makala h

17
MAKALAH PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL NERVUS I – VIII http:// ucihasantoso.wordpress.com/ 2012/01/05/cara-merebut-cewek- orang/

Upload: ncek-ridwan-kukuselamanya

Post on 14-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah pemeriksaan syaraf kranial

TRANSCRIPT

MAKALAHPEMERIKSAAN SARAF KRANIAL NERVUS I VIIIhttp://ucihasantoso.wordpress.com/2012/01/05/cara-merebut-cewek-orang/

NAMA: WILDAN KURNIAWAN

NPM: 10310408

KELOMPOK:27

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya , sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul PEMERIKSAAN SARAF CRANIAL NERVUS I-VII

Makalah ini berisikan tentang PEMERIKSAAN SARAF CRANIAL atau yang lebih khususnya membahas ,PEMERIKSAAN NERVUS . Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang PEMERIKSAAN SARAF CRANIAL

saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya minta maaf,apabila makalah saya tidak sempurna.

Akhir kata, saya ucapkan terimakasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha saya. Amin.

CARA PEMERIKSAAN SARAF CRANIAL

1.Saraf Olfaktorius (N.I)

Untuk mengujinya digunakan bahan yang tidak merangsang misalnya alcohol,bunga, kopi, tembakau, parfum dan rempah-rempah. Letakkan salah satu bahan-bahan tersebut di depan salah satu lubang hidung orang tersebut sementara lubanghidung yang lain ditutup dan pasien menutup matanya. Kemudian pasien dimintauntuk memberitahu saat mulai terhidunya bahan tersebut.

2.Saraf Optikus (N.II)

Ada 2 Pemeriksaan ini yaitu :

a.Pemeriksaan Penglihatan Sentral ( Visual Acuity )

Kartu Snellen Memerlukan jarak 6 meter antara pasien dengan tabel.

Ketajamanpenglihatan normal bila baris yang bertanda 6 dapat dibaca dengan

tepatoleh setiap mata.

.

b.Pemeriksaan Penglihatan Perifer

Tes Konfrontasi / Tes Lapang Pandang

Jarak antara pemeriksa pasien : 60 100 cm. Objek harus beradatepat di tengah-tengah jarak tersebut. Ballpoint / 2 jari pemeriksadigerakkan mulai dari lapang pandang kanan dana kiri, atas bawah danmata lain dalam keadaan tertutup sedangkan mata yang diperiksa harusmenatap lurus ke depan tanpa boleh melirik kearah objek tersebut.

C.Pemeriksaan Fundus Okuli (Fundus Copy) Digunakan alat oftalmoskop. Putar lensa ke arah O dioptri maka fokusakan dapat diarahkan ke fundus, kekeruhan lensa atau katarak dapatmenggangu pemeriksaan.

Gambar alat oftalmoskop:

3.Saraf Okulomotoris (N.III)Pemeriksaan meliputi : ptosis, gerakan bola mata dan pupil

1.Ptosis Ptosis dicurigai bila salah satu kelopak mata memotong iris lebih rendahdari pada mata yang lain, atau bila pasien mendongakkan kepala ke belakang /ke atas (untuk kompensasi) secara kronik atau mengangkat alis mata secarakronik pula.

2.Gerakan Bola MataPasien diminta untuk melihat dan mengikuti gerakan jari atau ballpoint kearah medial, atas, dan bawah, sekaligus ditanyakan adanya penglihatan ganda(diplopia) dan dilihat ada tidaknya nistagmus. Sebelum pemeriksaan gerakanbola mata (pada keadaan diam) sudah dilihat adanya strabismus (juling) dandeviasi conjugate ke satu sisi.7

3.PupilPemeriksaan pupil meliputi :a.Bentuk dan ukuran pupil

b.Perbandingan pupil kanan dan kiri pupil sebesar 1mm masih dianggap normalPerbedaan.

c.Refleks pupilMeliputi pemeriksaan :1.Refleks cahaya langsung (bersama N. II)2.Refleks cahaya tidak alngsung (bersama N. II)3.Refleks pupil akomodatif atau konvergensi

15 cm didepan mata pasien dalam keadaan normal terdapat konstriksi padakedua pupil yang disebut reflek akomodasi.Bila seseorang melihat bendadidekat mata (melihat hidungnya sendiri) kedua otot rektus medialis akanberkontraksi. Gerakan kedua bola mata ini disebut konvergensi. Bersamaandengan gerakan bola mata tersebut maka kedua pupil akan mengecil (ototsiliaris berkontraksi) (Tejuwono) atau pasien disuruh memandang jauh dandisuruh memfokuskan matanya pada suatu objek diletakkan pada jaraktertentu.

4.Saraf Troklearis (N.IV)

Pemeriksaan meliputi :1.Gerakan mata lateral bawah

2.Strabismus kovergen

3.Diplopia

5.Saraf Trigeminus (N.V)

Pemeriksaan meliputi :1.Sensibilitas Tes dengan menusuk jarum pada kulit, pasien menutup kedua matanya danjarum ditusukkan dengan lembut pada kulit, pasien ditanya apakah terasatajam atau tumpul. Daerah yang menunjukkan sensasi yang tumpul harus digambar danpemeriksaan harus di lakukan dari daerah yang terasa tumpul menuju daerahyang terasa tajam. Juga lakukan tes pada daerah di atas dahi menuju belakangmelewati puncak kepala. Jika di curigai siringobulbia, karena hilangnya sensasi temperatur terjadipada keadaan hilangnya sensasi nyeri, pasien tetap menutup kedua matanyadan lakukan tes untuk raba halus dengan kapas yang baru dengan cara yangsama. Pasien disuruh mengatakan ya setiap kali dia merasakan sentuhankapas pada kulitnya

2.Motorik Pemeriksaan dimulai dengan menginspeksi adanya atrofi otot-otottemporalis dan masseter. Pasien disuruh mengatupkan giginya dan lakukanpalpasi adanya kontraksi masseter diatas mandibula. Kemudian pasien disuruhmembuka mulutnya (otot-otot pterigoideus) dan pertahankan tetap terbukasedangkan pemeriksa berusaha menutupnya. Lesi unilateral dari cabangmotorik menyebabkan rahang berdeviasi kearah sisi yang lemah (yangterkena).

