madrasah dan arah pengembangan kurikulum

15
Madrasah dan Arah Pengembangan Kurikulum Tinjauan Kurikulum Madrasah Aliyah Oleh H. Imam Effendi Pendahuluan Perkataan Madrasah, berasal dari kata dasar bahasa Arabdarasa yang berarti be- lajar. Madrasah artinya tempat belajar (Ibrahim Anis, etal, 1972:280). Dalamba hasa Hebrew dan Aramy, darasa berarti membaca dan be/ayar(Ensiklopedi Islam dl Indonesia, 1992/1993:661). Dalamba hasa Indonesia,padanan kata madrasah adalahsekolah. Oleh karenanya, dapat dipahami ma- nakaia istilah madrasah di tanah Arab di- gunakan untuk menyebutsemuasekolah secara umum. Sedangkan di Indonesia, kata madrasah yangjuga berarti sekolah, digunakan secara khusus untuk menun- juk sekoiah-sekolah yang mata peiajaran utamanya ilmu-ilmu agama Islam,"name of an institution where the Islamic science are studied' (H.A.R. Gibb and Kramers, 1961:300). Pada awalnya,sebutan madrasah se- benamya tidakmenunjuk pada lembaga seperti yang sekarang disebut sekolah. Penyebutan madrasah lebih menunjuk tempat di mana kegiatan belajar-menga- jar (c/arasa) berlangsung. Tempat yang dimaksud,'bisa saja berupa rumah, su- rau, ianggar, masjid atau sejenisnya. Tempat-tempat belajar yang disebut- kandiatas, dalamsejarah perkembangan lerhbaga-lembagapendidikan Islam, me- megang peranan penting sebagai tempat belajarbag!umat Islam.Dalamperkemba ngan selanjutnya,kata madrasah secara teknis mempunyai art!atau konotasi ter- tentu yaitu gedung atau bangunan yang lengkap dengan segala sarana dan fasl- litasyang menunjang proses belajaraga- ma(Kafrawi, 1993:105). Jika dilihat darisudut pengertian bah- wa madrasah berartitempat belajaraga ma Islam, maka "pondokpesantren" pun dapat dimasukkan ke dalam apa yang di sebut dengan madrasah. Akantetapi,ka- rena madrasah menunjuk pada sistem belajarmengajaryang berupa"persekola- han,"maka pondokpesantren tidak sepe- nuhnya termasukke dalarh apa yangseka rang disebut dengan madrasah tersebut. Pondok pesantren dapat dikategorikan sebagai madrasah (dengan sebutan khu sus) jikamemenuhi persyaratantertentu. Berkenaan dengan Itulah, maka De- partemen Agama RepublikIndonesiame- rasa perlu merumuskan pengertian ma drasah dalam ke-lndonesiaan. Langkah ini dimaksudkan agar pemahaman ter- hadap madrasah: sebagai lembaga pen didikanyang telah lama berkembang di negeri ini, tidak memunculkan dualisme. Satu kata madrasah, dipahami sama oleh semua orang; tidakberbeda-beda. JPIFIAIJurusan Tartiyah Volume VIIITahun VIJanuan2003

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Madrasah dan Arah Pengembangan Kurikulum

Madrasah dan Arah

Pengembangan KurikulumTinjauan Kurikulum Madrasah Aliyah

Oleh H. Imam Effendi

Pendahuluan

Perkataan Madrasah, berasal dari katadasar bahasa Arabdarasa yangberarti be-lajar. Madrasah artinya tempat belajar(Ibrahim Anis, etal, 1972:280). Dalambahasa Hebrew dan Aramy, darasa berartimembaca dan be/ayar(Ensiklopedi Islamdl Indonesia, 1992/1993:661). Dalambahasa Indonesia, padanan kata madrasahadalahsekolah.

Oleh karenanya, dapat dipahamima-nakaia istilah madrasah di tanah Arab di-

gunakan untuk menyebutsemuasekolahsecara umum. Sedangkan di Indonesia,kata madrasah yangjuga berarti sekolah,digunakan secara khusus untukmenun-juk sekoiah-sekolah yang mata peiajaranutamanya ilmu-ilmu agama Islam,"nameofan institution where the Islamicscience

are studied' (H.A.R. Gibband Kramers,1961:300).

Pada awalnya,sebutan madrasah se-benamya tidakmenunjuk pada lembagaseperti yang sekarang disebut sekolah.Penyebutan madrasah lebih menunjuktempat dimana kegiatan belajar-menga-jar (c/arasa) berlangsung. Tempat yangdimaksud,'bisa saja berupa rumah, su-rau, ianggar,masjidatau sejenisnya.

Tempat-tempatbelajar yang disebut-kandiatas, dalamsejarah perkembanganlerhbaga-lembagapendidikan Islam, me-megang peranan penting sebagai tempat

belajarbag!umat Islam.Dalamperkembangan selanjutnya,kata madrasah secarateknis mempunyai art!atau konotasi ter-tentu yaitu gedung atau bangunan yanglengkap dengan segala sarana dan fasl-litasyang menunjang proses belajaraga-ma(Kafrawi, 1993:105).

Jika dilihat darisudut pengertian bah-wa madrasah berartitempat belajaragama Islam, maka "pondokpesantren" pundapat dimasukkan ke dalam apa yangdisebut dengan madrasah. Akantetapi,ka-rena madrasah menunjuk pada sistembelajarmengajaryang berupa"persekola-han,"maka pondokpesantren tidak sepe-nuhnya termasukkedalarh apa yangsekarang disebutdengan madrasah tersebut.Pondok pesantren dapat dikategorikansebagai madrasah (dengan sebutan khusus) jikamemenuhi persyaratantertentu.

Berkenaan dengan Itulah, maka De-partemen Agama RepublikIndonesiame-rasa perlu merumuskan pengertian madrasah dalam ke-lndonesiaan. Langkahini dimaksudkan agar pemahaman ter-hadap madrasah: sebagai lembaga pendidikanyang telah lama berkembang dinegeri ini, tidak memunculkan dualisme.Satu kata madrasah, dipahami sama olehsemua orang; tidakberbeda-beda.

JPIFIAIJurusan Tartiyah Volume VIIITahun VIJanuan2003

Page 2: Madrasah dan Arah Pengembangan Kurikulum

^Effetoi. Madrasah[»N/yRAHFtNGEheANGANK^

Pengertian MadrasahMenurut Peraturan Kementerian Aga-

maRlnomorl tahun 1946 dan nomor7

tahun 1950,yang dimaksud dengan madrasahadalahtempatpendidikan yangdi-atursebagai sekolah dan menempatkanpendidikandan pengajaran ilmu penge-tahuan agama Islammenjadi pokok pengajaran. Dalam Ensiklopedl Pendidikanyang merujuk pada peraturan ini, pondokdan pesantren yang member]pendidikansetlngkat, juga disamakan dengan madrasah (Soegarda Poerbakawatja,1976:221).

Madrasah dalam pengertian di atas,terkesan sangateksklusifdan tidakmen-dapat pengakuan luas; terutama olehka-langan Depdikbudwaktu ituyang hanyadianggapsebagai pendidikan khusus ke-agamaan. Madrasah sangat lama berta-han dalam eksklusifitas dan keadaannyayang demikian, sampai dikeluarkannyaSurat Keputusan Bersama (SKB) TIgaMenteri tahun1975(Menteri Dalam Negeridengan nomor 36 tahun 1975, MenteriPendidikan dan Kebudayaan nomor 37/U/1975, dan Menteri Agamanomor6tahun1975).

