lutfi, pengaruh foreign direct investment (fdi) dan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi (analisa)

58
Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi ANALISA PENGARUH FOREIGN DIRECT INVESTMENT (FDI) DAN EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI Oleh : Lutfi 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bagi suatu negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi merupakan instrumen utama untuk mencapai cita-cita nasionalnya. Ada berbagai indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan ini diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Disetiap negara dan lembaga internasional seperti Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB), IMF dan UNDP, menggunakan PDB sebagai indikator untuk mengukur tingkat pembangunan ekonomi suatu negara. Secara teoritis, dapat dikatakan bahwa makin maju pembangunan ekonomi suatu negara makin besar PDB-nya (baik secara total maupun per kapita) sehingga kesejahteraan masyarakat semakin meningkat dengan asumsi pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk. Namun demikian indikator ini bukanlah alat ukur yang terbaik, karena kesejahteraan masyarakat juga ditentukan oleh persoalan distribusinya. Melalui indikator pertumbuhan ekonomi ini, Indonesia dicatat oleh Bank Dunia dalam sebuah kajiannya yang diterbitkan dalam buku berjudul The East Asian Miracle, Economic, Growth and Public Policy, September 1993, sebagai kelompok negara yang memiliki keajaiban pertumbuhan, bahkan oleh IMF pada saat itu diramalkan akan menjadi negara industri baru di Asia Tenggara. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat cukup menakjubkan sampai dengan tahun 1996. PDB riil yang dicapai selama tahun 1969-1996, melesat dari Rp 49,445 miliar di tahun 1969 menjadi Rp 298,030 miliar di tahun 1996, sehingga terjadi 1 Peneliti Bidang Ekonomi CIDES 1

Upload: cides

Post on 26-Jul-2015

12.389 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

TRANSCRIPT

Page 1: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

ANALISA PENGARUH FOREIGN DIRECT INVESTMENT (FDI) DAN

EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

Oleh : Lutfi1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bagi suatu negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi

merupakan instrumen utama untuk mencapai cita-cita nasionalnya.

Ada berbagai indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan

pembangunan ini diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi yang

diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Disetiap negara dan

lembaga internasional seperti Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia

(ADB), IMF dan UNDP, menggunakan PDB sebagai indikator untuk

mengukur tingkat pembangunan ekonomi suatu negara. Secara

teoritis, dapat dikatakan bahwa makin maju pembangunan ekonomi

suatu negara makin besar PDB-nya (baik secara total maupun per

kapita) sehingga kesejahteraan masyarakat semakin meningkat

dengan asumsi pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan dengan

pertumbuhan penduduk. Namun demikian indikator ini bukanlah alat

ukur yang terbaik, karena kesejahteraan masyarakat juga ditentukan

oleh persoalan distribusinya.

Melalui indikator pertumbuhan ekonomi ini, Indonesia dicatat oleh

Bank Dunia dalam sebuah kajiannya yang diterbitkan dalam buku

berjudul The East Asian Miracle, Economic, Growth and Public Policy,

September 1993, sebagai kelompok negara yang memiliki keajaiban

pertumbuhan, bahkan oleh IMF pada saat itu diramalkan akan

menjadi negara industri baru di Asia Tenggara. Hal ini dapat dilihat

dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat cukup

menakjubkan sampai dengan tahun 1996. PDB riil yang dicapai

selama tahun 1969-1996, melesat dari Rp 49,445 miliar di tahun

1969 menjadi Rp 298,030 miliar di tahun 1996, sehingga terjadi

1 Peneliti Bidang Ekonomi CIDES

1

Page 2: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

pertumbuhan rata-rata 6,87% per tahun (Alkadri,1999). Selain

pertumbuhan yang dinilai ajaib, perekonomian Indonesia juga

diwarnai oleh transformasi struktur ekonomi dilihat dari konstribusi

masing-masing sektor terhadap PDB dimana sektor industri

manufaktur berperan lebih besar dari sektor pertanian (Gambar 1.1).

Transformasi ini membawa implikasi ke berbagi bidang kegiatan

ekonomi lainnya seperti sumber daya manusia, upah tenaga kerja,

ekspor dan impor, investasi asing dan penyedian infrastruktur serta

tuntutan terhadap iklim ekonomi yang lebih baik.

PDB (%)

pertanian

jasa

industri manufaktur

Industri non manufaktur

Gambar 1.1: Kontribusi berbagai sektor ekonomi pada PDB Indonesia (%) Sumber: World Development Indicator, World Bank (berbagai tahun)

Peningkatan kontribusi sektor manufaktur ini konsisiten dengan

perubahan perjalanan kontribusi ekspor Indonesia, dimana kontribusi

ekspor sektor pertanian terhadap PDB menurun dari waktu ke waktu

dan peran sektor industri pengolahan meningkat (Gambar 1.2).

Namun perubahan-perubahan ini belum mampu memberikan peluang

yang cukup untuk meningkatkan peran tenaga kerja dalam sektor

perekonomian yang dominan ini (manufaktur) sebagai penyedia

kesempatan kerja. Di tahun 1996, dari 80.638.955 orang angkatan

kerja usia 15 tahun keatas yang bekerja, kontribusi sektor

manufaktur hanya menyerap sebesar 13% sedangkan sektor

pertanian 42,31% (Latif Kharie, 1999).

2

Page 3: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Ekspor (%)

pertanian

minyak & aneka tambang

manufaktur

Tahun

Gambar 1.2: Komposisi ekspor Indonesia (%)Sumber: World Development Indicator, World Bank (berbagai tahun)

Aktivitas ekspor-impor ini merupakan cermin dari perdagangan

internasional. Selama dua puluh lima tahun pertama pembangunan

Indonesia, perhatian dipusatkan kepada penciptaan swasembada di

bidang sandang dan pangan hingga telah melewati substitusi impor,

yang mengarah kepada praktek proteksi yang berlebihan terhadap

kegiatan ekonomi dalam negeri. Sekarang harus memasuki pasar

internasional untuk melanjutkan pertumbuhannya. Dalam konteks

inilah perdagangan internasional yang mengarah pada liberalisasi

perdagangan dengan lalu lintas produk, jasa dan investasi suatu

negara menjadi tidak dapat dibatasi ruang geraknya. Hal ini

membawa konsekuensi perlunya penataan sektor ekonomi untuk

orientasi ekspor dalam situasi tingkat persaingan yang semakin

ketat.

Salah satu model yang dikembangkan oleh Charles P. Kindleberger

(1983) mengenai pertumbuhan ekonomi dan perdagangan

internasional adalah bahwa perdagangan luar negeri merupakan

sektor yang memimpin. Artinya pertumbuhan ekonomi meningkat

karena perluasan perdagangan internasional. Robert Baldwin (1956)

menganalisis pertumbuhan ekonomi yang dipimpin oleh sektor primer

dan Bela Balassa (1971) menganalisis efek ekspor terhadap

3

Page 4: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang. Dari sini dapat

menggambarkan bahwa, disamping peran pemerintah melalui

anggaran (APBN) sebagai penggerak utama perekonomian, peran

ekspor tidak kecil artinya bagi kegiatan ekonomi nasional. Sejak

adanya deregulasi perdagangan pada tahun 1985, yang berupa

pemangkasan berbagai hambatan birokrasi/izin untuk pencapaian

efisiensi perdagangan dan orientasi ekspor, telah memberikan

dampak perubahan kinerja perekonomian Indonesia. Perubahan ini

ditandai dengan bergairahnya komoditi non migas untuk diekspor

yang ditandai dengan pergeseran struktur ekspor dari migas ke non

migas mulai dari tahun 1987 dan perubahan struktur ekonomi dari

dominasi peran sektor pertanian ke sektor industri manufaktur. Nilai

ekspor non migas meningkat dari US$ 8.580 juta tahun 1987

menjadi US$ 23.296 juta pada tahun 1992, atau hampir tiga kali lipat

dalam waktu lima tahun saja, dan menjadi US$ 34.954 juta di tahun

1995, atau hampir empat kali lipat dalam waktu delapan tahun

(Hg.Suseno TW, 1996-144). Namun peningkatan ini juga diiringi oleh

kenaikan impor yang melebihi ekspor, hal ini dapat dilihat pada kurun

waktu sebelum krisis ekonomi di Indonesia. Sejak tahun 1985-1996

ekspor Indonesia tumbuh lambat, rata-rata sebesar 10,14%

dibandingkan dengan impornya, rata-rata sebesar 12,45% per tahun

(Anang Muftiadi dkk, 1999). Dilihat dari klasifikasi barang ekonomi

yang diimpor, komponen terbesar adalah bahan baku dan penolong

yang digunakan sebagai bahan baku industri.

Transaksi perdagangan internasional ini terekam dalam neraca

pembayaran yang jika terjadi impor melebihi ekspor maka ada

sejumlah aliran dana ke luar negeri. Artinya sumber-sumber

pembiayaan dari luar negeri yang selama ini menutup kebutuhan

investasi semakin berkurang. Dengan demikian untuk mempercepat

pertumbuhan perekonomiannya maka dituntut untuk dapat menggali

sumber-sumber pembiayaan pembangunan yang biasanya diperoleh

dari tabungan domestik yang merupakan sumber internal dalam

negeri serta pinjaman luar negeri dan investasi asing yang

merupakan sumber eksternal dari luar negeri (Gambar 1.3). Selain

4

Page 5: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

itu meningkatkan kegiatan ekspor berupa barang dan jasa juga

berperanan penting dalam pertumbuhan investasi di Indonesia.

Transaksi barang perdagangan internasional (ekspor) ini biasanya

juga memerlukan modal internasional untuk menghasilkan

keuntungan yang akan diinvestasikan lagi untuk meningkatkan

kapasitas dan memperluas pasar yang akhirnya untuk lebih

meningkatkan keuntungan.

g

Hasil Ekspor

Pendapatan

Sumber Internal: Tabungan Masyarakat Tabungan Pemerintah

Sumber Eksternal: Pinjaman Luar Negeri

Penanaman Modal Asin

Produktivitas Stok Kapital

Stok Kapital

Gambar 1.3: Sumber pembiayaan investasi

Ketiga sumber pembiayaan ini memiliki karakteristik dan

keterbatasannya sendiri yang juga mencerminkan kondisi

perekonomian negara yang bersangkutan. Pertama, tabungan

domestik yang diperoleh dari sektor pemerintah dan masyarakat.

Tabungan pemerintah yang dimaksud adalah tabungan pemerintah

dalam APBN, yang merupakan selisih antara penerimaan dari pajak

dalam negeri dan pengeluaran rutin, sedang tabungan masyarakat

merupakan bagian pendapatan yang diterima masyarakat yang tidak

digunakan untuk konsumsi yang biasanya disimpan di bank.

Indonesia termasuk negara dengan tingkat tabungan yang rendah

yang disebabkan oleh tingkat pendapatan yang rendah dan

menyebabkan tingkat investasi domestik rendah sehingga kesulitan

dalam pembiayaan pembangunan atau disebut saving-investment

gap (Latief dkk,1999). Dengan tidak adanya tabungan dalam negeri

yang cukup untuk menjadi daya dukung pembiayaan pembangunan,

maka kesenjangan pembiayaan pembangunan ini dipenuhi dengan

5

Page 6: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

mencari sumber-sumber dari luar negeri dalam bentuk pinjaman

maupun investasi asing (penanaman modal asing).

Kedua, pinjaman luar negeri dan penanaman modal asing yang pada

taraf penggunaan investasi yang tepat dapat menjadi pendorong

pertumbuhan ekonomi. Pinjaman luar negeri merupakan aliran modal

dari pemerintah negara lain maupun badan-badan internasional yang

khusus dibentuk untuk memberikan pinjaman seperti Bank Dunia,

ADB, IMF dan lainnya. Aliran modal ini biasanya dalam bentuk

pemberian (grant) dan pinjaman luar negeri (loan). Sedangkan

penanaman modal asing dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu

penanaman modal langsung (foreign direct investment), penanaman

modal portofolio (portofolio investment) dan pinjaman ekspor (export

credit).

Ketiga, ekspor yang merupakan sumber pembiayaan investasi yang

berasal dari penerimaan hasil ekspor. Penerimaan hasil ekspor ini

menjadi penting karena untuk menghindari ketergantungan suatu

negara akan pihak asing dalam membiayai pembangunannya.

Pembiayaan dalam bentuk pinjaman dan investasi dari negara lain

pada suatu saat harus dibayarkan kembali dalam jumlah yang lebih

besar karena adanya faktor bungan dan laba investasi (Todaro,

2000). Pinjaman luar negeri dan penanaman modal asing dalam

jangka pendek memperbesar pertumbuhan ekonomi tetapi dalam

jangka panjang menghambat pertumbuhan ekonomi itu sendiri.

Dengan demikian perdagangan internasional dalam hal ini

pendapatan dari ekspor mempunyai peran yang penting dalam

pembiayaan investasi oleh suatu negara.

Pemerintah Indonesia, sejak awal rezim orde baru di tahun 1966

telah membuka pintu bagi masuknya modal asing dan mulai mencoba

pembiayaan pembangunan dari sumber-sumber luar negeri yang

berupa pinjaman maupun investasi asing. Dibukanya pintu bagi

modal asing melalui UU Penanaman Modal Asing (PMA) No. 1/1967

ini, menyebabkan arus modal asing meningkat pesat dan dapat

6

Page 7: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

menggerakkan pembangunan dalam negeri yang selama itu masih

sangat kurang. Keberhasilan pembangunan yang dicerminkan dari

tingginya PDB saat itu tidak dapat dipisahkan dari peran

meningkatnya investasi asing. Investasi ini termasuk faktor penentu

pertumbuhan ekonomi, karena dengan investasi ini akan mendorong

kenaikan output yang juga secara otomatis akan meningkatkan

permintaan input. Dengan demikian akan meningkatkan kesempatan

kerja sebagai salah satu input produksi yang pada akhirnya

berdampak pada kesejahteraan masyarakat sebagai konsekuensi

meningkatnya pendapatan.

