makala h
TRANSCRIPT
1. Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Semua makhluk hidup, baik secara uniseluler maupun multiseluler tersusun atas sel.
Sel merupakan unit terkecil dari suatu kehidupan yang dapat melakukan semua aktivitas
kehidupan sebagai makhluk hidup. Salah satunya adalah tumbuh dan berkembang.
Tumbuh adalah proses bertambahnya ukuran sel yang bersifat irreversible (tidak
dapat kembali). Seiring pertambahan ukuran, kebutuhan sel meningkat. Sel semakin banyak
membutuhkan nutrisi dan bahan lain dari lingkungannya serta menghasilkan banyak zat
buangan. Sedangkan berkembang adalah perubahan kualitatif (bentuk dan sifat) organisme.
Oleh karena itu, tumbuh dan berkembang bergantung pada aktivitas pembelahan sel yang
berarti induk mampu menghasilkan generasi atau individu baru yang sama dengan diri
mereka sendiri.
1.2 Tujuan
Dibuatnya jurnal ilmiah ini dengan tujuan :
a. Mampu mengetahui tentang pembelahan sel yang terjadi di dalam tubuh.
b. Mampu membedakan pembelahan sel yang terjadi antara mitosis dan meiosis.
1.3 Identifikasi Istilah1
Mitosis : berasal dari kata mitos yang artinya benang, yaitu terbentuknya benang-benang
kromosom dalam inti.
Meiosis : berasal dari bahasa Yunani, meion yang artinya mengurangi, disebut juga
pembelahan reduksi.
1.4 Rumusan Masalah
Amir tidak mengerti jelas tentang perbedaan antara mitosis dan meiosis.
2. Pembahasan
2.1 Skenario : E
Amir adalah seorang murid kelas 7 (kelas 1 SMP), mempunyai kakak yang sedang
kuliah di Fakultas Kedokteran. Amir minta tolong kakaknya untuk membantu tugas sekolah
tentang pembelahan sel yang terjadi di dalam tubuh. Amir tidak mengerti dengan jelas apa
perbedaan antara mitosis dan meiosis.
2.2 Pembelahan sel
Pembelahan sel adalah urutan lengkap proses yang terjadi di dalam sel sehingga
sebuah sel akan memproduksi dirinya sendiri. Pada organisme uniseluler reproduksi sel
akan membentuk keturunan yang serupa dengan sel induknya. Pada organisme multiseluler,
reproduksi sel akan menyediakan bahan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan
perbaikan.2
Pada organisme prokariotik seperti bakteri, pembelahan sel terjadi secara amitosis
(pembelahan biner). Pembelahan ini terjadi secara spontan tanpa melalui proses atau tahap-
tahap pembelahan sel. Pembelahan ini awalnya terbentuk dua duplikat dari molekul DNA,
kemudian DNA tersebut menempel pada membran plasma. Pertumbuhan membran plasma
akan memisahkan dua kromosom duplikat. Tahap berikutnya sel akan mencapai volume
dua kali sel semula, membran akan melekuk di antara kromosom, dan dinding sel akan
terbentuk sehingga dihasilkan dua sel anakan. Pembelahan ini dapat terjadi setiap 20 menit.
Hal tersebut memberikan bakteri kemampuan memperbanyak diri yang menakjubkan.3
Pada organisme eukariotik mengalami dua tahap pembelahan, yaitu kariokinesis
(pembelahan nukleus) dan sitokinesis (pembelahan sitoplasma).2 Waktu terjadinya
sitokinesis bergantung pada tipe sel. Proses sitokinesis berbeda antara sel hewan dan sel
tumbuhan. Pada umumnya, kariokinesis mendahului sitokinesis, tetapi pada keadaan
tertentu sitokinesis tidak berlangsung sehingga terjadi sel yang berinti banyak.4
Pada saat kariokinesis, bahan dalam inti lebih dulu mengalami penggandaan
(duplikasi), kemudian membelah dua dan masing-masing belahan menyusun inti sel anak.