Melalui SKB ini, madrasah diangkatstatusnya sehingga sama dengan sekolahumum setlngkatyang ada dibawahDepartemanPendidikan, dan lulusan madrasah dapat melanjutkan ke sekolahumum. Sebagai upaya meningkatkaneksistensi madrasah, SKBtiga Menteritahun 1975 ini mengatur agar kurikulummadrasah yang mengajar 70% ilmu agama Islam dan 30% llmu-ilmu umum, "di-balik" dengan mengajarkan 30% llmu-ilmu agama Islam dan 70% llmu-ilmuumum.

Ini sesuai seperti yang disebutkan

dalam pasall SKBtersebut,bahwa madrasah adalah lembaga endldikan yangmenjadikan mata pelajaran agama Islamsebagai mata pelajaran dasar yang di-berikan sekurang-kurangnya 30%, disamping mata pelajaran umum. Denganadanya perubahan ini,maka madrasahsetara dengan sekolah umum setlngkatdan dapat melanjutkan ke sekolah-seko-lahumum di bawah naungan DepartemenPendidikan dan Kebudayaan (sekarangDepdiknas).

Dari penjelasan di atas, maka dapatdikemukakan pengertian bahwa yangdisebut madrasah adalah lembaga pendidikan yang sistem pelaksanaan pen-didikannya sama dengan sekolah padaumumnya, tetapi llmu-ilmu agama Islammenjadimata pelajaranatau bidangstud!yang porsinyalebihbanyakdibandingkanyang diberlkan pada sekolah-sekolahpada umumnya.Namunstatusnya diakuisama dengan sekolah umum setlngkat.

Ragam MadrasahDengan memperhatikanciri khas ma

drasah dilihatdari banyaksedikitnya matapelajaran (bidangstudi)llmu-ilmu agamaIslam yang diajarkan di dalamnya danpola penyelenggaraannya, madrasah dapat pula dibedakan dalam tigajenis, yaitu:MadrasahDiniyah, Madrasah, dan Madrasah Pesantren.

Madrasah Diniyah adalah suatu ben-tuk madrasah atau sekolah yang hanya-mengajarkan llmu-ilmu agama (diniyah).Tegasnya, didalam madrasah diniyah Initidakada satu pun mata pelajaran "ilmu-ilmu umum". Madrasah yang demikiandisedlakan untuk siswa yang belajar disekolah umum atau yang menghendakilebih mendalami llmu-ilmu agama,

JPIFIAIJurusan Tarbiyah Volume Vlil Tahun VIJanuari2003

Page 3: Madrasah dan Arah Pengembangan Kurikulum

karena di sekolah-sekolah umum porsipelajaran ilmu-ilmu agama Islam ter-batas.

Madrasah diniyah dibentuk denganKeputusan Menteri Agama Tahun 1964dan dibagi menjadi tigajenjang pendidl-kan, yaitu: (1)Madrasah DiniyahAwaliyah',untuk siswa-siswa Sekolah Dasar (4 tahun). (2)MadrasahDiniyah Wustho] untuksiswa-siswa Sekolah Lanjutan Pertama(3tahun), dan (3)Madrasah Diniyah 'Ulya\untuksiswa-siswaSekolahLanjutan Atas{3tahun)

Ijazah madrasah ini tidak memi-liki civil effect. Lazimnya para orangtuamurid maupun murid itusendiri tidak be-gitu mementingkannya. Sedangkan waktuataujam belajamya disesuaikan dengankeadaan siswa; pada sore hail bagisiswasekolah umumyangbelajardiwaktu pagihari, dan belajar pagi hari untuk merekayang sekolah umum diwaktu sore hari.

Sementara yang disebut dengan Madrasah (tanpaembel-embel apapun dibe-lakangnya) adalah sekolah yang mema-dukan pelajaran ilmu-ilmu agama Islamdengan ilmu-ilmu umum. Inilah yang disebut dalam SKBtigaMenteri tahun 1975sama kedudukannya dengan sekolahumum setingkaL Madrasah jenisiniterbagimenjaditigajenjang. yaitu; (1)MadrasahIbtidaiyah (setingkatSD),yangdisingkatM.L; (2)Madrasah Tsanawiyah.{WngkaiSLTP), yang disingkat MTs., dan(3) Madrasah Aliyah (tingkatmenengah atas), disingkatdengan M.A. Madrasah-madrasahyangmasuk dalam kelompok ini ada yangberstatus negeri dan ada pulayang dise-lenggarakan swasta.

Sebagaimana yang dijelaskan dimuka, bahwapada mulanya didalammadrasah ini diajarkan pelajaran ilmu-ilmu

agama Islam dan ilmu-ilmu umum dalamperbandlngan sekitar70% dan 30%.Se-telah dikeluarkannya SKBTiga Menteri1975, maka porsi kurikulumnyaberubahmenjadi 30% ilmu-ilmu agama Islamdan70% ilmu-ilmu umum. Ini dimaksudkan

antara lainagar lulusan madrasah dapatmelanjutkan ke sekolah-sekolah umumsetingkatdi atasnya.

Ini sesuai seperti yang disebutkandalam Bab II pasal2 SKB tersebut, bahwamaksud dantujuan meningkatkan mutupendidlkan pada madrasah lalah agartingkat mata pelajaran umum dari madrasah mencapal tingkat yangsama dengan tingkatmata pelajaran umum disekolahsekolah umum yang setingkat. Ke-untungannyaadalah (1) Ijazah madrasahdapatmempunyai nilal yang sama denganijazahsekolah umumyangsetingkat. (2)Lulusan madrasah dapat melanjutkan kesekolah umumsetingkat lebih atas. (3)Siswa madrasah dapat berpindah kesekolah umum yangsetingkat.

Dalam Bab III, pasal 2 Dengan SKBTigaMenteri ini juga menyebutkan, bahwa: (1) Pelajaran umum pada MadrasahIbtidaiyah sama dengan standar penge-tahuan umum pada Sekolah Dasar. (2)Pelajaran umum pada Madrasah Tsa-nawiyah sama denganstandar pengeta-huanumum padaSekolah Menengah Pertama, dan {3) Pelajaran Umum pada Madrasah Aliyah sama dengan standar pe-ngetahuan umum pada Sekolah Menengah Atas.

Secara perspektif, langkah ini meru-pakan sesuatuyang positif bagi madrasahdengan tigajenjang ini, karena kedudukannyadisamakan dengan sekolah-sekolah lain pada umumnya dan tidak lagidianggap sebagai pendidikan khusus

JPIFIAIJurusan Tarbiyah Volume VIII Tahun VIJanuan2003

Page 4: Madrasah dan Arah Pengembangan Kurikulum

ll^ER^)!, ^MDRASftHDWARAHftNGE^e^NG^

keagamaan. Tinggal pengembangannyasaja agar dapat meninggalkan keterbela-kangan menuju pada kualitasbam yanglebihbaik.

