencegah komplikasi.

Terapi :

Intubasi untuk pemasangan ETT

Pemasangan Ventilator mekanik (Positive end expiratory pressure) untuk

mempertahankan keadekuatan level O2 darah.

Sedasi untuk mengurangi kecemasan dan kelelahan akibat pemasangan ventilator

·        Pengobatan tergantung klien dan proses penyakitnya :

v  Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah jantung & tekanan darah.

v  Antibiotik untuk mengatasi infeksi

v  Kortikosteroid dosis besar (kontroversial) untuk mengurangi respon inflamasi dan

mempertahankan stabilitas membran paru.

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 12

Page 13: Makala h

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

A. Pengkajian

1. Data pasien

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Alamat   :

Nama orang tua  :

Pekerjaan orang tua :

2. Keluhan utama

Keluhan utama Sesak nafas dan pernafasan cepat

3. Riwayat penyakit sekarang

Sesak nafas dan pernafasan cepat, frekuensi pernafasan lebih dari 60x/menit, pernafasan

cepat dan dangkal timbul setelah 6-8 jam pertama setelah kelahiran dan gejala karakteristik

mulai terlihat pada umur 24-72 jam.

4. Riwayat penyakit dahulu

Apakah pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya,, apakah klien pernah

menderita penyakit yang bisa menyebabkan terjadinya sindome gawat nafas, apakah bayi

lahir premature,

5. Riwayat penyakit keluarga

Apakah ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama.

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 13

Page 14: Makala h

6. Pemeriksaan fisik

a. Kepala

Hidung : terdapat pemafasan cuping hidung, adanya sekret pada jalan nafas

Mulut : mukosa bibir kering

b. Dada

Hipertimpani

Bising usus meningkat

c. Ekstremitas

Dapat terjadi edema setelah beberapa jam

Adanya sianosis

7. Aktivitas

ADL (Activity daily life)

Nutrisi Bayi dapat kekurangan cairan sebagai akibat bayi belum minum atau

menghisap.

Istirahat tidur Kebutuhan istirahat tidur akan terganggu karena adanya sesak nafas

ataupun kebutuhan nyaman terganggu akibat tindakan medis.

Eliminasi Penurunan pengeluaran urine.

8. Pemeriksaan penunjang

Foto roentgen thorax

Pola retikulo granular difus bersama bronkogram udara yang saling tumpang tindih.

Tanda paru sentral dan batas jantung sukar dilihat, inflasi paru buruk.

Kemungkinan terdapat kardiomegali bila system lain juga terkena (bayi dari ibu

diabetes, hipoksia, gagal jantung kongestif).

Bayangan timus yang besar.

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 14

Page 15: Makala h

Bergranul merata pada bronkogram udara, yang menandakan penyakit berat jika

terdapat pada beberapa jam pertama.

Pemeriksaan darah

Asidosis metabolik

o PH menurun (N: PH 7,35-7,45)

o Penurunan bikarbonat (N : 22-26 meg/L)

o PaCO2 Normal (N : 34-45 mmHg)

o Peningkatan serum K

Asidosis Respiratorik

o PH menurun (N: PH 7,35-7,45)

o Peningkatan PaCO2 (N : 34-45 mmHg)

o Penurunan PaO2 (N : 80-100 mmHg)

Imatur lechitin / sphingomylin (L/S)

9. Analisa data

No Data Masalah Etiologi

1 DS:

Dyspnea

Nafas pendek

DO:

Penurunan tekanan

inspirasi/ekspirasi

Penurunan pertukaran

udara per menit

Mengunakan otot

pernafasan tamahan

Penurunan kapasitas vital

Pola nafas tidak

efektif

Hiperventilasi

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 15

Page 16: Makala h

2

DS :

Sakit kepala ketika bangun

Dyspnoe

Gangguan penglihatan

DO :

Penurunan CO2

Takikardi

Hiperkapnia

Keletihan

Iritabilitas

Hypoxia

Kebinggugan

Sianosis

Gangguan pertukaran

zat

ketidakseimbangan

perfusi ventilasi

3 DS:

Nyeri abdomen

Muntah kejang

Kejang perut

DO:

