majalah its point 16

60
Selamat atas Dies Natalis ITS ke-52 Semoga dapat mempertahankan berbagai prestasi dan senantiasa berkarya menuju yang ITS lebih baik Selamat atas Dies Natalis ITS ke-52 Semoga dapat mempertahankan berbagai prestasi dan senantiasa berkarya menuju yang ITS lebih baik

Upload: majalah-its

Post on 14-Mar-2016

264 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Majalah ITS Point edisi 16 dengan tema "Mendaki Jenjang Prestasi" (Kaleidoskop Prestasi ITS selama tahun ajaran 2011/2012)

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012

Selamat atas Dies Natalis ITS ke-52

Semoga dapat mempertahankan berbagai prestasi dan senantiasa berkarya menuju yang

ITS lebih baik

Selamat atas Dies Natalis ITS ke-52

Semoga dapat mempertahankan berbagai prestasi dan senantiasa berkarya menuju yang

ITS lebih baik

Page 2: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012

Insti tut Teknologi Sepuluh Nopember Volume IV Nomor 3 I November 2012

Mendaki Jenjang PrestasiKaleidoskop 1 Tahun Prestasi ITSKaleidoskop 1 Tahun Prestasi ITS

Mendaki Jenjang Prestasi

Karena Habibi Adalah Superstar ITS

Karena Habibi Adalah Superstar ITS

52 Tahun ITS Gelar Dies Natalis

52 Tahun ITS Gelar Dies Natalis

Jangan Tinggalkan SejarahJangan Tinggalkan Sejarah

Page 3: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012

PelindungRektor ITS

PenasihatKepala Badan Koordinasi, Pengendalian dan Komunikasi Program

Penanggung JawabPusat Informasi dan Komunikasi

Pemimpin RedaksiBekti Cahyo Hidayanto

Koordinator LiputanLutfi a

RedakturEka Setyowati, Lisana Shidqina, Fatima-tuz Zahroh, M Muizzuddin, Nanda I R

ReporterAldrin Dewabrata, Jaharani, Kenan Sihombing, Haris Santika, Firman Faqih Nosa, Ali Mustofa, Arinda Nur Lathifah, Fiqly Firnandi R, A Marsha Alviani, Elika Tantri, Fifi Alfi ana R, N P B Setianingsih

Sekretaris RedaksiSulistyaning Tyas

Desain Cover/LayouterFirman Andianto

DistribusiHumas

Alamat RedaksiPerpustakaan ITS Lt 6 Kampus ITSSukolilo-SurabayaTelp. (031) 5994251-54 ext 1195Fax. (031) 5927012E-mail: [email protected]: http://www.its.ac.id/itspoint

LAPORAN UTAMA 3

42

30

59

16

52

37

7

50

32

19

56

39

13

51

36

25

58

41

resensi buku

dies natalis

did you know

riset

INTERNATIONAL OFFICE

prestasiGALERi

kartun its

redaksi in action

prestasi

komunitas

prestasi

agenda

opini

prestasi

jicaprestasi

prestasi

DAFTAR ISI

Tidak bisa dipungkiri bahwa 10 Nopember adalah tanggal sangat penting bagi warga Surabaya tidak terkecuali bagi ITS yang telah menetapkannya sebagai Dies Natalis. Sepuluh Nopember 2012 ini, genap sudah 52 tahun berdirinya ITS. Sepanjang usia itu pada edisi ini kita memotret setahun terakhir sejak 10 Nopember 2011 sampai saat editing terakhir majalah ini dalam bentuk kaleidoskop prestasi yang diraih oleh sivitas akademika ITS.

Tidak kurang dari 40 prestasi internasional dan nasional telah ditorehkan bahkan beberapa di antaranya sudah menjadi langganan tiap tahunnya seperti even internasional: Maritim Challenge, Kontes Robot Nasional dan Internasional, Shell Eco Marathon dan lainnya. Ulasan tentang prestasi-prestasi itu sengaja tidak terlalu detail dalam tentang perjuangan memperolehnya tetapi mengungkapkan apa saja prestasi ITS dan keterhubungannya dengan even yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.

Beberapa liputan selama pelaksanaan kegiatan Dies Natalis turut menghiasi sebagian halaman seperti “Pupuk Kebersamaan dalam Dies Natalis ke-52” hingga berita “PENS-PPNS Meriahkan Dies Natalis ITS ke-52”.

Akhirnya segenap kru redaksi menyampaikan selamat untuk seluruh sivitas akademika ITS dan kita bersiap menyambut tantangan ke depan untuk menjadi lebih baik lagi serta berdaya guna untuk kesejahteraan bangsa Indonesia.

Selamat beraktivitas dan berkarya, ITS untuk bangsa.

Catatan RedaksiInsti tut Teknologi Sepuluh Nopember Volume IV Nomor 3 I November 2012

Mendaki Jenjang PrestasiKaleidoskop 1 Tahun Prestasi ITSKaleidoskop 1 Tahun Prestasi ITS

Mendaki Jenjang Prestasi

Karena Habibi Adalah Superstar ITS

Karena Habibi Adalah Superstar ITS

52 Tahun ITS Gelar Dies Natalis

52 Tahun ITS Gelar Dies Natalis

Jangan Tinggalkan SejarahJangan Tinggalkan Sejarah

Juara Technopreneur: Ahmad Ferdiansyah PP ST bersama para petinggi ITS setelah mendapat penghargaan.Foto : Istimewa

Page 4: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012 3

Mendaki Jenjang Prestasi

LAPORAN UTAMA

Kiprah ITS dalam berbagai ajang prestasi belum pernah melonjak setajam ini. Sejak bulan November

silam, para kontestan dari kampus semakin meningkatkan keahlian mereka berkompetisi. Alhasil, lebih dari 40 kompetisi tingkat regional, nasional hingga internasional berhasil dimenangkan.

Beberapa kemenangan terlihat lebih menonjol dari yang lainnya. Hat trick kemenangan tim Sapu Angin di Shell Eco-Marathon, misalnya. Lalu ada pula kemenangan di Kontes Robot Indonesia (KRI) yang berujung pada keikutsertaan di Asia-Pacifi c Broadcasting Union Robot Contest (ABU Robocon), Hong Kong. Sementara di Korea, ITS membuktikan diri sebagai runner up kompetisi E-Learning International Contest of Outstanding New Ages (e-ICON).

Bidang bisnis pun ikut kecipratan nasib baik. Produk-produk inovatif banyak bermunculan dan terbukti keunggulannya di berbagai lomba. Seperti Burger Krawu yang berhasil masuk dalam 10 Challengers Finalis Diplomat Success Challenge Season 2-2011. Dalam nuansa entrepreneurship yang semakin kental itu, Pusat Inkubator Industri ITS pun semakin aktif menaungi para mahasiswa pebisnis.

Tentunya, semua prestasi yang telah diraih tidak datang secara tiba-tiba. Banyak pembelajaran dari ajang-ajang perlombaan sebelumnya, disertai dengan berbagai persiapan yang lebih matang. Dalam ajang yang seperti ini, banyak pembenahan yang dilakukan dengan cepat. Bahkan, atmosfer kompetisi sejenis dihadirkan jauh lebih awal dari jadwal sesungguhnya. (ali/set/lis)

Juara Internasional: Tim Maritime Challenge berhasil meraih penghargaan The Spirit of Atlantic Challenge dalam kompetisi pelayaran pemuda dunia.

Sumber: Istimewa.

Page 5: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 20124

LAPORAN UTAMA

Ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), misalnya. Impian menjadi juara pertama

Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) masih melekat di benak para sivitas ITS. Karena itu, banyak persiapan yang dilakukan sedini mungkin. “Meskipun perintah dari Dirjen Dikti (Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, red) belum turun, kita sudah sebarkan semangat PKM pada mahasiswa,” ujar Kepala Badan Pembinaan Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni ITS, Dr Ir Bambang Sampurno MT.

Tak hanya para penggemar PKM saja yang diperhatikan. Tim Robot ITS saat ini sudah memiliki kandidat kontestan untuk tahun mendatang. Tentunya, juga disertai dengan robot yang lebih baik dari sebelumnya.

Di sisi lain, pembinaan tim kontestan juga diperkuat. Agar lebih matang, setiap pembina tim memiliki fokus tersendiri terhadap beberapa kompetisi yang merupakan potensi khusus ITS.

Pembinanya pun tidak sembarangan. ITS selalu memastikan bahwa mereka adalah orang-orang yang kompeten dalam bidang-bidang yang mereka

geluti. Mulai dari mahasiswa berprestasi hingga doktor maupun profesor, dikerahkan dalam hal ini.

Sisi lain pendukung keberhasilan juga dapat dilihat dari fasilitas serta pembiayaan yang diberikan ITS kepada para mahasiswa yang aktif berinovasi. Di antara banyaknya fasilitas yang diberikan, salah satu yang terpenting adalah laboratorium. “Cikal-bakal kreativitas mahasiswa berasal dari laboratorium,” papar Rektor ITS, Dr Ir Tri Yogi Yuwono, DEA.

Maka tak heran apabila untuk tahun mendatang, Tri Yogi menargetkan adanya pembiayaan riset minimal sebesar Rp 20 miliar. Insentif tersebut dimaksudkan untuk memacu keaktifan peneliti di ITS. Semakin banyak peneliti yang aktif, maka akan semakin banyak lagi paten, jurnal, serta artikel ilmiah yang dihasilkan ITS.

Faktor semangat, kerja keras dan ketangguhan mahasiswa patut pula diperhitungkan. Banyaknya sarana tak akan ada nilainya tanpa semangat mahasiswa. “Penghargaan Spirit of Atlantic Challenge untuk tim Maritime Challenge kita di Irlandia kemarin buktinya,” lanjut Bambang.

Putu Gde Ariastita ST MT, pembina aktif PKM mahasiswa turut mendukung hal tersebut. Pengaruh lingkungan menjadi salah satu pemegang peranan penting dalam membentuk karakter mahasiswa. “Kegiatan intrakulikuler hingga ekstrakulikuler mahasiswa sangat penting dalam mengembangkan karakter mahasiswa,” tuturnya. (ali/set/izz/lis)

Persiapan, Pembinaan, Penyediaan Fasilitas

Selangkah Lebih Dulu: Bambang dan Putu

mempersiapkan mahasiswa jauh sebelum waktu lomba.

Sumber: Ali Mustofa / ITS Online

Page 6: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012 5

Menggali, Mempertahankan Semangat

LAPORAN UTAMA

Berbekal kombinasi faktor-faktor tersebut, ITS hampir selalu leading di semua kompetisi yang

diikuti. Tak pelak, berbagai torehan gemilang tersebut membuat pamor ITS sendiri semakin meningkat di mata perguruan tinggi negeri lain di Indonesia. Beberapa universitas negeri tersebut juga menjadikan kampus perjuangan ini sebagai konsultan dalam hal pembinaan mahasiswa.

Ungkapan ‘mempertahankan lebih sulit dari pada merebut’ sepertinya bakal menjadi tantangan ITS di masa yang akan datang. Sederetan prestasi yang dicapai dalam kurun waktu setahun ini bukanlah keberuntungan semata. Kampus perjuangan harus berjuang keras agar berbagai medali yang didapat tak berpindah tangan.

ITS sudah mempersiapkan beberapa strategi khusus. Contohnya, meningkatkan anggaran dana untuk bagian kemahasiswaan. Tidak bisa dipungkiri, alokasi dana sangat penting untuk menjaga kualitas fasilitas mahasiswa.

Bambang menambahkan bahwa strategi berikutnya yaitu memaksimalkan atmosfer keilmiahan. “Kemarin kita memang memecahkan rekor PKM terbanyak yang lolos Pimnas. Tapi, kurang sempurna sebelum jadi juara umum,” terang Bambang.

Jiwa integralistik mahasiswa terhadap ITS sebagai institusi juga dinilai sebagai faktor penting. Pandangan bahwa mahasiswa mendapat penghargaan hanya mewakili jurusannya saja harus dihilangkan. Dengan begitu, perjuangan bersama akan lebih terasa antar mahasiswa.

Pemantapan karakteristik mahasiswa ITS yang cerdas, amanah dan kreatif (CAK) juga menjadi salah satu bagian dari strategi. Kelebihan tidak akan berarti tanpa budi pekerti yang luhur. Mulai dari kesadaran sikap terhadap disiplin waktu, kejujuran, hingga rasa tanggung jawab menjadi fokus tim pengembangan karakter ITS.

Walaupun dosen tidak memberikan materi pembinaan karakter secara langsung, penyisipan nilai-nilai CAK di dalam bahan ajar menjadi senjata penting dalam membangun pola pikir mahasiswa. Putu pun berharap, nantinya tiap individu mahasiswa ITS dapat memiliki karakter CAK yang sempurna sehingga dapat menyumbang prestasi dan solusi terhadap bangsa.

Semua pembinaan yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi ini harus terus dijaga untuk bisa terus berlangsung. “Setelah itu semua, terima kasih untuk semua elemen kampus atas usaha dan prestasinya,” kata Tri Yogi. (ali/set/izz/lis)

Partisipasi Kolektif: Juara adalah hasil kontribusi berbagai pihak. Sumber: Fatimatuz Zahroh/ ITS Online

Page 7: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 20126

Motivasi Kerja Sama Internasional

LAPORAN UTAMA

Ternyata, perolehan kerja sama dengan berbagai institusi lain, terutama dari luar negeri, juga

merupakan perwujudan dari semangat berprestasi. Anugerah besar bagi ITS adalah ketika tahun ini resmi terdaftar sebagai anggota ASEAN University Network/Southeast Asia Engineering Education Development Network (AUN/SEED-Net).

Juli lalu, ITS menyusul dalam keanggotaan tersebut setelah Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Ini menjadi prestasi tersendiri bagi kampus ITS dalam menghadapi dunia tanpa batas di bidang pendidikan. Bahkan, kerja sama berharga tersebut juga terkesan sebagai sebuah hadiah ulang tahun di usia ITS yang ke-52.

“Kerja sama kita harus didorong semangat untuk berprestasi. Maka pembinaan dan fasilitas diperlukan,” ujar Tri Yogi yang merupakan guru besar

Jurusan Teknik Mesin ini. Strateginya, fasilitas untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi berjalan dari bawah. Mulai dari mahasiswa, tingkat jurusan, dan seterusnya.

Bambang pun berharap, memasuki periode baru tahun ajaran 2012-2013 ini, prestasi ITS dapat semakin melambung tinggi. Ia pun juga berpesan, agar semangat tinggi mahasiswa ITS dapat terus terjaga dan semakin ditingkatkan. “Jika fasilitas terpenuhi dan motivasi mahasiswa tinggi, apapun akan mudah diraih,” pungkasnya.

Masih banyak usaha yang harus dilakukan ITS untuk meningkatkan koleksi prestasinya. Penghargaan-penghargaan lain di tingkat mancanegara menunggu untuk diraih. Selama semangat berkompetisi di antara sivitas akademika lainnya masih ada, maka pendakian menuju puncak tertinggi tangga prestasi masih belum berakhir. (ali/set/izz/lis)

Jaringan Internasional: Berbagai kerja sama didukung semangat untuk berprestasi. Sumber: Jaharani / ITS Online.

Page 8: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012

Lomba bertajuk International Contest of Seamenship and Boatbuilding Atlantic Challenge 2012 ini diselenggarakan di benua Eropa, tepatnya di Bantry, Irlandia. Perlombaannya meliputi rowing race, ropework, L’Esprit, jackstay transfer dan slalom. Selain itu, pada turnamen kali ini juga diperlombakan kategori beautiful of boat dan spirit of Atlantic Challenge (AC).

Sedikitnya empat gelar berhasil dibawa para personil kapal Rojo Segoro (raja lautan –red) ke Indonesia. Untuk nomor rowing, MC berhasil menduduki posisi kedua mengalahkan negara Eropa lainnya, seperti Finlandia, Lithuania, Spanyol, Italia dan negara lainnya. Rowing race mewajibkan peserta mendayung sejauh dua mil laut, pada nomor ini mereka hanya kalah dari negara Eropa utara, Denmark.

Hasil yang memuaskan juga didapat dari nomor L’Esprit. Uniknya L’Esprit adalah race yang bekerja sama dengan negara lain dalam satu kapal untuk mencapai fi nish. Kendala bahasa mereka rasakan saat melakukan L’Esprit. ”Di kapal Rojo Segoro saja ada bahasa Indonesia, Inggris, Spanyol, dan Italia,” tutur Fiqhy Dian Nasrullah, Kepala Divisi Humas MC. Alhasil, dengan kendala bahasa yang dilalui selama race, Rojo Segoro hanya mampu merengkuh posisi tiga saja.

Untuk nomor slalom yaitu mendayung zig-zag tanpa dayung kemudi, tim hanya mampu fi nish di posisi sembilan. Sedangkan pada rope work, tali-temali, dan jackstray transfer atau memindahkan barang dari darat ke kapal dan mendayung sampai fi nish, MC hanya menduduki peringkat enam. “Kategori ini cukup berat mengingat dibutuhkan ketepatan, team work, ketrampilan, tanggap kondisi, dan kecepatan. Di sini juga ada penalti waktu,” ujar mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan ini.

Dua penghargaan tinggi lain juga melekat pada tim MC ITS. Mereka dinobatkan sebagai peraih gelar The Spirit of AC. Trofi ini dikenal sebagai

penghargaan tertinggi, karena mewakili semangat Atlantic Challenge.

Anugerah lain yang disandang oleh tim MC adalah The beautiful of boat. Berbeda dengan tim lain, Rojo Segoro dikonstruksi sendiri oleh tim. Desain dan bentuk kapal pun dinilai paling apik oleh para juri, voter, peserta lain, dan warga setempat.

Imbasnya, kapal ini dibawa ke negara saingan Lithuania untuk dijadikan perahu latihan tim negara tersebut untuk mengikuti lomba yole of bantry. Tidak cukup sampai di situ, Lithuania bersama Amerika Serikat serta Mexiko berencana untuk merekrut kru dari tim MC sebagai supervisor di negara mereka untuk pembuatan kapal.

Tim MC sudah mulai merapatkan barisan lagi untuk kompetisi Atlantic Challenge 2014 di Perancis. “Kami sedang memperbaiki Kapal Merdeka (kapal sebelum Rojo Segoro di buat dan sudah beberapa kali terjun di Atlantic Challenge sebelum Rojo Segoro hadir, red) lagi, untuk latihan rutin,” pungkas Fiqhy. (ais/nir)

Harumkan Bangsa di Perairan

7

Tidak hanya pentas darat tempat mahasiswa ITS meraup

banyak prestasi, namun di wahana laut pun anak kampus

perjuangan ini pun berhasil mengukir prestasi gemilang.

Tidak tanggung-tanggung, prestasi tingkat internasional

dipersembahkan untuk almamater ITS dan Indonesia.

Kali ini, giliran tim Maritime Challenge (MC) ITS yang

menjadi aktornya.

PRESTASI

Penuh Semangat:Tim MC saat di Irlandia dalam perlombaan

Atlantic Challenge. Sumber: Istimewa

Page 9: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012

Mimpi Nang Hong Kong

Jadi Kenyataan

8

PRESTASI

Tak banyak yang menyangka jika Tim Robot ITS akan mendapat kesempatan mewakili Indonesia di

Asia Pasifi c Broadcasting Union Robot Contest (ABU

Robocon). Pasalnya, selama 14 kali keterlibatan tim ITS

dalam Kontes Robot Nasional (KRN), ITS belum sekalipun

menyentuh gelar juara.

Dalam Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI), Ar-Ramadhan adalah kontestan robot beroda sementara Hurofu berlaga dalam Humanoid Soccer. RI-NHO mewakili di ajang Kontes Robot Indonesia (KRI). Sementara V-Yu hadir dalam kategori Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI). Lawan mereka adalah 96 tim hasil seleksi lima region di seluruh Indonesia.

Di tengah babak pertandingan, RI-NHO terpaksa harus melakukan pemrograman ulang. Namun robot ini tidak menyerah begitu saja. Di babak fi nal, ia bertemu dengan Balerang 5.2 yang merupakan juara KRN tahun lalu. Robot dari Politeknik Negeri Batam ini berhasil dikalahkan.

V-Yu membuahkan performa yang paling mengejutkan. Sebelum lomba, robot berkostum anggun ini banyak

diragukan. “Dia berulang kali jatuh saat demo di rektorat,” ungkap Muhammad Hablul Barri, anggota tim V-Yu.

Nyatanya, saat pertandingan berlangsung, V-Yu menunjukkan performa menawan. Robot penari ini tampil dengan gerakan yang selaras dengan musik.

“Kemampuannya melewati setiap zona dengan lancar menjadi kelebihan,” tambah Kiki Wulandari, anggota Tim Robot ITS lainnya. V-Yu merupakan bukti langsung keindahan integrasi yang terjadi ketika seni berpadu dengan teknologi. Ahli tari piring ini menjadi daya tarik tersendiri selama kontes robot berlangsung.

RI-NHO, Si Robot Impian

Kerja keras Tim Robot ITS berbuah manis. ITS dinobatkan sebagai juara umum KRN 2012. Gelar juara ini sekaligus memberikan kesempatan bagi ITS berlaga di ABU Robocon, Hong Kong. “Saya benar-benar surprised dengan kebangkitan tim ITS ini,” ungkap Rektor ITS, Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA.

Pertengahan Agustus 2012 menjadi momen bersejarah bagi tim Robot ITS. Gedung Rektorat dipenuhi mahasiswa berjaket

merah. Tampak senyum bahagia bercampur tegang terpancar di wajah anggota tim yang diundang khusus sebelum berangkat ke Hong Kong.

Namun, hanya ada satu robot ITS yang ikut serta, yaitu RI-NHO. Uniknya, nama robot ini mencerminkan mimpi besar untuk berlaga di tingkat internasional itu. Robot ITS Nang Hong Kong, adalah nama sebenarnya dari karya para mahasiswa Jurusan Elektro itu. Nampaknya, pepatah bahwa sebuah nama merupakan doa telah menjadi kenyataan.

Sayangnya, RI-NHO harus menyerah pada robot dari tim Vietnam yang meraih skor tertinggi atau peng on dai gat. Namun, tim ITS tetap tercatat sebagai peraih Toyota Award dalam perlombaan tersebut.

Progres prestasi ini menunjukkan kemajuan teknologi ITS. Hal ini diamini langsung oleh Ketua Umum Ikatan Alumni (IKA) ITS, Ir Irnanda Laksanawan MSc MEng PhD. “Pada zaman saya dulu tidak seperti ini,” ungkapnya. Perkembangan ini turut menjadi harapan bagi kemajuan teknologi Indonesia. (anl/lis)

Berlomba di Hong Kong: Doa yang menjadi kenyataan.

Sumber: Istimewa.

Page 10: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012

ON MIPA, ITS Raih 7 Medali

Berlaga di kandang sendiri, ITS malah menunjukkan taringnya. Terbukti, ITS

berhasil meraih tujuh medali dalam perhelatan akbar

Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(ON MIPA) 2012 yang digelar di Hotel Sahid Surabaya, Mei

lalu. Ketujuh medali itu berasal diraih dari empat bidang berbeda dalam kompetisi

tersebut.Empat bidang itu adalah

Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia. Lebih dari 190 mahasiswa yang berasal dari 46 perguruan tinggi seluruh Indonesia berkumpul untuk mengikuti seleksi selama lima hari. Berlaga di kandang sendiri menjadi tantangan besar bagi ITS.