Selanjutnya MadrasahPesantren. Madrasah pesantrenadalah madrasah yangmemakai sistem pondok pesantren, di-mana siswa tinggal bersama-sama kyaidi pondokdan hidupdalam suasana be-lajar24jam. Unsur-unsurkhas pesantrenkarenanya akan dijumpai dalam madrasah ini, yaltu ada k^^i, santri, pondok, danmasjid.

Ditinjau dari segi kurikulumnya, madrasah pesantren ini dapat dibagi menjadidua macam. Pertama, seiuruh kurikulumnya diprogramkan dan diaturoleh pondokpesantrensendiri, contohnya: Madrasah Pesantren Gontor Ponorogo. Kedua,mata pelajaran umum sesuai dengan ku-rikulum SKBTigaMenteri, sedangkan mata pelajaranagamanya diprogramkandandiaturoleh pondok, dengan tetapmemper-hatikan kurikuium Madrasah SKB TigaMenteri.

Untuk model madrasah pesantrenyangdisebutkan terakhir, dapat mengikutiujianpersamaan negara. Contoh madrasah pesantren ini adalah Madrasah Pondok Pesantren Ngabar Ponorogo dan Madrasah Pondok Pesantren Assalam dl Su-

rakarta.

Awa!MulaPerkembangan MadrasahPada masa awal perkembangan is

lam, umat Islam belum memilikitempatbelajar (madrasah) seperti yang dikenalsekarang. Tempat keglatan belajar me-ngajar diwaktu itu berlangsung di mas-jid-masjid.

Pada masa Rasulullah Saw., tempatbeiajar berlangsung di masjid Madinah

(Masjid Nabawi). Di masjid ini ada suatumangan tempat belajar yang disebut Suf-fah yang sekaiigus puia difungsikan se-bagaitempat menyantuni fakir miskin. Ke-adaan seperti ini berlangsung juga padamasa Khulafa'ar-Rasyldin (empatsaha-batnabiSaw.)dan pada masa Bani Umay-yah.

Masa pemerintahan BaniAbbas yangmerupakan era perkembangan ilmu pe-ngetahuan didunia islam daiam berbagaicabang. Selain dimasjid-masjid,keglatanbelajar mengajar juga diadakan dl per-pustakaan-perpustakaan, istana khalifahdan rumah-rumah para ulama. Kebanya-kan masjid pada waktu itusudah diieng-kapi dengan ruangbelajar, ruangbaca danmang perpustakaan. Para ulamadan sar-jana mengajar dengan sistem halaq'ahyaltu muiid dudukbersila disekeliiing gum(Kafrawi, 1993:105).

Lembaga pendidikan dan pengajaranyang khusus sebagai tempat beiajarmembaca dan menuiis disebut Kuttab.

Kuttab pada mulanyasemata-mata sebagai tempat belajar kecakapan membacadan menuiissaja. Sedangkan pengajaranal-Qur'an dan dasar-dasaragama, dibe-rikan dimasjid oleh guru-guru khusus.

Untuk kepentingan pengajaran menuiisdan membaca bagi anak-anak yangsekaiigus bisa memberikan pelajaranAI-Qur^an dan dasar-dasar agama Islam,diadakanlah kuttab-kuttabyang terpisahdarl masjid,agar anak-anak tidakmeng-ganggu ketenangan dan kebersihan mas-jid.

Dengandemikian, pada awaiperkembangan Islam terdapat dua jenis lembagapendidikan dan pengajaran, yaltu (1)Kuttabyangmengajarkan kecakapanmenuiisdan membaca al-Qur'an dan dasar-dasar

JPIFIAIJunisan Tarbiyah VofumeVIIITahun VIJanuan2003

Page 5: Madrasah dan Arah Pengembangan Kurikulum

agama Islam kepada anak-anak, yangmerupakan pendldikan dasar, dan (2)Masjid,dalam bentuk halaqah sebagaitingkat pendldikan lanjutan. Dari hala-qah-halaqah di masjid-masjid inilahke-mudian muncul ulama-ulama besar da

lam berbagai bidang llmu pengetahuanagama islam.

Pada masa berikutnya, dibangunlahtempat-tempat khusus untuk para gurudan pelajar sebagai tempat tinggal danmengadakan kegiatan belajar mengajarsetiap hari secara teratur. Bangunan in!disebut Zawiyah, Khanaqah atau Ribath(DepartemenAgama Rl, 1996:662). *

Pada mulanya,bangunan-bangunantersebutberada disekitarmasjid,bam ke-mudian banyakyangdidlrikan terpisahdarimasjid. Pendirian madrasah-madrasahpada dasarnya merupakan pengemba-ngan dan penyempumaanzawiyah, khanaqah atau ribath yang berdiri diluarmas-jid.Pengembangan dan penyempumaanitu mencakup bangunan, kurikulummaupun sistem dan pengelolaannya.

Madrasah yang pertama kalididirikandi dunia islam adalah Madrasah Nizha-

miyah diBaghdadyangdidirikan oleh Niz-ham al-Mulk, seorang penguasa dariBaniSaljuk {wafat485 H). Madrasah ini menjadimodel,sehingga berkembang disemuakota-kcta dalamwilayah kekuasaan Islampada masa itu(Departemen Agama RL,1996:662).

Dengan demikian,tidaktegas perbe-daan antara masjiddan madrasah padamasa itu, karena keduanya merupakantempat belajarsekaligusjuga tempat sha-lat Pada keduanya jugaada petugaskhusus yaituguru-gum untuk mengajarkanagama, dan muadzin untuk menyemorang melaksanakan shalat.

MANAJBmiMADRASAH.

Namundemikian,adanya ruang khusus untuk kuliahmempakan cirikhususdarimadrasah. Selain itu, pada kebanya-kanmadrasah terdapatpulamangan tempat tinggal paramurid. Di samping itu mu-rid-murid yang belajardimadrasah secara teratur, terbatasjumlahnyadanmenda-patkan sumbangan bea siswa dari madrasah (Departemen Agama Rl, 1996:662).

Berkembangnya madrasah diIndonesia tidak dapat dipisahkan dari berkembangnyaide-ide pembahaman pemikirandikalangan ummat Islamyang mulai muncul pada pemiulaan abad ke-20. Ada be-berapa faktoryang mendorongtimbulnyaide-lde pembaharuan tersebut, antaralain:

1.Adanyakecendemngan umat Islamuntuk kembali kepada al-Qur'an danal-Hadits. Kecendemnganitu dijadikan titiktolak dalam menilai kebiasaan keaga-maan dan kebudayaan yang ada. Idapo-kok dari kelnginan kembali kepadaal-Qur'an dan al-Hadits ini adalah dalam

rangka menolaktaqlid.2. Timbuldorongan perlawanan na-

sional terhadap penguasa kolonial Be-landa.

3. Adanya doronganusaha yangkuatdari orang-orang Islam untuk memperkuatorganisasinya di bidang sosial ekonomi,baik untuk kepentingan mereka sendirimaupun untukkepentinganmasyarakat

4. Doronganyang berasal dari pembahamanpendidikan Islam. Karena cukupbanyak orang dan organisasi Islamtidakpuas dengan metods tradisional dalammempelajari al-Qur'an dan studi agama.Pribadi-pribadi danorganisasi Islam padaawal abad20bemsahamemperbaiki pendldikan Islam baik dari segi metode

JPIFIAIJunisan Tarb'iyah Volume VIII Tahun VIJanuari2003.