Investasi sendiri secara umum berarti mengorbankan uang yang

dimiliki saat ini untuk mendapat manfaat yang lebih besar di masa

yang akan datang. Rosenn (1998) membagi investasi asing (foreign

investment) menjadi dua bentuk yaitu: foreign direct investment

(investasi riil) dan portfolio invesment (investasi finansial). Foreign

Direct Investment atau FDI adalah penanaman modal asing yang

direpresentasikan di dalam asset riil seperti: tanah, bangunan,

peralatan dan teknologi. Investasi finansial dapat berupa saham,

surat berharga, obligasi dan commercial papers lainnya.

Dengan FDI, banyak hal positif yang didapat bagi perekonomian

negara bersangkutan seperti: pendapatan atas pajak bagi

pemerintah, penyediaan lapangan kerja, alih teknologi dan ilmu

pengetahuan dan pendayagunaan lahan. Masuknya FDI ini biasanya

dimulai dengan pendirian subsidiary atau pembelian saham mayoritas

suatu perusahaan yang biasanya beroperasi di bidang manufaktur,

ekstraksi sumber daya alam dan industri jasa. Sedangkan investasi

finansial biasanya melalui pasar uang dan pasar modal yang

berkembang diseluruh dunia.

Saat ini FDI merupakan salah satu sumber pembiayaan yang paling

penting di Indonesia. Kebutuhan yang mendesak untuk menarik

penanaman modal asing baru, terutama penanaman modal asing

yang berorientasi ekspor, untuk membantu perekonomian yang

7

Page 8: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

tumbuh dengan lambat dan membina sektor non migas yang berdaya

saing di tingkat internasional.

Melihat besarnya harapan kemajuan pertumbuhan ekonomi

Indonesia, khususnya pada periode sebelum krisis moneter

pertengahan tahun 1997 lalu dan melihat peranan FDI dan

perdagangan internasional (ekspor) bagi pertumbuhan ekonomi

Indonesia maka perlu penelitian mengenai Analisa Pengaruh Foreign

Direct Investment dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Indonesia (1999.1–2006.4), dengan meninjau variabel-variabel

ekonomi makro yang diduga turut mempengaruhinya.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ratio

investasi dalam negeri terhadap PDB, ratio investasi luar negeri

terhadap PDB, pertumbuhan angkatan kerja, pertumbuhan ekspor

terhadap pertumbuhan PDB. Kemudian untuk mengukur

pertumbuhan PDB dan pertumbuhan upah terhadap ratio investasi

luar negeri terhadap PDB. Selain itu untuk mengetahui pengaruh

pertumbuhan PDB, rata-rata tertimbang real effective exchange rate

dari 11 mitra dagang Indonesia dan rata-rata tertimbang

pertumbuhan pendapatan per kapita dari 11 mitra dagang Indonesia

terhadap pertumbuhan ekspor.

Dengan menggunakan persamaan simultan dapat diketahui

hubungan dan keterkaitan variabel independen dengan variabel

independen lainnya pada persamaan simultan diatas.

1.3. Hipotesa Penelitian

Berdasarkan teori dan penelitian-penelitian sebelumnya yang

berkaitan dengan ini maka dapat disusun rumusan hipotesa yang

akan dibuktikan, yaitu:

1. Adanya pengaruh keberadaan faktor-faktor tersebut diatas

dengan masing-masing variabel terikatnya.

8

Page 9: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

2. Adanya saling keterkaitan antar variabel terikat masing-masing

persamaan.

1.4. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah dengan uji regresi simultan

berdasarkan data runtut waktu triwulanan (periode 3 bulanan)

Indonesia selama periode 1999.1–2006.4. Dengan menggunakan tiga

persamaan yang diuji secara simultan yaitu, persamaan pertama

rasio investasi dalam negeri terhadap PDB, rasio investasi luar negeri

terhadap PDB, pertumbuhan angkatan kerja, pertumbuhan ekspor

terhadap pertumbuhan PDB. Persamaan kedua pertumbuhan PDB

dan pertumbuhan upah terhadap rasio investasi luar negeri terhadap

PDB. Persamaan ketiga pertumbuhan PDB, rata-rata tertimbang real

effective exchange rate dari 11 mitra dagang Indonesia dan rata-rata

tertimbang pertumbuhan pendapatan per kapita dari 11 mitra dagang

Indonesia terhadap pertumbuhan ekspor.

Sebelum dilakukan uji regresi simultan, maka dilakukan uji

simultanitas dan uji eksogenitas untuk mengetahui apakah

persamaaan tersebut merupakan model simultan atau tidak. Setelah

melakukan uji regresi maka dilakukan analisa secara statistik

terhadap hasil estimasi.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

pemerintah dalam membuat kebijaksanaan yang berkaitan dengan

masalah investasi luar negeri dan ekspor Indonesia. Hal ini

dibutuhkan sebagai gambaran kondisi pertumbuhan ekonomi setelah

mengalami krisis moneter pada tahun 1997 yang lalu.

Selain itu diharapkan dapat memberikan alternatif pemikiran dalam

kajian pengaruh variabel-variabel ekonomi makro khususnya FDI dan

ekspor terhadap kualitas pertumbuhan ekonomi. Serta dapat

memberikan analisis awal bagi peneliti yang ingin mendalami lebih

lanjut tentang pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

9

Page 10: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

TELAAH PUSTAKA

2.1 Pertumbuhan Ekonomi

Pada dasarnya pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makro

ekonomi jangka panjang dimana disetiap periode masyarakat suatu

negara akan berusaha menambah kemampuannya untuk

memproduksi barang dan jasa. Sasarannya berupa kenaikan tingkat

produksi riil (pendapatan nasional) dan taraf hidup (pendapatan riil

perkapita) melalui penyediaan dan pengerahan proses faktor-faktor

produksi. Dengan meningkatnya faktor-faktor produksi seperti jumlah

tenaga kerja yang bertambah, investasi masa lalu dan investasi baru

yang menambah barang-barang modal dan kapasitas produksi masa

kini yang biasanya diikuti dengan perkembangan teknologi alat-alat

produksi yang semua ini akan mempercepat penambahan

kemampuan memproduksi. Tidak setiap negara selalu mampu

mencapai pertumbuhan ekonomi sesuai dengan perkembangan

kemampuan memproduksi yang dimiliki dalam hal faktor produksi

yang semakin meningkat. Banyak negara dalam keadaan

pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya masih lebih jauh dari potensi

pertumbuhan yang dapat dicapai. Dengan demikian diperlukan

perhatian yang lebih dalam untuk membuat kecenderungan

pertumbuhan ekonomi (output) tersebut terus meningkat.

Untuk menjelaskan bagaimana perekonomian berjalan dalam proses

pemanfaatan faktor produksi untuk menghasilkan output sepanjang

waktu, maka peran masing-masing input tersebut dibahas dalam

beberapa model pertumbuhan dibawah ini. Diawali dengan model

Harrod-Domar yang dilanjutkan dengan model pertumbuhan Solow

ini yang menjelaskan bagaimana pertumbuhan persedian modal,

pertumbuhan angkatan kerja dan kemajuan teknologi berinteraksi

dan mempengaruhi tingkat output perekonomian serta

pertumbuhannya sepanjang waktu (Mankiw, 2003). Untuk itu akan di

jabarkan beberapa modifikasi asumsi yang mendasari model ini,

dengan melakukan perubahan-perubahan faktor inputnya.

10

Page 11: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

2.1.1 Teori Harrod-Domar

Teori ekonomi ini menganalisa hubungan antara tingkat pertumbuhan

dan tingkat investasi. Dasar pemikirannya adalah bahwa pada tingkat

pendapatan nasional tertentu yang cukup untuk menyerap seluruh

tenaga kerja dengan tingkat upah di satu periode maka pada periode

berikutnya tidak akan mencukupi lagi untuk menyerap seluruh

tenaga kerja yang ada. Hal ini terjadi karena adanya tambahan

kapasitas produksi pada periode awal dan tersedia pada periode

berikutnya. Dengan demikian diperlukan tambahan dana yang untuk

mencapai tingkat penyerapan tenaga kerja yang penuh pada periode

berikutnya ini dengan menghitung hubungan antara dana modal

(capital stock =K) dan hasil produksinya (output = Y) atau dengan

capital output ratio (COR).

Dari teori ini disimpulkan bahwa adanya hubungan ekonomi langsung

antara besarnya stok modal (K) dengan output (Y), yang

diformulasikan dalam rasio modal-outpt (capital/output ratio, COR). K

di sini adalah nilai dari seluruh barang modal yang ada berupa tanah,

bangunan, peralatan dan bahan. Sedangkan Y dapat diukur dengan

Pendapatan Nasional Kotor atau dengan Produk nasional kotor.

Semakin tinggi peningkatan stok modal, semakin tinggi pula output

yang dihasilkan. Dalam konsep ini dikatakan bahwa sebagai akibat

investasi yang telah dilakukan, pada masa berikutnya kapasitas

barang-barang modal dalam perekonomian akan bertambah dan agar

seluruh barang modal yang tersedia digunakan sepenuhnya,

permintaan agregat haruslah bertambah sebanyak kenaikan

kapasitas barang-barang modal yang terwujud sebagai akibat dari

investasi di masa lalu. Dari sini terlihat bahwa perlunya penanaman

modal dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi atau untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan investasi baru yang

merupakan tambahan neto terhadap cadangan/stok modal (capital

stock).

Dalam model ini, pertumbuhan pembangunan didasarkan atas dua

proposisi sebagai berikut:

11

Page 12: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

1. Ada hubungan ekonomi yang langsung antar besarnya stok modal

(K) dengan jumlah produksi nasional (Y) yang dinyatakan dalam

persamaan: 1

∆Y = −−−− ∆K ……..…………………………………………………….…(2.1) V

dimana,

∆K v = −−−− yang disebut ICOR (Incremental Capital Output Ratio).

∆Y

Persamaan ini menunjukan bahwa pertambahan stok modal (∆K)

akan menimbulkan pertambahan output (∆Y) dengan efektifitas

faktor modal direfleksikan oleh parameter v. Artinya jika

menginginkan peningkatan output sebesar 2 unit dengan

parameter v = 3 maka investasi yang diperlukan sebesar 6.

2. Akumulasi modal tergantung kepada pendapatan atau output

yang diformulasikan dalam persamaan sebagai berikut :

S = s Y …...........………………………………………………………….(2.2)

dimana s = propensity tabungan.

Faktor modal diakumulasikan melalui tabungan domestik yang

merupakan porsi tertentu (s) dari output (Y), artinya investasi

semata-mata dibiayai oleh tabungan domestik sehingga ;

S = I = ∆K

V ∆Y = sY ….……………………………….…………………………..…..(2.3)

Tingkat pertumbuhan pendapatan atau output nasional menjadi,

∆Y s −−−− = −−− ……………………………………………………………………….(2.4) Y v

Persamaan ini menunjukan bahwa makin tinggi tingkat tabungan

maka makin tinggi tingkat pertumbuhan output nasional yang

diakibatkan oleh investasi produktif.

Asumsi-asumsi yang mendasari model tersebut adalah:

a. Average savings sama dengan marginal propensity to save (s);

b. COR disamakan dengan ICOR

12

Page 13: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

c. Pertumbuhan angakatan kerja adalah eksogen dan tetap;

d. Perbandingan antara tenaga kerja dengan hasil produksi (labour

output ratio) adalah tetap;

e. Koefisien s dan k adalah konstan.

2.1.2 Teori Pertumbuhan: Model Neo-Klasik

Berbeda dengan model Harrod-Domar, model-model neoklasik

memungkinkan terjadinya substitusi antar faktor modal dengan

tenaga kerja. Teori pertumbuhan neoklasik dimulai dengan model

Solow-Swan yang dikembangkan oleh Solow (Solow, 1956) dan T.W.

Swan (Swan,1956) dengan menggunakan fungsi produksi dari Cobb

Douglas, secara matematis dinyatakan sebagai berikut:

Y = At F(Kt, Lt) ...............…………………………………….………(2.5)

dimana:

Y = output

L = tenaga kerja

K = stok kapital

A = faktor produktivitas

t = waktu

Persamaan 2.5 ini menyatakan bahwa output adalah fungsi dari

sejumlah faktor input berupa modal, tenaga kerja dan faktor

produktivitas teknologi yang ada. Dari persamaan ini dapat dikatakan

bahwa kenaikan output barang dan jasa, yang dicerminkan dengan

Produk Domestik Bruto (PDB) dapat terjadi melalui kenaikan

penawaran tenaga kerja, kenaikan modal fisik dan peningkatan

produktivitas sepanjang waktu. Pada kenyataannya pertumbuhan ini

akan meningkat bila masyarakat mendapatkan lebih banyak sumber

daya atau masyarakat menemukan cara penggunaan sumber daya

yang tersedia untuk menciptakan output secara lebih efisien.

Dengan menganggap teknologi adalah konstanta yang mengandung

pengertian dengan tidak adanya kemajuan teknologi (technological

progress) yang berimplikasi pada pencapaian tingkat output dan

modal jangka panjang untuk mencapai kondisi keseimbangan yang

13

Page 14: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

stabil (steady-state equilibrium). Serta asumsi fungsi produksi yang

digunakan dalam model Solow ini adalah bersifat skala hasil konstan

(constant return to scale). Hal ini mengandung pengertian jika terjadi

peningkatan modal dan tenaga kerja dalam proporsi yang sama,

maka output meningkat dalam proporsi yang sama. Dengan asumsi

ini dan membagi dengan 1/AL maka persamaan 2.5 diatas dapat

disederhanakan menjadi:

⎞ ( ,F⎜⎛ K 1, ⎟ =

1 AL K F ) ...................................... (2.6) ⎝ AL ⎠ AL

dimana K/AL adalah modal per unit tenaga kerja dan F(K,AL)/AL

identik dengan Y/AL yang merupakan output per unit tenaga kerja.

