majalah sinar edisi januari 2014

60
EDISI I - 2014 SINAR BNN

Upload: badan-narkotika-nasional

Post on 31-Jan-2016

250 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Diterbitkan oleh Badan Narkotika Nasional

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN

Page 2: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN2

Page 3: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN

PEMIMPIN REDAKSI

3

dariredaksi

Sebagai hamba yang beragama, tahun baru 2014 kita jadikan sebagaimoment untuk menyatakan rasa syukur kepada Tuhan Yang MahaKuasa, atas anugerah yang diberikan selama setahun sebelumnya.Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus juga kita persembahkankepada para pendahulu yang telah menorehkan tinta emas demi keharumanBadan Narkotika Nasional (BNN).Tahun 2014, kita jadikan tonggak untuk menancapkan semangat barudan harapan baru, serta memantapkan jati diri agar kita mengetahui arahperjuangan dan cita-cita luhur BNN, yakni mewujudkan masyarakat Indonesiayang bebas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropikadan bahan adiktif lainnya (narkoba) pada 2015.Selain itu, tahun 2014 ini juga kita canangkan sebagai tahun penyelamatanpengguna narkoba, sebagai langkah antisipasi untuk menekan jumlahpengguna narkoba.Kenapa perlu ada pencanganan? Karena mengingat saat ini jumlahpengguna Narkoba di Indonesia sudah mencapai 4 juta lebih. Untuk itu, perlulangkah konkrit dalam menekan jumlah pengguna narkoba tersebut.Pertanyaan besar yang saat ini kita hadapi bersama adalah menjawabpertanyaan, bagaimana menurunkan angka pengguna narkoba yang saat iniberjumlah 4 juta orang lebih, dan setiap tahunnya cenderung terus meningkat.Sebenarnya, upaya dalam menyelesaikan permasalahan narkoba diIndonesia sudah banyak dilakukan, terutama oleh para penegak hukum,namun sampai saat ini pengguna narkoba belum berkurang bahkan cenderungbertambah. Salah satu hal yang menyebabkan permasalahan tersebut belumdapat diselesaikan adalah pandangan masyarakat terhadap pengguna narkobayang masih dicap sebagai pelaku kejahatan, sampah masyarakat, dan berbagaistigma negatif lainnya, sehingga mereka harus dihukum penjara.Dampak dari pandangan ini, mengakibatkan permasalahan narkoba tidakkunjung selesai, bahkan timbul masalah lainnya seperti beban lapas menjadiover capacity, lapas menjadi tempat “aman” bagi pengguna narkoba danmunculnya kejahatan lain yang diakibatkan oleh penggunaan narkoba didalam lapas.Keberhasilan BNN dalam mencegah dan memberantas peredaran gelapnarkoba sangat tergantung pada peran aktif masyarakat, sikap mental,semangat dan disiplin para pejabat di lingkungan BNN. Sehubungan denganitu, diharapkan seluruh komponen kekuatan sosial politik, organisasi/lembaga kemasyarakatan perlu saling bahu membahu, membina persatuandan kesatuan serta berkiprah mempersembahkan karya terbaik untukmewujudkan Indonesia negeri bebas narkoba.

HadirKembali

Pemimpin Redaksi/PenanggungjawabDrs. Sumirat Dwiyanto, M.Si

Alamat RedaksiGedung Badan Narkotika Nasional (BNN)Republik IndonesiaJl. MT. Haryono No. 11, Cawang,Jakarta TimurTelp. 021 - 80871556, 80871557Fax. 021 - 80852525, 80871591, 80871592

Design Grafis/Layouttanpas design

FOTOGRAFERIyan Fauzi

Dewan RedaksiDrs. Sumirat Dwiyanto, M.Si, DhaniSoedirman,ST, Ir. Eswe Andrisias Tanpas,DR. Sulastiana, SIP, SH, M.Si, AdiktaSuryaputra, SH.

Redaktur PelaksanaEswe Andrisias Tanpas

RedakturDR. Sulastiana, SIP, SH, M.SiDhani Sudirman, ST,Adikta Suryaputra, SH

PercetakanCV. Viva Tanpas

PelindungDR. Anang Iskandar, SiK,SH,MH

Dewan pengarahYappi Wilem Manafe, SHDrs. V. Sambudiyono, MMdr. Diah Setia Utami SpKJ, MARSDrs. Dedi FauziCharles Victor SitorusDrs. Ahwil Luthan

PenasehatDrs. Nicolaus Eko Riwayanto, PGD, MScDrs. Sulistyono, M.Si

Page 4: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN4

daftar isi

Redaksi menerima tulisan dengan syarat:Panjang tulisan 2 halaman kuarto diserta fotominimal 2 lembar. Dilengkapi identitas danalamat jelas. Kami juga menerima kritik dansaran dari pembaca.

LIPUTAN UTAMA :DPD Dukung Pembangunan............................... 6Pengguna Narkoba Direhabilitasi....................... 8

2014 Tahun PenyelamtanPengguna Narkoba

LIPUTAN UTAMA

Badan Nasional Narkotika (BNN) Minggu 26 Januari 2014, mencanang kan 2014 sebagai tahun penyelamatanpengguna narkoba, sebagai langkah antisipasi untuk menekan jumlah pengguna narkoba. Acara ini berlangsungdi Lapangan Bhayangkara, Jl. Trunojoyo, Jakarta Selatan, hadir dalam acara ini Kapolri Jenderal Sutarman,Kepala BNN Anang Iskandar, Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Sudjarno, dan sejumlah pejabat Polrilainnya,........................................................................................................................................5

OPINI

BNN harus didukung....................................... 23

Selundupkan Sabu..................................... 40

Menggapai Petunjuk Allah............................52

Pengguna Narkoba Tidak Dipenjara......................9

PENGUNGKAPAN

SIRAMAN ROHANI

LIPUTANUTAMA

Bersama perang Melawan Narkoba................... 17BNN Tetap Semangat...................................... 19

BNN Sita Aset Bandar Narkoba......................... 14

Gerakan Wajib lapor....................................... 22

WAWANCARADekriminalisasi Tidak Sama............................ 24

LIPUTANKEGIATANKemenkumham................................................. 27

Peran Rehabilitasi Sosial............................. 38Komunikasi Keluarga....................................39

Dekriminalisasi Pengguna Narkoba...................13

LIPUTANKEGIATAN

Golkar Dukung BNN............................................28BNN gandeng Komnas HAM................................. 29

KOLOM

Ubah Stigma..................................................... 30

BNN Raih Penghargaan................................... 20

Bentuk Satgas Anti Narkoba................................ 31Pekerja Transportasi.......................................... 32

Trisakti Bangun Jejaring..................................... 33BNN jadikan Media Massa.................................. 34Perlu Sosialisasi Intensif................................... 35Say Yes to Study................................................ 36

Seniman Radio................................................. 37

BNN Bongkar jaringan................................. 41

Bekerja dengan Sepenuh Hati........................55TESTIMONI

Page 5: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 5

Badan NasionalNarkotika (BNN)Minggu 26

Januari2014, mencanang

kan 2014 sebagai tahunpenyelamatan penggunanarkoba, sebagai langkahantisipasi untuk menekanjumlah pengguna narkoba.

Badan Nasional Narkotika (BNN) Minggu 26 Januari 2014, mencanangkan 2014sebagai tahun penyelamatan pengguna narkoba, sebagai langkah antisipasi untukmenekan jumlah pengguna narkoba.

Acara ini berlangsung diLapangan Bhayangkara, Jl.Trunojoyo, Jakarta Selatan,hadir dalam acara iniKapolri Jenderal Sutarman,

liputanutama

Tahun PenyelamatanPengguna Narkoba

2014

Kepala BNN Anang Iskan-dar, Wakapolda Metro Jaya,Brigjen Sudjarno, dansejumlah pejabat Polrilainnya, Ketua DPD Irman

Page 6: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN6

saat ini berjumlah 4 jutaorang lebih, dan setiaptahunnya cenderungterus meningkat,” kataKepala BNN, DR. AnangIskandar, usai melakukanpencanangan.

Selanjutnya, Anangmenjelaskan, upayadalam menyelesaikanpermasalahan narkoba diIndonesia sudah banyakdilakukan, terutama olehpara penegak hukum,namun sampai saat inipengguna narkoba belumberkurang bahkan cen-derung bertambah, “Salahsatu hal yang menye-babkan permasalahantersebut belum dapatdiselesaikan adalahpandangan masyarakatterhadap penggunanarkoba yang masih dicapsebagai pelaku kejahatan,

sampah masyarakat, danberbagai stigma negatiflainnya, sehingga merekaharus dihukum penjara,”jelas Anang.

Dampak dari panda-ngan ini, tambah Anang,mengakibatkan perma-salahan narkoba tidakkunjung selesai, “Bahkantimbul masalah lainnyaseperti beban lapasmenjadi over capacity,lapas menjadi tempat“aman” bagi penggunanarkoba dan munculnyakejahatan lain yangdiakibatkan oleh peng-gunaan narkoba di dalamlapas,” ujar Anang.

Menurut Alumni Akpoltahun 1982 ini, penggunanarkoba memiliki sifatadiksi dengan tingkatrelaps atau kambuh yangtinggi, mereka tidak dapat

pulih dengan sendirinya,“Mereka orang yang sakityang perlu disembuhkan.Hal inilah yang seringtidak dipahami olehmasyarakat, sehinggamuncul sikap atau pan-dangan yang berbeda darimasyarakat dan aparatpenegak hukum dalammenyikapi para penggunanarkoba,” kata Anang.

Pandangan tersebutmengakibatkan timbulnyasudut pandang yangberbeda, disatu sisi adayang berpendapat me-ngutamakan upayapenegakan hukumkepada pengguna narkobaagar mendapatkan efekjera, sedangkan disisi lainada yang menginginkanrehabilitasi untuk mengu-rangi pasar, yang diasum-sikan akan berpengaruh

liputanutama

Gusman, serta Ketua DPR,Marzuki Alie.

Selain itu, acara jugadihadiri oleh sejumlahmahasiswa dan pelajar,komunitas ojek, LSM danormas anti-narkoba, sertaelemen masyarakatlainnya. Sejumlah artis IbuKota juga turut meramaikanacara tersebut.

Kenapa perlu adapencanganan? Karenamengingat saat ini jumlahpengguna Narkoba diIndonesia berjumlah 4 jutalebih. Untuk itu, perlulangkah konkrit dalammenekan jumlah penggunanarkoba tersebut.

“Pertanyaan besaryang saat ini kita hadapibersama adalah menja-wab pertanyaan, bagai-mana menurunkan angkapengguna narkoba yang

Page 7: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 7

pada turunnya permin-taan narkoba.

“Dari perbedaanpandangan tersebut, perlumendapatkan perhatiankita bersama, agar kitadapat menyamakanpersepsi terhadap bagai-mana seharusnya meman-dang dan menanganipengguna narkoba.Mereka itu sudah kehi-langan masa lalu dan masakininya, jangan sampaimereka kehilangan masadepannya,” tandas mantanGubernur Akpol ini.

Makna dari penyela-matan pengguna narkobaadalah bentuk komitmenbersama untuk me-nyelamatkan penggunanarkoba yang saat inimasih bersembunyi danmendorong serta meya-kinkan mereka, kelu-arganya untuk mela-porkan diri secara suka-rela kepada institusipenerima wajib lapor(IPWL) agar memperolehperawatan atau reha-bilitasi, sehingga dapatmenyongsong masadepan yang lebih baik dantidak kambuh kembali,“Selain itu, penyelamatanini juga ditujukan kepadaaparat penegak hukum,dalam rangka menanganipengguna narkoba agarsenantiasa berorientasikepada penghukumanrehabilitasi (maatregel)terhadap penggunanarkoba demi menye-lamatkan masa depanmereka. Hal ini sesuaidengan tujuan Undang –Undang Narkotika Nomor35 Tahun 2009 yang harusdipatuhi dan dijalankanbersama,” terang Anang.

Ketua DewanPerwakilanDaerah (DPD) RI

Irman Gusman mendu-kung pembangunan pantirehabilitasi narkoba diseluruh Indonesia. Hal inimerupakan komitmenDPD untuk menekanangka penyalahgunaannarkoba.

‘’DPD mendukungpenuh pembangunanpanti-panti rehabilitasinarkoba di seluruhdaerah,’’ ujar IrmanGusman.

Dukungan tersebutdisampaikan berkaitandengan pencananganpenyelamatan penggunanarkoba yang sudahdilaksanakan pada Ming-gu (26/1) lalu, di LapanganMabes Polri, Jakarta.

Selanjutnya Irmanmengatakan, DPD RI akanberkoordinasi denganpara gubernur dan BNNuntuk membangun pantirehab narkoba di seluruhdaerah. Sehingga rencanatersebut bisa segeradiwujudkan.

Menurut Irman, kondisiIndonesia saat ini bukanlagi sebagai negara transit,tapi sudah menjadinegara tujuan narkoba.Sehingga penangannyaharus melibatkan semuapihak,’’Jadi bukan tugas

DPD RI Dukung PembangunanPanti Rehabilitasi

di Seluruh Daerah

BNN semata, tapi seluruhelemen masyarakat’’ kataIrman. terlebih, banyakpengguna narkoba masihdalam kategori usiaproduktif

DPD RI, lanjut Irman,sepakat dengan BNNkalau korban tidak bisadianggap sebagai kejaha-tan semata, tapi korbandengan berbagai sebabtertentu. Oleh karena itupenanganannya bukanhukuman penjara, tapipenyelamatan preventifjauh lebih penting. (pas)

DPD RI akan berkoordinasi dengan para gubernur dan BNNuntuk membangun panti rehab narkoba di seluruh daerah.Sehingga rencana tersebut bisa segera diwujudkan.

liputanutama

IRMAN GUSMAN

Page 8: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN8

Upaya preventifuntuk mengurangipengguna nar-

kotika dinilai Ketua DPRMarzuki Alie belumefektif. Kenyataannya,menurut Marzuki, peng-guna narkotika bukannyamenurun tetapi justrumengalami peningkatan.

“Artinya harus adapenyempurnaan. Kemarinhari Minggu, langkah itudilakukan, penggunanarkoba lebih baik direha-bilitasi daripada dipen-jara,” ucap Marzuki Alie,di Gedung DPR RI, Kamis(30/1).

Marzuki mengatakan,pusat rehabilitasi yang

dimiliki BNN sangatterbatas. Untuk itu, iamengajak kelompokpenggiat anti-narkotikayang memiliki kemam-puan ekonomi lebihuntuk ikut berpartisipasidalam menyiapkan rumahrehabilitasi bagi peng-guna,”Kemarin saya jugasudah mendengar adasekitar 200 rumah sakityang siap menerima,wajib lapor, untuk dila-kukan rehabilitasi.Artinya ada sinergiMenkes dengan BNN. Inimembanggakan kitasemua,” katanya.

Namun ia menya-yangkan, tersedianya

Pengguna NarkobaLebih Baik DirehabilitasiDaripada Dipenjara

Ketua DPR : MARZUKI ALIE

tempat rehabilitasi yangada tidak dimanfaatkanoleh pengguna narkotika.Ia menilai, penggunanarkotika masih sungkanuntuk melaporkan dirinyake aparat hukum agarmendapatkan reha-bilitasi,”Sehingga dam-paknya perkembangankorban narkoba ini se-makin banyak. Untuk itukami mengapresiasi,walaupun UU-nya sudahdisahkan tahun 2009, barukemarin dicanangkantahun 2014 sebagai tahunpenyelamatan penggunanarkota, dan kita nyatakantidak pada narkoba!”tandasnya. (pas)

Marzuki menga-takan, pusat reha-bilitasi yang dimi-liki BNN sangatterbatas. Untuk itu,ia mengajak ke-lompok penggiatanti-narkotikayang memilikikemampuan eko-nomi lebih untukikut berpartisipasidalam menyiapkanrumah rehabilitasibagi pengguna

liputanutama

Page 9: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 9

Kegiatanpencanangan2014 sebagai

tahun penyelamatanpengguna narkoba, kataSutarman, merupakankegiatan yang sangatstrategis karena relevandengan upaya pence-gahan dan pemberan-tasan narkoba, “Kitasepakat penyalahguanaannarkoba adalah masalahserius bangsa dan musuhbangsa, maka kita wajibbersatu padu samakanvisi dan misi untukmenanggulangi penyim-pangan narkoba,” katanya.

Sutarman menam-bahkan, penyalahgunaannarkoba sangat berdam-pak terhadap aspekkehidupan berbangsa danbernegara. Denganadanya narkoba, tidakdipungkiri timbul kejaha-tan lain yang menyer-tainya seperti TindakPidana Pencucian Uang(TPPU), kepemilikansenjata api hingga peme-rasan.

Ia juga mengindi-kasikan peredaran narko-ba digunakan oleh kelom-pok tertentu untukkepentingan golongan-nya,”Saya tidak perlusebutkan kelompoknya,masyarakat bisa melihatsendiri. Juga ada sinya-

KAPOLRI JENDERAL SUTARMAN

Dukung Pengguna NarkobaTidak Di Penjara TapiDirehabilitasi

lemen ke arah terorisme,uang cash digunakanuntuk apapun, sehinggamasalah narkoba jadimakin rumit dalampenanggulangannya,”imbuhnya.

Untuk itu, penggunanarkoba harus men-dapatkan rehabilitasi. Iamenyadari, penggunaannarkoba ini berdampakterhadap melemahnyanegara dalam pencapaiankemajuan dan kesejah-teraan,”Narkoba sudahmeracuni seluruh gene-rasi, bukan hanya gene-rasi muda tetapi jugagenerasi tua bahkankakek-kakek. Kita sadaripenyalahgunaan narkobatidak kenal usia, status

dan strata sosial, aparatpenegak hukum punbanyak yang menya-lahgunakan narkoba,”tandasnya.

Ia berharap, tahun2015 tidak ada lagi gene-rasi bangsa yang menya-lahgunakan narkoba.Untuk itu ia mendukungagar pengguna narkobatidak dipenjara, mela-inkan direhabilitasi.

Sesuai ketentuan UUbagi pecandu yangdengan kesadaran dirisendiri melaporkan kepetugas atau lewatwalinya tidak akandiproses pidana, justrumereka akan dibantulewat rehabilitasi,”tuturya

“Kita sepakatpenyalahguanaannarkoba adalahmasalah seriusbangsa dan musuhbangsa, maka kitawajib bersatupadu samakan visidan misi untukmenanggulangipenyimpangannarkoba,”

liputanutama

Page 10: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN10

Paradigma penggunadan pecanduNarkotika lebih

baik di rehabilitasidaripada di penjarabertujuan untuk menekanpermintaan denganmengurangi peredaranNarkotika. Undang–Undang Narkotika No. 35Tahun 2009 menganut“double track system”,yang memberikan pilihankepada penegak hukumkhususnya Hakim dalammemutus seorang peng-

guna atau pecandu untukdapat dihukum pidanaatau dilakukan tindakanrehabilitasi. Secaraempiris hukuman penjarabagi pengguna danpecandu tidak menye-lesaikan masalah karenahanya memindahkanpengguna dari luar kedalam tembok lembagapemasyarakatan, bahkanmenjerumuskan merekakedalam peredaranNarkotika. Tindakanrehabilitasi merupakan

solusi yang lebih tepatsehingga pengguna ataupecandu dapat kembalipulih dan angka penya-lahgunaan Narkotikadapat ditekan, parapengedarnya akan kehi-langan pasar. Langkah iniselaras dengan tujuanatau “roh” undang–undang Narkotika yangtelah diatur dalam Pasal 4huruf d tentang Narkotikayang menyatakan bahwanegara menjamin penga-turan upaya rehabilitasi

REFLEKSI AKHIR TAHUN BNN

BNN Sita Aset BandarNarkoba Rp 49 Miliar

liputanutama

Tindakan rehabilitasimerupakan solusiyang lebih tepatsehingga penggunaatau pecandu dapatkembali pulih danangka penyalahgu-naan Narkotika dapatditekan, para penge-darnya akan kehi-langan pasar.

Page 11: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 11

medis dan sosial bagipenyalah guna danpecandu Narkotika.

Dalam membangunparadigma ini, BNNmelakukan langkahstrategis melalui dekri-minalisasi terhadappengguna dan pecanduNarkotika, dengan kons-truksi: “menggunakanNarkotika merupakanperbuatan melanggarhukum pidana, namunhukumannya bukanhukuman penjara me-lainkan hukuman reha-bilitasi”. Hal ini telahmenjadi kesepakatanbersama para penegakhukum dalam forumMahkumjakpol plus BNN,Kementerian Kesehatan,dan Kementerian Sosial.Masyarakat dan penggiatanti Narkotika menyam-but baik paradigma inikarena mereka ber-

pandangan bahwa lebihtepat pengguna danpecandu Narkotika untukdipulihkan agar merekatidak kehilangan masadepan dan membebaniperjalanan berbangsa danbernegara.

Dalam rangka melum-puhkan jaringan sindikatNarkotika, BNN senan-tiasa berpijak padapenanganan doublegardant, selain menindakkejahatan Narkotika yangdilakukan, BNN jugamengusut tindak pidanapencucian uang (TPPU)dari tersangka yangberhasil ditangkap.Jumlah aset yang berhasildisita pada tahun inisebesar Rp 49.466.401.-122,- yang berasal dari 14Laporan Kasus Narkotika(LKN) dengan 18 ter-sangka. Aset yang disitameliputi uang tunai, uang

dalam rekening tabungan,tanah, rumah, apartemen,kendaraan bermotor, danperhiasan.

Kasus menonjol yangtelah diungkap BNNadalah kasus Faisal terkaitmoney laundering de-ngan nilai aset mencapaiRp 29.926.112.818,- yangtelah mendapatkan vonis10 tahun penjara. Terkaitdengan kasus ini jugaditangkap WNI atas namaTjew Anton yang didugamenerima setoran dariFaisal dan jaringanMalaysia, dengan nilaiaset yang disita berupauang tunai dan asetlainnya sebesar Rp 1,9miliar. Pada saat penang-kapan, Faisal berupayauntuk menyuap petugasdengan uang Rp 10 miliar,namun ditolak. Kasuslainnya, yaitu eksporsafrole oil ke Amerika,Australia, Belanda, danNorwegia oleh Joy (WNI),selama tahun 2013ditemukan sebanyak 24NPS (New PsychoactiveSubstance) atau Narkotikajenis baru.

Karena keresahanmasyarakat atas maraknyaperedaran Narkotika ditempat hiburan, BNNbekerjasama dengan Polridan TNI melaksanakanoperasi gabungan ditempat-tempat hiburanmalam yang kerap kalimenjadi tempat tujuanberkumpulnya parapengguna dan pengedarNarkotika. Kegiatandilakukan di 24 tempathiburan malam sebanyak32 kali operasi, denganmelaksanakan tes urinekepada 995 orang pe-

ngunjung. Dari 995pengunjung tersebut, 207pengunjung dinyatakanpositif mengonsumsiNarkotika, ini mengin-dikasikan bahwa tempathiburan malam/diskotekmenjadi tempat bagiberkumpulnya penggunadan pengedar.