Page 6: Madrasah dan Arah Pengembangan Kurikulum

kWMEFFENaMy»V\SAHDANARAHPEhmCANGANl^^

maupun isi(Steenbrink, 1986:27-28).Adapun yang menjadi faktor khusus

yangmendorongtimbulnya pembahamandalam bidang pendidikan Islamadalah:

1. Pada penghujungabad 19 dan awa!abad 20, telah banyak kembalinya alumnus dariTlmurTengah (Kairo, Mekkah) keIndonesia. Mereka yang kembali Itu se-sampalnya di tanah air memlllkl posi-si-posisi penting dalam pendidikan aga-ma. Atas dasar upaya-upaya mereka tim-bullah perubahan-perubahan dalam sis-tem dan isi pendidikan islam.

2. Keinginan untukmencontohsistempendidikan Belanda. Sistem pendidikanBelanda di kala itu jauh lebih maju darisistem pendidikan islam.Kaum kolonialisBelanda telah memiliki sistem yang dapatdigolongkan modern, seperti sistemkiasikalyang dilengkapi dengan alat-alatpengajaran dan metode mengajar modem.

Di antarapara ulamayangberjasadalampengembangan madrasah di Indonesia iaiah Syaikh Abdullah Ahmad. Be-iiauiah yangpada tahun1909mendirikanmadrasah atau sekolah agama yang per-tama kali di Indonesia, yaitu MadrasahAdabiyah di Padang. Pada tahun 1915madrasah Ini berubah menjadi HiSAdabiyah yang tetap mengajarkan agama(MulyantoSumardi, 1978:49).

Pada tahun 1910 Syaikh M. ThaibUmar mendirikan Madrasah School di

BatuSangkar. Tigatahun kemudianmadrasah ituditutup, dan baru pada tahun1918 dibuka kembali oleh Mahmud Yunus.

Pada tahun 1923 madrasah In! bertukar

nama dengan Djniyah School, selanjutnyatahun 1931diubah laginamanya denganAl-Jami'ah /s/am/ya/i (Mahmud Yunus,1979:66).

Di Padang Panjang, pada tahun 1915,Zainuddin Labai al-Yunusi, mendirikanDiniyah School (Madrasah Diniyah).Madrasah ini mendapat perhatian besardarimasyarakat Minangkabau. Selanjutnya pada tahun 1923 di kota yang samaRahman el-Yunusiahmendirikanpula DiniyahPutri.

Ditempat-tempat laindiluarSumateraBarat, juga berdirimadrasah-madrasah.K.H.A. Wahab Hasbuilah dan K.H. Mas

Mansur mendirikan Madrasah Taswirul

Afkar.

Madrasah Diniyah kemudianberkem-b'ang hampir di seluruh daerah di Indonesia, baik merupakan bagian dari pesan-tren atau suaru, maupun di luamya. Padatahun 1918 diYogyakarta berdiri MadrasahMuhammadiyah dan akhirnya menjadiMadrasah Mu'allimin Muhammadiyahsebagai realisasi daricita-cita pembaha-ruan pendidikan Islam yang dipeloporioleh K.H. Ahmad Dahlan(Mahmud Yunus,1979:66).

Sementara itu pada tahun 1916 dilingkunganpondok pesantren TebuirengJombang Jawa Tlmur, juga didirikan Madrasah Salafiyah oleh K.H. Hasyim As/ariMadrasah ini merupakan persiapan untukmelanjutkan pelajaranke pesantren.Padatahun 1929 atas usaha Kiyai llyas, diada-kan pembaharuan kurikulum madrasahsalafiyah (keagamaan murni) tersebutmenjadi sebagaimana madrasah (sekolah) lainya, yaitu dengan memasukkanpengetahuanumumkedalamnya (H. Abu-bakar, 1957:5).

Di Yogyakarta, atas alasan yang lebihkurang sama, juga banyak berdiri madrasah-madrasah serupa. Salah satunyaadalah Madrasah Diniyah Salafiyahyangdidirikan pada tahuan 1928oleh KH. Muh-

JPIFIAlJurusanTarbiyah VdumeVIIITahun VIJanuan2003

Page 7: Madrasah dan Arah Pengembangan Kurikulum

yidin, KH. Ridwan dan KH. Hisjam. Madrasah yang kemudlan berubah menjadiMadrasahIbtidaiyah Salaliyah, hinggakinimasih ada dan teiah berstatus negeriyaitu MadrasahIbtidaiyah Negeri (MIN) Je-jeran (Baktl nomor 148/rhXllI edisiOkto-ber2003:20-21).

Di Surakarta, pada tahun 1905, berdiriMadrasah Mamba'ulUlum. Tetapi karenasistem pengajarannya belum berbentukklasikal, sebenarnya belum bisa dlgo-iongkan sebagai madrasah dalam art)yang sesungguhnya. Baru pada tahun1916 Mamba'ul Ulum diatur sesuai de-

ngan aturan madrasah.Di SulawesiSelatan, tepatnyadiWa-

tampone Bone, berdiriMadrasah AmirahIslamiyah (AmirIslam School). Di PaluSulawesiTengah pada tahun 1930berdiriMadrasah al-Khalrat

Demikianlahhampir disetiap daerahdi Indonesiapada pemnulaan abad keduapuluh berdiri madrasah-madrasah. Sesuai dengan Ide pembahamanyang ma-suk ke Indonesia, maka setelah tahun1930-antelahbanyakmadrasah yangme-masukkan mata pelajaran umum ke dalam rencana pelajaran mereka.

Latar belakang lahlrnya madrasahadalah disamping disebabkan adanyapenyerapan unsur tajdid dari Tlmur Tengah yang diprakarsai oleh MuhammadAbduh, Rasyld RIdhadan Iain-Iain, jugaadanya bibit-bibit nasionallsme religiusyang tumbuh secara simultan dalam ma-syarakat

Mencermati latar belakang tersebut,maka arah dan tujuan pendldikan madrasah adalah mewujudkan manusiamuslim yang memiliki semangal kebang-saan yangtinggi, terampll dan mandiri (H.Abubakar, 1957:5). Dari tujuantersebut

M/mnn^MADRASfiH

dimmuskaniah kurikulum pendldikanmadrasah yang berisiiimu-ilmu keagamaanseperti Aqidah,Fiqh,Tafsir, Hadits,TarikhIslam, Akhlaqdan ilmu-ilmu umum sertaolah raga dan keterampilan.

Perpaduan antara iimu-ilmu agamadan umum dalam kurikulum madrasah,dapat dilihat antara laindari rencana pelajaran (kurikulum) madrasah dari ber-bagai tingkat yang dilaksanakan dl Su-matera Barat. Struktur madrasah di kala

itu(sekllartahun 1930-1940)adalah sebagai berikut;

1. Madrasah Awaliyah, setingkatdengan Sekolah Desa, lama belajartlgatahun, dan menerima murid/anak-anakbemmurenam tahun.

2. Madrasah Ibtidaiyah, setingkatdenganSchakelSchool, lamabelajarem-pat tehun,setelah Madrasah Awaliyah.

3. Madrasah Tsanawiyah, sejajardengan sekolah MULO, merupakan lan-jutan dari Madrasah Ibtidaiyah, lama be-lajartiga tahun.

