makala h

15
KATA PENGANTAR Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Hakikat Manusia Menurut Islam”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Agama Islam di Universitas Negeri Makassar. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Makassar, Oktober 2011 Tim Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

Upload: tedy-irawan

Post on 02-Feb-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

biologi

TRANSCRIPT

Page 1: Makala h

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami

dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Hakikat Manusia Menurut Islam”.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Agama

Islam di Universitas Negeri Makassar.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis

penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan

saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya

kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami

dapat menyelesaikan tugas ini.

Makassar, Oktober 2011

Tim Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

BAB II Pembahasan

A. Pengertian Hakikat

B. Pengertian Manusia

C. Tujuan Penciptaan Manusia

Page 2: Makala h

D. Fungsi dan Peran Manusia

E. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah SWT

F. Hakikat Manusia

BAB III Penutup

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara tentang manusia dan agama dalam Islam adalah membicarakan sesuatu yang

sangat klasik namun senantiasa aktual. Berbicara tentang kedua hal tersebut sama saja dengan

berbicara tentang kita sendiri dan keyakinan asasi kita sebagai makhluk Tuhan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘manusia’ diartikan sebagai ‘makhluk yang

berakal budi (mampu menguasai makhluk lain); insan; orang’ (1989:558). Menurut pengertian

ini manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi potensi akal dan budi, nalar dan moral untuk

dapat menguasai makhluk lainnya demi kemakmuran dan kemaslahatannya. Dalam bahasa Arab,

kata ‘manusia’ ini bersepadan dengan kata-kata nâs, basyar, insân, mar’u, ins dan lain-lain.

Meskipun bersinonim, namun kata-kata tersebut memiliki perbedaan dalam hal makna

spesifiknya. Kata nâs misalnya lebih merujuk pada makna manusia sebagai makhluk sosial.

Sedangkan kata basyar lebih menunjuk pada makna manusia sebagai makhluk biologis. Begitu

juga dengan kata-kata lainnya.

B. Rumusan Masalah

1) Apa pengertian hakikat dan manusia itu ?

2) Apa saja tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan peran manusia ?

3) Bagaimana tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah SWT ?

4) Apa saja hakikat manusia itu ?

Page 3: Makala h

C. Tujuan Penulisan

1) Untuk mengetahui pengertian hakikat dan manusia.

2) Untuk mengetahui tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan peran manusia

3) Untuk mengetahui tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah SWT

4) Untuk mengetahui Apa saja hakikat manusia itu.

BAB II

PEMBAHASAN

HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM

A. Pengertian Hakikat

Menurut bahasa hakikat berarti kebenaran atau seesuatu yang sebenar-benarnya atau asal

segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi

jiwa sesuatu. Karena itu dapat dikatakan hakikat syariat adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu

sendiri. Dikalangan tasauf orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya karena itu

muncul kata-kata diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat

jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia.

B. Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah swt.

Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka

sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah.

Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat bergantung

metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari.

Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (makhluk

berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku interaksi

antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social (superego). Di dalam diri manusia

tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai).

Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mehanibcus (manusia

mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa

Page 4: Makala h

manusia berdasarkan laporan subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam

bawa sadar yang tidak nampak). Behavior yang menganalisis prilaku yang Nampak saja.

Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran

terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek.

Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir).

Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif

pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir. Penganut teori kognitif mengecam pendapat

yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi

peristiwa. Padahal berpikir , memutuskan, menyatakan, memahami, dan sebagainya adalah fakta

kehidupan manusia.

Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan makna

manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan dan al-nas.

Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi : innama anaa

basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu). Kata basyar

selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung kering

(al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum (al-mu’minuum : 33).

Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq : 5), yaitu

allamal insaana maa lam ya’ (dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya). Konsep

islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk yang

berpikir, diberi ilmu, dfan memikul amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah makhluk yang menjadi

(becoming) dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan.

Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 walakad dlarabna linnaasi fii

haadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-quran

ini setiap macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia sebagai makhluk

social atau secara kolektif.

Page 5: Makala h

Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis,

dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang tidak biasa hidup

tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.

Sebenarnya manusia itu terdiri dari 3 unsur yaitu :

1. Jasmani. Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah.

2. Ruh. Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja.

3. Jiwa. Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang diberikan

pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat di kelompokkan pada dua

hal yaitu potensi fisik dan potensi rohania. Ibnu sina yang terkenal dengan filsafat jiwanya

menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk social dan sekaligus makhluk ekonomi. Manusia

adalah makhluk social untuk menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan hidupnya, karena

manusia tidak hidup dengan baik tanpa ada orang lain. Dengan kata lain manusia baru bisa

mencapai kepuasan dan memenuhi segala kepuasannya bila hidup berkumpul bersama manusia.

