makala h

11
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia, sesosok makhluk yang begitu istimewa diciptakan oleh Sang Maha Kuasa. Diciptakan khusus sebagai khalifah—pemimpin di muka bumi (QS. Al Baqarah: 30). Hakikat penciptaan dari sosok diri kita, perlu kita mainkan dengan sebaik-baiknya. Contoh terbaik dalam menjadi seorang khalifah, telah Allah swt tunjukkan dalam setiap kisah dari para hamba pilihan-Nya, para rasul. Definisi teladan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah sesuatu yg patut ditiru atau baik untuk dicontoh seperti perbuatan, kelakuan, sifat, dan sebagainya. Dengan demikian nilai-nilai kepemimpinan teladan menurut hemat penulis adalah ukuran kebaikan dan kebenaran seorang pemimpin yang di praktekkan dalam kegiatan organisasi untuk mewujudkan visi organisasi yang dapat dijadikan contoh karena memberikan kesejahteraan bagi orang lain dan pegawainya serta memberikan kebaikan bagi alam sekitarnya. Menurut Mujtahid (2011), terdapat tujuh karakteristik yang dapat kita teladani dari sosok kepemimpinan para hamba pilihan Allah, yaitu Shiddiq. Seorang pemimpin memegang teguh arti dari integritas dan kejujuran. “Sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang akan selalu bertindak jujur sehingga ia di tulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan dan kejahatan itu membawa ke neraka. Seseorang akan selalu berdusta sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari dan Muslim). Amanah. Seorang pemimpin memandang sebuah amanah, kepercayaan sebagai tanggung jawab yang harus dilaksanakan tanpa dilalaikan sedikitpun. “Tidak (sempurna) iman seseorang yang

Upload: ahmad-yasin

Post on 24-Jul-2015

61 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makala h

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia, sesosok makhluk yang begitu istimewa diciptakan oleh Sang Maha Kuasa. Diciptakan khusus sebagai khalifah—pemimpin di muka bumi (QS. Al Baqarah: 30). Hakikat penciptaan dari sosok diri kita, perlu kita mainkan dengan sebaik-baiknya. Contoh terbaik dalam menjadi seorang khalifah, telah Allah swt tunjukkan dalam setiap kisah dari para hamba pilihan-Nya, para rasul.

Definisi teladan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah sesuatu yg patut ditiru atau baik untuk dicontoh seperti perbuatan, kelakuan, sifat, dan sebagainya.

Dengan demikian nilai-nilai kepemimpinan teladan menurut hemat penulis adalah ukuran kebaikan dan kebenaran seorang pemimpin yang di praktekkan dalam kegiatan organisasi untuk mewujudkan visi organisasi yang dapat dijadikan contoh karena memberikan kesejahteraan bagi orang lain dan pegawainya serta memberikan kebaikan bagi alam sekitarnya.

Menurut Mujtahid (2011), terdapat tujuh karakteristik yang dapat kita teladani dari sosok kepemimpinan para hamba pilihan Allah, yaitu

Shiddiq. Seorang pemimpin memegang teguh arti dari integritas dan kejujuran. “Sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang akan selalu bertindak jujur sehingga ia di tulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan dan kejahatan itu membawa ke neraka. Seseorang akan selalu berdusta sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Amanah. Seorang pemimpin memandang sebuah amanah, kepercayaan sebagai tanggung jawab yang harus dilaksanakan tanpa dilalaikan sedikitpun. “Tidak (sempurna) iman seseorang yang tidak dan tidak (sempurna) agama orang-orang yang tidak menunaikan janji. “(HR.Ahmad)

Tabligh. Seorang pemimpin memiliki kemampuan komunikasi yang efektif dimana dapat memberikan pemahaman kepada yang dipimpinnya dengan baik. Bahasa yang disampaikan memiliki kekuatan visi dan berbobot yang menginspirasi para yang dipimpinnya.

Fathanah. Seorang pemimpin memiliki kecerdasan baik intelektual, emosional, dan spiritual. Juga, cerdas dalam mengambil setiap hikmah yang ada dari setiap peristiwa. Rasulullas saw bersabda bahwa, “Hikmah adalah harta setiap muslim yang tercecer, maka dia berhak mengambilnya jika bertemu dengannya”.

