macam

15
Macam – macam proses reforming: 1. Reforming Termis, terdiri dari : Proses Polyforming 2. Reforming Katalis, terdiri dari: a. Katalis Unggun Diam, terdiri dari: - Reactor Tanpa Swing, terdiri dari: Proses Catforming Proses Houdriforming Proses Platforming Proses Sinclair – Baker Proses Platinum - Reaktor dengan Swing, terdiri dari: Proses Hydroforming Proses Powerforming Proses Ultraforming b. Katalis Unggun Bergerak Proses Hyperforming Proses Thermofor (TCR) c. Kalatis Unggun Terfluidisasi, terdiri dari: Proses Fluid Hydroforming d. Reforming dengan Daur Ulang, terdiri dari: Proses Iso – Plus Houdriforming Proses Reforming

Upload: devi-purnamasari

Post on 18-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas sekolah

TRANSCRIPT

Macam macam proses reforming:1. Reforming Termis, terdiri dari :Proses Polyforming

2. Reforming Katalis, terdiri dari:a. Katalis Unggun Diam, terdiri dari: Reactor Tanpa Swing, terdiri dari:Proses CatformingProses HoudriformingProses PlatformingProses Sinclair BakerProses Platinum Reaktor dengan Swing, terdiri dari:Proses HydroformingProses PowerformingProses Ultraforming

b. Katalis Unggun BergerakProses HyperformingProses Thermofor (TCR) c. Kalatis Unggun Terfluidisasi, terdiri dari:Proses Fluid Hydroforming

d. Reforming dengan Daur Ulang, terdiri dari:Proses Iso Plus HoudriformingProses Reforming

Reaksi-reaksi yang terjadi di catalytic reforming adalah sebagai berikut :1. Dehidrogenasi NaphtheneNaphthene merupakan komponen umpan yang sangat diinginkan karena reaksi dehidrogenasi-nya sangat mudah untuk memproduksi aromatic dan by-product hydrogen. Reaksi ini sangat endotermis (memerlukan panas). Reaksi dehidrogenasi naphthene sangat terbantu oleh metal catalyst function dan temperatur reaksi tinggi serta tekanan rendah.

2. Isomerisasi Napthene dan ParaffinIsomerisasi cyclopentane menjadi cyclohexane harus terjadi terlebih dahulu sebelum kemudian diubah menjadi aromatic. Reaksi ini sangat tergantung dari kondisi operasi.

3. Dehydrocyclization ParaffinDehydrocyclization paraffin merupakan reaksi catalytic reforming yang paling susah. Reaksi dehydrocyclization terjadi pada tekanan rendah dan temperature tinggi.Fungsi metal dan acid dalam katalis diperlukan untuk mendapatkan reaksi ini.

4. HydrocrackingKemungkinan terjadinya reaksi hydrocracking karena reaksi isomerisasi ring dan pembentukan ring yang terjadi pada alkylcyclopentane dan paraffin dank area kandungan acid dalam katalis yang diperlukan untuk reaksi catalytic reforming.Hydrocracking paraffin relative cepat dan terjadi pada tekanan dan temperature tinggi. Penghilangan paraffin melalui reaksi hydrocracking akan meningkatkan konsentrasi aromatic dalam produk sehingga akan meningkatkan octane number. Reaksi hydrocracking ini tentu mengkonsumsi hydrogen dan menghasilkan yield reformate yang lebih rendah.

5. DemetalizationReaksi demetalisasi biasanya hanya dapat terjadi pada severity operasi catalytic reforming yang tinggi. Reaksi ini dapat terjadi selama startup unit catalytic reformate semi-regenerasi pasca regenerasi atau penggantian katalis.