4.MadrasahMu'allimin, sepertiNormalSchool, atauGuru Islam, denganlamabelajartlgaatau empat tahunsetelah Madrasah Tsanawiyah.

5. Madrasah Isiam77ngg/(Sekolah IslamTinggi) Padang. didirikan tahun 1940(Pepartemen Agama Rl, 1996:73).

Dari uralan dl atas dapat dikatakanbahwa abad ke-20 adalah merupakanmasa pertumbuhan dan perkembanganmadrasah dlseluruh Indonesia,denganberbagainama dantingkatannya. Madrasah-madrasah tersebut, pada awal per-kembangannya masih berslfetdiniyah se-mata-mata. Barupada sekitartahun 1930terjadi pembaharuan dalam dunia madrasah,yaitu dengan mulai masuknya pe-ngetahuan umum kedalam kurikulumnya.

JPIFiAIJurusanTaibiyah Volume VIIITahun ViJanuari2003

Page 8: Madrasah dan Arah Pengembangan Kurikulum

kUlAMB7E^aM^DRASAHDANARAHPENGE^mm^l^^

Perubahan dan pembahaman madrasah mulai tahun 1930-an tersebutseiringsejalandengan tumbuhdan berkembang-nya organisasi-organisasi politik dan so-sial seperti NU,Muhammadiyah, al-Wa-shliyah dan Iain-Iain. Kesemuanya ini, pa-da dasamya disemangatioleh rasa senti-men anti koloniallsme, kristenisasi danwesternisasl yang menurut sementarakalangan, pemerintahan kolonial Belandasecara sengaja memanfaatkan pendldl-kan sebagai sarana pengembanganidlologi tersebut.

Selain itu,sistem pendidikan kolonialBelanda dipandang umat Islam tidak se-suai, bahkan bertentangan dengan cl-ta-cita umat Islamdan bangsa Indonesiapada umumnya. Ciri-ciri pokok sekolahumum yang dikembangkan oleh peme-rintah kolonial tersebut antara lain:

(1) Pendidikan di sekolah-sekolahumumyang dibiayai oleh Belanda, netralterhadap agama. (2) Tidak terlalu me-mikirkan bagaimana cara hidup secaraharmonis, tetapilebih menekankan padabagaimana memperoleh penghidupan.(3) Diselenggarakan berdasarkan per-bedaan kelompok etnis dalam masyara-kat.(4)Diselenggarakanuntukmemperta-hankan perbedaan kelas dalam masya-rakat Indonesia, terutama dikalangan or-ang Jawa, dan (5)Sebagian besar diarah-kan pada pembentukan kelompok elitemasyarakatyangbisadipergunakan untukmempertahankan supremasi politik danekonomi Belanda di negeri jajahannya{Departemen Agama Rl,1996:73).

Dengandemikian, madrasah-madrasah adalah menipakan tandingan terhadap sekolahyangdikembangkan pemer-intah kolonial Belanda. Madrasah-madra

sah tersebut sepenuhnya merupakan

usaha swadaya masyarakaL Barukemu-dian sebagian diantaranya, sesudah Indonesia merdeka, diserahkan kepada Ke-menterian Agama untukdijadikan madrasah negeri dan dibinaoleh KementerianAgama tersebut. Kementerian (Departemen) Agama pada akhirnya bertugaspula membina keseluruhan madrasahyangada.

Pemblnaan madrasah yang dilakukanDepartemenAgama tersebut, dimaksud-kan dalam rangka pengintegraslan madrasah kedalam sistem pendidikan na-sional bersama-sama dengan sekolah-sekolah umum. Ini sesuai denganyang diamanatkan olehUndang-UndangDasar 1945 yang menghendaki adanyasatu sistem pendidikan dan pengajaranyang bersifatnasional.

Pada tahap pertama pembinaan danpengembangan madrasah tersebut, Kementerian Agama mengarahkan madrasah-madrasah agar dapat diakui sebagai.penyelenggara kewajiban belajar. Peme-rintah menggariskan kebijaksanaanbahwa madrasah yang diakui sebagaipenyelenggara kewajiban belajarharusterdaftar pada Kementerian Agama. Per-syaratanpokok pendaftaran adalahbahwamadrasah tersebut harus memberikan

pelajaranagama sebagai mata pelajaranpokok palingsedikit6 jam seminggu secara teratur, disamping mata pelajaranumum.

Dalam rangka integrasimadrasah kedalam sistem pendidikan nasional, Kementerian Agama menyusun pola danpenjenjangan serta isikurikulum madrasah yang mendekati sekolah-sekolahumum. Dalam rangka membina madrasah-madrasah swasta lainnya yangada di Indonesia, Kementerian Agama

JPIFIAJJumsan Taitiyah Volume VIIITahun VIJanuari2003

Page 9: Madrasah dan Arah Pengembangan Kurikulum

mendirikan madrasah-madrasah negerisebagaimodel bagimadrasah-madrasahyang ada disekitamya dansekaligus sebagai standar evaluasi untuk menda-palkan pengakuandan Pemerintah. Se-cara berangsur-angsur madrasah-madrasah swasta pun menyesuaikan diridenganmadrasah-madrasahnegeri ter-sebut, balkdalam pola penyelenggaraan,penjenjangan maupun kurikulumnya.

Dalamrangka standardisasi tersebut,seperti telah disebutkan dimuka, padatahun 1975 keluarlah penelapan pemerintah melaluiSKB tiga Menteri, bahwamadrasah-madrasah yangmenyesuaikandiri dengan madrasah-madrasah negeriakan diakui sama statusnya dengan se-kolah-sekolah umum dan mendapatkanpembinaan secara tenntegrasi dalamsistem pendidikan nasional. Madrasahdimaksud adalah madrasah yangmenjadikan mata pelajaranagama Islamsebagai mata pelajaran dasar yang di-berikan sekurang-kurangnya 30% daiiseluruh kurikulum dan mata pelajaranumumyang menggunakan standar matapelajaranpada sekolah umumyangse-tingkatsebanyak70% kurikulum.

Namun demikian, tidak semua madrasah harus menyesuaikan diri denganmadrasah-madrasah yang bersifat"umum" tersebut. Ada madrasah yangtetapmempertahankanstatusnyasebagai"sekolah agama yang mumiyang sema-ta-mala hanya memberlkan pendidikanagama saja. Madrasah yangdemikian,disebut madrasah diniyah.

Fungsidan Pembahan KurikulumMadrasahAliyahA.Fungsi danTujuanlnstituslonalMadrasahAliyah-

MfiNAJB/HJMADRASAH

Sepertitelahdisebutkan dimuka,MadrasahAliyah (MA) merupakan madrasahyangsetingkatdansetaradengan SekolahMenengah Umum (SMU)atau SMK. Jen-jang pendidikan merupakan pendidikantingkat menengah. Namun madrasahAliyah dibagidua macam,yaitu: (1)MadrasahAliyah versi SKB TigaMenteri (Madrasah),dan (2)Madrasah Aliyah Keaga-maan (MAK) atau Madrasah DiniyahAliyah.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor

29Tahun1990Pasal 2, tujuanpendidikanpada jenjang pendidikan menengahdirumuskan untuk (1) Meningkatkanpe-ngetahuan siswa untuk melanjutkanpendidikan padajenjangyanglebihtinggidan mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi dan kesenian; (2)Meningkatkankemampuan siswa sebagai anggota ma-syarakal dalam mengadakan hubungantimbal balik dengan lingkungan sosial,budaya dan alam sekitamya.

