majalah ilmiah issn 0854 0128 -...

12
MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 Gusnawaty HS, Muhammad Taufik, Sarawa M, Asmar Hasan dan Asdar : KAJIAN POTENSI AGENS HAYATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT KUTIL (Synchytrium pogostemonis) PADA TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin Benth.) Gusti Ayu Kade Sutariati, Sitti. Leomo dan Tresjia C. Rakian : KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA BERBAGAI UKURAN UMBI DAN TEKNOLOGI LEISA Bahari : ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH PADA SENTRA PRODUKSI DI KABUPATEN BOMBANA DAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Aminuddin Mane Kandari, Syamsu Alam dan Hasan: OPTIMASI LAHAN PERTANIAN BERBASIS AGROKLIMAT UNTUK PENGEMBANGAN PADI SAWAH MENGGUNAKAN METODE SPASIAL Suryanti, Bambang Hadisutrisno, Mulyadi, dan Jaka Widada : PERANAN JAMUR MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA La Ode Safuan dan Hasbulah Syaf : PENGARUH STATUS HARA N, P DAN K TANAH SUB SOIL PADA LERENG YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) Azhar Ansi : PENGARUH RESIDU PUPUK ORGANIK DAN NITROGEN (N) TERHADAP LAJU ASIMILASI BERSIH DAN PRODUKSI JAGUNG DAN KACANG TANAH DALAM SISTEM TUMPANGSARI Taane La Ola, Hartina Batoa dan Muh. Sahwa : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN IKAN ASIN DI PASAR SENTRAL LAINO RAHA KABUPATEN MUNA Putu Arimbawa, Muhammad Aswar Limi, dan Rosmawaty : PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI MELALUI OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN KERING DAN PEMANFAATAN WAKTU LUANG DI KECAMATAN LANDONO KABUPATEN KONAWE SELATAN Muhammad Aswar Limi: PENGARUH FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MELALUI PENDEKATAN ANALISIS JALUR VOLUME 24 NOMOR 01 JANUARI 2014 TERBIT TIGA KALI SETAHUN

Upload: vuanh

Post on 06-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401004.pdf · di Kabupaten Konsel dan sekitarnya, (b) data agronomi tanaman padi sawah

MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128

Gusnawaty HS, Muhammad Taufik, Sarawa M, Asmar Hasan dan Asdar : KAJIAN POTENSI AGENS HAYATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT KUTIL (Synchytrium pogostemonis) PADA TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin Benth.)

Gusti Ayu Kade Sutariati, Sitti. Leomo dan Tresjia C. Rakian : KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA BERBAGAI UKURAN UMBI DAN TEKNOLOGI LEISA

Bahari : ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH PADA SENTRA PRODUKSI DI KABUPATEN BOMBANA DAN KABUPATEN KONAWE SELATAN

Aminuddin Mane Kandari, Syamsu Alam dan Hasan: OPTIMASI LAHAN PERTANIAN BERBASIS AGROKLIMAT UNTUK PENGEMBANGAN PADI SAWAH MENGGUNAKAN METODE SPASIAL

Suryanti, Bambang Hadisutrisno, Mulyadi, dan Jaka Widada : PERANAN JAMUR MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA

La Ode Safuan dan Hasbulah Syaf : PENGARUH STATUS HARA N, P DAN K TANAH SUB SOIL PADA LERENG YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

Azhar Ansi : PENGARUH RESIDU PUPUK ORGANIK DAN NITROGEN (N) TERHADAP LAJU ASIMILASI BERSIH DAN PRODUKSI JAGUNG DAN KACANG TANAH DALAM SISTEM TUMPANGSARI

Taane La Ola, Hartina Batoa dan Muh. Sahwa : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN IKAN ASIN DI PASAR SENTRAL LAINO RAHA KABUPATEN MUNA

Putu Arimbawa, Muhammad Aswar Limi, dan Rosmawaty : PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI MELALUI OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN KERING DAN PEMANFAATAN WAKTU LUANG DI KECAMATAN LANDONO KABUPATEN KONAWE SELATAN

Muhammad Aswar Limi: PENGARUH FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MELALUI PENDEKATAN ANALISIS JALUR

VOLUME 24 NOMOR 01 JANUARI 2014 TERBIT TIGA KALI SETAHUN

Page 2: MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401004.pdf · di Kabupaten Konsel dan sekitarnya, (b) data agronomi tanaman padi sawah

36

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

OPTIMASI LAHAN PERTANIAN BERBASIS AGROKLIMAT UNTUKPENGEMBANGAN PADI SAWAH MENGGUNAKAN METODE SPASIAL

Oleh: Aminuddin Mane Kandari1, Syamsu Alam1 dan Hasan2

ABSTRACT

Land optimization was needed to plan efficient and effective land use. The aim of thisresearch was to deliver an informative data about land suitability based on agroclimate of wetfield paddy development and to find out the planting appropriate period to climate charateristic.The research was conducted from January to July 2013, located in South Konawe District. Theland survey and analysis covered several parameters needed for suitability assessment based onthe agroclimate for field paddy development, such as rainfall, temperature, humidity, dry month,and agroclimate type. The land suitability classes were classified into four classes, those werevery suitable, suitable, marginally suitable, and not suitable. The methods used were the spatialmethod applying the GIS to collect the land data especially of agroclimate characteristic. Thedata were finally analyzed using Map Calculator in Arc View GIS Software. Climate typeneeded to use the classification of Oldeman type and than in overlay with criterion according toclimate for field paddy development. The results showed that (1) the climate characteristic inSouth Konawe District, such us i.e : the average yearly of rainfall 683.87-2,562.28 mm year-1,temperature 24-32oC, humidity 79-91%, dry month 3.0<dry months ≤9.5 months, agro climatetype C2 - E3; (2) there were three classes of land suitability specially agroclimate for wet-fieldpaddy, i.e. very suitable (S1), suitable (S2) and not suitable (N2) which accounted for 13.09 %,75.41 %, and 11.50 % of 451,421.00 hectare areas in South Konawe District.

