mathematiceducationweb.files.wordpress.com€¦  · web viewguru dalam pembelajaran konstruktivis....

22
MAKALAH Konstruktivis Dalam Pembelajaran Matematika Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi belajar matematika Dosen Pengampu : Titis Sunanti, M.Pd Disusun Oleh : 1. Dabi Tri Kurniawan (14144100149) 2. Kelas 3A2 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2016

Upload: others

Post on 21-Sep-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: mathematiceducationweb.files.wordpress.com€¦  · Web viewGuru dalam Pembelajaran Konstruktivis. Dalam pembelajarann konstruktivis peran dan fungsi guru atau pendidik antara lain

MAKALAH

Konstruktivis Dalam Pembelajaran MatematikaMakalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi belajar

matematika

Dosen Pengampu : Titis Sunanti, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Dabi Tri Kurniawan (14144100149)

2.

Kelas 3A2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2016

Page 2: mathematiceducationweb.files.wordpress.com€¦  · Web viewGuru dalam Pembelajaran Konstruktivis. Dalam pembelajarann konstruktivis peran dan fungsi guru atau pendidik antara lain

A. Teori Belajar Konstruktivis

Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat

generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.

Beda dengan aliran behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai

kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus respon, kontruktivisme lebih

memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan

pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan

pengalamanya. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan

yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan

himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan

seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.

Jika behaviorisme menekankan ketrampilan atau tingkah laku sebagai

tujuan pendidikan, sedangkan maturasionisme menekankan pengetahuan yang

berkembang sesuai dengan usia, sementara konstruktivisme menekankan

perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam, pengetahuan sebagai

konstruksi aktif yang dibuat siswa. Jika seseorang tidak aktif membangun

pengetahuannya, meskipun usianya tua tetap tidak akan berkembang

pengetahuannya. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu

berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang

sesuai. Pengetahuan tidak bisa ditransfer begitu saja, melainkan harus

diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang. Pengetahuan juga bukan

sesuatu yang sudah ada, melainkan suatu proses yang berkembang terus-

menerus.

Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang teori konstruktivisme

yaitu : John Dewey dengan pembelajaran demokratisnya, Piaget dan vygosky

dengan teori konstruktivis kognitifnya dan bruner dengan teori belajar

penemuan

B. Hakikat Pembelajaran Konstruktivis

Pembentukan pengetahuan menurut konstruktivistik memandang siswa

yang aktif menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya dengan

Page 3: mathematiceducationweb.files.wordpress.com€¦  · Web viewGuru dalam Pembelajaran Konstruktivis. Dalam pembelajarann konstruktivis peran dan fungsi guru atau pendidik antara lain

lingkungan. Dengan bantuan struktur kognitifnya ini, subyek menyusun

pengertian realitasnya. Interaksi kognitif akan terjadi sejauh realitas tersebut

disusun melalui struktur kognitif yang diciptakan oleh siswa itu sendiri.

Struktur kognitif senantiasa harus diubah dan disesuaikan berdasarkan tuntutan

lingkungan dan organisme yang sedang berubah. Proses penyesuaian diri

terjadi secara terus menerus melalui proses rekonstruksi. Yang terpenting

dalam teori konstruktivisme adalah bahwa dalam proses pembelajaran, siswa

yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pembelajar atau

orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya.

Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan.

Kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri

sendiri dalam kehidupan kognitif siswa sehingga belajar lebih diarahkan pada

experimental learning yaitu merupakan adaptasi kemanusiaan berdasarkan

pengalaman konkrit di laboratorium, diskusi dengan teman sekelas, yang

kemudian dikontemplasikan dan dijadikan ide dan pengembangan konsep baru.

Karenanya aksentuasi dari mendidik dan mengajar tidak terfokus pada si

pendidik melainkan pada pebelajar.

C. Tujuan dan Ciri- Ciri Pembelajaran Konstruktivis

Tujuan Pembelajaran Konstruktivis

a. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaaan dan

mengembangkan sendiri pertanyaannya.

b. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman

konsep secara lengkap.

c. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang

mandiri. Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.

Ciri- ciri pembelajaran konstruktivistik yaitu :

a. Memberikan peluang kepada siswa untuk membina pengetahuan baru

melalui keterlibatannya alam dunia sekitarnya.

b. Mendorong ide- ide siswa sebagai panduan merancang pengetahuan.

c. Mendukung pembelajaran secara kooperatif.