6. Dealkylation AromaticDealkylation aromatic serupa dengan aromatic demethylation dengan perbedaan pada ukuran fragment yang dihilangkan dari ring. Jika alkyl side chain cukup besar, reaksi ini dapat dianggap sebagai reaksi cracking ion carbonium terhadap rantai samping. Reaksi ini memerlukan temperature dan tekanan tinggi.Reaksi-reaksi yang terjadi pada unit catalytic reforming dapat diringkas sebagai berikut :Tabel I. Reaksi yang Terjadi pada Unit Catalytic ReformingJenis ReaksiCatalyst FunctionTemperaturePressure

Naphthene dehydrogenationMetalTinggiRendah

Naphthene IsomearizationAcidRendah-

Parraffin IsomearizationAcidRendah-

Paraffin dehydrocyclizationMetal/AcidTinggiRendah

HydrocrackingAcidTinggiTinggi

DemethylationMetalTinggiTinggi

Aromatic dealkylationMetal/AcidTinggiTinggi

Beberapa racun katalis catalytic reforming adalah sebagai berikut : SulfurKonsentrasi sulfur maksimum yang diijinkan dalam umpan naphtha adalah 0,5 wt-ppm. Biasanya diusahakan kandungan sulfur dalam umpan naphtha sebesar 0,1-0,2 wt-ppm untuk menjamin stabilitas dan selektivitas katalis yang maksimum. Beberapa sumber yang membuat kandungan sulfur dalam umpan naphta tinggi adalah : proses hydrotreating yang tidak baik (temperature reactor kurang tinggi atau katalis sudah harus diganti), recombination sulfur dari naphtha hydrotreater (dan terbentuknya sedikit olefin) akibat temperature hydrotreater yang tinggi dan tekanan hydrotreater yang rendah, hydrotreater stripper upset, memproses feed yang memiliki end point tinggi. NitrogenKonsentrasi nitrogen maksimum yang diijinkan dalam umpan naphtha adalah 0,5 wt-ppm. Kandungan nitrogen dalam umpan naphtha akan menyebabkan terbentuknya deposit ammonium chloride pada permukaan katalis. Beberapa sumber yang membuat kandungan nitrogen dalam umpan naphtha tinggi adalah : proses hydrotreating yang tidak baik (temperature reactor kurang tinggi atau katalis sudah harus diganti), penggunaan filming atau neutralizing amine sebagai corrosion inhibitor di seluruh area yang tidak tepat guna. WaterKandungan air dalam recycle gas sebesar 30 mol-ppm sudah menunjukkan excessive water, dissolved oxygen, atau combined oxygen di unit catalytic reforming. Tingkat moisture di atas level ini dapat menyebabkan reaksi hydrocracking yang excessive dan juga dapat menyebabkan coke laydown. Lebih lanjut lagi, kondisi ini akan menyebabkan chloride ter-strip dari katalis, sehingga mengganggu kesetimbangan H2O/Cl dan menyebabkan reaksi menjadi terganggu. Beberapa sumber yang membuat kandungan air dalam system tinggi adalah : proses hydrotreating yang tidak sesuai, kebocoran heat exchanger yang menggunakan pemanas/pendingin steam/water di upstream unit, system injeksi water catalytic reforming, kebocoran naphtha hydrotreater stripper feed effluent heat exchanger, proses drying yang tidak cukup di drying zone di dalam regeneration tower, dan kebocoran steam jacket di regeneration section. MetalKarena efek reaksi irreversible, maka kontaminasi metal ke dalam katalis catalytic reforming sama sekali tidak dibolehkan, sehingga umpan catalytic reformer tidak boleh mengandung metal sedikit pun. Beberapa sumber kandungan metal dalam umpan naphtha adalah : arsenic (ppb) dalam virgin naphtha, lead mungkin timbul akibiat memproses ulang off-spec leaded gasoline atau kontaminasi umpan dari tangki yang sebelumnya digunakan untuk leaded gasoline, produk korosi, senyawa water treating yang mengandung zinc, copper, phosphorous, kandungan silicon dalam cracked naphtha yang berasal dari silicon based antifoam agent yang diijeksikan ke dalam coke chamber untuk mencegah foaming, dan injeksi corrosion inhibitor yang berlebihan ke stripper naphtha hydrotreater. High feed end pointCatalytic reforming didisain untuk memproduksi aromatic hydrocarbon. Produksi aromatic ini tidak dapat terjadi tanpa kondensasi single ring aromatic menjadi mulgi-ring polycyclic aromatic, yang merupakan petunjuk adanya coke. Endpoint naphtha maksimum yang diijinkan sebagai umpan catalytic reforming adalah 204 oC. Pada endpoint > 204 oC, konsentrasi polycyclic aromatic dalam umpan naphtha akan meningkat tajam. Jika umpan catalytic reforming merupakan hasil blending dari berbagai sumber (straight run naphtha, hydrocracker naphtha, cracked naphtha), maka tiap arus umpan harus dianalisa secara terpisah dan tiap stream tidak boleh memiliki endpoint > 204 oC. Hasil blending antara high end point stream dengan low end point stream akan mengaburkan kandungan fraksi endpoint yang tinggi.2.3.2.8 Feed dan Produk Catalytic Reforming UnitFeed unit catalytic reforming adalah heavy naphtha yang berasal dari unit naphtha hydrotreating yang telah mengalami treating untuk menghilangkan impurities seperti sulfur, nitrogen, oxygen, halida, dan metal yang merupakan racun bagi katalis catalytic reforming. Boiling range umpan heavy naphtha antara 70 s/d 150 oC.Produk unit catalytic reforming berupa high octane motor gasoline component (HOMC) yang digunakan sebagai komponen blending motor gasoline. Produk unit catalytic reforming ini mempunyai RONC > 95 dan bahkan dapat mencapai RONC 100. Produk lain adalah LPG dan byproduct hydrogen. Produk LPG dikirim ke tangki produk (jika sudah memenuhi spesifikasi produk LPG) atau dikirim ke unit Amine-LPG recovery terlebih dahulu. By product hydrogen dikirim ke unit hydrotreater dan hydrogen plant.2.3.2.9 Variabel Proses Catalytic Reforming UnitBeberapa variabel proses yang berpengaruh pada operasi Catalytic Reforming adalah sebagai berikut :1. Catalyst TypeTipe katalis berpengaruh terhadap operasi catalytic reforming terutama dalam hal basic catalyst formulation (metal-acid loading), chloride level, platinum level, dan activator level.2. Temperatur ReaksiCatalytic reformer reactor catalyst bed temperature merupakan parameter utama yang digunakan untuk mengendalikan operasi agar produk dapat sesuai dengan spesifikasi.Katalis catalytic reformer dapat beroperasi hingga temperatur yang cukup tinggi, namun pada temperatur di atas 560 oC dapat menyebabkan reaksi thermal yang akan mengurangi reformate dan hydrogen yield serta meningkatkan kecepatan pembentukan coke pada permukaan katalis.Temperatur reactor dapat didefinisikan menjadi 2 macam, yaitu : Weighted Average Inlet Temperature (WAIT), yaitu total (fraksi berat katalis dalam bed dikali temperature inlet bed). Weighted Average Bed Temperature (WABT), yaitu total (fraksi berat katalis dalam bed dikali rata-rata temperatur inlet dan outlet).Dari kedua macam definisi tersebut di atas, WAIT paling sering digunakan dalam perhitungan karena kemudahan perhitungan, walaupun WABT sebenarnya adalah ukuran yang lebih baik dari kondisi reaksi dan temperatur katalis rata-rata.