Dengan menggunakan k = K/AL, y = Y/AL dan f = F(k,1) maka fungsi

produksi dapat dinyatakan dalam bentuk:

(y = k f ) .............................. (2.7)

Dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas maka di

dapatkan:

( , AL K F ) = K α (AL)1 −α 0 < α < 1 ...................... (2.7)

Fungsi ini adalah constant return to scale yaitu apabila kedua input

dikalikan denagn bilangan c, didapat: α 1 −α( , ( ,cAL cK F ) = (cK ) (cAL) = AL K cF ) .................... (2.8)

Kemudian dengan membagi kedua input persamaan diatas terhadap

1/AL, diperoleh:

( ) = ⎛⎜

K 1, ⎟⎞

α

= k α ............................................ (2.9) K F⎝ AL ⎠

Bila persamaan 2.9 diturunkan, akan diperoleh f’ = αkα−1,yang

mempunyai nilai positif dan turunan keduanya yaitu f’’ = (α−1)αkα−2 =

- (1-α)αkα−2, mempunyai nilai negatif. Sehingga fungsi k berbentuk

seperti gambar 2.1:

y

Y=f(k) y*

output per pekerja 14

Page 15: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Gambar 2.1. Fungsi produksi (output) tanpa kemajuan teknologi (Sumber: Dornbusch, R., Fischer,S & Startz, R. 2004:54)

Gambar 2.1 menunjukkan fungsi produksi, kombinasi antara GDP per

kapita dan rasio modal-tenaga kerja. Fungsi produksi yang

merupakan gambaran untuk memahami pertumbuhan

memperlihatkan hasil pengembalian modal yang semakin berkurang.

Jika modal perkapita naik sehingga para pekerja menggunakan

jumlah mesin yang semakin banyak, maka output perkapita naik,

tetapi dengan laju yang semakin menurun (diminishing marginal

product of capital). Konsep ini selanjutnya digunakann untuk

menjelaskan pencapaian kondisi stabil pada pertumbuhan.

Keadaan Stabil (Steady State)

Gagasan perekonomian dalam kondisi stabil adalah jika modal

perkapita tidak berubah pada tingkat teknologi tertentu, maka output

perkapita juga tidak berubah2 yang dituliskan sebagai y* dan k* yang

menunjukkan nilai, dimana stok barang modal akan menjadi persis

sama untuk melengkapi orang-orang yang baru masuk bekerja dan

penempatan mesin baru dan besarnya sama dengan tabungan yang

tersedia dalam perekonomian. Jika tabungan lebih besar dari modal

yang tersedia, sehingga modal pertenaga kerja sepanjang waktu

meningkat dan outpunya juga akan meningkat. Jika tabungan lebih

kecil dari persyaratan investasi, maka modal per tenaga kerja dan

Agar modal perkapita tidak berubah meskipun jumlah penduduk bertambah, maka modal harus tumbuh sama dengan pertumbuhan penduduk. Simbol untuk pertumbuhan populasi didefenisikan sebagai l = ∆L/L dan dalam kondisi stabil, ∆Y/Y =∆L/L=∆K/k =n.

15

2

Page 16: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

output akan turun. Dalam kondisi stabil nilai output y* dan modal k*,

maka tingkat tabungan dan modal yang dipersyaratkan harus sama.

2.1.3 Pertumbuhan Dengan Perubahan Teknologi

Persamaan produksi dengan teknologi yang selalu diperbaiki

sepanjang waktu sering disebut technological progress, didefinisikan

sebagai perubahan dalam parameter A (∆A/A>0) untuk semua

perubahan produksi yang tidak disebabkan oleh perubahan faktor­

faktor input (modal dan tenaga kerja) yang digunakan dalam

persamaan. Perubahan dalam A atau ∆A sering disebutkan sebagai

perubahan dalam total factor productivity atau TFP. Dalam

persamaan fungsi produksi, baik input dan output secara langsung

dapat diobservasi, sedangkan A tidak. ∆A/A diukur dalam konteks

persamaan yang diadaptasi dari fungsi produksi Cobb Douglass.

Fungsi tersebut menggunakan dua asumsi yaitu perekonomian yang

bersaing dan constan retun to scale. Secara lengkap persamaan 2.5

diatas selanjutnya diringkas dalam bentuk persamaan pertumbuhan

sbb:

∆Y ⎡ ⎛ ∆K ⎞ ∆A = ⎢(1−θ )×

∆L ⎥⎤ + ⎜θ × ⎟ + ................... 2.10)

Y ⎣ L ⎦ ⎝ K ⎠ A

dimana:

∆Y= pertumbuhan output

Y

(1 −θ ) = share tenaga kerja

∆L= pertumbuhan tenaga kerja

L

θ = share kapital

∆K= pertumbuhan kapital

K

∆A= kemajuan teknologi

A

sehingga persamaan 2.10, menjadi:

∆A ∆Y ⎡ ⎛ ∆K ⎞= − ⎢(1−θ )×∆L

⎥⎤ + ⎜θ ×

K ⎠⎟ ........................ 2.11)

A Y ⎣ L ⎦ ⎝

16

Page 17: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Perubahan TFP sering disebut sebagai Solow residual. Penurunan

secara matematis dapat dilihat dibawah ini:

Dimulai dengan fungsi produksi Y = AF(K,L) dan seberapa besar

output dapat berubah jika tenaga kerja berubah sebesar ∆L, kapital

berubah sebesar ∆K dan teknologi berubah sebesar ∆A, maka

perubahan output akan menjadi:

∆Y = MPL ∆× L + MPK × ∆K + L K F )× ∆A .................. 2.12) ( ,

dimana MPL dan MPK adalah marjinal produk dari tenagA kerja dan

kapital. Dengan membagi kedua sisi dengan Y=AF(K,L), maka

persamaan 2.12 menjadi:

∆Y MPL MPK ( ,= ∆× L + ∆× K + L K F )×∆A

................... 2.13) Y Y Y A

Selanjutnya dengan mengalikan dan membagi persamaan 2.13

dengan L dan K akan didapatkan hasil sbb:

∆Y MPL × L ∆L MPK × K ∆K ∆A = × + × × ..................... 2.14)

Y Y L Y K A

Terhadap penyelesaian persamaan tersebut, maka dibutuhkan dua

asumsi yang yaitu bahwa fungsi produksi menganut konsep constant

return to scale (CRTS) serta perekonomian berada dalam kondisi

yang bersaing. Konsep CRTS mempunyai arti bahw jika output akan

naik secara proporsional terhadap kenaikan keseluruhan inputnya.

Secara matematis, jika kedua input dikalikan dengan konstanta c,

maka output akan digandakan sebesar AF(cK,cL) = cAF(K,L) = cY.

Sementara perekonomian yang bersaing berarti faktor-faktor input

dibayar pada marjinal produknya, sehingga MPL =w, dimana w

adalah upah riil. Pembayaran total untuk tenaga kerja adalah tingkat

upah kali sejumlah tenaga kerja, w x L; total pembayaran untuk

tenaga kerja sebagai bagian keseluruhan pembayaran atau yang

17

Page 18: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

disebut andil tenaga kerja (labour share) adalah MPL x L/Y.

Begitupun argumen untuk kapital analog dengan tenaga kerja.

Sekarang dengan mensubstitusikan share tenaga kerja untuk MPL x

L/Y dan share kapital untuk MPK x K/Y pada persamaan diatas, maka

didapatkan persamaan 2.10.

Selanjutnya untuk technological progress maka teknologi dalam

parameter A dapat dimasukkan dalam fungsi produksi dibeberapa

posisi. Namun untuk analisis matematis, diasumsikan bahwa

teknologi adalah penambahan tenaga kerja (labour augmenting),

sehingga fungsi produksi dapat dituliskan menjadi Y = F(K,AN) yang

berarti teknologi baru meningkatkan produktivitas tenaga kerja,

formulasi pada persamaan 2.10 dimodifikasi menjadi:

∆y = θ ×

∆k + (1−θ )×

∆A ......................... 2.15)

y k A

Dalam pertumbuhan keseimbangan, y dan k keduanya tumbuh pada

tingkat kemajuan teknologinya, g (y dan k keduanya tumbuh pada

tingkat technical progress ditambah tingkat pertumbuhan penduduk,

g+l). Upah riil juga tumbuh pada tingkat g. Estimasi terhadap tingkat

technical progress dapat diformulasikan sbb;

⎞⎛ ∆y −θ × ∆kk ⎟⎜ yg ≈ ⎜ (1 −θ ) ⎟

⎟ ................................ 2.16)

⎜⎝ ⎠

Tempat kedua untuk memasukkan teknologi dalam fungsi produksi

adalah Y=AF(K,L). Penulisan A disebut sebagai TFP karena

penambahan pada keseluruhan faktor, tidak hanya tenaga kerja

⎞⎛∆y −θ × ∆kk ⎠⎟⎜ y

, dimana g disebut sebesar-besarnya g ≈ ⎝(1 −θ )

sebagai Solow residual. Besaran g mengindikasikan bahwa TFP

mengukur keseluruhan perubahan produksi yang tidak dapat dihitung

oleh perubahan faktor-faktor inputnya.

18

Page 19: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi y

y1

output per

y1=f(k,A1)

y0=f(k,A0)

y2 2)

y0

y2

sy1

sy0

sy2

pekerja

=f(k,A

(n+d)k

k0* k1* k2* k

modal per pekerja

Gambar 2.2. Fungsi produksi (output) dengan kemajuan teknologi (Sumber: Dornbusch, R., Fischer,S & Startz, R. 2004:59)

Gambar 2.2, menjelaskan bahwa kenaikan secara eksogen dalam

teknologi menyebabkan fungsi produksi dan kurva tabungan

mengalami kenaikan. Hasilnya adalah titik pada kondisi stabil yang

baru pada output perkapita dan rasio modal-tenaga kerja yang lebih

tinggi, sehingga kenaikan teknologi sepanjang waktu menghasilkan

pertumbuhan output sepanjang waktu.

2.1.4 Teori Heckser-Ohlin-Samuelson: Perdagangan

Konsep perdagangan internasional dibangun berdasarkan pemikiran

keunggulan komparatif dan daya saing yang berbeda antara negara.

Jika negara-negara berproduksi dan berdagang dengan mengacu

pada keunggulan komparatif dan persaingan, maka diyakini akan

meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya yang langka.

Dikatakan bahwa setiap negara mempunyai keunggulan komparatif

absolut dan relatif dalam menghasilkan suatu komoditas

dibandingkan negara lain. Berdasarkan keunggulan komparatif

tersebut, maka suatu negara akan mengekspor komoditas yang

mempunyai keunggulan komparatif yang lebih tinggi dan mengimpor

komoditas yang mempunyai keunggulan komparatif yang lebih

rendah. Perdagangan antar negara akan membawa dunia pada

penggunaan sumber daya langka secara lebih efisien dan setiap

19

Page 20: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

negara dapat melakukan perdagangan bebas yang menguntungkan

dengan melakukan spesialisasi produksi sesuai dengan keunggulan

komparatif yang dimilikinya.

Pemikir teori perdagangan klasik tidak menelusuri lebih mendalam,

mengapa bisa terjadi perbedaan keunggulan mutlak atau keunggulan

komparatif antara negara yang satu dengan negara yang lain,

mereka mulai dari suatu keadaan yang sudah tertentu. Baru lama

kemudian, yakni sekitar tahun 1930-an, Heckscher dan Ohlin mellihat

sebabnya pada perbedaan “factor endowment”di setiap negara.

Asumsi-asumsi yang dipakai adalah:

a. Ada dua negara misalnya negara sedang berkembang dan negara

maju), dua barang (beras dan tekstil) dan dua faktor produksi

(tenaga kerja dan modal);

b. Produksi barang hanya tergantung kepada kedua faktor ini;

c. Teknologi yang terdapat di kedua negara adalah sama;

d. Kedua faktor dapat disubstitusikan satu sama lainnya dan

kualitasnya sama;

e. Produksi beras menggunakan teknologi yang relatif padat karya

dan produksi tekstil teknologi yang relatif padat modal

Di negara sedang berkembang (NSB) tersedia faktor tenaga kerja

yang relatif melimpah, sehingga tingkat upah menjadi relatif rendah.

Kebalikannya faktor modal tersedianya relatif sedikit/ Sehingga

harganya menjadi relatif mahal. Karena itu NSB memperoleh

keunggulan komparatif. Apabila mengkhususkan diri memproduksi

jenis-jenis barang yang teknologinya relatif padat karya dan dengan

demikian menyerap lebih banyak faktor produksi yang relatif murah

(tenaga kerja) dan relatif sedikit faktor yang relatif mahal (modal).

Kebalikannya adalah untuk negara maju (NM), di sana faktor modal

tersedia relatif melimpah, sedangkan faktor tenaga kerja relatif

jarang. Sebab itu sebaiknya NM memilih produksi jenis-jenis barang

yang teknologinya relatif padat modal. Dengan demikian NM bisa

meraih keunggulan komparatif. Maka terjadi pembagian kerja secara

internasional, di satu pihak NSB mengkhususkan diri pada jenis-jenis

20

Page 21: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

barang yang teknologinya relatif padat karya, sedangkan NM pada

jenis-jenis barang yang teknologinya relatif padat modal.

Yang ditekankan di sini adalah perbandingan faktor-faktor secara

relatif. Misalnya di Indonesia tersedia 30 juta tenaga kerja dan modal

US$ 1 trilyun, sedangkan di Amerika Serikat tersedia tenaga kerja

sebanyak 50 juta dan modal sebesar US$ 1.000 trilyun. Maka

Indonesia adalah negara yang relatif jumlah tenaga kerjanya

melimpah sedangkan AS faktor modalnya yang melimpah.

Prinsip-prinsip spesialisasi dan keunggulan komparatif itu pula yang

dipergunakan oleh para ekonomi untuk merumuskan aneka rupa teori

mengenai manfaat perdagangan antar bangsa. Dalam rangka

menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai faktor apa saja yang

menentukan jenis-jenis barang yang hendak diperdagangkan, dan

mengapa setiap negara memproduksi barang-barang tertentu yang

berlainan satu sama lain, para ekonom sejak jaman Adam Smith

memusatkan perhatiannya kepada adanya perbedaan biaya produksi

dan harga produk yang berbeda-beda di masing-masing negara.