Madrasah Aliyah sebagai lembagapendidikan tingkatmenengah, juga me-ngacu kepada tujuanpendidikan menengah tersebut di atas, dan juga kepadapasal3ayat(1)Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 dan Pasal 1 Butir6

Keputusan Menteri Pendidikandan Ke-budayaan Nomor: 0489/U/1992 tahun1992, rumusan tujuan institusionalnya dirumuskan untuk:

(l) Menyiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada'jenjang pendidikantinggi. (2) Menyiapkan siswa agarmampu mengembangkan diri sejalan

dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenianyangdijiwaiajaran agama islam. (3) Menyiapkansiswa agar mampu menjadi anggota

JPIFIAIJurv^ Tarbiyah VolumeVIIITahun VIJanuari2003

Page 10: Madrasah dan Arah Pengembangan Kurikulum

&^EFBC^I,MftDRASAH[WJARAHPEN6E^BA^*3ANK^^

masyarakat dalam mengadakan hubu-ngan timba! balik dengan lingkungansosial, budaya dan alam sekitar yangdijiwai suasana keagamaan.

Adapun tujuan pendidikan pada Ma-darasah Aliyah Keagamaan (MAK) diru-muskan untuk: (1)Menyiapkan siswa dalam penguasaan pengetahuan khusustentang ajaran agama Islam yang diper-lukanuntukmelanjutkan pendidikan padajenjangpendidikan tinggi. (2)Menyiapkansiswa agar mampu mengembangkan dirisejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.dan(3)Menyiapkan siswa agar mampu men-jadi anggota masyarakat dalam menga-dakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budayadan alamsekitamya.

B.Perubahan-pembahan ProgramMadrasah Aliyah.

Seperti teiahdisebutkandimuka, madrasah yang pada mulanya iebihbanyakmengajarkan ilmu-ilmu agama di banding ilmu pengetahuan umum, maka se-suai SKBtiga MenteriTahun 1975denganmerubah struktur kurikulum (30% ilmuagama islamdan 70% Ilmu pengetahuanumum), ditetapkan menjadi setara dengansekolah-sekolah umum.

Madrasah Aliyah versi SKB tiga Menteri,mempunyaiprogramkurikuler terdiri daridua jenis program pilihan, yaitu ProgramPilihan A, yang terdiri dari: (a) ilmu-ilmuagama (A1}, (b)ilmu-ilmu fisika (A2), (c)ilmu-ilmu bioiogi (A3), (d) ilmu-ilmu sosial(A4), serta (d)ilmu-ilmu budaya (A5), danProgram Pilihan B(belum dikembangkan).

Sejak tahun ajaran 1987/1988, ber-dasarkan keputusan Menteri Agama No-mor73 tahun 1987, munculmadrasah Ali

yah model baru yaitu Madrasah AliyahProgramKhusus(MAPK).Tuluannya untukmempersiapkan siswa agar memilikikemampuan dasar dalam bidang ilmuagama Islam dan Bahasa Arab yang di-peiiukan untukmelanjutkan ke IAIN, atauuntukdapat langsung bekerja di masyarakat dalam bidang pelayanan keagamaan.

Programini mencakup pelajaranagama 65% dan pelajaranumum 35%. SetiapMAPKdIlengkapi dengan laboratorium,perpustakaan kitab, mushalla dan asra-ma. MAPKmenerima siswa lulusan Ma

drasah Tsanawiyahdengan persyaratannilai ebtanas mumi (NEM) termasuk dalamperingkat 1sampai 10besar, nilai ma-ta pelajaranagama dan Bahasa Arabber-kualifikasi balk, dan lulus seleksi kemampuan penguasaan Bahasa Arab.

MAPK ini sejaktahunajaran1987/1988telahdibuka dibeberapa MadrasahAliyahNegeri (MAN) sebagai pilotproject, yaituMAN Ciamis, MAN Yogyakarta, MAN Jem-ber, M/\N PadangPanjang dan MAN Ujung-pandang. Kurikulum madrasah aliyah keagamaan ini, diaturkhusus dengan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesianomor374 tahun 1993yang menetapkan

(1) Mengesahkan dan memberlaku-kan kurikulum madrasah aliyah keagamaan yangdilaksanakan secara bertahapmulai tahun pelajaran 1994/1995. (2)Kurikulum madrasah aliyah terdiri atasbuku landasan, program dan pengem-bangan kurikulum madrasah aliyahkeagamaan, garis-garisbesar program pe-ngajaran dan pedoman pelaksanaan kurikulum madrasah aliyah keagamaan ma-sing-masing sebagaimanatercantum dalam lampiran I, lampiran II dan lampiran

10 JPIFlAlJurusan Tarbiyah Volume VIIITahun VIJanuan2003

Page 11: Madrasah dan Arah Pengembangan Kurikulum

III,, dan (3) Kurlkulum madrasah allyahkeagamaan yang beriaku secara Na-sional ditetapkan oleh Menteri Agamadengan pertimbangan dariMenteri Pen-didikandan Kebudayaan dan kurikuiummadrasah aliyah keagamaan yangdise-suaikandengan keadaan dan kebutuhanlingkungan ditetapkan oleh Kepala KantorWilayah Departemen Agama maslng-masing Propinsl.

Sedangkan kurikuium Madrasah Aliyah umum {sesuai SKB tiga Menteri tahun1975), sebelumberubahlag! dengan poiaKurikukum Berdasarkan KompetensI, ditetapkan denganSuratKeputusan MenteriAgama Republik Indonesia Nomor373tahun1993tertanggal 22 Desember1993.Di dalamnyadinyatakanantara lain

a. Mengesahkandan memberlakukankurikuium madrasah aliyah yang diiak-sanakan secara bertahap muiai tahun pe-lajaran1994/1995.

b. Kurikuium madrasah aliyah terdiriatas buku landasan, program dan pe-ngembangan kurikuium madrasah aliyah,garis-garis besar program pengajarandan pedoman pelaksanaan kurikuiummadrasah aliyah masing-masing seba-gaimana tercantum daiam lampiran 1,lampiran 11 dan lampiran III.

c. Kurikuium madrasah aliyah yangberiaku secara nasionai ditetapkan olehMenteriAgamadengan pertimbangan dariMenteri Pendidikandan Kebudayaan dankurikuium madrasah aliyah yang dlse-suaikan dengan keadaan dan kebutuhanlingkungan ditetapkan oleh Kepala KantorWilayah Departemen Agama.

d. Upaya perbaikan daiamrangkape-nyempurnan kurikuium madrasah aliyahdilakukan secara terus menerus untuk

disesuaikan dengan tahap perkemba-

MANfiJEm^MADRASAH

ngan siswa, keadaan dan kebutuhanlingkungan, kebutuhan pembangunannasionai dan perkembangan iimu penge-tahuan dan teknologi serta kesenian.