3.RefleksPemeriksaan refleks meliputi :

Refleks Kornea

1.Langsung Pasien diminta melirik kearah kanan atas maka kapas disentuhkan padakornea mata kiri dan lakukan sebaliknya pada mata yang lain. Kemudianbandingkan kekuatan dan kecepatan refleks tersebut kanan dan kiri sarafaferen berasal dari N. V tetapi eferannya (berkedip) berasal dari N.VII

2.Tidak Langsung (konsensual) Sentuhan kapas pada kornea atas akan menimbulkan refleks menutupmata pada mata kiri dan sebaliknya kegunaan pemeriksaan reflekskornea konsensual ini sama dengan refleks cahaya konsensual, yaituuntuk melihat lintasan mana yang rusak (aferen atau eferen).

Refleks BersinRefleks Masseter

Untuk melihat adanya lesi UMN (certico bultar) penderita membukamulut secukupnya (jangan terlalu lebar) kemudian dagu diberi alas jaritangan pemeriksa diketuk mendadak dengan palu refleks. Respon normalakan negatif yaitu tidak ada penutupan mulut atau positif lemah yaitupenutupan mulut ringan. Sebaliknya pada lesi UMN akan terlihatpenutupan mulut yang kuat dan cepat

6.Saraf Abdusens (N.VI)

Pemeriksaan meliputi gerakan mata ke lateral, strabismus konvergen dandiplopia tanda-tanda tersebut maksimal bila memandang ke sisi yang terkena danbayangan yang timbul letaknya horizonatal dan sejajar satu sama lain.

7.Saraf Fasialis (N.VII) Pemeriksaan saraf fasialis dilakukan saat pasien diam dan atas perintah (teskekuatan otot) saat pasien diam diperhatikan :

Asimetri wajah Kelumpuhan nervus VIII dapat menyebabkan penurunan sudut mulutunilateral dan kerutan dahi menghilang serta lipatan nasolabial, tetapi padakelumpuhan nervus fasialis bilateral wajah masih tampak simetrikGerakan-gerakan abnormal (tic facialis, grimacing, kejang tetanus/rhisussardonicus tremor dan seterusnya ). Ekspresi muka (sedih, gembira, takut,seperti topeng).

Tes kekuatan otot

1.Mengangkat alis, bandingkan kanan dan kiri.2.Menutup mata sekuatnya (perhatikan asimetri) kemudioan pemeriksamencoba membuka kedua mata tersebut bandingkan kekuatan kanan dankiri.3.Memperlihatkan gigi (asimetri)4.Bersiul dan menculu (asimetri / deviasi ujung bibir)5.meniup sekuatnya, bandingkan kekuatan uadara dari pipi masing-masing.6.Menarik sudut mulut ke bawah.

Tes sensorik khusus (pengecapan) 2/3 depan lidah)Pemeriksaan dengan rasa manis, pahit, asam, asin yang disentuhkanpada salah satu sisi lidah.

HiperakusisJika ada kelumpuhan N. Stapedius yang melayani otot stapedius makasuara-suara yang diterima oleh telinga pasien menjadi lebih kerasintensitasnya.

8.Saraf Vestibulokokhlearis (N.VIII)

Ada dua macam pemeriksaan yaitu :

1.Pemeriksaan Pendengaran

Inspeksi meatus akustikus akternus dari pasien untuk mencari adanyaserumen atau obstruksi lainnya dan membran timpani untuk menentukanadanya inflamasi atau perforasi kemudian lakukan tes pendengaran denganmenggunakan gesekan jari, detik arloji, dan audiogram. Audiogramdigunakan untuk membedakan tuli saraf dengan tuli konduksi dipakai tesRinne dan tes Weber.

a.Tes RinneGarpu tala dengan frekuensi 256 Hz mula-mula dilakukan pada prosesusmastoideus, dibelakang telinga, dan bila bunyi tidak lagi terdengarletakkan garpu tala tersebut sejajar dengan meatus akustikus oksterna.Dalam keadaan norma anda masih terdengar pada meatus akustikuseksternus. Pada tuli saraf anda masih terdengar pada meatus akustikuseksternus. Keadaan ini disebut Rinne negatif.

b.Tes WeberGarpu tala 256 Hz diletakkan pada bagian tengah dahi dalam keadaannormal bunyi akan terdengar pada bagian tengah dahi pada tuli sarafbunyi dihantarkan ke telinga yang normal pada tuli konduktif bunyitedengar lebih keras pada telinga yang abnormal.

2.Pemeriksaan Fungsi Vestibuler Pemeriksaan fungsi vestibuler meliputi : nistagmus, tes romberg danberjalan lurus dengan mata tertutup, head tilt test (Nylen Baranny, dixxon Hallpike) yaitu tes untuk postural nistagmus