Dalam bidang Matematika, ITS berhasil mengalahkan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menempati posisi keempat. ITS menyabet dua medali perak dan satu perunggu. Kedua medali

ini disumbangkan Satria Stanza Pramayoga dan Kistosil Fahim, mahasiswa Jurusan Matematika.

Prestasi ini disusul dengan medali perunggu di bidang Kimia oleh Muhammad Rasyid Salam. Sedangkan untuk Biologi, ITS hanya meraih sebuah penghargaan Honorable Mention. Medali ini disumbangkan oleh Tutut Arinda, mahasiswa Jurusan

Tiga tim dikirim oleh ITS, dengan total 15 mahasiswa dari berbagai jurusan. Yaitu ITS Team 1, ITS Team 2, dan SEM ITS TEAM 2012. Perangkat yang digunakan, secara berturut-turut adalah Mobil Sapu Angin 6, Sapu Angin 7, dan Antasena 1.

Selama pekan pertama bulan Juli, mereka harus berhadapan dengan kompetisi tangguh di SEM. Performa optimal berhasil ditunjukkan oleh Sapu Angin

(SA) 7. Mulai dari technical inspection hingga akhir race diselesaikan dengan baik tanpa terjadi kendala teknis yang berarti.

ITS sempat dibingungkan dengan hasil perhitungan yang kurang akurat. Akibatnya, perolehan angka ITS tertinggal jauh dari lawan. Namun setelah dilakukan perhitungan ulang, memang terdapat kesalahan perhitungan oleh pihak Shell

dan ITS kembali unggul.“Tahun ini pencapaian

lebih baik,” ujar Ir Bambang Pramujati MSc Eng PhD. Untuk kategori urban concept dengan bahan bakar Fatty Acid Methyl Ester (FAME), mobil SA 7 mencapai efi siensi hingga 191 kilometer per liter. Sedangkan SA 4 berhasil menjuarai kategori urban concept dengan bahan bakar FAME pada SEM 2011. (lik/nir)

Sapu Angin, Kembali Eksis di MalaysiaITS kembali menunjukkan

eksistensinya di kancah Internasional. Untuk ketiga

kalinya, Negeri Jiran, Malaysia, menjadi tuan rumah perhelatan

Shell Eco Marahon (SEM). Untuk ketiga kalinya pula,

ITS turut serta dalam ajang mobil irit se-Asia Pasifi k ini.

Kemenangan ini semakin memantapkan ITS sebagai

salah satu pusat perkembangan teknologi di Indonesia.

9

Biologi.Satu medali perunggu

disumbangkan oleh Muhammad Taufi qi dalam bidang Fisika.Sementara Honorable Mention diperoleh Galih Senja Titah Aji Bangga. Galih adalah satu-satunya mahasiswa jurusan Teknik Mesin yang mengikuti pembimbingan dalam seleksi ON MIPA. (lik/nir)

PRESTASI

Pertahankan Tradisi: Tim SA juara di Malaysia. Sumber: Istimewa

Kontingen ITS dalam ON MIPA. Sumber: Istimewa

Page 11: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 201210

Bisnis Spritus, Raih Modal Usaha Rp 1 Miliar

Dua Mahasiswa ITS kembali berprestasi di bidang

technopreneur. Mereka adalah Achmad Ferdiansyah PP ST dan

Ahmed Tessario ST. Keduanya pun berhasil meraih juara dua pada kompetisi Mandiri Young Tecnopreneur Award (MYTA).Dua pria inovatif ini

mengusung karya Smart Stove-Green Flame concept dalam lomba yang diselenggarakan oleh Bank Mandiri. Produk ini merupakan gabungan dari Smart Stove dan Green Flame. Smart Stove sendiri adalah sebuah kompor portable yang cocok untuk para pendaki gunung atau pencinta alam. Sedangkan Green Flame merupakan terobosan baru bahan bakar spritus yang berbentuk padat.

Terdapat tiga kategori yang diperlombakan dalam kompetisi MYTA. Antara lain, kategori energi terbarukan, pengelolahan air bersih, dan teknologi informasi dan komunikasi. “Smart Stove – Green Flame masuk dalam kategori energi

terbarukan,” tutur pria yang akrab disapa Ferdi ini.

Menurutnya, kategori ini terbilang tidak mudah. Aspek yang dinilai tidak hanya inovasi yang dihasilkan. Tetapi juga sejauh mana potensi produk ini untuk bisnis dan sejauh mana pembuktiannya di lapangan.

Namun Ferdi sangat optimis dengan produknya dari aspek potensi bisnis. “Bisnis Smart Stove sudah jalan delapan bulan, sedangkan yang lain belum terbukti,” terang lulusan dari Teknik Kimia ITS ini. Ferdi berhak menggondol pulang

uang hadiah sebesar Rp 40 juta. Meski tidak meraih juara pertama, smart stove juga berhasil mendapatkan modal dana pengembangan bisnis dari Bank Mandiri senilai Rp 1 miliar.

Meski telah seringkali mengikuti lomba, Ferdi merasakan hal berbeda pada MYTA ini. Ia menilai bahwa MYTA adalah kompetisi paling mewah. Bagaimana tidak, pada kompetisi ini ia dihadapkan oleh beberapa pejabat penting yang menilai presentasinya. (ais/esy)

Dari Lumpur Lapindo ke Korea Selatan

PRESTASI

Mahasiswa ITS punya banyak lahan untuk mencetak berbagai

prestasi. Kali ini, Gabriela Amanda Gita Aristia dan timnya

dari Jurusan Fisika berhasil menorehkan tinta emas

dalam event The Conference of Indonesian Students

Association in Korea (Cisak). Dua penghargaan sekaligus dibawa pulang oleh mereka

bulan Juli silam.

CISAK adalah agenda tahunan Persatuan Pelajar Indonesia di Korea Selatan (Perpika). Tahun ini adalah kelima kalinya CISAK diselenggarakan di Korea Selatan. CISAK 2012 bertema

Klasterisasi dan Elaborasi Ragam Riset Putra Putri Indonesia.

Kegagalan untuk lolos di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) menjadi pemicu utama bagi Gabriela, Frischa Marcheliana Wachid, Patar Roy Fernandes dan M Yusuf Hakim. PKM berjudul Kajian Potensi Lumpur Lapindo Sebagai Perekat Briket Arang Kayu Berkalor Tinggi mereka olah kembali. Pengujian serta kajian yang lebih detail mereka lakukan.

Setelah mengirimkan paper pada April 2012, tim ini dinyatakan masuk dalam kategori energi. Mereka

pun segera bersiap untuk mengikuti acara yang diadakan di University of Science and Technology (UST) Daejeon, Korea Selatan.

Selama mengikuti kompetisi di Korea Selatan, Gabriela dan tim hampir tidak punya waktu luang. “Hari-hari di sana sibuk mempersiapkan presentasi hingga begadang,” tambahnya.

Usaha tersebut tak sia-sia. Gebi dan tim berhasil meraih dua penghargaan. Yaitu untuk Best Paper Award dan Best Presentation. Hasil yang membanggakan ini sekaligus menambah pundi-pundi prestasi mahasiswa ITS dalam kompetisi keilmiahan. (ken/lis)

Juara Technopreneur: Ahmad Ferdiansyah PP ST bersama para petinggi ITS setelah mendapat penghargaan. Sumber: istimewa

Page 12: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012 11

Lagi, Raih Posisi Teratas di KJI-KBGIKali ini prestasi membanggakan

datang dari Kontes Jembatan Indonesia (KJI) dan Kontes

Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) 2011. Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil yang

menjadi kontingen ITS untuk berlaga di Universitas Indonesia

(UI) pun berhasil kembali menorehkan prestasi teratas

pada kompetisi akbar tersebut.Berkompetisi dengan banyak

perguruan tinggi di Indonesia tentu bukan hal yang mudah. Secara khusus, ada dua tim yang diturunkan jurusan ini untuk unjuk gigi pada KJI-KBGI tahun lalu.

Wahyu Candra Prasetya, Rahmad Putra Juniazhar, Reza Arfany, dan Dika Aristia Prabowo dipercaya untuk menggawangi tim KJI. Sedangkan Chairul

Aprianto, Aan Sulistiyatno, kembali bersama Wahyu Candra Prasetya diturunkan pada kompetisi KBGI.

Wahyu dan kawan-kawan berhasil menggengam juara satu nasional KJI. Akan tetapi tim Chairul harus puas di posisi ketiga KGBI. Tahun ini mereka kembali mengikutsertakan bangunan yang mereka beri

nama Joglo Bumi Minatani. “Berbeda dari sebelumnya, kami melakukan renovasi interior,” jelas Aan.

Meski belum berhasil juara, perjuangan tim KBGI juga tak dapat diremehkan. Sebelumnya, proposal rancangan bangunan gedung yang mereka kirimkan berhasil menduduki peringkat teratas. (ais/esy)

Menambang Energi Vicky Wahyu Endriyana, Go Peter Christian T H,

Ardhilla Chadarisman, dan Wawan Setyawan baru-

baru ini mencatat prestasi membanggakan dalam

Mechanical Fair Universitas Indonesia (UI). Puluhan

peserta, mulai dari babak penyisihan hingga fi nal berhasil

mereka ungguli dalam event tahunan UI ini.

Tim berlabel New Generation ini mengusung tema Floating Storage Power Plant. Konsep besar karya tersebut bertujuan mengoptimalisasi energi laut sebagai solusi pemenuhan listrik di Indonesia Timur.

Barge atau tongkang menjadi media utama. “Masalahnya adalah, banyak tongkang yang dibiarkan nganggur,” kata Peter. Tongkang mereka alih fungsikan

sebagai ladang pembangkit tenaga listrik.

Bagian atas tongkang dilengkapi vertical axis wind turbine untuk memanen energi angin. Di bagian bawah tongkang terdapat clean current turbine untuk memanen energi dari gelombang laut. Terdapat pula Vortex Induced Vibration for Aquatic Clean Energy (Vivace) untuk memanen energi

dari arus laut dalam.Listrik yang dihasilkan dari

ketiga peralatan ini kemudian disimpan dalam baterai. Energi yang dikumpulkan dapat diambil ke darat untuk dipakai.

Latar belakang bidang studi yang berbeda menjadi keunggulan New Generation. “Setiap anggota kelompok dapat saling melengkapi,” jelas Ardhilla. (ken/lis)

PRESTASI

Kembali Juara: Tim ITS usai berlaga di KJI-KBGI. Sumber: Istimewa

Harapan Baru: New Generation dengan konsep energi unik untuk Indonesia Timur. Sumber: Istimewa

dari Laut

Page 13: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 201212

Enam emas, lima perak, dan lima perunggu dibawa pulang ke tanah Surabaya. Tidak hanya 41 tim yang berjuang di Jogja sana, tapi seluruh sivitas kampus ITS pantas tersenyum sumringah akan capaian hebat ini.

Medali-medali ini didulang dari dua jenis bentuk lomba, yakni pertama dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang terdiri dari lima bidang yaitu teknologi (PKM-T), pengabdian masyarakat (PKM-M), kewirausahaan (PKM-K), bidang karsa cipta (PKM-KC), penelitan (PKM-P), dan gagasan tertulis (PKM-GT). Selain itu raihan medali juga didapat dari penilaian poster dari setiap jenis PKM.

PKM-KC tercatat sebagai jenis PKM yang paling banyak

membawa medali emas ke kampus pejuangan ini. Total sembilan medali berhasil direngkuh kontingen ITS, empat diantaranya emas, baik dari presentasi maupun poster. PKM-M membawa tiga medali, dua diantaranya emas. PKM-GT mengemas dua medali yang dua-duanya dari bidang poster. Sedangkan untuk PKM-K dan PKM-P masing-masing membawa satu medali.

Namun walaupun berhasil mencatatkan prestasi dengan banyak medali tersebut, pimnas tahun ini tergolong mengalami sedikit kemunduran prestasi dibanding tahun lalu. Pasalnya, pada tahun 2011 lalu, kampus Perjuangan ini duduk di peringkat dua nasional.

“Usaha anak-anak sudah maksimal tahun ini, kita syukuri saja apa yang ada,’’ ujar Prof Dr Herman Sasongko selepas mengikuti upacara penutupan Pimnas XXV beberapa waktu lalu. Menurut Pembantu Rektor I ITS ini, para kontingen ITS tetap menjadi juara jika mereka ikhlas dan lapang dada dalam menerima hasil ini. Ia juga menegaskan, proses yang dilalui lebih penting dari pada target.

Perubahan beberapa regulasi disinyalir menjadi faktor mengapa kontingen ITS hanya mentok di peringkat ketiga. Yakni waktu presentasi yang awalnya 15 menit diubah menjadi 10 menit. Dan peserta tidak diijinkan untuk melakukan cek fi le presentasi yang sudah dikumpulkan. “Kita harus menjadi orang yang selalu siap dengan perubahan yang tiba-tiba,” tambahnya.

Untuk menyongsong Pimnas XXVI, Kementrian Riset dan Teknologi (ristek) BEM ITS telah menyiapkan strategi khusus, yakni mempersiapkan diri lebih awal. Buktinya, pelaksanaan ITS Goes to PKM sudah dimulai pada pertengahan September silam. Kali ini Dhanar juga lebih menfokuskan kepada jumlah mahasiswa yang membuat PKM, bukan jumlah proposal seperti musim lalu.

Ia pun menargetkan 5.000 mahasiswa ITS membuat PKM. “Semakin banyak mahasiswa yang terlibat, semakin banyak mahasiswa yang memberi karya bermanfaatnya untuk sekitar,’’ pungkasnya optimis. (ais/nir)

Tetap Tiga Besar

Ukiran prestasi gemilang berhasil ditorehkan kontingen

ITS dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional

(PIMNAS) XXV. Bertempat di Universitas Muhamadiyah Yogjakarta (UMY), peringkat tiga nasional dengan bangga

dipersembahkan para pejuang keilmiahan ini untuk

almamater ITS.

Meski Turun Perigkat

PRESTASI

Kontingen ITS tetap bersemangat meski turun peringkat. Sumber: Istimewa

Page 14: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012

Seakan tak puas dengan pencapaian ITS dalam hal internasionalisasi, kali ini, International Offi ce (IO) tengah menjalankan skema rancangan penunjang program tersebut. Perjalanan ITS menuju World Class Research University pun dimulai.

“Untuk tahun 2012 ini, kami fokus pada pembenahan organisasi dan efi siensi internal ITS terlebih dahulu,” jelas Dr Eng Unggul Wasiwitono MEngSc, Deputi 2 IO ITS. Ia juga menekankan, yang terpenting saat ini adalah cara mensosialisasikan IO ITS di lingkup internal.

Menurutnya, minimnya wawasan sivitas akademika tentang keberadaan IO ITS akan berdampak pada ketidakselarasannya misi IO dengan ITS. “Ini juga terkait tingkat kepuasan stakeholder ITS terhadap kinerja IO selama ini,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan sinergisitas antar stakeholder

International Offi ce Berbenah

nantinya juga akan membantu pemenuhan sedikitnya empat target IO ITS pada tahun ini. Yaitu, penataan organisasi, peningkatan layanan, dan promosi potensi ITS. “Penyediaan informasi yang informatif, akurat, dan terbarukan juga menjadi hal yang dapat dicapai melalui sinergisitas ini,” terangnya.

Selain itu, salah satu poin yang dinilai untuk internasionalisasi adalah jumlah mahasiswa asing yang melanjutkan studi di ITS. “Selama ini kita telah menerima 33 mahasiswa asing dari berbagai negara seperti Spanyol, Kamboja, Afrika, dan lain-lain,” tambah Nurul Hidayati SS, staf IO ITS.

Namun, di sisi lain, kesiapan ITS untuk menatap atmosfer internasional pun belum sepenuhnya tercukupi. Sedikitnya, kendala-kendala seperti minimnya infrastuktur dan kelas berbahasa Inggris menjadi kegamangan tersendiri.

Pengiriman mahasiswa

ITS ke luar negeri juga menjadi poin yang harus dicapai. Karena itu, ITS telah menyediakan sejumlah dana sebagai emergency fund untuk mahasiswa ITS yang akan mengikuti pertukaran mahasiswa ke luar negeri.

Sebagai rencana mendatang, IO akan mendukung penyusunan silabus dan website berbahasa Inggris untuk setiap jurusan. Layanan lain yang akan diberikan mencakup pendirian learning center untuk penulisan berbahasa Inggris dan training dosen untuk mengajar dalam bahasa Inggris. “Oleh karena itu, kami juga bekerja sama dengan unit lain, seperti CLC ITS dan P3AI,” tambah wanita berkacamata ini.

Nantinya, setiap jurusan akan diminta menunjuk seorang penanggung jawab dalam hal internasionalisasi di jurusannya. “Sehingga, kami juga mengusulkan untuk mengadakan short course ke luar negeri untuk karyawan ITS,” tutupnya. (man/esy)

13

INTERNATIONAL OFFICEAktif Sosialisasi: Berbagi

info beasiswa AMINEF. Sumber: istimewa

Page 15: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012

Berbagai upaya tengah dilakukan guna menunjang visi goes to international kampus perjuangan ini. Sederet program bernuansa internasional pun telah dijalankan. Tak terkecuali

pada unit kerja yang berperan sebagai garda terdepan ITS di dunia internasional, International Offi ce (IO) ITS.

Sebagai ‘juru bicara’ ITS di kancah internasional, praktis menjadikan IO sebagai salah satu unit kerja yang tak bisa diremehkan. “Walau hanya sebatas unit pendukung, kami pun memiliki tugas sebagai fungsi protokoler internasional untuk ITS,” ungkap Dr Eng Unggul Wasiwitono MengSc.

Karena itu, unit ini bertugas untuk menjalin kerjasama dengan luar negeri. Dampaknya, berbagai program bernuansa internasional dapat dirasakan di lingkungan ITS sampai sekarang. Misalnya saja, summer school, pertukaran mahasiswa, joint degree, dan kerjasama riset dengan kampus luar negeri.

Sejauh ini, berbagai kerjasama dengan berbagai Perguruan Tinggi (PT) di luar negeri juga telah dilakukan. “Fontys University dari Belanda, WISMAR Institute dari Jerman, dan PT lain di dunia telah menjalin kerjasama dengan kami,” kata Unggul, sapaan akrabnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan umumnya IO menggunakan konsep Top Down and Bottom Line dalam melancarkan misinya. “Kalau Top Down mengindikasikan pada kerjasama pertukaran mahasiswa atau dosen, sedangkan Bottom Line diperuntukkan untuk program joint research,” tambah pria yang telah bergabung selama setahun di IO ITS ini. (man/esy)

ITS Bidik Pengakuan

Internasional

14

Kompak: olahraga bersama mahasiswa asing di ITS. Sumber: istimewa

INTERNATIONAL OFFICE

Page 16: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012

Mematok target menjadi kampus bereputasi internasional, jelas mendorong ITS untuk terus berbenah. Oleh karena itu, berbagai upaya tengah dilakukan guna mendukung misi kampus perjuangan ini. Salah satunya, melalui pengembangan International Offi ce (IO). Unit kerja yang digadang-gadang turut mengawal misi besar tersebut.

Seperti yang diketahui, IO berdiri dengan tujuan sebagai pusat pengembangan kerjasama dengan luar negeri. Sehingga, berbagai tugas khusus pun disematkan pada unit yang berdiri sejak tahun 2004 silam ini. Di antaranya, menyiapkan Memorandum of Understanding (MoU) dengan berbagai pihak eksternal dan mempromosikan potensi ITS ke luar negeri.

“Kalau di luar negeri umumnya menawarkan sederet program terkait akademik, lebih dari itu, kami mencoba ‘menjual’ potensi alam dan budaya Indonesia,” tutur Dr Eng Unggul Wasiwitono MengSc. Nantinya, unit ini pun yang akan bertugas dalam peningkatan efektivitas kerjasama luar negeri.

Sejauh ini, ITS dikenal sebagai kampus besar dan unggul, terlebih di Indonesia bagian timur. IO juga menunjukkan keunggulan ITS di bidang energi terbarukan, pemukiman penduduk, robot, serta kelautan. “Karena itu, kami juga mengemban tugas agar ITS

Satukan Visi, Menuju Kampus

Kelas Dunia

memperoleh pengakuan internasional, berikut perencanaannya,” ungkapnya.

Aktif di berbagai konsorsium tingkat internasional merupakan salah satu gawe rutin unit yang beranggotakan lima orang ini. “Beberapa konsorsium yang telah diikuti adalah Assosiation of Universities of ASIA Pacifi c (AUP) dan Asia European University Network (ASEA UNINET),” beber Deputi 2 IO ITS ini.

IO pun tengah membidik untuk bergabung dengan Institution International Education (IEE). Di lingkup internal, IO juga gencar meningkatkan atmosfer internasional di ITS. Berbagai program kerjasama dengan unit lain juga turut berjalan. Sebut saja program English Day yang akan bekerja sama dengan Unit Kemahasiswaan ITS. “Adanya adalah pelatihan bahasa Inggris untuk karyawan di banyak unit juga menjadi aktivitas IO baru-baru ini,” aku dosen Jurusan Teknik Mesin ITS ini.

Untuk memenuhi target-target tersebut tidak mudah. IO harus berusaha menyelaraskan visinya dengan segenap sivitas akademika ITS. Tentunya, hal tersebut harus didukung pula oleh berbagai bidang di ITS. Tingkat jurusan memiliki peran yang paling penting di antara semuanya. “Baru sedikit sekali jurusan yang membuka kelas berbahasa Inggris sebagai bahasa kesehariannya,” paparnya.

Padahal, dengan membuka kelas berbahasa Inggris, daya jual jurusan terhadap mahasiswa internasional pasti akan meningkat. Hal ini tengah disosialisasikan oleh IO dengan gencar demi mencapai target internasionalisasi ITS. (man/esy)

15

Go International: ITS jalin kerjasama dengan

PT luar negeri. Sumber: istimewa

INTERNATIONAL OFFICE

Page 17: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 201216

ITS kembali mengukir prestasi dalam Museum Rekor Indonesia (MURI). Pasalnya, sebanyak 4.500 mahasiswa baru ITS dan ITK berhasil memecahkan rekor MURI dengan membuat

maket komplek kampus ITS yang disusun dari 9.000 buku tulis, Minggu (9/9).

Nuansa taman alumni yang biasanya lengang, berubah menjadi lautan mahasiswa baru yang berkumpul di hari terakhir Gerigi 2012. Antusiasme mahasiswa ITS dan ITK pun sangat terasa tatkala menyusun maket ITS dari buku tulis. “Setiap mahasiswa memang membawa dua buku untuk orientasi mahasiswa baru bertajuk Gerigi atau Generasi Integralistik 2012,” kata Himawan R Auditiardy, ketua pelaksana Gerigi 2012.

Dalam waktu beberapa jam saja, telah hadir di tengah-tengah kerumunan mahasiswa, miniatur kampus perjuangan yang terlihat elok menjulang di atas selembar vinyl berukuran 11x11 meter dengan skala 1:108. Dengan ukuran tersebut, karya arek ITS ini masuk dalam catatan rekor keempat ITS di MURI.

Hal yang menarik perhatian, yakni bahan baku pembuatan maket dari buku tulis yang telah dibungkus dengan sampul cokelat. Auditiardy menjelaskan bahwa buku sifatnya lebih general

dan dapat disumbangkan ke yayasan sosial yang telah ditunjuk nantinya. “Sehingga kegiatan sosial usai acara Gerigi tersebut dapat dilakukan,” ujarnya.

