makala h

Upload: van-pradana

Post on 14-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sds

TRANSCRIPT

MAKALAHTENTANG

ASAL USUL TERBENTUKNYA BEBATUAN

DISUSUN OLEH :

NAJMUL IRFANY (2013410040)

MEKANIKA TANAH

TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS DR. SOETOMO

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................21. PENGERTIAN BATUAN .....................................................................32. JENIS JENIS BEBATUAN .................................................................4A. BATUAN BEKU ......................................................................5B. BATUAN SEDIMENTASI .........................................................6C. BATUAN METAMORF ...........................................................83. PROSES PEMBENTUKAN BATUAN ....................................................94. SIKLUS BEBATUAN ..........................................................................105. PELAPUKAN BATUAN ......................................................................11DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................141. PENGERTIAN BATUAN

Dalam geologi, batu adalah benda padat yang tebuat secara alami dari mineral dan atau mineraloid. Lapisan luar padat Bumi, litosfer, terbuat dari batu. Dalam batuan umumnya adalah tiga jenis, yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf. Penelitian ilmiah batuan disebut petrologi, dan petrologi merupakan komponen penting dari geologi.Dalam bangunan, batu biasanya dipakai pada pondasi bangunan untuk bangunan dengan ketinggian kurang dari 10 meter, Batu juga dipakai untuk memperindah fasade bangunan dengan memberikan warna dan tekstur unik dari batu alam

Batuan umumnya diklasifikasikan berdasarkan komposisi mineral dan kimia, dengan tekstur partikel unsur dan oleh proses yang membentuk mereka. Ciri - ciri ini mengklasifikasikan batuan menjadi beku, sedimen, dan metamorf. Mereka lebih diklasifikasikan berdasarkan ukuran partikel yang membentuk mereka. Transformasi dari satu jenis batuan yang lain digambarkan oleh model geologi.Dalam bidang stratigrafi, batuan dasar adalah batu pejal asli yang mendasari permukaan planet kebumian seperti Bumian. Di atas batuan dasar lazimnya ada batu-batuan yang tercebis-cebis dan lapuk dalam lapisan baw ah tanah dasar. Adalah penting untuk mengenali di mana letaknya permukaan atas batuan dasar ketika melaksanakan proyek teknik sipil, dengan kaidah ekskavasi, mengebor atau geofisika. Longgokan permukaan boleh menjadi sangat tebal sehingga batuan dasar itu berada ratusan meter di bawah permukaan. Batuan dasar bisa melapuk di bawah permukaan atasnya untuk membentuk saproli2. JENIS JENIS BEBATUAN Pengklasifikasian jenis-jenis bebatuan biasanya dibuat dengan berdasarkan: Kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batu ini. Tekstur batu, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu Struktur batu, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu. Proses pembentukan

Namun yang sudah umum dipelajari adalah Klasifikasi cara pembentukan batuan yang dibagi kedalam tiga golongan batuan, yaitu :1. Batuan Beku (Igneous Rocks)

2. Batuan Sedimen (Endapan) / (Sedimentary Rocks)

3. Batuan Metamorf (Metamorphic Rocks)A. BATUAN BEKU (IGNEOUS ROCKS) Batuan Beku (igneous rocks), Adalah batuan yang terjadi dari proses pembekuan suatu massa cairan panas yang keluar dari gunung api (magma) karena mengalami pendinginan. Batuan beku sendiri dibagi lagi menjadi tiga, batuan beku luar (effusive), batuan beku korok dan batuan dalam (plutonic).