Asal Mula Manusia “Teori Evolusi Darwin dan Nabi Adam a.s”

Jika kita berdebat tentang asal mula manusia, maka yang terpikir pertama kali dipikiran

adalah teori evolusi Charles Darwin. Dalam teori evolusi Charles Darwin dijelaskan bahwa

manusia pertama adalah kera, sedangkan dalam kitab suci umat Islam yaitu Al-Qur'an, dijelaskan

bahwa manusia pertama adalah Nabi adam a.s. Namun, hingga saat ini para ilmuwan masih terus

mencari bukti untuk memastikan asal mula manusia.

1. Teori Asal Mula Manusia menurut Charles Darwin

Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk

yang mirip kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6

juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia

modern dan nenek moyangnya. Ditetapkanlah empat kelompok dasar sebagai berikut di bawah

ini :

a. Australophithecines

b. Homo habilis

c. Homo erectus

Page 6: Makala h

d. Homo sapiens

Genus yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera tersebut oleh

evolusionis digolongkan sebagai Australopithecus, yang berarti "kera dari selatan".

Australophitecus, yang tidak lain adalah jenis kera purba yang telah punah, ditemukan dalam

berbagai bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar dan kuat dan tegap, sementara yang lain lebih

kecil dan rapuh dan lemah. Dengan menjabarkan hubungan dalam rantai tersebut sebagai

"Australopithecus > Homo Habilis > Homo erectus > Homo sapiens," evolusionis secara tidak

langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis selanjutnya.

2. Asal Mula Manusia berdasarkan Al-Qur'an (Nabi Adam a.s)

Saat Allah Swt. merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat “cerita”

tentang asal-usul manusia, Malaikat Jibril seolah khawatir karena takut manusia akan berbuat

kerusakan di muka bumi. Di dalam Al-Quran, kejadian itu diabadikan.

"...Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya, Aku akan

menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang

diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke

dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr:

28-29).

Firman inilah yang membuat malaikat bersujud kepada manusia, sementara iblis tetap

dalam kesombongannya dengan tidak melaksanakan firman Allah. Inilah dosa yang pertama kali

dilakukan oleh makhluk Allah yaitu kesombongan. Karena kesombongan tersebut Iblis menjadi

makhluk paling celaka dan sudah dipastikan masuk neraka. Kemudian Allah menciptakan Hawa

sebagi teman hidup Adam. Allah berpesan pada Adam dan Hawa untuk tidak mendekati salah

satu buah di surga, namun Iblis menggoda mereka sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam

kondisi yang menakutkan. Allah menghukum Adam dan Hawa sehingga diturunkan kebumi dan

pada akhirnya Adam dan Hawa bertaubat. Taubat mereka diterima oleh Allah, namun Adam dan

Hawa menetap dibumi. Baca Surat Al-Baqarah Ayat 33-39.

Page 7: Makala h

Adam adalah ciptaan Allah yang memiliki akal sehingga memiliki kecerdasan, bisa

menerima ilmu pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan sendiri. Inilah keunikan manusia yang

Allah ciptakan untuk menjadi penguasa didunia, untuk menghuni dan memelihara bumi yang

Allah ciptakan. Dari Adam inilah cikal bakal manusia diseluruh permukaan bumi. Melalui

pernikahannya dengan Hawa, Adam melahirkan keturunan yang menyebar ke berbagai benua

diseluruh penjuru bumi; menempati lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah lainnya diseluruh

penjuru bumi. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:

"...Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami angkut mereka didaratan dan di

lautan; Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan

kelebihan yang sempurna atas kebanyak makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. al-Isra' [17]:

70)

Demikianlah dua pendapat tentang asal mula manusia. Tentang siapa sebenarnya manusia

pertama di bumi, mugkin kami lebih memilih bahwa Adam a.s adalah manusia pertama sesuai

dengan apa yang ada dalam Al-Quran. Apakah kalian setuju bahwa Nabi Adam a.s adalah nenek

moyang manusia? Tergantung pada kepercayaan kalian masing-masing.

C. Tujuan Penciptaan Manusia

Tujuan penciptaan manusia adalah menyembah kepada penciptanya yaitu Allah.