Suatu negara, seperti halnya individu, cenderung mengkhususkan diri

atau mengadakan spesialisasi dalam produksi barang-barang tertentu

dalam jenis yang terbatas, yakni jenis-jenis di mana ia unggul demi

meraih keuntungan yang makasimal.

Perdagangan Sebagai Motor Pertumbuhan

Gagasan mengenai peran perdagangan, lebih khusus lagi ekspor,

sebagai motor penggerak pertumbuhan pertama kali diajukan oleh

W. Arthur Lewis. Lewis melihat bahwa selama kurun waktu seratus

tahun yang lalu laju pertumbuhan ekonomi di NSB telah tergantung

dari laju pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju. Apabila

pertumbuhan di NM adalah relatif tinggi, maka pertumbuhan di NSB

juga relatif tinggi, dan sebaliknya terjadi apabila pertumbuhan

ekonomi menurun. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah

keterkaitan tersebut harus demikian? Lalu apa yang akan terjadi,

apabila laju pertumbuhan di NM menurun, apakah ini akan

21

Page 22: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

mempengaruhi pertumbuhan di NSB? Menurut Lewis pertumbuhan di

NSB yang dipengaruhi oleh pertumbuhan di NM adalah melalui

perantaraan perdagangan. Laju pertumbuhan yang relatif tinggi di

NM akan merangsang peningkatan impor, dan ini pada gilirannya

akan menaikkan ekspor dari NSB. Antara tahun 1873 hingga 1973

dan juga dua dasawarsa sebelum tahun 1973, laju pertumbuhan

perdaganan dunia dalam komoditas primer adalah 0,87 kali lipat dari

laju pertumbuhan produksi hasil industri di NM. Di sini angka

perbandingannya adalah kurang dari satu, yang berarti motor

pertumbuhan di NM berputarnya sedikit lebih cepat dari motor

pertumbuhan di NSB.

Bagaimana halnya dengan ekspor dari barang-barang hasil industri,

yang perannya semakin meningkat dalam perdagangan dunia?

Apabila laju pertumbuhan di NM menurun, apakah ekspor barang­

barang hasil industri ini dapat menggantikan peran ekspor komoditas

primer? Menurut Lewis, hal ini tidak akan terjadi, karena dalam

keadaan ekonomi yang sedang menurun, NM tidak akan

meningkatkan impor barang-barang jadinya, yang berarti akan

menambah jumlah penduduk yang menganggur, tetapi malah akan

mengurangi impornya. Namun demikian NSB tetap dapat

mempertahankan tingkat pertumbuhannya yang relatif tinggi, yakni

dengan meningkatkan volume perdagangan di antara sesama NSB,

yang pangsa nilanya hingga saat ini masih relatif rendah. Sebabnya

NSB masih banyak mengimpor barang jadi dan barang modal dari

NM, dan kedudukan ini dapat diambil oleh NSB yang sudah lebih

maju.

James Riedel dalam penelaahannya tidak membantah hipotesa Lewis,

tetapi menemukan hal-hal berikut. Struktur ekspor NSB, khususnya

di luar Afrika telah mengalami perubahan-perubahan yang besar, dari

andalan pada satu komoditas primer pada masa penjajahan sebelum

perang kepada peningkatan peranan ekspor barang-barang hasil

industri. Diperkirakan elastisitas permintaan terhadap barang-barang

industri dari NSB adalah cukup tinggi. Riedel juga menemukan bahwa

22

Page 23: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

kaitan antara pertumbuhan ekspor NSB dengan tingkat

kemakmuaran di NM secara statistis adalah lemah. Perhitungan

statistis memang bisa menyesatkan dan memberikan hasil yang

berbeda-beda tergantung dari metode dan cara pendekatan yang

digunakan. Ia dan juga Kravis cenderung mengatakan bahwa

perdagangan paling tidak hanya merupakan pembantu (handmaiden)

dan bukan sebgai motor penggerak dari pertumbuhan.

Dari segi lain kegiatan ekspornya sendiri dianggap sebagai motor

penggerak pertumbuhan ekonomi dalam negeri, karena ekspor yang

lebih besar berarti ada peningkatan investasi, membuka lapangan

kerja baru, meningkatkan pendapatan dan menghasilkan devisa.

Kebalikannya impor dipandang sebagai kebocoran terhadap

perekonomian karena dampak positif tadi jatuhnya ke pihak luar

negeri. Namun pandangan ini tidak seluruhnya benar, karena impor

juga menumbuhkan kegiatan investasi dalam negeri, apabila yang

diimpor adalah barang modal, bahan mentah, barang setengah jadi

untuk keperluan industri. Di samping itu impor barang konsumsi juga

menumbuhkan kegiatan perdagangan, pengangkutan dan sebagainya

yang pada akhirnya memberikan sumber pendapatan bagi banyak

penduduk.

2.2 Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Teori ekonomi menyarankan bahwa investasi internasional akan

memilih tempat alokasi penyimpanan yang paling efisien, paling

ringan hambatan untuk keluar masuk uangnya, dan paling sedikit

resikonya dengan cara diversifikasi aset. Investasi internasional juga

berhubungan dengan transfer teknologi. Eaton and Kortum (1996),

Conolly (1997), Coe and Helpman (1995), Coe, Helpman, and

Hoffmaister (1997), dan Bernstein (1996) menunjukkan bahwa

prinsipal utama dari teknologi aru adalah negara yang

perekonomiannya besar seperti Amerika Serikat. Dalam hal ini teori

dan realita empirik menunjukkan bahwa investasi internasional

sangat baik untuk pertumbuhan ekonomi.

23

Page 24: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Diantara berbagai kriteria tentang investasi internasional, Foreign

Direct Investment (FDI) adalah salah satu cara yang sering dikaitkan

dengan transfer teknologi. Caves (1996) dan Balasubramanyam,

Salisu, and Sapsford (1996) menemukan FDI adalah salah satu

bentuk investasi internasional yang paling mendorong difusi

teknologi. Moran (1998) merefleksikan segmen yang luas dari

literatur yang menggambarkan pengaruh FDI yaitu FDI menciptakan

sebuah jaringan pemilik suplier yang mendorong interaksi yang kuat

antara perusahaan induk dan cabangnya dan antara cabang

perusahaan dengan negara tuan rumahnya. Secara simultan, mereka

menciptakan multiplier baik secara langsung atau tidak langsung dan

eksternalitas untuk suplier domestik3.

Romer (1993) menekankan peran FDI dalam transfer teknologi dan

hubungannya terhadap pertumbuhan ekonomi:”..for the poorest

developing nations, letting multinational firms profit from the

international transmission of ideas is the quickest and most reliable

way to reduce the idea gaps that keep them poor.”4 Yang lebih

mendasar lagi, Peranan potensial FDI terhadap proses pertumbuhan

ekonomi sebagai diffuser teknologi didukung oleh Model

Pertumbuhan Solow (1956) dan pembuktian empiris dari Easterly and

Levine (2001) dan Caselli (2004) yang menunjukkan bahwa

pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang ditentukan oleh

kemajuan teknologi dan bukan semata-mata faktor akumulasi saja.

Tidak semua penelitian empiris mendukung hipotesis bahwa FDI

memainkan peranan yang positif dalam proses transfer teknologi dan

mendorong pertumbuhan ekonomi. Haddad and Harison (1993)

meneliti Maroko, Aitken and Harison (1999) meneliti Venezuela,

Djankov and Hoekman (2000) menganalisa data untuk Republik

Ceko, dan Konings (2001) menguji Polandia dan Bulgaria, dan semua

penelitian tersebut gagal untuk membuktikan hubungan multiplier

3 Theodore H. Moran (1998), Foreign Direct Investment and Development, Washington D. C., Institute for International Economics, p. 158. 4 Paul Romer (1993), “Idea Gaps and Object Gaps in Economic Development,” Journal of Monetary Economics, Vol. 32, p. 548.

24

Page 25: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

teknologi yang disebabkan oleh FDI. Rodrik (1999) menyatakan

bahwa literatur kebijakan sekarang ini dipenuhi dengan klaim yang

berlebihan tentang positive spillovers dari FDI.

Banyak penelitian lainnya menunjukkan bahwa perkembangan

teknologi cenderung terkonsentrasi di daerah tertentu dan

perpindahan antar negara berjalan secara lambat. Glaeser et al.

(1991) mengingatkan bahwa ”... terobosan intelektual lebih mudah

menerobos gang dan jalanan daripada samudra dan benua”.5

Abramovitz (1986) menunjukkan bahwa perpindahan teknologi

sebagai pengaruh dari FDI to negara berkembang juga tergantung

dari kemampuan ”kapabilitas sosial” untuk menyerap teknologi

canggih.6 Kesimpulan Abramovitz didukung oleh Evenson and Singh

(1997), Borenztein, De Gregorio, and Lee (1998), Aitken and Harison

(1999), Branstetter (2000), and Mayer (2001). Keller (1996)

membuat model ekonometrika yang menarik antara hubungan

pertumbuhan teknologi dengan pertumbuhan human capital.

Ternyata pertumbuhan human capital tidak selalu sejalan dengan

pertumbuhan teknologi.

Human capital ternyata bukan satu-satunya faktor yang determinan

dalam proses penyerapan teknologi. Balasubramanyam, Salisu, and

Sapsford (1996) membuktikan bahwa ukuran pengaruh teknologi

tergantung dengan jumlah perusahaan domestik yang diproteksi oleh

Pemerintah. Pattilo, Poirson, and Ricci (2002) mengatakan bahwa

Stabilitas Makroekonomi dapat menarik FDI. Smarzynska (2000)

mempresentasikan sebuah bukti sebuah perusahaan yang kuat

secara teknologi merupakan anak perusahaan atau joint ventures;

Dia berkesimpulan bahwa peraturan yang mendukung adanya

kepemilikan saham bagi asing berpengaruh bagi transfer teknologi.

Basu and Weil (1998) and Acemoglu and Zilibotti (2001) menemukan

appropiateness pengembangan teknologi untuk negara berkembang.

5 Edward Glaeser, H. D. Kallal, Jose Scheinkman, and Andre Schleifer (1991). 6 Moses Abramovitz (1986), “Catching Up, Forging Ahead, and Falling Behind, “Journal of Economic History, Vol. 46(2), (pp. 385-406). P. 405.

25

Page 26: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Isu yang lain adalah bahwa FDI bukan merupakan satu-satunya cara

untuk mengalirkan ilmu pengetahuan antar negara. Transfer

teknologi bisa terjadi dengan bermacam cara. Keller (2001, 2002)

menemukan secara statistik pola perdagangan dapat menjelaskan

lebih dari setengah cara diffusion teknologi diantara negara maju

ketika FDI hanya dapat menjelaskan sekitar 15% variasinya. Di sisi

lain, Hajeazi and Safarian (1999) menggunakan metodologi dan data

yang berbeda untuk mencapai kesimpulan bahwa transfer teknologi

secara lebih besar terjadi diantara negara-negara OECD daripada

perdagangan.

Berdasarkan itu semua dapat dikatakan bahwa hubungan antara FDI

dengan pertumbuhan ekonomi sangat kompleks. Ketidakpastian

hubungan ini, investasi internasional secara umum, dan FDI secara

khusus, mengakibatkan timbulnya permasalahan ekonometrika.

Masalah lain ialah, analisis statistikal dihambat dengan adanya

kekurangan data dalam jangka panjang. Ketika perusahaan

multinasional meluaskan basis produksinya diseluruh dunia, nilai

yang besar dari FDI merupakan fenomena yang menarik selama 2

dekade terakhir ini. Juga kesulitan pada penelitian ekonometrika ialah

kesulitan dalam memisahkan investasi internasional dengan banyak

faktor lainnya dalam menentukan pertumbuhan ekonomi. FDI bisa

dapat dilihat sebagai sebab dan akibat dari perkembangan teknologi

disuatu negara. Jadi, pendugaan regresi pengaruh FDI terhadap

pertumbuhan ekonomi dengan mengabaikan variabel lainnya dapat

menghasilkan bias. Penelitian terbaru telah menambahkan variabel

penjelas dan variabel instrumen untuk mengatasi kesulitan ini.

Diskusi tentang peranan FDI dalam transfer teknologi biasanya fokus

pada negara berkembang. Bagaimanapun, aliran FDI terbesar terjadi

diantara negara maju. Yaitu, negara yang siap atau hampir siap

dengan perkembangan teknologi terbaru yang menerima FDI dari

negara lain. Tetapi ada juga beberapa contoh bahwa negara maju

dengan teknologi yang siap ternyata tidak dapat mengambil

26

Page 27: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

keuntungan yang sama dengan negara berkembang. Coe and

Helpman (1995) menguji bagaimana aktivitas R&D berpengaruh

terhadap Total Factor Productivity (TFP) di dalam dan luar negeri di

22 negara maju; Hasilnya menunjukkan bahwa banyak TFP negara

maju mengambil keuntungan lebih besar dengan aktivitas R&D

didalam negeri daripada aktivitas R&D diluar negeri. Bernstein (1996)

menguji R&D dan TFP dengan data yang luas dari sektor industri di

Amerika dan Kanada; Dia menemukan di Kanada pengaruh R&D

domestik lebih kecil daripada R&D diluar negeri terhadap

pertumbuhan, sedangkan di Amerika terjadi sebaliknya. Berdasarkan

Bernstein and Mohnen (1998) aktivitas R&D Amerika menjelaskan

60% dari pertumbuhan TFP Jepang, sedangkan R&D Jepang

menjelaskan 20% dari pertumbuhan TFP Amerika. Hanya sedikit

penelitian yang fokus pada pengaruh FDI di negara maju. Misalkan,

Haskel dll (2002) melaporkan pengaruh yang positif dari FDI negara

berkembang terhadap Inggris dan Keller and Yeaple (2003) mencapai

kesimpulan yang sama untuk ekonomi Amerika.