Selain bertugas untuk menyusun buku, maba juga dapat menghiasi maket ITS tersebut dengan plastisin untuk miniatur pohon. Hal itu dilakukan agar kondisi kampus ITS sesungguhnya dapat terlihat di maket. Kreativitas tersebut pun mampu mencatatkan ITS sebagai pemegang rekor ke-5565. (sha/esy)

Pecahkan Rekor Muri Lewat Maket ITS

ITS Bangun Desa Lengkapi Pengabdian Masyarakat

ITS punya cara sendiri untuk mengabdi pada masyarakat, terutama yang ada di sekitar

kampus. Sejak beberapa tahun belakangan, banyak Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) yang menginisiasi kampung binaan masing-masing. Begitu pula yang dilakukan Badan

Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas.

Sama halnya dengan BEM ITS, mereka melengkapi Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui program bertajuk ITS Bangun Desa. M Dhanar Such Rufi Fajri, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) BEM ITS, menceritakan, ITS Bangun Desa merupakan kegiatan pembangunan sebuah desa atau kampung binaan.

ITS Bangun Desa dilaksanakan sebagai rencana strategis (renstra) BEM ITS dalam periode tiga tahun. Setelah menjalani tahap persiapan, tim inisiator akan bergerak langsung ke lokasi rencana pembangunan desa. Pada akhirnya, pelaksanaan program kerja ITS Bangun Desa

Rekor lagi: maket ITS dari buku tulis. Sumber: istimewa

akan diselesaikan pada tahun ketiga nanti.

Sebagai langkah awal, tim ITS Bangun Desa telah menentukan desa yang menjadi sasaran pembangunan. Setelah melakukan pengamatan, kawasan Temporejo dirasa memiliki potensi menjadi pilihan utama. “Sebenarnya kami, tim pionir, merekomendasikan beberapa daerah seperti Bosem Wonorejo dan Kenjeran. Tapi Temporejo itu dirasa lebih sesuai dengan kriteria kami,’’ ungkap Fransiskus Xaverius Iga Kuncara Ardi Pradana, koordinator tim pionir.

Tim pionir terdiri dari 30 mahasiswa pilihan. Mereka siap untuk bekerja keras. Mereka yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu ini juga memiliki komitmen yang tinggi dalam mengabdi. “Variasi itulah yang akan mengisi di beberapa bagian tim seperti divisi engineering, survei dan data, serta hubungan pemberdayaan masyarakat dan keuangan,’’ kata Fransiskus. (set/nir)

PRESTASI

Page 18: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012 17

Repository ITS yang menduduki peringkat ke-19 versi Webometrics, menambah deretan

prestasi ITS dalam skala Internasional. Hal tersebut merupakan kebanggaan tersendiri

bagi ITS karena karyanya dalam pengolahan perpustakaan online dapat diakui sepak

terjangnya.

Versi Webometrics,

Sebanyak 1.240 repository dari seluruh perguruan tinggi dunia telah dinilai dalam Webometrics. ITS pun berhasil menempati peringkat ke-19 tingkat internasional, sekaligus menduduki peringkat kedua level Asia. Dengan kata lain, repository ITS turut menempati posisi terbaik pertama dalam lingkup nasional.

Webometrics sendiri merupakan sistem yang memberikan penilaian terhadap perguruan tinggi terbaik di dunia melalui situs website-nya. “Peringkat pertama tingkat nasional ini, sudah disabet ITS untuk keempat kalinya,” ungkap Mansur Sutedjo, Kepala UPT Perpustakaan ITS. Sebelumnya, perpustakaan ITS hanya menduduki peringkat ke-64 tingkat nasional.

Perpustakaan digital ITS sendiri telah dibuat sejak tahun 2004, saat mendapat bantuan aplikasi program tersebut dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Tahun 2007, sebanyak 1.500 tesis sudah bisa di-upload dengan memuat judul, abstrak, dan daftar isi.

Lebih dari 2.000 karya tulis pun dipublikasikan di perpustakaan digital ITS setiap momen wisuda. Sebab, rektor ITS mewajibkan mahasiswa agar menyerahkan dan menyimpan karya tulis tersebut di perpustakaan digital ITS.

Untuk meningkatkan kelancaran perpustakan digital, tim perpustakaan digital masih terus meningkatkan kapasitas server. Penambahan developer turut pula akan dilakukan. (sha/esy)

Proyek mobil listrik nasional telah menunjukkan hasil. Itu pun tak terlepas

dari campur tangan sivitas akademika ITS. Dr Muhammad Nur Yuniarto ST, dosen

Jurusan Teknik Mesin yang terlibat dalam tim mobil listrik nasional, menyatakan, skema

pengembangan (roadmap) mobil listrik nasional telah rampung.

Ingin 100 Persen Buatan Negeri

Pada tahun 2014 nanti, akan ada prototype mobil listrik sebagai konsep pengembangan selanjutnya. Sementara itu, produksi massal mobil listrik tersebut baru akan dilakukan pada tahun 2018 mendatang. “Kami memang tidak mau mobil listrik nasional yang asal comot. Kami ingin 100 persen buatan Indonesia, mulai dari komponen hingga jadi mobil,” tegas Nur.

Sembari persiapan untuk produksi, tim Mobil Listrik Nasional masih melakukan koordinasi dengan berbagai kementerian. Nur pun meyakini, kemampuan teknisi mobil listrik sudah mumpuni dari berbagai perguruan tinggi. Sebut saja Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), bahkan ITS sendiri.

Nur juga percaya, proyek mobil listrik ini akan sukses pada akhirnya. Menurutnya, Indonesia wajib mengembangkan energi alternatif. Hal ini mengingat sumber bahan bakar fosil yang kian menipis. Selain itu, bahan bakar listrik menjadi pilihan karena bebas polusi.

Dr Ir Dedit Cahya Happyanto MT, dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), pun memberikan dukungan. “Kalau tim nasional sudah merancang motor penggeraknya, maka saya siap membantu dalam aspek sistem kendali elektrik. Fungsi sistem kendali ini untuk mengatur asupan listrik yang tepat untuk kondisi normal, tanjakan, dan turun,” pungkasnya. (set/nir)

Repository ITS Duduki Peringkat 19 Dunia

PRESTASI

Baru: Salah satu mobil listrik ITS saat diuji coba. Sumber: Istimewa.

Terbaik: Tampilan website perpustakaan ITS. Sumber: istimewa

Page 19: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 201218

Pulau Lombok merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia yang masih belum cukup terjamah. Pesona daerah Indonesia

Timur ini justru masih banyak tersembunyi di balik ‘cangkang’ kerang mutiara yang menjadi ciri khasnya.

Dua belas jenis kopi yang tersaji di kafe di Melbourne

ternyata berasal dari Indonesia. Odi Anindito, mahasiswa dan

barista saat itu, tergerak untuk mengembalikan kejayaan kopi

Indonesia. Berdirilah Coffee Toffee.

Sabet Juara Di Pulau Lombok

Nikmatnya Kopi

Lokal Ala Odi

Begitulah yang terlintas di pikiran Deden Faturrahman dalam Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) 2012. Dengan tema Pesona Pulau Lombok, Deden berusaha menggambarkan kekayaan Pulau Lombok yang belum diketahui

banyak orang. ‘’Tujuannya tidak lain supaya pesona Pulau Lombok sesungguhnya dapat dikenal lebih luas lagi,’’ ungkap Mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Jurusan Desain Produk Industri (Despro) ini.

Seluruh kekayaan dari Pulau Seribu Masjid itu digambarkannya di dalam cangkang kerang yang terbuka. Mulai dari rumah adat, tarian adat, hingga kekayaan alam yang mempesona. Karya lelaki asal Jakarta ini berhasil mencuri perhatian dewan juri. Predikat Juara I berhasil disandangnya pulang ke Surabaya.

Dunia desain seakan sudah mendarah daging pada diri laki-laki berkacamata ini. Sejumlah prestasi berhasil ia ukir dalam perjalanan karirnya di bidang seni. Seperti juara kaligrafi , juara Comic Competition, L.A Lights Campus Edutainment hingga predikat Best of the Best, “Mainanku Kreasiku”, Illustration Competition, Nirmana Award 2012.

Menurut Deden, bakat yang dimiliki sudah selayaknya digunakan dengan baik. ‘’Hargailah kekayaan Indonesia dengan desain, karena desain mampu menjadi identitas untuk bersaing di kancah internasional sekalipun,’’ pesannya. (lik/lis)

Coffee Toffee merupakan kedai kopi yang menawarkan kopi dengan campuran coklat. Kopi yang dipakai merupakan kopi kualitas terbaik, campuran antara biji kopi Java Mocha dan Toraja Kalosi. Keduanya terkenal akan kekuatan rasa dan aromanya.

Kecintaan Odi terhadap kopi sejak duduk di bangku kuliah. Sepulang dari Melbourne, keyakinannya untuk menekuni bisnis kopi menguat. Dibantu sang istri, Rakhma Sinseria, garasi rumah mereka disulap layaknya kedai kopi siap saji. ‘’Ketika itu, modalnya hanya mencapai Rp 5 juta,’’ ungkap alumnus Jurusan Teknik Informatika ITS ini.

Memulai bisnis itu memang tidak mudah. Odi sendiri mengakuinya. Memulai usaha dari nol tak seperti membalikkan telapak tangan.

Hanya dalam kurun waktu dua tahun, Coffee Toffee berhasil membuka 10 outlet. Namun kebangkrutan menghantam Odi

dan istrinya pada tahun 2008, akibat dari penipuan. Kondisi jatuh bangun tersebut tak menyurutkan langkah mereka. Keduanya banyak belajar sembari memupuk motivasi untuk bangkit.

Pasangan ini sepakat untuk membentuk Coffee Toffee sebagai badan hukum, disertai dengan konsep kerjasama kemitraan. Kini, bisnis Coffee Toffee mencapai 113 outlet di Jawa, Kalimantan dan Bali. Omset per bulannya mencapai miliaran rupiah. Odi sendiri menikmati jabatannya sebagai Managing Director Coffee Toffee.

Tak heran jika Coffee Toffee bisa bersanding dengan brand kedai kopi internasional seperti Starbucks dan Coffee Bean and Tea Leaf. Usaha yang telah menempuh perjalanan panjang ini mampu membuktikan diri menjadi ikon model bisnis lokal yang menjadi tuan rumah sendiri. Odi dan Rakhma berharap, kesuksesan yang sama akan menyusul di kancah global. (lik/lis)

PRESTASI

Kreativitas Tinggi: Deden (tengah), saat

penganugerahan juara di Peksiminas 2012.

Sumber: Istimewa.

Juragan Kopi Lokal: Odi kini bisa menikmati secangkir kopi lokal hasil kerja kerasnya. Sumber: Istimewa.

Page 20: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012 19

BJ Habibie, Bapak Teknologi Indonesia

Pria kelahiran 25 Juni 1936 ini merupakan anak keempat dari delapan bersaudara. Ia merupakan putra dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962, dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.

Habibie menghabiskan 10 tahun waktunya untuk menyelesaikan studi di Aachen, Jerman. Ia menggeluti bidang Desain dan Konstruksi Pesawat di Fakultas Teknik Mesin, menerima gelar diplom-ingineur pada 1960 dan gelar doktor ingineur pada 1965 dengan predikat Summa Cumlaude.

Tahun 1969, Habibie dilirik oleh Messerschmitt Boelkow Blohm Gmbh (MBB), industri pesawat terbesar yang bermarkas di Hamburg. Ia menjadi vice president tahun 1974. Habibie adalah satu-satunya orang di luar kebangsaan Jerman yang mampu menduduki posisi itu.

Habibie telah mengundang sekitar 40 insinyur Indonesia untuk bekerja di industri pesawat terbang Jerman selama

ia bekerja di negara tersebut. Hal ini dilakukannya untuk mempersiapkan skill dan pengalaman ketika kembali ke Indonesia dalam membuat produk industri dirgantara.

Tahun 1974, BJ Habibie kembali ke tanah air atas permintaan Presiden Soeharto. Meskipun demikian dari tahun 1974-1978, Habibie masih sering pulang pergi ke Jerman karena masih menjabat sebagai vice president dan Direktur Teknologi di MBB.

Habibie mulai benar-benar fokus setelah ia melepaskan jabatan tingginya pada tahun 1978. Ia diangkat menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) sekaligus merangkap sebagai Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dari tahun 1978 hingga 1997. Habibie juga diangkat sebagai Ketua Dewan Riset Nasional dan berbagai jabatan penting lainnya.

Kiprah Habibie yang terjun ke pemerintahan bukanlah demi mencari uang ataupun kekuasaan. Sepak terjangnya di dunia politik merupakan perwujudan perasaan terima kasih kepada bangsa, negara, dan juga kedua orang tuanya.

Habibie merupakan presiden RI pertama yang menerima banyak penghargaan di bidang IPTEK baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Jasa-jasanya dalam bidang teknologi pesawat terbang mengantarkannya mendapat gelar Doctor of Honoris Causa dari berbagai universitas terkemuka dunia, antara lain Cranfi eld Institute of Technology dan Chungbuk University.

Proyek desain dan konstruksi pesawat terbang skala internasional juga sering melibatkan BJ Habibie seperti Fokker F 28, Transall C-130, Hansa Jet 320, Air Bus A-300, pesawat transport DO-31, CN-235, dan CN-250. Pemikiran dan kemampuan BJ Habibie dalam teknologi tersebut yang mengantarkannya mendapat predikat Bapak Teknologi Indonesia.

Dalam Rangka Dies Natalis ke-52, ITS mengundang BJ Habibie dalam agenda orasi ilmiah sebagai kampus teknik. Orasi ilmiah tersebut bertemakan Peran Kemandirian Teknologi dan Industri Maritim untuk Kemajuan Bangsa. ITS akan memberi penghargaan tertinggi Sepuluh Nopember dan juga penghargaan Angka Nitisastro kepada BJ Habibie usai memberikan orasi. (lik/izz)

Siapa yang tidak mengenal sosok bersahaja Prof DR (HC) Ing Dr Sc Mult Bacharuddin Jusuf habibie atau

dikenal sebagai BJ Habibie. Sebagai cendekiawan dan Presiden Republik Indonesia ke-3, kiprahnya

tak urung menjadi panutan bagi yang mengenalnya. Predikat Bapak Teknologi Indonesia menjadi salah satu

alasan ITS untuk menyerahkan penghargaan Sepuluh Nopember kepadanya seusai orasi ilmiah pada puncak

acara Diesnatalis ke-52 ITS.

DIES NATALISGenius: Habibie akan mendapat

penghargaan khusus dari

ITS. Sumber: Istimewa

Page 21: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 201220

Karena HabibieAdalah Superstar ITSSiapa yang kerap disebut superstar? Michael Jackson? Madonna? Atau Rhoma Irama? ITS seperti nya punya pandangan lain soal superstar. Bagi ITS, hanya negarawan yang mampu memoti vasi bangsa ini untuk mandiri teknologi yang layak disebut superstar.

Dengan pengembangan teknologi, Habibie telah mengubah mindset bangsa Indonesia. Hal itulah yang menjadi dasar ITS memberikan penghargaan kepada Habibie dalam rangka Dies Natalis ITS ke-52. “Kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada beliau, atas karya-karya dan upaya beliau untuk membuat Indonesia maju melalui ilmu pengetahuan dan teknologi,” ungkap Setiyo Nugroho.

Habibie terpilih untuk menerima penghargaan tertinggi dari ITS, yakni berupa penghargaan Sepuluh Nopember. Penghargaan tersebut hanya diberikan kepada seseorang yang telah memberikan dampak

luar biasa bagi bangsa dan negara. Nilainya lebih tinggi dari gelar Honoris Causa dan penghargaan Angka Nitisastro.

Bukan tanpa alasan ITS menilai Habibie patut untuk diberi penghargaan ini. Terobosan Habibie dalam memajukan teknologi di Indonesia secara nyata telah membuat Indonesia beranjak ke arah yang lebih baik. “Habibie adalah superstar, beliau adalah satu-satunya negarawan yang berhasil membuktikan bahwa Indonesia juga mampu menguasai teknologi,” tegas Setiyo.

Secara berani, Habibie memproklamasikan pemikirannya bahwa teknologi

adalah sesuatu yang bermanfaat bagi masa depan Indonesia. Ia turut merealisasikan visi besarnya itu dengan merevitalisasi sejumlah industri berteknologi tinggi. Mulai dari industri penerbangan hingga industri perkapalan.

“Kehadiran dan peran beliau juga telah membuat ITS menjadi prominen dalam bidang teknologi kelautan Indonesia,” aku Setiyo. Habibie juga turut mendukung program percepatan insinyur dan pembangunan laboratorium hidrodinamika BPPT di lingkungan kampus ITS.

Ahli Penerbangan, Peduli Kelautan

Habibie tak hanya berkonsentrasi dalam masalah penerbangan nasional. Ia ikut menyusun konsep benua maritim, yakni jika pulau dan laut saling ditukar, maka peta geografi Indonesia merupakan sebuah benua yang amat besar.

“Konsep ini memberi pemahaman baru, penyadaran baru, bahwa penguasaan masa depan wilayah Indonesia sepenuhnya ditentukan oleh kemampuan kita menguasai laut dan samudera,” tutur Setiyo. Sepak terjang, integritas dan pemikiran Habibie, juga menginspirasi beberapa generasi tentang pentingnya potensi maritim.

“Kami percaya, hanya beliaulah yang mampu untuk itu. Kami berupaya apa saja yang bisa kami lakukan, untuk menghadirkan beliau ke Surabaya, setelah 20 tahun tidak mengunjungi ITS,” jelas Setiyo. (ald/esy)

DIES NATALIS

Page 22: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012 21

RektorPupuk Kebersamaan dalam Dies Natalis ke-52

Semangat Baru: Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA, Rektor ITS, memberikan sambutan di pembukaan Dies Natalis ke-52.

Sumber: Fifi Alfi ana Rosyidah/ITS Online

Gelaran peringatan Dies Natalis (DN) ke-52 telah resmi dibuka, Rabu(19/9). Pembukaan ini ditandai dengan pelepasan ratusan balon, burung dan sirine yang bergema di seantero stadion ITS. Ribuan sivitas akademika ITS pun turut memeriahkan gelaran tahunan tersebut dengan menjadi peserta. Sejak pembukaan ini, berbagai rangkaian acara DN akan berjalan hingga akhir November.

Pukul 06.00, taman alumni terlihat padat oleh sivitas akademika ITS. Mereka tengah mengikuti senam pagi sebagai awalan pembukaan DN ke-52 ini. Dari taman alumni, kontingen dari lembaga ITS termasuk fakultas berjalan menuju stadion ITS untuk mengikuti upacara pembukaan DN.

Setiap fakultas memilih pakaian berwarna khas yang mencerminkan fakultasnya. Misalnya, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) dengan warna hitam dan Fakultas Teknologi Industri (FTI) dengan warna merah. Tidak hanya itu, yel-yel dan slogan masing-masing kontingen yang saling bersahutan pun turut memeriahkan.

Prof Ir Eko Budi Djatmiko MSc PhD, ketua umum DN ke-52 memaparkan seluruh rangkaian acara. Setidaknya, 10 acara dipersiapkan untuk merayakan ulang tahun ke-52 ini. Di antaranya, Jalan Sehat yang akan dihelat pertengahan

November, Pasar Seni ITS, kegiatan sosial, dan Temu Alumni.

Selain itu, juga dihelat Fun Bike, dan aksi Gowes Surabaya-Jakarta oleh Ikatan Alumni ITS. Bersamaan dengan pembukaan ini, berbagai perlombaan seperti Sepak Bola U-40, Futsal U-40, dan 10 pertandingan cabang olahraga lainnya mulai digelar.

Rektor ITS, Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA, mengatakan lomba olahraga tersebut adalah salah satu cara untuk memupuk kebersamaan sivitas akademika ITS. Oleh karena itu, ia berharap setiap lini lembaga ITS dapat mengikuti pertandingan olahraga tersebut. Sehingga, dapat menjunjung tinggi kebersamaan. ‘’Acara ini tidak lain untuk membangun ITS menjadi lebih maju lagi,’’ paparnya.

Piala bergilir yang tahun lalu dimenangkan oleh FTSP, kini diberikan kepada rektor ITS. Yang kemudian diberikan kepada ketua DN ke-52 untuk diperebutkan kembali dalam berbagai pertandingan olahraga.

Tidak ketinggalan, parade budaya pun disuguhkan di akhir upacara pembukaan. Terdapat berbagai suguhan budaya, mulai dari siswa Taman Kanak-Kanak (TK) Dharmawanita ITS, Tari Yosakoi khas Jepang, hingga sajian Tari Reog Ponorogo. (fi n/esy)

DIES NATALIS

Page 23: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 201222

PENS-PPNSMeriahkan Dies Natalis ITS ke-52

Tetap Bersama: PPNS menunjukkan apresiasinya di pembukaan Dies Natalis ITS ke-52. Sumber: Ali/ITS Online

Euforia masyarakat Indonesia dengan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII Riau sudah hampir usai. Namun, euforia sivitas akademika ITS baru saja dimulai. Rabu (19/9), seluruh sivitas akademika kampus perjuangan merayakan upacara pembukaan Dies natalies (DN) ITS ke-52. Tak hanya sivitas, kebahagiaan pun turut dirasakan oleh saudara muda ITS, yakni PENS dan PPNS.

Tema DN ITS ke-52 sebenarnya tak jauh berbeda dengan tahun lalu. Masih tetap mengusung konsep cinta lingkungan. Akan tetapi, untuk tahun ini lebih global. ‘’Tema green and blue, sesuai dengan harapan ITS untuk membangun negara dengan wawasan kelautan dan ramah lingkungan,’’ ungkap Prof Dr Ir Eko Budi Djatmiko MSc, ketua umum DN ITS ke-52.

Acara seremonial sendiri diawali dengan senam pagi bersama seluruh sivitas akademika di taman alumni ITS. Kemudian dilanjutkan dengan deville peserta menuju stadion utama ITS. Deville tersebut dibuka oleh penampilan dari marching band Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Surabaya.

Suasana gegap gempita begitu terasa ketika rombongan memasuki arena stadion. Selain dari gemuruh yel-yel para peserta, pertunjukan seni Tari Yosakoi dan Tari Reog Ponorogo

semakin memeriahkan suasana. ‘’Lima singo barong yang tampil, merupakan simbol dari lima fakultas di ITS,’’ terang salah satu anggota Tari Reog.

Namun, dari seluruh rombongan peserta yang ikut, partisipasi Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) merupakan yang paling menarik. Pasalnya, kedua politeknik tersebut sudah lepas dari naungan ITS sejak tahun 2011 silam. Akan tetapi, hal tersebut tak membuat hubungan kekeluargaan dari instansi-instansi tersebut terpecah.

Tak hanya pada acara pembukaan, partisipasi dari kedua politeknik tersebut juga dilakukan untuk rangkaian acara DN ITS ke-52 lainnya. Tak terkecuali pada ajang Rektor Cup yang merupakan strata tertinggi kompetisi olahraga di ITS. “Olahraga adalah salah satu cara memupuk kebersamaan,’’ jelas Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA, rektor ITS.

Orang nomor satu di ITS itu pun berharap, momen DN ITS ke-52 ini dapat menjadi tonggak penting kejayaan ITS di kancah nasional maupun internasional. Lebih dari itu, prestasi ITS memasuki usia yang lebih matang diharapkan dapat terus mengalir dengan lancar. ‘’Semoga ITS akan semakin berjaya nantinya,’’ pungkasnya. (ali/esy)

DIES NATALIS

Page 24: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012 23

52 TahunITS Gelar Dies NatalisGelaran peringatan ulang tahun ITS yang ke-52 akan dibuka, Rabu (19/9). Serangkaian acara yang mendukung perayaan Dies Natalis ITS akan segera dimulai. Mengangkat tema Green and Blue, meskipun sederhana diharapkan akan memberikan kesan yang penuh makna. Baik untuk sivitas akademika ITS maupun kepada masyarakat sekitar ITS.