Diare

Rontok rambut yang

berlebihan

Kurang nafsu makan

Bising usus berlebihan

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

ketidakmampuan untuk

memasukan atau

mncerna nutrisi

4 DO:

Peningkatan tekanan

dalam lambung

Elevasi tubuh bagian atas

Penurunan tingkat

kesadaran

Peningkatan residu

lambung

Risiko aspirasi Peningkatan tekanan

dalam lambung

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 16

Page 17: Makala h

Gangguan menelan

5 DS:

Haus

DO:

Penurunan turgor kulit

Membran mukosa

Penngkatan denyut nadi

Penurunan tekanan darah

Penurunan vokume

Perubahan status mental

Konsentrasi urine

meningkat

Temperatur tubuh

meningkat

Kehilangan beat badan

Defisit volume cairan tekanan arteri pulmonal

meningkat

B. Diagnosa

Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada klien dengan RDS adalah :

1. Pola nafas tidak efektif b/d hiperventilasi

2. Gangguan pertukaran zat b/d ketidakseimbangan perfusi ventilasi

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan untuk

memasukan atau mncerna nutrisi.

4. Risiko aspirasi b/d peningkatan tekanan dalam lambung

5. Defisit volume cairan b/d tekanan arteri pulmonal meningkat

C. Rencana keperawatan NANDA,NIC,NOC

N

o

Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil (NOC) Intervensi

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 17

Page 18: Makala h

(NIC)

1 Pola nafas tidak efektif

b.d hiperventilasi

DS:

Dyspnea

Nafas pendek

DO:

Penurunan

tekanan

inspirasi/ekspirasi

Penurunan

pertukaran udara

per menit

Mengunakan otot

pernafasan

tamahan

Penurunan

kapasitas vital

Respiratory status:ventilation

Respiratory status:airway

patency

Vital sign status

Kriteria hasilnya :

Mendemostrasikan atuk

efektif dan suara nafas yang

bersih,tidak ada sianosis.

Menunjukkan jalan nafas

yang paten

Tanda-yanda vital dalam

rentang normal.

· posisikan pasien untuk

memaksimalkan ventilasi

Pasantg mayo bila perlu

Lakukan fisioterapi dada jika

perlu

Keluarkan sekret dengan

batuk atau suktion

Auskultasi suara nafas,catat

adanya suara tambahan.

Berikan bronkodilator:

Atur intake untuk airan

mengoptimalkan

keseimbangan.

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 18

Page 19: Makala h

2 Gangguan pertukaran zat

b.d ketidakseimbangan

perfusi ventilasi

DS :

Sakit kepala

ketika bangun

Dyspnoe

Gangguan

penglihatan

DO :

Penurunan CO2

Takikardi

Hiperkapnia

Keletihan

Iritabilitas

Hypoxia

Kebinggugan

Sianosis

Respiratory status : gas

exchange

Keseimbangan asam

basa,elektrolit

Respiratory

srtatus :ventilation

Vital sign status

Kriteria hasilnya:

Mendemonstrasikan

peningkatan ventilasi dan

oksigenasi yang ade kuat

Memelihara kebersihan paru

dan bebas dan tanda-tanda

distress pernafassan

Tanda-tanda vital dalam

rentang normal.

Posisikan pasien untuk

memaksimalkan ventilasi

Pasang mayo bila perlu

Lakukan fisioterapi dada jika

perlu

Keluarkan sekret dengan

batuk

Auskultasi suara nafas,catat

adanya suara tamahan

Berikan bronkodilator:

Atur intake untuk cairan

mengoptimalkan

keseimangan

Monitor respiratori dan status

O2

Catat pergerakan dada,amati

kesimetrisan,penggunaan otot

tambahan

Monitor suara nafas,seperti

dengku

Monitor pola nafas

Monitor TTV,AGD,elektrolit

status mental. · 

3 Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh b.d

ketidakmampuan untuk

memasukan atau

mncerna nutrisi.