Penelitian dari Atrayee Ghosh Roy and Hendrik F. Van den Berg

(2006) menunjukkan bahwa hubungan antara FDI dan pertumbuhan

ekonomi sangat kompleks. Persamaan regresi sederhana yang biasa

tidak akan dapat mengambarkan kondisi yang sebenarnya. Karena

terjadi hubungan dua arah (bi-directional) antara Fdi dan

pertumbuhan ekonomi yang dapat dijelaskan dengan model

persamaan simultan. Jadi Roy and Berg (2006) menggunakan model

persamaan simultan untuk menangkap hubungan dwi arah antara

share FDI dengan GDP dan pertumbuhan ekonomi. Model ini

diestimasi dengan menggunakan data runtun-waktu yang mencakup

periode 1970-2001.

Pengaruh dari FDI/Y terhadap pertumbuhan ekonomi adalah

berpengaruh positif dan signifikan secara statistik. Jadi pertumbuhan

FDI mempunyai kontribusi yang positif terhadap pertumbuhan

ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat dalam jangka

panjang selama periode 1970-2001 di Amerika Serikat. Hasil estimasi

27

Page 28: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

juga menyatakan bahwa tidak mungkin menentukan kecepatan relatif

pertumbuhan FDI terhadap GDP. Koefisien yang negatif pada

pertumbuhan GDP dalam persamaan FDI/Y mengimplikasikan bahwa

elastisitas FDI terhadap GDP kurang dari satu.

Penelitian Maria Carkovic and Ross Levine (2002) menggambarkan

bahwa FDI meningkat secara dramatis sejak 1980 dan banyak negara

mengandalkan insentif pajak dan subsidi untuk menarik modal asing.

Penjelasan ekonomi yang rasional dan sering digunakan adalah FDI

dan portofolio inflows meningkatkan transfer teknologi yang akan

mengakselerasi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan di negara

tersebut. Ketika penelitian mikroekonomi menemukan sedikit bukti

yang mendukung pengaruh modal asing terhadap pertumbuhan

ekonomi, maka banyak penelitian makroekonomi menunjukkan

hubungan yang positif antara FDI dan pertumbuhan ekonomi.

Carkovic and Levine (2002) dengan menggunakan model persamaan

Panel Dinamik dan bank data terbaru menyimpulkan bahwa aliran

FDI bukan merupakan faktor utama terhadap pertumbuhan ekonomi.

2.3 Perdagangan dan Pertumbuhan Ekonomi

Terdapat banyak literatur yang menjelaskan pengaruh perdagangan

internasional terhadap pertumbuhan ekonomi. Untuk menyebutkan

beberapa nama yaitu penelitian dari Edwards (1993, 1998), Baldwin

(2003), dan Lewer and Van den Berg (2003) yang menyimpulkan

bahwa perdagangan mempunyai pengaruh yang positif terhadap

pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini sebagian besar menggunakan

pendekatan ekonometrika yang terbaru dan masih timbul perdebatan

terhadap ukuran secara pasti besaran pengaruh dari hubungan

pertumbuhan ekonomi dan perdagangan. Rodriquez and Rodrik

(2001) dan Rodrik, Subramnian, and Trebbi (2002) menunjukkan

bahwa ada variabel institusional yang diabaikan yang mungkin dapat

menunjukkan lebih jelas hubungan antara perdagangan dengan

pertumbuhan ekonomi dalam model ekonometrika yang digunakan.

Walaupun secara umum setiap ekonom dapat menyepakati bahwa

ada korelasi yang positif antara perdagangan dengan pertumbuhan

28

Page 29: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

dan terutama secara ceteris paribus perdagangan internasional

adalah baik untuk pertumbuhan ekonomi.

Konsensus ini belum dapat tercapai dalam kasus perpindahan

penduduk dan investasi internasional. Hanya ada sedikit penelitian

sistematis mengenai pengaruh imigrasi terhadap pertumbuhan

ekonomi. Penelitian mengenai pengaruh investasi internasional

terhadap pertumbuhan ekonomi sangatlah bervariasi dan banyak

tetapi belum mencapai konsensus yang jelas seperti hubungan antara

pertumbuhan ekonomi dan perdagangan internasional.

2.4 FDI, Perdagangan dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Sejarah perekonomian Indonesia dapat dibagi dalam empat fase

yaitu periode kemerdekaan hingga 1965, dari 1965 hingga 1986, dari

1986 hingga 1997 dan terakhir periode 1997 hingga sekarang.

Selama pemerintahan Presiden Sukarno, untuk meningkatkan fiskal

dibiayai dengan penciptaan uang. Kebijakan ini mengakibatkan

meningkatnya inflasi dan stagnasi ekonomi. Puncak inflasi mencapai

1500% pada tahun 1965 diikuti dengan kekurangan pangan dan

pengangguran yang tinggi.

Dengan mulai berkuasanya Presiden Suharto, maka mulai diterapkan

kebijakan ekonomi baru yang berbeda dengan sebelumnya dan

pendekatan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) sebagai

arahan pembangunan. Pendapatan dari minyak yang berlimpah

memungkinkan Pemerintah untuk memainkan peran yang utama

dalam pembangunan ekonomi dan tetap memelihara kebijakan yang

konservatif dalam urusan fiskal dan moneter. Kenaikan harga minyak

tahun 1973 merupakan salah satu berkah bagi Indonesia. Kebijakan

ini berjalan sukses ditandai dengan pertumbuhan ekonomi mencapai

8% sepanjang tahun 1970-an. Turunnya pendapatan dari minyak

tahun 1986 membuat tekanan terhadap kebijakan ekonomi yang

sekarang.

29

Page 30: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Respon terhadap tekanan pada pertengahan tahun 1980-an

membuat kebijakan ekonomi semakin menuju mekanisme pasar.

Perubahan kebijakan ini mendorong aliran FDI untuk berkontribusi

dalam melakukan perbaikan ekonomi. Pada akhir 1980-an dan awal

1990-an pertumbuhan ekonomi kembali pada level 1970-an. Periode

ini berakhir pada tahun 1997 ketika krisis Asia juga menimpa

perekonomian Indonesia.

Setelah krisis 1997, pemulihan yang terjadi di Indonesia berjalan

sangat lambat dan terbatas. Meskipun krisis Asia banyak menimpa

negara-negara lain tetapi yang terasa mendalam adalah di Indonesia,

Malaysia, Korea, Filipina dan Thailand. Pengaruhnya terhadap

perekonomian Indonesia lebih keras dan lama daripada negara­

negara lain yang terkena krisis juga. GDP riil turun sekitar 13% pada

tahun 1998, lebih besar dibanding dengan negara manapun juga dan

pemulihan berjalan lambat, hanya dibawah 1% pertumbuhan

ekonomi pada tahun 1999.

Aliran FDI negatif pada tahun 1998 (berarti terjadi pelarian modal

keluar dari Indonesia) dibandingkan dengan negara lain yang hanya

turun tetapi tidak negatif seperti Malaysia, Thailand, Filipina dan

Korea. Pemulihan ekonomi Indonesia secara signifikan mulai pada

tahun 2000 dimana pertumbuhan meningkat menjadi 4,8% ditandai

dengan meningkatnya FDI. Jadi bila melihat pertumbuhan ekonomi

dan pertumbuhan FDI di Indonesia maka hubungannya sangat erat.

Berdasarkan penelitian dari Nagesh Kumar and Jaya Prakash Pradhan

(2002) tentang hubungan antara FDI dan pertumbuhan ekonomi di

81 negara berkembang termasuk Indonesia. Untuk Indonesia

berdasarkan teori statistik yang dilakukan (Granger Causality

between FDI and Economic Growth) maka dapat dilihat hubungan

antara FDI dan pertumbuhan ekonomi bersifat dwi arah atau saling

mempengaruhi satu sama lain.

2.5 Indikator Ekonomi Makro

30

Page 31: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

2.5.1.Pertumbuhan Ekonomi

Produk Domestik Bruto (PDB) adalah indikator ekonomi untuk

mengukur total nilai produk barang dan jasa akhir dalam suatu

perekonomian. Ada tiga pendekatan yang digunakan untuk

menghitung PDB yaitu; pendekatan produksi, pendekatan

pendapatan dan pendekatan pengeluaran7). Berdasarkan

pendekatan produksi, PDB adalah total nilai tambah dari seluruh

sektor kegiatan ekonomi menurut klasifikasi lapangan usaha

Indonesia (KLUI) 1990 dikelompokan dalam sembilan sektor. Dengan

pendekatan produksi PDB diformulasikan sebagai berikut :

PDB = Σ N T …………………………………………………..…..(2.17)

dimana :

NT = nilai tambah dari seluruh kegiatan usaha dalam perekonomian

PDB juga dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan

pendapatan, yaitu dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang

diterima oleh produsen dalam negeri. Dengan pendekatan ini PDB

dapat dirumuskan sebagai berikut :

PDB = W + OS + TSP ……………………………..………….(2.18)

dimana :

w = komponen tenaga kerja seperti upah, gaji dan tenaga kerja lain

seperti kontribusi sosial.

OS=gross operating surplus perusahaan seperti keuntungan,

bunga, sewa, dan penyusutan.

TSP = pajak setelah dikurangi subsidi.

Sedangkan dengan pendekatan pengeluaran, PDB dapat

dirumuskan sebagai berikut :

PDB ≡ C + I + G + (X-M) ………………………………………………(2.19)

dimana :

C = Konsumsi rumah tangga konsumen

I = Investasi (pembentukan modal bruto)

G = konsumsi dari pemerintah

X = ekspor

7)Rudiger Dornbusch, Stanley Fischer, J.Mulyadi, Makroekonomi, Jakarta, Erlangga, 1992.hlm.27

31

Page 32: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

M = Impor

Persamaan diatas dapat dikelompokan C + I + G adalah permintaan

domestik (aggregate expenditure) dan (X - M) adalah permintaan

pasar internasional (luar negeri).

2.5.2.Investasi

Investasi di dalam pengertian umum adalah mengorbankan dana

yang dikeluarkan pada saat ini untuk mendapatkan imbalan dana di

waktu yang akan datang. Hal ini berkaitan dengan nilai waktu dari

uang, di mana uang yang kita terima saat ini akan jauh lebih

berharga dibandingkan dengan uang akan kita terima tahun depan8.

Istilah investasi netto atau pembentukan modal adalah peningkatan

bersih dalam modal riil di masyarakat (peralatan, gedung,

persediaan). Investasi netto hanya terjadi bila ada tambahan modal

riil9. Ada dua peran yang dibawa oleh investasi, yaitu:

1. Investasi merupakan komponen pengeluaran yang cukup besar

dan berubah-ubah. Perubahan besar dalam investasi akan

mempengaruhi permintaan agregat dan akhirnya berakibat juga

pada output dan penggunaan tenaga.

2. Investasi menghimpun akumulasi modal. Dengan membangun

sejumlah gedung dan peralatan yang berguna, output potensial

suatu bangsa bertambah dan pertumbuhan ekonomi jangka

panjang juga akan meningkat.

2.5.3.Angkatan Kerja

Penduduk dibagi 2 yaitu yang berumur dibawah 15 tahun (secara

ekonomi belum aktif) dan yang berumur diatas 15 tahun (secara

ekonomi aktif). Sedangkan angkatan kerja adalah penduduk yang

secara ekonomi aktif dan bekerja atau tidak bekerja tetapi sedang

Arthur J. Keown, et. al. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, alih bahasa oleh Chaerul D. Djakman, Salemba Empat, Jakarta, 1999, halaman 14. 9 Paul A. Samuelson & William D. Nordhaus, Ekonomi, alih bahasa oleh: Drs. A. Djaka Wasana, MSM, jilid 1, edisi ke-12, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1986, halaman 17.

32

8

Page 33: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

mencari kerja. Angkatan kerja juga bukan merupakan penduduk

yang sedang sekolah, ibu rumah tangga dan lain-lain.

2.5.4.Upah

Upah yang didapatkan merupakan rata-rata dari masing-masing

Upah Minimum Regional (UMR) yang berlaku dari masing-masing

daerah. Upah yang didapatkan berdasarkan tingkat gaji rata-rata

dasar yang ditentukan oleh perjanjian upah berdasarkan hukum atau

peraturan yang berlaku.

2.5.5.REER

Variabel real effective exchange rate (REER) merupakan indikator

persaingan harga suatu negara dalam melakukan perdagangan

internasional (Ohno, Mc Kinnon-Schnabl). Real dalam hal ini berarti

nilai yang di adjust terhadap inflasi, yang merupakan efek dari

depresiasi nilai tukar yang dapat di offset oleh inflasi domestik. Jika

terjadi depresiasi nilai tukar 10% dan tingkat harga dalam negeri

menjadi lebih mahal 10% dari harga di perdagangan internasional,

maka dengan memperhitungkan atau di adjust dengan inflasi maka

tidak ada perubahan terhadap daya saing (competitiveness). Untuk

perhitungan indeks harga barangnya dapat menggunakan CPI, WPI,

GDP deflator, Unit Labor Cost (ULC). Dalam penelitian ini kita

menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebagai indek harga.

Effective sendiri mempunyai pengertian sebagai bobot (timbangan)

perdagangan terhadap sejumlah negara mitra dagang yang dihitung

berdasarkan proporsi terhadap total yang diperdagangkan ke

sejumlah negara mitra dagang tersebut. Perhitungannya sendiri

dapat berupa ekspor dan impor ataupun hanya ekspor terhadap

seluruh barang ataupun sektor tertentu.

Variabel nilai tukar efektif riil digunakan untuk mengukur daya saing

suatu negara terhadap komoditas ekspornya di pasaran dunia.

Ukurannya merupakan representasi dari rasio harga-harga barang di

luar negeri, dinyatakan dalm satuan mata uang domestik relatif

33

Page 34: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

terhadap harga barang-barang di dalam negeri. Perumusan REER

dapat dilihat pada persamaan 20.