Sengaja mengangkat tema Green and Blue, lantaran ingin mendekatkan sivitas akademika pada lingkungan. Green berarti berusaha membuat kampus ITS menjadi lebih hijau. Sementara Blue mewakili warna biru dari laut. “Sebab laut adalah milik semua orang,’’ ujar Dr Ir Setyo Nogroho, Ketua Dies Natalis 52 ITS.

Serangkaian acara pun sengaja disiapkan guna memperingati Dies Natalis. Di antaranya yaitu Jalan Sehat, Pasar Seni ITS, Sepak Bola U-40, Futsal U-40, Kegiatan Sosial, dan Temu Alumni. Selain itu, juga dihelat Fun Bike, pertandingan olahraga, dan aksi Gowes Surabaya-Jakarta.

Selain itu, khusus pada ulang tahun kali ini, ITS mendatangkan mantan Presiden Republik Indonesia (RI), BJ Habibie. Secara khusus, Habibie didapuk menjadi pembicara dalam orasi ilmiah yang

bertema Peran Kemandirian Teknologi dan Industri Maritim untuk Kemajuan Bangsa. Acara ini sekaligus menjadi puncak kemeriahan Dies Natalis pada tanggal kelahiran ITS, 10 November.

Dalam acara tersebut, akan membawa tema besar terkait pentingnya kemandirian bangsa. Di sisi lain, sekaligus mengingatkan sivitas akademika maupun masyarakat luas tentang orientasi kelautan. Bahwa laut bukan hanya milik jurusan dengan bidang ilmu kelautan saja, melainkan milik semua disiplin ilmu. “Kita ingin orang melihat laut lebih banyak, sebab banyak sekali potensinya,’’ tandas Setyo.

Dalam gelaran Dies Natalis ini, seluruh sivitas akademika ITS boleh mengikuti semua kegiatan yang digelar. Bahkan, tidak ketinggalan pada warga sekitar diajak turut serta memeriahkan perayaan tahunan ini.

Terdapat beberapa event yang mengundang warga sekitar turut bergabung. Di antaranya Jalan Sehat, Fun Bike, dan sebagainya. ‘’Kami berharap di dalam perayaan ini strata sosial tidak dipermasalahkan,’’ jelas dekan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS ini. (fin/fz)

DIES NATALIS

Beraksi: Salah satu pertunjukkan Tari Reog Ponorogo.Sumber: Fifi Alfi ana Rosyidah/ITS Online

Page 25: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 201224

ITS Semakin Mapan di Usia ke-52

Menginjak usianya yang ke-52, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

(ITS) semakin memantapkan langkahnya sebagai salah satu institusi pendidikan

di Indonesia. Peran serta ITS dalam membangun kemandirian teknologi nasional

pun semakin krusial. Karya dan inovasi seluruh punggawa kampus perjuangan akan sangat berpengaruh bagi kemajuan bangsa,

khususnya dalam pengembangan sektor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Menurut Ir Gamantyo Hendrantoro MEng PhD, sekretaris I bidang penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS, saat ini ITS tengah giat memperkaya karya hasil penelitian dan jurnal internasional. Langkah ini diperlukan untuk memperkuat posisi ITS sebagai pusat riset dan penilitian baik di lingkup nasional maupun internasional.

“Terkait publikasi jurnal internasional, sejak Januari 2012, terdapat 110 jurnal yang telah terdata dari ITS,” jelas Gamantyo. Untuk memacu produktivitas para dosen dan mahasiswa, dana insentif telah disiapkan untuk setiap judul riset yang telah terpublikasi. Selama setahun terakhir, data terbaru menunjukkan ITS telah menghasilkan 320 judul dari berbagai sumber dana. Bukan hanya itu, dalam kurun waktu satu bulan ke depan ITS akan memperoleh bantuan dana penelitian Bantuan Operasional Perguruan Tinggi (BOPT) dari Dikti untuk 118 judul.

Gamantyo menjelaskan, tahun ini ITS dipercaya menjadi koordinator konsorsium penelitian kapal perang bersama Perseroan Terbatas Penataran Angkatan Laut (PT PAL). Lembaga Elektronika Nasional (LAN), Terafulk, Insitut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) pun turut serta dalam proyek ini. “Proyek penelitian tersebut mendapat dana sebesar Rp 1,8 miliar dengan target terciptanya sebuah prototype dalam dua hingga tiga tahun mendatang,” tambah dosen Jurusan Teknik Elektro ITS ini.

Selain proyek penelitian tersebut, ITS juga mendapat bantuan dua dana unggulan strategis nasional yang jumlahnya mencapai Rp 500 juta. Salah satu sumber dana tersebut nantinya akan digunakan untuk penelitian dan pengembangan sektor geotermal. Sementara itu, sumber dana

lainnya akan diarahkan kepada pengembangan kapal selam buaya. “Penelitian ini jelas merupakan salah satu poin penting bagi ITS menuju research university,” tutur Gamantyo.

LPPM ITS saat ini tengah menggalakkan program Lab-Based Education (LBE). Lewat program ini setiap laboratorium masing-masing jurusan harus mempunyai Rencana Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (RPPM) selama beberapa tahun ke depan. Gamantyo juga mengimbau bahwa dalam setiap riset di ITS diharapkan adanya keterlibatan dosen beserta mahasiswa Diploma 3 (D3) hingga Strata 3 (S3). “Dengan demikian dapat tercipta integrasi antara pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat,” tandasnya.

Peringkat Empat Penghasil Paten

Lain data jurnal internasional dan penelitian, lain pula data terbaru Hak Kekayaan Intelektual (HKI) ITS. Ketua BP2KI, Prof Dr Ir Suprapto Dipl Eng menyebutkan, selama 12 tahun terakhir, berbagai hak paten dikantongi oleh dosen dan mahasiswa ITS. “Pada dasarnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) mencakup dua kategori utama, yakni Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri,” jelas Suprapto.

Terhitung mulai tahun 2001 hingga 2012 sebanyak 97 hak paten sudah terdaftar dan tengah memasuki masa pemberian paten. Meskipun belum seluruh pengajuan paten mendapatkan status granted. “Secara nasional, ITS menempati urutan keempat dalam produktivitas paten dan kekayaan intelektual lainnya,” tambah Suprapto.

ITS sendiri menyiapkan dana bagi 10 judul yang diajukan untuk memperoleh paten dari Direktorat Jenderal HKI. Dikti pun turut bekerjasama dengan memberikan tambahan dana tidak kurang dari 25 judul yang diajukan. Harapannya adalah untuk terus meningkatkan jumlah paten yang mampu dihasilkan ITS dalam tahun-tahun berikutnya.

Bukan hanya itu, beberapa waktu terakhir ITS juga fokus menggarap Publikasi Online Mahasiswa S1 ITS (POMITS) untuk menumbuhkan minat ma-hasiswa dalam menulis jurnal ilmiah. “ITS mung-kin satu dari sedikit perguruan tinggi yang mulai menggagas publikasi secara online mengenai jur-nal-jurnal keilmiahan,” tutupnya. (ken/fz)

DIES NATALIS

Page 26: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012 25

Autopilot Bantu Sempurnakan Sistem Komunikasi Kapal

Kerjasama untuk aplikasi rancangan kapal Dr Ir Aulia Siti Aisjah MT pernah ditolak oleh

pihak pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Demi melanjutkan penelitiannya, ia pun

membuat autopilot Monitoring Control Sea Transportation (MCST).

Sistem pemantauan transportasi laut sering bermasalah. Kasus di Pelabuhan Tanjung Perak menunjukkan, awak kapal kerap bertukar informasi dengan petugas pelabuhan menggunakan telepon.

Padahal, semakin ke tengah lautan, sinyal telepon semakin melemah. “Resiko kapal untuk kehilangan arah sangat besar ketika sudah di tengah lautan,” papar Aulia.

Analisa kestabilan manuver kapal berlangsung semenjak Aulia melanjutkan pendidikan doktoral di Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) empat tahun silam. Fokusnya pada sistem kontrol kapal.

“Autopilot sengaja dibuat untuk menguji hasil penelitian tentang MCST sebelumnya,” lanjut dosen Teknik Fisika ini. MCST dirancang untuk menggantikan sistem server umum bernama

Automatic Identifi cation System (AIS).

Sistem MCST bisa mengatasi kesalahan yang banyak terjadi pada AIS. Seperti ketiadaan rekomendasi arah, kecepatan maupun lintasan kapal. Bahkan, bisa pula membantu menghindari daerah terlarang pelayaran.

Melalui dana hibah dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), MCST dicoba pada kapal tanker autopilot. “Namun, pada dasarnya aplikasi ini dapat diterapkan pada semua jenis kapal,” tuturnya. (fi n/lis)

Meneliti Lusi, Sukses Hasilkan Beton Ringan

Enam tahun telah berlalu sejak tragedi luapan Lumpur Lapindo, Sidoarjo.

Kerugian di berbagai sektor masih banyak bermunculan. Setidaknya, lebih dari 700

hektar tanah terendam. Sementara di bidang sosial, ribuan korban terlantar di

berbagai sektor kehidupan.

Meski menimbulkan banyak kerugian, Lumpur Sidoarjo (Lusi) juga mempunyai potensi besar. Salah satunya adalah sebagai beton ringan. Begitulah temuan Dr Ir Triwulan dan Ir Retno Indriyani MS dari Teknik Sipil ITS.

“Beton ringan dipilih karena mempunyai prospek pengembangan yang lebih besar,’’ tutur Triwulan. Kebutuhan bahan ini juga diperkirakan meningkat di tahun-tahun mendatang.

Namun, untuk mewujudkannya tidak mudah. Tantangan terbesar terutama dirasakan dari biaya penelitian yang besar, totalnya Rp 200 juta. “Untuk kebutuhan perbaikan peralatan saja bisa mencapai Rp 55 juta,” tambah Indriyani.

Banyak upaya yang mereka lakukan untuk mendapatkan dana hibah. Namun, sekali waktu, mereka pernah turut menggunakan dana pribadi.

Beruntung, mereka juga bisa bekerjasama dengan PT Indocement. Hasilnya diwujudkan dalam bentuk peralatan penunjang.

Perjalanan panjang tersebut kini sudah menuai hasil. Formula optimum beton sudah dihasilkan. Studi komparasi dengan beton ringan lain juga telah dilakukan. Baik dari segi kekuatan dan ketahanan hingga harga. Paten juga sudah diajukan.

Karya yang melibatkan banyak pihak ini akan menjadi persembahan tersendiri terhadap masyarakat Sidoarjo. “Semoga dapat dijadikan sebagai home industry mereka,” harap Triwulan. (ran/lis)

PRESTASI

Kreatif: Aulia mengembangkan karya baru untuk melanjutkan MCST.

Sumber: Istimewa.

Material Baru: Menggali kebermanfaatan dari hasil bencana. Sumber: Istimewa.

Page 27: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 201226

Prihatin Penderita Paru, Gagas Hidung Elektronik

Sukses Dr Muhammad Rivai ST MT dalam peneliti an Hidung Elektronik dengan kolom kromatografi untuk mendeteksi bau ti dak membuatnya berpuas diri. Kini dosen Jurusan Teknik Elektro ITS itu tengah membuat

hidung elektronik untuk mengidenti fi kasi penyakit paru-paru.

Dalam penelitiannya kali ini, Muhammad Rivai tidak sendiri bekerja. Ia turut menggandeng Slamet Hariadi dr SppK, spesialis paru Dr Soetomo Surabaya dan Moh Taufi qurrohman ST MT, dosen Teknik Industri ITS.

Dosen yang akrab disapa Rivai ini menuturkan bahwa ide ini terinspirasi dari keprihatinannya terhadap penderita penyakit paru. Selama ini, untuk mengetahui penyakit paru-paru, pasien harus diambil darah, melakukan rontgen atau CT-Scan.

Padahal, serangkaian proses tersebut membutuhkan waktu lama dan kadang cukup menyakitkan. “Saya berharap penderita penyakit tidak perlu lagi melakukan pemeriksaan fi sik dan mengeluarkan biaya banyak, ’’ ujarnya bersemangat.

Prinsip Hidung Elektronik buatannya berpijak pada uap pernafasan yang keluar dari hidung. Menurut Rivai, kandungan gas buang orang sehat berbeda dengan orang sakit.

Setiap jenis penyakit paru-paru pun menghasilkan jenis gas yang berbeda.

Hidung Elektronik yang dikembangkan Rivai menggunakan semacam sensor. Alat ini akan menangkap dan membaca kandungan uap pernafasan.

Lebih dari setahun meneliti, hidung elektronik telah mengalami berulang kali perbaikan. Utamanya, dalam jenis ukuran dan sensor yang digunakan. Rivai mengatakan bahwa sensor yang digunakan harus dibuat sendiri.

Meski dinilai sangat bermanfaat, Rivai menyebutkan bahwa alat ini belum dapat digunakan secara resmi karena berbagai prosedur yang harus dilakukan.

Penelitian Rivai bersama timnya ini berhasil mendapat dana Insetif Riset Sinas (IRS)dengan nominal mencapai Rp 200 juta. Dana tersebut dialokasikan untuk perbaikan lebih lanjut. Rivai melanjutkan bahwa pada 2013 nanti akan dilakukan pengembangan hidung elektronik yang berbasis PC Tablet Android. “Targetnya adalah alat sederhana yang mudah dibawa dan digunakan seperti PC Tablet,’’ terangnya. (ran/izz)

PRESTASI

Inovatif: Prototype hidung elektronik.Sumber: istimewa

Page 28: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012 27

Lestarikan Kawasan Heritage Jawa TimurIndonesia memiliki banyak peninggalan warisan bersejarah yang bernilai ti nggi. Oleh karenanya, diperlukan suatu keahlian dalam mengelola warisan peninggalan bersejarah tersebut. Begitulah yang dilakukan Dr Ir Rimadewi Supriharjo MIP, yang memanfaatkan hal tersebut menjadi bahan peneliti annya. Hal itu pun mampu mengantarkan peneliti annya terindeks sebagai jurnal internasional.

Heritage Planning, begitulah penelitian yang dilakukan Lektor Kepala Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) tersebut. Itu adalah bagian dari urban planning yang lebih memfokuskan pada area peninggalan bersejarah yang memiliki value.

Ketertarikan Rima terhadap Heritage Planning itu didasarkan pada bidang ilmu utamanya yaitu urban planning and architecture. Heritage Planning merupakan bidang yang jarang diminati, walaupun sudah banyak pakar yang berbicara tentang heritage dalam konteks cagar budaya. “Bahkan masih jarang dijadikan substansi mata kuliah yang

terpisah dari urban planning tersebut.” tegas lulusan S2 University of Stuttgart, Jerman.

Jurnal yang terindeks sebagai jurnal internasional itu berjudul Spatial Value in The Islamic Community Area of The Old City of Surabaya, Developing Land Value Concept in Ampel Heritage Area Surabaya City, The Relationship Between Society Life Pattern and Space Utilization in Islamic Historical Area of Surabaya, dan Determination of Potential Heritage Area Based on Typology in Surabaya.

Berangkat dari penelitian disertasinya yang berjudul Nilai Ruang di Kawasan Ampel

Surabaya, ia menemukan konsep-konsep baru yang berkaitan dengan kawasan bersejarah yang dilestarikan. Di dalam penelitian tersebut ditemukan adanya nilai-nilai keruangan yang membuat kawasan tersebut dapat hidup lestari dan berkelanjutan. “Biasanya di dalam ilmu heritage disebut sebagai sustainable concervation,” jelas Kepala Laboratorium Perencanaan Wilayah Jurusan PWK FTSP ITS tersebut.

Saat ini, ia pun masih melakukan penelitian tentang pengembangan konsep-konsep pelestarian dari beberapa typologi kawasan bersejarah di Kota Surabaya. Ke depannya, ia sudah menyusun kembali jurnalnya. “Untuk kawasan cagar budaya di Jawa Timur yaitu di Gresik, Mojokerto dan Tuban, yang hasilnya nanti dapat diangkat lagi ke jurnal Internasional,” pungkasnya. (qly/esy)

Kurangi Dampak DDT dengan BRFLingkungan menjadi sesuatu yang sangat berperan terhadap kehidupan manusia. Akan tetapi, berbagai permasalahan terkait lingkungan terus saja bermunculan. Contohnya saja, polusi yang banyak disebabkan oleh limbah. Polutan dari limbah tersebut mengandung racun yang berbahaya bagi ekosistem di dalamnya. Oleh karenanya, perlu adanya suatu alat untuk mereduksi permasalahan tersebut.

Adi Setyo Purnomo SSi MSc PhD, dosen Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) menjadi salah satu tokoh dalam menciptakan bioteknologi untuk berbagai permasalahan tersebut. Hal itu jualah yang melandasinya melakukan penelitian. Bahkan, penelitiannya itu pun mampu terindeks sebagai salah satu jurnal internasional.

Sebagai lulusan Kyushu University, Adi sendiri bergerak di bidang bioresource and bioenvironmental Sciences. Keterkaitan bidang yang digeluti Adi terhadap bioteknologi dalam penelitiannya pun sangatlah

erat. Hal tersebut telah dituangkan dalam jurnal yang diterima April 2011 lalu.

Seperti salah satu jurnal internasional miliknya yang berjudul Bioremediation of DDT contaminated soil using brown-rot fungi (BRF). Ia memanfaatkan mikroorganisme untuk mengurangi polutan pada tanah yang disebabkan oleh kontaminasi Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT).

DDT adalah insektisida yang biasa digunakan dalam dunia agrikultural. Hingga saat ini, daerah tropis pun masih kerap menggunakannya sebagai pembasmi nyamuk malaria. “DDT itu insektisida sintesis

pertama yang masih populer di dunia,” terang Adi. Padahal, menurutnya, DDT dapat meningkatkan resiko kanker, gangguan endokrin, serta lingkungan.

Dengan sifatnya yang tak dapat larut dalam air, menyebabkan penggunaan insektisida ini juga dilarang. “Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami dampak utama insektisida ini terhadap lingkungan. Serta, mengembangkan metode remediasi yang efektif untuk menanggulanginya,” tutur lulusan sarjana dari Jurusan Teknik Kimia ITS.

Penelitiannya menggunakan Brown-Rot Fungi (BRF) yang memiliki kemampuan untuk mengeliminasi DDT yang terkandung dalam tanah tersebut. Ia menyebutkan, BBF memang paling cocok digunakan untuk remediasi DDT. (qly/esy)

PRESTASI

Page 29: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 201228

Surabaya mengalami penambahan luas lahan seti ap tahun. Begitu hasil peneliti an Ir Dr Ing Teguh Hariyanto MSc, seorang

dosen Jurusan Geomati ka ITS. Sesuai dengan misinya dalam mendukung internasionalisasi ITS, ia menggunakan ilmu

geomati ka untuk memecahkan persoalan lingkungan Indonesia, khususnya Surabaya.

Teguh telah mempublikasikan empat jurnal internasional mengenai pertambahan luas lahan Surabaya dan keterkaitannya. Ia memulai penelitiannya pada tahun 1998 dengan Tokyo University. Dalam Journal of Basic and Applied Scientifi c Research, ia mulai mengidentifi kasi perubahan total padatan tersuspensi di perairan Selat Madura. Hal itu ia lakukan dengan bantuan citra satelit.

Selanjutnya, ia mengidentifi kasi perubahan garis pantai di Pantai Timur Surabaya menggunakan data remote sensing. Dari sanalah Teguh menemukan bahwa lahan Surabaya bertambah seluas seribu hektar sepanjang tahun 1982 hingga 2009. “Itu akibat dari adanya sedimen yang tinggal di pinggir pantai,” pembina Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tenis ini menjelaskan.

Namun, penambahan luas lahan Surabaya

tidak dibarengi dengan jaringan transportasi yang memadai. Kondisi itu dilengkapi dengan penambahan pemukiman di lahan Surabaya. “Penambahan pemukiman bersifat radial, jaringan transportasinya belum memadai. Jadi kemungkinan macet semakin besar,” katanya.

Dalam jurnal yang lain ia mengatakan, pengembangan transportasi di Surabaya perlu dipusatkan pada wilayah timur dan barat. “Untuk mengurangi beban yang menumpuk di tengah,” ujarnya.

Beberapa hasil penelitian Teguh memberikan peringatan bagi Surabaya untuk melakukan perbaikan. Agar tak sampai terjadi bencana, Surabaya membutuhkan perbaikan tata ruang dan manajemen perkotaan yang lebih baik. (set/nir)

Teliti Perubahan Lahan Surabaya

Dari Korosi Besi hingga Anoda Baterai Mobil Listrik

Tak banyak orang yang mampu menemukan ide dari hal kecil di

sekelilingnya. Prof Dr Ir Heru Setyawan MEng adalah satu dari sedikit orang

tersebut. Permasalahan korosi yang kerap terjadi pada besi telah

membuahkan ide baru baginya. Kini, empat jurnal internasional pun usai

ter-publish dari ide tersebut.

Menurut Kepala Pusat Studi Material dan Nanoteknologi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS ini, korosi yang terjadi pada besi bisa mengalami keseimbangan. Yakni, ketika hasilnya berupa magnetite (Fe304). “Ide awalnya adalah bagaimana bisa mengatur agar keseimbangan tersebut bisa terjadi,” ujarnya.

Ide tersebut secara bertahap dikembangan Heru sejak 2008 silam. Lewat jurnalnya yang berjudul Mesoporous Silicas Prepared from Sodium Silicate Using Gelatin Templating, ia bersama timnya mampu merekayasa ukuran

pori-pori atau mikro. “Ukuran mikro itu sama

dengan ukuran molekul. Sehingga pori-pori perlu diperbesar menggunakan template dari gelatin,” tambah Heru. Usai jurnal tersebut diterbitkan, ia melakukan penelitian lanjutan berjudul Synthesis of Magnetite Nanoparticles by Surfactant-Free Electrochemical Method in an Aqueous System.

Heru kemudian menambahkan bahwa penggunaan surfaktan (zat pencampur air dan minyak, red) dan zat kimia marak dilakukan untuk membuat partikel berukuran nano. Sedangkan, dalam penelitiannya, ukuran nano bisa dibentuk hanya menggunakan air. “Ini pertama kali dikembangkan di dunia,” ujarnya.

Tak berhenti sampai di situ, One-step Synthesis of Silica-Coated Magnetite Nanoparticles by Electrooxidation of Iron in

Sodium Silicate Solution pun menjadi jurnal selanjutnya. Penelitian satu ini menguji tentang kestabilan magnetite terhadap elektrokimia. Dengan ukuran partikel yang berkisar antara enam hingga 10 nanometer, magnetite tersebut bisa diaplikasikan pada terapi kanker.

Heru pun menguji kestabilannya terhadap panas. Dalam jurnal berjudul Thermal Stability of Silica-Coated Magnetite Nanoparticles Prepared by an Electrochemical Method, lulusan doktor dari Hiroshima University ini mengungkapkan kestabilan tersebut mencapai suhu 600 derajat celcius.