a. Batuan beku luar (effusive), batuan beku sebagai hasil pembekuan magma yang keluar di atas permukaan bumi baik di darat maupun di bawah muka air laut. Pada

saat mengalir dipermukaan masa tersebut membeku secara relatif cepat dengan melepas kandungan gasnya. Oleh karena itu sering memperlihatkan struktur aliran dan banyak lubang gasnya (vesikuler) . Contohnya adalah batu vulkanis .b. Batuan beku dalam, adalah batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma

didalam perut bumi. Ukuran mineralnya kasar, > 1 atau bahkan 5 mm. Ada beberapa bentuk batuan beku intrusi.c. Batuan beku korok/gang, adalah batuan intrusif / hipabisal, batuan yg membeku sebelum sampai ke permukaan bumi, contoh : batu granit , batu porfir. Adapun pengklasifikasian lainnya berdasarkan Komposisi dasar, Batuan ini dikelompokkan dalam : - Batuan beku basa -------> Basalt

- Batuan beku intermediate --------> Andesit

- Batuan beku asam --------> Granit

Faktor penyebab keanekaragaman batuan beku :1. Komposisi dasar batuan (asam-basa)

2. Tempat terbentuk

3. Pengotor

4. Proses - proses setelah batuan terbentuk

B. BATUAN SEDIMENTASI (SEDIMENTARY ROCKS) Batuan Sedimentasi/Endapan (sedimentary rocks), terjadi dari proses pengendapan dan atau pemadatan bagian - bagian hasil pelapukan batuan beku atau batuan metamorf. Bila hasil endapan tersebut sudah keras maka disebut batuan endapan, bila masih agak lunak dan terlepas - lepas disebut aluvial atau bahan endapan.

Batuan Sedimentasi merupakan sebuah batuan yang terbentuk melalui 3 cara, yaitu : - Pelapukan dari batuan lain (Clastic) ----> Breksi, Conglomerat, Btpasir, Btlempung

- Pengendapan (Deposition) karena aktifitas Biogenik ----> Batugamping (Coral)

- Pengendapan (Precipitation) dari larutan ----> Dolomit

Batuan Sedimentasi ,berdasarkan bahan dasarnya diklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaitu :1. Batuan sedimen klastik / mekanis adalah batuan yg terendapkan dari hasil rombakan batuan asal. Atau suatu batuan yang terbentuk dari gumpalan batu besar yang diangkut dari lereng gunung melalui air hujan lalu diangkut oleh arusd sungai dan kemudian diendapkan di daereah hilir dalam bentuk pasai yang susunan kimiawinya masih sama dengan batuan asal. Ini berarti pengendapan itu melalui proses mekanik . Contoh: batu konglomerat, breksi, batupasir, serpih, napal, batu lempung

2. Batuan sedimen organik adalah batuan yg berasal dari endapan bahan organis (binatang & tumbuhan), contoh: batu gamping, batu bara, batu gambut, diatomit dan batu karang .3. Batuan sedimen kimiawi adalah batuan endapan akibat proses kimiawi, atau

terbentuk melalui proses kimiawi,seperti yang terjadi pada batu kapur di bagian atap gua kapur.Batu kapur yang diresapi air hujan yang mengandung karbondioksida akan larut dalam bentuk larutan kapur.Sebagian larutan itu menetes dari atap gua dan jatuh kr dasar gua yang kering,sebagian lagi menempel pada bagian atas gua sehingga terbentuklah endapan kapur sebagai sisa penguapanair kapur pada saat larutan itu menetes.Terbentuklah stalaktit dan stalakmit yang merupakan contoh batuan kimiawi. Contoh : Batu evaporit, travertin, anhidrit, halit, batu gips

4. Batuan sedimen piroklastik adalah batuan endapan hasil erupsi gunungapi berupa abu/debu, contoh: tufa

Pengklasifikasian Batuan Sedimentasi Berdasarkan tenaga pengangkutnya (medianya) batuan sedimen terbagi atas :

a. Sedimen akuatis,diendapkan oleh air. contoh batu pasir, tanah liat.

b. Sedimen aeolis (aeris)diendapkan oleh angin (udara). contoh tanah loss,tanah pasir.

c. Sedimen glasial diendapkan oleh gletser. contoh batuan morena. Pengklasifikasian Batuan Sedimentasi Berdasarkan tempat diendapkannya dibedakan menjadi :

a. Sedimen terestris diendapkan didarat.contoh : batu tuf,batu pasir,tanah lossb. Sedimen marine diendapkan di laut, contoh : batu karang,batu garamc. Sedimen fluvial diendapkan disungai, contoh : pasir,tanah liat.d. Sedimen limnis diendapkan di danau/rawa, contoh : tanah rawa dan tanah gambut.e. Sediemn glasial diendapkan di daerah ber-es , contoh : batu morena.