Keywords: Agroclimatic, Optimization, Suitability, Wet-Field Paddy, Spatial Method

PENDAHULUAN

Pertanian umumnya merupakankegiatan utama masyarakat dalampengembangan wilayah termasuk diKabupaten Konawe Selatan. Hal ini berartiperencanaan wilayah dalam rangkapemanfaatan sumber daya lahan harusberdasarkan data dan informasi mengenaikarakteristik bio-fisik lahannya khususnyayang berbasis agroklimat.Menurut Awotoyeand Matthew (2009), perubahan iklim danvariasinya terutama curah hujanmempengaruhi produktivitas tanamanpangan, khususnya tanaman serealia,leguminoseae, dan sayuran. Oleh karena itu,upaya optimasi potensi sumberdaya lahansangat diharapkan karena bisa jadi suatu

lahan cukup dominan tidak sesuai untukpengembangan tanaman disebabkan adanyainteraksi antara pemanfaatan lahan denganperubahan iklim.

Optimasi lahan pertanian denganmengembangkan tanaman yang sesuaidengan daya dukung lahan khususnyakondisi agroklimat dimaksudkan agarproduktivitas lahan yang diusahakanmencapai optimal. Pencapaian tujuantersebut dapat terwujud bilamana komoditasyang dikembangkan ditanam pada lahandengan kondisi agroklimat yang palingsesuai, sehingga akan mempunyaikeunggulan komparatif dan kompetitif.Djaenuddin et al., (2011) menyatakan bahwasecara umum setiap tanaman dan/ataukelompok tanaman mempunyai persyaratan

1) Staf Pengajar Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari, 362) Alumni Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari

Page 3: MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401004.pdf · di Kabupaten Konsel dan sekitarnya, (b) data agronomi tanaman padi sawah

37

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

tumbuh/hidup yang spesifik untuk dapatberproduksi secara optimal. Dengandemikian, suatu wilayah kemungkinan hanyasesuai untuk komoditas tertentu, tetapi tidakuntuk yang lain, artinya bahwa tidak selalusetiap jenis komoditas dapat diusahakan disetiap wilayah apabila persyaratantumbuhnya dari segi kondisi agroklimat tidakterpenuhi.

Kabupaten Konawe Selatan (Konsel)merupakan salah satu daerah potensialpengembangan padi sawah di SulawesiTenggara (Sultra), yakni memiliki lahansawah seluas 24.065 ha atau 25.88 % daritotal lahan sawah di Sultra, denganproduktivitas yang masih berfluktuasi daritahun ke tahun dengan rata-rata 3.8 t.ha-1.Produktivitas padi sawah di wilayah inipada tahun 2010yakni 4.29 t.ha-1 denganluas areal tanam 23.968 ha, mengalamipenurunan baik produktivitas maupun luasareal tanamnya pada tahun 2011 yaitu 4.18t.ha-1 dengan luas areal tanam 23.662 ha,namun pada tahun 2012 relatif meningkatbila dibandingkan dengan produktivitas danluasan lahan pada tahun 2011 yaitu 4.21ton.ha-1dengan luasan lahan 24.065 ha (BPSKonsel, 2013).

Penurunan produktivitas padi sawahsecara umum diakibatkan oleh berbagaifaktor, salah satu diantaranya adalah faktorfisik yaitu iklim dimana terjadi perubahancuaca yang mengalami perubahan yangcukup dinamis. Darwis (2004) menyatakanbahwa semakin meningkatnya suhu udaradan tidak seimbangnya jumlah air di musimkemarau dan musim hujan mempengaruhiketersediaan air bagi tanaman sehinggatanaman tidak dapat tumbuh dan berproduksisecara optimal. Kedua pendapat tersebut,relevan dengan pernyataan Mueller et al.,(2010) bahwa faktor alamiah yang menjadipenciri utama dari karakteristik lahan suatuwilayah dalam kaitannya dengan rencanapengembangan tanaman adalah karakteristikiklim yang meliputi radiasi surya, suhu

udara, evapotranspirasi dan presipitasi atauhujan. Pendapat ini mengindikasikan bahwainformasi tentang karakteristik iklim menjadifaktor penting dalam upaya penentuan arealpengembangan padi sawah sebagai tindaklanjut dari upaya optimasi lahan berbasisagroklimat.

Pengembangan komoditas pertanianpada wilayah yang sesuai dengan persyaratanagroklimat tanaman, yang mencakup iklim,tanah, dan topografi, akan memberikan hasilyang optimal dengan kualitas prima. Selainitu yang tidak kalah pentingnya adalah aspekmanajemen dalam mengelola lahan yangdidasarkan pada sifat-sifat lahan untukmencapai produktivitas yang berkelanjutan.Menurut Bobade et al., (2010), bahwakegiatan penelitian dengan menggunakanlahan sebagai sumber data yang bersifatgeneral, dapat dintegrasikan secara efisienuntuk kebutuhan perencanaan pengembangantanaman di suatu daerah melalui pendekatanGIS. Menurut Wirosoedarmo et al., (2011)aplikasi GIS telah terbukti cukup efektifdalam menentukan kesesuaian lahan untukpengembangan tanaman. Pendapat tersebutdidukung pula oleh Baja (2012 dan 2012a)yang menyatakan bahwa optimasipemanfaatan lahan yang akurat dalam artiefisien dan efektif dapat dilakukan antara lainmelalui perencanaan tata guna lahan dengandengan mengaplikasikan teknologipenginderaan jauh dan geografi informationsystem (GIS).