REER j i ∑

= r w jij

Pj

Pi

Persamaan tersebut memperlakukan mitra dagang pada

pengelompokan yang berbeda, karena tujuan dari perdagangan juga

berbeda-beda. Oleh karena itu pergerakan nilai tukar mata uang

domestik, selain dipengaruhi oleh pergerakan kurs berbagai mata

uang mitra dagang, juga ditentukan oleh intensitas perdagangan luar

negeri dengan mitra dagangnya. Untuk itu perlu dilakukan

pembedaan bobot (timbangan) atas mata uang berdasarkan derajat

intensitas perdagangan luar negeri, yang selanjutnya dinotasikan

dengan wj. Nilai wj diperoleh dengan cara menghitung besarnya

sumbangan volume perdagangan (ekspor dan impor) negara

dengan negara mitra dagangnya j, terhadap total volume

perdagangan i. Pemilihan negara mitra dagang utama Indonesia

adalah berdasarkan dari Bank Indonesia, yaitu Jepang, Amerika,

Singapura, China, Malaysia, Australia, Belanda, India, Thailand,

Jerman dan Hongkong.

Keseluruhan data riil yang digunakan untuk mencari nilai REER

didasarkan pada tahun dasar 2000

2.5.6.Indikator Perdagangan

Indikator ini tercermin dalam neraca pembayaran (balance of

payment) yang berupa ringkasan transaksi-transaksi ekonomi suatu

negara dengan negara lain di seluruh dunia. Komponen utama dari

neraca pembayaran terdiri atas transaksi berjalan (current account),

dan transaksi modal (capital account).10) Transaksi berjalan terdiri

dari atas transaksi-transaksi riil seperti barang, jasa, pendapatan dan

transfer, transaksi barang dicerminkan dalam ekspor-impor

(komposisinya dibedakan dalam kelompok migas dan non migas),

dan diketegorikan sebagai neraca perdagangan. Transaksi jasa

10)Current account mencatat perdagangan barang dan jasa dan juga pembayaran transfer, sedangkan capital account mencatat pembelian dan penjualan aktiva/asset seperti saham obligasi, dan tanah, Dornbusch,op.cit.hlm.166.

34

i

Page 35: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

dicerminkan oleh jasa tenaga kerja dan modal/asset, misalnya upah

yang dibayarkan kepada buruh/karyawan yang tinggal dinegara lain

dan pembayaran bunga dari aset finansial. mencakup penanaman

modal. Transaksi modal mencakup penanaman modal langsung

bersih, baik oleh pemerintah maupun swasta, serta penerimaan dan

pembayaran pinjaman. Dalam pembiayaan pengeluaran

pembangunan setiap tahun pemerintah melakukan pinjaman luar

negeri, demikian pula halnya dengan perusahan pemerintah (BUMN)

yang membutuhkan tambahan modal dan investasi dalam

mendukung dan memperlancar usaha dan bisnis yang dijalankan.

Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam

perekonomian setiap negara. Sejalan dengan meningkatnya kegiatan

perekonomian di dalam negeri, pengeluaran impor menunjukan

kecenderungan peningkatan dari tahun ketahun. Kenaikan itu juga

berkaitan dengan berbagai kebijakan deregulasi dan debirokratisasi

yang diluncurkan, deregulasi dan debirokratisasi dalam bidang impor

pada umumnya berupa penyederhanaan tata niaga, penggantian

bentuk perlindungan non tarif menjadi perlindungan tarif, penurunan

tarif bea masuk, serta pemberian ijin impor kepada lebih banyak

perusahaan, inti dari semuanya ini adalah untuk memudahkan impor.

Hal ini selalu diserasikan dengan upaya-upaya pengembangan

industri di dalam negeri, perangsangan investasi dan penggalakan

ekspor.

Ekspor akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan

perekonomian, karena pengeluaran dari negara lain atas barang dan

jasa yang dihasilkan di dalam negeri. Sedangkan menimbulkan efek

sebaliknya. Faktor utama yang menentukan kemampuan mengekspor

ke luar negeri (1) daya saing dan keadaan ekonomi negara-negara

lain, kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang yang

bermutu dan dengan harga yang murah akan menentukan tingkat

ekspor yang dicapai suatu negara, (2) Proteksi di negara-negara lain,

karena kebijakan proteksi di negara-negara maju akan

memperlambat perkembangan ekspor di negara-negara sedang

35

Page 36: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

berkembang, (3) kurs valuta asing, seorang pengusaha akan

menentukan untuk mengekspor barang setelah melihat pertimbangan

kurs valuta asing.

Impor suatu negara juga ditentukan oleh beberapa faktor yang

menentukan ekspor seperti diatas, tetapi penentu impor yang utama

adalah pendapatan masyarakat suatu negara, semakin tinggi

pendapatan masyarakat semakin banyak impor yang mereka akan

lakukan, seperti yang tercermin dalam funsi impor sebagai berikut : 11)

M = m Y ……………………………………………….……………………..(2.11)

Atau m = M0 + mY ……….………………………………………….………….(2.12)

dimana;

M : Nilai Impor.

M0 : Impor Otonomus.

Y : pendapatan.

m : kecondongan pengimpor marjinal.

11)Sadono Sukirno,Makroekonomi Modern,1999.hlm.111

36

Page 37: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

METODOLOGI DAN RANCANGAN MODEL

3.1. Metode Pengumpulan Data

3.1.1. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder

dalam bentuk time series pertriwulan yang merupakan data statistik

ekonomi makro Indonesia dan 11 negara mitra dagang utama

periode Januari 1999 sampai dengan Desember 2006. Data diperoleh

dari International Financial Statistic (IFS), Bank Indonesia (BI),

Badan Pusat Statistik (BPS) dan beberapa website. Data tersebut

terdiri dari produk domestik bruto Indonesia dan mitra dagang

utama, investasi dalam negeri dan luar negeri yang disetujui

pemerintah, angkatan kerja, ekspor total Indonesia dan nilai ekspor

ke negara mitra dagang, upah, indeks harga konsumen, nilai tukar

rupiah dan nilai tukar beberapa mata uang mitra dagang terhadap

dolar Amerika serta jumlah penduduk.

Prosedur yang dipakai dalam pengumpulan data didasarkan pada

pencarian, pemilihan, pencatatan, dan pengkategorian data yang

diperlukan dan dilakukan perhitungan sesuai dengan kategori data

yang diperlukan. Beberapa variabel tersedia dan langsung dapat

digunakan untuk pengolahan, sebagian lainnya perlu dilakukan

perhitungan lebih lanjut. Deskripsi data yang digunakan dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

37

Page 38: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Tabel 3.1 Sumber Data

No Notasi Sumber

1 Y

Tahun 1999.1-2006.1 dari IFS CD-ROM ver. June 2006, tahun 2006.2-2006.4 untuk Indonesia dan Jepang (www.bi.go.id), AS (www.bea.gov), Singapura, Malaysia & Thailand (www.aseansec.org/stat), Korea & China (www.worldbank.org/diolah), Australia dan Belanda (estimasi), India (www.adb.org/diolah), Jerman (www.destatis.de/indicators/e/vgr111ae.htm), Hong Kong (www.censtatd.gov.hk/hong_kong).

2 Gr(Y) Dari perhitungan 3 I BPS (Investment Application Approved: Domestic) 4 I/Y dari perhitungan 5 FDI BPS(Investment Application Approved: Foreign) 6 FDI/Y dari perhitungan 7 L BPS (diatas umur 15 tahun, diolah) 8 Gr(L) dari perhitungan 9 X BPS (nilai FOB). 10 Gr(X) dari perhitungan. 11 W BPS 12 Gr(W) dari perhitungan.

13 Kurs

Tahun 1999.1-2006.2, dari IFS CD-ROM ver. June 2006 dengan kode RF..ZF.., data tahun 2006.3-2006.4 untuk Indonesia (www.bi.go.id), 11 negara lainnya (www.x-rates.com).

14 IHK

Tahun 1999.1-2006.2, dari IFS CD-ROM ver. June 2006 dengan kode..ZF, tahun 2006.3-2006.4 untuk Belanda (http://statline.cbs.nl/StatWeb/Table.asp), Jerman (www.destatis.de/indicators/e/vpi001ae.htm), Indonesia dan 9 negara lainnya (www.ers.usda.gov/Data/ Macroeconomics/Data/ProjectedCPIsValues.xls).

15 N www.ggdc.net/Maddison/Historical_Statistics (data pertengahan tahun, diolah)

16 Yf dari perhitungan

3.1.2 Proses Pengolahan Data

Semua data yang dipakai adalah menggunakan data dalam bentuk

riil. Setiap data yang diperoleh dalam bentuk nominal (harga berlaku)

maka diubah terlebih dahulu dalam bentuk riil dengan cara membagi

nilai nominal dengan deflator GDP tahun 2000=100. Setelah itu

dilakukan perhitungan untuk mencari pertumbuhan masing-masing

variabel.

3.2. Rancangan Model

3.2.1. Persamaan Simultan

Untuk mengetahui secara keseluruhan faktor-faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, maka perlu disusun suatu

38

Page 39: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

model yang berisi tentang hubungan interdependensi antara faktor­

faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tersebut. Untuk itu

pendekatan yang paling tepat adalah dengan pendekatan model

persamaan simultan. Model ini dicirikan dengan adanya saling

keterkaitan antara variabel-variabel ekonomi yang diamati, sehingga

dalam model akan dijumpai lebih dari satu persamaan.

Menurut Chow (1983), model persamaan simultan baik digunakan

karena paling tidak, ada dua alasan yaitu (1) sistem persamaan

simultan merupakan suatu model yang cocok untuk banyak aplikasi

ekonomi, (2) sistem persamaan simultan merumuskan suatu model

stokastik yang cocok untuk menguji teori ekonomi serta menguji

hubungan ekonomi tersebut dengan uji statistik.

Model persamaan simultan dapat memberikan suatu gambaran yang

lebih baik tentang dunia nyata dibandingkan dengan model

persamaan tunggal, hal ini karena variabel-variabel antara satu

persamaan dengan persamaan lainnya dapat berinteraksi satu sama

lain. Sebuah model ekonomi biasanya mengandung beberapa

hubungan yang bersifat saling mempengaruhi yang digambarkan

dalam sebuah sistem persamaan. Model persamaan simultan ini

dapat menjelaskan permasalahan ekonomi yang begitu komplek,

dimana ada beberapa variabel dalam suatu persamaan mempunyai

keterkaitan dengan variabel yang sama, yang terdapat di dalam

persamaan lainnya. Dalam persamaan simultan dikenal dengan istilah

variabel endogen dan eksogen, variabel endogen adalah variabel

yang nilainya ditentukan didalam sistem persamaan, sedangkan

variabel eksogen adalah variabel yang nilainya ditentukan diluar

persamaan model. Oleh karena itu dalam model persamaan simultan

tidak mudah menentukan dan membedakan antara variabel bebas

(eksogen) dengan variabel tak bebas (endogen).

3.2.2.Model Ekonometri

Ketidakpastian seputar hubungan antara pertumbuhan ekonomi

dengan berbagai faktor ekonomi seperti investasi dan ekspor

39

Page 40: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

mungkin lebih disebabkan karena persoalan kajian ekonometri,

bukan masalah teoritis. Untuk analisis statistik, khususnya bagi

negara sedang berkembang seperti Indonesia banyak menghadapi

kendala berupa kekurangan data dengan jangka waktu yang

panjang. Ketika kita membicarakan tentang investasi, seperti yang

dilakukan oleh perusahaan multinasional dengan nilai investasi yang

besar maka akan terlihat dampaknya ke perekonomian setelah

beberapa periode berikutnya (dekade). Beberapa persoalan juga

akan muncul, diantaranya adalah memisahkan investasi ini dengan

faktor-faktor lain yang juga turut mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi tersebut.

Investasi sendiri, dalam hal ini investasi riil (FDI) secara umum

memiliki motif memaksimumkan keuntungan dan minimalisasi biaya,

melalui peningkatan penjualan barang atau memproduksi lebih

murah. Kalangan dunia usaha melakukan investasi dengan harapan

bahwa pembangunan pabrik baru atau membeli mesin-mesin baru

akan mendatangkan keuntungan, peningkatan hasil penjualan

melebihi biaya-biaya investasi.

Untuk lebih mengambarkan hubungan pertumbuhan ekonomi dan

investasi (khususnya FDI) dalam perekonomian, kita akan

menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas berikut ini:

α L1−αY = AK ........................................................................3.1)

dimana:

Y = output riil

K = stok kapital

L = tenaga kerja

A = produktivitas teknologi

α = share dari modal

1- α = share dari tenaga kerja

Jika persamaan 1 dilinierkan didapat:

ο ο ο οY = A+ α K + (1−α ) L ............................................................3.2)

40

Page 41: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

dimana

οY = pertumbuhan PDB

οA = produktivitas teknologi

οK = pertumbuhan kapital

οL = pertumbuhan tenaga kerja

Selanjutnya persamaan 3.2 ini dikembangkan dengan memisahkan

stok kapital menjadi investasi dari luar negeri (FDI) dan investasi

dalam negeri serta menambahkan faktor perdagangan luar negeri

(ekspor). Pengembangan ini menjelaskan sumber-sumber investasi

dalam pembiayaan pembangunan untuk negara berkembang (Most

dan Van den Berg, 1996). Sementara faktor perdagangan

menggambarkan pengaruh dari ekspor terhadap pertumbuhan

ekonomi, karena biasanya motif FDI berhubungan dengan aktivitas

ekspor. Sehingga persamaan tersebut menjadi:

(Y Gr ) = ao + (K Gr a 1 I ) + (K Gr a 2 FDI ) + (L Gr a 3 ) + (X Gr a 4 ) .................3.3)

dimana:

Y Gr ) = pertumbuhan PDB (

K Gr I ) = pertumbuhan investasi dalam negeri (

K Gr FDI ) = pertumbuhan investasi luar negeri (

L Gr ) = pertumbuhan tenaga kerja (

X Gr ) = pertumbuhan ekspor (

Untuk penyederhanaan, maka investasi dalam persamaan tersebut di

atas (KI dan KFDI) di modifikasi menjadi rasio investasi (domestik dan

FDI) terhadap PDB untuk menjelaskan pertumbuhan stok kapital

(Atrayee dan Hendrik,2006). Hal ini memeberikan kemudahaan

dalam ketersediaan data dan tidak menyebabkan hilangnya informasi

atau distorsi yang siknifikan terhadap hubungan antar variabel. Rasio

ini menggantikan persamaan 3.3 menjadi:

I FDI(Y Gr ) + ( ) + (L Gr a 3 ) + (X Gr a 4 ) .........................3.4) ) + (= ao a1 Ya2 Y

41

Page 42: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Dari persamaan 3.4 diatas terlihat, kita akan mempelajari lebih jauh

hubungan antara Gr(Y) dengan variabel lain di sebelah kananannya,

khususnya hubungan Gr(Y) dengan FDI/Y dan Gr(X). Diduga variabel

tersebut memiliki hubungan dua arah.