Setelah inti terbagi dua disusul oleh sitoplasma bersama membran sel, sehingga terbentuk
dua sel anak yang sempurna. Bahan sitoplasma, seperti organel mengalami duplikasi dan
pembelahan lebih dulu, sebelum terjadinya sitokinesis.2
Menurut sifat dan letak terjadinya pembelahan dibagi atas dua macam, yaitu mitosis
dan meiosis. Mitosis menghasilkan sel duplikat yang sama seperti sel induk dan bertujuan
untuk pertumbuhan, perbaikan, serta reproduksi seksual. Meiosis menghasilkan sel anak
dengan jumlah kromosom separuh dari jumlah kromosom sel induk, dan berkembang
menjadi sel kelamin (gamet) untuk reproduksi seksual.5
2.3 Interfase
Pada tahap ini, sel dianggap istirahat dan tidak melakukan aktivitas. Pada
kenyataannya, sitoplasma tetap melakukan aktivitas metabolisme secara aktif, walaupun
pada fase ini tidak terjadi pembelahan kromosom. Hanya saja, pada fase ini, kromosom di
dalam inti sel tampak seperti benang-benang halus yang disebut benang-benang kromatin.
Fase ini juga merupakan fase terpanjang dari siklus sel karena interfase membutuhkan
waktu 90% dari seluruh waktu reproduksi sel.2 Fase ini terbagi menjadi beberapa tahap,
yaitu :
a. Fase G1 (fase pertumbuhan primer)
Fase ini, sel akan aktif tumbuh. Pertumbuhan sel ditandai oleh bertambahnya
sitoplasma, organela dan sintesis bahan-bahan yang dibutuhkan untuk fase S.
b. Fase S (fase sintesis, kromosom mengalami replikasi)
Fase ini sangat menentukan mitosis akan terulang atau tidak. Fase ini terjadi replikasi
(perbanyakan jumlah DNA dan sintesis).
c. Fase G2 (fase pertumbuhan sekunder)
Fase ini, benang-benang gelendong (spindel) disintesis dan jumlah DNA sudah
berlipat.
Pada akhir interfase, kromosom tereplikasi dalam persiapan untuk mitosis. Pada keadaan ini,
kromosom dalam bentuk kromatin, tersebar di dalam inti sel (nukleus), seperti bentuk spageti
di atas piring. Selain itu, sepasang sentriol dapat ditemukan di luar selubung inti. Selama
interfase, sentriol anak mulai terbentuk selanjutnya pada masing-masing sentriol yang telah
ada.2
2.4 Mitosis
Mitosis merupakan tahapan penting dalam siklus kehidupan sel. Pembelahan sel ini
terjadi di sel tubuh dan hanya berlangsung pada organisme multiseluler. Dalam mitosis, dua
sel anak secara genetik identik dihasilkan dari satu sel induk tunggal. Sebelum pembelahan
sel, replikasi DNA telah terjadi sehingga ada DNA jumlah ganda dan kromosom
mengandung dua kromatid saudara identik.6
Mitosis merupakan proses yang jauh lebih singkat daripada interfase dan berlangsung
sekitar satu jam. Selama mitosis, sel yang telah mengalami duplikasi pada interfase, terbelah
menjadi dua sel anak yang mengandung 23 pasang kromosom. Mitosis terbagi menjadi empat
tahap, yaitu8 :
a. Profase
Di mana kromosom yang bereplikasi saat interfase akan berkondensasi (menjadi
lebih pendek dan lebih tebal dengan penggulungan erat DNA) menjadi dua
kromatid yang bergabung pada sentromer. Mikrotubulus dibuat untuk perakitan
spindel dan memasuki nukleus (inti) saat membran inti dan sitoskeleton hancur
dan nukleolus hilang.
b. Metafase
Di mana kromosom menempel pada spindel di sentromernya (titik pertemuan dua
kromosom identik) dan berjejer pada bagian tengah sel.
c. Anafase
Di mana kromosom-kromosom tertarik pada sentromernya sehingga berpisah dan
satu sel kromosom akan bergerak ke masing-masing sel baru. Pergerakan terjadi
karena pemendekan dan pemanjangan mikrotubulus yang membentuk spindel.
d. Telofase
Di mana pada ujung sel terdapat masing-masing satu set kromosom lengkap,
spindel berpisah, dan membran inti terbentuk kembali, muncul inti sel (nukleolus).