Berdasarkan berbagai penjelasantersebut, penelitian tentang Optimasi LahanPertanian Berbasis Agroklimat untukPengembangan Padi Sawah menggunakanMetode Spasial penting dilaksanakan,dengan dua tujuan utama yaitu : (1)mengetahui karakteristik iklim di KabupatenKonsel, (2) mengidentifikasi kelaskesesuaian lahan berbasis agroklimat danfaktor penghambatnya untuk pengembanganpadi sawah di Kabupaten Konsel.

Page 4: MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401004.pdf · di Kabupaten Konsel dan sekitarnya, (b) data agronomi tanaman padi sawah

38

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di wilayahKabupaten Konsel Sultra mulai Januari-Juli2013. Peralatan yang digunakan meliputi :GPS, kamera, dan alat tulis menulis, sertalaptop dengan software Arcview GIS 3.3 danMicrosoft excel untuk menginput,mentabulasi, dan mengolah data. Bahanyang digunakan meliputi : (1) Data primer,yaitu data yang diperoleh dari pengamatanlangsung di lapangan (ground check) danwawancara kepada masyarakat/petani padisawah, (2) Data sekunder, data yangdiperoleh dari instansi terkait yang terdiridari: (a) data iklim (curah hujan, suhu udara,dan kelembaban udara) masing-masingselama 15 tahun terakhir (1997-2011).Beberapa instansi sebagai sumber datasekunder, yaitu Balai Wilayah Sungai (BWS)Sulawesi IV, Balai Pengkajian TeknologiPertanian(BPTP) Puwatu, BadanMeteorologi Klimatologi dan Geofisika(BMKG) Bandara Halu Oleo dan BPSKonsel, dan beberapa stasiun iklim yang adadi Kabupaten Konsel dan sekitarnya, (b) dataagronomi tanaman padi sawah dari studipustaka.

Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah metode spasial dengan

mengaplikasikan GIS. Tahapan kegiatan,yaitu : (1) Pengumpulan data dari instansiterkait dan studi pustaka, (2) Pengolahan dataspasial, (3) Penentuan kondisi agroklimatwilayah, (4) Pewilayahan tingkat kesesuaianagroklimat tanaman padi sawah. Persiapandata dilakukan dengan cara tabulasi,penghitungan rata-rata, tipe iklim digunakanmetode klasifikasi Oldeman (1975).Selanjutnya survey lapangan untukpengumpulan data karakteristik biofisiklahan dan tingkat kesesuaian agroklimat padisawah digunakan metode GIS dandilanjutkan metode tumpang tindih(matching) berdasarkan rekomendasiDjaenuddin et al.,(2011).

HASIL DAN PEMBAHASANHasil

1. Karakteristik iklim

Curah hujan. Hasil analisis curahhujandan evaluasi kelas kesuaian untukpengembangan tanaman padi sawah diKabupaten Konawe Selatan berdasarkanmatching antara curah hujan dengan kriteriakesesuaian lahan LREPP II (1994) disajikanpada Tabel 1.

Tabel 1. Rerata curah hujan tahunan dan hasil evaluasi kesesuaian curah hujan untuk tanamanpadi sawah di Kabupaten Konsel selama 15 tahun terakhir (1997-2011)

Keterangan : Kriteria kelas kesesuaian iklim (curah hujan) untuk pengembangan tanaman padi sawah menurutLREPP II (1994), kelas S1 (>1500 mmth-1), S2 (1200-1500 mmth-1), S3 (100-1200 mmth-1), N1(800-100 mmth-1), N2 (<800 mm th-1).

No Stasiun CH tahunan Kelas Kesesuaian Lahan LREPP II (1994)

1.2.3.4.5.6.

Atari LamaBaitoMoramoMotahaOnembuteWMI

1,293.97 mm th-1

1,790.54 mm th-1

2,403.42 mm th-1

683,87 mm th-1

2,562.28 mmth-1

2,245.39 mm th-1

S2S1S1N2S1S1

Page 5: MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401004.pdf · di Kabupaten Konsel dan sekitarnya, (b) data agronomi tanaman padi sawah

39

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

Tabel 1 menunjukkan bahwa hasilanalisis rata-rata curah hujan tahunan diwilayah Kabupaten Konsel bervariasi yangkonsekuensinya menghasilkan kesesuaiantanaman padi sawah juga relatif berbeda-beda antar wilayah di lingkup stasiun hujanyang ada di wilayah penelitian dansekitarnya. Berdasarkan hasil analisistersebut, ditumpang tindihkan dengan kriteriakesesuaian lahan LREPP II (1994) dalamHardjowigeno dan Widiatmaka (2001),khususnya untuk pengembangan padi sawahdiperoleh hasil kelas kesesuaian lahan

berbasis curah hujan, yakni S1, lingkupstasiun Baito, stasiun Moramo, stasiunOnembute dan stasiun WMI. Lingkupstasiun Atari Lama menunjukkan krtiteriakesesuaian lahan S2 dan stasiun MotahaN2.

Suhu Udara. Hasil analisis rata-ratasuhu udara dan evaluasi kelas kesuaian untukpengembangan tanaman padi sawah diKabupaten Konsel berdasarkan matchingantara suhu udara dan kriteria kesesuaianlahan LREPP II (1994) disajikan pada Tabel2.