Secara teoritis Gr(Y) dengan FDI/Y memiliki hubungan yang positif,

dengan kata lain untuk negara-negara dengan pertumbuhan yang

pesat membutuhkan FDI yang besar dibandingkan dengan negara

yang laju pertumbuhannya lebih rendah. Demikian juga dengan

Gr(X), perdagangan internasional memiliki hubungan yang saling

mempengaruhi terhadap Gr(Y). Perdagangan dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi sebagaimana juga pertumbuhan ekonomi

dapat memperluas (ekspansi) dalam peningkatan kapasitas ekspor.

Berdasarkan teori yang telah dikemukan di atas, maka

dikembangkan suatu sistem persamaan untuk menguji hubungan

FDI/Y dan Gr(X) terhadap Gr(Y) yang dijabarkan dari hubungan

persamaan 3.4 di atas, sebagai berikut:

I FDIY Gr ) = a + a1 ( ) + a ( ) + L Gr a ) + X Gr a ) + ε ....................3.5) ( ( (o 3 4 aY 2 Y

FDI = b + Y Gr b ) + W Gr b ) + ε ...............................................3.6) o 1 ( 2 ( bY

X Gr ) = c + Y Gr c ) + REER c + Y Gr c ) + ε ................................3.7) ( o 1 ( 2 3 ( f c

Penjelasan mengenai notasi, deskripsi variabel yang digunakan dan

satuan variabel dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini:

42

Page 43: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Tabel 3.2. Deskripsi Variabel

No Notasi Tipe Keterangan Satuan

1 Gr(Y) endogen pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)

USD

2 I/Y endogen pertumbuhan investasi dalam

negeri USD

3 FDI/Y endogen pertumbuhan investasi luar

negeri USD

4 Gr(L) endogen pertumbuhan angkatan kerja orang

5 Gr(X) endogen

pertumbuhan ekspor USD

6 Gr(W) endogen pertumbuhan upah USD

7 REER eksogen rata-rata tertimbang real effective exchange rate dari 11 mitra dagang Indonesia

index

8 Gr(Yf) eksogen

rata-rata terimbang laju pertumbuhan pendapatan per kapita dari 11 mitra dagang Indonesia.

USD

9 a,b,c - koefisien parameter -

10 ε Galat -

3.3. Metode Analisa

Berdasarkan teori ekonomi yang merupakan wujud dari berbagai

aspek realitas yang dinyatakan secara matematis serta penggunaan

data yang relevan dengan maksud dan tujuan yang ingin dicapai

maka dilakukan analisis masalah dengan menggunakan metode baku

dalam ekonometri. Pendekatan ekonometri ini merupakan

pendekatan yang paling tepat dalam menjawab permasalahan,

karena banyak meletakan dasar-dasar teori tentang hubungan antara

beberapa variabel ekonomi. Besaran variabel-variabel ekonomi serta

hubungan antara variabel ekonomi pada umumnya diukur secara

kuantitatif dan dirumuskan dalam bentuk model teoritis dan

matematik. Sedangkan keabsahan hubungan tersebut dilakukan

pengujian secara statistik.

Dengan metode ini akan dijelaskan pengaruh perubahan kondisi

ekonomi terhadap berbagai variabel ekonomi dan seberapa besar

43

Page 44: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi. Variabel-variabel

ekonomi makro yang digunakan cukup banyak serta disajikan dalam

suatu sistem persamaan simultan. Model persamaan simultan ini

digunakan karena, pada kenyataannya, kondisi ekonomi sangat

terkait dengan hubungan antar faktor, baik di dalam faktor itu sendiri

maupun diantara faktor lainnya yang dapat saling mempengaruhi

sehingga setiap variabel dari setiap persamaan tergantung pada

unsur yang terdapat pada persamaan lainnya. Karena persamaan

yang diberikan adalah persamaan simultan dimana variabel tak bebas

dalam satu atau lebih persamaan juga merupakan variabel bebas

dalam beberapa persamaan lainnya, maka teknik pendugaan

parameter tidak dapat digunakan dengan pendugaan metode

Ordinary Least Square (OLS) karena akan dihasilkan dugaan

parameter yang bias dan inkonsisten (Pindyck and Rubinfeld,1997).

Teknik pendugaan alternatif untuk menduga parameter tersebut

diantaranya adalah dengan Indirect Least Square (ILS), Two Stage

Least Square (2SLS) dan Three Stage Least Square (3SLS).

44

Page 45: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

HASIL DAN ANALISA

4.1. Hasil Identifikasi Model

Sesuai dengan kriteria order dan rank yang dibahas pada Bab 3

sebelumnya maka terhadap persamaan simultan 3.5, 3.6, dan 3.7

diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Necessary Condition (order) dari Persamaan Model

No Persamaan Kriteria Keterangan

1 Gr(Y) 3 > 3 – 1 over identified

2 FDI/Y 4 > 2 – 1 over identified

3 Gr(X) 3 > 2 – 1 over identified

Selanjutnya dari proses identifikasi kriteria sufficient condition (rank)

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.2 Sufficient Condition untuk Persamaan Model

No Persamaan Kriteria Keterangan

1 Gr(Y) Rank[R1] = 3 > 3 – 1 Rank[R1*∆] = 2 = 3 – 1 over identified

2 FDI/Y Rank[R2 = 5 > 3 – 1 Rank[R2*∆] = 2 = 3 – 1

over identified

3 Gr(X) Rank[R3] = 4 > 3 – 1 Rank[R3*∆] = 2 = 3 – 1

over identified

Hasil perhitungan di atas terlihat bahwa model ini teridentifikasi

berlebih (over indentified). Karena model persamaan simultan over

identified, maka dalam melakukan pendugaan nilai parameter dari

persamaan simultan menggunakan dua metode pendugaan yaitu Two

Stage Least Squares (2SLS) dan Three Stage Least Squares (3SLS).

Kalau dengan menggunakan 2SLS maka sewaktu melakukan

pendugaan parameternya tidak mempertimbangkan informasi

parameter pada persamaan yang lain (limited information), jika

menggunakan 3SLS sebaliknya adalah full information artinya

sewaktu melakukan pendugaan nilai parameter sudah

memperhitungkan informasi parameter persamaan lainnya. Dari

45

Page 46: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

output yang diperoleh dari kedua metode tersebut, kemudian

dilakukan analisis dengan melihat banyaknya variabel yang signifikan

dan nilai dari R-square-nya.

4.2. Hasil Uji Simultanitas dan Eksogenitas

4.2.1 Uji Simultanitas

Bila masalah simultanitas tidak ada maka Ordinary Linear Square

(OLS) merupakan penaksir yang konsisten dan efisien. Esensi

pengujian simultanitas adalah pengujian apakah regressor (variabel

endogen yang berada di sisi kiri persamaan) berkorelasi dengan

disturbance term error. Jika ya maka masalah simultanitas muncul

dan penaksir OLS tidak konsisten dan efisien. Untuk menguji masalah

simultanitas digunakan Hausman’s specification error test dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Regressikan persamaanbentuk susut dari persamaan3.5,yaitu:

Y Gr ) Π = Π + 1 (YI ) Π + 2 W Gr ( (( ( ) Π + L Gr ) Π + REER Π + 5 Y Gr ) + ε .. 3.28) o 3 4 f x

2. Nilai error (ε x) yang didapat dari regresi pada persamaan tersebut

dimasukkan kedalam persamaan 3.6 dan persamaan 3.7,

kemudian regresikan:

FDI = b + Y Gr b ) + W Gr b ) + ε x + ε y .......................... 3.29) o 1 ( 2 (

Y

( ( (X Gr ) = c + Y Gr c ) + REER c + Y Gr c ) + ε x + ε z ............ 3.30) o 1 2 3 f

3. Terlihat bahwa nilai ε x pada persamaan 3.29 dan persamaan 3.30

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen. Pada lampiran 3 dapat dilihat bahwa ε x signifikan pada

persamaan FDIY/Y dengan level signifikansi 10% dan pada

persamaan Gr (X) dengan level signifikansi 5%. Sehingga dapat

dipastikan bahwa persamaan diatas adalah persamaan simultan.

4.2.2 Uji Eksogenitas

Pengujian eksogenitas yang dilakukan oleh Granger’s causalita test

dapat dikembangkan dengan Hausman’s test. Langkah – langkahnya

ialah :

46

Page 47: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

1. Regressikan persamaan pertama:

I FDI( ( (Y Gr ) = a + a1 (Y

) + a2 ( ) + L Gr a ) + X Gr a ) + e1o 4Y 3

∧ ∧FDI

2. Kemudian cari X Gr dan ) yaitu nilai taksiran dari yang diduga (Y

sebagai variabel endogen pada persamaan 1 dan juga menjadi

variabel dependen pada persamaan 2 dan 3.

3. Lakukan uji multikolerasi terhadap semua variabel independen pada

persamaan 1 dan dua nilai taksiran yang telah didapatkan pada

langkah ke dua sebelumnya. Pada uji multikolerasi (lihat lampiran 4)

ternyata didapatkan variabel X dan L saling berpengaruh kuat

sehingga dihilangkan pada persamaan berikutnya.

4. Regressikan persamaan yang telah hilang variabel X dan L nya tetapi ∧

∧FDIditambah input variabel X Gr dan ) sehingga didapatkan : (

Y

)(Y Gr = ao 4321 )()()( aX Gr aY

FDI aY I a

⎜⎜ ⎜

⎛ ++++

Y FDI

2e+ ⎟⎟ ⎟

(Rnew 2 − Rold

2 )/( jumlah _ regressor baru)_5. Gunakan uji F = 2(1− R ) /(N − jumlah _ parameter _ ndipersamaa _ baru)new

Dari lampiran 4 didapakan :

F = ( 996231,0 − 976256,0 ) / 2

= 66,24768. Karena nilai Fhitung yang lebih (1− 996231,0 ) 32/( − 7)

besar dari Fstatistic yaitu 5,57 dan Statistik F signifikan pada tingkat

signifikansi 0,01 artinya hipotesis yang menyatakan bahwa variabel ∧

∧FDI (X Gr dan ) adalah eksogen ditolak. Berarti benar bahwa kedua Y

variabel itu adalah variabel endogen.

4.3. Hasil Estimasi Model

Setelah dilakukan pengujian simultanitas dan eksogenitas maka

dapat diketahui bahwa permasalahan di atas dapat diselesaikan

dengan persamaan simultan. Dengan menggunakan data pada

47

Page 48: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

lampiran 1, hasil estimasi persamaan simultan tersebut di atas

dengan metoda 2SLS dan 3SLS dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 4.3. Hasil estimasi persamaan dengan 2SLS dan 3SLS

Variabel Metode 2SLS Metode 3SLS

Koef. Regresi

Prob.t-test Koef.

Regresi Prob.t-test

Konstanta 1 C(1) -2.514974 0.4164 0.635606 0.7252

t

t

Y I

C(2) -0.061364 0.3761 -0.112086 0.0322

t

t

Y FDI

C(3) -0.032123 0.0058 -0.047358 0.0000

)( tL Gr C(4) 1.189783 0.0000 0.985970 0.0000

)( tX Gr C(5) 0.158249 0.0333 0.101929 0.1110

Konstanta 2 C(6) 96.32518 0.0000 88.18401 0.0000

)( tY Gr C(7) -8.342008 0.0000 -7.407619 0.0000

)( tW Gr C(8) 1.099755 0.0227 0.808250 0.0670

Konstanta 3 C(9) -19.92459 0.0000 -20.84677 0.0000

)( tY Gr C(10) 2.382280 0.0000 2.410796 0.0000

tREER C(11) 0.006033 0.0003 0.006453 0.0000

)(Y Gr ft C(12) 0.098784 0.6893 0.169360 0.4381

Determinant residual covariance

1.95E-08 1.85E-08

Dari hasil persamaan tersebut pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa

nilai residual covariance persamaan 3SLS (1.85E-08) lebih kecil

daripada persamaan 2SLS (1.95E-08). Sehingga untuk pembahasan

selanjutnya kami menggunakan persamaan 3SLS sebagai hasil akhir

regresi dan untuk pembahasan selanjutnya. Hasil regresinya :

48

Page 49: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Instrumen variabel yang digunakan untuk setiap persamaan pada

sistem ini adalah:

IC; ; Y REER W L f; ; ;Y

Persamaan 3.5:

I FDIY Gr ) = a + a1 ( ) + a ( ) + L Gr a ) + X Gr a ) + ε( ( (o 3 4 aY 2 Y

R2 = 0.974129 DW stat = 1.434514

Persamaan 3.6:

FDI = b + Y Gr b ) + W Gr b ) + ε( (

Y o 1 2 b

R2 = 0.787472 DW stat = 1.166012

Persamaan 3.7:

X Gr ) = c + Y Gr c ) + REER c + Y Gr c ) + ε( ( (o 1 2 3 f c

R2 = 0.923690 DW stat = 1.661929

4.4. Pengujian Asumsi

Hasil pemilihan model di atas dapat diketahui bahwa metode 3SLS

ternyata yang paling sesuai dengan data Indonesia 1999.1– 2006.4.

Tetapi model di atas (lihat lampiran 6) belum tentu terbebas dari

masalah-masalah asumsi klasik agar hasil yang didapatkan BLUE

(Best Linear Unbiased Estimator). Untuk itu perlu pengujian­

pengujian lebih lanjut dan jika diperlukan maka dilakukan perlakuan

(treatments) yang tepat agar dapat menghilangkan masalah

tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji multikolinearitas, uji

autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Setelah melalui berbagai

treatment maka dapat dikatakan bahwa model ini terbebas dari

masalah asumsi klasik tersebut.

