luph

2
Air bersih merupakan kebutuhan yang mutlak bagi kehidupan manusia. Air digunakan untuk mandi, mencuci, buang air, dan lain sebagainya. Apabila terjadi keterbatasan air bersih, maka masyarakat pun cenderung mengabaikan masalah kesehatan sehingga dapat terjadi bangkinya epidemi penyakit (World Water Assessment Programme). Sebagai contoh, karena kurangnya air bersih, sebagian masyarakat pun menunda mandi atau mandi sekadarnya. Mereka juga cenderung mengabaikan kebersihan lingkungan sehingga timbul banyak lalat dan keadaan sekitar pun relatif lebih kotor. Lalat tersebut pun menghinggapi makanan dan minuman yang ada, sehingga penyakit- penyakit pun lebih berpotensi untuk muncul. Sayangnya, peristiwa keterbatasan air bersih ini telah muncul di Indonesia sejak lama. Saat ini, terdapat 119 juta rakyat di Indonesia yang belum memiliki akses terhadap air bersih. Bahkan, suatu penelitian menunjukkan bahwa 60 persen sungai di Indonesia telah tercemar oleh bakteri penyebab diare. Padahal, menurut hasil survey Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), kekurangan akses air bersih menyebabkan 3.800 anak meninggal setiap harinya karena penyakit air tercemar. Menurut penelitian WHO, penyakit yang timbul akibat krisis air antara lain kolera, hepatitis, polymearitis, typoid, disentrin trachoma, scabies, malaria, yellow fever, diare, dan penyakit cacingan. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh terkontaminasinya air adalah diare. Kasus penyakit ini masih menghantui penduduk di sejumlah kota di Indonesia. Gejalanya biasanya buang air terus- menerus, muntah, dan kejang perut. Penyebabnya beragam, salah satunya ialah kebiasaan masyarakat yang tidak sehat dan bersih. Diare merupakan penyakit yang sering terjadi di kalangan masyarakat. Bidang Bina Pengendalian Penyakit dan Lingkungan (P2L) Dinas Kesehatan Banjar menunjukkan bahwa terdapat 4.011 kasus diare sejak bulan Januari hingga September 2014. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu hanya terdapat 3.343 kasus. Penyakit ini memang tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap kesehatan orang dewasa. Namun, bagi balita, diare dapat menjadi penyakit yang mematikan karena balita belum memiliki sistem imunitas yang kuat sehingga sangat rentan terhadap penyakit. Apabila hal ini tidak segera diatasi dengan gaya hidup sehat dan lingkungan yang bersih, penderita diare dapat terkena tifus dan kanker usus yang dapat menyebabkan kematian. Selain diare, penyakit kulit karena jamur juga berpotensi muncul, terutama di negara tropis, seperti Indonesia. Insidennya akan semakin meningkat ketika kondisi air bersih terbatas. Kulit pun semakin mudah berkeringat, lembap, terutama di daerah lipatan kulit. Tidak hanya itu, keterbatasan air bersih juga menyebabkan timbulnya kolera yang merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri vibio cholerae. Bakteri ini umumnya mengontaminasi pasokan air massal, es yang