Untuk mendengar danmenyebarkan informasikepada masyarakat, FocusGroup Discussion (FGD)telah menjadi salah satuterobosan dalam mela-kukan upaya strategisuntuk menanggulangipermasalahan Narkotika.BNN mengambil langkahini dengan mengundangsejumlah pakar untukmengupas masalahNarkotika dan mencariterobosan baru dalamkonteks demand dansupply reduction. Dalamtahun ini, BNN telahmelaksanakan 476 FGD,dan hasilnya diharapkanmenjadi sumber kajianuntuk menentukankebijakan dalam rangkamenanggulangi perma-salahan Narkotika kede-pan.

Dalam rangka merang-kul organisasi masyarakatpenggiat anti Narkotika,BNN telah melantik 25organisasi kemasyara-katan yang tergabungdalam Forum OrganisasiKemasyarakatan AntiNarkotika (FOKAN) yangmerupakan sarana pem-berdayaan masyarakatdalam rangka partisipasimasyarakat untuk men-cegah, merehabilitasi,dan memberantas pere-daran gelap Narkotika.Kegiatan lain untuk

Pada tahun 2013, BNN telah mengungkapjaringan sindikat Narkotika dan berhasilmengamankan :

- 244 orang tersangka dari 166 Laporan Kasus Narkotika,

- Dengan barang bukti :· 132.813,18 gram sabu;· 215,9 gram heroin;· 179,8 gram serbuk ekstasi;· 26.937 butir pil ekstasi;· 13.522,8 gram ganja;· 35,75 gram prekursor;· 146,38 gram ephedrine;· 85 butir tablet methamphe

tamine;· 588 butir tablet happy five;· 323.726 mililiter prekursor cairan,- Dan telah dilakukan pemusnahan seba

nyak 31 kali.

liputanutama

Page 12: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN12

masyarakat, dan partaipolitik sebanyak 5.913kader yang siap terjun kemasyarakat untuk berpe-ran aktif dalam melaku-kan upaya pencegahanpenyalahgunaan Narko-tika.

Untuk mewujudkanupaya penanggulanganNarkotika, BNN melaku-kan kerja sama strategisdengan berbagai instansiantara lain Ditjen Bea danCukai dalam rangkakegiatan interdiksi untukmencegah masuknyaNarkotika ke wilayahNKRI, Badan POM untukmengawasi peredaranbahan pembuat Narkotikatermasuk munculnyaNarkotika jenis baru,dengan KementrianKesehatan dalam rangkakerja sama untuk mere-habilitasi pengguna danpecandu melalui InstitusiPemerintah Wajib Lapor(IPWL) dan kerja samateksnis rehabilitasi,

dengan Kemenkumhamdalam rangka dekrimi-nalisasi pengguna/pecandu dan LapasReform. BNN bermitradengan Komisi 3 DPR RIuntuk mewujudkanpembangunan tempatrehabilitasi di 33 Provinsidi seluruh Indonesia sertapemasangan alat deteksiNarkotika di 68 titikinterdiksi baik interdiksilaut maupun udaradiseluruh Indonesia.

Saat ini masyarakatsemakin sadar dan pedulitentang bahaya yangditimbulkan akibatpenyalahgunaan Nar-kotika. Banyak kelompokmasyarakat dan individuyang telah melaksanakanpencegahan penya-lahgunaan Narkotika danupaya merehabilitasi.Salah satunya sepertiyang dilakukan olehseorang penggiat Narko-tika, Agus Widanarko atauyang akrab dipanggil

memberdayakan masya-rakat, BNN menye-lenggarakan berbagaimacam lomba gunamenggugah semangat dankepedulian masyarakatmelalui lomba KampungBersih Narkotika, lombaKampus Bersih Narkotika,lomba Fotografi, danlomba Karya Tulis Jurna-listik Anti Narkotika, yangdiikuti oleh 26 kelurahan,27 perguruan tinggi, 207fotografer, dan 57 jurnalis.

Gencarnya upaya BNNdalam rangka mem-berantas jaringan pere-daran Narkotika sertamemulihkan penggunadan pecandu Narkotikatidak akan ada artinyatanpa dukungan darimedia massa. Dalamupaya menyebarkaninformasi kepada masya-rakat BNN bekerjasamadengan berbagai mediamassa baik cetak maupunelektronik. Melalui kerjasama ini, pemberitaantentang Pencegahan danPemberantasan Penya-lahgunaan dan PeredaranGelap Narkotika (P4GN)semakin intens danmenyentuh seluruhlapisan masyarakatsehingga mereka semakinsadar akan bahaya penya-lahgunaan Narkotika.Disisi lain dalam upayauntuk melindungi masya-rakat dari penyalah-gunaan Narkotika telahditempuh berbagaimacam cara salah satunyamelalui pembentukankader anti Narkotikasecara sukarela baik daritingkat pendidikan,tempat kerja, lingkunganmasyarakat, organisasi

Danar. Dalam 2 tahun ini,ia telah masuk ke 780kampung untuk men-sosialisasikan bahayapenyalahgunaan Narko-tika tanpa pamrih. Dalamkonteks rehabilitasi, telahbanyak lembaga rehabi-litasi berbasis masyarakatyang terbentuk secaramandiri. Hingga saat initerhitung 90 lembagarehabilitasi binaanmasyarakat yang bersi-nergi dengan BNN, hal inimenggambarkan adanyagerakan masyarakatsecara sukarela untukmelindungi lingku-ngannya dari penya-lahgunaan Narkotika,serta kepedulian masya-rakat untuk menyela-matkan pengguna danpencandu Narkotika.

Tahun 2013 masalahbahaya Narkotika tetapmenjadi ancaman besar,baik pada tingkat duniamaupun tingkat nasional.Sebagaimana diungkapkanDirektur UNODC, theworld drugs problem canbe contained, but it is notsolved (permasalahanNarkotika saat ini belumdapat terselesaikannamun hanya dapatditekan). Oleh karenanyadiperlukan pemahamandan komitmen seluruhelemen bangsa, bahwaperedaran Narkotikaadalah musuh yang haruskita perangi secara ber-sama. Sedangkan peng-guna dan pecandu Nar-kotika harus kita sela-matkan, direhabilitasi agarmereka dapat kembali kemasyarakat dan dapatberperan dalam pem-bangunan bangsa ini.

liputanutama

Page 13: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 13

D ekr imina l i sas ip e n g g u n anarkoba dalam

konstruksi hukum positif diIndonesia adalah kajianhukum terhadap perma-salahan narkoba, mengapapersoalan narkoba di Indo-nesia tidak kunjung sele-sai. Kajian ini merupakanmodel penghukuman nonkriminal sebagai salah satuparadigma hukum modernyang bertujuan menekandemand reduction dalamrangka mengurangi supplynarkoba illegal, yang dapatberdampak menurunkanprevalensi pengguna dandapat menyelesaikan per-soalan narkoba di Indo-nesia.

Dekriminalisasi ini rele-van dengan kebijakan hu-kum dalam rangka melin-

DekriminalisasiPengguna Narkobadi Indonesia

Oleh : DR. Anang Iskandar

dungi masyarakat dari pe-redaran gelap narkoba dandampak buruknya. Menu-rut Undang – Undang No-mor 35 Tahun 2009 TentangNarkotika, pecandu nar-koba wajib direhabilitasi,sedangkan pecandu adalahorang yang menggunakanatau menyalahgunakan narkoba (pengguna: red) da-lam keadaan ketergantu-ngan baik secara fisik mau-pun psikis, sedangkan ber-dasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung No. 4 Tahun2010, tentang penempatankorban penyalahgunaandan pecandu narkoba di-tempatkan ke dalam lem-baga rehabilitasi medis dansosial. Ini berarti mem-pertegas pengguna narko-ba sebagai korban kejaha-tan narkoba yang perlu

mendapatkan perhatian.Pengguna narkoba ada-

lah korban kejahatan yangbersifat adiksi dan mem-butuhkan perlakuan khu-sus, berupa perawatan ser-ta perlindungan supayadapat kembali pulih danmenjadi warga negara yangmampu berperan dalamkehidupan berbangsa danbernegara.

Itu sebabnya diperlu-kan kebijaan secara inte-gral dari hulu sampai kehilir, mulai dari strategidekriminalisasi penggunanarkoba, sampai strategidoble gardan pemberan-tasan. Dekriminalisasi ada-lah salah satu upaya untukmenekan demand reduc-tion dalam rangka mengu-rangi supply narkoba ille-gal. Konsep ini juga memi-

liki dampak depenalisasidalam mendorong dan me-yakinkan masyarakat, khu-susnya keluarga penggunauntuk mengajak penggunaagar mau direhabilitasi,dengan melaporkan diri keInstitusi Penerima WajibLapor (IPWL) secara suka-rela.

Secara singkat Dekrimi-nalisasi pengguna narkoba,menurut EMCDDA (Euro-pean Monitoring CentreFor Drugs and Drug Adic-tion) diartikan hanya adasatu sanksi penghukumanyaitu rehabilitasi yang di-kenakan. Sedangkan De-penalisasi, dimaksudkanbahwa penggunaan nar-koba tetap menjadi pe-langgaran pidana, tetapihukuman penjara tidak lagidikenakan atas kepemili-kan atau penggunaan un-tuk diri sendiri.

Sedangkan Doble Gar-dant Pemberantasan, di-maksudkan agar pembe-rantasan terhadap jaringanatau sindikat narkoba tidakhanya dituntut dengan tin-dak pidana narkotika, teta-pi juga dituntut dengantindak pidana lain yaitu

Dekriminalisasi pengguna narkoba dalam konstruksi hukum positif diIndonesia adalah kajian hukum terhadap permasalahan narkoba, me-ngapa persoalan narkoba di Indonesia tidak kunjung selesai. Kajian inimerupakan model penghukuman non kriminal sebagai salah satu para-digma hukum modern, yang bertujuan menekan demand reductiondalam rangka mengurangi supply narkoba illegal, yang dapat ber-dampak menurunkan prevalensi pengguna dan dapat menyelesaikanpersoalan narkoba di Indonesia.

opiniopini

Page 14: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN14

Tindak Pidana PencucianUang (TPPU). Hal ini di-maksudkan agar para sindi-kat yang telah dihukumtidak lagi mengendalikanbisnis narkobanya di dalampenjara, karena asetnyatelah disita sebagai upayauntuk membuat merekatidak berdaya.KonvensiInternasional

Dalam sidang PBB diNew York, Tanggal 30 Maret1961, menghasilkan SingleConvention Narcotic Drugs1961 dan selanjutnya da-lam sidang PBB di Viennatahun 1972, konvensi inidiubah dengan Protokol1971. Pada konvensi inisetiap negara diharuskanuntuk mencegah dan me-rehabilitasi pengguna nar-koba dengan cara membe-rikan edukasi, perawatan,rehabilitasi dan re inte-grasi sosial.

Sedangkan dalam Si-dang PBB Tahun 1988 diVienna, menyepakati bah-wa pengguna narkoba di-berikan sanksi alternatifselain pidana penjara. Sanksi alternatif tersebut dapatberupa perawatan, edu-kasi, rehabilitasi, dan reintegrasi sosial.

Adapun dalam sidangPBB tahun 1998 UNGASS, diVienna, sebagai evaluasiterhadap konvensi Viennatahun 1988, yang meng-hasilkan deklarasi politiktentang penanggulanganbencana narkotika denganpendekatan seimbang an-tara pendekatan hukumdan pendekatan keseha-tan.

Seluruh konvensi Inter-nasional tersebut telah

diratifikasi oleh Peme-rintah Indonesia melaluiUndang – Undang Narkoti-ka Nomor 9 tahun 1976,kemudian disempurnakanmenjadi Undang – UndangNomor 22 Tahun 1997 se-lanjutnya diubah menjadiUndang – Undang Nomor35 Tahun 2009 yang saat iniberlaku, dimana mempo-sisikan pengguna sebagaikorban yang perlu men-

dapatkan perawatan.Roh Undang-UndangNarkotikaDalam Undang – Un-

dang Nomor 35 Tahun 2009Tentang Narkotika, tujuan-nya yang tercantum dalampasal (4) adalah (1), menja-min ketersediaan narko-tika untuk kepentinganpelayanan kesehatan danatau pengembangan Iptek;(2), mencegah, melindungidan menyelamatkan bang-sa Indonesia dari penyalah-gunaan narkotika; (3), men-jamin pengaturan upayarehabilitasi medis dan re-habilitasi sosial bagi penya-

lah guna dan pecandu nar-kotika, dan (4), membe-rantas peredaran gelapnarkotika dan prekursornarkotika. Namun secaraempiris di lapangan, parapengguna dan pecandunarkoba dijatuhi hukumanpenjara dan mendekam diLembaga Permasyarkatantanpa diberi kesempatanuntuk direhabilitasi. Hal iniberujung pada tidak kun-

jung selesainya persoalannarkoba, karena ini samaartinya dengan memin-dahkan pengguna narkobake dalam tembok penjara.

Empat roh Undang-Un-dang Narkotika tersebut diatas, hanya bisa dibang-kitkan oleh para penegakhukum dan masyarakat.Oleh karena itu diperlukankesamaan persepsi antarapara penegak hukum danmasyarakat dalam rangkamewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia, menjadikan generasi bangsayang sehat dan berpenge-tahuan dengan cara mema-hami narkotika secara be-

nar, agar mereka terhindardari penyalahgunaan nar-kotika. Bagi mereka yangterlanjur menjadi peng-guna, agar dilakukan reha-bilitasi, dan bagi sindikatnarkoba dan prekursor nar-koba harus diberantas hing-ga ke akar-akarnya sertamenjerat mereka denganhukuman yang berat.

Berdasarakan hasil pe-nelitian tentang dekrimi-nalisasi pengguna narkobayang dilakukan tiga orangpeneliti di Portugal ; Fati-ma Trigueros, Paula Victo-ria Dan Lucia Diaz, menyimpulkan korban penyalahgu-naan narkoba “lebih baik diterapi dari pada dihukum”.Kemudian Glenn Green-wald, warga negara Ame-rika yang melakukan pene-litian tentang dekrimi-nalisasi di Portugal, tahun2009 menyimpulkan, bah-wa mereka yang terjeratkasus memiliki dan meng-gunakan narkotika tidakdikaitkan dengan peradi-lan kriminal, sejak dilaku-kan dekriminalisasi angkapengguna narkoba menga-lami penurunan, dengandekriminalisasi pemerin-tah mendorong para pecandu /pengguna untukmemberdayakan dirinyamelalui perawatan ataurehabilitasi.

Justin B. Shapiro, yangjuga melakukan penelitiantahun 2010 di Meksiko,berkesimpulan, “menun-tut para pengguna dan pe-candu narkoba akan meng-hambur – hamburkan sum-ber daya penegakan hu-kum, serta mendorong tim-bulnya korupsi bagi pene-gak hukum”.

Empat roh Undang-Undang Nar-kotika tersebut di atas, hanyabisa dibangkitkan oleh parapenegak hukum dan masyarakat.Oleh karena itu diperlukan kesa-maan persepsi antara para pene-gak hukum dan masyarakatdalam rangka mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia,menjadikan generasi bangsayang sehat.

opiniopini

Page 15: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 15

PraktekDekriminalisasiPelaksanaan dekrimina-

lisasi dalam prakteknya bagipengguna narkoba telahdilakukan oleh beberapanegara dengan berbagaivariasi dekriminalisasi :

Di Belanda, kepemili-kan semua jenis narkotikaadalah pelanggaran hukumpidana, tetapi kepemilikandengan jumlah kecil untukkepentingan pribadi hanyamerupakan pelanggaranringan. Penggunaan nar-koba untuk kepentinganpribadi, ditolelir penggu-naannya oleh penegak hu-kum. Itu sebabnya Peme-rintah Kota Amsterdammengijinkan cofee shopyang menjual narkoba de-ngan jumlah dan jenis ter-batas. Dekriminalisasi mo-del Belanda ini berdampakpada menurunnya peng-guna narkoba pemula, danmenurunnya penggunaanhard drug.

Di Portugal, dekrimi-nalisasi pengguna narkobadiatur dalam Undang – Un-dang narkotika Portugalpasal 2 (1), pembelian,kepemilikan dan penggu-naan narkotika untuk ke-pentingan pribadi selama10 hari merupakan pelang-garan administrasi, apabilakepemilikannya melebihibatas pemakaian selama 10hari maka secara hukum,pemilik narkotika adalahpengedar. Penggunaan narkoba tetap dilarang. Dam-pak dari dekriminalisasi diPortugal adalah penurunanangka penggunaan nar-koba usia produktif, penu-runan ketertarikan peng-gunaan narkoba, pereda-ran narkoba menurun serta

pengidap HIV, hepatitis,kematiaan yang diakibat-kan oleh penggunaan nar-koba menurun drastis.

Sedangkan di negarabagian New South Walesbentuk dekriminalisasi merupakan program Polisi.Program ini dikenal de-ngan diversi, dimana Polisidapat menawarkan kepa-da yang tertangkap ataspelanggaran cannabis de-

ngan jumlah tertentu un-tuk menjalani program re-habilitasi. Bagi merekayang diketahui memiliki,menguasai atau menggu-nakan cannabis untuk ke-pentingan pribadi dapatmenjalani program diversiini. Dampaknya, penuru-nan tingkat penggunaancannabis dan biaya pene-gakan hukum menurun.

Sementara saat ini, diIndonesia ada sekitar 23.-779 warga binaan pema-syarakatan merupakanpengguna narkoba yangmenjalani hukuman pi-dana di Lapas. Hal ini terjadiakibat pengguna narkoba

diputus hukuman pidana,padahal pilihan hukumanrehabilitasi lebih baik dite-rapkan bagi pengguna nar-koba. Pilihan putusan pi-dana penjara terpaksa di-pilih oleh Hakim, karenakonstruksi tuntutan Penun-tut Umum, menuntut pengguna dipenjara, meskipunMahkamah Agung telahmengeluarkan kriteria un-tuk membedakan penggu-

na dan pengedar.Fakta yang muncul di

Persidangan sering terjadiperbedaan tuntutan Penuntut Umum dengan ke-terangan terdakwa, dima-na Penuntut Umum me-nuntut bahwa unsur mem-bawa, menguasai dan me-miliki narkoba dengan jum-lah yang sangat terbatas,(dibawah ketentuan SuratEdaran Mahkamah AgungNo. 4/2010) dengan pasalbagi pengedar yaitu pasal111, 112, 113, 114. Sedang-kan keterangan terdakwamenyatakan bahwa yangbersangkutan hanya menggunakan. Kenapa terjadi

demikian, karena penun-tut umum berpedoman pada berkas perkara yangsudah terkonstruksi pasalmembawa, menguasai, memiliki yang diperuntukanbagi pengedar. Sedangkantidak ada keterangan ahliyang menyatakan terdak-wa sebagai pengguna (de-ngan tingkat kecanduan,dan berapa lama diper-lukan rehabilitasi).

Hal ini terjadi karenapenyidik menginterpreta-sikan bahwa memiliki, me-nguasai, membawa narko-tika dibawah ketentuansurat edaran MahkamahAgung, dapat dikonstruksidalam pasal pengedar, se-hingga sangat jarang pasalpengguna berdiri sendiri.Disisi lain penyidik yangmenangani kasus peng-guna narkoba jarang mela-kukan langkah – langkahpemeriksaan secara medisdan psikis untuk menen-tukan seorang yang ditang-kap sebagai pengguna ataupengedar, serta tidak per-nah melakukan pemerik-saan terhadap tingkatankecanduan dan rencanarehabilitasinya, sehinggamenyulitkan Hakim dalammemberikan tindakan re-habilitasi sebagai huku-man.

Faktor kontekstual lain-nya yang mempengaruhibelum berjalannya dekri-minalisasi, disebabkan pa-ra penegak hukum yangkhusus menangani perma-salahan pengguna narkobakurang dapat memahami“roh” Undang – UndangNarkotika pasal 4 yang menjamin pengaturan rehabi-litasi medis dan rehabi-litasi sosial bagi penyalah

Di Indonesia ada sekitar 23.779warga binaan pemasyarakatanmerupakan pengguna narkobayang menjalani hukuman pidanadi Lapas. Hal ini terjadi akibatpengguna narkoba diputus huku-man pidana, padahal pilihan hu-kuman rehabilitasi lebih baikditerapkan bagi pengguna nar-koba.

opiniopini

Page 16: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN16

guna dan pecandu nar-koba.

Karena Indonesia telahmeratifikasi konvensi PBBhasil sidang tahun 1998,dimana para pengguna di-berikan alternatif beruparehabilitasi, maka Undang- Undang Narkotika kitamengatur doble track sys-tem pemidanaan, yaitu Ha-kim dapat memutuskanhukuman pidana penjaradan dapat memberikan tindakan rehabilitasi bagipengguna narkoba. Itulahsebabnya Hakim mempu-nyai peran sangat pentingyang diberikan Undang-Undang untuk melakukandekriminalisasi.

Kerangka hukum dekri-minalisasi dalam hukumpositif di Indonesia termak-tub secara limitatif dalamUndang-Undang, namun be-lum dapat dioperasional-

kan, karena belum ada me-kanisme hukum yang mem-bedakan secara operasionalklasifikasi pecandu narkoba.Sedangkan Undang-undangnarkotika mewajibkan pe-candu untuk direhabilitasi.Dalam proses pertanggung-jawaban pidana bagi peng-guna narkoba yang sudahketergantungan secara fisikdan psikis (pecandu) berupaketerangan ahli, sampaipada putusan Hakim, tidaktercantum dalam berkas pe-nyidikan maupun penun-tutan.

Praktek dekriminalisasipengguna narkoba di Indo-nesia masih terkendaladisamping tidak adanyaketerangan ahli sesaat se-telah ditangkap dalam si-dang pengadilan, juga ka-rena adanya perbedaanpenafsiran hukum, tentangunsur “tanpa hak atau me-

lawan hukum”, budaya hu-kum, pemahaman tentangtujuan Undang – UndangNarkotika terhadap peng-guna narkoba, sehinggapengguna dikonstruksi de-ngan pasal diluar pasal 127(penyalah guna untuk dirisendiri) yang berorientasipada bukan tindakan reha-bilitasi.