e. Perubahan yangberkenaandenganis! buku landasan, programdan pengem-bangan kurikuium madrasah aliyah ditetapkan oleh MenteriAgama dan perubahan yang berkenaan dengan Isi bukugaris-garis program pengajaran untuksetiap mata pelajaran yang beriaku secaranasionai dan atau isi buku pedoman pelaksanaan kurikuium madrasah aliyahditetapkan oleh DirekturJenderal Pem-binaan Kelembagaan Agama islam. Perubahan yang berkenaan dengan kurikuiumyang disesuaikan dengan keadaandan kebutuhan lingkungan, ditetapkanoleh KepalaKantorWilayah DepartemenAgama (Departemen AgamaRl, 1996:viii-4

C.Organisas! KurikuiumMadrasah Aliyah

• Kurikuium Madrasah Aliyah disusununtuk mencapai tujuan pendidikan padamadrasah aliyah. Kurikuium inlmerupa-kanseperangkat rencana dan pengaturanmengenai isidan bahan pelajaran sertacara yang digunakan sebagai pedomanpenyelenggaraan kegiatanbelajarmenga-jardi madrasah aliyah. Program pengajaran madrasah aliyah terdiri dariprogrampengajaran umum dan program pengajaran khusus. Programpengajaran umumdiselenggarakan dikeias Idan II, sedangkan program pengajaran khusus diada-kan di keias III madrasah aliyah (Departemen Agama Rl,1996:5).

Program pengajaran umum meru-pakan program pengajaran yang wajibdiikuti oleh semua siswa keias i dan keias

JPIFIAIJunisan Tarbiyah Volume VIII Tahun VIJanuari2003 11

Page 12: Madrasah dan Arah Pengembangan Kurikulum

iMftM EFFEr®!, M^DRASAHDANARAH PET^EMBANGANKURK^^

II. Program inidimaksudkan untuk me-ningkatkan kemampuan siswasebagaianggota masyarakatdalam mengadakanhubungan timbal balik dengan lingkungansosial, budaya dan alamsekitarnya sertameningkatkan pengetahuan, kemampuandan minat siswa sebagai dasar untukmemilih program pengajaran khususyang sesualdikelaslll.

Untukprogram pengajaran khususdiselenggarakan di kelas III dan dipiliholehsiswa sesuai dengan kemampuandan minatnya. Program ini dimaksudkanuntuk mempersiapkansiswa melanjutkanpendidikan padajenjangpendidikan tinggidalam bidang pendidikan akademikmaupun pendidikan profesional danmempersiapkan siswa secara langsungatau tidak langsung untuk bekerja dimasyarakat.

Siswadikelas III diberi peluang untukberpindah ke programpengajarankhususlalnnya sesuai dengan kemampuan, minat dan kemajuanbelajamya. Kesempa-tan untuk berpindah dari program khususyangtelahdipilihnya ke program khususlainnya, diberikan sampai semester I(du-lucaturwulanl)di kelas III.

Program pengajaran khusus terdiridari: ProgramBahasa, Program llmu Pengetahuan Alam dan Program llmuPengetahuanSosial.Setiap programkhususterdiri dari sejumlah mata pelajaranumum dan mata pelajaran khusus. Jenismata pelajaran umumdanjumlah jampelajaran masing-masing mata pelajaranumum pada setiap program khusus ada-lah sama.

Program Bahasa. Program inidimaksudkan untuk mempersiapkan _siswa melanjutkan pendldikanriya kejenjang pendidikan tinggi yang beiiajtan

dengan bahasa dan budaya,baikdalampendidikan akademik maupun pendidikanprofesional. Selaindari itu, program ini ju-ga memberikan bekal kemampuan ke-pada siswa secara langsung atau tidaklangsunguntuk bekerja dimasyarakat.

Program llmu Pengetahuan Alam(IPA). Program llmu Pengetahuan Alam dimaksudkan untukmempersiapkansiswamelanjutkan pendidikanke jenjang pendidikan tinggi yangberkaitan denganma-tematikadan ilmu pengetahuanalam baikdalam bidang pendidikan akademikmaupun pendidikan profesional. Programini juga memberikan bekal kemampuankepada siswasecara iangsung atau tidaklangsunguntukbekerjadimasyarakat.

Program llmu Pengetahuan Sosial(IPS). Programllmu PengetahuanSosialini dimaksudkan untukmempersiapkansiswa melanjutkan pendidikan kejenjangpendidikan tinggi yangberkaitan denganilmu pengetahuan sosial, baikdalam bidang pendidikan akademik maupun pendidikanprofesional. Program IPS jugamemberikanbekalkemampuankepadasiswa secara langsung atau tidaklangsunguntuk bekerjadimasyarakat

Programllmu-ilmuAgama. Programini dimaksudkan untukmempersiapkansiswa dalam penguasaan pengetahuankhusus tentang pengetahuan agama Islamyang diperlukan untukmelanjutkanpendldikannya ke jenjang pendidikantinggi, balk dalam bidang pendidikan ka-demlk mapun pendidikan professional.

Program Keterampilan. Programinidimaksudkan untuk memberi bekal ke

mampuan kepada siswa dalam bidangketerampilantertentu untukbekerjase-cara |̂angsung atau tidak langsung dimasyarakat

12 JPIFIAIJumsan Tarbiyah Volume VIII Tahun VIJanuari2003

Page 13: Madrasah dan Arah Pengembangan Kurikulum

D.Orientasi KurikulumMadrasah Aliyah.Kurikulum madrasah aliyah sangat

erat kaitannyadengan jenis pendidikandanoutputyangdlinginkannya. Kurikulumdiharapkan mampu memberikan per-siapansiswauntuk mengembangkan diridan mendidik diri menjadi manusia se-perti yangtelah ditetapkandalamtujuanpendidikan naslonal.

Untukmenyusun kurikuium Itu diper-lukan asas keterpaduan, sehlngga dengandemiklan mampu mengembangkankepribadian yangutuh, seimbang, serasidan seiaras, mampu menyesuaikan dirisecara aktif terhadap tuntutan lingku-ngannya.Di sampingitu, jugaagar kelaksiswadapat menyesuaikandiri terhadapperubahan dn perkembangan zaman,yangserasi dan seiaras dengan tuntutanmasa depan bangsa Indonesia (MA Fat-tahSantoso. 1988:29).

Dengan demikian isi kurikuium madrasah aliyah harus pularelevan denganmasa depan, karena kehidupan menda-tangitu belum diketahui dengan pastidankarenanya, proses pendidikan periumengembangkannilai-niiai secara dinamis.Ini mengingat bahwa keadaan masya-rakatsangat dipengaruhi olehperkembanganilmu pengetahuandan teknologi, sehlngga kehidupannya terus mengalamiperubahan dan berkembang secara ce-paL Namun tentu saja,keterbukaan dalammenerimaperubahan, tidakmenjadlkanmasyarakat kehilangan identitas na-slonalnya sebagaibangsa yang merdeka,berdaulatdan berbudaya.

Oleh karena itu, sebagaimana yangdikalakan M.Chabib Thoha, bahwa orien

tasipengembangankurikulum madrasahaliyah harusmemperhatikan antara lain,orientasi kepada siswadan kepada masa

imiAJB/B^MfiDRASW

depan atau iptek(M.Chabib Thoha dkk..1988:2). Dalam hal ini, tujuan utama o-rientasi kurikulum madrasah aliyah di-arahkan untuk mengembangkan poten-si-poterisidasarjasmaniah dan rohani-yah, yang meliputi potensi aqiiyah, ke-trampilan, rasa keagamaan dan poten-si-potensi kehidupan sosialnya. Olehkarenanya orientasi kurikulum harus me-ngandung dimensi yang luas, yang me-nyangkutselumh aspek kehidupan siswa.