Kini, ia mengembangkan anoda baterai litium untuk mobil listrik. “Kita mencoba membuat baterai yang bertahan lebih dari enam jam,” tegas penulis 24 jurnal internasional ini. (esy/fz)

PRESTASI

Peduli: Ajak Surabaya berbenah. Sumber: Budi Setyaningsih/ ITS Online

Page 30: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012 29

Prof Ir I Ketut Aria Pria Utama MSc PhD, atau yang akrab disapa Ikap ini

terbilang produkti f dalam menghasil-kan karya ilmiah. Sepanjang tahun

2011, ia menghasilkan dua jurnal internasional di Insti tut Teknologi

Bandung (ITB) dan India. Kemudian pada tahun ini, Ikap telah mempub-

likasikan empat jurnal internasional.

Seluruh karyanya memiliki benang merah dengan Kapal Catamaran, jenis kapal dengan dua lambung. Ia menerangkan, penelitian mengenai Catamaran bukanlah penelitian baru, namun Ikap dan timnya menyempurnakan database yang banyak dihasilkan dari penelitian sebelumnya.

Dalam jurnal internasionalnya pada tahun 2012 yang berjudul Experimental Investigation into the Resistance Components of Asymmetrical Catamarans with Variations in Hull pada International Journal of Small Craft Technology (IJSCT). Kali itu ia meneliti tentang bentuk dua lambung kapal Catamaran yang tidak simetris.

Jika dibandingkan dengan kapal yang sebanding, Catamaran memberikan resistance yang lebih kecil, karena bentuknya yang lebih ramping dengan luasan permukaan basah yang lebih kecil. Akibatnya, konsumsi bahan bakar Catamaran pun lebih sedikit dan efi sien.

Penelitian yang dilakukan Ikap bersama timnya mengantarkan Catamaran sebagai kapal yang berpotensi untuk mengangkut kargo, penumpang, bahkan ikan. “Kondisi umum di dunia adalah banyak kapal ikan yang mengalami kecelakaan. Catamaran ini berpotensi membawa perubahan,” ujar Ikap. (set/nir)

Perlahan KenalkanCatamaran

Tiga Jurnal Internasional Bidang Sanitasi Lingkungan

ITS semakin siap untuk go internasional, pasalnya telah banyak

jurnal internasional hasil peneliti an para dosen ITS yang di-publish dan

diakui di kancah internasional. Sebut saja Sarwoko Mangkoedihardjo.

Profesor satu ini telah menerbitkan ti ga jurnal internasional di bidang

sanitasi lingkungan.

Pada awal tahun 2012, Sarwono mengeluarkan jurnal internasional berjudul Journal of Applied Phytotechnology in Enviromental Sanitation. Jurnal ini adalah jurnal ketiga yang merupakan pengembangan dari dua jurnal yang lebih dulu ia luncurkan. Dua jurnal tersebut masing-masing berjudul Journal of Applied Technology in Enviromental Sanitation yang terbit pada Juli 2011. Serta

Journal of Applied Sciences in Enviromental Sanitation yang terbit akhir 2006 lalu.

“Dua jurnal pertama fokus pada proses rekayasa manusia, berbeda dengan phytotechnology yang fokus pada proses alamiah tumbuhan,” terang Sarwoko. Ia juga menjelaskan bahwa phytotechnology ini memberdayakan tumbuhan untuk pengelolaan lingkungan. Semacam pengeloaan tumbuhan menjadi energi alternatif.

Ketiga jurnal tersebut telah diakui berturut-turut oleh lembaga pengindeks jurnal internasional, yaitu Centre for Agriculture and Bioscieces International (CABI) yang berkedudukan di Inggris, Elton

B Stephen Company (EBSCO) yang berkedudukan di Amerika Serikat, dan International Reference Center (IRC) yang berkedudukan di Netherlands. “Tentunya Google Scholar Citations yang mengukur sitasi juga mengakui,” ungkap Sarwoko lagi. Saat ini Sarwoko mengejar pengakuan dari indeks Thomson dan Scopus yang mengukur sitasi dan impact factor jurnal. “Kedua indeks itu merupakan layanan top dunia dalam indeksasi jurnal internasional,” tambahnya lagi. Selain itu Sarwoko berharap ketiga jurnal yang telah diterbitkan dapat merepresentasikan kemandirian pengembangan ilmu dan teknologi dari Indonesia, khususnya ITS. (ais/fz)

PRESTASI

Produktif: Perluas potensi Catamaran Sumber: Budi Setyaningsih/ ITS Online

Page 31: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 201230

Mengambil tema Mencetak Generasi Sobat Bumi Ber-prestasi, Olimpiade Sains Nasional (OSN) tahun 2012 ini mencoba menggali potensi-potensi muda di bidang teknologi energi dan lingkungan. Peserta OSN regional Jawa Timur mencapai angka 1.300 ma-hasiswa. Sumber: Ihram

Peresmian pemancangan pertama pembangunan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan IndonesProf Dr Ir Muhammad Nuh DEA akhir September 2sambutannya, Muhammad Nuh mengungkapkan, Menara Sains merupakan langkah tepat untuk membidang sains. (Sumber: Ihram/ ITS Online)

Sebanyak 2.000 lebih or2012 menghadiri pertemIkatan Orang Tua Mahascukup penting bagi komrkan program Ikoma deFiqly Firnandi R/ ITS On

Musyawarah Wilayah (Musywil) Ikatan Alumni ITS (IKA ITS)

Pengurus Wilayah (PW) Jawa Timur (Jatim) dihadiri oleh Wakil

Gubernur Jatim, Drs H Saifullah Yusuf dan 100 alumni ITS.

Gus Ipul membuka pelaksanaan Musywil tersebut sekaligus

mengungkapkan kegembiraannya lantaran ITS, kampus yang

berbasis teknologi justru mampu turut andil dalam bidang

technopreneurship. (Sumber: Fiqly Firnandi R/ ITS Online)

Kemeriahan pembukaan gelaran peringatan ulang tahun

ITS yang ke-52 melibatkan seluruh sivitas akademika ITS.

(Sumber: Fifi Alfi ana R / ITS Online)

Turut melestarikan budaya bankan Tari Reog Ponorogo di pemtalies ke-52. (Sumber: Arinda N

Page 32: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012 31

GaleriProgram inkubasi bisnis yang sudah berjalan di ITS mendapat

perhatian dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemen-pora). Melalui Pelatihan Teknis Inkubasi Berbasis Komoditi, Kemenpora mencoba mengi-nisiasi kembali satu kegiatan menumbuhakan skill wirausaha.

Sebanyak 60 peserta undangan

dari perguruan tinggi negeri maupun swasta yang ada di Indonesia turut hadir. (Sumber:

Fiqly Firnandi R/ ITS Online)

ITS mengadakan sosial-isasi Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2012 kepada maha-siswa dari perguruan tinggi negeri swasta se-Jawa Timur. WMM sendiri merupakan se-buah kompetisi kewirausahaan yang ditujukan untuk mence-tak wirausaha muda Indonesia. (Sumber: Ali/ITS Online)

Menara Sains sia (Mendikbud), 2012 lalu. Dalam

pembangunan mpromosikan

rang tua mahasiswa baru tahun

muan yang dihelat oleh pengelola

siswa (Ikoma). Pertemuan ini

ma ITS. Melalui forum ini dipapa

emi kemajuan bersama. (Sumber:

nline)

ngsa, menampil-mbukaan Dies Na-Nur L/ ITS Online)

Keceriaan murid-

murid TK Dharma

Wanita ITS saat

menampilkan drum

band di dies natalies

ITS ke-52. (Sumber:

Elika Tantri/ ITS

Online)

Page 33: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 201232

ITS Mengajar,Gerakan Perubahan untukPendidikan Indonesia

Sebagai salah satu kampus terbaik di Indonesia, pengembangan pendidikan sudah

seharusnya menjadi tugas utama ITS. Oleh karena itulah, Badan Semi Otonom (BSO) BEM,

ITS Education Care Centre (IECC) menggagas sebuah gerakan pembelajaran untuk masyarakat

yaitu ITS mengajar.

Bentuk program kerja dari gerakan ITS Mengajar bermacam-macam. Selain mengadakan pembimbingan gratis bagi siswa SD dalam bentuk Surabaya Goes To School (SGTS), gerakan ITS Mengajar juga memberikan santunan beasiswa bagi siswa yang kurang mampu. “Bukan dalam bentuk uang tunai, tapi mendaftarkan mereka ke Lembaga Bimbingan Belajar ternama kemudian biayanya kami yang menanggung,” ujar

Muhammad Faris Afi f Sukin, Direktur BSO IECC.

Gerakan ITS Mengajar tidak hanya dilakukan di daerah Surabaya saja. Beberapa kawasan terpencil di Jawa Timur juga menjadi sasaran mereka agar dapat memeratakan pendidikan di Indonesia. “Kegiatan ini kami namakan IECC for Indonesia,” jelas mahasiswa Jurusan Teknik Elektro tersebut.

Kepedulian gerakan ITS mengajar juga tertuju pada guru-

guru sekolah Berbagai pelatihan telah mereka selenggarakan untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas dari guru.

Faris berharap, gerakan ITS Mengajar tidak hanya dirasakan oleh mahasiswa yang tergabung dalam keanggotaan saja. Seluruh keluarga mahasiswa ITS juga mempunyai kewajiban untuk melakukannya.“Kemajuan pendidikan di Indonesia juga berada di tangan kita,” pungkasnya. (ali/izz)

Dengan Sihopa, Sabet Juara 3 Nasional

ITS mengirim lima orang deputinya dalam pemilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi Nasional 2012 kali ini. Niken

Susanti, tenaga keuangan Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) ITS berhasil menyabet juara 3 dalam ajang tersebut.

Membawa ide berupa Aplikasi Honor dan Pajak (Sihopa), Niken telah mengharumkan nama ITS dalam kancah nasional.

Menurut Niken, mengikuti ajang Pemilihan Tenaga Keuangan Berprestasi adalah wujud kontribusi nyata olehnya terhadap ITS. Ia menilai, banyak hal yang harus diperbaiki dalam tata kelola keuangan di kampus ini. “Untuk memberikan solusi terhadap masalah-masalah tersebutlah saya mengikuti ajang ini,” tuturnya lugas.

Pada ajang ini, Niken menyampaikan idenya yang berupa Aplikasi Honor dan Pajak atau biasa disingkat Sihopa. Satu tahun yang lalu, Niken juga sempat mengikuti ajang serupa, namun belum berhasil lolos. “Saya hanya melakukan

penyempurnaan di sana-sini,” ungkap wanita berkacamata ini.

Niken menceritakan, ide pembuatan Sihopa ini sebenarnya sudah muncul sejak tahun 2007. Saat itu, banyak pegawai yang merasa kesulitan untuk mendapatkan bukti potong Pajak Penghasilan (PPh) 21 untuk dilampirkan sebagai laporan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Sehingga tidak jarang, Niken yang saat itu menjabat sebagai Bendahara Pengeluaran (BP) harus bekerja ekstra keras. “Tidak jarang pula saya harus lembur dan baru pulang setelah salat Magrib,” ujarnya.

Pada tahun 2010, Sihopa telah berhasil diintegrasikan. Namun, saat itu kegunaan Sihopa masih sangat terbatas. Sihopa hanya mampu mengerjakan dua fungsi saja, yakni memberikan bukti potong PPh 21 fi nal dan membuat daftar honorarium pegawai.

Wanita asal Kediri ini menyatakan, fungsi Sihopa masih bisa ditingkatkan lagi. Ia pun telah mengusulkan agar Sihopa dapat segera diintegrasikan dengan SIM Kepegawaian sehingga bisa terintegrasi dengan biro-biro lain di ITS. “Syukurnya, pengintegrasian dengan SIM Kepegawaian saat ini sedang dalam proses pengerjaan,” jelasnya.

Di samping itu, Sihopa juga akan mengerjakan satu fungsi lain. Yakni merekap setiap pembayaran honorarium karyawan. (fi n/fz)

PRESTASI

Menginspirasi: mahasiswa turun langsung mengajar sebagai bukti kepedulian pada pendidikan. Sumber: Istimewa

Page 34: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012 33

Sego Njamur,Prestasi Menjamur Entrepreneur TeknikTak hanya unggul dalam bidang teknologi, beberapa mahasiswa kampus perjuangan juga cakap dalam berwirausaha. Mahendra

Ega H, Muhammad Baarik K, Rizki Aris Y, Dega Adi P, Ola Dwi

Sandra H dan Eka Rizkiah S merupakan potret mahasiswa

ITS yang sukses berwirausaha dengan Sego Njamoer.

Prestasi yang ditorehkan Sego Njamur dapat dikatakan sangat fantastis. Tak hanya menjadi jawara dalam berbagai kompetisi tingkat nasional, mereka juga sukses menorehkan beberapa prestasi bertaraf internasional. Salah satunya dalam ajang Shell Live Wire Bussines Start-Up Award 2011 di Malaysia beberapa waktu lalu.

Kompetisi bergengsi yang terdiri dari dua kategori mahasiswa dan alumni tersebut,

menjadi saksi keunggulan usaha mereka. Sego Njamoer berhasil menyabet gelar juara favorit untuk kategori mahasiswa.

Ajang Young Bussiness Competition 2011 juga tak luput dari incaran. Dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh salah satu perusahaan teh botol tersebut, Ega dan kawan-kawan berhasil membawa Sego Njamur menjadi yang terbaik dengan memperoleh predikat number one.

Penghargaan secara individu untuk para personil Sego Njamur juga terus mengalir. Mahendra Ega contohnya, mahasiswa Jurusan Teknik Fisika ITS tersebut menjadi Juara Favorit dalam ajang bergengsi Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2011. Ega dapat terpilih berkat videonya tentang bisnis Sego Njamur yang banyak diminati masyarakat. (ali/izz)

Akhirnya, ITS Anggota AUN/SEED-Net

PRESTASI

Penantian panjang ITS akan pengakuan internasional

akhirnya berbuah manis. Akhir bulan lalu, Sabtu (21/9) ITS telah resmi menjadi anggota ASEAN University Network/

Southeast Engineering Education Development

Network (AUN/SEED-Net). Hal ini merupakan sebuah

kebanggaan besar mengingat tidak semua universitas

mendapat kesempatan yang sama.

AUN/SEED-Net merupakan jaringan 19 universitas teknik di lingkup ASEAN dengan 11 universitas di Jepang. Selain ITS, hanya empat Perguruan Tinggi Negeri (PTN) lain yang menjadi anggota.

Diterimanya ITS sebagai anggota AUN/SEED-Net tidak terlepas dari rekomendasi anggota AUN/SEED-Net lain dan

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti). Meski begitu, sebelum rekomendasi tersebut datang, ITS telah mencoba mendaftar. “Saat proposal aplikasi sedang kami siapkan, kami menerima surat dari DIKTI bahwa UI dan ITS diberikan kesempatan untuk melamar sebagai anggota AUN/SEED-Net,” ujar Dr Maria Anityasari ST ME, Ketua International Offi ce (IO) ITS.

Kesempatan tersebut segera disambut dengan perbaikan di berbagai bidang, badan dan unit. Berbagai informasi terkait publikasi ilmiah dalam seminar, jurnal nasional maupun internasional dengan cekatan dikumpulkan.

Sebagai tindak lanjut, Mr. Konishi Noburo, perwakilan AUN/SEED-Net pun mengunjungi ITS, Senin (3/9). Tujuannya tak lain adalah untuk menjelaskan lebih detail mengenai seluk beluk AUN/SEED-Net. Bahkan dalam kesempatan tersebut, datang

tawaran untuk menjadi Host of Institutions (HIs).

ITS lantas mengusulkan Teknik Elektro dan Teknik Kimia sebagai HIs. Hal ini ditinjau dari track record jurusan serta ketersediaan jurusan sebagai HIs. ‘’Menjadi HIs memungkinkan terjadinya mobilitas mahasiswa dari universitas member tahun 2013,’’ terang Maria.

Kesempatan lain juga banyak terbuka sebagai salah satu anggota AUN/SEED-Net. Dosen berkesempatan untuk mengikuti program doktoral di Singapura, Japanese professor dispatch program, pertukaran akademis, kolaborasi riset, program riset jangka pendek, serta konferensi dan workshop internasional.

Mahasiswa pun tidak ketinggalan. Mereka dapat mengikuti student mobility program, beasiswa, konferensi, dan aneka pertemuan lain. Bagi karyawan pun terdapat program pertukaran tersendiri. (ran/lis)

Prestasi Menjamur: kiprah Sego Njamoer semakin mantap. Sumber: Istimewa

Page 35: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012

Komunitas Pecuk, Eksistensi Berujung Prestasi

Sebanyak enam tim dikirimkan dalam kompetisi pengamatan burung tingkat nasional, 3rd Annual Baluran-PLN Birding Competition pertengahan Juli lalu. Mereka dituntut untuk mengamati morfologi, sifat, dan keunikan burung di Taman Nasional Baluran. Medan yang sulit tidak menghalangi langkah mereka dalam berhadapan dengan sejumlah jenis burung yang tersebar di dalamnya.

“Kita harus cepat dan tepat dalam mengidentifi kasi burung yang ada di sana,’’ ungkap Farid Kamal Muzaki, salah satu anggota. Selanjutnya, mereka harus menerjemahkan hasil identifi kasi tersebut dalam bentuk sketsa dan deskripsi morfologi maupun behavior.

Menariknya, mereka tidak hanya dihadapkan dengan sesama mahasiswa. Terdapat tim dari taman nasional, konservasi dan tim profesional lainnya yang turut beradu ketangkasan dalam kompetisi

tersebut. Namun, hal itu tidak dijadikan alasan mereka untuk mundur sebelum bersaing.

Terbukti, perjuangan mereka pun membuahkan hasil. Tim Cuk Pecuk ITS meraih juara II dalam kategori sketsa terbaik, sedangkan Tim Mudkisper ITS berhasil merebut juara umum II.

Di sisi lain, ketelitian dalam pengamatan yang dimiliki, turut mengantarkan komunitas ini sebagai mitra tim ITS Eco Campus dan ITS Biodiversity Project. Mereka berhasil mendapatkan data sekitar 79 spesies burung air maupun burung bukan air di wilayah ITS.

Selain itu, komunitas ini pun aktif menjalin kerjasama dengan pihak luar ITS. Seperti Birdlife Indonesia, Wetland International-Indonesian Programme, BLH Prov Jatim, Pemkot Surabaya, Dinas Kehutanan Jawa Timur, serta bekerjasama dengan sejumlah komunitas burung di Surabaya dan nasional. (lik/esy)

Berawal dari kegelisahan status populasi burung yang terancam punah, sebuah komunitas digaungkan untuk meraba kepedulian masyarakat terhadap peran ekologis burung dan habitatnya. Berisi mahasiswa akti f Jurusan Biologi ITS, beberapa kejuaraan membukti kan eksistensi mereka sebagai peneliti populasi beragam burung.

PRESTASI

34

ITS Raih Juara Tiga di GemastikPagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemasti k V) telah berakhir, Kamis (11/10). Sebanyak 121 ti m dari 28 Perguruan Tinggi telah menunjukan kebolehan-nya masing-masing. Pada gelaran ini, ITS berhasil keluar sebagai salah satu pemenang dengan mengamankan posisi juara umum keti ga.

Pada posisi ketiga, ITS berhasil membawa pulang dua medali emas, dua medali perak serta satu medali perunggu. Medali emas masing-masing disumbangkan oleh tim Heyday dalam kategori penggalian data dan tim Redblood dalam ketegori pengembangan aplikasi.

Tim UTX ITS dalam kategori piranti

cerdas mampu mengamankan posisi kedua dengan meraih medali perak. Walaupun telah berusaha semaksimal mungkin, tim ini harus mengakui keunggulan tim Al Fath dari Universitas Indonesia (UI).

Medali perak ITS lainya diperoleh dari kategori keamanan jaringan. Pada kategori ini, tim Superspok! berhasil mencatat poin tertinggi kedua setelah tim Tongtongv2 dari tuan rumah, ITB. Tim Superspok! juga berhasil mengungguli rekan sekampusnya, Bombjar, yang mengamankan posisi ketiga dengan meraih medali perunggu. Praktis, kategori ini menggenapkan perolehan medali ITS menjadi lima medali.

Walaupun tidak mampu mempertahankan juara umum pertama, mahasiswa ITS tidak tampak berkecil hati. “Tahun ini, piala Samyakbya-Padesa-Widya kita titipkan dulu di ITB. Tahun depan kita bawa pulang lagi!” ujar Fajri Rahmat, salah seorang peserta optimis. (ram/lis)

Tetap Semangat: Mahasiswa ITS siap terus berjuang meraih juara. Sumber: Ihram / ITS Online.

Page 36: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012 35

Empat orang mahasiswa Jurusan Teknik Mesin ITS berhasil mengharumkan nama ITS. Selasa (16/10), mereka berhasil menjadi juara pertama lomba tahunan Rancang Bangun Mesin yang digelar oleh Badan Kerjasama Teknik Mesin (BKTM) seluruh Indonesia. Dalam lomba bertema kendaraan ini, mereka membuat sebuah bus yang efi sien dan ramah lingkungan. Namanya Jati surya.

Penelitian TA Sabet Juara 2 di PPRI

Bus Bertenaga Surya Raih Juara

Tiga hari di Jakarta sebagai fi nalis Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia (PPRI) ke-11, menjadi pengalaman menarik tersendiri bagi Yahya Sukri Amrullah. Juli silam, ia berhasil meraih medali emas dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-25. Kemenangan itu pun disusul oleh prestasi lain sebagai juara kedua PPRI.

Kompetisi yang diprakarsai oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu khusus diperuntukkan bagi mahasiswa jenjang S1 yang tertarik dengan bidang penelitian. Dengan syarat usia peserta maksimal 24 tahun, kompetisi tersebut terbagi dalam beberapa kategori. Ada Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT). Yahya sendiri masuk dalam kategori IPT.

Untuk kompetisi ini, Yahya mengangkat tema yang juga ditelitinya sebagai tugas akhir (TA). Yaitu, mengenai sistem antena mikro. Dalam ajang yang fokus pada inovasi di bidang ilmu pengetahuan tersebut, hadir sejumlah peneliti handal Indonesia. “Ada beberapa saran dari peneliti dan nantinya akan saya gunakan untuk perbaikan TA saya di bidang antena agar menjadi lebih baik,’’ ujarnya.

Kompetisi ini meninggalkan kesan yang mendalam bagi mahasiswa Jurusan Teknik Elektro tersebut. Sebab, ajang pemilihan tersebut sangat eksklusif. Hanya ada 15 karya tulis yang terpilih untuk mengikuti fi nal.

Selain itu, para juri PPRI juga lebih berpengalaman. Hal ini karena mereka merupakan peneliti aktif di bidang masing-masing. “Dengan mengikuti kompetisi ini, ada beberapa perubahan yang akan saya perbaiki untuk TA saya,’’ ujar mahasiswa angkatan 2008 ini.

Selain PPRI, ajang ini juga mempertemukan para fi nalis kompetisi ilmiah lain yang dihelat LIPI. Di antaranya, 28 fi nalis Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) ke-44, 25 fi nalis Lomba Karya Ilmiah Guru (LKIG) ke-20, dan fi nalis National Young Inventor Awards (NYIA) ke-5 sebanyak 25 karya. (sha/esy)

Mereka adalah Muhammad Fadlil Adhim, Gustie Aufar Dhaffi Suroso, Muhamad Zainulloh Rizal dan Pradana Setia Budi Laksana. Para mahasiswa angkatan 2010 ini mengaku terinspirasi dari permasalahan yang terjadi di ITS. Yakni, semakin banyaknya kendaraan pribadi terutama sepeda motor yang menyebabkan peningkatan polusi udara dan rawan

kecelakaan. Untuk itulah, bus yang mereka rancang pun sesuai dengan program Eco Campus yang tengah digalakkan kampus ITS.