Dalam rangka mem-fungsionalisasikan praktekdekriminalisasi terhadappengguna narkoba di Indo-nesia, demi mewujudkanIndonesia Negeri BebasNarkoba, diperlukan kesa-maan persepsi semua pi-hak, masyarakat dan pene-gak hukum, dengan diben-tuk mekanisme hukum be-rupa tim asesment yangberada di tiap – tiap kabu-paten/kota, dan provinsiserta tingkat pusat yangberanggotakan Kementri-

an Hukum dan HAM, Kementrian Kesehatan, Kementrian Sosial dan Koor-dinator Drug Control Po-licy, dengan tugas dan ke-wenangan menentukanperan tersangka yang ter-tangkap tangan atas per-mintaan penyidik, menen-tukan kriteria kecanduansesuai dengan jenis kan-dungan yang dikonsumsi,kondisi psikis dan fisiksesaat setelah ditangkap,dan menentukan rencanarehabilitasi termasuk jang-ka waktu lamanya di reha-bilitasi, yang dapat diguna-kan sebagai keteranganahli dalam berkas perkarauntuk kepentingan pemi-lihan hukuman yang tepatbagi pengguna, agar dapatmenurunkan prevalensipenyalah guna narkoba diIndonesia. *

opiniopini

Page 17: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 17

liputankinerja

Bersama Perang MelawanPenyalahgunaan Narkoba

“Untuk menang-gulangi masalahpenyalahgunaannarkoba, BNNsudah banyakmelakukan ber-bagai program,baik itu dari sisipencegahan, pem-berantasan, reha-bilitasi dan jugapemberdayaanmasyarakat, secarakonsisten, terpadudan sinergis,”

Penyalahgunaan danPeredaran GelapNarkoba (P4GN),

bukan hanya tanggungjawab Badan NarkotikaNasional (BNN) semata.Setiap lapisan masya-rakat, baik itu dari jajaranpemerintah, maupunmasyarakat, sudahseharusnya lebih awaredan care tentang pe-nyalahgunaan narkobayang sudah semakinmengancam setiapgenerasi.

“Untuk menanggulangimasalah penyalahgunaannarkoba, BNN sudahbanyak melakukanberbagai program, baikitu dari sisi pencegahan,

pemberantasan, reha-bilitasi dan juga pem-berdayaan masyarakat,secara konsisten, terpadudan sinergis,” kata KepalaBNN DR. Anang Iskandar,ketika ditemui di ruangkerjanya.

Selanjutnya MantanGubernur Akpol Sema-rang ini, menjelaskan,bahwa keterlibatanseluruh elemen bangsa,dan juga masyarakatsecara umum dalamupaya P4GN, semakinjelas, dengan telahdikeluarkannnya InstruksiPresiden No.12 Tahun2011, “Intinya adalah,presiden memerintahkanpada seluruh jajaran di

Lembaga Pemerintah,Kementerian, NonKementerian, dan kom-ponen masyarakat, untukmelaksanakan kegiatanpencegahan, pembe-rantasan penyalahgunaandan peredaran gelapnarkoba,” jelas Anang.

Lalu, sebagai ma-syarakat, apa yang bisadilakukan untuk melawanderasnya penyalahgunaandan peredaran gelapnarkoba?

Secara sederhana,kepedulian pada dirisendiri dan sesama harusditingkatkan, “Dari ruanglingkup terkecil yaitukeluarga, pengawasankita pada anggota kelu-

arga harus semakinditingkatkan. Tak sedikit,keluarga yang baik-baikpun justru kecolongan,karena identifikasipenyalahgunaan narkobasejak dini kurang diper-hatikan, sehingga secaratiba-tiba ada anggotakeluarga yang terkenapenyalahgunaan nar-koba,” ujar Alumni Akpoltahun 1982 ini.

Bagi pria kelahiranMojokerto, Jawa Timurini, pengawasan yangketat, sudah mutlakdilakukan oleh setiapanggota keluarga. Artinyabukan hanya orang tuayang mengawasi anaknya,akan tetapi juga seba-

Page 18: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN18

liknya, “Masih ingat kankasus yang menimpa paraselebritis, Doyok, Gogon,Derry, Polo, Ahmad Albar,dan juga Roy Marten.Semua nama tersebutadalah kepala keluarga,hal ini mengindikasikanbahwa penyalahgunaannarkoba ini bisa dilakukanjuga oleh para orang tua,sehingga anak-anakmereka seharusnyamelakukan pengawasanyang lebih maksimal,”tandas jenderal bintangtiga ini.

Bukan hanya di ling-kungan keluarga, dilingkungan pendidikanpengawasan juga haruslebih ditingkatkan. Dibeberapa sekolah, atauperguruan tinggi, penga-wasan pada penya-lahgunaan narkoba terus

dimaksimalkan. Di pergu-ruan tinggi seperti diUniversitas Islam Indo-nesia (UII) Yogyakarta,membentuk pusat kajianpenyalahgunaan narkoba.Universitas Trisakti jugatelah membentuk satgaskhusus yang anggotanyaadalah mahasiswa itusendiri yang bertugasuntuk mensosialiasikanbahaya narkoba di ling-kungan kampus. Begitupun di Universitas AlAzhar. Sekelompok anakmuda di kampus inimembentuk sebuahkomunitas yang meme-gang misi untuk meng-kampanyekan bahayanarkoba. Sementara itu,wujud yang paling kon-kret adalah, denganpembentukan satgas antinarkoba yang terdiri dari

dosen, karyawan, satpam,dan para mahasiswa diUniversitas Pelita Hara-pan beberapa waktu lalu.

Di lingkungan masya-rakat perlu juga dibentukkomunitas-komunitas antipenyalahgunaan narkobadengan menciptakankampung-kampung bersihnarkoba di seluruhIndonesia,”Untuk men-ciptakan kampung bersihnarkoba dan sekolah sertakampus bersih narkoba,kita akan menggelar adukampung dan adu sekolahbersih narkoba di seluruhIndonesia dengan meli-batkan berbagai elemendan organisasi kema-syarakatan yang ada.Dengan terbentuknyakampung-kampung bersihnarkoba, otomatis akanmempersempit ruang

gerak para bandar danmenjaring para pecanduuntuk bisa direhabilitasi,”harap mantan KadivHumas Mabes Polri.

Segala upaya yangpositif dari berbagaikomponen masyarakat,sudah sepatutnya dia-presiasi dan didukung,sehingga upaya bersamamelawan penyalah-gunaan dan peredarannarkoba semakin mak-simal, “Jika seluruhkomponen bangsa inibersatu padu dan ber-gandengan tangan untukmenanggulangi masalahpenyalahgunaan narkoba,maka bukan tidak mung-kin, manifesto IndonesiaNegeri Bebas Narkobapada tahun 2015 nantibenar-benar terealisasi,”pungkasnya. (pas)

liputankinerja

Page 19: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 19

Kepala BadanNarkotika Nasional(BNN) Komjen Pol.

Anang Iskandar, mengajakseluruh jajaran di lingku-ngan BNN untuk membe-rikan kinerja yang maksimalmeski dengan anggaranyang terbatas. Anggaranyang digelontorkan peme-rintah untuk Badan Narko-tika Nasional (BNN) lebihsedikit ketimbang tahunlalu.

“Anggaran BNN tahunlalu sebesar Rp 1 triliun,tahun sekarang berku-rang menjadi Rp 780miliar. Namun, itu tidakakan mengurangi kinerjayang akan dilakukan,

justru kinerja harus lebihditingkatkan,” kata Anangdalam ‘Sosialisasi Pelak-sanaan Evaluasi KinerjaOrganisasi’ di Jakarta,belum lama ini.

Anang menuturkan, iaakan selalu memotivasipara pegawai BNN, baikyang di Jakarta maupun didaerah, untuk terusbekerja secara baik danmaksimal. Anggaran yangtelah diberikan peme-rintah harus diman-faatkan untuk kepen-tingan masyarakat danpengembangan orga-nisasi,”Kami terus mem-berikan inspirasi kepadasemua pegawai, untuk

BNN Tetap SemangatTingkatkan KinerjaMeski Anggaran Turun

bersikap sungguh-sung-guh dan bijaksana, bahwaanggaran yang diberikanoleh negara digunakanuntuk kepentinganmasyarakat dan pengem-bangan organisasi,”tandasnya.

Melalui anggarantersebut, kata Anang,pihaknya akan tetapmenggelar penyuluhanmasif kepada masyarakattentang bahaya penye-lahgunaan narkoba.Bahkan, jumlahnya haruslebih ditingkatkan daripadapenyelenggaraan penyu-luhan pada tahun ini,“Kami harus maksimalkananggaran dengan kinerjayang baik. Kalau duitnyasedikit, kegiatannya bisabanyak,” cetusnya.

Menurut Anang,kinerja yang baik berawaldari perencanaan yangbaik. Ia berharap semuapegawai harus memilikiperencanaan kerja yangbaik sesuai kewajibanmasing-masing. KinerjaBNN selama ini sudahbaik, namun berdasarkanhasil evaluasi, kinerjamasih bisa ditingkatkan.“Masih bisa diram-pingkan, diiritkan, walaunegara berikan standarbiaya umum,” katanya.

Pihaknya juga mendo-rong Badan NarkotikaProvinsi (BNNP) danBadan Narkotika Kota(BNNK) untuk meren-canakan kegiatan sosia-lisasi kepada masyarakatterkait pencegahannarkoba secara kreatifsehingga pelaksanaankegiatan bisa dilakukansecara masif dengan biayayang rendah. (pas)

“Kami harus mak-simalkan ang-garan dengankinerja yang baik.Kalau duitnyasedikit, kegia-tannya bisa ba-nyak,”

liputankinerja

Page 20: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN20

adan Narkotika Nasional(BNN) mewakili RI men-dapatkan penghargaan daripenyelenggaraan Inter-national Drug Enforce-ment Conference (IDEC)dalam International DrugEnforcement Conferenceke-30 (IDEC XXX) berte-ma “World Against Drugs!”yang berlangsung di Mos-kow, Rusia, 5-7 Juni 2013.Penghargaan ini diberi-

kan berkat keseriusan Indo-nesia dalam upaya membe-rantas perdagangan narkoba,baik pada tingkat regionalmaupun internasional.Dubes RI di Moskow,Djauhari Oratmangun, me-laporkan capaian Indone-sia melalui peran BNN, te-rutama dalam pelaksanaanprogram pemetaan sertakapasitasnya dalam mem-peroleh informasi intelijen

terkait peredaran narkobadi titik-titik perbatasanmemperoleh pengakuaninternasional dari IDEC.Pada IDEC XXX di Mos-kow, Rusia, kali ini, Dele-gasi RI terdiri dari unsurBNN dan Kepolisian RIyang dipimpin oleh KepalaBNN, Komjen Pol. AnangIskandar disertai AnggotaDewan Kehormatan BNN,Komjen Pol. (P) Gories

BNN Raih PenghargaanInternasionalPemberantasan Narkoba

liputankinerja

B

Page 21: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 21

Mere. Dubes RI di Moskow,Djauhari Oratmangun tu-rut pula mendampingi De-legasi RI pada Pertemuantersebut.“IDEC memiliki sumberdaya jejaring kerja agensi-agensi terkait antar ang-gotanya. Melalui pertuka-ran data dan informasi in-telijen dalam mekanismeIDEC, manfaat langsungyang didapat Indonesiaantara lain, adalah untukmendukung operasi pe-nangkapan para pelakukejahatan narkoba,” jelasDjauhari.IDEC adalah suatu fo-rum global bagi para peja-bat tinggi terkait pena-nganan masalah narkoba,didirikan tahun 1983, dansaat ini lebih dari 100 ne-gara ikut berpartisipasi didalamnya, termasuk Indo-nesia.Forum ini bertujuan se-

bagai wahana saling ber-tukar informasi mengenaiisu narkoba dan guna membangun pendekatan terko-ordinir bagi upaya pene-rapan hukum untuk mem-berantas penyelundup nar-koba internasional.MendinginkanRusia – ASLebih lanjut Dubes RI diMoskow, Rusia, DjauhariOratmangun mengemuka-kan, dalam konperensi ter-sebut Rusia dan AS, dua ne-gara besar dunia yang sela-ma ini dipandang memilikihubungan “panas-dingin”dan berseberangan pahamterkait beberapa masalahregional dan internasional,bekerjasama dan bersatupadu dalam upaya menang-gulangi ancaman narkobayang telah meluas ke seluruhkawasan di dunia.Pada kesempatan terse-

but, Drug EnforcementAdministration (DEA) ASsebagai sponsor, bersiner-gi dengan Federal DrugControl Service (FDCS)Rusia menjadi tuan rumahbersama atau “co-host”IDEC XXX kali ini. Dalamsesi pembukaan, Adminis-trator DEA, M. Leonhartdan mitranya, V. Ivanov,Direktur FDCS memilikipandangan yang sama bah-wa narkoba telah menjadiancaman global serta me-merlukan upaya global un-tuk mengatasinya, dan I-DEC XXX adalah forumyang tepat untuk memba-has langkah-langkah kong-kret lanjutannya.Komitmen tertinggi Ru-sia untuk mensukseskandan mendukung IDEC XXXini tampak dari dihadir-kannya Presiden VladimirPutin yang turut membe-rikan kata sambutan. “Pu-

tin menegaskan bahwa Rusia siap untuk bahu-mem-bahu bersama negara-ne-gara dari seluruh kawasanuntuk memerangi bisnisnarkoba internasional,”ungkap Djauhari.Menurut Djauhari Orat-mangun, Presiden Rusiamenegaskan, bahwa bisnisnarkoba telah menjadi ma-salah global karena telahterkait pula dengan keja-hatan-kejahatan lintas-batas yang terorganisir,termasuk imigrasi ilegaldan terorisme.Sebagaimana diketahui,tahun lalu, Indonesia telahsukses menjadi tuan rumahIDEC XXIX yang diseleng-garakan di Bali tanggal 12-14Juni 2012 dengan tema “En-hancing the Spirit of Inter-national Partnership to Achie-ve the Greatest Success onFighting Drug Crimes”.

liputankinerja

Page 22: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN22

Undang-Undang Nomor35 Tahun 2009 TentangNarkotika, telah mem-berikan ruang bagi para pe-candu narkoba untuk sembuh.Ini satu-satunya jalan merekauntuk sembuh. Selama inimasyarakat masih takut untukmelapor, padahal sudah dija-min oleh Undang-undang bah-wa bagi para pecandu narkobayang melapor akan disem-buhkan dengan biaya pemerin-tah dan tidak dituntut pidana.Meskipun sudah ada Un-dang-undang yang menjamindisembuhkan dan tidak ditun-tut pidana, tapi masyarakatmasih saja takut untuk me-lapor. Pada tahun 2013 lalu,baru seperlimanya saja yangberani melapor dari target yangdirencanakan.“Makanya tahun ini kitaakan mendorong dan melaku-kan sosialisasi secara mak-simal agar masyarakat maumelapor dan ingin sembuh dariketergantungan narkoba. Kare-na sembuh itu merupakan hakdan kewajiban warga negarauntuk membangun Indonesiabersih dari narkoba. Kalautidak mereka akan terus mene-rus menjadi pecandu narko-ba,” Kata Kepala Badan Narko-tika Nasional DR. Anang Iskan-dar, di gedung BNN, belum lamaini.Selanjutnya Anang menje-laskan, BNN akan mengambillangkah-langkah yang meli-batkan masyarakat, karenayang tahu persis lingkungan-nya adalah masyarakat, “Olehkarena itu ke depan masyarakatharus menjadi subyek daripencegahan, pemberantasan

dan rehabilitasi penyalahgu-naan narkoba, karena yangtahu itu mereka,” ujar Anang.Anang juga meminta ke-pada masyarakat melalui ke-lompok, perkumpulan ataupaguyuban untuk bersama-sama bergerak mencegah pe-nyalahgunaan narkoba. Me-motivasi kelompok remajamelalui lomba sekolah bersihnarkoba, dengan melakukanberbagai kegiatan tentang pen-cegahan narkoba di lingku-ngan sekolah yang dilakukanoleh para siswa dan orang-orang yang ada di sekitarmereka. BNN akan memfa-silitasi kegiatan itu, “Kalaukegiatan itu terjadi maka pe-rang terhadap penyalahgunaannarkoba akan terjadi dengansendirinya, baik itu pence-gahannya, pemberantasannya,maupun rehabilitasinya. Jadiintinya kita harus bergerakbersama-sama, kalau tidakakan timpang. Harus bersama-sama dan harus melibatkanmasyarakat,” tandas Anang.Dalam kesempatan itu,Anang, menghimbau kepadapara pegguna dan pecandunarkoba, untuk melapor dan

jangan takut, karena pelapordijamin untuk disembuhkandan dijamin tidak dituntutpidana, “Itu undang-undangyang bicara. Ini masyarakatyang belum tahu dan ini perludisosialisasikan secara terusmenerus. Selama ini masya-rakat tahu informasi yang tidakbenar dari pihak lain, kalaumelapor justru akan ditangkap.Padahal tidak begitu. Dijaminundang-undang untuk disem-buhkan dan tidak dituntutpidana,” himbau Anang.Ditempat terpisah, Pe-mimpin Redaksi Majalah Tem-po, Wahyu Muryadi melihatbahwa program rehabilitasibagi pecandu narkoba tidakberhasil dengan efektif, karenasosialisasinya kurang intentdan kurang mengena di masya-rakat. Angka yang mengikutiprogram rehabilitasi sangatkecil sekali hanya sekitar 18ribu pecandu dari 4,3 jutapecandu yang ada di Indonesia,“Mereka korban yang ditakut-takuti dan diintimidasi sehing-ga takut untuk melapor, ataujuga karena sosialisasinyabelum sampai ke mereka.Padahal lapor itu tidak hanya

di kantor Polisi, bisa di rumahsakit, puskesmas, panti asu-han, tempat-tempat rehabilitasimilik pemerintah dan swasta.Informasi ini tidak sampai kemasyarakat, karena tidak ter-lihat gebyar kampanyenyakalau melapor itu tidak dituntutpidana. Saya berharap BNN diera kepemimpinan Pak Anangini kesempatan untuk menye-marakkan kampanye wajiblapor,” harap Wahyu.Sedangkan Pakar sosiologidari Universitas Indonesia, Dr.Tamrin A. Tomagola, menga-nalisa salah satu sebab masya-rakat tidak mau melapor kare-na ketidakpercayaan masya-rakat terhadap aparat penegakhukum. Pemusnahan barangbukti yang kurang transparan.Supaya efektif, ruang-ruangpublik harus diperbanyak dandimanfaatkan untuk mela-kukan sosialisasi. Menteri-menteri terkait juga haruspeduli tentang pencegahanpenyalahgunaan narkoba.Anang mengakui, sosiali-sasinya selama ini memangkurang efektif, padahal banyakjuga kegiatan sosialisasi yangtelah dilakukan tapi jarangdimuat di media massa. Ko-ran-koran jarang yang maumemuat tentang kegiatan so-sialisasi pencegahan dan reha-bilitasi. Disamping itu, sin-dikat narkoba juga berusahamembungkam media untuktidak mensosialisasikan pro-gram rehabilitasi dan pence-gahan. Padahal nilai beritanyacukup tinggi dan layak dikon-sumsi oleh masyarakat. Jadikerjasama dengan media mas-sa perlu terus ditingkatkan.

Gerakan Wajib LaporBagi Pengguna Narkoba

liputankinerja

Page 23: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 23

liputankinerja

Ketua Umum DPP PartaiHanura, Wirantomenginstruksikan kepadapara kader dan calonanggota legislatifpartainya untuk menjadiagen-agen bagimasyarakat dalam upayapenanggulangannarkotika, “Setiap calegHanura di seluruhIndonesia, saya mintamelakukan sosialisasipencegahan narkobadengan membantumemberikan pengarahankepada seluruhmasyarakat Indonesiatentang bahaya narkoba,BNN harus didukung olehseluruh masyarakat,” kataWiranto, dalam diskusiinteraktif dengan BadanNarkotika Nasional(BNN) di DPP PartaiHanura, Jakarta.Sementara itu, Kepala

BNN Harus DidukungSeluruh Masyarakat

BNN, Anang Iskandarmenekankan, bahwapartai politik juga dapatberperan serta dalampenanganannarkoba,”Selain telahdiamanatkan dalamundang-undang narkotikadalam pasal peran sertamasyarakat, peran partaipolitik juga menjadi salahsatu resolusi SidangUmum PBB tahun 1998dalam mencegahpenyalahgunaan danperedaran gelap narkoba,”kata Anang.Lebih lanjut Anangmengungkapkan,berbagai data danpermasalahan narkobayang dihadapi oleh bangsaIndonesia saat ini harusmembangkitkankesadaran bersamaseluruh pemangkukepentingan bahwa

pengguna narkoba harusdirehabilitasi bukandipenjara,”Penjara telahmenjadi tempat parapecandu melanjutkankebiasaannyamenyalahgunakannarkoba,” ujar Anang.Menurut Anang,dekriminalisasi dandepenalisasi menjadialternatif yang harusdijalankan untukmenangani permasalahannarkoba yang saat iniseolah terus meluas.Namun, permasalahanlanjutan adalah masihkurangnya fasilitasrehabilitasi yang ada diIndonesia baik yangdimiliki oleh pemerintahataupun swasta, “Jumlahmasyarakat kita yangterlanjur telah memakainarkoba sebanyak 4 jutaorang. Bila tidakdirehabilitasi akanmenjadi pasar yang tetapterbuka dan membukapeluang bagi sindikatnarkoba,” ujar Anang.Menyikapi hal ini,Anang berharap adanyakesediaan seluruhpemangku kepentingan,bukan hanya para pejabatpemerintah daerahnamun juga seluruhlapisan masyarakat untukmau memberikanperhatian serius dalampenanganan narkoba. Hal

ini bisa dilakukan mulaidari sisi pencegahan,pemberdayaanmasyarakat maupunpemberantasannya.Menanggapipertanyaan pesertadiskusi mengenaiperbedaan paradigmaantara BNN dengan Polridalam penangananpecandu, Anangmenyampaikan bahwahal itu merupakandinamika dalampenerapan undang-undang,”Ibarat orangyang bersaudara dalamsuatu keluarga, antarakakak dan adik, bisa sajaterjadi perbedaanpendapat tetapi bukanmenjadi perpecahan. Kitatetap mensosialisasikanparadigma ini ke semuapemangku kepentingan,”ujar Anang.Wishnu Dewanto,Ketua Umum DPPPemuda Hanura yanghadir dalam diskusitersebut menekankankomitmen kelompokpemuda untuk berperandalam penanganannarkoba,”Kami dariPemuda Hanura siapsecara kongkretbekerjasama dengan BNNdi seluruh Indonesiauntuk melakukan aksinyata pencegahan bahayanarkoba,” ujarnya. (pas)

Page 24: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN24

DekriminalisasiPengguna Narkoba

Legalisasi

wawancara

Page 25: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 25

Apa LatarBelakangnyaKebijakanDekriminalisasiPengguna Narkoba?Kebijakandekriminalisasi dandepenalisasi penggunanarkoba, merupakanamanat konvensiinternasional, hasil sidangPBB mengenai narkotika,dimana penggunanarkoba diberi alternatifpenghukuman beruparehabilitasi, dan dimintanegara-negara pesertasidang untuk menyiapkansumber daya manusiadan fasilitasnya untukmerehabilitasi penggunanarkoba.Hasil konvensi inidiadopsi dalam Undang-Undang Narkotika No. 35tahun 2009, dalam pasal103 yang memberikewenangan kepadahakim untuk menetapkanhukuman rehabilitasi.Masa menjalanirehabilitasi dihitung sama

dengan menjalanihukuman. Jadirehabilitasi itu hukumanatau sanksi bagipengguna narkoba.Dekriminalisasipengguna narkobadiartikan, bahwamenggunakan narkobabagi diri sendiri, tetapperbuatan yang diancamdengan hukuman pidana(pasal 127, red). Namunsanksinya tidak pidanapenjara, tapi sanksinyarehabilitasi.Konsep