Tabel 2. Rerata suhu udara tahunan dan hasil evaluasi kesesuaian suhu udara untuk tanamanpadi sawah di Kabupaten Konsel selama 15 tahun terakhir (1997-2011)

No Nama Stasiun Rerata SuhuUdara

Kriteria Kesesuaian Lahan LREEP II(1994)

1.2.3.

MowilaPalanggaWMI

> 29-32oC24-29oC24-29oC

S2S1S1

Keterangan : Kriteria kelas kesesuaian iklim (bulan kering) untuk pengembangan tanaman padi sawah menurutLREPP II (1994), kelas S1 (24-29oC) bulan), S2 (>29-32oC), S3 (18-22oC), N1 (td), N2 (>35-<18oC).

Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-ratasuhu udara tahunan di wilayah KabupatenKonsel bervariasi yang konsekuensinyamenghasilkan kesesuaian tanaman padisawah juga relatif berbeda-beda antarwilayah di lingkup stasiun iklim yang ada diwilayah penelitian dan sekitarnya.Berdasarkan hasil analisis tersebut,ditumpang tindihkan dengan kriteriakesesuaian lahan LREPP II (1994) dalamHardjowigeno dan Widiatmaka (2001),khususnya untuk pengembangan padi sawahdiperoleh hasil kelas kesesuaian lahanberbasis suhu udara, yakni S1, lingkupstasiun Palangga dan WMI, dan S2 untuklingkup stasiun Mowila.

Kelembaban Udara. Hasil analisisrata-rata kelembaban udara dan evaluasikelas kesesuaian untuk pengembangantanaman padi sawah di Kabupaten Konsel

berdasarkan matching antara suhu udaradengan kriteria kesesuaian lahan LREPP II(1994) disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-ratakelembaban udara tahunan di wilayahKabupaten Konsel relatif berbeda sehinggatingkat kesesuaian tanaman padi sawah jugaberbeda-beda antar wilayah di lingkupstasiun iklim yang ada di wilayah penelitiandan sekitarnya. Berdasarkan hasil analisiskelembaban udara tersebut selanjutnyaditumpang tindihkan dengan kriteriakesesuaian lahan LREPP II (1994) dalamHardjowigeno dan Widiatmaka (2001),diperoleh hasil kelas kesesuaian lahan padisawah berbasis kelembaban udara,yakni S1untuk lingkup stasiun Palangga, S2 lingkupstasiun Mowila, dan S3 lingkup stasiunWMI.

Page 6: MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401004.pdf · di Kabupaten Konsel dan sekitarnya, (b) data agronomi tanaman padi sawah

40

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

Tabel 3. Rerata kelembaban udara tahunan dan Hasil evaluasi kesesuaian kelembaban udarauntuk tanaman padi sawah di Kabupaten Konsel selama 15 tahun terakhir (1997-2011)

No Nama Stasiun Rerata KelembabanUdara

Kriteria Kesesuaian Lahan PPTA(DJaenuddin et al (2011)

1.2.3.

MowilaPalanggaWMI

87.93%79.01%91.40%

S2S1S3

Keterangan : Kriteria kelas kesesuaian iklim (kelembaban) untuk pengembangan tanaman padi sawah menurutPuslitanak (Djaenuddin, 2003), kelas S1 (33-90%), S2 (30-33%), S3 (<30->90%)

Bulan kering. Hasil identifikasi rata-ratajumlah bulan kering (BK) di wilayahKabupaten Konawe Selatan dan hasilevaluasi tingkat kesesuaian tanaman padi

sawah berdasarkan kriteria kesesuaian lahanLREPP II (1994) dalam Hardjowigeno danWidiatmaka (2001), disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-rata jumlah bulan kering (BK) dan hasil evaluasi kesesuaian tanamanpadi sawah berbasis jumlah BK di wilayah Kabupaten Konawe Selatanselama 15 tahun terakhir (1997-2011)

No Nama Stasiun Rerata JumlahBK Kriteria Kesesuaian Lahan LREPP II (1994)

1.2.3.4.5.6.

Atari LamaBaitoMoramoMotahaOnembuteWMI

3 - < 9 bulan3-< 9 bulan3-< 9 bulan> 9.5 bulan> 9.5 bulan< 3 bulan

S2S2S2N2N2S1

Keterangan : Kriteria kelas kesesuaian iklim (bulan kering) untuk pengembangan tanaman padi sawah menurutLREPP II (1994), kelas S1 (<3) bulan), S2 (3-<9 bulan), S3 (9 -9.5 bulan), N1 (td), N2 (> 9.5bulan).

Tabel 4 menunjukkan bahwa kelaskesesuaian pengembangan padi sawah diwilayah Kabupaten Konsel dengan indikatorjumlah bulan kering yang dimatching dengankriteria kesesuaian lahan LREPP II (1994)dalamHardjowigeno dan Widiatmaka(2001)cukup bervariasi, namun didominasioleh kelas S2, meliputi wilayah lingkupstasiun Atari Lama, Baito dan Moramo,sementara kelas S1 hanya terdapat diwilayah lingkup stasiun WMI, sedangkanwilayah lingkup Stasiun Motaha danOnembute termasuk kelas N2.

Tipe Agroklimat. Hasil analisis tipeagroklimat dengan metode Oldeman (1975)berdasarkan data curah hujan selama 15tahun terakhir (1997-2011) di wilayahKabupaten Konsel yang dimatching dengankriteria kesesuaian untuk pengembangan padisawah berdasarkan metode PPT (1983)disajikan pada Tabel 5.