Faktor-faktor pendukung terbentuknya batuan sedimen :

1. Pelapukan (wheathering), batuan besar lapuk menjadi batuan-batuan dengan

ukuran lebih kecil.

2. Erosi

3. Transportasi, batuan terbawa arus sungai menuju ke hilir.

4. Deposisi, batuan mengendap pada suatu tempat.

5. Proses lithifikasi, yang terdiri dari 4 macam, yaitu : Burial, materi batuan ditumpangi material lain

Kompaksi, pemadatan material-material batuan

Sementasi, perekatan material-material batuan

Lithifikasi, material-material batuan menjadi kesatuan batuan sedimen

Faktor yang mempengaruhi tekstur dan struktur batuan sedimen :

o Kedalaman air, semakin dalam air maka struktur sedimen semakin berfariasi.

o Kekuatan aliran, semakin besar aliran arus sungai maka butir-butir besar batuan semakin mendominasi.

o Tingkat abrasi, semakin besar tingkat abrasi (benturan antar mineral terlarut) maka bentuk-bentuk butir cenderung bulat.

o Jenis aliran sungai, semakin pekat aliran maka keseragaman batuan (sortasi)

Akan semakin baik (sorted). Sebaliknya semakin encer aliran maka tingkat

keseragaman batuan akan buruk (poor sorted).

o Tingkat resistensi butir batuan (daya tahan batuan menghadapi suatu

penghancuran).

C. BATUAN METAMORF (METAMORPHIC ROCKS)

Batuan Metamorf (metamorphic rocks) adalah batuan yang terjadi karena adanya perubahan dari batuan beku dan atau batuan endapan yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dan tekanan yang sangat tinggi. Sebagai contoh dari batuan ini adalah marmer atau batu pualam yang berasal dari batu kapur.

Batuan Metamorf : batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari tipe batuan yang telah ada sebelumnya. Dan prosesnya dinamakan Metamorfosa (thermal, dinamo, dinamo thermal dan regional/pembebanan) --------> Marmer, Gneiss, Batusabak, dll.

Pengklasifikasian Batuan Metamorf berdasarkan proses pembentukannya dibagi menjadi 3 , yaitu :

1. Batuan metamorfik termik (kontak) adalah batuan yang terbentuk karena kenaikan suhu. Misalnya batuan kapur berubah menjadi marmer/pualam. Contoh:tambang marmer di Ciputat ,bandung dan Tulungagung2. Batuan metamorf dinamik adalah batuan yang terbentuk akibat tekanan dari lapisan di atasnya dalam waktu yang lama.Batuan metamorf dinamik disebut juga batuan metamorf kinetis. Contoh batu tulis(sabak) yang berasal dari tanah liat.3. Batuan metamorf kontak pneumatolotik adalah batuan yang terbentuk akibat adanya penembagan suhu disertai menyusupnya unsur-unsur lain(zat lain). Contohnya : kuarsa yang dalam proses metamorfosisnya disusupi unsur boron akan menghasilkan turmalin,sedangkan jika disusupi fluorium akan menghasilkan topas.

Struktur utama batuan metamorf :

Foliasi (tekanan dan suhu bekerja bersama-sama)

Foliasi yaitu kenampakan pada batuan metamorf seperti berlembar-lembar.

Nonfoliasi (yang bekerja tekanan saja atau suhu saja)

Tidak ada kenampakan berlembar-lembar.