DekriminalisasiSepertinya MenabrakTatanan Berpikir yangSudah Baku, BahwaDekriminalisasi ituDiartikan ProsesMenghilangkan/PenghapusanAncaman Pidana SuatuPerbuatan Pidanayang SemulaDinyatakan TindakPidana, MenjadiTindakan BukanTindak Pidana,

Bagaimana MenurutAnda?Secara umum konsepdekriminalisasi memangbenar mencabutrumusan pidana danancamannya, tetapiuntuk pengguna narkoba,saya akan kutipkandefinisi dekriminalisasipengguna narkoba yangdikeluarkan olehEuropion MonitoringCentre for Drugs andDrug Addiction(EMCDDA) yangberpusat di Lisbon, tahun2005, yaitu“Decriminalisation”

comprises removal of aconduct or activity fromthe sphere of law.Prohibition remains therule, but sanctions for use(and its preparatoryacts) no longer fal withinthe framework of thecriminal law. Singkatnya,“Dekriminalisasi” berartihanya sanksi noncriminal, yang dikenakanatau tidak ada sanksipidana.Sedangkandekriminalisasi menurutUndang-UndangNarkotika kita,memberikankewenangan kepada

Badan Nasional Narkotika (BNN) Minggu 26 Januari 2014, mencanangkan 2014 sebagaitahun penyelamatan pengguna narkoba, sebagai tindak lanjut kebijakan dekriminalisasi dandepenalisasi pengguna narkoba untuk mengantisipasi dan menekan jumlah pengguna narkoba.Acara ini berlangsung di Lapangan Bhayangkara, Jl. Trunojoyo, Jakarta Selatan, hadir dalamacara ini Ketua DPR, Marzuki Ali, Ketua DPD Irman Gusman, Kapolri Jenderal Sutarman, Men-teri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, Kepala BNN Anang Iskandar, Wakil Ketua MPR Melani,Wakapolri Oegroseno, dan Kadiv Humas Mabes Polri Ronny F. Sompie.Saat ini BNN sedang gencar-gencarnya mensosialisasikan kebijakan dekriminalisasi dandepenalisasi. Lantas apa sih sebenarnya dekriminalisasi dan depenalisasi pengguna narkoba itu?Untuk mengetahui lebih konkrit tentang kebijakan dekriminalisasi dan depenalisasi penggunanarkoba, SINAR berhasil mewawancarai Kepala BNN, DR. Anang Iskandar, disela-sela menggelaracara pencanangan 2014 sebagai tahun penyelamatan pengguna narkoba. Berikut petikanwawancaranya :

wawancara

Page 26: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN26

hakim untuk memilihmemutuskan hukumanpenjara atau menetapkantindakan rehabilitasi.Karena bentuknyapilihan, BNN mendorongkepada Hakim untukmemilih hukumanrehabilitasi bagi penggunanarkoba. Menetapkanhukuman rehabilitasi itujauh lebih baik dari padadihukum penjara. Iniharus dihidupkan olehHakim dan penegakhukum lainnya sertamasyarakat, dengan caraketika melakukanpenyidikan, penuntutandan proses di Pengadilan,orientasinya hukumanrehabilitasi, dengan tidakmelakukan penahanan.Meyakinkan masyarakatitu juga penting, jangansampai ada perbedaanpersepsi antaramasyarakat dan penegakhukum. Dekriminaliasasipengguna narkoba inimerupakan konsep yangrelatif baru, dalam rangkamengurangi prevalensipengguna narkoba melaluirehabilitasi secara paksa.Selain Rehabilitasi

Secara Paksa, Apa AdaRehabilitasi SecaraSukarela?Nah, yang secarasukarela diatur dengandepenalisasi, yangdiartikan bahwaperbuatan menggunakannarkoba tetap merupakanperbuatan melanggarhukum, namun apabilapengguna narkobamemenuhi kewajibanUndang-Undang,(melapor secara sukarela

kepada institusi penerimawajib lapor), tidakdituntut pidana. Initercantum dalam UUNarkotika No. 35/2009pasal 128. Dua cara ini(dekriminalisasi dandepenalisasi, red) diaturoleh Undang-Undangdengan tujuanmenurunkan prevalensipengguna narkoba, danini belum berjalanmaksimal. Makanya tahun2014 ini kita canangkansebagai tahunmenyelamatkanpengguna narkoba.Karena penggunanarkoba lebih baikdirehabilitasi dari padadipenjara, mereka sudahkehilangan masa kini danmasa lalunya, jangansampai masa depannyalebih suram.Mana Yang Lebih

DidahulukanDekriminalisasi AtauDepenalisasi?Kalau menurut saya,depenalisasi harus

diprioritaskan, karena inibersifat kesukarelaan,artinya penggunanarkoba itu ingin sembuh,kita tinggalmengoptimalkan IPWL-IPWL (Rumah Sakit,Puskesmas, yang ditunjukoleh Menteri Kesehatan,dan IPWL-IPWL milikKemensos, red) yang adadi seluruh Indonesia yangsekarang ini berjumlahkurang lebih 300, dansangat mungkin akanbertambah, karena rumahsakit di Indonesia itu,jumlahnya 2000 an lebih.Wah Tugas BNN

Berat Dong?Memang kita sedangmerubah paradigma,artinya kita harus kerjakeras, menyiapkantempat-tempatrehabilitasi yang tadinyatidak menjadi prioritasutama. Kemudianmembangun integratedrehabilitation, ini artinyameng-connect-kan,rehabilitasi medis

dibawah KementerianKesehatan dan rehabilitasisosial, dibawahKementerian Sosial, sertapasca rehab yangditangani oleh BNN.Lantas BagaimanaCaranya MenyiapkanTempat-TempatRehabilitasi Bagi 4 JutaPengguna Narkoba?Nah ini perlukerjasama seluruh stakeholder, mulai dariperencanaan, olehBappenas, dukungananggaran olehKementerian Keuangandan DPR, kemudianpelaksanaan bidangpenegakan hukum(MahkumJakpol),kemudian bidangrehabilitasi (Kemenkesdan Kemensos), bidangpencegahan (Kemendagri,Kemendiknas,Kemenpora, KemenegPPA, Kemendag,Kemenkominfo,Kemenhan danKementerian serta NonKementerian danLembaga).Pertanyaan

Terakhir Pak. ApaBedanyaDekriminalisasiPengguna Narkoba danLegalisasi ?Yang jelas tidak sama.Kalau Dekriminalisasipengguna narkoba ituartinya menggunakannarkoba dilarang, dan bisadijatuhi sanksi rehabilitasi.Kalau legalisasi,menggunakan narkoba itubukan merupakan tindakpidana, otomatis tidak bisadihukum.

wawancara

Page 27: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 27

liputankegiatan

Maraknyaperedaran gelapnarkoba diLembagaPemasyarakatan (LP)menjadi doronganKemenkumham untukmembangun Lapaskhusus Narkoba. Selainitu, perlu juga membekalipara petugasnyapengetahuan tentangbahaya menyalahgunakan narkoba.Sepanjang Tahun 2013sudah 10 Kantor WilayahKemenkumham di setiapProvinsi yang dibekalipengetahuan tentangbahaya penyalahgunaannarkoba.Badan NarkotikaNasional (BNN), bersamaDirektur JenderalPemasyarakatanKemenkumham kembalimenggelar SosialisasiPencegahan danPemberantasanPenyalahgunaan danPeredaran Gelap Narkoba(P4GN) Bagi PetugasLapas dan Rutan se DKIJakarta, di Jakarta, Jumat.DirjendPemasyarakatan,Kemenkumham HandoyoSudrajat, menjelaskan,Peredaran Gelap Narkobadi Lapas dan Rutansemakin

KemenhumhamAkan Bangun LapasKhusus Narkoba

mengkhawatirkan, “Parapecandu dan pengedarseakan lebih mudamendapatkan barangharam itu di Lapas atauRutan. Kurang lebih 50persen penghuni Lapassaat ini adalah penggunanarkoba,” jelas Handoyo.Direktur BinaKeamanan dan KetertibanDirjend Pemasyarakatan,Wibowo Djoko Haryonomengatakan, keterlibatanPegawai Lapas dalamperedaran Gelap Narkobasudah semakin nyata, “DiMedan dua Sipir kita

terlibat Narkoba.Sebelumnya ada jugapetugas Lapas yangtertangkap di Pekan Baru,Lampung dan Jambi. Inimengindikasikan bahwanarkoba sudah masuk keLapas dan Rutan,” kataWibowo.Sementara itu, DeputiPencegahan BNN, YappiManafe, mengungkapkan,saat ini 23 ribu lebihpecandu narkoba beradadi Lapas. Harusnya sesuaidengan UU Nomor 35Tahun 2009 para pecandujangan di Hukum Penjara,

tetapi menjalaniRehabilitasi yang ditanggung oleh Negara,“Apabila pecandu narkobadi hokum, maka penjaraakan penuh sehinggamenimbulkanpermasalahan terkaitseperti kerusuhan,”ungkap Yappi.

Kondisi demikian tidakakan membantu upayapencegahanpermasalahan narkoba ditanah air. Oleh karena itu,Yappi menyambutgembira wacana yangdisampaikan oleh MenteriKemenkumham bahwa kedepan Kemenkumhamakan membangun Lapaskhusus narkoba, “Mudah-mudahan keinginanMenteri Hukum dan HAMdapat direalisasikandalam waktu yang tidakterlalu lama,” harap Yappi.(pas)

Page 28: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN28

liputankegiatan

Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, menyatakan dukungan par-

tai Golkar kepada Badan Nar-kotika Nasional (BNN) dalampenanganan permasalahannarkoba yang semakin meng-khawatirkan saat ini. Aburizalsecara khusus juga menyorotibeberapa aspek penanganannarkoba khususnya penega-kan hukum yang terkesanbelum berjalan secara maksi-mal. Hal ini disampaikandalam pertemuan dan diskusiinteraktif dengan BNN di Jakar-ta, Senin lalu.

Kepada jajaran pimpinanpartai Golkar Kepala BNN,Anang Iskandar yang hadirbersama beberapa jajaran-nya menyampaikan situasiterkini permasalahan nar-koba. Menurutnya, sebagaibagian dari elemen bangsadan negara, partai politikharus mengambil peran da-lam penanganan narkoba,”Beberapa peran ini meliputi

Golkar Dukung BNNAtasi Permasalahan Narkoba

peran sebagai kontrol sosialatas implementasi undang-un-dang, sebagai transmitor pa-radigma penanganan pe can-du dan pengguna narkoba,hingga pencegahan dan pem-berdayaan di internal partai,”ujar Anang.

Lebih lanjut Anang me-nyampaikan permasalahanterkait masih kurangnya fasi-litas rehabilitasi yang ada diIndonesia bila dibandingkandengan jumlah penyalahgunanarkoba yang mencapai 4 jutaorang saat ini, “Sangat diha-rapkan agar tempat rehabi-litasi ada di masing-masingprovinsi” harap Anang.

Menanggapi permasala-han penanganan narkoba,Aburizal menyatakan bahwaBNN memang mem butuhkandukungan dari seluruh elemenmasyarakat, mengingat bah-wa peredaran dan penyalah-gunaan narkoba saat ini telahberada dalam taraf yangmengkhawatirkan.

Keterlibatan warga asingdi berbagai wilayah Indonesiadalam peredaran narkobajuga patut disikapi secaraserius. Pelaksanaan eksekusihukuman mati yang seringkalitersendat juga harus men-dapat sorotan,”Peran utamayang dapat dilakukan olehpartai Golkar tentunya me-nyangkut aspek legislasi,budgeting, dan pengawasan.Kami berkomitmen untuk men-dukung bilamana diperlukanamandemen undang-undangyang telah ada,” ujarnya.

Dalam penganggaran, khu-susnya dalam pengadaanfasilitas rehabilitasi, ia kem-bali menegaskan akan terusmendukung melalui anggotalegislatif yang ada di par-lemen.

Sementara itu, dari aspekpenegakan hukum, Ketua Bi-dang Hukum dan HAM DPPPartai Golkar, Muladi menyo-roti berbagai persoalan yangmengemuka dalam penanga-

nan narkoba saat ini. Menu-rutnya hal ini terkait denganglobalisasi kejahatan yangmemang terjadi, “Beberapapermasalahan timbul dalampenegakan hukum, mulai dariketerlibatan aparat penegakhukum, pelaksanaan pidanamati, permasalahan di lapas,pengawasan precursor, hing-ga pada predicate crime,” kataMuladi.

Dalam mendalami pre-dicate crime, misalnya yangterkait dengan money laun-dring, ia menyarankan agarBNN bekerjasama dengan Pu-sat Pelaporan dan AnalisaTransaksi Keuangan (PPATK).Hal ini tentunya berkaitandengan metode peredarannarkoba dan upaya sindikatuntuk meng hilangkan jejakkejahatannya.

Terkait dengan beberapajenis zat psikoaktif baru yangditemukan di Indonesia, Bam-bang Yoga dari Golkar menya-rankan agar BNN bisa segeramensosialisasikan hal iniuntuk dapat diketahui olehmasyarakat luas.

Kepala BNN, Anang Iskan-dar menyatakan bahwa BNNmemang selalu menyampai-kan hal ini dalam programsosialisasi yang dilaksana-kan. Namun ada keterbatasanuntuk menyebarluaskan se-cara langsung lewat mediacetak dikarenakan nilai jualberita yang kurang diban-dingkan dengan berita pe-ngungkapan narkoba, ”Namunkita terus melakukan koor-dinasi dengan kementeriankesehatan untuk status darijenis-jenis psikoaktif baruini,” ujar Anang.

Page 29: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 29

liputankegiatan

Badan NarkotikaNasional (BNN)menggandengKomisi Nasional HakAsasi Manusia (KomnasHAM) dalam rangkamenghapus kriminalisasiterhadap penggunanarkoba.“Jadi, dalam UUNarkoba memang sudahjelas bahwa penggunanarkoba tidak bisadikriminalkan. Olehkarena itu, BNN mengajakkami untuk melakukanpengkajian, penelitian,pemantauan, mediasi,serta pencegahanperedaran gelap narkoba,”kata Ketua Komnas HAMSiti Noor Laila usaimenandatangani notakesepahaman denganBNN di Gedung BNN,Jakarta Timur.Menurut Siti, melepaskriminalisasi terhadappengguna narkoba

merupakan salah satuupaya yang bisa secaralangsung dilakukan olehKomnas HAM. Apalagi, ditengah masyarakatsendiri ada perspektifburuk mengenaipengguna narkoba.Perspektif buruk itulahyang nantinya akanperlahan diubah olehKomnas HAM.Dalam notakesepahaman itu pula,lanjut Siti, dibahasmengenai kajian,penelitian, danpemantauan terhadapmantan pengguna yangtelah direhabilitasi olehBNN, “Kami melihat adadiskriminasi terhadapmantan pengguna yangsudah direhabilitasi,artinya semua pihak

BNN GandengKomnas HAMHapusKriminalisasiPenyalah GunaNarkoba

harus memberikesempatan kepadamantan penggunanarkoba yang sudahdirehabilitasi untuk hidupnormal,” katanya.Selain itu, hal lain yangbisa dilakukan KomnasHAM adalah terkaitdengan pelanggaran HAMyang diterima olehpengguna atau korbannarkoba, “Jadi, kalautidak dapat keadilan, itumerupakan pelanggaranHAM. Dalam hal iniKomnas HAM bisaterlibat. Kami akan bantumediasi dengan aparatpenegak hukumnya,”ujarnya.Dalam kesempatanyang sama, Kepala BNNDR. Anang Iskandarmengatakan, bahwa kerja

sama dengan KomnasHAM merupakan salahsatu langkah lembaga itumencari dukungan gunamenggalakkan programPencegahanPenyalahgunaan danPemberantasanPeredaran Gelap Narkoba(P4GN), “Memangbanyak hal-hal yang perludidorong oleh KomnasHAM, salah satunyamengenai ‘depenalisasi’dan ‘dekriminalisasi’pengguna narkoba. Maka,kita perlu untuk kerjasama,” katanya.Kerja sama itu,menurut Anang,merupakan wujud nyatakomitmen untuk perangmelawan narkoba sertamewujudkan IndonesiaNegeri Bebas Narkoba.

Page 30: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN30

liputankegiatan

Stigma menjadimasalah besar yangmasih dihadapi olehpenyalah guna ataumantan penyalah gunanarkoba untukberintegrasi denganmasyarakat. Masih adaanggapan penyalah gunaitu kriminal, sehinggamereka enggan untukkeluar dari komunitasnyauntuk mencari layananperawatan ataurehabilitasi.Hal itu diungkapkan

Ubah Stigma denganTingkatkan ProduktivitasDirektur PenguatanLembaga RehabilitasiKomponen Masyarakat,Dr Budyo Prasetyo saatmenghadiri kegiatanworkshop “PeningkatanKemandirian LembagaRehabilitasi KomponenMasyarakat”, di GedungBNN, Kamis lalu.Untuk mengubahstigma, lanjut Budyo,maka penyalah gunaharus drug free, healthylife, dan productive.Menyinggung poin

produktivitas, Budyomengatakan, kegiatanworkshop bisa membukawacana para penyalahguna atau mantanpenyalah guna narkobamengenai bagaimana trikuntuk menjadi lebihproduktif. “Kamimengundang sebuahperusahaan yang bisaberbagi pengalamanmengenai dunia kerja,”kata Budyo.Ketika para mantanpenyalah guna narkoba

ini memiliki motivasitinggi untuk berubahmenjadi lebih baik, sepertisudah memilikipekerjaan, atau dapatmenciptakan pekerjaasendiri, maka otomatisstigma yang ada sedikitdemi sedikit bisa terkikis.Kegiatan workshop inidihadiri oleh tiga puluhmantan penyalah gunanarkoba yang sudah lulusmenjalani rehabilitasi.Dalam kegiatan ini,peserta diberikan skilldan keterampilan untukmempersiapkan diridalam menghadapi masaperubahan, baik itu untukmasuk ke dunia kerja,atau menciptakan duniakerja. (pas)

Page 31: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 31

Mengantisipasipenyalahgunaannarkoba dikalangan pelajar danmasyarakat, PemkabSleman merintispembentukan satuanpetugas (satgas) narkobadi semua sekolah dan desadi Kabupaten SlemanYogjakarta. Hal ini karenakiprah Satgas dirasakanmanfaatnya, terutamadalam mencegah generasimuda menjadi penggunanarkoba.Wakil Bupati Sleman,Yuni Satia Rahayu,berharap keinginan inibisa terwujud. Khususnyadi setiap sekolah dan desadi Kabupaten Sleman bisamembentuk SatgasNarkoba, ini merupakanpekerjaan rumah (PR)yang harusdiselesaikan,”PR soalnarkoba masih banyakyang harus diselesaikan,salah satunyapembentukan satgasnarkoba di desa-desamaupun sekolah-sekolah.Hal ini bisa mencegah

peredaran narkoba,” kataYuni dalam press releaseyang diterimaindonesiabergegas.com,kemarin.Dalam penjelasannya,Yuni manandaskan

Bentuk SatgasAnti NarkobaDi Sekolah dan Desa

pentingnya upayakerjasama lintas sektoralantar lembaga termasukdi dalamnya sekolah mulaidari tingkat SD, SMPhingga SMA. Dia sangatberharap masing-masing

sekolah di Sleman bisamembentuk satgasnarkoba.Rencanaya, mulaitahun 2014 ini DinasPendidikan, Pemuda danOlahraga harus sudahmasuk ke sekolah dasaruntuk memberipengertian tentangnarkoba dan bahayanyabagi generasi muda,”Inimendesak, karenabiasanya peredaraannarkoba bermula dariiseng dan ajakan temanuntuk mencoba,” jelasYuni. (pas)

liputankegiatan

Page 32: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN32

liputankegiatanBerdasarkan hasilsurvei bersamaantara BadanNarkotika Nasional (BNN)dengan Pusat PenelitianKesehatan UniversitasIndonesia (Puslitkes UI),salah satu faktor yangmenyebabkan banyaknyapenyalahgunaan narkobadi kalangan pekerjatransportasi adalahkurangnya informasimengenai Pencegahan danPemberantasanPenyalahgunaan danPeredaran Gelap Narkoba(P4GN) di kalanganpekerja.Berdasarkan data hasilsurvei menyebutkan,prevalensipenyalahgunaan narkobadi kalangan pekerjatransportasi cukup tinggi,dari 10.282 responden,18,9 persen diantaranyapernah mengonsumsinarkoba, dan 6,9 persenmengonsumsi dalamsetahun terakhir, serta 2,5persen sisanyamengonsumsi dalamsebulan terakhir.Ketua Puslitkes UI, DRSabarinah, menjelaskan,angka penyalahgunaannarkoba di lingkunganpekerja transportasimemang cukuptinggi,”Bisa diestimasikansekitar 1 dari 19 orangpekerja itu pernahmengonsumsi narkobadalam satu tahunterakhir,” jelas Sabarinahkepada sejumlahwartawan, di sela-selaSeminar Hasil SurveiNasional Penyalahgunaandan Peredaran GelapNarkoba Pada SektorTransportasi di Indonesia

Tahun 2013, di GedungBNN, Kamis.Ketika ditanyakantentang keterkaitan antaratingginya penyalahgunaannarkoba dengan potensikecelakaan transportasi, iamengatakan dari hasilsurvei yang dilakukan haltersebut sangat mungkinterjadi.Sementara itu, Prof.Budi Utomo, konsultankegiatan survei dari UI ,mengatakan, darisejumlah responden yangdiwawancarai,kebanyakan pekerja tidakmengetahui segalaprogram yang berkaitandengan P4GN.