Page 7: MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401004.pdf · di Kabupaten Konsel dan sekitarnya, (b) data agronomi tanaman padi sawah

41

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

Tabel 5. Tipe agroklimat menurut metode Oldeman (1975) berdasarkan data curah hujan diwilayah Kabupaten Konsel selama 15 tahun terakhir (1979 – 2011)

No. Nama stasiun Tipe AgroklimatBulan Basah

Berturut-turut

Bulan KeringBerturut-turut

Kriteria KesesuaianLahan PPT (1983)

1. Atari Lama E3 <3 4−6 N22. Baito E2 <3 2−3 N23. Moramo C2 5−6 2−3 S3 dan N14. Motaha E4 <3 >6 N25. Onembute B2 7−9 2−3 S1-N26. WMI C1 5−6 <2 S3-N2

Keterangan : Kriteria kelas kesesuaian pengembangan padi sawah berdasarkan tipe agroklimat yang dimatchingdengan kriteria menurut PPT (1983), kelas S1 (A1, A2, B1, B2), S2 (A1, A2, B1, B2, B3), S3 (A1,A2, B1, B2, B3, C1, C2, C3) N1 (A1, A2, B1, B2, B3, C1, C2, C3, D1, D2, D3, D4) dan N2 (A1,A2, B1- B3, C1- C3, D1- D4, E1-E4).

Tabel 5 menunjukkan bahwa tipeagroklimat di wilayah Kabupaten Konselsangat beragam mulai dari E4 – B2berdasarkan indikator jumlah bulan keringdan bulan basah berturut-turut sehinggamenghasilkan tingkat kesesuaian tanamanpadi sawah yang beragam pula mulai dari N2– S1 namun tidak ada S2.

2. Kesesuaian Agroklimat Aktual danPotensial untuk ArahanPengembangan tanaman padi sawah diKabupaten Konawe Selatan

Hasil analisis tingkat kesesuaianagroklimat secara aktual di wilayahKabupaten Konsel untuk pengembangantanaman padi sawah secara umum terdapat 4(empat) unit kelas kesesuaian tanaman padisawah berbasis agroklimat, yaitu (1) sangat(S1) dengan luas wilayah 59,103.06 ha atau13.09 % mencakup seluruh wilayahKecamatan Konda, Ranomeeto Barat,Ranomeeto sertasebagian wilayahKecamatanLandono, Moramo Utara danWolasi. (2) sesuai dengan hambatan jumlahbulan kering yang relatif banyak (S2w2)meliputi seluruh wilayah Kecamatan Baito,

Kolono, Laonti, Laeya, Lainea, Palangga,Palangga Selatan serta sebagian wilayahKecamatan Buke, Landono, Mowila,Moramo Utara, Moramo dan Wolasi denganluas 262,222.78 ha atau 58,09%, (3) sesuaidengan hambatan curah hujan relatif rendahdengan bulan kering juga relative banyak(S2w1w2), meliputi seluruh KecamatanLalembu dan sebagian wilayah KecamatanAndolo, Basala, Buke dan Tinanggea denganluas wilayah 78,176.78 atau 17.32%, (4)tidaksesuai permanen dengan hambatan suhu,curah hujan dan jumlah bulan kering(N2t1w1w2) dengan luas wilayah 51,918.38ha atau 11.50% mencakup seluruh wilayahKecamatan Angata serta sebagian wilayahKecamatan Benua, Buke dan Mowila.Kenyataan tersebut dapat dikemukakanbahwa dari 4 (empat) kelas kesesuaian lahanpadi sawah berbasis agroklimat di wilayahpenelitian secara umum memiliki faktorpembatasnya adalah curah hujan, suhu udaradan bulan kering (w1, t, dan w2). Adapunkesesuaian lahan potensial padi sawahberbasis agroklimat dapat dicapai apabiladilakukan usaha-usaha perbaikanagroklimatologi seperti pengadaan danpemanfaatan sumber-sumber air yang lain

Page 8: MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401004.pdf · di Kabupaten Konsel dan sekitarnya, (b) data agronomi tanaman padi sawah

42

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

seperti sungai, rawa dan danau yangdibuatkan bendungan dan saluran irigasiyang dapat mencukupi kebutuhan air daripada tanaman padi sawah agar sesuai denganyang diharapkan.

PembahasanOptimasi lahan sangat penting karena

lahan merupakan modal dasar dan faktorpenentu utama dalam sistem produksipertanian, bahkan tidak berlebihan kalaudikatakan bahwa ketersediaan lahan perludijaga agar tidak mengalami kerusakan. Haltersebut sangat beralasan karena Rounsevelland Reay (2009) memberi peringatan bahwapemanfaatan lahan yang tidak efektif eratkaitannya dengan terjadinya perubahan iklim,bahkan bisa juga terjadi sebaliknya dimanapenggunaan lahan yang salah dapatmenyebabkan terjadinya perubahan iklim.Sehubungan dengan itu, dibutuhkan kearifandalam merencanakan tata guna lahan agaroptimasi lahan benar-benar efisien danefektif.