Page 2: Makala h

Istiqomah. Seprang pemimpin yang teguh pada pendirian. “Sebaik-baik pemimpin adalah yang kamu cintai&mereka mencintaimu.Kamu mendoakan mereka&mereka mendoakanmu.” (HR. Muslim)

Shaleh. Seorang pemimpin yang meniatkan segalanya karena Allah swt. Ketika itu, ia membangun kepatuhan pada Sang Pencipta yag tercermin dalam prilakunya yang kharismatik, tutur kata yang santun, akhlak yang mulia yang membangun ketaatan bagi yang dipimpinnya.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana nilai-nilai kepemimpinan dalam karakter kepemimpinen teladan?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui karakter kepemimpinan profeti,kepemimpinan teladan.

Page 3: Makala h

BAB IIDASAR TEORI

2.1 Pengertian Kepemimpinan

Menurut Griffin dan Ebert, kepemimpinan (leadership) adalah proses memotivasi orang lain untuk mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Lindsay dan Patrick dalam membahas “Mutu Total dan Pembangunan Organisasi” mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu upaya merealisasikan tujuan perusahaan dengan memadukan kebutuhan para individu untuk terus tumbuh berkembang dengan tujuan organisasi. Perlu diketahui bahwa para individu merupakananggota dari perusahaan.

Peterson at.all mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu kreasi yang berkaitan dengan pemahaman dan penyelesaian atas permasalahan internal dan eksternal organisasi.

Dari definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu upaya dari seorang pemimpin untuk dapat merealisasikan tujuan organisasi melalui orang lain dengan cara memberikan motivasi agar orang lain tersebut mau melaksanakannya, dan untuk itu diperlukan adanya keseimbangan antara kebutuhan individu para pelaksana dengan tujuan perusahaan.

Lingkup kepemimpinan tidak hanya terbatas pada permasalahan internal organisasi, melainkan juga mencakup permasalahan eksternal.

2.2 Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemenorganisasi. Kepemimpinan dibutuhkan manusia karena adanya keterbatasanketerbatasan tertentu pada diri manusia. Dari sinilah timbul kebutuhan untuk memimpin dan dipimpin.Kepemimpinan didefinisikan ke dalam ciri-ciri individual, kebiasan, cara mempengaruhi orang lain, interaksi, kedudukan dalam oragnisasi dan persepsi mengenai pengaruh yang sah. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan dengan antusias (David, Keith, 1985).

Menurut Veitzhal Rivai (2004), kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh kepada pengikut-pengikutnya lewat proses komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Menurut Achmad Suyuti (2001) yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah proses mengarahkan, membimbing dan mempengaruhi pikiran, perasaan, tindakan dan tingkah laku orang lain untuk digerakkan ke arah tujuan tertentu.

Gaya kepemimpinan pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin yang menyangkut kemampuannya

Page 4: Makala h

dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk 16tertentu.

Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995) yang menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan.

Gaya kepemimpinan mewakili filsafat, ketrampilan, dan sikap pemimpin dalam politik. Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai tujuan tertentu (Heidjrachman dan Husnan, 2002:224). Sedangkan menurut Tjiptono (2001:161), gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya.

Pendapat lain menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain (Hersey, 2004:29). Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin, pada dasarnya dapat diterangkan melalui tiga aliran teori sebagai berikut :

1. Teori Genetis (Keturunan)Inti dari teori ini menyatakan bahwa “leader are born and not made”(pemimpin

itu dilahirkan sebagai bakat dan bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini berpendapat bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinannya. Dalam keadaan yang bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan menjadi 17pemimpin, sesekali kelak ia akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan fasilitas atau determinitis.

2. Teori SosialJika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi, maka teori

inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa “leader are made and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik dan bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika.Parapenganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.

3. Teori EkologisKedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka

sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga dapat dikatakan merupakan teori yang paling mendekati kebenaran.

Page 5: Makala h

2.3 Nilai-nilai Kepemimpinan

Akhirnya mari kita menengok nilai-nilai kepemimpinan manusia teladan Rasulullah SAW yaitu :

Shiddiq : benar, jujur, berintegritas tinggi, terjaga dari kesalahan. Amanah : dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan akuntable. Tabligh : komunikatif, informatif, aspiratif, akomodatif, Fathonah : cerdas, profesional

4ciri pemimpin unggul menurut Ady Sujatno ( 2011) yaitu :

1. Memiliki resistensi yang rendah2. Konsisten, tegas, tidak ambivalen 3. Mengamalkan empat prinsip kepemimpinan para Nabi/Rosul.4. Memiliki IQ, EQ, dan SQ