Ia mengambil contohdari salah seorangresponden pengemuditruk di Lampung, yangmengakui perusahaannyatempat bekerja tidakpernah membuat kegiatansosialisasi tentangpenyalahgunaan danperedaran narkoba. Selainitu, beberapa pejabatinstansi pemerintah jugamengakui bahwa P4GNbelum menjadi prioritasdalam pekerjaan sehari-harinya,”Sejumlahresponden mengutarakanalasan mengenaikurangnya kepeduliandalam menggaungkanspirit P4GN, antara lain

tidak ada petunjuk atasan,bukan tugas pokoknya,dan tidak menguntungkanperusahaan,” tutur Budi,Jika melihat hasilsurvei UI bersama BNNini, kelompok pekerjayang paling jarangmendapatkan informasitentang narkoba adalahpekerja di sektortransportasi darat yangmeliputi pengemudi bus,truk, taksi, travel, danmobil sewa. Oleh karenaitulah pemantapanwawasan mengenaibahaya penyalahgunaandan peredaran gelapnarkoba untuk pekerjabidang transportasiseharusnya menjadi salahsatu prioritas, “Karenapekerjaan yang merekalakukan terkait eratdengan keselamatanpublik,” tandas Budi.Mantan DeputiPemberantasan BNN,Benny J Mamoto,mengungkapkan, faktorresiko pekerjaan, tingkatfrekuensi pekerjaan, ataupotensi rasa bosan dalamsebuah pekerjaan sangatpenting untuk digalisehingga bisa ditarikbenang merah, antarafaktor kondisi pekerjaandengan potensipenyalahgunaan narkoba.Di sela-sela kegiatanSeminar, Kepala BNN, DRAnang Iskandar menaruhharapan besar, hasilsurvei ini akan menjadireferensi dalammerumuskan rencanakerja yang lebih konkretdalam mencegahpenyalahgunaan danperedaran gelap narkobadi masa mendatang. (pas)

Pekerja TransportasiRawan Narkoba

Page 33: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 33

liputankegiatan

Dalam kontekspenanggulanganmasalah narkobaberbasis organisasi kampus,Universitas Trisakti sudahbanyak membuat terobosan.Di samping giat menggelarsosialisasi bahaya narkoba,kampus ini juga aktifmembangun jejaring denganorganisasi dari kampuslainnya baik di Jakartamaupun di beberapa kotabesar lainnya untuk bersama-sama menggaungkan upayaP4GN di lingkunganmahasiswa.“Melihat potensi yangdimiliki kampus ini, BadanNarkotika Nasional (BNN)secara resmi menggandengUniversitas Trisakti untukbersama-sama melaksanakanserangkaian aksi yang lebihnyata dalam penanggulangannarkoba. Kerja sama inidituangkan dalam notakesepahaman, yangditandatangi pada hari ini,”kata Deputi PemberdayaanMasyarakat Drs.Sambudiyono, usaimenandatangani MoU denganIr. Asri Nugrahanti, diUniversitas Trisakti, Jakarta,Rabu (4/12).Selanjutnya Sambudiyonomengatakan, melalui kerjasama ini, BNN bersamadengan civitas akademikaTrisakti akanmengoptimalkan langkahpencegahan penyalahgunaannarkoba melalui diseminasiinformasi dan advokasitentang P4GN, “Sedangkandalam konteks dukungan

Trisakti Bangun JejaringGaungkan P4GNdi Kampus-Kampus

rehabilitasi, kampus ini juganantinya dirancang untukmemiliki Community BasedUnit (CBU) berbasispendidikan, sehingga dapatberfungsi sebagai wadahpelayanan konsultasi danrehabilitasi penyalahgunaanNarkoba. Selain itu, Trisaktijuga akan lebih diberdayakandalam hal sosialisasiprogram wajib lapor bagipecandu narkoba,” ujarSambudiyono.Karena tantangan danpermasalahan narkoba terusberkembang, Sambudiyonoberharap, Trisakti bisamenjadi salah satu pusatpengkajian masalah narkoba,

sehingga dapat menjadiwahana diskusi danmemunculkan ide kreatif daninovatif dalam kontekspenanggulangan masalahnarkoba.Sementara itu, AsriNugrahanti menjelaskan,sebelum memasuki eramilenium baru, kampusTrisakti dihadapkan denganpermasalahan narkoba yangcukup serius. Sebagai responatas masalah ini, RektorUniversitas Trisakti, ThobiMutis, membentuk satuantugas penanggulanganmasalah narkoba yaitu TPPN(Tim Pencegahan danPenanggulangan Narkoba),

pada tahun 1999, “Berselanglima tahun, tepatnya padatahun 2004, giliranmahasiswa Trisakti yangberinisiatif untukmembentuk gerakan antinarkoba di kampusnya, danmendirikan DMAN (DivisiMahasiswa Anti Narkoba).Sejak saat itu DMAN menjadi

wadah yang cukup dinamisbagi anak-anak Trisaktidalam menuangkan ide danaksi nyata dalam mendukunggerakan Pencegahan danPemberantasanPenyalahgunaan danPeredaran Gelap Narkoba(P4GN),” jelas Asri.Harmonisasipenanggulangan narkobamelalui TPPN dan DMANcukup membuahkan hasilmanis sehingga angkapenyalahgunaan narkoba dikampus ini bisa ditekan,“Sejak tahun 2008, kampusini telah memproklamirkansebagai kampus yang bersihdari penyalahgunaan danperedaran gelap narkoba,”terang Asri. (pas)

Page 34: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN34

Upaya pencegahanpenyalahgunaannarkoba terusdigalakkan oleh BadanNarkotika Nasional(BNN). Berbagaisosialisasi, kampanye dandiskusi dilakukan keberbagai kalanganmasyarakat termasukmedia massa.Direktur DiseminasiInformasi Deputi BidangPencegahan BNN, Drs.Gun Gun Siswadimengatakan, peran mediamassa sangat pentingdalam upaya pencegahanpenyalahgunaan narkoba,karena media massamemiliki kemampuanmempengarui opinipublik dan perilakumasyarakat,”Mediamassa, baik cetak maupunelektronik, menyebarkanberita yang berisiinformasi penting untukkhalayak. Lewat

penyebaran berita-tersebut, khalayak dapatmenyaksikan kejadian didunia.“Mengingat begitupentingnya peran mediamasa, maka BNN,merangkul insan mediamassa untukmenyebarluaskan danmelakukan sosialisasiterhadap kebijaksanaanterutama menyangkutvisi BNN, yaituterwujudnyamasayarakat Indonesiayang bebaspenyalahgunaan danperedaran gelapnarkotika, psikotropikadan bahan adiktif lainnya

Jadikan Media MassaSarana Sosialisasi P4GN

(narkoba) pada 2015,”terangnya.Selanjutnya Gun Gunberharap mediakomunikasi, baikelektronik maupun nonelektronik, dapat secaraoptimal meningkatkanjangkauan danpenyebaran informasiserta proses advokasikepada masyarakat luasdalam upaya Pencegahan,Pemberantasan,Penyalahgunaan, danPeredaran Gelap Narkoba(P4GN), “Selama iniinformasi tentang jenis-jenis dan dampakpenyalahgunaan danperedaran gelap narkoba

belum menjangkau selurhlapisan masyarakat, danpada saat yang samaberbagai jenis narkobabaru hadir secara cepat dimasyarakat. Saat iniditemukan 251 narkotikajenis baru di dunia, 21diantaranya sudah masukdan beredar di Indonesia,”jelasnya.Menurut Gun Gun, saatini Indonesia tidak lagimenjadi negara transittetapi sudah menjadinegara pasar narkobayang besar, apalagi denganharga yang tinggi,sehingga menjadi rawandan surga bagi sindikatnarkoba. (pas)

Mengingat begitupentingnya peranmedia masa, makaBNN, merangkul insanmedia massa untukmenyebarluaskan danmelakukan sosialisasiP4GN

Page 35: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 35

Badan Narkotika Nasional(BNN) mewaspadaipotensi penyelundupan251 zat narkotika baruberasal dari berbagainegara asing yang belumterdaftar dalam undang-undang.Kepala BNN KomjenPol Anang Iskandarmenjelaskan, bahwahingga saat ini masihbanyak pihak belummengetahui jenis-jenis zatnarkotika terbaru itu,sehingga butuh sosialisasisecara intensif mengenaizat narkotika jenis baru.Mantan Kapolda Jambiitu mengharapkan,jangan sampai zat-zatberbahaya itu justrudimanfaatkan oleh paramafia pengedar narkotikadan obat-obatan terlaranguntuk menjerumuskanlebih banyak lagimasyarakat,”Untuk itu,perlu kiranya BNNmengusulkan agar 21 zatberbahaya yang ada diIndonesia tersebutdimasukkan ke dalamundang undang yangselama ini memang tidaktercantum. Kondisidemikian yang kemudianmenyulitkan BNN untukmenindak pengedarnya,”kata Anang.Menurut Anang, duniaobat-obatan dankesehatan merupakansalah satu ilmu yangsangat cepatperkembangannya, danakan selalu muncul

narkotika jenis baru,“Untuk itu, hendaknyapemerintah selalumenyiapkan perundanganyang menaunginya,semuanya itu bertujuandemi melindungimasyarakat,” katanya.Kepala Bagian HumasBNN, Kombes SumiratDwiyanto, menjelaskan,saat ini zat narkotikajenis baru yang kiniberedar di dunia sebagiantelah masuk ke Indonesia,meski hanya kalangantertentu saja yang pakai.Namun kondisinya

Perlu Sosialisasi IntensifNarkotika Jenis Baru

memiliki tren yang buruk,yakni terus bertambahjumlahnya,” jelasnya, saatberkunjung di TamanPancing milik BupatiKampar, Riau, Jefry Noer,di Kampar, Senin kemarinBNN telah mendeteksisekitar 21 zat barunarkotika hasilpenyeludupan dari negaraasing telah beredar disejumlah daerah di TanahAir, “Wujud zat itu,berbeda dengan biasanya,seperti ekstasi, heroin,atau sabu-sabu, atau lebihcenderung, seperti pil

obat generik yang biasaditemukan di apotek-apotek,” ujarnya.Sumirat menjelaskan,jenis zat narkotika yangdimaksud memilikimodifikasi tersendiri danberbeda-beda wujudhingga di beberapanegara sudah dijual bebas,bahkan diproduksi secaralegal,”Tapi harusdiketahui, bahwa wujudzat tersebut tidak kalahberbahayanyadibandingkan ekstasi atausabu-sabu dan heroin,”katanya. (pas)

Page 36: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN36

Ketua Forum GuruCIAYUMAJAKUNINGSutisna, menyerukan, ”SayYes To Study Say No ToDrugs” (Katakan Ya UntukBelajar Katakan TidakPada Narkoba), Narkobaharam di lingkungansekolah dan perlunyainformasi kepada pesertadidik mengenai bahayapenyalahgunaan narkoba,yaitu dengan dimasukkandalam kurikulumpelajaran, “Forum GuruCIAYUMAJAKUNINGharus berkomitmenmemberantas narkoba,dan perlu membentukgerakan anti narkoba,karena narkoba adadimana-mana, dan dapatmenyerang siapa saja,”kata Sutisna, ketikamelakukan kunjungankerja ke Badan NarkotikaNasional (BNN), Jakarta,kemarin.Selanjuntnya, Sutisnamengajak kepada anggotaforum guru untukwaspada, karena sindikatnarkoba mulai menyasaranak-anak di rumah dandi sekolah, untuk itu, gurusebagai motivator,sebaiknya membentukkegiatan anti narkoba disekolah,”Setelahmendapatkan penjelasandari BNN, Forum GuruPPKN dapat meneruskankepada peserta didik

Forum Guru CIAYUMAJAKUNING

Say Yes To StudySay No To Drugs

untuk mempersiapkangenerasi muda yang sehatdan berkualitas sertamembuat program-program terkait upayapencegahanpenyalahgunaannarkoba,” ujar Sutisna.Sementara itu, FarisAbdillah, Guru SMPN 2Maja Kab. Majalengka danJuju Juhariah guru SMP 1Cirebon, memintapemerintah dankepolisian tidakmemberikan ruang gerakpengedar narkoba, danpeluang beredarnyabahan-bahan yangmengandung narkoba.Berdasarkan data yangdisampaikan BNN,prevalensi penggunanarkoba, Jawa Baratmenduduki peringkat ke-

6, karena di daerahpantura banyak dijualbebas minuman keras,siapa saja bisa membelitermasuk anak-anak ataupelajar, tetapi aparat diamsaja seolah tidak tahu, haltersebut sangatmengkhawatikan.Direktur DiseminasiInformasi Deputi BidangPencegahan BNN, GunGun Siswadi,menjelaskan, ada empatindikator dalammewujudkan IndonesiaBebas Narkoba Tahun2015, yaitu meningkatnyajumlah masyarakat yangimun, menurunnya angkaprevalensi penyalahgunanarkoba di bawah 2,8%dari jumlah pendudukIndonesia, orang yangterkena narkoba harus

direhabilitasi danmeningkatnyapengungkapan jaringanperedaran gelap narkoba.Hasil survey BNNbekerjasama denganPuslitkes UI Tahun 2011menunjukan jumlahpenyalah guna narkoba

saat ini mencapai 4 jutaorang, dan angka itu akanterus bertambah jikatidak dilakukan upayapencegahan, “Penyalahguna narkoba sebaiknyatidak di penjara, tetapidirehabilitasi medis dansosial, agar para pecandudapat sembuh sehinggadapat kembali berkarya danditerima kembali dimasyarakat. Sebaliknya jikadi penjara penyalah gunamalah bukan sembuh, tetapibisa kambuh kembali danterus mencari narkoba, ataubahkan terkontaminasidengan penghuni lapaslainnya. Jika ada penyalahguna di lingkungan sekitar,keluarga atau temanlaporkan ke IPWL, atau keBNN,” himbau Gun Gun.(pas)

liputankegiatan

Page 37: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 37

narkotika, prosesrehabilitasi dapatdilakukan dengan carasuka rela denganmelaporkan diri kepadaBNN atau InstitusiCuplikan syair “tutupenbotolmu, tutupenoplosanmu,emanenyawamu ojo kok terusteruske,mergane ora onogunane...” (hentikanmemakai barang haramyang berkepanjanganyang sama sekali tidak adauntungnya) membukaFocus Group Discussion(FGD) yang digelar BadanNarkotika Nasional (BNN)bersama seniman radioJawa Tengah di Aula RadioSafari, Jakarta Selatan.Gelaran Campusariyang diisi dengan diskusitentang bahayapenyalahgunaan narkobadan diselingimenyanyikan tembang-tembang jawa, selainpeduli terhadappenyalahgunaan narkobadi kalangan seniman, jugasebagai wahana nguri-nguri kabudayan(melestarikankebudayaan).Asta Subandoro,penyiar Radio Safarimenjelaskan, FGD dancampursari yang digelarbersama BNN,diharapkan bermanfaatbagi warga senimanCampursari dan anggotakomunitas, “Karena

informasi penting tentangpencegahan bahayapenyalahgunaan narkobabanyak didapat, sehinggabisa diteruskan kepadapendengar setia RadioSafari,” jelas Asta.Supardi, SH. MH, dariBNN, mengajak parapendengar setia RadioSafari, maupun komunitasseniman campursariuntuk peduli terhadapkorban penyalahgunanarkoba, “Karena korbanadalah orang yang sakitdan perlu mendapatpertolongan rehabilitasi,”ujar Supardi.Sesuai dengan UU No.35 Tahun 2009 tentang

Seniman Radio AntiPenyalahgunaan Narkoba“tutupen botolmu, tutupen oplosanmu, emane

nyawamu ojo kok terus teruske, mergane oraono gunane...” (hentikan memakai barangharam yang berkepanjangan yang sama sekalitidak ada untungnya)

Penerima Wajib Lapor(IPWL) yang ditunjuk.Menurut Supardi,peran masyarakat dankomunitas senimancampursari sangatpenting dalampenyebarluasan informasitentang pencegahanpenyalahgunaan narkoba,“Melalui media tersebut,diharapkan mampumeningkatkankonsentrasi pencegahandan pemberantasanpenyalahgunaan narkobayang kian hari kianmarak,” katanya.Sementara itu,H.Darman Joyo,menjelaskan, radio

merupakan alatkomunikasi yang efektifdan edukatif dalammelakukan upaya-upayapencegahanpenyalahgunaan narkoba,

“Artinya melalui mediaapa saja dapat dilakukanuntuk upaya diseminasiinformasi,” kata Darman.Dalam kesempatantersebut, komunitas RadioSafari, mengharapkankerja sama dengan BNNdapat memfasilitasi talkshow interaktif,mengundang narasumberdari pakar yangmembidangi masalahnarkobaFGD yang melibatkankomunitas senimancampursari tersebutmendapat perhatian dariwarga, hal itu terlihat dariantusiasme warga yangmengikutinya.

liputankegiatan

Page 38: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN38

kolomkolom

Penyalahgunaan danperedaran gelapnarkoba bukanhanya terjadi di kalanganremaja, baik dilingkungan sekolahmaupun kampus.Peredaran gelap narkobajuga kerap terjadi dilingkungan anak-anakjalanan. Selama ininarkoba banyakdimanfaatkan olehmereka yang kebetulanberprofesi sebagaipengamen di bus-bus ataujalanan. Kedekatannarkoba dengan anak-anak tersebut sudahmenjadi satu komponenyang sepertinya tidak bisadipisahkan.Sosok anak jalananyang selama ini kerapmenghiasi sisi jalan kota-kota besar dinilai banyakpihak merupakankumpulan anak-anakyang sangat rentan sekaliterhadap terjadinyapenyalahgunaan narkoba.Kondisi seperti itulahyang dinilai banyak pihakperlu segera diambiltindakan agarpermasalahan narkobadisemua aspek kehidupandapat segera diatasisecara bersama-sama.Narkoba, selainberpengaruh pada fisikdan psikis pengguna, jugaberdampak padakehidupan sosialekonomi, individu,keluarga, masyarakat

Peranan Rehabilitasi SosialBagi Anak-anak Korban Narkoba

bahkan Negara. Upayapencegahan danpengendalian peredarannarkoba telah dilakukan,baik oleh pemerintah,swasta, maupunmasyarakat. Norma sosialyang berlaku di sebagianmasyarakat untukmenghindari narkoba,juga ajaran-ajaran agamayang melarang umatnyamenggunakan zat-zatyang memabukkan, telahcukup jelas diketahuibanyak orang. Namunkenyataan menunjukkanpenyalahgunaan narkobaada dan dari waktu kewaktu kasusnya terusmeningkat.Kementerian Sosial(Kemensos) sebagaiinstansi yangmelaksanakanpembangunan di bidangkesejahteraan sosial, jauhsebelum diterbitkannyaUndang-undang No. 35Tahun 2009 TentangNarkotika, telah

menggariskankebijaksanaan di bidangrehabilitasi sosial bagikorban penyalahgunaannarkoba. Mencermatisemakin meluasnyapermasalahanpenyalahgunaan narkoba,Depsos membentuk UnitRehabilitasi Sosial bagiremaja korban narkoba.Adapun nama-nama pantitersebut seperti WismaKhusnul Khotimah diSerpong, PSPP GaluhPakuan di Bogor, PSPPInsyaf di Medan, danPSPP Binangkalit (putri)di Lembang Bandung.Tujuan didirikannyapanti sosial, diantaranyauntuk memberikanpelayanan ataupertolongan kepadakorban narkoba,terutama anak-anak danremaja, sehingga merekamampu menjauhkan diridari penyalahgunaannarkoba dan dapatmenjalankan fungsi

sosialnya di dalamlingkungan keluarga,sekolah, pekerjaan danmasyarakat padakhususnya. Selama ini,keberadaan pantirehabilitasi sosial dinilaitelah cukup membantuanak-anak jalanan untukmembawa mereka keluardari persoalan yangmenghimpitnya. Khususbagi mereka yangmenjadi penggunanarkoba, panti sosial dibanyak tempat telahmelakukan banyakpenanganan secaralangsung dalammembantu anak-anaktersebut agar bisaberhenti menjadipengguna narkoba.Adapun, kegiatan yangdilakukan dalam rangkapencapaian tujuan tersebutyaitu bimbingan fisik,mental, sosial sertavokasional. Pelaksanaanrehabilitasi sosial jugamerupakan upayapemberian pelayanan yangmenjadi hak setiap wargaNegara agar mereka dapathidup layak dan manusiawi.Dengan menghilangkanperlakuan diskriminatifterhadap penyalahgunaannarkoba, upaya inidipandang sebagaiperwujudan dari keadilansosial dan pemberiankesempatan kepada setiaporang untuk tumbuh danmengembangkan potensidiri mereka.

Page 39: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 39

kolomkolom

Peran keluarga sangatpenting. Menjadibenteng terhadap segalakriminalitas, termasukpenyalahgunaan narkoba.Selain itu, keluarga pundiharapkan mampumembina hubungankomunikasi yang baik antaranggota keluarganya. Hal itudapat dilakukan sepertiadanya kasih sayang, salingmemiliki, melindungi,memperhatikan, mendukung,percaya dan bebasmengemukakan pendapatserta terbuka dengan yanglainnya.Khususnya mengenaibahaya penyalahgunaannarkoba, kiranya masing-masing anggota keluargaseperti ibu, bapak dan anak-anak serta anggota lain dalamrumah tangga harus diberiinformasi mengenai segalasesuatu tentang narkoba.Misalnya, apa itu narkoba,bagaimana mendapatkannya,tipu muslihat orang menjeratnarkoba, bahaya narkoba danlain-lain. Guna mencegahanggota keluarga terlibatnarkoba, setiap anggotakeluarga, terutama kedua orangtua harus mengenali gejala-gejala dan alat-alat yang bisadidapati pada seorang yangmenyalahgunakan narkoba.Komunikasi Keluarga sekarangini ada perubahan pola hiduppada keluarga modern.Ada sesuatu yang hilang,seperti waktu berkumpuldengan seluruh keluarga

Komunikasi Keluarga CegahPenyalahgunaan Narkoba

secara rutin. Akibatperubahan ini menyebabkankomunikasi antar keluargasemakin berkurang.Lancarnya komunikasidiantara keluarga, misalnyadengan terbiasa berkumpulpada waktu makan, baikmakan siang maupun makanmalam. Pada saat itu seluruhanggota keluarga berkumpuldan masing-masingmenceritakan kegiatanmasing-masing. Berkumpulmendengarkan radio ataumenonton televisi bersama.Sehingga orang tua dapatmengikuti apa yang ditontonanak-anaknya dan memberipenjelasan tentang hal-halyang ditayangkan.Selain itu di masa lalu,setiap rumah tangga hanyamempunyai satu telepon.Cara ini memudahkan orangtua memonitor telepon yangmasuk maupun ke luar darimasing-masing anggotakeluarga. Sementara keluargajaman sekarang pelaksanaanmakan bersama jarangsekali, karena berbagaiperbedaan kegiatan diantaraanggota keluarga itu sendiri.Hal ini disebabkan berbagaifaktor, diantaranya perbedaanjam kerja, sekolah,kemacetan lalu lintas,kesibukan sosial di luarkantor dan sebagainya.Kondisi ini akhirnyamenyebabkan kesempatanuntuk berkumpul bagikeluarga sangat jarang.Apalagi keadaan itu

diperparah denganbanyaknya channel TV,video, DVD dalam satu rumahtangga terdapat dari satumedia elektronik, sehinggamasing-masing anggotakeluarga menonton acaranyamasing-masing. Belum lagi,sekarang ini kehadiranteknologi komunikasi sepertipenggunaan telepon genggamtelah ikut mendorong semuaanggota keluarga sibukdengan menelpon atau SMS,walaupun mereka dudukberdekatan. Begitu sibuknyapenggunaan ponsel tersebut,akhirnya diantara merekapun hampir tidakberkomunikasi secaralangsung.Berkaitan dengan itu,orangtua harus berupayamenjalin komunikasi dengananak-anaknya sebaikmungkin. Hal ini dilakukanagar sang buah hati tidakterjerumus dalampenyalahgunaan narkoba,kehidupan bebas, dan lain-lain. Karena itu, sebaiknyapara orangtua memberikaninformasi kepada anak-anaktentang bahayapenyalahgunaan narkoba,kehidupan bebas dan lain-lain. Informasi itu, perludisampaikan secara detail,diantaranya sepertibagaimana seseorang dapatterbujuk memakai narkoba.Selain itu juga melakukankomunikasi yang baik danberusaha untuk mengetahuidan mengenal teman-

temannya serta kegiatannyasecara garis besar.Masyarakat perlu siapmemerangi narkoba danmembantu korban narkobauntuk lepas dari cengkeramannarkoba.Korban narkoba perludirangkul dan dinasehatiserta jangan dimusuhi.Maksudnya, perlu dilakukanpendekatan kasih sayang danyang tidak kalah penting lagiadanya solidaritas antarorang tua korban untuksaling membantu danmendukung guna melepaskankorban dari ketergantunganbarang haram tersebut. Halitu perlu dilakukan agarpenyalahguna bisa sembuhdari ketergantungan narkoba.Sementara untukmewujudkan Indonesianegeri bebas narkoba,pemerintah perlu mengurangipengangguran, kemiskinan.Alasannya banyakpengangguran dankemiskinan dapatmenyebabkan orang akanlebih mudah terjerat menjadipengedar narkoba.Selain itu masyarakat perlumenjaga lingkungan sekolah,tempat hiburan dan penjaraagar tidak dijadikan sebagaitempat peredaran narkoba.Tidak kalah penting lagi perluditegakan hukum secara tegasterhadap pengedar danimportir narkoba. Selain ituperlu menindak tegas pejabatyang bekerja sama denganpengedar.