Hasil penelitianHasan (2003) dilaporkanbahwa kondisi iklim di wilayah KabupatenKonsel sangat beragam dan berpeluang untukpengembangan padi sawah dengan tingkatkesesuaian yang bervariasi mulai dari kelaskesesuaian S1 (sangat sesuai) sampai tidaksesuai permanen (N2). Kandari (1999 dan2000) melaporkan bahwa setiap wilayah diSultra memiliki karakteristik iklim yangberbeda-beda, sehingga secara langsungmenjadi arahan sesuai tidaknya suatutanaman untuk dikembangkan di wilayahtersebut. Hal ini relevan dengan penjelasanDjaenuddin et al (2011) bahwa setiaptanaman mempunyai persyaratan tumbuhatau hidup yang spesifik untuk dapatberproduksi secara optimal. MenurutAkdemir et. al (2012), kondisi iklimmerupakan faktor produksi pertanian yangpaling berpengaruh terutama pada masapertumbuhan dan fase pembentukan biji atauproduksi. Perubahan iklim dapat

mempengaruhi kesesuaian tanaman pertanianpada suatu wilayah, dimana unsurcurah hujanmenjadi salah satu penentu karakteristiklahan dalam evaluasi kesesuian lahan untuktanaman padi sawah. Berdasarkan syarattumbuh tanaman padi sawah dan kriteriakesesuian lahan kategori sangat sesuai (S1)untuk tanaman padi sawah di KabupatenKonawe Selatan untuk curah hujan yaitumeliputi stasiun Baito, Moramo, Onembutedan WMI, hal ini sejalan dengan pernyataanCrafs dalam Kandari (1998) ketersediaan airlahan akan mempengaruhi pergerakan air keakar, sehingga berhubungan langsung dengansuplai hara ke tanaman. Menurut Aliadi(2008) dan Handoko (2008), perubahan iklimsecara umum dapat menyebabkan perubahanpada parameter-parameter cuaca, yaitu suhuudara, tekanan udara, curah hujan,kelembaban udara, laju serta arah angin,kondisi awan, dan radiasi surya. Lebih lanjutdijelaskan bahwa khususnya di daerah tropisatau lintang rendah perubahan nilai unsur-unsur iklim tersebut akan berpengaruhterhadap produktivitas tanaman, distribusihama dan penyakit tanaman dan manusia.Maman et al., (2003) menyatakan bahwadistribusi curah hujan, tekanan udara, radiasisurya, dan kecepatan angin berpengaruhsecara nyata terhadap produktivitas tanamanpangan.menunjukkan bahwa iklimmempengaruhi tingkat kesesuaian lahanuntuk tanaman padi sawah. Kaitannyadengan pengembangan padi sawah, Landong(1999) menyatakan bahwa tanaman padisawah membutuhkan curah hujan rata-rata≥200 mmbl-1 dan curah hujan yangdikehendaki adalah 1,500-2,000 mm th-1.Terdapatnya kelas kesesuaian lahan sesuai(S2) dan tidak sesuai permanen (N2) yaitupada wilayah lingkup stasiun Atari Lama danMotaha lebih disebabkan oleh kondisi curahhujan karena lokasi tersebut hanya memilikicurah hujan tahunan rata-rata 1,293.97 mmdengan nilai paling rendah yakni 683.87 mm,dimana berdasarkan kriteria kesesuaian lahan

Page 9: MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401004.pdf · di Kabupaten Konsel dan sekitarnya, (b) data agronomi tanaman padi sawah

43

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

untuk pengembangan padi sawah yangberbasis curah hujan berdasarkan kriteriaLREPP II (1994) dalam Hardjowigeno danWidiatmaka (2001) tergolong S2 dan N2.

Selain curah hujan dan bulan kering,suhu juga turut berperan dalam kesesuaianlahan untuk tanaman padi sawah. Suhu dapatmempengaruhi produktivitas tanaman padisawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwaevaluasi kesesuaian agroklimatologi untuktanaman padi sawah di Kabupaten KonaweSelatan stasiun sangat sesuai (S1) untukpengembangan padi sawah berdasarkankriteria kesesesuaian iklim (suhu) yaitumeliputi stasiun Palangga dan WMI, hal inisesuai dengan kriteria kesesuaian lahanmenurut LREPP II (1994) dalamHardjowigeno dan Widiatmaka (2001). Padastasiun Palangga rata-rata suhu tahunan yaitu27,9oC, pada stasiun WMI suhu rata-ratatahunan yaitu 27,23oC. Hal ini menunjukkanbahwa pada daerah sekitar stasiun Palanggadan WMI sangat sesuai untuk pengembanganpadi sawah berdasarkan kriteria suhunya. Halini sesuai pula dengan syarat tumbuhtanaman padi sawah berkisar antara 23-27oC(Landong, 1999). Stasiun Mowilaberdasaran kriteria kesesuaian lahan menurutLREPP II (1994) dalam Hardjowigeno danWidiatmaka (2001) memiliki kelas cukupsesuai (S2) karena memiliki suhu >29-32oC.

Hubungannya dengan pertumbuhantanaman padi sawah, kelembaban udaramempengaruhi ketersediaan air tanaman,karena secara substansial besar kecilnyaketersediaan air di lahan pertanian eratkaitannya dengan besar kecilnyaevapotranspirasi dan jumlah air yang ada.Konsekuensi dari hal tersebut dapatdikemukakan bahwa kelembaban udararendah menmyebabkan kekeringan dankelembaban udara tinggi dapat menjadikanpersebaran hama penyakit lebih mudahsehingga secara tidak langsung dapatmenurunkan poduksi tanaman padi sawah.Pendapat tersebut dimungkinkan karena

kelembaban udara berbanding terbalikdengan suhu udara, dimana semakin tinggisuhu udara semakin besar kapasitas untukmenampung uap air persatuan volume(Handoko, 1994). Selain itu, kelembabanudara dipengaruhi oleh curah hujan, dimanacurah hujan yang tinggi menyebabkankelembaban udara menjadi tinggi dan curahhujan rendah kelembaban menjadi rendah.Khususnya di wilayah Kabupaten Konsel,kesesuaian lahan berbasis kelembaban udarauntuk pengembangan padi sawah, meliputikelas sangat sesuai (S1), meliputi wilayahlingkup stasiun Palangga dan WMI, untukstasiun Mowila sesuai marginal (S3). Hal inidisebabkan kelembaban udara pada stasiunPalangga dan WMI berkisar 33-90%.Menurut Subagyono dan Agus (1994) bahwakisaran kelembaban udara optimum untukpadi sawah adalah 50–90%. Pada wilayahlingkup stasiun Mowila kelembabannyamencapai >90% sehingga sangat mungkintanaman padi sawah dapat mengalamiserangan penyakit tanaman yang dapatmenurunkan produksinya.