DS:

Nyeri abdomen

·    kaji ada nya alerrfi

makanan

Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk menentukan jumlah

kalori dan nutrisi yang di

butuhkan pasien

Yakinkan diet yang dimakan

mengandung tinggi seat

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 19

Page 20: Makala h

Muntah kejang

Kejang perut

DO:

Diare

Rontok rambut

yang berlebihan

Kurang nafsu

makan

Bising usus

berlebihan

untuk mencegahkonstipasi

Ajarkan pasien bagaimana

membuat catatan makanan

harian

Monitor adanya penurunan

BB dan gula darah

Jadwalkan pengobatan

Monitor turgor kulit

Mnitor mual dan muntah

Monitir intake nutrisi

Anjurkan banyak minum

4 Risiko aspirasi b.d

peningkatan tekanan

dalam lambung

DO:

Peningkatan

tekanan dalam

lambung

Elevasi tubuh

bagian atas

Penurunan tingkat

kesadaran

Peningkatan

residu lambung

Gangguan

menelan

Respiratory status: ventilation

Aspiration kontrol

Swallowing status

Kriteria hasil

Klien dapat bernafas dengan

mudah

Frekuensi pernafasan normal

Pasien maampu menelan

Jalan nafas paten

Mudah bernafas tidak merasa

tercekik

Monitor tingkat

kesadaran,reflek batuk dan

kemampuan menelan

Monitor status paru

Pelihara jalan nafas

Hindari makan kalau residu

masih anyak

Potong makanan kecil-kecil

Haluskan obat sebelum

pemberian

5 Defisit volume cairan b.d

tekanan arteri pulmonal

meningkat

DS:

Haus

DO:

Fluid balance

Hydration

Nutrisional status: food and

fluid ntake

Kriteria hasil:

Mempertahankan urine

Pertahankan catatan intake

dan output yang akurat

Monitor status hidrasi

Monitor hasil la yang sesuai

dengan retensi cairan

Kolaborasi pemberian cairan

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 20

Page 21: Makala h

Penurunan turgor

kulit

Membran mukosa

Penngkatan

denyut nadi

Penurunan

tekanan darah

Penurunan

vokume

Perubahan status

mental

Konsentrasi urine

meningkat

Temperatur tubuh

meningkat

Kehilangan beat

badan

output sesuai dengan usia dan

BB,BJ urine normal.

Tidak ada tanda dehidrasi

Orientasi terhadap waktu dan

tempat

Jumlah dan irama pernafasan

dalam batas normal.

IV

Mnitor status nutrisi

Berikan cairan oral

Dorong keluarga untuk bantu

pasien makan

Atur kemungkinan tranfusi

TTV

D. Implementasi

Tahap ini merupakan pengelolaan, perwujudan, serta bentuk tindakan nyata dari

rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap intervensi

E. Evaluasi

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 21

Page 22: Makala h

Tahap evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap proses keperawatan yang telah

dilakukan. Dengan kata lain, evaluasi merupakan suatu bentuk perbandingan antara hasil-

hasil yang diperoleh dengan kriteria hasil yang telah dibuat sebelumnya pada tahap

intervensi.

BAB IV

PENUTUP

F. KESIMPULAN

Sindrom distres pernafasan adalah perkembangan yang imatur pada sistem pernafasan

atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 22

Page 23: Makala h

RDS adalah perkembangan yang imatur pada sistem pernafasan atau tidak adekuatnya

jumlah surfaktan paru dengan kumpulan gejala yang terdiri dari dispnea, hiperpnea, frekuensi

pernafasan lebih dari 60 x/menit, sianosis, dan kelainan otot-otot pernafasan pada inspirasi.

Respirasi Distress Syndrome (RDS) atau Sindrom Distres Pernapasan adalah sindrom gawat

napas yang disebabkan defisiensi surfaktan terutama pada bayi yang baru lahir dengan masa

gestasi kurang

G. SARAN

Semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca. Kritik dan saran

sangat diharapkan untuk pengerjaan berikutnya yang lebih baik.

DAFTAR PUTAKA

Nelson WE, .2000.ed. Ilmu Kesehatan Anak. 15th ed. Alih bahasa. Samik Wahab. Jakarta:

EGC.

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 23

Page 24: Makala h

Suriadi & Rita Yuliani, 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak edisi 2. Jakarta : Penebar

Swadaya.

Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas edisi 4. Jakarta : EGC.

Asrining Surasmi, dkk, 2003.Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta: EGC.

Asuhan keperawatan RDS kelompok 9 24