Page 40: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN40

Banyak cara yangdilakukan sindikatnarkobainternasional untukmenyelundupkanNarkoba ke Indonesia.Salah satunya denganmenggunakan mainananak-anak untukmengelabui petugas diBandara. Bekerja samadengan Bea dan Cukai,Petugas BNN berhasilmengamankan ZH (ZhangHua) saat tiba di BandaraInternasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin(16/12). ZH ditangkapkarena kedapatanmemiliki 1.050,8 gramsabu dari Cina yangdisembunyikan didalamsebuah bantal anak-anak.Perkenalan ZH denganseorang yang tak dikenalberinisial SS (Se Se)melalui social mediaWeChat membawanyapada permasalahanNarkoba di Indonesia.Pria berkewarganegaraanCina ini tergiur tawaran

Selundupkan Sabudalam Bantal Anakpekerjaan yang diberikanSS dengan imbalan RMB4000 (atau sekitar Rp7.600.000) untukmengantar paket berisimainan anak-anak keJakarta.Atas tawaran tersebut,pada tanggal 16 Desember2013, pria berusia 28 ituterbang menuju Jakarta.Sebelumnya, SS bersamarekannya (seorangnegro) memberikankoper kepada ZH untukdibawanya. Setibanya diJakarta, petugas Bea danCukai Bandara SoekarnoHatta mendapati bendamencurigakan padabarang bawaannyatersebut.Bekerjasama dengan

BNN, petugas melakukanpemeriksaan danmenemukan sabu dalamsebuah bantal anak-anakyang disimpan didalamkoper coklat miliktersangka. Sabu tersebutterbagi menjadi 3 buahpaket dengan total beratbruto 1.050,8 gram.Kepada petugas, ZHmengaku tidakmengetahui bahwabarang yang dibawanyaadalah Narkotika.Tersangka mengakuhanya diminta untukmembawa koper tersebutke sebuah hotel dikawasan Pluit, JakartaUtara.Pria yang hanyalulusan SMP ini, mengaku,

baru pertama kalimengunjungi Indonesia.Kesehariannya ZH adalahpedagang baju. Makanyaketika ditawari pekerjaania langsung setuju,padahal ia belum pernahmengenalnya.Apapun alasannya,tersangka tetap terancampasal 112 ayat (2) jopasal 132 ayat (1) danatau pasal 115 ayat (2) jopasal 132 ayat (1)Undang-undang No. 35Tahun 2009 tentangNarkotika jika benarterbukti bersalah.Kemudian petugasmembawa tersangka danseluruh barang bukti keKantor BNN gunapengembangan lebihlanjut. (pas)

liputanpengungkapan

Apapun alasannya,tersangka tetap teran-cam pasal 112 ayat (2)jo pasal 132 ayat (1)dan atau pasal 115ayat (2) jo pasal 132ayat (1) Undang-undang No. 35 Tahun2009 tentang Nar-kotika jika benarterbukti bersalah.

Page 41: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 41

Badan NarkotikaNasional bekerjasama denganKepolisian Malaysiamenangkap MS (warganegara Indonesia), Rabu(8/1), di perairan Keprididuga gembong jaringannarkoba internasionalyang sering memasukkanheroin dan shabu keIndonesia melalui Batam.“MS adalah otakpelaku pengirimansejumlah penyelundupannarkoba ke Indonesia.Kami menangkapnya diperairan Kepri saatdideportasi dari Malaysiakarena masalah izintinggal. Dia

BNN BongkarJaringan SindikatNarkoba Internasional

liputanpengungkapan

mengendalikanpengiriman sampai diKepri,” kata DirekturPenindakan danPengejaran BNN Jan DeFretes di Batam, Kamis,pecan lalu.Pelaku dan jaringan, katadia, setidaknya sudahmenyelundupkan 4,45kilogram heroin dan 1,66kilogram shabu ke Indonesiamelalui Batam denganmemanfaatkan jalur laut.Pelaku, kata Jan, adalahtenaga kerja Indonesiaasal Bawean, Jawa Timur,yang sudah lama bekerjadan menetap di Malaysiayang juga melibatkanwarga negara Nigeria di

Malaysia.“Sebelum menangkapMW, kami bekerja samadengan DirektoratNarkotika PoldaKepulauan Riau danKantor BC juga sudahmenangkap tiga pelaku diwilayah Kepri yangsemuanya masuk jaringanMW,” kata dia.Anggota jaringanpertama yang ditangkapadalah AS yangmenyelundupkan 750gram heroin padaDesember 2012.Selanjutnya BNNmenangkap Uun yangmembawa 3,7 kilogramheroin dari Malaysia pada

Januari 2013.Oktober 2013, BNNmenangkap DR besertabarang bukti 1,661 shabusaat memasuki Indonesiamelalui PelabuhanInternasional BatamCentre yang mengakusudah empat kalimenyelundupkannarkoba ke Indonesiamelalui Batam.Jan mengatakan,luasnya perairanIndonesia di ProvinsiKepulauan Riau menjadisasaran jaringannarkotika internasionaluntuk menyelundupkanheroin dan shabu dariMalaysia ke Indonesia.“Maraknya narkobaasal Malaysia yangdiselundupkan keIndonesia melalui Batammenjadi perhatian seriusBNN sehingga berhasilmenangkap MS,” kata Jan.Ia mengatakan, pelakuterancam pidana matiatau penjara seumurhidup,”Meski sudahmenangkap gembongnya,kami akan terusmengembangkan kasusini dan mengungkapjaringan-jaringannarkotika lain,” kata dia.Dirnarkoba PoldaKepri, Kombes AgusRohmat berharap denganpenangkapan gembongtersebut mengurangipasokan heroin dan shabuke Indonesia melaluiBatam,”Dengan berbagaipenangkapan tersebut,kami berharap akanmembuat jaringannarkoba lain berfikirulang untuk memasukannarkoba ke Indonesia,”kata dia. (an)

Page 42: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN42

Badan NasionalPenempatan danPerlindungan TenagaKerja Indonesia (BNP2TKI)dan Badan NarkotikaNasional (BNN) terusmeningkatkan kerjasamayang sudah terbangun baiksosialisasi pencegahanadanya pemanfaatan jasatenaga kerja Indonesia (TKI)sebagai kurir narkoba, “Sayasangat mengharapkan BNNbisa bekerjasama denganBNP2TKI untuk mencegahTKI menjadi kurir Narkoba,”ujar Kepala BNP2TKI, MohJumhur Hidayat yangdidampingi DirekturSosialiasi dan Kelembagaan,Rohyati Sarosa ketikaditemui di ruang kerjanya,Jakarta, Rabu lalu.Sejak 5-6 tahun Jumhurmemimpin BNP2TKI belumpernah terjadi TKI tertangkapmembawa narkoba, “Kasusitu baru muncul 2-3 tahunbelakangan ini. Salah satupenyebab TKI menjadi kurirnarkoba ialah akibat adanyapemutusan hubungan kerja

BNP2TKI Cegah TKIJadi Kurir Narkoba

(PHK) secara sepihak olehmajikan,” ujar Jumhur.Di Hongkong, katanya,dengan adanya PHK sebelum7 bulan masa percobaan olehmajikan, banyak TKI yangkemudian dijanjikan bekerjadi Macau, China. Nah, karenaterpaksa harus terus bekerjademi keluarga, tidak sedikitpara mafia trafficking(perdagangan orang) inimeminta TKI untukmembawa titipan baranguntuk majikan yang barunya.Namun ketika tertangkappetugas tiba bandara, TKIbaru menyadari bahwabarang yang dibawanyaternyata barang Narkoba.“Kasus TKI menjadi kurirNarkoba terjadi di bandarluar negeri,” terang Jumhur.

Kepala BNP2TKImenghimbau agar TKI di luarnegeri jangan mudah dirayu,dan diajak bergaul denganorang yang tak dikenal. Darisalah pergaulan bebas inibaik melalui perkenalanlangsung maupun melaluimedia sosial ini bisaberakibat buruk dijadikankurir Narkoba.Karena itu, Jumhur sangatmengharapkan agar BNNbisa terus melakukansosialisasi baik di dalamnegeri maupun di luar negeri.Jumhur mengajak agar BNNbisa melakukan roadshowke Hongkong dan Singapurauntuk langsung berdialogdengan TKI guna mencegahupaya pemanfaatan agensimaupun perorangan di luar

negeri yang memanfaatkanjasa TKI sebagai kurirNarkoba.Diakuinya, secarakuantitas memang masihrelatif kecil TKI yang terkenahukuman karena membawanarkoba. Jumlahnya sekitar 6orang di luar negeri yangtertangkap aparat di bandarakarena membawa narkoba.Namun demikian, meskijumlah hanya 1 orang punkalau bisa dicegah tentu akanlebih baik.Jumhur menjelaskan, diBNP2TKI setiap TKI yangakan berangkat ke luar negerisudah diberi penguatantentang bahaya Narkoba padakegiatan Pembekalan AkhirPemberangkatan (PAP).Jumlah TKI yang berangkatper harinya berjumlah 1500-2000 orang.Meski sudah ada PAP,Jumhur tetap mengharapkanagar BNN terus meningkatkanprogram pencegahan narkobakepada TKI. “Urusanpencegahan Narkoba, BNNtentu lebih menguasai,”pungkasnya. (pas)

liputankegiatan

Page 43: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 43

liputankegiatan

Universitas Budi Luhur(UBL) keluar sebagaijawara Kampus BersihNarkoba 2013 se-Jabodetabek, yangdiselenggarakan BadanNarkotika Nasional (BNN).Kampus ini memperolehskor tertinggi dari kriteriapenilaian kreativitasbranding anti narkoba dilingkungan kampus, tembangdan cipta lagu tentangnarkoba, seminar seharitentang narkoba, karya tulistentang narkoba dan sajaktentang narkoba.Berdasarkan hasilputusan juri yang dipimpinoleh Subarkah Hadi, WakilRektor IKJ, UBL memperolehtotal nilai 675, kemudiandisusul Universitas IslamNegeri Jakarta, dengan totalnilai 655, dan disusul juaraketiga Universitas MercuBuana dengan total nilai 645.Dengan prestasi yangditorehkan, UBL berhakmenggondol trofi besertauang sebesar Rp 18 juta.UBL mengalahkan 26kontestan kampus lainnyayang turut berlomba dalammengekspresikan kreativitasanti narkoba. Ketua YayasanBudi Luhur Cakti, KasihHanggoro tidak dapatmenyembunyikan rasabangganya atas keberhasilanseluruh civitas akademika diUBL yang telah berupayamewujudkan kampus yangbersih dari narkoba. “Kamiharap anugerah lomba inijadi motivasi untuk berperanlebih maksimal dalammembentengi seluruh civitasakademika dan masyarakat

UBL Jawara KampusBersih Narkoba 2013

dari penyalahgunaan danperedaran gelap narkoba,”ujarnya ketika ditemui usaimenghadiri puncak LombaKampus Bersih Narkoba2013, di Hotel KartikaChandra, Selasa.Sementara itu, Rektor UBLSuryo Hapsoro menegaskan,upaya penanggulanganmasalah narkoba dilingkungan mahasiswamutlak dilakukan, agarkecerdasan mahasiswa baikdalam konteks kecerdasanpikir, hati dan perasaan dapatterlindungi sehinggamahasiswa bisa membangunperadaban yang lebih baik kedepannya.Kepala BNN, DR. AnangIskandar, memberikanapresiasi kepada 27universitas yang berperanserta dalam upayamengimunisasi masyarakatkampus dari godaanpenyalahgunaan narkoba.“Yang terpenting adalahproses bagaimanamahasiswa berperanmencegah penyalahgunaandan peredaran gelap narkoba,bukan hanya membidikhadiahnya,” ujar AnangIskandar.

Penanggulangan masalahnarkoba bukan masalahkelembagaan, akan tetapimenjadi tanggung jawabindividu. Karena itulah,Kepala BNN berharap civitasakademika lebih memberikanperan dalam penanggulanganmasalah narkoba. Duakerangka pemikiran yangharus terus didukung adalahdekriminalisasi dandepenalisasi terhadappenyalah guna narkoba,sebagai paradigmapenanganan narkoba yangproporsional,”Melalui lombakampus ini, mahasiswadiharapkan dapat mendorongperubahan paradigma dalampenanganan masalahnarkoba,” kata Anang.Menpora, Roy Suryo yanghadir dalam puncak kegiatantersebut mengatakan, bahwaprevalensi penyalahgunaannarkoba harus ditekan,karena trendnya selalumengalami peningkatan. Royberpesan agar para pemudasebagai bonus demografi,tidak tercemari olehpenyalahgunaan narkoba,sehingga terus dapatberkarya dalam membangunbangsa.

Siswandi, pelaksanakegiatan ini mengatakan, idelomba awalnya dicetuskansaat BNN menggelar Rakordengan 41 kampus, padaApril 2013. “Dari 41 kampusitu, 27 kampus di antaranyamenyatakan komitmennyauntuk berpartisipasi dalamlomba untuk mengadukreativitasnya dalammembentuk brandingkampus yang bersih daripenyalahgunaan narkoba.“Kami memberikanapresiasi yang tinggi padapara mahasiswa yangberkomitmen penuh dalammenciptakan karyanya.Kegiatan ini bukan hanyasekedar mencari juara, tapiyang terpenting adalahmenciptakan komitmen diwilayah kampus dalammelaksanakan Pencegahandan PemberantasanPenyalahgunaan danPeredaran Gelap Narkoba(P4GN),” tutur Siswandi.Siswandi berpesan agarkampus lebih berwaspadadengan lingkungannya. Iamenekankan agar kampusjangan sampai dimasuki olehmata rantai sindikat narkobaDi samping itu, Siswandijuga menekankan agar pihakkampus dapat berperan sertadalam melakukan gerakanrehabilitasi pada penyalahguna narkoba. “Dorongmahasiswa yang terkenanarkoba untuk melaporkandirinya pada InstitusiPenerima Wajib Lapor, agardirehabilitasi”, lanjutSiswandi.Dalam rangkaian kegiatanpuncak acara ini, JayaSuprana, selaku Ketua MURImenyerahkan rekor MURIatas tanda tangan terbanyakdalam menunjukkankomitmen anti narkoba. BNNberhasil mengumpulkan2.000.2015 tanda tangan antinarkoba dari seluruhkalangan masyarakat. (pas)

Page 44: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN44

publikfigure

Ketua KomnasPerlindungan Anak,DR Seto Mulyadimengatakan, orangtuaharus mendidik anaknyadengan memberikan cinta.Bukan dengan kekerasan.Menurut Seto yang biasadisapa Kak Seto ini,mendidik anak dengancinta merupakan carayang efektif.“Kami berharapmelalui media ini bisamengingatkan kepadaorang tua, bahwamendidik anak tidak perludengan kekerasan. Selaindengan cinta, caramendidik anak yaitudengan keteladanan danbimbingan penuh kasihsayang,” ujarnya ketika

ditemui di Jakarta. Dia menambahkan,pendidikan kepada anakdengan kekerasan justrumenimbulkankontraproduktif, karenatidak mengacuhkanmanusia yang seharusnyamelakukan tindakan positif.“Membolos,menggunakan narkoba,dan seks bebasmerupakan hasil didikandengan kekerasan.Banyak karakter anak.Tapi kalau dihadapidengan kekuatan cinta,akan merekah lebih elok,”kata pria berkacamata ini.Menurut Kak Seto,setiap anak pada dasarnyaadalah unik dan cerdas.Keunikan yang dimaksud

bisa dicontohkanmisalnya dalam carabelajar. Masing-masinganak memiliki cara dankondisi yang berbedadalam kemudahanmenerima/mempelajarisebuah ilmu pengetahuan.Ada anak yang cukupdengan membaca makadia akan segera faham,ada anak yang harusdengan musik saat belajardan ada pula anak yangbelajar sambil bernyanyi.Keunikan tersebut jugaada pada kecerdasan yangberbeda dari masing-masing anak. Ada anakyang cerdas angka, cerdaskata, cerdas gambar,cerdas musik, cerdastubuh, cerdas teman,

Mendidik dengan CintaHindarkan Anakdari Narkoba cerdas diri dan jugacerdas alam.“Setiap anak padadasarnya suka belajar.Tinggal bagaimana kitaselaku orangtua dan parapendidik untukmemilihkan modelpendidikan yang tepatbagi anak-anak. Sistempendidikan yang tepatdiyakini akan mendukungpengembangan karakteranak, seperti sopansantun, tidak mudah putusasa, rendah hati, penuhhormat, semangat, kreatifdan karakter positiflainnya,” jelas Kak Seto.Konsep atau sistempendidikan yang tepatmenurut Kak Seto adalahpendidikan yangmenghargai kreativitasanak. Oleh karena itu, tipsbagi para orangtua danpendidik (guru) agarsukses dalam mendidikanak-anak yang telahdiamanahkan adalahdengan menggunakan katakunci “kreatif”. Inidiartikan bahwa sebagaiorangtua/pendidik yangprofesional diupayakanuntuk bisa bernyanyi, bisamendongeng, bisamelawak, bisa main sulap,menguasai ilmupengetahuan danmelakukan hal “kreatif”

Page 45: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 45

publikfigure

lainnya. Tips lain yangharus dilakukan (khususuntuk orangtua) adalahmembangun komitmenyang kuat, kompak denganpasangan, peduli pada hak-hak anak, dan terus belajar.Dalam kesempatantersebut, Kak Seto jugamengkritisi sekaligusprihatin terhadapmaraknya tindakkekerasan yang dilakukanoleh para orangtuaterhadap anak-anaknya dirumah, seperti dibentak-bentak, dicubit, diancam,“dijewer”, dipukul,dipaksa mandi, dipaksatidur siang maupunkekerasan yang bersifatpsikis seperti halnyaperceraian kedua orangtuanya. Sedangkan tindakkekerasan yang seringterjadi di sekolahdiantaranya sepertiancaman dari sesamasiswa, penganiayaan,

pemalakan, maupuntindak kekerasan lainyang justru dilakukan olehpara pendidik.Kekerasan-kekerasantersebut tentu akanmembawa dampaknegatif bagi anak-anak,seperti perasaan resah,cemas, rendah diri, malasbelajar, ingin bunuh diri,panik, agresif, terlibatkenakalan remaja,terjebak narkoba dan lainsebagainya.Oleh karena itu kepadapara orangtua Kak Setomengajak untuk lebihmemahami hak-hak anak,seperti hak untuk hidup,hak untuk tumbuh danberkembang, hakmendapatkanperlindungan dan hakuntuk berpartisipasi. Jadi,posisi anak di dalamkeluarga sebaiknyadiposisikan sebagaiteman. Namun demikian,

fungsi utama keluargasebagai pranata kontroljuga harus diaktifkan.Keluarga harus lebihsering membukakomunikasi dengan anak,tidak terlalu menuntutpada anak dan tidakmelakukan kekerasanfisik/psikis terhadapanak. Jika fungsi kontroltersebut tidak diaktifkandisinyalir menjadi faktorpenyebab utama anak-anak terjerumus padaaktivitas atau tindakan-tindakan atau perilakumenyimpang sepertitawuran, perkosaan,pembunuhan, pencurian,narkoba, seks bebas,pelacuran remaja,membolos, kabur darirumah dan perilakunegatif lainnya.“Belajar tidak harusdengan kekerasan. Belajarbisa dilakukan bersamasiapa saja, kapan saja dan

dimana saja. Dan belajaryang efektif adalah belajardalam suasana gembira.Jadi, pelajaran membaca,menulis, matematika danbahasa dapat dipelajarianak dalam suasanabermain yangmenyenangkan. Dari sisiusia, belajar efektif justrudi dapat saat anak masihberusia 0-4 tahun sebesar50 persen, 4-8 tahunsebesar 30 persen dansisanya sebesar 20persen. Pendidikan yangbaik adalah pendidikandengan menggunakankekuatan cinta dan bukanpendidikan yang cintakekuatan ataumengedepankan‘kekuatan/kekuasaan’.Jangan mimpi punya anakyang penurut, tapibermimpilah punya anakyang mandiri dan bisabekerjasama,” pungkasKak Seto. (pas)

Page 46: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN46

Manajer grup bandSlank Bunda Iffetmenyatakan akanmembantu Badan Narkotika Nasional (BNN)untuk kembali melakukanpenjaringan kalanganpecandu narkoba agarbisa direhabilitasi.“Tahun 2003 Slankpernah mempunyaitempat rehabilitasi parapencandu, namun 2007ditutup seiring dibukanyaBNN,” kata Bunda Iffetsaat ditemui dalam acaraFocus Group Discussiondi UPT Terapi danRehabilitasi BadanNarkotika Nasional(BNN) Lido, KabupatenBogor, Jawa Barat,beberapa waktu lalu.Bunda Iffet yang jugaibu dari personel Slankmenyebutkan, selamaempat tahun beroperasi,tempat rehabilitasi parapecandu narkoba yangterletak di Gang Potlot(markas Slank) tersebuttelah merehab lebih dari100 orang.Sistem terapi yangdilakukan oleh tempatrehabilitasi tersebutdengan melakukanpendekatan lewat musikdan cinta,”Selama itu,rehabilitasi di Potlotgratis. Biaya diambil dari2,5 persen fee konserSlank,” katanya.Pada 2007, tempatrehabilitas Potlot tutup,seiring dengan berdirinya

Slank Akan Bantu BNNMenjaring Pecandu Narkoba

BNN.“Tapi, saya ingin sekalimembantu BNN untukmenjaring para pecanduini. Makanya sayamenawarkan diri, apaboleh kami beroperasikembali,” kata Bunda Iffet.Bunda Ifetmengatakan, rencananyamereka tidak merehabpara pencandu, tapimencari dan menjaringpara pencandu untukselanjutnya diserahkan keBNN untuk direhabilitasi.Niatan Bunda Iffetdisambut baik oleh pihakBNN yang disampaikanNurainun Kamil, KasubbidPenyatuan KembaliDirektoratPascarehabilitasi DeputiRehabilitasi BNN.