Kelas kesesuaian lahan pada wilayahlingkup stasiun WMI termasuk kelas sangatsesuai (S1) untuk tanaman padi sawah,karena lokasi tersebut memiliki jumlah bulankering relative kurang yakni 3 bulan dimanamenurut LREPP II (1994) dalamHardjowigeno dan Widiatmaka (2001)bahwa dengan kriteria bulan kering < 3 bulanmaka berindikasi jumlah bulan basah dengancurah hujan > 200 mm bl-1 relatif banyaksehingga tanaman tidak kekurangan airterutama padi sawah yang kebutuhan airnyasangat banyak disbanding tanaman panganlainnya. Hal inilah yang memungkinkanpada daerah sekitar stasiun WMI sesuaiuntuk pengembangan padi sawah. Wilayahyang termasuk lingkup stasiun Atari Lama,Baito dan Moramo termasuk kelas cukupsesuai (S2) karena memiliki rata-rata bulankering 3 - >9 bulan berdasarkan kriteriakesesuaian lahan menurut LREPP II (1994)

Page 10: MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401004.pdf · di Kabupaten Konsel dan sekitarnya, (b) data agronomi tanaman padi sawah

44

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

dalam Hardjowigeno dan Widiatmaka(2001). Pada wilayah lingkup stasiun Motahadan Onembute termasuk kelas tidak sesuaipermanen (N2) karena memiliki rata-ratabulan kering >9.5 bulan.

Sehubungan dengan terdapatnyahambatan pengembangan padi sawah diwilayah penelitian yakni curah hujan yangrelatif rendah dan fluktuatif, suhu udara yangcenderung tinggi dan bulan kering yangrelatif banyak, maka sudah jelas akanmenentukan tingkat efektivitas implementasiteknologi pengelolaan yang ada. Hal tersebutmengindikasikan bahwa penting dilakukankonservasi tanah dan air, namun kendalayang biasa terjadi yaitu erodibilitas tanahdan erosivitas hujan yang sangat tinggi,faktor lereng dan fisiografi. Oleh karena itu,maka tindakan konservasi tanah harus diikutidengan dengan intensifikasi usahatani danrehabilitasi lahan, dimana salah satu upayaintensifikasi usahatani lahan kering yangdapat dilakukan yakni pemilihan kultivar,pengaturan pola tanam dengan polacampuran antara tanaman semusim dantahunan, dikombinasikan dengan usahapeternakanserta dikombinasikan bersamatanaman hijauan pakan.

KESIMPULANKesimpulan1. Kondisi iklim di wilayah Kabupaten

Konawe Selatan cukup beragam dengankarakteristik unsur iklim rata-ratatahunan, meliputi : curah hujan tahunan683.87-2,403.42 mm, hari hujan 88 – 85hari,lama bulan kering 3 – 9.5 bulan,suhu udara 24-32oC, kelembaban udara78-91%, tipe agroklimat Odeman E3 –B2; waktu tanam yang dimungkinkanuntuk padi sawah yakni bulan April-Julidan Desember-Maret.

2. Kesesuaian lahan aktual berbasisagroklimat untuk pengembangan padisawah di Kabupaten Konawe Selatan,terdapat empat unit kelas, yaitu:

a. S1, dengan luas wilayah 59,103.06 haatau 13.09 % mencakup seluruhwilayah Kecamatan Konda,Ranomeeto Barat, Ranomeeto sertasebagian wilayah KecamatanLandono, Moramo Utara dan Wolasi,

b. S2w2,dengan luas 262,222.78 ha atau58.09%, mencakup seluruh wilayahKecamatan Baito, Kolono, Laonti,Laeya, Lainea, Palangga, PalanggaSelatan serta sebagian wilayahKecamatan Buke, Landono, Mowila,Moramo Utara, Moramo dan Wolasi;

c. S2w1w2, dengan luas wilayah78,176.78 atau 17.32%, mencakupseluruh Kecamatan Lalembu dansebagian wilayah Kecamatan Andolo,Basala, Buke dan Tinanggea,

d. N2t1w1w2, dengan luas wilayah51,918.38 ha atau 11.50% mencakupseluruh wilayah Kecamatan Angataserta sebagian wilayah KecamatanBenua, Buke dan Mowila.

SaranSecara aktualyang menjadi faktor

pembatas pengembangan padi sawah diKabupaten Konawe Selatan adalah curahhujan, suhu udara, dan bulan kering (w1, t,dan w2), karena itu disarankan agar tetapdilakukan usaha-usaha pengadaan danpenambahan air cadangan sepertipemanfaatan sumber-sumber air sungai, rawadan danau yang dibuatkan bendungan dansaluran irigasi untuk mencukupi kebutuhanair padi sawah agar sesuai dengan yangdiharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Akdemir S., H. Akcaoz, H. Kizilay, and A.Ozalp. 2012. Impacts of Climatefactors on Wheat Yields in Turkey.Journal of Food. Agriculture &Environment, Vol. 10 (2): 398-402.WFLPublizer, Science andTechnology. Helzinki Finland.