Bus Jatisurya merupakan bus kombinasi dua bahan bakar, yakni antara solar cell dan biodiesel. Kendaraan ini dapat menampung 35 orang duduk dan 15 orang berdiri. Sehingga, dalam rancangannya terdapat panel surya, mesin listrik serta baterai. Namun, dalam proses bus berjalan, tidak selalu semuanya digunakan. “Sehingga, terdapat beberapa tombol mode di atas kemudi bus,’’ jelas Gustie.

Dari 21 pendaftar, mereka berhasil lolos menjadi 10 fi nalis hingga meraih juara pertama. Menurut dosen pembimbing tim, Yohanes MSc, permasalahan yang dapat diselesaikan oleh rancangan bus ini amat nyata. Hal ini menjadi nilai lebih dalam penilaian juri. Aplikasi serta nilai produksi manufakturnya pun jelas. (fi n/esy)

PRESTASI

Unik: Desain bus bertenaga surya. Sumber: istimewa

Page 37: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012

Dua Kutub,Harmonisasi Sandur

Rock Progresifdan

Sebagian dari buku ini bercerita mengenai seni pertunjukan, tepatnya pertunjukan ritual atau ritual pertunjukan. Bagian itu diceritakan oleh Suwarmin, mengenai perkumpulan Sandur Ronggo Budoyo di desa Bektiharjo, sebuah desa kecil di Tuban, Jawa Timur. Istimewanya, bentuk kesenian ini hanya terdapat di Tuban.

Tak hanya seni yang indah, pertunjukan Sandur berlangsung kolosal dengan campuran teatrikal, humor, musik dari mulut (acapella, red), lengkap dengan sesaji dan kesan magis. Tak hanya mengenai pertunjukannya, desa Bektiharjo pun diceritakan secara lengkap, mengenai kondisi geografi s hingga mitologi desa.

Sedangkan sebagian lain dari buku 2 Kutub mengulas tentang rock progresif yang ditulis Prof Ir Gamantyo Hendrantoro MEng Phd, dosen Teknik Elektro ITS. Dalam bagian ini, banyak diceritakan mengenai ciri-ciri dan kronologi dari salah satu genre musik ini.

Itulah mengapa buku ini digambarkan sebagai dua kutub. Menurut Nasar Bathati, sang penyunting, buku ini merupakan wujud dikotomis dari wilayah-wilayah yang bertolak belakang. Ia mencoba mengharmonisasikan dua jenis karya berbeda dari dua orang penulis dengan latar belakang berbeda. Ketika yang satu bercerita mengenai pertunjukan ritual Sandur, satunya lagi bercerita mengenai rock progresif.

Tulisan Suwarmin mengenai Sandur memang tak memiliki benang merah dengan tulisan Gamantyo mengenai rock progresif. Namun kedua kutub tersebut dapat dikemas secara terpisah di dalam satu buku. Dengan bab yang berbeda, pembaca tak lagi perlu mencoba mengaitkan cerita mengenai Sandur dan rock progresif.

Hanya saja, penggunaan bahasa dalam buku ini terasa kaku. Cerita mengenai Sandur pun banyak menggunakan bahasa daerah, meskipun beberapa di antaranya dilengkapi dengan terjemahan dalam bahasa Indonesia. Sedangkan pada bagian rock progresif, terdapat beberapa istilah yang relatif sulit dimengerti oleh pembaca awam.

Meski begitu, cerita mengenai buku ini diperjelas dengan beberapa foto dan gambar. Buku ini mengulas pertunjukan Sandur dan rock progresif dengan rinci. Namun buku ini tak bisa didapatkan di pasaran. Buku ini merupakan satu dari enam buku terbitan Dewan Kesenian Jawa Timur sebagai dokumentasi seni dan kebudayaan. (set/nir)

Judul Buku : 2 KutubPenulis : Suwarmin dan Gamantyo HendrantoroPenerbit : Dewan Kesenian Jawa TimurTahun : 2009Tebal : vii + 140 halaman

36

RESENSI BUKU

Page 38: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012

Tetap Berkreasi, Meski Sering

‘Tidak Jelas’Semua orang pasti punya titik puncak kejenuhan masing-

masing. Begitupun mereka para mahasiswa Jurusan Desain Produk Industri (Despro) yang biasa disebut orang-orang,

kuliahnya ‘cuman nggambar’. Sehingga, tercetuslah ide mem-buat sebuah komunitas sebagai ‘pelarian’ dari aktivitas kuliah.

Lantaran dibentuk di depan Ruang 109, salah satu ruang kelas di Despro, mereka menamai komunitasnya dengan R 109.

Tapi titik berat sebenarnya pada bagaimana karya dari komunitas R 109 bisa diaplikasikan pada berbagai macam media. Misalnya pada media kaos dengan teknik sablon screen, cetak cukil kayu, atau dimasukkan dalam satu buku kompilasi karya.

Kini, anggota komunitas ini mencapai 50 orang. Komunitas ini pun tidak membuat batasan apapun dalam berkarya. “Tidak pembedaan karya bagus atau jelek dalam komunitas, apa yang ada di balik sebuah karya itu yang lebih penting,” ujar Ryan Choirul Makkih, salah seorang anggota lain.

Saat ini, minimal satu semester sekali komunitas ini menggelar pameran. Baik itu bersama komunitas lain atau dari ruang 109 sendiri. Selain itu, juga acapkali menggelar sebuah workshop. Salah satunya yakni Workshop Kamera Lubang Jarum, sablonase, dan cetak cukil kayu. (fi n/nir)

Mereka berkumpul bersama bukan karena karena tendensi apapun. Hanya karena kecintaan yang sama terhadap seni, mereka berkumpul dan menjadi komunitas. Menggandrungi seni, karya-karya yang dibuat di komunitas Ruang 109 ini menampilkan kesan yang absurd dan tidak jelas.

Awalnya, karya yang dibuat oleh komunitas yang berdiri tahun 2009 ini kurang mendapat apresiasi. Sehingga, dibentuk sebuah komunitas untuk mewadahi kegiatan kesenian. “Kesenian yang kami buat benar-benar ekspresi dari hati dan tidak munafi k,” tandas Muhammad Iqbal, salah satu anggota komunitas ini.

Tidak ada batasan karya apapun dalam komunitas ini. Bahkan, pernah suatu saat ada anggota mereka yang melakukan live cutting stiker motor. Uniknya, ia membawa serta motornya secara langsung ke ruang pameran.

37

KOMUNITASTidak biasa: a Komunitas

R 109 bersama karyanya saat pameran. Sumber:

Istimewa

Page 39: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012

Arsitektural NasionalNama Mangrove RhizophoraChitecture (MRaC)

mungkin sudah tidak asing lagi di telinga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Program yang memulai debutnya di panggung Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ini kini

berkembang pesat menjadi sebuah proyek masa depan yang sampai sekarang masih terus dikembangkan.

MRaC mulai tercetus dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Penelitian yang digagas oleh Ridho Prawiro dan tim tahun 2009 lalu. Bak satu embrio, ide kreatif memanfaatkan akar tanaman mangrove sebagai teknologi bangunan itu kini sudah berkembang pesat.

Langkah mereka semakin mantap usai berhasil meraih medali emas dalam dua Pimnas berturut-turut. Konsep hunian biomaterial di lahan mangrove Rhizophora apiculata mereka bawa ke Denpasar. Tahun berikutnya, mereka menghasilkan sebuah model green city khas Indonesia yang dinamakan Jakarta Mangrove Waterfront City (JMWFC).

Lisana Shidqina, koordinator tim mengatakan, MRaC bukan hanya sekedar PKM. “PKM dan PIMNAS hanyalah salah satu sarana untuk mewujudkan ide-ide gila kami,” ujarnya. Meski begitu, keberhasilan di Pimnas diakui punya pengaruh besar dalam membawa nama MRaC hingga sebesar saat ini.

“Perjalanan MRaC dimulai ketika kami memulai penelitian mengenai ide desain biomaterial lewat Program Kreatifi tas Mahasiswa Penelitian (PKMP) tahun 2009,” terang Lisana. Saat itu, fokus tim adalah meneliti kekuatan akar dan

kemampuan ruang yang dibentuk oleh akar.

Sejak saat itu, berbagai hal lain telah mereka lakukan. Mulai dari membuat roadmap penelitian, yang tidak hanya terpusat pada mangrove. Melainkan juga mengenai riset dan aplikasi inovasi teknologi untuk mangrove dan coastal area. Mereka juga aktif melakukan publikasi makalah, ide, seminar dan presentasi.

Hingga kini semakin banyak pihak yang tertarik dan mulai menaruh minat pada MRaC. “Mulai tahun lalu, kami sudah mulai mengembangkan salah satu aplikasinya, termasuk algoritma untuk software pemodelan 3D,” tandas mahasiswi Jurusan Arsitektur ITS ini. Aplikasi tersebut berhasil juara dua Pimnas XXIV di kategori.

Tahun ini, ada empat hal yang menjadi perhatian utama tim MRaC. Di antaranya penelitian ruang mangrove, software pemrograman, serta desain kawasan wisata nelayan pinggir pantai berbasis MRaC.

“Saya dan tim tidak bekerja sendiri,” ujar Lisana. Selain founder Ridho Prawiro yang sampai saat ini sedang gencar mencari sponsorship, mahasiswa aktif ITS pun banyak yang turut berpartisipasi. “Kami juga sudah menyiapkan sebuah environmental projects berupa model bangunan satu banding satu dengan pengembangan teknologi yang bertahap,” tutupnya. (ken/fz)

38

KOMUNITASVisioner: MRaC,

gagasan visioner membangun

teknologi arsitektur masa

depan. Sumber: Istimewa

MRaC, Harapan Masa Depan

Page 40: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012 39

ABS Rancangan Agus, Mengerem Lebih Cepat

ABS merupakan teknologi yang telah banyak diaplikasikan pada sejumlah sistem pengereman kendaraan bermotor roda empat. Pengereman dilakukan beberapa kali hingga kendaraan berhenti. “ABS membuat kendaraan tidak mudah terselip saat melakukan pengereman mendadak,” terang Agus.

Sistem ini kebanyakan menggunakan sistem hidrolis yang memerlukan pompa untuk sirkulasi fl uidanya. “Nah bedanya, ABS yang kami buat tidak menggunakan pompa, karena energinya justru lebih hemat,” tutur dosen Jurusan Teknik Mesin ini.

ABS rancangan Agus jadi lebih sederhana. Tapi, hasil pengujiannya lebih memuaskan. Waktu respon pengeraman yang tercatat lebih cepat dari ABS biasa. ABS tanpa pompa ini telah dibuat dan diaplikasikan pada salah satu model

Penanti an panjang Dr Ir Agus Sigit Pramono, DEA usai sudah. Setelah lima tahun menunggu, pengajuannya terhadap paten terkait Anti lock Breaking System (ABS) akhirnya diterima juga. Tahun 2011 lalu, hasil peneliti an berjudul Unit Hidrolik Tanpa Pompa pada Sistem Rem Bebas

Penguncian resmi dipatenkan atas namanya.

mobil di jurusan Teknik Mesin.Paten yang didapatkan berlaku hingga

20 tahun. Lingkupnya terbatas pada konsep sistem pengeraman bebas penguncian tanpa menggunakan pompa pada sistem hidroliknya. Sehingga, belum mencakup produk yang mengaplikasikannya. “Harapannya bisa kita patenkan juga produknya, tapi masih harus dilakukan banyak pengujian,” ungkap Agus. (ald/lis)

Kontainer Komposit Menjawab Masalah Logistik NasionalKeterbatasan akses dan infrastruktur merupakan beberapa permasalahan yang selama ini dialami

untuk supply logisti k ke pulau-pulau terpencil. Barang-barang pokok seperti sembako, ternyata

masih sulit untuk dapat dikirim ke pulau-pulau kecil dalam kapasitas yang cukup besar.

Ir Tri Achmadi PhD bersama sejumlah peneliti di ITS, melakukan sebuah riset untuk menjawab permasalahan tersebut. “Jika pakai kontainer yang ada sekarang, infrastruktur darat di pulau tersebut masih belum dapat melayani,” aku Tri.

Kontainer berukuran 20 feet yang ada saat ini membutuhkan ruang dan peralatan bongkar muat yang memadai. Pulau-pulau kecil tidak memiliki fasilitas itu.

Membuat kontairner yang lebih kecil bisa saja dilakukan. Akan tetapi, bila masih menggunakan material baja dengan bobot berat, kapasitas angkutnya akan berkurang banyak.

Tri bersama peneliti yang lain merancang sebuah kontainer yang berbahan komposit. “Ukurannya kita

buat lebih kecil tapi tetap berkapasitas tinggi, karena material komposit punya bobot yang lebih ringan,” jelas Tri.

Kontainer berbahan komposit ini belum pernah dibuat sebelumnya. Jadi, kontainer buatan Tri ini bakal menjadi yang pertama di dunia.

Materialnya adalah suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih bahan dimana sifat kimia dan fi si masing-masing bahan berbeda satu sama lainnya.

Bahan komposit memiliki banyak keunggulan, diantaranya berat yang lebih ringan, kekuatan yang cukup tinggi, tahan korosi dan memiliki biaya perakitan yang lebih murah.

Saat ini hasil penilitian tersebut sedang dalam proses penilaian klasifi kasi. Rencananya, hasil penilitian ini akan segera direalisasikan untuk menyelesaikan permasalahan sistem logistik nasional di Indonesia. Penelitian ini belum banyak dipublikasi, sebelum paten yang masih dalam proses bisa segera didapatkan. (ald/lis)

PRESTASI

Terus berkarya: Setelah paten sistem, Agus kembangkan produk. Sumber: Aldrin Dewabrata/ ITS Online.

Page 41: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 201240

Mata Air, Sterilkan Sumber AirSemuanya berawal dari keprihati nan Prof

Ir Wahyono Hadi PhD terhadap kondisi sumber air minum masyarakat yang belum aman untuk dikonsumsi langsung. Padahal, kebutuhan akan air minum siap konsumsi pada masyarakat sudah

sangat ti nggi.

Ternyata, air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sumur galian seringkali masih mengandung jenis bakteri yang berbahaya untuk dikonsumsi. Kondisi tersebut disebabkan karena area sumur yang digali dekat dengan septic tank penduduk. Alhasil, air yang diperoleh dari sumur tidak aman untuk dikonsumsi langsung. “Sumur yang dibuat penduduk umumnya sudah tercemar oleh bakteri Escherichia coli,” kata Dosen Jurtusan Teknik Lingkungan ini.

Sementara untuk air PDAM, menurut Wahyono, sebenarnya sudah bisa langsung dikonsumsi. Tetapi hal tersebut hanya berlaku untuk perumahan yang dekat dengan tempat produksi PDAM.

Berupaya mengatasi masalah tersebut, Wahyono berhasil membuat produk saringan air berbahan keramik. Kelebihan produk karya dosen Jurusan Teknik Lingkungan ini mampu menyaring bakteri sehingga dapat langsung dikonsumsi.

Produk yang sudah dipatenkan ini akan segera diproduksi secara massal dan dapat dimiliki masyarakat dengan harga terjangkau. Untuk mewujudkan impian tersebut, Wahyono telah merancang desain saringan air yang lebih modern. Kini, Saringan air keramik Wahyono bentuknya lebih ramping dan modis, khas produk rumah tangga pada umumnya.

Namun, Wahyono ingin agar produk tersebut diproduksi oleh ITS sendiri. Ia berharap produk saringan air yang ia beri nama Mata Air ini dapat dijual melalui koperasi, atau bisa bekerja sama dengan inkubator bisnis ITS. Kurang lebih dengan harga Rp 500 ribu. (anl/nir)

Rancang Mesin Pengering Ikan Tenaga Uap panas

Masyarakat tradisional umumnya menggunakan teknologi pengering ikan konvensional dengan

sistem bath, atau rendaman. Cara tersebut dinilai lebih efi sien. Sayangnya, hal tersebut justru

menjadi kendala. Bagaimana solusinya?

Suhu yang tinggi memang dapat mempercepat proses pengeringan. Namun, hal ini menyebabkan terurainya kandungan protein di dalam ikan. Akibatnya, produk tepung ikan yang dihasilkan berprotein rendah.

Kondisi tersebut menginspirasi Dr Ir Soeharto DEA untuk membuat alat pengering ikan inovasi baru. Bekerja sama dengan Dinas Perikanan Prigi, ia menciptakan mesin pembuat tepung ikan yang mampu menghasilkan tepung berkualitas tinggi.

Keunggulan mesin buatan dosen Teknik Mesin ini terletak pada desainnya yang berbentuk vertikal. Pengeringan serta pembentukan tepung ikan semakin cepat. Apalagi, tidak harus menggunakan minyak gas.

Masyarakat dapat memproduksi pakan ternak dalam skala usaha kecil menengah.

Kualitas tepung ikan yang dihasilkan juga lebih baik dari cara tradisional. “Satu kali proses pengeringan dapat menghasilkan sekitar 70 kilogram tepung ikan hanya dalam kurun waktu satu jam saja,” pungkas Soeharto. (anl/nir)

PRESTASI

Kenalkan Alat: Wahyono dengan Mata Air-nya. Sumber: Arinda Nur Latifah/ ITS Online

Kreatif: Desain mesin pengering ikan karya Dr Ir Soeharto DEA. Sumber: Istimewa

Page 42: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012

ITS is expected to be a strong resource university for the development of the eastern part of Indonesia (EPI). ITS aims at enhancing substantial partnerships with universities in EPI through conducting joint research with researchers in EPI.

As one of the activities related to the above mission, JICA PREDICT ITS Team visited several EPI universities such as Universitas Pattimura (UNPATTI, Ambon) and Universitas Khairun (UNKHAIR, Ternate). On September 10, 2012, ITS and Universitas Nusa Cendana (UNDANA, Kupang) conduct-ed the following activities:•TV Conferencing on joint research activities among UNDANA, UNSRAT, UNRAM and ITS.•Promotion of PREDICT-ITS Phase 2 (PREDICT2) such as LBE, joint research and EPI cooperation.

Application for JICA Joint Research Batch 2 is open now. (Deadline: November 16, 2012 Forms and guidelines can be downloaded from the Project website: www.predict2.its.ac.id

Joint Research Batch2

EPI Cooperation

Certifi cate will be given by Vice Rector for Academic and Student Affairs at Dies Natalis on November 10, 2012.•LBE Lab is a “research team” which is consists of a team leader, lecturers, S2 students and other members. •Competitive research grants for authorized LBE labs will be funded by ITS in 2013.

Authorization of LBE Lab 2012

• Call for Proposal JICA Joint Research Batch 2 (Oct. 1 – Nov. 16, 2012)• Seminar Nasional Teori dan Aplikasi (SENTA) on Dec. 4– 6, 2012

*JICA PREDICT – ITS Phase 2 will participate in 12th annual seminar of Faculty of Ocean Engineering – ITS and give an industrial forum (a poster session).

Upcoming Agenda

JICA PREDICT – ITS Phase 2Gedung Pusat Robotika,lantai. 1 (Ruang Arena),

Kampus ITS - Sukolilo , Surabaya 60111P. +62-31-598-1959 F. +62-31-598-2747

e-mail : [email protected] / [email protected]: www.predict2.its.ac.id

For further information, contact the Project offi ce:

41

JICA

Page 43: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 201242

Alat Pengasapan Ikan, Bantu Masyarakat Pesisir

Hingga saat ini, masyarakat pesi-sir masih belum memiliki ti ngkat

kesejahteraan yang dapat dikata-kan baik. Tak heran bila pengabdian

masyarakat acapkali menjadikan masyarakat pesisir sebagai tujuan-

nya. Seperti yang tengah dilakukan Ir Eko Nurmianto MEngSc DERT. Pelati -

han seputar riset alat pengasapan ikan tengah dikembangkannya bagi

masyarakat pesisir pantai.

“Indonesia merupakan negara terbesar kedua yang memiliki luas wilayah pesisir terluas setelah Kanada,” komentar Eko mengawali penuturannya. Namun, hal tersebut tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan masyarakat pesisir pantai. Kehidupan mereka yang masih termarjinalkan, akhirnya memacu Eko untuk membuat alat yang bermanfaat dan dapat meningkatkan taraf hidup mereka.

Alat pengasapan ikan berbentuk almari adalah salah satu bentuk upaya Eko untuk membantu mereka. Ide pembuatannya pun berawal ketika Eko menerima kontrak kerja antara LPPM ITS dengan PT Powergen Jatim (kali ini berganti nama menjadi PT YTL di daerah Paiton, red).

“Di sana saya melihat masyarakatnya mengasapi ikan dan asapnya dapat menyebabkan Infeksi Saluran penapasan Akut (ISPA),” tutur pria yang menerbitkan buku berjudul Ergonomic. Karena itulah selama dua tahun bekerja, ia dipercaya untuk mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) handycraft kerang, UKM industri rokok dan UKM pengasapan ikan.

Alat pengasapan ikan tersebut, ia rancang dengan konsep eco-design yang ergonomic, mobile dan portable. Artinya, alat tersebut

dibuat dalam bentuk yang mudah dipakai serta mudah dibawa kemana-mana. Keunggulan lain yang dimiliki alat tersebut, yakni mampu menampung 50 ekor ikan.

Cara kerja alat pengasapan tersebut juga tidaklah rumit. Sumber panas diperoleh dari pembakaran batok kelapa yang diletakkan di bagian bawah alat. Sehingga, asap dari pembakaran batok kelapa dapat terkumpul di dalam alat pengasapan untuk mematangkan ikan.

Di atas alat tersebut pun terdapat cerobong panjang tempat asap keluar. Hal ini bertujuan agar asap tersebut tidak menyebar dan mengganggu udara sekitar. “Dengan alat ini, ikan dapat matang hanya dalam 20 hingga 30 menit,”

RISET

Page 44: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012 43

ujar alumni dari Jurusan Teknik Mesin ITS ini.

Alat pengasapan itu juga tak henti-hentinya dikembangkan oleh Eko. Awalnya alat tersebut dibuat dari bahan seng dengan ketebalan hanya sebesar 0,8 milimeter. Namun, karena tidak dapat bertahan lama, maka dikembangkan lagi hingga saat ini memiliki ketebalan sebesar 1,2 milimeter. “Ke depannya juga akan ditambahkan timer, pengukur, serta pengontrol jumlah asap,” jelasnya.

Di tengah obrolan santai mengenai riset yang sedang ditekuninya, Eko pun menjelaskan tentang keunggulan dari ikan yang diasap. Tak lupa, keuntungan yang diperoleh bila masyarakat terus menekuni bisnis tersebut turut dipaparkannya.

“Ikan asap merupakan salah satu cara pengolahan ikan yang baik. Sebab, omega tiga yang terkandung dalam daging ikan tidak rusak dan tetap terjaga.” ujar penyuka renang ini. Ia menambahkan, ikan yang digoreng atau direbus, omega tiganya pasti sudah rusak.

Tak hanya sebatas membuat alat riset, Eko juga memberi pelatihan kepada warga di pesisir Pulau Jawa untuk dapat mengaplikasikan alat tersebut. Hal tersebut

dilakukannya agar taraf hidup masyarakat kecil yang unemployed dan uneducated dapat meningkat. Pria yang juga merupakan dosen technopreneurship ini juga telah melatih beberapa daerah di pesisir Pulau Jawa. Misalnya saja, Probolinggo, Lamongan dan masih banyak lagi.