Page 4: mathematiceducationweb.files.wordpress.com€¦  · Web viewGuru dalam Pembelajaran Konstruktivis. Dalam pembelajarann konstruktivis peran dan fungsi guru atau pendidik antara lain

d. Mendorong dan menerima usaha dan hasil yang diperoleh siswa.

e. Mendorong siswa untuk bertanya dan berdialog dengan guru.

D. Peran dan Fungsi Guru dalam Pembelajaran Konstruktivis

Dalam pembelajarann konstruktivis peran dan fungsi guru atau pendidik

antara lain :

a. Sebagai fasilitator dan mediator artinya membantu siswa untuk

membentuk pengetahuannya sendiri dan proses pengkonstruksian

pengetahuan agar berjalan lancar.

b. Guru harus menguasai bahan ajar dengan luas dan mendalam.

c. Guru harus menguasai bahan ajar dengan luas dan mendalam

d. Guru harus bisa membuat strategi mengajar yang sesuai dengan

kebutuhan dan situasi murid.

e. Guru bisa mengevaluasi proses belajar murid dengan menunjukkan

kepada murid bahwa yang mereka pikirkan tidak cocok dan tidak sesuai

untuk persoalan yang dihadapi.

f. Hubungan guru dan murid lebih sebagai mitra yang bersama-sama

membangun pengetahuan.

E. Aspek-Aspek Pembelajaran Konstruktivis

Fornot mengemukakan aspek-aspek konstruktivitik sebagai berikut:

adaptasi (adaptation), konsep pada lingkungan (the concept of envieronmet),

dan pembentukan makna (the construction of meaning). Dari ketiga aspek

tersebut diadaptasi terhadap lingkungan yang dilakukan melalui dua proses

yaitu asimilasi dan akomodasi.

a. Asimilasi

Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan

persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang

sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi dipandang sebagai suatu proses

kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau

rangsangan baru dalam skema yang telah ada.

Page 5: mathematiceducationweb.files.wordpress.com€¦  · Web viewGuru dalam Pembelajaran Konstruktivis. Dalam pembelajarann konstruktivis peran dan fungsi guru atau pendidik antara lain

b. Akomodasi

Dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru seseorang

tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan skemata yang

telah dipunyai. Pengalaman yang baru itu bias jadi sama sekali tidak cocok

dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan demikian orang akan

mengadakan akomodasi. Akomodasi terjadi untuk membentuk skema baru

yang cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang

telah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu. Bagi Piaget adaptasi

merupakan suatu kesetimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Bila

dalam proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi

terhadap lingkungannya maka terjadilah ketidaksetimbangan

(disequilibrium). Akibat ketidaksetimbangan itu maka tercapailah

akomodasi dan struktur kognitif yang ada yang akan mengalami atau

munculnya struktur yang baru. Pertumbuhan intelektual ini merupakan

proses terus menerus tentang keadaan ketidaksetimbangan dan keadaan

setimbang (disequilibrium-equilibrium). Tetapi bila terjadi

kesetimbanganmaka individu akan berada pada tingkat yang lebih tinggi

daripada sebelumnya.

Tingkatan pengetahuan atau pengetahuan berjenjang ini oleh

Vygotskian disebutnya sebagai scaffolding. Scaffolding, berarti

membrikan kepada seorang individu sejumlah besar bantuan selama

tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan

tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak tersebut mengambil

alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah mampu

mengerjakan sendiri. Bantuan yang diberikan pembelajar dapat berupa

petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam bentuk

lain yang memungkinkan siswa dapat mandiri. Vigotsky mengemukakan

tiga kategori pencapaian siswa dalam upayanya memecahkan

permasalahan, yaitu:

a. siswa mencapai keberhasilan dengan baik,

b. siswa mencapai keberhasilan dengan bantuan,

Page 6: mathematiceducationweb.files.wordpress.com€¦  · Web viewGuru dalam Pembelajaran Konstruktivis. Dalam pembelajarann konstruktivis peran dan fungsi guru atau pendidik antara lain

c. siswa gagal meraih keberhasilan.

Scaffolding, berarti upaya pembelajar untuk membimbing siswa

dalam upayanya mencapai keberhasilan. Dorongan guru sangat dibutuhkan

agar pencapaian siswa ke jenjang yang lebih tinggi menjadi optimum.