“Kami sangatmendukung sekali niatbunda Iffet danberterimakasih ataskepeduliannya membantuBNN, karena kamimembutuhkan bantuandari sejumlah pihaktermasuk masyarakatyang peduli,” katanya.Menurut Nurainun,dengan bantuan Slankdiharapkan dapatmenarik sebanyaknyapara pecandu narkobaterutama kalangan remajauntuk direhab dankembali pulih darikencanduan terhadapnarkoba.“Karenamenyembuhkan orangkecanduan sangatpenting. Mereka bisa jadi

motor penggerakmenyampaikan dampakdari penyalahgunaannarkoba,” katanya.Berkaitan dengan niatBunda Iffet inginmembantu BNN, KepalaBNN, Komjen Pol. AnangIskandar, menyambutbaik niat Bunda Iffettersebut, “Saya secarapribadi dan lembagasangat mendukung danmenyambut baik niatBunda Iffet ini, karenaBNN sangat memerlukanorang-orang sepertiBeliau, bahkan BNN akanmemfasilitasi kegiatanBunda Iffet dalammelakukan penjaringanpencandu narkoba agarmereka bisadirehabilitasi,” ujarnya.

publikfigure

Page 47: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 47

publikfigure

Philip SeymourHoffman (46),aktor peraih Oscar,ditemukan tewas diapartemennya di NewYork, Minggu (2/2) pagi.Ia diduga tewas karenaover dosis.Seperti dikutip dariNew York Times, Senin(3/2), Hoffmanditemukan tergeletak dilantai kamar mandidengan mengenakancelana pendek dan kaos.Sebuah jarum suntikmenancap di lengannya.Polisi juga menemukanamplop bekas heroin.Hoffman ditemukanoleh temannya yangmendatangi apartemenHoffman setelah aktor itutak bisa dihubungi melaluitelepon.Hoffman diketahuilama sebagai pecandunarkoba. Ia mengakumengenal alkohol dannarkoba sejak usia 22tahun. Baru pada tahunlalu ia menjalani programrehabilitasi untukmengurangiketergantungannya padanarkoba.Hoffman pernahmeraih Oscar sebagaiaktor terbaik dalam film“Capote” pada 2006. Iaterlibat lebih dari 50 filmsepanjang karirnya,diantaranya adalah film

Aktor Peraih Oscar Tewasdengan Jarum SuntikMenancap di Lengannya

yang berbiaya mahalseperti “Mission Impossible III” (2006),“Moneyball” (2011), dan “The Hunger Games:Catching Fire” (2013).Philip Seymour Hoffman

Page 48: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN48

Mengatasi masalahadiksi bukanperkara mudah.

Setelah para pecandu inipulih dari keter gantungan-nya, masalah tidak ber-henti sampai di sini, karenapasca pulih dari kecanduanNarkoba mereka dihadap-kan pada pertanyaan-per-tanyaan yang sulit. Apakahmereka bisa terus cleandan kembali produktif?Atau apakah mereka masihbisa diterima oleh keluargaatau lingkungannya?

Pertanyaan besar inimenjadi persoalan yangcukup pelik, dan menyitapemikiran yang sangat se-rius, tidak terkecuali olehBadan Narkotika Nasional(BNN) sebagai leading sec-tor dalam upaya pemuli-han para mantan pecanduNarkoba.

Berbagai upaya terusdilakukan oleh BNN bersa-ma dengan mitra lainnyabaik itu instansi peme-rintah dan juga swasta.

BNN Pacu ProduktivitasMantan Pecandu Narkoba

Hasilnya, sedikit demi se-dikit titik pencerahan mu-lai tampak.

Dalam perbincanganyang cukup singkat danhangat, bersama denganDirektur PascarehabilitasiBNN, Drs. Suyono, MM,MBA., dijelaskan dengangamblang bahwa upayapembentukan karakter danpembangunan mental ke-pada para mantan pecanduNarkoba memang harusdimulai dari hati.

Bicara dari hati ke hati,

serta rasa tak kenal lelahbaik itu dari segi tenaga,pikiran, dan waktu telahmenjadi makanan sehari-hari bagi para tokoh ataupegiat yang terlibat lang-sung dalam upaya pemu-lihan para mantan pecanduNarkoba.

“Jika semua dimulai darihati, dan mereka tersen-tuh, maka akan mudah bagikita untuk mendorong danmemberikan semangat pa-da mereka”, ujar Direkturkepada reporter Humas

BNN.Optimalisasi RumahDampinganMenurut Suyono, salah

satu bentuk komitmenBNN dalam membentengipara mantan pecandu agartidak kambuh menyalah-gunakan Narkoba, adalahmelalui optimalisasi ru-mah dampingan.

Ketika ditanyakan sasa-ran apa yang ingin dicapaidari program rumah dam-pingan ini, Direktur Pasca-

rehabilitasi

Page 49: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 49

rehab menjelaskan bahwaprogram ini diimplemen-tasikan untuk membangunkomunikasi dan jaringan diantara para pecandu Nar-koba. Sehingga merekadapat mendapatkan kemu-dahan untuk mencari tem-pat yang nyaman bagi me-reka untuk bersosialisasidan menata dirinya, lalumembuka kesempatan mereka untuk mendapatkanpekerjaan.

Secara garis besar, adaempat aspek yang ingindicapai dari rumah dam-pingan ini. Pertama, paramantan pecandu ini akan

mendapatkan kemampuanbersosialisasi yang lebihbaik. Para mantan pecanduNarkoba ini akan bertemudengan orang-orang yangkompeten dan berkualitassehingga mereka akan me-nyerap ilmu dan penga-laman sehingga pada akhir-nya dapat berkomunikasidan bersosialisasi denganlebih baik.

Selain mendapatkankemampuan dalam ber-sosialisasi, mantan pecan-du juga difasilitasi dengan

pelayanan kesehatan yangcukup baik. Di tempat initersedia dokter yang siapuntuk memeriksa kese-hatan para mantan pecan-du dengan prima.

Yang tak kalah penting,mental para mantan pe-candu ini harus kokoh. Ka-rena itulah rumah dam-pingan juga memiliki pro-gram yang khusus menyentuh spiritual masing-ma-sing individu melalui perantokoh agama.

Dari pantauan tim BNN,rumah dampingan yangdiberi nama “Sober House”ini, dikoordinir oleh satu

tim yang terdiri dari 6 o-rang konselor.

Hampir setiap dua bu-lan sekali, rumah dampi-ngan ini menerima 20 man-tan pecandu untuk tinggaldan menjalani program dirumah dampingan ini. Se-rangkaian program yangdisediakan oleh tim rumahdampingan merupakan la-ngkah optimalisasi ins-titusi ini untuk memben-tuk karakter-karakter man-tan pecandu yang lebihtangguh.

Selama satu pekan pe-nuh, mereka diberikan pro-gram yang bervariasi. Se-tiap pagi dalam sepekan,para mantan pengguna Narkoba disuguhi program o-pen circle. Melalui kegi-atan ini, mereka diberikanruang untuk mencurahkanapa yang mereka rasakanketika bangun tidur. Keba-nyakan memang merasa-kan rasa penat, bosan, ke-sal, dan perasaan buruklainnya. Sementara itu bagipeserta lain yang justrumemiliki mood yang ba-gus, juga diminta untukmembagi perasaannya de-

ngan yang lain. Kegiatan inisetiap harinya rutin dila-kukan, terutama setiappagi hari.

Program lainnya yangdiberikan adalah supportgroup (dukungan kelom-pok), positive act (kegiatanpositif), open discussion(diskusi terbuka), seminar,dan vocational skill (pela-tihan keterampilan kerja).

Khusus terkait aspekpelatihan kerja, tim kon-selor di rumah dampinganini telah menawarkan kon-

sep pada para mantan pe-candu. Tim konselor me-ngadakan psikotes padapara mantan pecandu se-hingga dapat diperolehminat dan keingingan me-reka ke depan.Asah KeterampilanUntuk Tembus DuniaKerja

Fredi, salah satu kon-selor di rumah dampinganini mengatakan, timnyaakan menyalurkan minatpara mantan pecandu Nar-koba, yang tujuannya ada-lah para mantan pecandumemiliki keahlian yangdapat diaktualisasikan di

masa depan.“Jika mereka mengi-

nginkan bermain musik,maka kami salurkan mere-ka untuk berlatih musik,dan jika mereka ingin ber-latih mekanik, maka kitaakan dorong mereka untukmengikuti pelatihan ten-tang mekanik”.

Menurut Febri, pihakkonselor hanya mendam-pingi dan membimbingmereka, namun jika me-mang si mantan pecanduitu tidak ingin maju, maka

rehabilitasi

Page 50: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN50

hal itu kembali lagi kemasing-masing mantan pecandu.

Namun, tim konselortidak akan henti-hentinyamemberikan dorongan danjuga pencerahan kepadapara mantan pecandu. Ka-rena faktanya memang ba-nyak sekali mantan pe-candu yang mudah kehi-langan semangat, lalu ma-las melakukan apapun.

“Kuncinya, kami akanbicara dari ke hati, dankami ajak mereka flash-back, dan biarkan merekabercermin tentang apa ya-ng sudah mereka lakukanselama ini, baik itu halburuk ataupun hal yangbagus”, ujar Febri.

Dari sejumlah mantanpecandu Narkoba yang su-dah pulih, tidak sedikit diantara mereka yang sudahbisa kembali bekerja, ber-wiraswasta, bahkan kem-bali ke bangku pendidikan.

Dikatakan oleh Suyono,hal tersebut menjadi ke-banggaan tersendiri, kare-

na para mantan pecanduini dapat produktif kem-bali. Pada tahun 2012 lalu,sudah ada dua orang man-tan pecandu Narkoba yangberhasil menjalani magangdi sebuah tempat pem-buatan souvenir atau karyakerajinan tangan lainnya.Kini kedua mantan pecanduitu telah mampu meng-hidupi dirinya sendiri danjuga keluarganya, melaluipembuatan barang-barangkerajinan tangan.

Pada dasarnya keingi-nan para mantan pecanduuntuk memiliki pekerjaanatau mata pencaharian itucukup tinggi. Menurut Su-yono, banyak di antara mantan pecandu yang menjadiklien rumah dampinganini, lebih tertarik untukmenekuni wiraswasta, se-perti membuka counterhandphone, bengkel mo-tor, atau cuci steam motor.

Semakin banyak pecan-du yang produktif, secaraotomatis mereka dapatmenjadi role model yang

ideal dan dapat jadi inspi-rasi bagi mantan pecandulainnya yang ingin bangkitdari keterpurukannya.

“Para mantan pecanduyang sudah berhasil men-dapatkan pekerjaan danmata pencaharian, seringdatang ke rumah dampi-ngan dan berbagi penga-laman. Harapannya paramantan pecandu bisa bang-kit, dan tentu saja jangansampai relaps,” kata Su-yono.

Saat memberikan weja-ngan pada mantan pe-candu, di rumah dampi-ngan, Suyono mengingat-kan pada para mantan pe-candu untuk dapat mem-bangun potensi diri agartidak tergilas dengan per-tumbungan sosial ekono-mi yang kian berkembang.Menurutnya, pertumbu-han penduduk yang tidakrelevan dengan lapangankerja yang tersedia men-jadi malah yang krusial bagisemua orang, termasukpara mantan pecandu Nar-

koba,”Jika tidak memilikikemampuan yang prima,lalu apakah bisa bertahandi tengah kerasnya Jakar-ta?” imbuh Suyono.

Para mantan pecandumutlak harus produktif,karena jika tidak merekasangat mungkin untuk kembali kambuh dan terjebakdalam penyalahgunaanNarkoba lagi.Terus BerikanPencerahan

Oleh karena itulah, paramantan pecandu ini harussenantiasa berbenah, danmengggali potensi diri se-maksimal mungkin.

Salah satu langkah kon-kret rumah dampinganBNN dalam upaya pence-rahan bagi mantan pecan-du Narkoba adalah melaluiFocus Group Discussion(FGD). BNN mengumpul-kan mantan pecandu untukmendapatkan pengarahandari Kementerian TenagaKerja dan Transmigrasi.

Dalam forum diskusidua arah ini, para peserta

rehabilitasi

Page 51: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 51

rehabilitasi

menanggapi materi yangdisampaikan dengan cukupresponsif. Tidak sedikit diantara peserta diskusi iniyang berbagi pengalamanterkait dengan sulitnyamendapatkan pekerjaan,hingga masalah diskrimi-nasi di dunia kerja.

Terkait dalam dunia u-saha atau dunia ketena-gakerjaan, memang banyaksekali masalah yang tim-bul. Salah satunya adalahstigma negatif yang mele-kat pada diri mantan pe-candu Narkoba. Bagi me-reka yang bertato atau ber-tindik dan kebetulan man-tan pecandu Narkoba, se-ringkali mengalami kesuli-tan tersendiri saat mela-mar sebuah pekerjaan.

Para mantan pecanduberharap agar stigma ituhilang, dan tidak ada diskri-minasi sehingga merekadapat menjalani dunia pro-fesi yang sama normalnyadengan orang lain. Bahkan,seseorang yang dipecatdari sebuah perusahaan-nya tidak mendapatkanpesangon gara-gara orangitu menjadi korban kecan-duan Narkoba.

Menanggapi hal ini, EvaTrisyana, selaku KepalaSub Direktorat Penempa-tan Tenaga Kerja, di Direk-torat Jenderal Penempa-tan Tenaga Kerja DalamNegeri (PTKDN), Kemena-kertrans RI mengaku pihak-nya akan terus memak-simalkan perannya, teruta-ma dalam pengawasan pa-da dunia kerja yang dinilaiseringkali melakukan dis-kriminasi.

“Memang ini akan men-jadi pekerjaan besar bagikami, namun melalui dis-

kusi tadi, kami banyak mendapatkan masukan yangaspiratif, terkait denganbanyaknya mantan peng-guna Narkoba yang tidakmendapatkan hak-haknya,karena itulah, kami akanmelakukan pengawasanyang lebih komprehensif”,kata Eva kepada HumasBNN.

Sementara itu, sesuaidengan domainnya, pihakDirjen PTKDN, akan lebihmemperhatikan nasib paramantan pecandu Narkobayang kesulitan mendapat-kan mata pencaharian ka-rena kemampuan yang ter-batas.

Langkah konkretnya a-dalah melalui optimalisasipelatihan-pelatihan voka-sional yang tersebar diwilayah Jakarta bagi paramantan pengguna Narkobayang memang membutuh-kan keterampilan kerja,sehingga nantinya merekaakan semakin terasah dan

dapat berdayaguna di te-ngah masyarakat,”Denganpelatihan ini, kami inginmenumbuhkan jiwa kewi-rausahaan pada mereka,sehingga angka pengang-guran di kalangan mantanpecandu Narkoba akan ter-minimalisir,” ujar Eva.

Melalui kegiatan dis-kusi tentang dunia ketena-gakerjaan ini diharapkanpara mantan pecandu ataurecovering addict dapatmemetakan segala perma-salahan yang berkaitan de-ngan hambatan dan kesu-litan dalam memperolehkesempatan kerja sehing-ga mereka dapat mema-hami situasi kerja yangnyata, yaitu tidak seim-bangnya jumlah lapanganpekerjaan yang tersediadengan jumlah tenaga ker-ja, stigma yang tinggi, dis-kriminasi serta tingkat pendidikan yang rendah. Se-hingga, para recoveringaddict dapat termotivasi

untuk meningkatkan kete-rampilan guna bersaing dipasar kerja dan juga termo-tivasi untuk menciptakanlapangan kerja sendiri se-hingga para recovering ad-dict dapat kembali hidupproduktif di tengah–te-ngah masyarakat.

Memasuki tahun baru,telah tampak upaya-upayayang sedang berjalan, danakan diproyeksikan di masayang akan datang dalamkonteks optimalisasi kiner-ja pascarehabilitasi.

Banyak aspek yang sa-ngat mungkin untuk diga-rap lebih matang, dan ba-nyak peluang yang terbukalebar untuk dimaksimal-kan. Namun semua itu me-mang butuh jalan yangpanjang, berliku, tapi BNNakan tetap optimis mena-tap masa depan. Namunsemua itu akan sia-sia jikamental para mantan pecan-du itu tetap stagnan danterpuruk.

Page 52: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN52

Apalah artinyajabatan yang tinggi,status sosial yangterhormat, harta yangmelimpah, tubuh yangsehat dan kuat, sertapikiran yang cerdas tanpadisertai oleh tuntunan danpetunjuk dari Allah SWT.Tak tahu mana yang halaldan mana yang haram,yang benar dan keliru,serta yang hak dan yangbathil.Kalau sudah demikian,hidup manusia akandikendalikan oleh nafsudan tidak akan pernahmerasa puas dengan apayang ia miliki dan inginterus memiliki yang laindengan menghalalkansegala cara. Dan kelakakan menjadi sesat,sengsara dan menderita,baik di dunia maupun diakhirat.Yang menjadipertanyaan, mengapamasih banyak di kalangankaum muslimin yangtersesat jalannya,

MenggapaiPetunjuk Allah SWT

meskipun telahberulangkali membaca :“Ihdinas shirotolmustaqim” yang artinya“tunjukkanlah kami kejalan yang lurus.”Apa yang salah dankeliru sehingga umatIslam, khususnya, masihmudah terjerumuskedalam ke sesatan yangdibuat oleh setan, baikdari kalangan jin maupunmanusia?Hal ini lantaran do’adan keinginan untukmendapatkan petunjuktidak disertai dengankesungguhan dan upayanyata. Padahal, do’a barumenjadi efektif danmembuahkan hasil ketikadisertai upaya dan usahauntuk meraihnya.Karena itu ketika

mengabarkan do’a sebagaimanusia yang memintakebaikan dunia danakherat serta terhindardari api naraka, AllahSWT menutup ayat itudengan berkata,”Merekaitulah orang-orang yangmendapat bagian dari apayang mereka usahakan.Dan, Allah sangat cepatperhitungan-Nya.”(QS Al-Baqarah [2]: 202)Artinya, merekamendapatkan sesuaiupaya yang merekalakukan, tidak hanyasekedar berdo’a.Dalam konteks ini,meminta petunjuk barusebatas do’a dankeinginan. Yangdiperlukan selanjutnyaadalah usaha untukmendapatkan petunjuk

itu.Langkah kedua yangmesti dilakukan untukmendapatkan petunjukdan hidayah Allah SWTadalah dengan membaca,mempelajari, mengkaji,dan mengamalkan Al-Quran sebagai kitabpetunjuk bagi manusia(QS Al-Baqarah [2]: 185)berikut sunnah Nabi SAW.Jika kedua petunjuk inimenjadi referensi utamabagi setiap muslim dalambergerak dan beraktivitas,Insya Allah akan selaludalam petunjuk AllahSWT. “Kutinggalkanuntuk kalian dua hal yangkalau kalian berpegangpada keduanya, kaliantidak akan tersesatselamanya : Kitabullah(Al-quran) dan SunahNabi-Nya. “ (HR Malik).Usaha ketiga adalahdengan berkumpul dalamlingkungan yang saleh dantaat beribadah. Sebab,kondisi lingkungan,terutama teman, sangatmenentukan keimanan,keyakinan, dan perilakuseseorang. “Seseorangbergantung kepada agamatemannya. Karena itu,hendaknya setiap kalianmemilih siapa yang layakdijadikan temannya.”(HRAhmad)Jika hal itu dilakukan,do’a meminta hidayahyang senantiasa kitapanjatkan dalam setiapshalat, Insya Allah akanterkabul dan terwujuddalam kehidupan, karenapada dasarnya Allah SWTpasti akan mengabulkando’a hamba-Nya yangshaleh. Semoga Allah SWT

siramanrohani

Page 53: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 53

Lamanyapenyembuhan diridari jerat narkobalebih kurang sama denganmasa pemakaian narkobaseseorang itu sebelumnya.Novi, mantanpenyalahguna narkobameyakini hal itu. Bukantanpa alasan, selain telahmelihat dan membimbingproses penyembuhanpara pecandu, dia sendirimengalaminya.Betapa tidak, gadisyang tinggal di Jakarta initelah bertahun-tahunmenjadi pengguna putawatau heroin. Kegilaannyamengumbar hasrat ataskeinginan nge-fly denganmenggunakan heroinlantas menghancurkanhidupnya secarakeseluruhan. Mulai darisisi material, hartabendanya terkuras habis.Lalu hidupnya terkucildari keluarga.Novi, demikianpanggilan akrabnya,akhirnya harus merasabosan dengan barangharam berikutdampaknya itu. Selamabertahun-tahunkiprahnya di dunianarkoba, baginyamerupakan perjalananmenyenangkan yangsemu, sekaligus begitusingkat. Pasalnya, begitumengawali niatpenyembuhannya sampaiakhirnya benar-benar

Tuhan MasihMembimbing Saya

bersih tak lagimenggunakan,menurutnya, terasasebagai perjalanan yangjauh lebih panjang.Meski demikian apa yangdicapainya saat ini jauh lebihbaik dibandingkehancurannya ketika setiaphari dia harus, dan tidak bisatidak, menyuntikkan ataumenggunakan heroin 3-4kali.“Awalnya hanya pil, lalukarena bosan saya lari keganja, akhirnya heroin.Saya lelah. Setiap saatmuncul, seperti dari dalamtubuh, keinginan untukmenggunakan terus,”ungkap Novi, saat ditemuiusai memberikantestimoni dalam FocusGroup Discusion ( FGD)yang digelar DirektoratDiseminasi InformasiDeputi BidangPencegahan BadanNarkotika Nasional (BNN)

di Gereja Santa Maria JlTanah Abang II CidengJakarta Pusat, Minggu.Sebenarnya sudahlama ia telah memilikikeinginan untuk berhenti.Namun ternyata taksemudah yang diapikirkan. Selain telahkehilangan harta bendadan keluarga, Novimerasa tidak mendapatdukungan keluarganya.Dia menyadari tidak lagimendapat kepercayaandari orang-orang yangsebenarnya dia cintai.“Saya sungguhterombang-ambing,”kenangnya.Sampai akhirnya Novibertemu sebuah lembagaswadaya yang bergerak dibidang Narkotika,Alkohol, Psikotropika,dan Zat Adiktif (Napza).Dia menemukankepercayaan diri untukbisa pulih. Sejak itu dia

telah membuatkanniatnya meninggalkannarkoba.Tuhan masihmembimbingnya. Diamelanjutkan tekadnyadengan kepala tegak danpenuh keyakinan.Perasaan mustahil yangkerap hinggap selaluditepisnya dengan penuhperjuangan. Kenanganakan keluarga yang telahpergi menjadi pelajaranuntuk tetap bangkit.Sebagai pelampiasannya,Novi mengaku saat ituingin berbuat sesuatu yangberharga bagi orang lain.“Hanya itu motivasisaya. Niat dari dalam danberbuat lebih baik.Pastinya sekarang samasekali tidak menggunakannarkoba lagi,” jelasnya,sembari tersenyum danmenjatuhkan pundaknya,seolah menandakankelegaan yang tiada batasatas perjalananpanjangnya.Daam kesempatantersebut, Novimengimbau kepadamereka yang masihmenjadi pecandu untuksegera berhenti danmelaporkan diri keInstansi Penerima WajibLapor (IPWL), agar bisasegera direhabilitasi,“Penyembuhan dipuskesmas atau RumahSakit yang ditunjuksebagai IPWL, akanmengarahkan penggunaberobat sesuai dosis yangbenar. Secara perlahanakan diajak untuknyaman tanpa narkoba.Hingga akhirnya benar-benar nyaman,” imbauNovi. (pas)

testimoni

Page 54: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN54

YerryPattinasarany,putra kedualegendaris SepakbolaIndonsia, Alm. RonnyPattinasarany, pernahterjerat narkoba danmenyusahkan banyakorang, bukan hanyakeluarganya, tapi jugateman-teman dantetangganya. Yerry seringmencuri barang-barangberharga dan uang yangada dirumah mereka.Bahkan barang-barangmilik tamu yang datangberkunjung pun merekacuri.“Semua teman sayanggak mau main samasaya. Saya pernahdipukulin sama-samakarena saya memangmencuri. Saya dipukulinsatu angkatan, kira-kira30 orang. Besoknya orangtua dipanggil ke LabSchool. Waktu saya samaPapa masuk ke LabSchool pas istirahat, satusekolah berteriak“MALING MALING!”.Waktu itu Papa peluk sayasambil berbisik, Yer,jangan pusing kamu.Yerry bukan maling,Yerry anak papa. Janganladeni,” cerita Yerry, saatmenjadi bintang tamudalam program BukanEmpat Mata, di Trans 7,kemarin malam.