49

Page 50: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

4.5. Analisa Hasil Regresi

Dari hasil regresi dilakukan analisa untuk melihat kontribusi masing­

masing faktor pada setiap persamaan. Pada persamaan 1, ada 2

koefisien yang mempunyai nilai signifikan pada level 0,01, 1 koefisien

yang mempunyai nilai signifikan pada level 0,05 dan 1 koefisien yang

mempunyai nilai signifikan pada level 0,15. Setiap kenaikan 1%

pertumbuhan investasi dalam negeri (I/Y) akan menimbulkan

penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,11%. Secara teori

seharusnya pertumbuhan I/Y akan mengakibatkan kenaikan

pertumbuhan ekonomi, tetapi karena data yang diambil sepanjang

periode 1999.1 – 2006.4 ini terjadi penurunan investasi dalam negeri

sedangkan pertumbuhan ekonomi terus berjalan. Setiap kenaikan 1%

pertumbuhan investasi luar negeri (FDI/Y) akan menimbulkan

penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,04%. Hal ini terjadi

karena data yang sepanjang periode 1999.1 – 2006.4 terjadi

penurunan investasi asing terutama FDI sedangkan pertumbuhan

ekonomi terus berjalan. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa

pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang periode itu tidak

didorong karena pertumbuhan investasi. Setiap kenaikan 1%

pertumbuhan jumlah penduduk akan menyebabkan kenaikan 0,98%

pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan data pada periode ini juga

diketahui bahwa penyerapan lapangan kerja lebih lambat daripada

pertumbuhan angkatan kerja (karena pengaruh semakin

berkurangnya investasi disektor riil) sehingga dapat disimpulkan

bahwa pertambahan penduduk akan meningkatkan daya konsumsi

masyarakat yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Sedangkan pada setiap 1% pertumbuhan ekspor akan meningkatkan

0,1% pertumbuhan ekonomi kenaikan ekspor sepanjang periode

1999.1 – 2006.4 lebih dikarenakan kenaikan harga-harga komoditas

primer seperti karet, kopi, sawit, kokoa dan lain-lain di pasaran dunia

(yang diakibatkan oleh kenaikan harga minyak dunia) daripada

volume ekspor terutama ekspor manufaktur. Dengan persamaan 1

dapat disimpulkan sementara bahwa perekonomian Indonesia lebih

didorong oleh faktor konsumsi dan ekspor daripada investasi.

50

Page 51: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Untuk persamaan 2, ada 1 buah koefisien yang signifikan pada level

1% dan 1 buah koefisien yang signifikan pada level 10%. Setiap

kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 1% mengakibatkan

penurunan FDI/Y sebesar 7,41%. Ini sesuai dan konsisten dengan

keterangan pada persamaan 1. Sedangkan setiap kenaikan 1% dari

pertumbuhan upah pekerja mengakibatkan kenaikan pertumbuhan

investasi asing sebesar 0,08%. Pertumbuhan upah pekerja memang

menaikkan investasi asing terutama untuk sektor formal dan high

skilled sehingga kenaikkannya tidak terlalu besar. Ini juga

menandakan bahwa kenaikan upah pekerja bukan salah satu

penghambat kedatangan investasi asing. Semakin menurunnya

investasi asing dikarenakan kurangnya penegakan hukum dan

kepastian peraturan di Indonesia yang beragam dan tidak

tersinkronisasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Pada persamaan 3, ada 2 buah koefisien yang berpengaruh

signifikan. Setiap kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 1% akan

menaikkan nilai pertumbuhan ekspor sebesar 2,41%. Ini sesuai dan

konsisten dengan persamaan 1. Berarti berdasarkan fakta ini

pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat berperan besar dalam

mendorong pertumbuhan ekspor. Kemudian setiap kenaikan 1% real

efective exchange rate akan meningkatkan pertumbuhan ekspor

sebesar 0,006%. Menurut teori seharusnya setiap kenaikan nilai

tukar akan menurunkan daya saing ekspor karena produk kita akan

lebih mahal diluar negeri. Untuk Indonesia ada dua hal mengapa

kenaikan nilai tukar rupiah menyebabkan kenaikkan ekspor walaupun

tipis sekali. Pertama, struktur Industri yang menghasilkan barang

ekspor didominasi dengan bahan baku atau suplai dari barang-barang

impor sehingga setiap kenaikan nilai tukar justru akan meningkatkan

daya beli bahan baku dan membuat biaya produksi menjadi semakin

murah sehingga meningkatkan ekspor. Ke dua, adalah seperti

penjelasan pada persamaan 1 bahwa kenaikan ekspor kita didorong

oleh kenaikan harga-harga komoditas di pasar internasional sehingga

kenaikan nilai tukar rupiah tidak terlalu dirasakan karena secara

51

Page 52: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

keseluruhan harga pasaran internasional juga meningkat lebih besar

lagi.

52

Page 53: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dengan menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas dapat disusun

suatu model untuk mengetahui kontribusi masing-masing faktor

terhadap pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan investasi asing dan

pertumbuhan ekspor. Berdasarkan hasil dan analisa pada BAB IV

banyak hal sesuai dengan teori dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.

Hasil regresi menunjukkan bahwa pertumbuhan investasi domestik

dan asing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi dan begitu pula dengan pertumbuhan ekspor

dengan tingkat signifikansi 15% juga mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi.

Walaupun untuk kasus Indonesia ada hal yang menarik yaitu

sepanjang periode 1999.1 – 2006.4 pertumbuhan ekonomi terlihat

tidak didorong oleh pertumbuhan investasi. Diduga pertumbuhan

ekonomi lebih didorong oleh faktor konsumsi (consumption driven)

dan peningkatan harga komoditas internasional. Hasil ini

mengindikasikan bahwa Pemerintah Pusat dan Daerah harus lebih

bekerja keras lagi untuk menarik investasi asing. Investasi asing ini

penting selain sebagai untuk meningkatkan belanja modal, menyerap

tenaga kerja dan transfer teknologi dan manajemen yang terutama

lagi adalah membuat Indonesia menjadi bagian dari rantai produksi

dunia yang akan memberikan nilai tambah bagi peningkatan daya

saing bangsa.

Hal yang menarik lainnya adalah pertumbuhan upah disektor formal

ternyata tidak berpengaruh negatif bagi investasi asing. Jadi

diperkirakan investasi asing akan masuk ke Indonesia bila penegakan

hukum, transparansi pengelolaan kebijakan dan konsistensi

peraturan dapat terlaksana dengan baik. Ini tugas Pemerintah ke

depan adalah memperbaiki daya tarik Indonesia bagi investasi asing

agar pertumbuhan ekonomi dapat dipacu lebih baik lagi sehingga

penyerapan tenaga kerja bisa lebih banyak lagi dan pengurangan

kemiskisnan dapat terlaksana.

53

Page 54: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Pertambahan jumlah penduduk akan meningkatkan jumlah konsumsi

masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan

ekonomi. Inilah yang terjadi di Indonesia pada periode tersebut,

dalam hal ini Pemerintah harus bekerja keras untuk meningkatkan

pendidikan yang merata dan berkualitas bagi penduduk usia sekolah

dan menyiapkan lapangan kerja yang memadai bagi angkatan

kerjanya sehingga pertumbuhan ekonomi didorong tidak semata­

mata karena konsumsi saja tetapi juga karena meningkatknya

produktivitas anak bangsa.

Pemerintah dan kalangan dunia usaha harus mulai mengembangkan

diversifikasi negara tujuan ekspor. Selama ini pertumbuhan ekspor

Indonesia sangat tergantung dari pertumbuhan ekonomi di 11 mitra

dagang utama terutama Amerika, Jepang dan Eropa. Sehingga setiap

ada perlambatan ekonomi di ketiga negara tersebut maka akan

berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekspor. Mungkin sudah

saatnya dipertimbangkan negara-negara tujuan ekspor yang lain

seperti China, India, Timur Tengah dan lain-lain.

Dalam penelitian ini juga ternyata nilai tukar mata uang berpengaruh

signifikan dan positif pada pertumbuhan ekspor. Untuk Indonesia ada

dua hal mengapa kenaikan nilai tukar rupiah menyebabkan

kenaikkan ekspor walaupun tipis sekali. Pertama, struktur Industri

yang menghasilkan barang ekspor didominasi dengan bahan baku

atau suplai dari barang-barang impor sehingga setiap kenaikan nilai

tukar justru akan meningkatkan daya beli bahan baku dan membuat

biaya produksi menjadi semakin murah sehingga meningkatkan

ekspor. Ke dua, bahwa kenaikan ekspor kita didorong oleh kenaikan

harga-harga komoditas di pasar internasional sehingga kenaikan nilai

tukar rupiah tidak terlalu dirasakan karena secara keseluruhan harga

pasaran internasional juga meningkat lebih besar lagi.

54

Page 55: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

5.2. Saran

Model yang ada dapat lebih disempurnakan lagi bila dapat menambah

jumlah periode waktu sebelum krisis ekonomi 1997. Karena Pada

zaman Orde Baru peranan investasi asing sangat besar dalam

perekonomian Indonesia. Sehingga bila model ini diterapkan dalam

periode waktu yang lebih panjang hasilnya akan convergence menuju

sesuai dengan teori dan penelitian sebelumnya.

Model ini juga dapat dikembangkan untuk beberapa negara Asia

Tenggara lainnya sehingga akan didapatkan pengaruh dan kontribusi

yang lebih nyata dari investasi asing dan ekspor terhadap

pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya. Mungkin dalam penelitian

selanjutnya akan lebih menarik lagi bila dapat dikembangkan dengan

pemodelan simultan panel data sehingga hasil hasil yang didapatkan

akan lebih bervariasi dan kaya dengan informasi.

55

Page 56: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

DAFTAR PUSTAKA

Barro, Robert J., and Xavier Sala-i-Martin, Economic Growth, New York,

McGraw-Hill Inc., 1995.

Borensztein, E., J. de Gregorio and J. Lee., How does Foreign Direct

Investment Affect Economic Growth?, NBER Working Paper 5057,

1995.

Carkovic, Maria and Ross Levine., Does Foreign Direct Investment

Accelerate Economic Growth?, Working Paper, University of

Minnesota, May 2002.

Filipozzi, Fabio and Tallinn., Equilibrium Exchange Rate of the Estonian

Kroon : Its Dynamic and Impacts of Deviations, Unpublished Paper,

Eesti Pank, University of Milan, 2000.

Gray, Malcolm., Foreign Direct Investment and Recovery in Indonesia :

Recent Events and Their Impact, Backgrounder Paper Vol. 14/2,

August 2002.

Greene, William H., Econometric Analysis, Macmillan Publishing Company,

New York, 1990.

2ndGujarati, Damodar N., Basic Econometrics, ed., McGraw Hill

International Editions, New York, 1988.

Hamberg, Daniel., Models of Economic Growth, Harper and Row Publisher,

1971.

Iqbal, Farrukh and Mustapha Kamel Nabli., Trade, Foreign Direct

Investment and Development in the Middle East and North Africa,

World Bank, 2004.

56

Page 57: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Judge, George G., Carter R. Hill, William E. Griffiths, Helmut Lutkepohl, and

Tsoung-Chao Lee, Introduction to the Theory and Practice of

Econometrics, John Wiley and Sons, Inc., 1982.

Keller, Wolfgang, Yeaple, Stephen R., Multinational Enterprises,

International Trade, and Productivity Growth : Firm-Level Evidence

from the United States, NBER Working Paper # 9504, 2003.

Kibritcioglu, Aykut and Selahattin Dibooglu, Long-Run Economic Growth: An

Interdisciplinary Approach, Working Paper Number 01-0121

University of Illinois at Urbana-Champaign, 2001.

Klau, Marc and San Sau Fung., The New BIS Effective Exchange Rate

Indices, BIS Quartely Review, March 2006.

Kumar, Nagesh and Jaya Prakash Pradhan., Foreign Direct Investment,

Externalities and Economic Growth in Developing Countries: Some

Empirical Explorations and Implications for WTO Negotiations on

Investment, RIS – DP # 27/2002.

MIT Economics Department ., Macroeconomic Theory: Economic Growth,

MIT., 2003.

Nakamura, Shin-ya and Tsuyoshi Oyama., The Determinants of Foreign

Direct Investment from Japan and the United States to East Asian

Countries, and the Lingkage between FDI and Trade, Working Paper

98-11, Research and Statistics Department, Bank of Japan, 1998.

Moran, Theodore H., Foreign Direct Investment and Development,

Washington, D. C, Institute for International Economics, 1998.

Pindyck, R.S. and D.L. Rubinfield., Econometrics Models and Econometric

Forecasts, McGraw-Hill Book Co, New York, 1990.

57

Page 58: Lutfi, Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Analisa)

Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Roy, Atrayee Ghosh Roy and Hendrik F. Van den Berg., Foreign Direct

Investment and Economic Growth : A Time-Series Approach, Article 7

Volume 6, Issue 1 Global Economy Journal, 2006.

Santoso, Singgih, Masalah Statistik dengan SPSS versi 11.5, Media Elex

Komputindo. Jakarta. 2003.

Siregar, Reza and Ramkishen S. Rajan., Impact of Exchange Rate Volatility

on Indonesia’s Trade Performance in the 1990s, Discussion Paper No.

0205, Center for International Economic Studies, Adelaide University,

March 2002.

Solow, Robert M., Growth Theory:An Exposition, Oxford University Press,

1987.

Strum, J.E, Kuper G.H and De Haan, J., Modelling Government Investment

and Economic Growth on A Macro Level : A Review. CCSO Series No.

29.

Tarmidi, Lepi T., Ekonomi Pembangunan. PAU Ekonomi Universitas

Indonesia, Jakarta, 1992.

Thomsen, Stephen., Southeast Asia : The Role of Foreign Direct Investment

Policies in Development, Unclassified Working Papers on International

Investment, OECD, 1999.

58