Page 11: MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401004.pdf · di Kabupaten Konsel dan sekitarnya, (b) data agronomi tanaman padi sawah

45

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

Aliadi, 2008. Perubahan Iklim, Hutan danREDD: Peluang atau Tantangan.CSONetwork onForestryGovernanceandClimate Change, ThePartnership forGovernance Reform, Bogor.

Awotoye, O. O. and O. J. Matthew. 2009.Effects of Temporal Changes inClimate Variables on Crop Productionin Tropical Sub-humid South-westernNigeria. Journal of Agriculture,Biotechnology & Ecology, 2(3), 408-419, 2009. ISSN: 2006-3938.

Baja, S. 2012. Perencanaan Tata GunaLahan dalam Pengembangan Wilayah :Pendekatan Spasial dan Aplikasinya.Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Baja, S. 2012a. Metode Analitik EvaluasiSumber Daya Lahan : Aplikasi GIS,Fuzzy Set, dan MCDM. Penerbit:IDENTITAS. Universitas Hasanuddin,Makassar.

BPS Sulawesi Tenggara, 2011. SulawesiTenggara dalam angka. Badan PusatStatistik, Kendari.

BPS Sulawesi Tenggara, 2013. KabupatenKonsel dalam Angka. Badan PusatStatistik, Konsel.

Bobade S.V., B.P. Bhaskar, M.S. Gaikwad,P. Raja, S.S. Gaikwad, S.G.Anantwar,S.V. Patil, S.R. Singh, danA.K. Maji. 2010. A GIS-based landuse suitability assessment in Seonidistrict, Madhya Pradesh, India.National Bureau of Soil Survey andLand Use Planning, Tropical Ecology51(1): 41-54, 2010 ISSN 0564-3295, ©International Society for TropicalEcology, www.tropecol.com, Nagpur440 010, India.

Darwis, S. N., 2004. Kebijakan DepartemenPertanian dalam mengantisipasipenyimpangan iklim. Prosiding stategiantisipatif menghadapi gejala alam LaNina dan El-Nino. KerjasamaPERHIMPI dengan Jurusan GEOMET-IPB Puslittanak dan ICSEA.

Djaenudin, D., H. Marwan, A. Mulyana, H.Subagyo dan N. Suharta, 2003.Ktriteria kesesuaian lahan untukkomoditas pertanian. Balai PenelitianTanah. Badan Litbang Pertanian,Bogor.

Handoko, Ir., 1994. Klimatologi dasar.Pustaka Jaya, Bogor.

Hardjowigeno, S. dan Widiatmaka, 2001.Kesesuaian lahan dan perencanaantataguna lahan. Jurusan tanah fakultasPertanian. IPB, Bogor.

Hasan, 2003. Evaluasi KesesuaianAgroklimat untuk ArahanPengembangan Tanaman Padi Sawah(Oryza sativa L.) di KabupatenKonawe Selatan

Kandari, A. M., 1998. Potensi dan KendalaProduksi padi gogo pada beberapa tipeagroklimat Sulawesi Tenggaraberdasarkan model Shierari Rice. TesisS2. Program pasca sarjana . IPB, Bogor(Tidak dipublikasikan).

Kandari, A.M. 1999. Karakterisasi CurahHujan dan Pewilayahan AgroklimatWilayah Sulawesi Tenggara. LaporanHasil Penelitian Dana OPF. TahunAjaran 1998/1999. Lembaga PenelitianUniversitas Haluoleo.

Kandari, A.M. 2000. Identifikasi KesesuaianLahan Untuk Tanaman PertanianBerdasarkan Persyaratan IklimnyaPada Beberapa Tipe Agroklimat DiWilayah Sulawesi Tenggara.LaporanHasil Penelitian Dana OPF. TahunAjaran 1999/2000. Lembaga PenelitianUniversitas Haluoleo.

Landong, A., 1999. Penyuluhan pertanianmengatasi krisis menunjang gemapalagung, Makassar.

[LREPP] Land Resource Evaluation andPlanning Project. 1994. PedomanKesesuaian Lahan untuk TanamanPertanian dan Kehutanan. LaporanTeknis No. 7, April 1994. Centre forSoil and Agroclimate Research, Bogor.

Page 12: MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401004.pdf · di Kabupaten Konsel dan sekitarnya, (b) data agronomi tanaman padi sawah

46

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

Maman N, Lyon DJ, Mason SC, GalushaTD, Higgins R. 2003. Pearl millet andgrain sorghum yield response to watersupply in Nebraska. Agron. J., 95:1618-1624.

Mueller, L.U. Schindler, W. Mirschel., T.G.Shepherd, B.C. Ball., K. Helming., J.Rogasik, F. Eulenstein, H. Wiggering.2010. Assesing the ProductivityFunction of Soils. A Review. Agron.Sustain. Dev. 30. 601-614. INRA.EDP.Sciences.

Oldeman, L.R. 1975. An Agro-climate Mapof Java, Central research Institute forAgriculture, Bogor, No. 17.

Rounselvell M.D.A., and D.S. Reay. 2009.Land Use and Climate Change in UK.Land Use Policy 26S, S160-S169.Elsevier.

Subagyono, K. dan F. Agus, 1994.Sifat fisiktanah mineral di beberapa lokasi diKalimantan dan hubungannya denganpercetakan sawah. hlm 143-153dalamSuharta, N. (Ed.) Risalah HasilPenelitian Potensi Sumber Daya Lahanuntuk Pengembangan Sawah Irigasi diKalimantan dan Sulawesi. PusatPenelitian Tanah dan Agroklimat,Bogor.Jurnal Agronomi 9(2): 117-121.