3. Space VelocitySpace velocity merupakan ukuran jumlah naphtha yang diproses untuk jumlah katalis yang tertentu selama waktu tertentu. Jika volume umpan naphtha per jam dan volume katalis yang digunakan, istilah yang digunakan adalah Liquid Hourly Space Velocity (LHSV). Sedangkan jika berat umpan naphtha per jam dan berat katalis yang digunakan, maka istilah yang digunakan adalah Weight Hourly Space Velocity (WHSV).Satuannya sama, yaitu 1/jam Semakin tinggi space velocity atau semakin rendah residence time, maka semakin rendah octane number (RONC) produk atau semakin rendah jumlah reaksi yang terjadi pada WAIT yang tetap. Jika space velocity naik, untuk mempertahankan RONC produk, maka kompensasi yang dilakukan adalah dengan menaikkan temperatur reaktor.4. Reactor PressureSebenarnya lebih tepat mengatakan hydrogen partial pressure sebagai variabel proses dibandingkan reactor pressure, namun untuk kemudahan penggunaan, maka reactor pressure dapat digunakan sebagai variabel proses (hydrogen partial pressure = purity hydrogen x tekanan reactor). Penyederhanaan ini dapat diterima karena hydrogen yang ada dalam sistem merupakan produk samping reaksi sehingga juga tergantung tekanan reaktor, berbeda dengan di unit hydrocracker yang menggunakan supply hydrogen dari hydrogen plant. Tekanan reaktor akan mempengaruhi struktur yield produk, kebutuhan temperatur reaktor, dan kecepatan pembentukan coke pada permukaan katalis. Menurunkan tekanan reaktor akan meningkatkan jumlah hydrogen dan yield reformate, mengurangi kebutuhan temperatur untuk membuat produk dengan octane number yang sama, dan meningkatkan kecepatan pembentukan coke pada permukaan katalis.5. Hydrogen/Hydrocarbon RatioHydrogen/hydrocarbon ratio didefinisikan sebagai mol recycle hydrogen per mol naphtha umpan. Kenaikan H2/HC ratio akan menyebabkan naphtha melalui reaktor dengan lebih cepat (residence time lebih singkat), sehingga akan menurunkan kecepatan pembentukan coke pada permukaan katalis dengan pengaruh yang kecil terhadap kualitas dan yield produk.7. Troubleshooting2.4 Kegunaan Produk Produk yang dihasilkan dari proses reforming ini yaitu berupa komponen hidrokarbon yang mempunyai oktan tinggi untuk blending mogas atau avgas seperti gasolin, atau digunakan untuk bahan baku petrokimia yaitu pengolahan aromatik untuk memproduksi BTX (benzene-toluene-xylene). Gasolin atau bensin digunakan sebagai bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin piston, umpan proses petrokomia.