Untuk menjadi pemimpin amanah, perlu memiliki kebiasaan yang tidak hanya membawa pada sukses akan tapi juga mulia di dunia dan akhirat. Harjani ( 2008) mengenalkan 7 kebiasaan hidup sukses dan mulia , B5KB yang merupakan Al Fatehah model, yaitu :

a. Bismillah : memulai kegiatan dengan menghubungkannya dengan Allahb. Bersyukur atas setiap capaian : menerima c. Berpikir positip kepada Sang Pencipta dan sesama : mau memberi/berbagid. Beroirentasi akhirat : memiliki visi masa depane. Beribadah dan berdoa : memiliki kompetensi dan daya tahanf. Konsisten dalam komitmen : integritas dan keteguhan hati pada kebaikan dan

kebenarang. Bercermin : introspeksi diri dan memiliki teladan yang baik sebagai cermin

Ketujuh habit ini merupakan satu kesatuan atau ‘7 in one’, dengan menerapkannya akan mencuatkan sekaligus kecerdasan spiritual, sosial dan intelektual.

2.4 Konsep Kepemimpinan

Rahasia pemimpin menurut Adi Suyatno (2011) :

1. Seorang Pemimpin harus bisa menjadi pendengar yang baik; 2. Seorang Pemimpin harus mampu untuk mengenal para bawahannya atau yg

dipimpin dg baik;

Seorang pemimpin tampak karena dengan nyata melakukan hal-hal berikut :

1. Mempengaruhi 2. Mengajak

Page 6: Makala h

3. Menggerakkan 4. Mengambil keputusan-2 5. Siap menjadi suri tauladan

Hubungan antar pemimpin dan yang dipimpin :

1. persamaan (musawah), 2. persaudaraan (ukhuwah), 3. cinta kasih (mahabbah), 4. kedamaian (salam), 5. tolong menolong (ta’awun), dan 6. toleransi (tasamuh).

Pemimpin harus memiliki keberanian ( leadership revolution, jeff c.king)

1. berani utk senantiasa amanah 2. berani utk senantiasa jujur 3. berani utk senantiasa jaga kepercayaan 4. berani utk senantiasa lakukan inovatif / kreatif 5. berani utk senantiasa berusaha memberi solusi 6. berani utk senantiasa tekun / sabar 7. berani utk senantiasa bekerja keras

Menurut Subarto Zaini ( 2011 : 49-50) apapun gaya kepemimpinan yang dipakai, maka itu akan efektif kalau menerapkan Konsep kepemimpinan Kaki Lima ( K5) yaitu :

K-1. KarakterK-2 KomitmenK-3 KerjasamaK-4 KompetensiK-5 Konsisten

Page 7: Makala h

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

dapat diambil kesimpulan bahwa keteladan pemimpin banyak dinuansai oleh nilai-nilai spiritualitas sebagai potensi kecerdasan tertinggi manusia. Kepemimpinan teladan memuat nilai-nilai spiritual yang mampu memberikan makna pada pekerjaan dan manfaat serta memanusiakan manusia. Kondisi di Indonesia saat ini memerlukan pemimpin teladan yang mengacu pada visi sesuai isi alinea 4 pembukaan 4 UUD 1945 dan mampu menerapkan nilai-nilai spiritualitas Pancasila dalam pekerjaan.

3.2 Saran

Hal yang paling ditunggu oleh umat dalam penantian panjangnya dalam masalah kepemimpinan adalah lahirnya pemimpin yang menjadi uswah (teladan) dalam kehidupan mereka. Pemimpin yang tidak hanya cerdas secara intelektual, yang dengannya ia pandai beretorika dihadapan para rakyatnya, beradu konsep dengan rivalnya namun deretan konsep itu hanya hadir dalam lesan-lesan mereka yang tidak pernah diaktualisasikan lewat kehidupan keseharian. Umat sudah terlalu jenuh dengan sederetan pemimpin dan juga calon pemimpin yang hanya pintar mengumbar janji. Namun yang ditunggu oleh umat ini adalah pemimpin teladan yaitu pemimpin mampu menyandingkan antara kata dan perbuatan seperti yang telah dicontohkan oleh Rasullullah saw, para sahabatnya dan para pemimpin pengikut setia beliau.

Page 8: Makala h

DAFTAR PUSTAKA

Adair, John, Kepemimpinan yang Memotivasi, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2008

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Himpunan Peraturaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya di Lingkungan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah.

Cocheu Ted, Making Quality Happen: How Trainig Can Turn Strategy into Real Improvement. San Francisco: Jossey-Bass Publishers. 1993.

Djokosantoso Moeljono, Beyond Leadership, 12 Konsep Kepemimpinan, Jakarta, Elex Media Komputindo, 2004.