Konstruktivisme Vygotskian memandang bahwa pengetahuan dikonstruksi

secara kolaboratif antar individual dan keadaan tersebut dapat disesuaikan

oleh setiap individu. Proses dalam kognisi diarahkan memalui adaptasi

intelektual dalam konteks social budaya. Proses penyesuaian itu equivalent

dengan pengkonstruksian pengetahuan secara intra individual yakni

melalui proses regulasi diri internal. Dalam hubungan ini, para

konstruktivis Vygotskian lebih menekankan pada penerapan teknik saling

tukar gagasan antar individual. Terdapat dua prinsip penting yang

diturunkan dari teori Vigotsky adalah:

a. Mengenai fungsi dan pentingnya bahasa dalam komunikasi social

yang dimulai proses pencanderaan terhadap tanda (sign) sampai

kepada tukar menukar informasi dan pengetahuan.

b. Zona of Proximal Development (ZPD) Pembelajar sebagai

mediator memiliki peran mendorong dan menjembatani siswa

dalam upayanya membangun pengetahuan, pengertian dan

kompetensi.

Dalam interaksi sosial dikelas, ketika terjadi saling tukar pendapat

antar siswa dalam memecahkan suatu masalah, siswa yang lebih pandai

memberi bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan berupa petunjuk

bagaimana cara memecahkan masalah tersebut, maka terjadi scaffolding,

siswa yang mengalami kesulitan tersebut terbantu oleh teman yang lebih

pandai. Ketika guru membantu secukupnya kepada siswa yang mengalami

kesulitan dalam belajarnya, maka terjadi scaffolding.

Konsep ZPD Vigotsky berdasar pada ide bahwa perkembangan

pengetahuan siswa ditentukan oleh keduanya yaitu apa yang dapat

dilakukan oleh siswa sendiri dan apa yang dilakukan oleh siswa ketika

Page 7: mathematiceducationweb.files.wordpress.com€¦  · Web viewGuru dalam Pembelajaran Konstruktivis. Dalam pembelajarann konstruktivis peran dan fungsi guru atau pendidik antara lain

mendapat bantuan orang yang lebih dewasa atau teman sebaya yang

berkompeten.

F. Tahap-Tahap Pembelajaran Konstruktivistik

Dalam pembelajaran yang mengacu pada konstruktivisme, siswa

membangun pemahaman sendiri dari pengalaman baru berdasarkan pada

pengetahuan awal dan pembelajaran harus dikemas menjadi proses

mengkonstruksi. Tahap-tahap dalam Pembelajaran Kontruktivisme Menurut

Driver dan Oldam (dalam Suparno, 2006) bahwa tahap-tahap pembelajaran

kontruktivisme dapat dikemukakan sebagai berikut ini:

1. Orientasi

Siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam

mempelajari suatu pokok bahasan, kemudian siswa diberi kesempatan

untuk mengadakan observasi terhadap apa yang dipelajari.

2. Elicitasi

Siswa dibantu mengungkapkan idenya secara jelas dengan berdiskusi,

menulis, membuat poster, dan lainnya. Artinya siswa diberi kesempatan

untuk berdiskusi apa yang diobservasikan dalam bentuk tulisan, gambar

atau poster

3. Re-strukturisasi Ide

Dalam hal ini ada tiga hal, yaitu :

a. Klasifikasi ide yang dikontraskan dengan ide-ide orang lain atau

teman melalui diskusi atau melalui pengumpulan ide. Artinya

melalui diskusi atau pengumpulan ide, siswa mengkonstruksi

gagasan-gagasan yang tidak cocok atau sebaliknya, menjadi lebih

yakin bahwa gagasan tersebut cocok.

b. Membangun ide baru

c. Mengevaluasi ide barunya dengan eksperimen

4. Penggunaan ide dalam banyak situasi

Page 8: mathematiceducationweb.files.wordpress.com€¦  · Web viewGuru dalam Pembelajaran Konstruktivis. Dalam pembelajarann konstruktivis peran dan fungsi guru atau pendidik antara lain

Pengetahuan atau ide yang telah dibentuk oleh siswa perlu diaplikasikan

pada bermacam-macam situasi yang dihadapi agar dapat membuat

pengetahuan siswa lebih lengkap dan lebih rinci dengan segala

pengetahuannya.

5. Review

Bagaimana bila ide itu berubah. hal ini dapat terjadi apabila dalam

aplikasi pengetahuannya pada situasi yang dihadapi sehari-hari perlu

merevisinya.