Setelah tahap telofase, biasanya diikuti oleh tahap sitokinesis yaitu pemisahan
sitoplasma. Pada beberapa sel, sitokinesis terjadi sebelum telofase berakhir.
Sitokinesis3
Sitokinesis umumnya terjadi setelah sel sedang membelah sudah memiliki dua inti sel pada
kutub yang berbeda. Sitokinesis dilakukan untuk memisahkan sitoplasma dan membran sel agar
terbentuk dua sel anak utuh.
Terdapat beberapa perbedaan mekanisme sitokinesis antara sel hewan dan sel tumbuhan.
Pada sel hewan dengan membran sel yang lentur, sitokinesis terjadi karena adanya pelekukan yang
membagi sel menjadi dua. Pelekukan tersebut terjadi di bidang pembelahan dan disebabkan oleh
kontraksi cincin filamen.
Pada sel tumbuhan yang memiliki dinding sel kaku, tidak terjadi pelekukan membran sel.
Oleh karena itu, setelah materi sel terbagi dua, pada bidang pembelahan terbentuk lempeng sel.
Lempeng sel ini merupakan vesikula-vesikula dari badan golgi yang bersatu dan memanjang pada
bidang pembelahan. Dinding sel baru terbentuk hingga bersatu dengan membran dan dinding sel
lama. Akhirnya, terbentuklah dua sel tumbuhan yang terpisah serta memiliki membran dan dinding
sel sendiri.
Namun, tidak semua sel yang mengalami mitosis juga mengalami sitokinesis. Pada kasus-
kasus seperti ini, hasilnya adalah sel yang memiliki dua inti atau lebih. Jaringan otot rangka adalah
contoh dari sel-sel dengan inti banyak. Otot rangka tumbuh dengan fusi sel.2
2.5 Meiosis
Meiosis merupakan bentuk pembelahan sel yang terjadi untuk menghasilkan sel gamet
(sel telur dan sel sperma). Pembelahan sel ini disebut juga pembelahan reduksi karena
jumlah kromosom sel hasil pembelahan ini berkurang setengahnya dari diploid (2n) menjadi
haploid (n).8
Pada saat fertilisasi, jumlah kromosom sel zigot akan kembali utuh karena berasal dari
sel gamet jantandan sel gamet betina. Kromosom dari gamet jantan merupakan pasangan
kromosom homolog dari gamet betina.
Sel yang mengandung dua set kromosom homolog disebut diploid. Sel somatis (sel
tubuh) pada tumbuhan, hewan, dan manusia memiliki kromosom diploid. Adapun sel
gametnya telah tereduksi dan hanya memiliki satu set kromosom disebut haploid. Satu set
kromosom disimbolkan dengan huruf n sehingga set diploid adalah 2n dan set haploid
adalah n.3
Selain reduksi kromosom, pembelahan meiosis memiliki fungsi penting lain. Meiosis
menyebabkan terjadinya variasi antara induk dan keturunannya serta antarketurunan itu
sendiri. Hal tersebut terjadi melalui pengelompokkan kromosom secara bebas dan pindah
silang (crossing over).3 Crossing over meningkatkan variabilitas genetik sel anak dan
merupakan satu alasan adanya keberagaman genotip dan fenotip saudara kandung dalam
sebuah keluarga.7
Meiosis terjadi melalui dua tahap pembelahan sel. Meskipun tahap meiosis mirip
dengan tahap pada mitosis, terdapat perbedaan besar pada perilaku kromosom dalam kedua
proses tersebut.