Pelatihan yang diberikan Eko tidak hanya sebatas tentang penggunaan alat pengasapan ikan itu. Beberapa materi tentang lifeskill, cara mengenal diri sendiri, cara mengenal orang lain, cara berkomunikasi serta bekerjasama pun turut diajarkan. Hal itu dilakukan agar masyarakat setempat tidak hanya bisa menggunakan alat tersebut, tapi mempunyai target penjualan yang jelas. Dengan demikian, mereka bisa mendapatkan keuntungan dari usaha tersebut.

Dosen yang telah melanjutkan S2-nya di University of New South Wales, Australia ini, berharap agar mahasiswa dapat turut mengembangkan kehidupan di wilayah pesisir Indonesia. Ia menambahkan, PKM merupakan salah satu ajang mahasiswa berkontribusi. (sha/esy)

Bantu masyarakat: Pelatihan alat pengasapan ikan di wilayah pesisir. Sumber: istimewa

Page 45: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 201244

CNC, Produk Riset untuk Siswa SMK

“Sudah saatnya ITS membuat riset yang berdampak bagi masyarakat,” tegas

Imam Arifi n ST MT, dosen Teknik Elektro ITS. Pendapat tersebut dilatarbelakangi

pengamatan Imam tentang atmosfer peneliti an atau riset yang ada pada mayoritas perguruan ti nggi. Selama

ini riset yang dikembangkan oleh perguruan ti nggi kebanyakan hanya

sampai pada tahap Tugas Akhir (TA), tesis, dan disertasi.

Problem tersebut melatarbelakangi Imam membuat sebuah riset yang nantinya dapat dimanfaatkan di dunia industri, terutama untuk skala pendidikan. Imam bersama 26 dosen lainnya kini tengah mengembangkan sebuah mesin milling bernama Computer Numerical Control (CNC) untuk skala pendidikan. Produk ini merupakan pengembangan dari mesin CNC yang telah ada sebelumnya di pasar produk industri.

CNC sendiri merupakan suatu mesin yang dikontrol oleh komputer dengan menggunakan bahasa numerik (data perintah dengan kode angka, huruf dan simbol). Sistem kerja teknologi CNC ini tersinkronisasi antara komputer dengan mekanik. Sehingga apabila dibandingkan dengan mesin perkakas sejenis, mesin perkakas CNC lebih teliti, tepat, fl eksibel dan cocok untuk produksi masal.

Selama ini, CNC diproduksi dengan bagian milling dan lathe yang terbagi atas dua bagian. Wujud produk semacam itu menyebabkan CNC menjadi kurang efi sien. Terutama jika CNC yang berfungsi

untuk kepentingan praktek edukasi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Berawal dari masalah tersebut, Imam bersama seluruh Tim Riset CNC untuk pendidikan melahirkan sebuah ide modifi kasi mesin CNC. Riset yang ia jalankan kini bertujuan untuk mengembangkan alat ini dengan memodifi kasi programming CNC. Selain itu, akan ada penggabungan antara komponen milling dan lathe menjadi satu kesatuan mesin. “Penggabungan ini akan mempermudah pemakai, terutama dari segi efi siensi,” terang Imam.

CNC kini tengah diteliti oleh dosen dari bidang ilmu yang berbeda. Menurut keterangan imam, saat ini sudah ada dua jurusan yang terlibat yakni Teknik Elektro dan Teknik Mesin. “Riset ini telah berjalan sejak bulan Mei, sekarang sedang dalam proses desain,” ujar Imam.

Selama menjalankan riset CNC, semua bahan permesinan sengaja menggunakan dari produk dalam negeri. “Kecuali bagian controller kami masih ambil dari luar negeri,” ungkap Imam.

Riset ini melibatkan mahasiswa dalam proses desain dan pengembangan program. Sekitar 10 hingga 20 orang mahasiswa yang terlibat dalam riset CNC. Imam berharap pengalaman yang didapatkan mahasiswa selama bergabung dengan riset CNC ini akan menjadi bekal untuk memasuki dunia kerja. (anl/izz)

RISET

Page 46: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012 45

Ubah Asbuton Jadi Murah

Asbuton ialah aspal yang berasal dari batuan di Pulau Buton. Pada tahun 1926

silam, adanya aspal alam di pulau ini telah diketahui oleh para peneliti Belanda.

Bahkan, persediaan aspal ini termasuk cadangan terbesar di seluruh dunia. Namun, pengolahan asbuton agar dapat digunakan selayaknya aspal minyak (asmin) membuat

harga asbuton menjadi jauh lebih mahal dibandingkan dengan asmin.

Dikatakan, Indonesia tidak dapat memenuhi kebutuhan aspal negara hanya dari kilang minyak dalam negeri yang terdapat di Cilacap. Sehingga, Indonesia harus mengimpor bahan baku asmin dari Timur Tengah. Tak pelak, harga asmin dari Timur Tengah tersebut fl uktuatif sejalan dengan keadaan ekonomi dunia. “Sampai sekarang, aspal yang digunakan di Indonesia selalu dari minyak,” pungkas Prof Ir Indrasurya B Mochtar MSc PhD.

Sementara itu, kebutuhan aspal Indonesia mencapai 1,3 juta ton per tahun. Dan seluruhnya dipenuhi dengan impor asmin dari Timur Tengah. Padahal, kian hari minyak akan semakin langka dan mahal harganya dan cadangan asbuton mencapai 650 juta ton. “Jika kita dapat mengolahnya dengan baik, cadangan itu dapat memenuhi kebutuhan aspal Indonesia untuk waktu 65 hingga 100 tahun lamanya,” tutur kepala Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil ini.

Namun, hal tersebut terkendala oleh karakteristik asbuton. Yakni bitumen alias batuan aspal yang terdapat di dalamnya bercampur

dengan batuan mineral yang lain. Sehingga, penggunaan bahan ini sebagai bahan baku utama konstruksi pengerasan jalan masih belum optimal.

Hingga saat ini, pemisahan antara bitumen dengan mineral lain membuat harga asbuton jauh lebih mahal dari asmin. Awalnya, proses pemisahan dan pengolahan bitumen dari asbuton ini dilakukan dengan cara mengencerkan dengan minyak ringan sampai bitumen terpisah. Namun, harga yang dihasilkan masih relatif tinggi. Cara yang kedua adalah dengan larutan kimia. Namun, cara tersebut tidak aman jika dilakukan dengan massal. Indra bersama tim peneliti dari ITS berhasil menemukan proses pemisahan antara bitumen dan mineral lainnya yang terkandung dalam asbuton. Berhasil dengan sempurna lantaran tingkat efi siensinya tinggi dan membuat harga Asbuton menjadi lebih murah daripada asmin. “Bahan yang kami gunakan sedang dalam proses mendapatkan paten,” jelasnya.

Sejak penelitian ini berhasil, mereka telah banyak dilirik oleh investor. Sebab, keuntungan memproduksi asbuton dalam jumlah banyak, memberikan keuntungan yang sangat besar. Kini, Indra bersama tim, tengah membuat sebuah pilot plan alias miniatur pabrik asbuton. Rencananya, akan dibuat mulai November 2012 hingga Januari 2013. “Akhir Maret tahun depan, pabrik asbuton akan direalisasikan,” pungkasnya cukup yakin. (fi n/nir)

Page 47: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 201246

Smart Card, Solusi Cerdas

Hemat ListrikKebutuhan manusia akan energi

sudah ti dak dapat dielakkan lagi. Penggunaan energi yang

semakin membengkak ti dak berbanding lurus dengan

pasokan energi yang ada. Hal ini ti dak menutup kemungkinan

juga dialami oleh ITS. Akan tetapi, Laboratorium Simulasi Sistem Tenaga Listrik Jurusan

Teknik Elektro ITS mempunyai solusi untuk mengatasi

permasalah tersebut. Tools ini sekaligus sebagai sarana mendukung gerakan ITS Eco

Campus. Alat ini adalah Smart Card yang dirancang sebagai

upaya controlling penggunaan energi listrik di ITS.

Keresahan akan penggunaan energi listrik mendatangkan aura positif bagi para dosen dan mahasiswa di Laboratorium Simulasi Sistem Tenaga Listrik. Pasalnya, dengan permasalahan tersebut mereka mampu menciptakan suatu innovative materials yang menjadi solusi permasalahan hingga mereduksi beban biaya yang dikeluarkan akibat energi listrik tersebut.

Bagaimana tidak, mereka mampu menyabet juara pada ITB Entrepreneurship Challenge (IEC) yang dilaksanakan tahun lalu. Wijaya Kisbulloh, penanggung jawab projek ini mulai mencoba menerapkannya di kampus ITS. Hal itu bukan didasari tanpa alasan, melainkan kepeduliannya terhadap kampus tercinta.

Setiap tahun ITS menghabiskan dana sekitar Rp 6 miliar untuk

RISET

Inovasi kreativitas hemat listrik di Laboratorium Simulasi Sistem Tenaga Listrik Jurusan Teknik ELetro ITS. Sumber: Fiqly Firnandi/ITS Online

Page 48: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012 47

membayar biaya pemakaian listrik. Jumlah itu merupakan implikasi dari besarnya penggunaan listrik di ITS yang mencapai angka 8,7 juta kWh per tahun. “Bisa dibayangkan jika jumlah itu tiap tahun meningkat,” tutur Prof Dr Ir Adi Soeprijanto MT, pembimbing proyek.

Smart Card menggunakan konsep pemanfaatan teknologi tepat guna. Alasannya bahwa Laboratorium Simulasi Sistem Tenaga Listrik ini memiliki tanggung jawab terhadap ITS. “Terutama dalam masalah penghematan listrik di sana,” tegas Direktur Pascasarjana ITS itu.

Lebih lanjut, Smart Card merupakan aplikasi dari sistem Radio Frequency Identifi cation (RFID). Sistem ini dilengkapi pula dengan kartu RFID. Kartu itu berupa sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah produk. Seperti halnya Smart Card ini yang memanfaatkan kartu seperti kartu Surat Izin Mengemudi (SIM) sebagai medium penempelan kartu RFID. Selain itu, sistem ini pun dilengkapi dengan RFID reader yang terpisah dengan kartu RFID.

Sistem kerja yang dihasilkan pun tidak begitu rumit. Kartu identitas yang telah ditempel dengan kartu RFID didekatkan dengan reader RFID. Sehingga data yang diterima oleh reader itu akan diteruskan ke dalam micro controller. Sehingga menjadikan rangkaian yang ada di dalamnya memberikan respon terhadap data tersebut. Barulah lampu yang

disambungkan dengan rangkaian Smart Card ini akan menyala. Cara yang sederhana pun disuguhkan oleh Smart Card. Hanya dengan menempelkan atau mendekatkan ke reader maka rangkaian akan menyala ataupun terputus. Dalam hal penempatan, Smart Card akan ditempatkan pada rangkaian listrik setelah circuit breaker agar komponen dari piranti cerdas tersebut tetap aman. (qly/fz)

Page 49: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 201248

Kursi Buatan Dalam Negeri

Lebih ErgonomisKereta api merupakan salah satu transportasi utama di Indonesia.

Namun, perjalanan menggunakan kereta api sering kali tak nyaman karena tempat duduk yang ti dak

ergonomis. Begitulah hasil kajian Dr Agus Windharto DEA beserta

sejumlah peneliti lainnya dari ITS.

Menurut Agus, kursi penumpang adalah salah satu faktor pendukung dalam alat transportasi yang kualitasnya sangat perlu diperhatikan. Pada kereta api, khususnya pada kelas eksekutif misalnya, konsumen menganggap kenyamanan dalam perjalanan adalah hal yang sangat penting. Hal ini sangat erat kaitannya dengan kualitas kursi penumpang.

Riset yang dilakukan Agus sangat teliti. “Kami merekam semua aktivitas penumpang. Mulai dari cara duduk, mengisi waktu luang dengan membaca, sampai posisi tidur mereka,” tutur Agus. Ternyata, mayoritas kursi duduk penumpang kereta api di Indonesia ternyata memang kurang nyaman apabila dipakai oleh masyarakat.

Salah satu penyebabnya adalah karena kursi tersebut merupakan produk impor. Lebih spesifi k lagi pria asal Bandung ini menjelaskan, mayoritas kursi kereta api di Indonesia merupakan barang impor asal Taiwan. “Lha bagaimana bisa nyaman, postur tubuh orang Indonesia kan tidak sama dengan orang Taiwan,” terangnya.

RISET

Kursi kereta: Penting untuk kenyamanan penumpang. Sumber: Istimewa.

Page 50: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012 4349

Berbekal permasalahan itulah, Agus beserta timnya mencoba mengembangkan kursi penumpang kereta api yang ergonomis untuk masyarakat Indonesia. Sesuai dengan harapan, ternyata tempat kursi tersebut mampu menjawab permasalahan yang ada, bahkan hasil risetnya mampu bersaing di pasar lokal.

“Desain kursi kami sudah dipakai oleh PT INKA (PT Industri Kereta Api, red),” aku Dosen Desain Produk Industri ini. Desain kerangka kursi ergonomisnya tersebut

semakin dimantapkan dengan pendaftaran paten pada tahun 2007.

Melalui paten riset ini, Agus berharap Indonesia dapat mulai menggunakan produk karya dalam negeri. Apalagi, untuk kebutuhan kursi impor Indonesia bisa mengeluarkan biaya sebesar 4 juta dolar AS. Lebih dari itu, dengan langkah ini diharapkan industri lokal mampu menciptakan lapangan kerja yang sangat berguna bagi masyarakat sekitar. (ald/lis)

Desain ergonomis: Sesuai dengan tubuh

orang Indonesia. Sumber: Istimewa.

Page 51: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 201250

Tingkatkan Atmosfer Akademik untuk Meraup Prestasi

Beberapa waktu lalu, sempat mencuat kasus kerusuhan yang dilakukan oleh kalangan mahasiswa di Makassar. Hal tersebut tentu saja membuat satu problematika tersendiri dan mencoreng nama mahasiswa serta perguruan tinggi. Oleh sebab itu, Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh mengundang semua pimpinan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta untuk menghadiri acara deklarasikan anti kekerasan pada tanggal 15 Oktober 2012 lalu.

Adanya tawuran dan kekerasan antar mahasiswa semacam itu terjadi lantaran mahasiswa punya banyak waktu menganggur. Alhamdulillah, kampus kita ITS telah terbentuk atmosfer akademik yang baik. Di mana kampus kita telah menjalankan proses belajar mengajar dengan tepat dan baik. Terlihat dari porsi sistem satuan kredit semester (sks) yang terlaksana secara pas. Yaitu terlaksananya sks tatap muka terstruktur, dan sks belajar mandiri yang dilakukan mahasiswa sendiri. Semua komposisi tersebut harus seimbang dan berjalan beriringan sehingga dapat menghasilkan hasil yang maksimal.

Selain itu, atmosfer akademik di ITS juga kian terasa dengan banyaknya mahasiswa yang aktif ikut dalam kegiatan riset bersama dosen. Hal ini tentu saja menjadi poin tersendiri, yang membuat mahasiswa tidak hanya belajar di kelas, namun juga belajar di lapangan mempraktekkan secara langsung apa yang telah dipelajari. Berbagai macam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di ITS membuat mahasiswa tidak punya waktu untuk menganggur.

Yang tak kalah penting dalam mencegah gesekan adalah komunikasi. Komunikasi yang baik pun harus dijaga antara birokrasi

dan mahasiswa agar tidak terjadi kesalahpahaman. Itulah mengapa di kampus kita selalu ada forum duduk bersama dengan mahasiswa di BEM dan HMJ untuk menyusun program kerja.

Berbicara soal keharmonisan, kampus kita juga banyak menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bersifat integralistik. Kegiatan yang menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan antar sivitas akademika ITS. Seperti jalan sehat antar jurusan, Gugur Gunung (G2) yang secara berkala digelar, ITS Expo, dan juga Gerigi yang bahkan sempat memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri).

Nah, dari situlah kebersamaan sivitas ITS dapat muncul dan terbangun. Sebagaimana kegiatan tersebut dapat menghilangkan kesenjangan sosial dan hubungan silaturahmi sivitas ITS semakin erat. Dengan begitu kemungkinan terjadinya tawuran, atau perselisihan pun dapat terkikis dengan sendirinya. Karena kebersamaan adalah tameng terjadinya perselisihan antar mahasiswa. Dan lebih lagi, atmosfer akademik ini juga yang menjadi modal sekaligus bekal bagi ITS dalam meraup prestasi.

Ke depan, upaya peningkatan atmostfer akademik ini harus lebih ditingkatkan. Terbukti, kalau atmosfer akademik tidak tercipta dan kebersamaan tidak ada, mustahil mahasiswa ITS dapat meraih banyak prestasi.

OPINI

Rektor ITS Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA

Page 52: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012 51

Jangan Tinggalkan Sejarah!

Sebuah buku sejarah berjudul Titi k Nol Kampus Djoeang telah hadir di lingkungan

Kampus ITS. Kejutan demi kejutan fakta akan masa lampau ditawarkan buku

tersebut secara ‘ringan’ kepada pembaca. Satu demi satu masa lalu ITS pun diangkat ke permukaan, menjelma menjadi sebuah

pembelajaran kehidupan. Layaknya sebuah legenda yang baru diangkat, ti m

Djoeang berani menghadirkan nuansa baru.

Tak banyak buku sejarah yang ditelurkan oleh ITS, namun buku ini mampu tampil berbeda. Jika buku sejarah pada umumnya penuh dengan rincian peristiwa, tahun, nama dengan bahasa kaku khas buku diktat, maka di buku ini tidak ditemukan hal itu. Sebabnya adalah Tim Djoeang sendiri diisi oleh enam penulis yang memiliki latar belakang jurnalistik lebih dari dua tahun.

Tulisan tentang sosok dr Angka Nitisastro memberikan tendangan sekaligus kejutan pertama. Tokoh sentral pendirian ITS dipaparkan lewat nilai humanismenya yang langsung didapat dari penuturuan putra-putrinya. Ini mampu membuka lebih kanvas pikiran sivitas ITS dari sosok yang hanya tertutur di awal penerimaan mahasiswa baru atau dari patungnya yang tak bersuara.

Berikut empat profi l lainnya juga menjawab banyak teka-teki serta berlimpah nasehat hidup. Kol Ir Marseno dan Kol BG Munaf mengurai awal mula kampus maritim yang melekat di ITS. Jahja Hasyim dengan pengabdian hidupnya untuk dan demi ITS. Prof Soemadijo lewat panutan kisah hidupnya. Dan, Prof Mahmud Zaki sebagai teladan seorang pendidik sejati.

Banyak selipan sejarah yang dihadirkan dengan bahasa bertutur, membuat mata tidak lelah membaca. Bahkan cenderung berbau humor, walaupun itu ironi.

Misalkan soal pelengseran dr Angka Nitisastro yang digawangi oleh mahasiswanya sendiri, kisah tentang lamanya masa studi, tempat studi yang terpencar, sampai soal kisah heroik mahasiswanya.

Namun ada bagian yang paling tajam dalam buku ini adalah pada bagian yang penuh kontroversi. Pertama, ulasan panjang tentang jawaban atas jargon ITS CUK yang pernah melegenda hampir 20 tahun sebelum diganti CAK. Dan, tentunya yang paling panas adalah tentang pengaderan yang dibocorkan semuanya dari sisi paling hitam pekat sampai fi losofi nya. Terlepas dari pro-kontra atas dua topik di atas, uraian dalam buku ini bisa menambah pandangan dari masa lampau.

Sebagai buku sejarah hasil liputan jurnalistik, buku ini patut diapresiasi karena telah berani merekonstruksi sejarah kampus perjuangan. Seperti harapan yang tertutur di dalamnya, supaya generasi ITS kini dan mendatang tidak amnesia dengan identitasnya. Agar kita semua mampu memenuhi pesan Bung Karno, “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah (Jas Merah)”. (hoe/esy)

REDAKSI IN ACTION

Page 53: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 201252

Walaupun belum genap setahun berjalan, salah satu binaan Inkubator Bisnis Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Buna Rendang, telah mampu membuka empat cabang usahanya di Surabaya. Saat ini, omzetnya pun tak main-main, yaitu mencapai Rp 40 juta per bulan. Selain penghasilan bisnis besar yang telah dibuktikan, Buna Rendang pun menorehkan prestasi sebagai juara pertama kompetisi bisnis plan di Institut Pertanian Bogor (IPB), akhir September 2012 lalu.

Buna Rendang merupakan usaha makanan padang cepat saji yang digagas dan dikelola oleh lima mahasiswa ITS dari berbagai jurusan. Mereka adalah Rian Kurniawan (Jurusan Teknik Mesin), Ludianto Dwi Saputro (Jurusan D3 Teknik Mesin), Rochman SP (Jurusan Desain Produk), Devid Indra (PENS), serta Richard Wacju Wijaya (Jurusan D3 Teknik Mesin).

Menurut Rian, ide awal membuat Buna Rendang datang ketika dirinya mengetahui bahwa rendang merupakan makanan nomor satu di dunia. “Alasan saya saat itu rendang menempati peringkat

pertama dari 50 makanan yang dinilai lezat di dunia pada September 2011, “ kata mahasiswa kelahiran Padang, 5 Februari 1990 ini. Hal ini berdasarkan survei para pemerhati stasiun berita CNN, yang dimuat di situs CNNGo.

Rian pun berpikir ternyata masakan Indonesia sangat diminati di negara-negara lain. Di Jerman misalnya, rendang ternyata laku keras. Namun, imbuhnya, belum ada yang menggarap serius masakan rendang.

Bisnis ini bermula dari jualan di rumah salah satu tim yang berada di pinggir jalan. “Alhamdulillah, setelah empat bulan kami punya rombong sendiri. Sekarang omzetnya meningkat,” ujarnya. (*/esy)

Belum Setahun, Omzet Capai Rp 40 Juta

Iseng Buat Program, Raih Juara DuaBencana alam menjadi hal yang menakutkan ketika tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pengetahuan ini pun sudah sewajarnya diperkenalkan sejak dini. Sehingga tidak lagi bencana itu ditakuti, melainkan harus dihadapi. Pemikiran tersebut mengantarkan dua mahasiswa Jurusan Teknik informatika berhasil meraih juara dua dalam The 2nd e-Learning International Contest of Outstanding New Ages (e-ICON) World Contest di Incheon Seoul, Korea Selatan.

Mereka adalah R Aditya Brahmana dan Maranu Toto Negoro. Keduanya merupakan satu-satunya peserta yang mewakili Indonesia dalam kategori perguruan tinggi. Bersaing dengan 18 negara, tidak menciutkan nyali mereka mengahadapi 96 peserta yang terbagi dalam 20 tim.

Kegiatan tersebut mencakup training serta kontes di bidang e-learning dan collaborative education. Di mana setiap peserta dituntut untuk menciptakan program yang bisa memberikan solusi untuk memanfaatkan teknologi di bidang edukasi.

Dari sekian konsep yang sempat dipikirkan, akhirnya mereka memilih tema e-learning tentang pembelajaran iklim dan cuaca. ‘’Baru-baru ini di Korea sendiri sering terkena bencana typhoon atau angin topan,’’ ungkap Adit, mahasiswa angkatan 2011.

Dalam program tersebut, mereka menjelaskan secara rinci tentang bencana typhoon. Mulai dari penyebab bencana hingga cara mengantisipasi bencana tersebut. Bahkan edukasi tentang cara mengetahui arah datangnya typhoon pun turut mereka sisipkan dalam program.