Suatu kurikulum yang berorientasikepada masa depan, dirumuskan tidakhanyadenganmenggunakan pendekatanmasa lalu dan masa kini, laludiperbaikiuntukmenghadapi masa depan. Tetapiharus lebih dari itu, yaitu membuat pro-yeksiyang bersifat probabilistik denganperencanaanyang matang.

Selain itu, orientasi kurikulum madrasah aliyahmasa depan juga periu diarahkan pada kompetensi (sesuai pengembangan kurikulum berbasis kompetensi), dengan mengembangkan ilmupengetahuan,keterampilan dan nilai-nilaidasaryang direfleksikan dalam kebiasaanberfikirdan bertindak. Kebiasaan berfikir

dan bertindak secara konsisten yang di--kembangkan secara bersahaja, memung-kinkan seseorang menjadi kompeten, danmemiliki pengetahuan, keterampilandannilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu

(Pusat Kurikulum BalitbangDepdiknas.Kurikulum BerbasisKompetensi, Jakarta,2002:1).

Dasar pemikiran untukmenggunakankonsep kompetensi dalam kurikulumantara lain karena: (1)Kompetensi berke-naan dengan kemampuan siswa untukmelakukan sesuatu dalam berbagai kon-teks.(2)Kompetensi menjelaskan penga-laman belajar yang dilalui siswa untuk

JPIFIAIJuru^n Tarbiyah Volume VlilTahun V}Januari2003 13

Page 14: Madrasah dan Arah Pengembangan Kurikulum

EFFH^I.Madras/^[WJARAH PENGEhBANGAN

menjadi kompeten. (3)Kompetensi mem-pakan hasilbelajar{learning outcomes)yang menjelaskan hal-hal yangdilakukansiswa setelah melalui proses pembela-jaran. (4)Kehandalankemampuan siswamelakukan sesuatu harus didefinisikan

secara jelas dan luas dalam suatu stan-dar yang dapat dicapal melalui kinerjayang dapat diukur.

Dari sini maka dipahami bahwa ku-rikulum berbasis kompetensi, merupakanseperangkat rencana dan pengaturantentang kompetensi serta hasil belajaryang harus dicapal siswa. Ini harus di-tunjang pula oleh unsur penilaian yangsesuai, dengan kegiatandan sistem pem-belajaran atau belajar mengajar yang te-pat,dan pemberdayaansumberdaya pen-didikandalam pengembangan kurikulumsekolah.

Dengan begitu, maka kurikulumberbasis kompetensiyang berorientasipadahasildan dampakyang diharapkan mun-cuipada diri peserta didik melalui serang-kaianpengalaman belajaryang bermak-na,dapat dicapal dengan balk. Di sampingtentu saja, keberagamannya dapat di-manifestasikan sesuai dengan kebu-tuhannya.

Rumusan kompetensi dalam kurikulum berbasis kompetensi, merupakanpernyataan yang diharapkan dapatdiketahui, disikapi, atau dilakukan siswadalam setiap tingkatan kelas dan seko-iah. Selanjutnya sekaligus dapat meng-gambarkan kemajuansiswayangdicapalsecara bertahap dan berkelanjutan untukmenjadikompeten.

Orientasi kurikulum berbasis kom

petensi, diketahui dengan mengenaliciri-ciri yaitu yang menekankan pada ke-tercapaian kompetensi siswa baiksecara

i dividual maupun klasikal. Kurikulum inilebihmengarah pada hasilbelajar(learning out comes) dan keberagaman danpenyampaiandalam pembelajaran meng-gunakan pendekatan dan metode yangbervariasi.

Di bagian lain, prinsipkurikulum berbasis kompetensi menempatkan sumberbelajarbukanhanyapada guru, tetapi jugasumber belajar lainnyayang memenuhiunsur edukatif. Dalam hal penilaiannya,menekankan pada proses dan hasil belajardalam upaya penguasaan atau pen-capaian suatu kompetensi (Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. KurikulumBerbasis Kompetensi, 2002:1)

Sedangkan untukkurikulum MadrasahAiiyah berbasis kompetensi, disediakandua macam struktur. Kedua strukturdi-

maksudadalah: (a)Strukturkurikulum dengan pengkhususan program studi, dan(b)Strukturkurikulum dengan non pengkhususan program studi, sebagaimanayang telah dipaparkan diatas.

Kini saatnya kitamempersiapkan diridengan berbagai fasilitas yang dibu-tuhkan,selanjutnya dilaksanakandan kitatunggu hasil; akankah sekolah-sekolahkitaumumnyadan madrasah aiiyah khu-sus, menjadi lebih baik dibanding seka-rang?.***

Drs. H. Imam Effendi, U\A.DosenFIAIdan Kepala SMU Uil Yogyakarta, kinisedang mempersiapkan disertasi untukmeraihgelarDoktordiPasca Saijana IAINSunan Kalijaga Yogyakarta

14 JPIFIAIJurusan Tarbiyah VolumeVIIITahun \/IJanuan2Q03

Page 15: Madrasah dan Arah Pengembangan Kurikulum

MANAJB^MADRASfiH

Kepustakaan Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.,Kurikulum BerbasisKompetensi,

Abubakar, H, Sejarah Hidup KH. A. Wahid Jakarta, 2002).Hasyim, Panitya Buku Peringatanaim. KHA. Wahid Hasyim, Santoso, M.A. Fattah,. Konsep DasarJakarta,1957. Pengembangan Kurikulum, IAIN

SunanKalijagaYogyakarta, 1988.Anis, Ibrahim, etal,AI-Mu]amal-Wasit. Dar

al-Ma'arif, Kairo, 1972 Steenbrink, Karel A., Pesantren,Madrasah,Sekolah. LP3ES. Jakarta, 1986.

Direktorat Jenderal Bimbingan IslamDepartemenAgamaRI.,Seyara/) SumardI, Mulyanto., Sejarah SIngkatPendidikan Islam di Indonesia, Pendidikan Islam di IndonesiaJakarta,1996. (1945-1975), Dharma Bhakti,

Jakarta, 197kDirektorat Jenderal Pembinaan Kelem-

bagaan Agama Islam, Departe- Surat KeputusanBersama TIgaMentenmen Agama Rl,Ensiklopedils- Tahun 1975lam di Indonesia. Jakarta, 1992/1993. Thoha, M.Chabib dkk.. Orientasi Pen

didikan, IAIN Sunan Kalijaga Yog-H.A.R. Gibband Kramers, Shorter Ency- yakarta, 1988.

clopaediaofIslam.E.J. Brill, Leiden, 1961 Yunus, Mahmud., Sejarah Pendidikan

Islam di Indonesia. Mutiara, Jakarta, 1979Kafrawl, EnsikIopedilslam.PJ. IchtiarBaru

Van Hoeve, Jakarta, 1993

Poerbakawatja, Soegarda, EnsiklopediaPendidikan. Gunung Agung,Jakarta: 1976.

JPIFIAIJuru^nTarbiyah Volume VIII Tahun VIJanuari2003 15