Urut-urutan foliasi batuan metamorf :

Slate Phylite Schist Gneiss

3. PROSES PEMBENTUKAN BATUAN Proses hancurnya batuan dan pembentukan batuan baru antara batuan beku, sedimen dan metamorf di permukaan bumi adalah sebagai berikut :

Karena ini adalah daur, sebenarnya tidak ada awal dan akhirnya. Tapi untuk mempermudah kita dalam mempelajarinya, kita mulai dari magma yang membeku membentuk Batuan Beku. Batuan beku yang berada di permukaan bumi akan mengalami Proses Sedimentasi > Pelapukan, Erosi, Transportasi, Pengendapan, Kompaksi, Sementasi dan akhirnya akan terbentuk Batuan Sedimen. Sedangkan Batuan Metamorf dihasilkan oleh Batuan Beku yang berada di dalam bumi lalu terkena tekanan dan suhu yang tinggi sehingga merubah komposisi mineral di dalamnya membentuk Batuan Metamorf. Selain itu, Batuan Metamorf juga dapat dihasilkan oleh Batuan Sedimen yang dibawa ke dalam bumi oleh proses dinamika bumi, misal : Proses Subsduksi Lempeng. Di dalam bumi Batuan Sedimen akan terkenal tekanan dan suhu yang tinggi menjadi Batuan Metamorf. Jika pengaruh tekanan dan suhu sangat tinggi sehingga melewati titik leleh batuan, maka batuan itu akan meleleh menjadi magma. Begitulah terbentuknya batuan di Bumi kita. 4. SIKLUS BATUAN Proses berlangsungnya Siklus batuan menggambarkan seluruh proses yang dengannya batuan dibentuk, dimodifikasi, ditransportasikan, mengalami dekomposisi, dan dibentuk kembali sebagai hasil dari proses internal dan eksternal Bumi. Siklus batuan ini berjalan secara kontinyu atau berulang dan tidak pernah berakhir. Siklus ini adalah fenomena yang terjadi di kerak benua (geosfer) yang berinteraksi dengan atmosfer, hidrosfer, dan biosfer dan digerakkan oleh energi panas internal atau energi panas dari dalam Bumi dan energi panas yang datang dari Matahari. Kerak bumi yang tersingkap ke udara akan mengalami pelapukan dan mengalami transformasi menjadi regolit melalui proses yang melibatkan atmosfer, hidrosfer dan biosfer. Selanjutnya, proses erosi mentansportasikan regolit dan kemudian mengendapkannya sebagai sedimen. Setelah mengalami deposisi, sedimen tertimbun dan mengalami kompaksi dan kemudian menjadi batuan sedimen. Kemudian, proses-proses tektonik yang menggerakkan lempeng dan pengangkatan kerak Bumi menyebabkan batuan sedimen mengalami deformasi. Penimbunan yang lebih dalam membuat batuan sedimen menjadi batuan metamorik, dan penimbunan yang lebih dalam lagi membuat batuan metamorfik meleleh membentuk magma yang dari magma ini kemudian terbentuk batuan beku yang baru. Pada berbagai tahap siklus batuan ini, tektonik dapat mengangkat kerak bumi dan menyingkapkan batuan sehingga batuan tersebut mengalami pelapukan dan erosi. Dengan demikian, siklus batuan ini akan terus berlanjut tanpa henti.