G. Aplikasi Pembelajaran Konstruktivistik Dalam Matematika

Setelah guru memberikan kasus misalnya contoh-contoh, siswa

mengamati, membandingkan, mengenal karakteristik, dan berusaha menyerap

berbagai informasi yang terkandung dalam kasus tersebut untuk digunakan

memperoleh kesimpulan . Ini merupakan bagian kegiatan yang penting dalam

pembelajaran matematika beracuan kosntruktivisme . Melalui pengamatan

pada kasus-kasus tersebut, siswa memperoleh “pengalaman” yang diserap di

benak siswa. Dengan demikian terjadi aktivitas aktif siswa dalam

mengkonstruk matematika melalui proses asimilasi dan akomodasi.

H. Contoh Aplikasi Soal Matematika sesuai dengan Pembelajaran

Konstruktivis

Lima orang siswa yaitu Afnita, Anita, Alvenia, Amos dan Aleks

merupakan sahabat yang selalu bersama-sama dalam setiap kegiatan sekolah.

Bapak martono adalah guru matematika yang senang dengan persahabatan

yang mereka bina karena mereka selalu memliki nilai paling bagus dari antara

teman- temman sekelasnya. Suatu hari bapak Martono ingin mengetahui data-

data tentang mereka. Data- data yang diinginkan berupa berapa jam rata- rata

waktu belajar mereka dalam satu hari dan berapa banyak saudara mereka.

1. Kelima sahabat itu satu himpunan misalnya himpunan A dan lama waktu

belajar dalam satu hari, Himpunan B = {1,2,3,4,5,6,8}

Page 9: mathematiceducationweb.files.wordpress.com€¦  · Web viewGuru dalam Pembelajaran Konstruktivis. Dalam pembelajarann konstruktivis peran dan fungsi guru atau pendidik antara lain

a. Nyatakan sebuah relasi yang mungkin menurut anda yang

mengambarkan lama waktu belajar lima orang sahabat itu.

b. Apakah semua anggota himpunan A pasti memiliki pasangan dengan

anggota himpunan B? Berikan penjelasanmu!

c. Apakah ada kemungkinan bahwa anggota himpunan A berpasangan

dengan dua atau lebih anggota himpunan B? Berikan penjelasanmu!

d. Apakah ada kemungkinan bahwa anggota himpunan A memiliki

pasangan yang sama dengan salah satu anggota himpunan B? berikan

penjelasaanmu?

2. Jika kelima sahabat itu dibuat dalam satu himpunan misalnya C =

{Afnita, Anita, Amos, Alvenia, Aleks}, dan data tentang banyak saudara

mereka adalah D = {1, 2, 3, 4}.

a. Nyatakanlah sebuah relasi yang mungkin menurutmu menggambarkan

banyak saudara kelima orang sahabat itu.

b. Untuk semua relasi yang mungkin, apakah semua anggota himpunan

C memiliki pasangan anggota himpunan D? Berikan penjelasanmu!

c. Apakah ada kemungkinan bahwa anggota himpunan C berpasangan

dengan 2 atau lebih anggota himpunan D? Berikan penjelasanmu!

d. Apakah ada kemungkinan bahwa dua anggota himpunan C memiliki

pasangan yang yang sama dengan salah satu anggota himpunan D?

Berikan penjelasanmu!

Penyelesaian :

1. Diketahui: A = {Afnita, Anita, Amos, Alvenia, Aleks} B = {1, 2, 3, 4,

5, 6, 7, 8}

a. Relasi yang mungkin menggambarkan rata-rata lama waktu belajar

lima orang sahabat itu.

Waktu Belajar

Afnita

Anita

Amos

Alvenia

Aleks

1 2 3 4 5 6 7 8

Page 10: mathematiceducationweb.files.wordpress.com€¦  · Web viewGuru dalam Pembelajaran Konstruktivis. Dalam pembelajarann konstruktivis peran dan fungsi guru atau pendidik antara lain

A B

Waktu Belajar

A B

b. Tidak, karena anggota himpunan B telah dibatasi dari waktu 1 s/d 8

jam, maka diantara kelima sahabat itu dan kemungkinan lain

memiliki rata-rata waktu belajar lebih dari 8 jam setiap hari.

c. Tidak. Anggota himpunan A dipasangkan dengan anggota

himpunan B dengan relasi rata-rata lama waktu belajar. Nilai rata-

rata waktu belajar seseorang hanya ada satu nilai, sehingga anggota

himpunan A akan dipasangkan dengan salah satu anggota di

himpunan B.