Dua tahap pembelahan meiosis menghasilkan empat sel haploid dari satu sel diploid.
Pada pembelahan meiosis I terjadi pemisahan kromosom homolog ke dalam dua sel anak.
Pembelahan meiosis II tidak diikuti oleh fase S pada interfase sehingga replikasi DNA dan
duplikasi kromosom tidak terjadi pada kedua sel anak. Antara meiosis I dengan II terdapat
fase istirahat yang dinamakan Interkinesis.3
A. Meiosis I
Sama halnya dengan pembelahan mitosis, sebelum sel memasuki tahap
pembelahan, terlebih dahulu terjadi tahap interfase. Pada fase S, interfase terjadi
replikasi DNA yang menghasilkan duplikasi kromosom. Tahap meiosis I terdiri
atas profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I.
a. Profase I
Tahap ini berbeda dari profase mitosis dalam hal tersusunnya kromosom-
kromosom homolog menjadi sebelah-menyebelah dalam proses perpasangan
yang disebut sinapsis. Sepasang kromosom yang bersinapsis disebut bivalen (dua
kromatid) atau tetrad (empat kromatid).
Peristiwa-peristiwa profase I bersifat kompleks dan dapat dibagi menjadi lima
subtahap, yaitu2 :
Leptonema (leptoten atau tahap benang tipis)
Kromosom-kromosom yang panjang dan tipis mulai tampak. Lalu, DNA
kromatin berpilin rapat dan padat. Tiap benang kromatin terdiri atas rangkap dua
DNA yang berasal dari replikasi waktu periode S.
Zigonema (zigoten atau tahap benang tergabung)
Tahap ini, pilinan DNA kian rapat dan padat. Kromosom berpasang-pasangan
dengan homolognya (sinapsis), yang homolog disebelah induk betina sedangkan
yang sebelah lain dari induk jantan. Pada beberapa tempat terjadi persilangan
(tunggal chiasma, jamak chiasmata) di antara kromosom homolog tersebut.
Pakinema (pakiten atau tahap benang tebal)
Proses di mana DNA kian rapat dan padat. Kromosom homolog menggandeng
rapat sepanjang lengannya, dari pangkal ke ujung kromosom homolog yang
membentuk tetrad.
Diplonema (diploten atau tahap benang ganda)
Tahap ini dimulai ketika tiap kromosom membelah longitudinal, sehingga
menjadi dua kromatid. Sentromer masih satu. Terjadi pula chiasmata pada
beberapa tempat antara kromatid homolog. Dari chiasmata, timbul pindah silang
fragmen kromosom homolog (crossing over).
Diakinesis (tahap pergerakan ganda)
Proses dimana kromatid mencapai pilihan maksimal sehingga menjadi besar yang
maksimal juga. Kromosom homolog merenggang. Nukleolus menghilang, selaput
inti hancur, sentriol mengganda dan tiap pasangan pergi ke kutub berseberangan
inti.
b. Metafase I
Selaput inti hilang sama sekali dan antara kedua pasang sentriol terbentuk
saraf gelondong, yang terdiri dari mikrotubul dan mikrofilamen. Kromosom,
sambil tetap menggandeng antara yang homolog bergerak ke bidang ekuator.2
c. Anafase I
Sel memanjang dari kutub ke kutub, kromosom homolog berpisah, masing-
masing pindah ke kutub berseberangan, tapi kromatidnya belum berpisah.2
d. Telofase I
Terbentuk selaput inti, sentriol yang sepasang berada di pinggir luar selaput
inti. Terjadi sitokinesis sehingga sel induk menjadi dua sel anak. Gametosist I
pada akhir meiosis I menjadi gametosit II.2
B. Meiosis II
a. Profase II
Masanya pendek sekali. Selaput inti hilang, sentriol mengganda dan pergi ke
kutub berseberangan inti. Kromatid tiap kromosom belum terpisah, karena
sentromer masih satu. Kromatid berarti tidak lagi mengganda untuk kedua
kalinya pada meiosis II.