Adit mengaku, program ini dapat membantu masyarakat untuk fokus belajar kearifan lokal setiap daerah. Sehingga, bisa meningkatkan produktivitas dari daerah setempat. (lik/esy)

Ukir Prestasi: Rian saat menerima penghargaan sebagai juara 1 bisnis plan di IPB. Foto: istimewa

PRESTASI

Iseng Berhadiah: Dua mahasiswa Teknik Informatika sedang berlaga di e-ICON. Sumber: istimewa

Page 54: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012 53

Dari Urin, Raih Prestasi untuk Almamater

Taklukkan LITL ITS

Tak peduli di mana dan kapanpun, yang penting mencatat prestasi. Kalimat ini pantas disematkan kepada ITS. Kali ini giliran Ghufron Humaeni dan Qurrotin A’yunina Moa dari Jurusan Teknik Mesin ITS angkatan 2008 unjuk gigi. Di Bandung, dua mahasiswa ITS ini berhasil memenangkan lomba ide dan kreativitas mahasiswa pada 18 November tahun lalu.

Kompetisi yang bertajuk Chemical for Nation ini diselengarakan Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Penghetahuan Alam (FMIPA) Institut Teknologi Bandung (ITB). Mereka berhasil memantapkan diri menjadi nomor satu. Tidak tanggung-tanggung, wakil tuan rumah pun harus mengakui wakil kampus perjuangan ini.

Tidak hanya itu, dari lima fi nalis yang berhasil masuk fi nal, ITS berhasil menempatkan dua fi nalis dari dua karya sekaligus. Dari lima karya yang dipertandingkan tersebut, karya dengan judul Human Urine Bio Electro Chemical Cell (Hubecell) alias biotoilet yang menjadi pemenangnya. Satu lagi karya mahasiswa ITS dengan mengangkat

ternama bangsa lainnya. Seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), maupun Universitas Indonesia (UI). Sedikitnya, 10 fi nalis berhasil ditumbangkan oleh karya Ghufron dan Nina pada ajang bergengsi nasional ini.

Tim Fisika IPB yang mengusung inovasi kulkas padang pasir, menurut Ghufron, adalah pesaing berat dalam ajang ini. “Kulkas padang pasir mereka sangat bagus,”ungkap Ghufron. Terbukti inovasi kampus yang berdomisili di Bogor ini menjadi peringkat dua di ajang ini. Juara tiga berhasil dari kampus ibu kota yakni tim dari Jurusan Teknik Kimia Universitas Indonesia. UI mengusung ide Pemanfaatan Potensi Air Laut dalam Produksi Hidrogen dengan Menggunakan Teknologi Elektrolisis Plasma Non-Termal.

Menurutnya dengan merunut kepada ucapan seorang juri lomba yang pernah ia temui mengatakan, ide besar dan dipresentasikan dengan biasa saja tidak sehebat ide yang sederhana yang dipresentasikan dengan luar biasa. Terbukti dengan ketangkasan mereka dalam berpresentasi, dua mahasiswa ini menggengam juara pertama.

Selain itu, menurutnya, LITL ITS tahun ini cukup berat, dengan adanya juri dari Kementrian Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemenristek RI). Namun dengan persiapan yang matang, mereka berhasil mengatasinya. (ais/nir)

inovasi pembangkit listrik tenaga sekam padi menduduki peringkat empat nasional.

Biotoilet ini menyingkirkan pesaing berat dari ITB yang mengangkat tema pembangkit listrik tenaga gelombang. Selain itu mereka juga mengalahkan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Indonesia (UI) yang masing-masing mengangkat inovasi tentang Bio cell dan solar cell.

Mengenai prospek ke depannya tentang biotoilet ini, Ghufron menjelaskan bahwa selalu ada niat untuk merealisasikannya. Namun prototype ini masih mempunyai banyak kelemahan. Sehingga perlu adanya kajian lebih dalam. (ais/nir)

Dengan membawa ide Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan dengan Memanfaatkan Sampah Kota sebagai Sumber Energi Listrik Melalui Gasifi cation Methode, Ghufron Humaeni bersama Qurrotin A’yunina Moa memantapkan diri menjadi juara satu pada ajang Lomba Inovasi Teknologi Lingkungan (LITL). Ajang adu ide dan inovasi ini diselengarakan oleh Jurusan Teknik Lingkungan ITS pada bulan Maret silam.

Dua mahasiswa Jurusan Teknik Mesin angkatan 2008 ini berhasil mengalahkan universitas dan institut

PRESTASI

Unjuk Gigi: Tim ITS raih juara 1 di ITB. Sumber: istimewa

Berprestasi lagi: Ghufron dan Qurrotin taklukkan LITL ITS. Sumber: istimewa

Page 55: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 201254

UKM Catur: Juara Tetap Kompetisi Nasional

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Catur ITS punya kiprah prestasi yang membanggakan. Sebut saja event Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur bulan Juli silam. Di Jakarta, tim UKM Catur ITS yang meraih peringkat keempat harus berhadapan dengan 350 mahasiswa serta master catur dari seluruh Indonesia.“Dari 19 kali main, tujuh kali saya melawan master catur,” ungkap Helvin Indrawati, master catur ITS.

Kontingen Catur ITS juga meninggalkan catatan baik dalam kompetisi catur tahunan di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Bahkan, selama dua tahun berturut-turut, mereka selalu meninggalkan pertandingan pada posisi tiga besar. Tahun ini, mereka meraih juara ketiga.

Bulan April lalu, UKM ini sukses menggelar kompetisi tingkat nasional untuk pertama kalinya.Yaitu ITS Chess Tournament (ICT). “Walaupun sibuk sebagai panitia lomba, ternyata kami masih mampu menjadi juara,” terang Firman Laksana, Kepala Departemen Eksternal UKM Catur ITS.

Meski bermain di ‘rumah’ sendiri, perlawanan sengit tetap mereka alami. “Kontingen Universitas Hasanuddin merupakan pesaing terberat,”

tutur mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika Politeknik Negeri Surabaya (PENS) tersebut.

Kiprah momentual membuat para anggota tim lebih semangat lagi untuk fokus pada berbagai kegiatan di masa mendatang. Namun, mereka turut berharap ITS dapat lebih membantu perkembangan mereka tersebut. Baik melalui dukung materi maupun moral.

Tidak semua prestasi diraih dalam format tim. Secara individu, para anggota UKM Catur ITS juga menuai banyak prestasi. Helvin sendiri adalah peraih peringkat ketiga pada Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) pada tahun 2011. (ali/lis)

Dua Mahasiswa ITS Bertandang ke Bulgaria

Setelah berhasil menduduki third prize pada International Mathematics Competition (IMC) 2011, Satria Stanza Pramayoga kembali menapakkan kakinya di Bulgaria untuk mengikuti kompetisi IMC 2012.

Tentunya sebelum lolos untuk mewakili Indonesia dalam kompetisi matematika dunia, Satria mengikuti serangkaian seleksi yang sangat ketat. Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (ONMIPA) adalah salah satunya. Dalam ONMIPA sendiri, Satria harus menjadi mahasiswa terbaik tingkat nasional terlebih dahulu.

Penggodokan akan materi yang akan dihadapi pun terus diterima oleh Satria sebelum melangkahkan kaki untuk yang ketiga kalinya ke Blagoevgrad, Bulgaria. Sepertinya dua kali mengikuti IMC masih belum cukup bagi Satria. Karena itulah di tahun 2012 ini, ia kembali unjuk kebolehan untuk mengikuti kompetisi bergengsi tersebut.

Pada IMC tahun ini Satria harus bersaing dengan 315 mahasiswa lainya dari 50 negara. Kompetisi yang digelar mulai (26/7) hingga (1/8) tersebut,

memiliki beberapa jenis materi seperti aljabar, analisis (real dan kompleks), geometrid dan combinatorics. Semua materi pun disajikan dalam bahasa Inggris. Seperti tahun-tahun sebelumnya kompetisi ini dibagi menjadi dua sesi yang diselenggarakan selama dua hari. Setiap peserta diberikan lima buah soal untuk dikerjakan selama lima jam.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, untuk IMC 2012 ini Satria bukan satu-satunya mahasiswa dari ITS yang berangkat ke Bulgaria. Pasalnya adik kelasnya, Kristoful Fahim, turut menemani Satria yang mengikuti IMC dengan enam mahasiswa perguruan tinggi lainya. “Sehingga dari ITS ada dua peserta. Dari Indonesia ada delapan mahasiswa yang terseleksi dari 25 peserta,” ujar pria berkacamata ini.

Kerja keras Satria dan Fahim pun akhirnya membuahkan hasil. Satria berhasil mengantongi sebnyak 33 poin dan meraih medali perunggu. Sedangkan Fahim berhasil memperoleh 20 poin sehingga dapat memboyong Honorable Mention. (sha/esy)

PRESTASI

Skak Mat: UKM Catur ITS raih juara di setiap lomba. Sumber: Istimewa.

Page 56: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012 55

Terkenal unggul dalam bidang teknologi sepertinya tidak membatasi mahasiswa ITS untuk berkarya lewat jalur seni. Unit Kegiatan Mahasiswa Cinta Rebana (UKM CR) membuktikan hal tersebut dengan berbagai prestasinya, salah satunya berhasil menjadi fi nalis dalam Festival Rebana Jawa Post (FRJP) 2012.

Meski baru tiga tahun berdiri telah banyak prestasi yang berhasil dicapai oleh UKM ini. Salah satunya dalam kompetisi rebana bergengsi FRJP. Tahun 2012 ini, UKM CR mengirimkan dua timnya untuk mengikuti perlombaan tersebut dalam kategori banjari.

FRJP sendiri merupakan festival rebana terbesar skala nasional yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali di bulan Ramadan. Kompetisi tersebut juga tidak hanya diikuti oleh mahasiswa saja, melainkan siswa Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasaha Aliyah. “Kompetisi ini memang terbuka untuk umum. Tim rebana dari desa tertentu juga ada yang mengikuti ajang ini,” terang terang Ahmad Daroin, ketua UKM CR.

UKM CR mengirimkan dua tim yang masing-masing terdiri dari lima orang untuk berlaga dalam

momen akbar tersebut. Tim UKM CR pun dapat lolos seleksi hingga babak fi nal.

Selain merupakan fi nalis dari FRJP, prestasi lain yang telah diraih yaitu juara satu Albanjari dalam Olimpiade Aswaja, juara harapan satu dalam festival rebana yang diselenggarakan oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN), dan masih banyak lagi. UKM CR juga pernah berduet dengan beberapa tokoh seperti Opik dan Cak Nun.

Eksistensi UKM CR yang berasal dari sebuah institut teknologi sendiri menjadi sebuah keunikan tersendiri. Pasalnya, biasanya UKM yang mengangkat seni ini hanya ditemukan di kampus-kampus berbasis islam saja. (sha/izz)

UKM CR, Raih Prestasi dalam Bidang Seni

Kiprah Seni Mahasiswa ITS Perlu Ditingkatkan!

Perayaan akbar Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) 2012 usai sudah. Kontingen ITS yang berlaga dalam kategori Desain Poster, sukses menyabet medali emas. Kontingen tersebut sekaligus menjadi satu-satunya perwakilan ITS yang lolos ke tingkat nasional.

Pada seleksi Pekan Seni Mahasiswa Regional (Peksiminal) sebelumnya, penampilan kontingen ITS tidak terlalu mengecewakan. Setidaknya, ada empat kategori perlombaan yang berhasil menyumbangkan trofi bagi kampus perjuangan.

Baca puisi dan keroncong meraih juara ketiga, penulisan lakon meraih juara kedua, serta tentunya jawara desain poster tersebut. “Tapi, pemprov hanya memilih juara pertama untuk menjadi kontingen Jawa Timur di Peksiminas,” ujar Arif Munandar, Wakil Ketua Lembaga Minat Bakat (LMB) ITS.

Jumlah kontingen ITS di Peksiminal lebih banyak daripada dua tahun sebelumnya. Sayangnya, kuantitas yang tinggi memang belum diimbangi dengan kualitas yang mengesankan. “Kami hanya melakukan pembinaan melalui UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa, red), sedangkan universitas

lain ditangani langsung pihak rektorat,” jelas Arif yang berasal dari Jurusan Teknik Kimia.

Deden Fathurrahman, jawara desain poster juga mengaku terkendala akibat sosialisasi acara yang mendadak. “Lima hari sebelum lomba kami masih persiapan, yang lain konsepnya sudah matang,” tutur mahasiswa Jurusan Desain Produk dan Industri (Despro) itu.

Minimnya mahasiswa yang mengerti tentang perlombaan ini juga menjadi kendala tersendiri. Menilik hal tersebut, Arif berharap atmosfer tersebut bisa berubah. (ali/lis)

PRESTASI

Juara ‘Tunggal’: Deden (dua dari kiri), satu-satunya kompetitor dan peraih juara Peksiminas 2012. Sumber: Istimewa.

Seni Islami: UKM Cinta Rebana ketika tampil di FRJP. Sumber: istimewa

Page 57: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 201256

PPTV, Kampus ITS

Hingga usia ke-52 ini, ITS telah memiliki ti ga kampus yang tersebar di beberapa ti ti k Kota Surabaya. Pertama, kampus Sukolilo atau yang dikenal dengan kampus pusat. Kedua, kampus Menur, tempatnya mahasiswa Jurusan D3 Teknik Sipil. Yang keti ga, kampus Cokroaminoto, pusat Magister Manajemen Teknologi (MMT) ITS.

Tak lama lagi jumlah tersebut akan bertambah satu. Menariknya, kampus ini tidak akan dibangun di Surabaya. Melainkan di kawasan Buncitan, Sidoarjo. Lahan seluas 10 hektar telah disiapkan untuk pembangunan kampus baru. Namanya, Pusat PendidikanTeknologi Vokasi (PPTV).

Pendidikan vokasi yang dimaksud adalah pendidikan kejuruan setingkat sekolah menengah. Bukan dalam arti diploma seperti PPTV di Universitas Gadjah Mada (UGM). Fungsinya memang sedikit berbeda dengan kampus ITS lainnya.

Wahyu Setyawan ST MT, Kepala Pusat Perencanaan Fisik (PPF) ITS menjelaskan bahwa PPTV ini akan menjadi tempat pelatihan mahasiswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebelum memasuki dunia kerja. ‘’Pelatihan di dalamnya bertujuan untuk meminimalkan jarak yang kerap terjadi antara dunia industri dengan para lulusan SMK,’’ terang Wahyu.

Ada lima bidang yang menjadi fokus PPTV ini. Yaitu, bidang permesinan, teknik sipil, elektro, statistika dan biologi.

Sampai saat ini, pembangunan PPTV tengah dalam tahap persiapan. Proposal sudah disetujui, disusul oleh lelang proyek yang juga sudah dilakukan. Bahkan akses jalan masuk sudah selesai dikerjakan. Target pembangunan direncanakan akan selesai tahun 2013. Sehingga, 2014 PPTV sudah siap digunakan.

Konstruksi Ramah Lingkungan

Dosen Jurusan Arsitektur ITS ini melanjutkan, konsep bangunan PPTV

ini cukup unik. Lahannya adalah bekas sawah, dengan kondisi lahan lebih rendah dibandingkan jalan sekitar. Berbagai sistem penunjang konstruksi rumit ini benar-benar diperhatikan. Sistem hidrologi, misalnya.

Pembangunan gedung senilai Rp 100 miliar ini juga sangat memperhatikan lingkungan. Bagian yang diratakan hanya kawasan yang akan dimanfaatkan sebagai jalan dan lahan parkir saja. Sedangkan bagian gedungnya tidak.

Sebagai pengganti, PPTV akan menerapkan konsep elevated fl oor yang juga digunakan pada beberapa bangunan di ITS. ‘’Kenaikannya hampir dua meter. Dengan begitu jika ada hujan, tanahnya akan banjir tetapi bangunannya tidak,’’ lanjutnya.

Pembangunan PPTV juga sangat memperhitungkan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Di dalam lahannya, akan terdapat padang gembala ternak, sawah organik, kolam ikan dan arpoterum (semacam taman tanaman khusus). RTH ini akan dikelola oleh vokasi bidang biologi.

Berbeda dengan ITS, gedung ini juga turut dilengkapi dengan penginapan dan gedung serba guna. Selain sebagai fasilitas tambahan, kedua fasilitas ini juga bakal menjadi income generator. ‘’Untuk penginapan akan didesain sekelas hotel bintang 3,’’ lanjut pria kelahiran 26 Desember1972 ini.

Pemmbangunan PPTV ini direspon baik oleh masyarakat sekitar. Tak lupa, ITS juga telah merencanakan peran mereka, terutama dalam operasional PPTV nantinya. (ran/lis)

di Sidoarjo

DID YOU KNOW

Baru: Calon kampus keempat

ITS . Sumber: Istimewa.

Page 58: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012 57

Tumpukan Sejarah

Tak banyak orang tau tentang kisah di balik penyusunan logo ITS. Gambar gerigi yang melingkar dengan sebuah tugu tegak verti kal lengkap dengan alas bunga kusuma bangsa di dalamnya, bukan semata-mata dibuat tanpa nilai esensi. Logo ini memiliki sisi sejarah yang kental dengan kisah historis Surabaya.

Di balik Logo ITS

Setiap entitas yang nampak dari logo ITS disusun berdasarkan nilai fi losofi sejarah Sepuluh November. Logo tersebut tidak lepas pula dari sejarah pendirian ITS. “ITS baru punya logo resmi sekitar tahun 70-an, ketika dibentuk tim penyusun logo yang diketuai oleh Pak Sunjoyo,” kisah Johan Silas, yang terlibat sebagai tim peyusun.

Menurut keterangan Johan, inisiasi pendirian ITS berdasarkan pada kebutuhan bangsa Indonesia akan adanya kampus teknik yang mendukung pembangunan bangsa. “Waktu itu tokoh masyarakat bidang teknik merasa bahwa negeri ini tidak hanya butuh bidang non teknik, tapi juga bidang teknik,” cerita dosen Arsitektur ini.

Selain itu, Johan menambahkan bahwa ITS didirikan sebagai kampus teknik yang membawa semangat Sepuluh November. “Kalau kita tahu, ITS itu dibangun sebagai monumen Sepuluh Nopember,” ungkap Johan.

Kedekatan sejarah ITS dengan nuansa heroik surabaya yang kental tidak berhenti sampai di situ. Jika dibandingkan dengan universitas negeri lain di Surabaya, ITS merupakan satu-satunya kampus yang didirikan tanpa campur tangan bangsa Belanda.

Hal yang serupa juga terjadi pada Tugu Pahlawan Surabaya yang kemudian dijadikan sebagai salah satu elemen logo ITS. “Ada kisah di balik pembangunan Tugu Pahlawan yang mungkin dilupakan orang,” terang Guru Besar (Gubes) Arsitektur ini.

Johan lantas berkisah tentang riwayat pembangunan Tugu Pahlawan Surabaya. Di Surabaya terdapat dua bangunan yang dibangun atas inisiasi dan dana dari masyarakat. Kedua bangunan itu adalah pasar Wonokromo lama dan Tugu Pahlawan Surabaya.

“Terutama Tugu Pahlawan yang dibangun menggunakan uang rakyat Surabaya dan

Jawa Timur,” tutur Johan. Dengan demikian, ITS dan Tugu Pahlawan Surabaya sama-sama didirikan atas inisiatif, tenaga, dan dana dari anak negeri.

Selain itu, dosen yang tergabung dalam tim penyusun logo ITS ini mengungkapkan bahwa lambang gerigi sebagai interpretasi kampus teknik atau bunga sebagai lambang akan bangsa mungkin sudah lazim digunakan. Tetapi, penggunaan lambang tugu sebagai logo kampus tidak pernah terjadi di universitas lain. “Menjadikan Tugu Pahlawan dalam logo kampus hanya ada di ITS,” tandas Johan.

Berbeda dengan kampus-kampus lain di Indonesia yang sempat melakukan revisi logo kampus mereka. Uniknya, sejak pertama kali logo ITS ditetapkan hingga sekarang, tidak pernah sekalipun terjadi perubahan atau revisi. “Hal ini terjadi karena logo ITS itu sederhana tapi desainnya sesuai dengan estetika serta memiliki makna yang dapat diterima semua kalangan,” terang Johan.

Namun, pada kepemimpinan Prof Dr Ir H Mohammad Nuh DEA, logo ini sempat mengalami perbaikan. Keputusan untuk memperbaiki logo ITS disebabkan karena sering terjadi pemakaian yang menyalahi bentuk logo yang ideal.

Meski pernah mengalami perbaikan, bentuk logo sama sekali tidak berubah. “Banyak yang menggunakanan logo dengan gerigi yang tidak bulat sempurna, akhirnya dirasa perlu ada penetapan kembali standarisasi logo,” terang dosen kelahiran Samarinda ini.

Sayangnya tidak diketahui siapa saja yang terlibat dalam tim penyusun logo ITS tersebut. Pasalnya sebelum tahun 1965, arsip-arsip yang terkait dengan pendirian ITS tidak semuanya tersimpan. “Catatan yang dikelola yayasan sudah hilang,” tandas Johan. (anl/fz)

DID YOU KNOW

Page 59: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 201258

Innovative And Smart Settlement, Enabling Local Economy

Seminar Nasional Teori dan Aplikasi (SENTA) 2012

Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia (SESINDO) 2012

Kompetisi Tugas Akhir Arsitektur

Seminar Nasional Mobile Library Dan Workshop Pengembangan World Class Repository

International Conference on Mathematics, Statistic and its Applications (ICMSA) 2012

International Biology Conference (IBOC)

Seminar Nasional Kimia (SENAKI) XIV 2013

12 December 2012

05 Desember 2012

22 November 2012

16 November 2012

13-14 November 2012

19-21 November 2012

20 November 2012

22 Januari 2013

The conference aims to explore and to highlight the innovative and smart settlement design/development in order to increase the local economic and to solving the problem of housing and settlement; it is not only to maintain the heritage settlement, it is also to undertance how the community based take part in cultural and tourism settlement development, how traditional settlement adapted for climate change.

Tema yang dipilih pada seminar tahun ini adalah “Green, Safe and Secure Maritime Operations”. Seminar ini didesain untuk berbagi pengalaman dan pandangan antara dunia industri, perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian dan pengambil kebijakan dalam kaitannya dengan Inovasi dan Aplikasi IPTEK Kelautan untuk Menciptakan Keamanan, Keselamatan, dan Transportasi Laut yang Ramah Lingkungan”

Pada tahun ini SESINDO mengusung tema: “Sistem Informasi untuk Pengembangan Ekonomi Kreatif dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Bangsa”. SESINDO 2012 ini akan memiliki fi tur Sesi Plenary, Diskusi Panel, dan Pameran Industri Kreatif dan Poster.

The eighth IMT-GT International Conference on Mathematics, Statistics and its applications will be organized by Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia and Universitas Udayana, Bali, Indonesia. The scientifi c program will include plenary addresses and regular presentations.

Kompetisi Tugas Akhir Arsitektur hadir kembali tahun ini bagi mahasiswa Arsitektur di seluruh Indonesia yang telah menempuh Tugas Akhir, dan karya Tugas Akhir yang bersangkutan telah disidangkan / diuji pada kurun waktu tahun ajaran 2011-2012 dan 2012-2013 dan mendapatkan nilai minimal AB atau diatas B.

The main theme of this international seminar is “Science for Food, Energy, and Environmental Sustainability”. The subthemes will be chosen from these following areas: Biodiversity, Environmental Sciences, Environmental Engineering, Food Technology, Industrial Microbiology, and others.

AGENDA

Page 60: Majalah ITS Point 16

ITS Point I November 2012 59

KARTUN ITS