Sejak peristiwa itu,Yerry jadi tahu betapakeluarganya sangatmenyayanginya, bahkanrela diteriaki maling,“Saya tahu itu nggakgampang buat seorangAyah. Ada satu peristiwajuga yang membuat hatisaya hancur. Pada suatuketika, mama nangisdihadapan saya terusmama bilang “Apa mamaperlu make juga Yer,supaya kamu berhenti?”Dari situ saya tahu betapasaya telah menyakiti hatimama saya,” ujarnya.Yerry sebenarnyapengen banget sembuh,sudah berusaha kemana-mana tapi tetap nggakbisa. Dari padamenyusahkan keluarga,akhirnya Yerrymemutuskan untukbunuh diri denganmeminum racunserangga, “Besok paginya

saya bangun, dan sayarasakan itu mujizat Tuhan.Saya kaget, Lho koq, sayamasih hidup. Nggak adayang tahu saya mau bunuhdiri, karena kamar sayakunci, gelas racun seranggamasih ada, surat-surat,kertas-kertas semua, mulutsaya ini bau baygon,” tuturYerry.Kejadian itu ternyatatidak membuat Yerrysadar. Ia tetap saja terikatdengan narkoba.Bahkan Yerry pernahdiungsikan keBanjarmasin, Cirebon danLosari Tegal. Jadi beberapabulan ia disekolahin diBanjarmasin, beberapabulan di Cirebon, danbeberapa bulan di LosariTegal. Ia benar-benarfrustasi untuk berhenti.Sampai suatu hari ia kenalTuhan secara pribadi,disitu ia mengerti bahwaTuhan mengasihinya, dan

Bandar Narkoba AkanMeratap -ratap Jika PecanduDirehabilitasi dan Sembuh

disitu ia melihat bahwadidalam Tuhan masih adaharapan untuk orangyang seperti dirinya,“Dari situ mulai adapemulihan-pemulihanyang terjadi didalamhidup saya. Ada banyakorang berkata “one wayticket”. Artinya, sekalimake, ga bisa sembuhlagi. Saya mausampaikan kepadapemirsa yang ada bahwadidalam Tuhan tetapmasih ada pengharapan.Jadi tetap kita masih bisasembuh dan tetap masihada masa depan yangpenuh harapan,” tegasYerry.Kini, Yerry telahsumbuh total darinarkoba dan beradadalam keadaan yangsehat. Makanya ia sangatsetuju dengan programyang sedang digencarkanoleh Badan NarkotikaNasional (BNN) bahwapecandu narkoba harusdirehabilitasi,”Bandarnarkoba akan meratap-ratap dan menangis jikaseluruh pecandu yangada di Indonesia inidirehabiliatasi dansembuh. Karena tidakada yang mengkonsumsi,pasar narkoba jadi mati,dan bandar narkoba puntentunya akan bangkrut,”tandas Yerry. (pas)

testimoni

Page 55: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 55

Mendampingi danmembimbingpara mantanpecandu narkobadiperlukan kesabaran,keuletan, ketabahan dankeikhlasan. Tanpamemiliki rasa itu, akansulit mendampingi danmembimbing para mantanpecandu narkoba, “Jiwamereka masih labil karenamengalami masa peralihandari pecandu narkobamenuju kepemulihan,kalau tidak sabar dantabah tidak akan kuatmenghadapi mereka,” katasalah seorang konselor diRumah DampinganCipinang Besar, WilisWulandari, ketika ditemuidi Rumah Dampingan,kemarin.Wipi menganalogikanmantan pecandu denganmeja. Dukungan bagimantan pecandu ibaratkaki meja. Satu dukungansama dengan satu kaki.Kalau hanya ada satudukungan berarti hanyaada satu kaki. Duadukungan berarti duakaki, dan seterusnya.Misalnya ada meja dengantiga kaki. Kalau satu kakipatah, maka meja itu akanjatuh. Semakin banyakkaki, meja itu akansemakin kuat berdiri.“Jika satu kaki patah,

masih ada puluhan kakilain yang menopang agarmeja tetap berdiri,”katanya.Dengan semangat itulah,Wipi berpikiran bahwapecandu narkoba harusdidukung demipemulihannya. Karena itu,Wipi bersama teman-temannya di RumahDampingan Cipinang Besardibawah koordinasiDirektorat PascaRehabilitasi BNN, berusahamemberikan pendampingankepada mantan pecanduyang menjalani programpasca rehab.

Menurut Wipi,dukungan pada pecandudan mantan pecandudilakukan dengan caramembagi pengalaman,harapan, dan kekuatan.“Agar mereka (pecandudan mantan pecandu) bisaditerima kembali olehlingkungannya, kembaliproduktif, dan punyatangungjawab,” ujarnya.Pemulihan pecandunarkoba, lanjut Wipi,merupakan prosespanjang memulihkanfisik, mental, emosional,dan spiritual. Palinggampang pemulihan fisik.

“Cukup dengandetosifikasi selesai. Tapiitu belum cukup,”ungkapnya. Setelahmantan pecandu itu bisamengatasi masalah fisik,secara mental dia kadang-kadang ingin pakai lagi.Maka mentalnya punharus dipulihkan agar takkepikiran untuk relapse.“Di sinilah perlunyadukungan orang lainuntuk mengingatkankemungkinan dia untukrelapse,” katanya.Untuk itu diperlukankerja yang ekstra keras,total dan sepenuh hatidalam membantu mantanpecandu narkoba dalamproses pemulihan diRumah Dampingan. Iasenantiasa bekerjasamadengan para petugas dariDirektorat PascaRehabilitasi, agar segalapermasalahan yangtimbul di RumahDampingan dapatdiselesaikan dengan baik.

Bekerja DenganBekerja DenganBekerja DenganBekerja DenganBekerja DenganSepenuh HatiSepenuh HatiSepenuh HatiSepenuh HatiSepenuh Hati

testimoni

Page 56: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN56

Cukup banyakmetode untukmengatasi,mengobati dan

menyembuhkanketergantungan narkoba.Yang paling populeradalah melakuanrehabilitasi danmodifikasi perilaku.Pemerintah juga telahmenyediakan saranarehabilitasi bagi pencandunarkoba. Dalam prosesrehabilitasi diberikanterapi obat dan jugaterapi secara psikologis.Metode ini seringkalimemerlukan waktucukup lama, setelahnyapun kadang-kadangpecandu kembali lagimenggunakan narkoba.Selain pemerintah,banyak juga lembaga nonpemerintah seperti

lembaga kesehatan yangmelaksanakan programrehabilitasi serupa.Namun biasanyamemerlukan biaya yangcukup besar sehinggapecandu narkoba darikalangan ekonomi lemahtidak bisa mengaksesnya.Ahli Farmasi dariFakultas FarmasiUnivesitas Gadjah MadaYogyakarta SujiwoPramono menyatakanbahwa terapi obat untukpecandu narkoba terbagidua yaitu menghilangkankecanduan dan mengobatigangguan kesehatan.Pertama, dengan berusahamengurangi hinggamenghilangkan

kecanduan. Kedua,berusaha mengatasi danmengobati kelainan ataugangguan kesehatan padatubuh pecandu akibat darinarkoba. Terapi obat-obatan modern seringkalimemerlukan biaya mahalsehingga pecandu darikalangan ekonomi lemahbanyak yang tidak mampusehingga kerap putus asadan pasrah. Biasanyamereka berusaha mencaripengobatan alternatif yangrelatif murah. Salah satuyang banyak menjadipilihan adalah pengobatanherbal.Indonesia sebagainegara pertanian dengantanah yang subur terkenal

Mengobati KecanduanNarkoba dengan Herbal

tipssehat

Page 57: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN 57

memiliki banyak tanamanyang biasa digunakansebagai obat untukmenyembuhkan berbagaipenyakit. Penyakitkecanduan narkoba punbisa diatasi dandisembuhkan denganpengobatan herbal.Banyak pihak yang sudahmembuktikannyasehingga metode ini terusberkembang sebagaisarana alternatifpenyembuhan kecanduannarkoba.Sebagaimana terapiobat modern, terapiherbal pun dilakukandengan dua tahapan.Pertama, mengatasi/menghilangkankecanduan. Hal inidilakukan dengan obatherbal yang bersifathipnotik sedative yaitudapat memberikan efekmenenangkan,mengurangi kegelisahandan kesakitan atau jugabisa dengan yang bersifatdetoksifikasi atau dapatmenghilangkan racun.Berbagai tanaman yangbisa digunakan antara lainbiji pala, temulawak,sirsak (bunga sirsak), danmadu. Efek menenangkanini dapat membantupecandu yang sedangsakaw. Khusus untuktanaman sirsak, tanamanini sudah digunakan sejakjaman kuno olehmasyarakat amazon dipedalaman amerikasebagai obat penenangyaitu dengan merebusakar, kulit pohon, daun,dan bunga sirsak.Beberapa risetmelaporkan dalam bunga,buah, akar, dan daun

sirsak terdapat zatserotonin reuptakeinhibitor (SRI) yangmeningkatkan kadarserotonin. MeningkatnyaKadar serotonin di dalamotak akan mempengaruhimood manusia.Tahapan keduapengobatan herbal adalahmengobati kerusakanorgan akibat zat-zat racunyang terdapat dalamnarkoba. Banyak tanamanyang mempunyai khasiat

menyembuhkan danmemperbaiki organ tubuhyang sakit/rusak.Penyembuhan organ hatidapat menggunakantanaman sambiloto,temulawak, atau rebungbambu kuning.Meningkatkan daya ingatdapat menggunakanpegagan. Tubuh yang cepatlelah, letih dan lemah dapatmenggunakan gingseng.Masih banyak lagi khasiattanaman tradisional yangbisa dijadikan obat herbaldalam rangka membantumengatasi kecanduannarkoba.

Yang paling pentingdalam pengobatan herbaladalah tetap berkonsultasidan dalam pengawasandokter. Hal ini agar dapatdipantau kemajuannyadan bila ada efek sampingakan cepat diketahuiuntuk dilakukan tindakanyang tepat. Diagnosadokter sangat diperlukandalam mengindentifikasiorgan mana saja yangbermasalah seperti sakitatau melemah fungsinya

terkena efek racun darinarkoba. Berdasarkandiagnosa dari doktermaka dapat ditentukanjenis terapi dan obatherbal yang akandigunakan untukmengobati bahkanmenyembuhkannya.Kecanduan narkobapada awalhnya dimulaidengan permasalahanmental/psikologis. Olehkarena itu untukmenyembuhkannya jugadiperlukan pemulihankondisi mental sipecandu. Terapi obatsifatnya hanya membantu

agar tubuh pecandu tidakmakin menderita. Penentuutama kesembuhanberasal dari kemauankuat yang bersangkutanyang ingin bebas dan lepasdari kecanduan/ketergantungan narkoba.Kemauan untuk lepas darinarkoba ini seringkalitidak stabil/naik turunkarena berbagai sebab,oleh karena itu sangatdiperlukan peran darikeluarga ataupun orangterdekat untuk memberisemangat, dukungan danmeningkatkan moral.Meningkatkan moral dansemangat mereka bisadengan memberikanpemahaman bahwa parapecandu masih memilikikesempatan untukberbuat baik danmemperbaiki diri sebaiksebelum menjadi pecandubahkan bisa lebih baikdari orang lain yangbukan pecandu narkoba.Peran dari lingkungandan masyarakat punsangat penting dalammeningkatkan moral dansemangat. Masyarakatdapat melibatkan ataumemberikankepercayaan bagi merekauntuk melakukanaktivitas sosial yangbermanfaat. Melibatkanmereka dalam kegiatan-kegiatan masyarakat/lingkungan bahkanmemberikankepercayaan sebagaipanitia dapatmenumbuhkan semangatdan meningkatkankepercayaan diri yangsangat penting dalamproses menghilangkanketergantungan narkoba.

tipssehat

Page 58: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN58

BAPAK dan Ibu Atmosedang bingung.Novi, putri mereka,kedapatan sedang teler dirumah temannya setelahmenggunakan narkoba.Mereka tidak percayaputri mereka yang dulubegitu lucu dan lugusekarang telah menjadipecandu narkoba.Keadaan makin burukkarena setelah itu merekasaling menyalahkan. Sangistri menyalahkan suamikarena tidak pernah dirumah dan terlalu sibukdengan pekerjaan. Sangsuami menyalahkan istriyang tidak mendukungupayanya untukmendapatkan uangdengan bekerja. Istridianggap tidak mampumengontrol dan mendidikanak. Karena kesal denganpertengkaran yang kerapterjadi di rumah, Antoanak laki-lakinyamemutuskan untuk kaburdari rumah. Bapak danIbu Atmo makin bingungdibuatnya.Dalam kasuspenyalahgunaan narkoba,keluarga kerap menjadipihak yang palingterakhir tahu tentang halini. Biasanya reaksi-reaksi emosionalsenantiasa menyertaikejadian seperti itu. Bisamarah, sedih, heran, ataukaget. Bayangkan jika

peristiwa tersebutdialami keluarga kita.Reaksi-reaksi seperti apayang akan kita tampilkan?Sanggupkah kitamenerima kenyataan ini?Apakah ada cara agar kitabisa terhindarkan dariperistiwa-peristiwaseperti itu? Bagaimanamembentuk sebuahkeluarga yang baik yanganggota-anggotanyapunya rasa memiliki danbertanggung jawab baikkepada dirinya sendirimaupun untukkeluarganya?Keluarga dan NarkobaRiset protektif yangdilakukan Yayasan CintaAnak Bangsa (YCAB)menemukan sejumlah

faktor yang membuatseseorang tidakmenggunakan narkoba.Faktor-faktor tersebutberupa faktor internaldan eksternal. Pada faktoreksternal, ada profilkeluarga tertentu yangditemukan pada bukanpecandu, tapi tidakditemukan pada pecandu.Diduga, profil keluarga ituyang bisa menjadi faktorprotektif (pencegah)seseorang untukmenyalahgunakannarkoba.Profil yangdigambarkan dari risettersebut adalah sebuahkeluarga yang anggota-anggota keluarganya(khususnya orang tua)saling membantu untuk

mengerjakan tugas-tugassekolah anak yang sulitmaupun menyelesaikanmasalah-masalah pribadi.Pada keluarga ini, orangtua memantau kegiatananak dan memberikesempatan untukbertukar pikiran dengananak. Antar anggotakeluarga salingmemerhatikan dan jarangada pertengkaran antaranggota. Orang tuamemiliki waktu khususbersama anak (umumnyadi Sabtu atau Minggu) danjarang memberi hukumanpada anak.Namun, perlu dicatatbahwa hasil penelitian inihendaknya tidakdijadikan acuan baku.Artinya jika kita tidakpernah membantu anakmenyelesaikan pekerjaansekolah yang sulit, tidakbisa langsungdisimpulkan anak kitaterkena narkoba. Atausebaliknya, jika sayamembantu anakmenyelesaikan persoalanpribadinya, pasti ia tidakakan terkena narkoba.Masih ada faktor lain yangberperan.Model KeluargaLalu seperti apabentuk nyata keluargaseperti itu? Harus diakuidalam situasi sekarangtidak mudah untukmencari contoh keluarga

Membangun Keluargayang Bebas dari NarkobaOleh : Bobby Hartanto, MPsi

artikel

Page 59: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN59

seperti itu. Entah kenapadi kepala ini yanglangsung muncul adalahkeluarga Cosby. Ya, inisebuah keluarga rekaan ditelevisi tahun 80-an.Sungguh menyenangkanmenyaksikan polainteraksi yang ada dalamkeluarga tersebut. Terasabetul kehangatan antaranggota keluarga.Problem dalam keluargatetap ada, tapi dapatdiselesaikan denganhumor dan kedamaian.Pertanyaan untuk kitaberikutnya adalahmungkinkah keluargaseperti ini kita ciptakanatau kita usahakan?Adakah patokan-patokantertentu untukmembangun keluargamengingat salah satufaktor pencegahpenyalahgunaan narkobaadalah keluarga?Stephen Covey dalambukunya 7 Habits forHighly Effective Familymenganjurkan tujuhkebiasaan untukmenciptakan keluargayang efektif. Ia mengajakkeluarga-keluarga untukmembangun kebiasaan-kebiasaan tertentu yangpada akhirnya bisamembentuk sebuahkeluarga yang baik. Coveysangat meyakini keluargaefektif bisa diupayakanmelalui pembentukankarakter dari setiapanggota keluarga.Sementara itu, karaktersendiri dapat dibentukdengan menjalankansejumlah kebiasaan(habits) secaraberkesinambungan. Iamengatakan, “Siapa

menabur gagasan akanmenuai perbuatan, siapamenabur perbuatan akanmenuai kebiasaan, dansiapa menuai kebiasaanakan menuai karakter.”Sebuah keluarga,menurut Covey, dapatdiibaratkan sebuahpesawat yang sedangmenjalani sebuah rutepenerbangan dari sebuahbandara menuju bandaratertentu. Sebelumpesawat tinggal landas,pilot telah memilikirencana penerbangan(flight plan). Mereka telahmengetahui harus beradadi jalur penerbanganmana dan menuju ke arahmana. Padakenyataannya, tidakseluruh rencana tersebutdapat dijalankan. Kadang-kadang gangguan angin,tekanan udara, cuacahujan, dan sebagainyadapat menyebabkanpesawat tersebut haruskeluar dulu dari jalurnyadan melakukan sejumlahpenyesuaian. Namun,pesawat tetap akanmengarah pada tujuannyasemula. Keberadaantujuan (yang diistilahkanCovey sebagai vision)merupakan kunci pentinguntuk membentukkeluarga efektif.Seperti juga pesawattadi, keluarga-keluargakerap keluar dari jalur dandari rencana-rencanayang telah dibuatsebelumnya. Namun jikakeluarga tersebut telahmemiliki suatu tujuan,keluarga tersebut akantetap terarah padatujuannya. Di sini kitatidak perlu terlalu

khawatir karena,menurut Covey, 90%keluarga pernah keluardari jalur. Yang perlu lebihkita waspadai adalahkarena kebanyakankeluarga tidakmempunyai tujuan.Dalam kerangka itulah,Covey menganjurkankeluarga-keluarga untukmenjalankan tujuhkebiasaan gunamembentuk keluargaefektif. Kebiasaan ituakan membantu keluargauntuk memiliki sebuahtujuan dan senantiasaingat untuk kembalikepada jalur semulamanakala kita telahmenyimpang cukup jauh.Kebiasaan- kebiasaan ituakan memunculkanharapan-harapan barumanakala keluarga kitasedang kesusahan.Kebiasaan yangdimaksud Covey disinimencakup pengetahuan(tentang apa yang danmengapa dilakukan),keinginan untukmelakukan, danketerampilan (tahubagaimanamelakukannya). Memilikipengetahuan untukmelakukan sesuatu, tapitidak punya keinginandan tidak memilikiketerampilan tentu tidakakan menghasilkan apa-apa, dan demikianseterusnya. Ketiga hal itutidak bisa dilepaskan satusama lain. Misalnya sajakita tahu kita harusmendengarkan (listening)anak kita dan kenapa itupenting. Kita punyakeinginan kuat untukmendengarkan. Namun,

bila kita tidak punyaketerampilan untukmendengarkan, sia-siasaja. Tujuh KebiasaanAda orang yanglangsung menampilkanreaksi tertentu manakalaia mendapat rangsangantertentu. Misalnya, selalumenampilkan reaksimarah dan (seringdiucapkan sebagai marahbalik) pada waktudimarahi, senantiasamengomel pada waktuanak melaporkan nilaijelek. Biasanya merekaakan mengatakan, “Sayabegini karena Anda (atauorang lain) melakukan halyang tidakmenyenangkan kepadasaya.” Benarkahdemikian? Benarkahreaksi kita ditentukanstimulus apa yangdiberikan orang lainkepada kita?Hal itu yang disadariCovey. Menurutnya,sebagai manusia kitamemiliki tanggung jawab(responsibility) terhadaphidup kita. Responsibilitymenurut Covey berasaldari kata responsedanability. Jadi, kitasebenarnya memilikikemampuan untukmemilih respons manayang ingin kita tampilkandalam situasi tertentu. Kitabukan budak dari kondisiataupun stimulus.BERSAMBUNG

Penulis adalah PraktisiQuantumLearning dan PemerhatiMasalah Remaja

artikel

Page 60: Majalah SINAR edisi Januari 2014

EDISI I - 2014SINAR BNN60