b. Metafase II
Serat gelendong terbentuk antara pasangan sentriol. Kromosom yang terdiri
dari sepasang kromatid menggantung pada serat gelendong melalui sentromer,
pindah ke bidang ekuator.
c. Anafase II
Sel memanjang dari kutub ke kutub menurut poros serat gelondong. Sentromer
tiap pasangan kromatid membelah sehingga kromatid kembarannya lepas,
masing-masing berpisah dan bergerak ke kutub berseberangan.
d. Telofase II
Kromatid terbuka kembali pilinannya, terlepas-lepas, sehingga menjadi jala
halus yang disebut kromatin. Selaput inti terbentuk. Nukleolus muncul,
melekat pada kromatin. Terjadi sitokinesis, sehingga dari dua gametosit II
terbentuk 4 gametid. Masing-masing mengandung kromosom setengah dari sel
induk, yaitu dari 2n pada gametosit I menjadi n pada gametid.
Hasil meiosis3 :
1. Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang masing – masing haploid (n)
2. Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel induknya.
3. Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel – sel generative atau sel – sel gamet seperti
sperma dan ovum (sel telur).
1.6 Perbedaan antara mitosis dan meiosis
ASPEK PEMBELAHAN MITOSIS PEMBELAHAN MEIOSIS
Tempat terjadinya Sel tubuh (sel somatik) Sel kelamin (sel gonad)Jumlah pembelahan 1 kali 2 kaliHasil pembelahan 2 sel anak 4 sel anakJumlah kromosom Diploid, diploid Diploid, haploidPindah silang Tidak terjadi Terjadi pada profase I
Tujuan Pertumbuhan dan regenerasi Reduksi kromosom yaitu pembentukan gamet
2. Penutup
Dari pembahasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa proses pembelahan sel yang terjadi di
dalam tubuh secara umum ada dua, yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis adalah proses
pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak secara genetik identik dari satu sel induk
tunggal. Sedangkan, meiosis adalah bentuk pembelahan sel yang terjadi untuk menghasilkan
sel gamet (sel telur dan sel sperma) yang berbeda dari sel induknya serta terjadinya
pengurangan jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n menjadi n.
Dari pengertian, tempat terjadinya, tahap pembelahan sel, dan aspek lainnya, kita dapat
membedakan proses mitosis dan meiosis dengan jelas karena banyak sekali perbedaannya.
Daftar Pustaka
1. Fried GH, Hademenos GJ, Safitri A, editor. Schaum’s outlines Biologi. Edisi ke 2.
Jakarta: Erlangga; 2006.
2. Priastini R, Hartono B, Hudyono J. Buku ajar biologi : blok 3 & 4 - dasar biologi sel.
Edisi ke 2. Jakarta: Fakultas kedokteran UKIRDA; 2011
3. Firmansyah R, Mawrdi HA, Riandi UM, et al. Mudah dan aktif biologi. Edisi ke 1.
Bandung: Setia purna inves; 2007.
4. Karmana O, Nurdiansyah A, editor. Biologi : buku pelajaran untuk kelas XII SMA
semester 1. Cetakan ke 1. Bandung: Grafindo media Pratama; 2008.
5. Sudjadi B, Laila S, Amelia ER, editor. Biologi : sains dalam kehidupan. Edisi ke 2.
Jakarta: Yudhistira; 2007.
6. Arvin BK, Wahab AS, editor. Ilmu kesehatan anak. Edisi ke 15. Jakarta: buku
kedokteran EGC; 1996.
7. Subekti NB, Yudha EK, Yulianti D, et al. buku saku fatofisiologi. Edisi ke 3. Jakarta:
buku kedokteran EGC; 2009.
8. Swain H, James J, Baker C, et al. Prinsip-prinsip sains untuk keperawatan. Jakarta:
Erlangga; 2008.