d. Iya. Nilai rata-rata waktu belajar seseorang dimungkinkan sama

dengan nilai rata-rata waktu belajar orang lain, sehingga anggota-

anggota himpunan A memungkinkan memiliki pasangan yang

sama dengan salah satu anggota di himpunan B

Afnita

Anita

Amos

Alvenia

Aleks

1 2 3 4 5 6 7 8

Page 11: mathematiceducationweb.files.wordpress.com€¦  · Web viewGuru dalam Pembelajaran Konstruktivis. Dalam pembelajarann konstruktivis peran dan fungsi guru atau pendidik antara lain

AfnitaAnitaAmosAlveniaAleks

1234

AfnitaAnitaAmosAlveniaAleks

1234

2. Kelima sahabat itu membentuk satu himpunan misalnya himpunan C

dan data tentang banyak saudara mereka himpunan D. Diketahui: C =

{Afnita, Anita, Amos, Alvenia, Aleks} D = {1, 2, 3, 4}

a. Relasi yang mungkin yang menggambarkan banyak saudara kelima

orang sahabat itu ditunjukkan pada diagram panah berikut.

Banyak Saudara

C D

Banyak Saudara

C D

b. Iya. Karena data tentang banyak saudara kelima sahabat itu ada di

anggota himpunan D, maka seluruh anggota himpunan C pasti

memiliki pasangan dengan anggota himpunan D.

c. Tidak. Anggota himpunan A dipasangkan dengan anggota

himpunan B dengan relasi banyak saudara. Banyak saudara

seseorang hanya ada satu nilai, sehingga anggota himpunan C akan

dipasangkan dengan salah satu anggota di himpunan D.

Page 12: mathematiceducationweb.files.wordpress.com€¦  · Web viewGuru dalam Pembelajaran Konstruktivis. Dalam pembelajarann konstruktivis peran dan fungsi guru atau pendidik antara lain

d. Jawabannya ya. Banyak saudara seseorang dimungkinkan sama

dengan banyak saudara orang lain, sehingga anggota-anggota

himpunan C memungkinkan memiliki pasangan yang sama dengan

salah satu anggota di himpunan D.

I. Kesimpulan

Dari pembahasan tentang pembelajaran konstruktivis dapat disimpulkan

bahwa :

1. Pembelajaran berfokus pada peserta didik, memberi perhatian pada proses

berfikir atau proses mental , dan bukan sekedar pada hasil belajar.

Disamping kebenaran peserta didik , guru harus memahami proses yang

digunakan anak sehingga sampai pada jawaban yang diinginkan.

2. Mengutamakan peran peserta didik dalam berinisiatif sendiri dan

keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran. didalam kelas, penyajian

pengetahuan jadi (ready made) tidak mendapat penekanan, melainkan anak

didorong menemukan sendiri pengetahuan itu me1alui interaksi spontan

dengan keadaannya.

3. Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan

perkembangan. Seluruh peserta didik tumbuh melewati urutan, namun

perturnbuhan itu berlangsung pada kecepatan yang berbeda

4. Semua kerja kognitif tingkat tinggi pada manusia berawal dari

lingkungannya. Pengetahuan merupakan suatu bentukan secara sosial dan

terintemalisasi pada masing-masing individu.

5. Menekankan pada pengajaran top-down daripada botom-up. Top-down

berarti bahwa siswa mulai dengan masalah-masalah yang kompleks untuk

dipecahkan dan selanjutnya memecahkan atau menemukan (dengan

bantuan guru dalam bentuk scaffolding) keterampilan-keterampilan dasar

yang diperlukan.

6. Pembelajaran bermakna bagi peserta didik, konsep baru atau informasi baru

yang akan disarnpaikan harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah

ada pada sturktur kognitif dan terkait dengan kenyataan hidup yang dialami

peserta didik.

Page 13: mathematiceducationweb.files.wordpress.com€¦  · Web viewGuru dalam Pembelajaran Konstruktivis. Dalam pembelajarann konstruktivis peran dan fungsi guru atau pendidik antara lain
Page 14: mathematiceducationweb.files.wordpress.com€¦  · Web viewGuru dalam Pembelajaran Konstruktivis. Dalam pembelajarann konstruktivis peran dan fungsi guru atau pendidik antara lain

Daftar Pustaka

Dahar, R.W. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga.

Sinaga Bornok, Pardomuan N.J.M dkk.2014. Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X

Semester 1 Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Slavin, Robert E. 2008. Psikologi PendidikanTeori dan Praktik. Jakarta: PT

Indeks

Surianto. 2007. Teori Pembelajaran Konstruktivisme. (online)

http://surianto200477.wordpress.com/2009/09/17/teori -pembelajaran-

kontruktivisme/ diakses 20 November 2016