Jl. Tanjung Api ApiPerumahan Tri Dharma Permai Blok H2 No.16 Palembang 30154INDONESIA29 April 2015PT. Geo Dipa EnergiRecapital Building 8th FloorJl. Aditiawarman Kav. 55 Jakarta Selatan 12160INDONESIAEmail: [email protected] Tel: +62 21 7245673 Fax: +62 21 7247539Dear Sir or Madam,Ref: Application for Steam Field Operation Staff

I am applying for the position of Steam Field Operation Staff which advertised in the webpage of job on 5 September 2014.

I was a graduate of Polytechnic Sriwijaya with a bachelor degree in Chemical Engineering and specializaton in Energy Engineering with GPA 3.71. I have been employed with a major company for several years as a Steam Field Operation Staff.

During my course I learned about geothermal energy. Besides that, my experience while working at a large company as Steam Field Operation Staff made me have a lot of knowledge about geothermal energy.

I am twenty five years old. I am honest and discipline. This could be an added advantage for this company. I have good communication skills, especially in English. I am also familiar with Microsoft Office. Details of my qualifications are in the enclosed CV.

The possibillity of working for PT. Geo Dipa Energi as a Steam Field Operation Staff is personally is very exciting. I am available for an interview at your convenience to review my CV and talk about career opportunities at PT. Geo Dipa Energi. You may contact me leave me a message at [email protected] or telephone 089652268683.

Thank you for your time and consideration. I am looking forward to hearing from you soon.

Yours faithfully,

Suci Ananda Putri

PERALATAN DISTILASI

Makalahdisusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengenalan Pabrik yang dibimbing oleh Ir. Irawan Rusnadi, M. T.

Oleh :KELOMPOK 7Indar Sanjaya (061340411638)Suci Ananda Putri (061340411656)

Kelas : 4 EG.B

JURUSAN TEKNIK KIMIAPROGRAM STUDI TEKNIK ENERGIPOLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA2015