Pengertian penyembahan kepada Allah tidak bisa di artikan secara sempit, dengan hanya

membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam shalat saja. Penyembahan berarti ketundukan

manusia dalam hokum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, baik yamg

menyangkut hubungan manusia dengan tuhan maupun manusia dengan manusia.

Oleh kerena penyembahan harus dilakukan secara suka rela, karena Allah tidak

membutuhkan sedikitpun pada manusia karena termasuk ritual-ritual penyembahannya.

Penyembahan yang sempurna dari seorang manusia adalah akan menjadikan dirinya

sebagai khalifah Allah di muka bumi dalam mengelolah alam semesta. Keseimbangan pada

kehidupan manusia dapat terjaga dengan hukum-hukum kemanusiaan yang telah Allah ciptakan.

Page 8: Makala h

D. Fungsi dan Peran Manusia

Berpedoman pada Al-Quran surah al-baqarah ayat 30-36, status dasar manusia yang

mempelopori oleh adam AS adalah sebagai khalifah. Jika khalifah diartikan sebagai penerus

ajaran Allah maka peran yang dilakukan adalah penerus pelaku ajaran Allah dan sekaligus

menjadi pelopor membudayakan ajaran Allah Swt.

Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang ditetapkan oleh

Allah di antaranya adalah:

1. Belajar

2. Mengajarkan ilmu

3. Membudayakan ilmu

Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama ummat manusia

dan hamba Allah, serta pertanggung jawabannya pada 3 instansi yaitu pada diri sendiri, pada

masyarakat, pada Allah SWT.

E. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah SWT

1) Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT

Makna yang esensial dari kata abd’ (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan

manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT yang dicerminkan dalam ketaatan, kepatuhan

dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan.

Oleh karena itu, dalam al-quran dinyatakan dengan “quu anfusakun waahlikun naran”

(jagalah dirimu dan keluargamu dengan iman dari api neraka).

2) Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah Allah SWT

Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat dan harus dipertanggungjawabkan

dihadapannya. Tugas hidup yang di muka bumi ini adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas

kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengolaan dan pemeliharaan alam.

Page 9: Makala h

Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi

khalifah memegang mandat tuhan untuk mewujud kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang

diberikan manusia bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya mengolah serta mendayagunakan

apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidpnya.

Oleh karena itu hidup manusia, hidup seorang muslim akan dipenuhi dengan amaliah.

Kerja keras yang tiada henti sebab bekerja sebagai seorang muslim adalah membentuk amal

saleh.

F. Hakikat Manusia

Hakikat manusia adalah sebagai berikut :

1) Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

2) Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku

intelektual dan sosial.

3) Seseorang yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur

dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.

4) Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah

selesai selama hidupnya.

5) Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk

mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk

ditempati.

6) Individu yang mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama dalam bidang sosial.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Jadi manusia merupakan makhluk yang luar biasa kompleks. Sedemikian sempurna

manusia diciptakan oleh Sang Pencipta dan manusia tidak selalu diam karena dalam setiap

kehidupan manusia selalu ambil bagian. Kita sebagai manusia harus menjadi individu yang

berguna untuk diri sendiri dan orang lain.

Page 10: Makala h

Manusia itu tidak sepenuhnya sempurna, dalam kehidupan yang kita jalani pasti selalu

ada masalah yang tidak bisa kita selesaikan, oleh karena itu juga membutuhkan bantuan dari

orang lain, karena manusia adalah makhluk sosial sama seperti yang lain karena manusia tidak

bisa berdiri sendiri, dalam hal agama kita juga mempunyai banyak maka dari itu kita harus saling

menghargai dan mengasihi karena kita sama-sama makhluk yang diciptakan tidak ada bedanya ,

selain itu dalam hidup manusia juga terdapat banyak aturan yang harus kita patuhi sebagai umat

manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, AL-Qur’an dan Hadits (Dirasah Islamiyah, Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 1998

Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum,

Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2001

Hamdan Mansoer, dkk, Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam, Jakarta :

Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, 2004

Murthada Muthahhari, Perspektif Al-Qur’an Tentang Manusia dan Agama, Bandung :

Mizan, 1990

Nanih Machendrawaty & Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam,

Jakarta : Rineka Cipta, 2004

Muhammadong. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Pendidikan

Agama Islam Universitas Negeri Makassar.

Abdullah, Abd. Malik. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen

Penididikan Agama Islam Universitas Negeri Makassar.