Dari kesimpulan diatas, jika kita hubungkan siklus batuan dengan sedimentologi, maka batuan sedimen itu bisa berasal dari batuan apa saja, baik itu batuan beku, batuan metamorf, atau pun batuan sedimen itu sendiri, untuk mudah memahami bisa dilihat dari gambar dibawah ini. Siklus batuan adalah proses dimana suatu batuan melebur, meleleh, membeku, dan kemudian menjadi batu kembali. Pada awalnya siklus batuan terbentuk oleh pergeseran lempengan yang ada di permukaan bumi. Lalu pergeseran ini menghasilkan magma yang dimana magma tersebut akan mendesak keluar permukaan bumi dan pada saat magma mencair di permukaan bumi, maka akan menyelimuti tanah yang dilalui oleh cairan magma. Untuk beberapa waktu magma akan membeku dan berubah menjadi batuan dingin yang dinamakan "Igneous Rock".5. PELAPUKAN BATUAN Pelapukan merupakan salah satu proses yang mempercepat denudasi. Batuan, baik batuan beku, sedimen maupun metamorf yang tersingkap diatas permukaan, bersentuhan dengan atmosfir, hidrosfir dan biosfir akan mengalami proses pelapukan. Batuan akan terubah secara fisik dan atau secara kimiai. Di alam, kedua proses ini sulit dibedakan, karena berlangsung secara bersamaan. Namun secara teoritis kedua proses ini dibedakan. Proses pelapukan inilah salah satu proses yang mengubah permukaan bumi setiap saat meskipun perubahannya tidak tampak dengan segera, sebagaimana yang telah diutarakan bahwa faktor waktu sangat berpengaruh dalam proses ini.

Pelapukan adalah proses berubahnya batuan menjadi tanah (soil) baik oleh proses fisik atau mekanik (disintegrasi) maupun oleh proses kimia (decomposition). Proses decomposition dapat menyebabkan terjadinnya mineral-mineral baru. (Sawkins dkk, 1978: 346)

A. PELAPUKAN MEKANIK

Pelapukan secara fisik umumnya disebut pelapukan fisika (physical weathering) atau dikatakn pula pelapukan mekanik (mechanical weathering). Pada proses pelapukan ini hanya terjadi perubahan fisik saja secara mekanik, tidak disertai perubahan kimia. Sehingga komposisi kimianya tetap yang berubah hanya sifat fisiknya saja.

Dari yang semula mempunyai bentuk tubuh batuan besar serta masif, hancur menjadi bentuk-bentuk lebih kecil, yang terjadi hanya disintegrasi saja, perubahan fisik batuan ini dapat diakibatkan oleh beberapa cara : Rekahan-rekahan (sheeting joint)

Perubahan secara fisik atau terurainnya batuan yang semula masif dapat

terjadi akibat hilangnya tekanan dari beban lapisan diatasnya yang semula menimbunnya. Akibat lapisan penimbunan tererosi, maka beban yang menekan batuan akan hilang. Dengan hilangnya beban, maka batuan seolah-olah mendapat tekanan dari dalam, yang menjadikan rekahan- rekahan yang sejajar dengan permukaan. Kenampakannya seperti perlapisan, dan dinamakan kekar berlembar atau sheeting joint. Pengaruh hilangnya beban ini tidak terlalu tebal, pada umumnya tidak melebihi dari 50 meter, karena beban ini cukup berat sehingga kekar tidak berkembang lebih lanjut. Tekanan Es (frost wedging)

Pada suhu yang sangat rendah, melebihi titik beku, air akan membeku menjadi es. Air yang membeku mempunyai volume yang lebih besar sekitar

9 persen. Tekanan dari membesarnya volume ini dapat menghancurkan batuan. Pembekuan air yang terdapat didalam pori-pori dan rekahan

batuan menekan dinding disekitarnya, dan dapat menghancurkan batuan. Pelapukan mekanik ini umumya terjadi didaerah pegunungan tinggi, atau daerah bermusim dingin. Penekanan dari pertambahan volume ini paling efektif pada suhu antara -5o C sampai -15o C. Pertumbuhan Kristal

Air tanah yang mengalir perlahan melalui rekahan-rekahan batuan dibawah permukaan mengandung ion-ion yang dapat mengendap sebagai garam dan terpisah dari larutannya. Pertumbuhan kristal-kristal garam ini menekan celah-celah atau rongga antara butir pada batuan, sehingga batuan tersebut dapat terdisintegrasi atau hancur. Gejala semacam ini sering terlihat didaerah gurun, dimana air tanah naik dan menguap dengan cepat. Pengaruh Suhu (thermal)

Berawal dari hukum fisika bahwa bila suatu bahan yang dipanaskan akan memuai dan mengkerut kembali apabila dingin, orang berpendapat demikian pula yang terjadi dalam pelapukan mekanik. Perbedaan suhu antara siang hari dan malam hari dapat menghancurkan batuan. Pada siang hari batuan mengalami panas, maka mineral-mineralnya akan memuai,

dengan daya muaianya masing-masing yang tidak sama. Pada malam hari suhu turun dan mineral mengkerut kembali, sehingga ikatan antara butir atau mineral melemah dan lama-kelamaan terlepas. Bila tidak ada lagi ikatan antara mineral dalam batuan, maka hancurlah batuannya. Akan tetapi pada percobaan di laboratorium terhadap batuan di permukaan, perbedaan suhu antara siang dan malam tidak berpengaruh terhadap batuan. Sehingga faktor waktu dan perubahan suhu yang ekstrim secara periodiklah yang berperan. Pengaruh tumbuhan

Benih tumbuhan yang hidup pada celah batuan makin lama makin besar menjadi pohon. Akarnya akan membesar, menekan dan menerobos batuan disekitarnya secara perlahan dan menghancurkan batuannya. Penghancuran batuan oleh akar tumbuhan ini tidak semata-mata oleh tekanan akar saja, tetapi ada unsur kimianya.

B. PELAPUKAN KIMIA

Pelapukan kimia atau dekomposisi kimia adalah penghancuran batuan oleh pengubahan kimia terhadap mineral-mineral pembentuknya yang melibatkan beberapa reaksi penting antara unsur-unsur di atmosfir dan mineral-mineral pada kerak bumi. Dalam proses-proses ini, struktur dalam mineral semula terurai dan terbentuk mineral-mineral baru, dengan struktur kristal baru yangt stabil diatas permukaan bumi. Reaksi-reaksi yang demikian menyebabkan terjadinya perubahan besar terhadap komposisi kimia, sifat fisik batuan, sehingga dapat dikatakan proses dekomposisi. Misalnya mineral-mineral yang terdapat dalam batuan beku dan metamorf terbentuk pada kondisi suhu dan tekanan tinggi. Bila sampai di permukaan bumi, baik suhu maupun tekanannya jauh lebih rendah dari kondisi saat pembentukan. Untuk mencapai keseimbangan mineral tersebut terurai dan komponen komponennya membentuk mineral baru yang lebih stabil pada lingkungan atmosfir.

Mineral-mineral yang terbentuk pada awal pendinginan magma, pada suhu dan tekann tinggi, olivin dan kelompok feldspar misalnya, akan lebih mudah mengalami pelapukan dipermukaan, karena kondisinya jauh dibawah saat pembentukannya. Sedangkan mineral yang terbentuk paling akhir yaitu kuarsa, akan lebih tahan terhadap pelapukan karena kondisi pembentukannya hampir mirip dengan permukaan. Bila kita ingat Seri Reaksi Bowen, daya tahan mineral terhadap pelapukan adalah kebalikannya.

Air mempunya peran utama dalam pelapukan kimiawi, sedangkan peran utama dalam reaksi-reaksi kimia, sebagai medium yang mentrasport unsur-unsur yang ada di atmosfir langsung ke mineral-mineral pada batuan dimana reaksi dapat berlangsung. Air juga memindahkan hasil pelapukan sehingga teringkap sebagai batuan segar. Kecepan dan derajat pelapukan kimia sangat dipengaruhi oleh banyaknya hujan. DAFTAR PUSTAKA

Http://ANTAREZ.20CORPORATED.blogspot.com/Proses-Pembentukan-Batuan.htm

http://id.yahoo.answer.com/bagaimana-proses-terbentuknya-batuan-di-bumi-ini.htmhttp://id.wikipedia.com/batu.htmhttp://bumblebee.blogspot.com/batuan-beku-sedimentasi-dan-metamorf.htm14