Upload: alisha-soebroto

Post on 11-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

luph

TRANSCRIPT

Air bersih merupakan kebutuhan yang mutlak bagi kehidupan manusia. Air digunakan untuk mandi, mencuci, buang air, dan lain sebagainya. Apabila terjadi keterbatasan air bersih, maka masyarakat pun cenderung mengabaikan masalah kesehatan sehingga dapat terjadi bangkinya epidemi penyakit (World Water Assessment Programme). Sebagai contoh, karena kurangnya air bersih, sebagian masyarakat pun menunda mandi atau mandi sekadarnya. Mereka juga cenderung mengabaikan kebersihan lingkungan sehingga timbul banyak lalat dan keadaan sekitar pun relatif lebih kotor. Lalat tersebut pun menghinggapi makanan dan minuman yang ada, sehingga penyakit-penyakit pun lebih berpotensi untuk muncul. Sayangnya, peristiwa keterbatasan air bersih ini telah muncul di Indonesia sejak lama. Saat ini, terdapat 119 juta rakyat di Indonesia yang belum memiliki akses terhadap air bersih. Bahkan, suatu penelitian menunjukkan bahwa 60 persen sungai di Indonesia telah tercemar oleh bakteri penyebab diare. Padahal, menurut hasil survey Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), kekurangan akses air bersih menyebabkan 3.800 anak meninggal setiap harinya karena penyakit air tercemar. Menurut penelitian WHO, penyakit yang timbul akibat krisis air antara lain kolera, hepatitis, polymearitis, typoid, disentrin trachoma, scabies, malaria, yellow fever, diare, dan penyakit cacingan.Salah satu penyakit yang disebabkan oleh terkontaminasinya air adalah diare. Kasus penyakit ini masih menghantui penduduk di sejumlah kota di Indonesia. Gejalanya biasanya buang air terus-menerus, muntah, dan kejang perut. Penyebabnya beragam, salah satunya ialah kebiasaan masyarakat yang tidak sehat dan bersih.Diare merupakan penyakit yang sering terjadi di kalangan masyarakat. Bidang Bina Pengendalian Penyakit dan Lingkungan (P2L) Dinas Kesehatan Banjar menunjukkan bahwa terdapat 4.011 kasus diare sejak bulan Januari hingga September 2014. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu hanya terdapat 3.343 kasus. Penyakit ini memang tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap kesehatan orang dewasa. Namun, bagi balita, diare dapat menjadi penyakit yang mematikan karena balita belum memiliki sistem imunitas yang kuat sehingga sangat rentan terhadap penyakit. Apabila hal ini tidak segera diatasi dengan gaya hidup sehat dan lingkungan yang bersih, penderita diare dapat terkena tifus dan kanker usus yang dapat menyebabkan kematian.Selain diare, penyakit kulit karena jamur juga berpotensi muncul, terutama di negara tropis, seperti Indonesia. Insidennya akan semakin meningkat ketika kondisi air bersih terbatas. Kulit pun semakin mudah berkeringat, lembap, terutama di daerah lipatan kulit. Tidak hanya itu, keterbatasan air bersih juga menyebabkan timbulnya kolera yang merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri vibio cholerae. Bakteri ini umumnya mengontaminasi pasokan air massal, es yang terbuat dari sumber air massal, makanan dan minuman yang diproduksi dengan tidak bersih, sayuran yang pertumbuhannya dialiri dengan air limbah, serta kerang dan ikan metnah dan makanan laut lainnya yang diperoleh dari perairan yang tercemar limbah.Penyakit lain yang umum terjadi ialah trakhoma. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang umumnya menyebar melalui kontak langsung dengan mata, kelopak mata, dan hidung atau sekresi tenggorokan dari orang yang terinfeksi. Trachoma dapat muncul terutama karena adanya kondisi sanitasi yang buruk serta kurangnya kebersihan diri sendiri dan lingkungan sekitar. Minimnya atau buruknya akses terhadap air juga berperan besar terhadap munculnya penyakit trakhoma. Selain itu, minimnya akses ke toilet komunal juga meningkatkan insiden terhadap penyakit ini. Saat ini, trakhoma adalah penyebab utama dari kebutaan di seluruh dunia. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa 8 juta orang di seluruh dunia menjadi tunanetra karena trakhoma. Selain trakhoma, ada pula penyakit hepatitis yang sangat erat kaitannya dengan dengan kurangnya air bersih, kebersihan pribadi yang buruk, dan sanitasi yang tidak memadai. Virus hepatitis dapat ditularkan melalui konsumsi makanan dan air yang terkontaminasi. Penyakit ini telah menjangkit rakyat Indonesia sejak lama. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013, angka terjadinya hepatitis B mencapai 21,8%, sedangkan hepatitis A mencapai 19,3%. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan karena hepatitis B dapat menyebabkan munculnya hepatitis kronis, sirosis hati, serta kanker hati. Penyakit ini dapat diatasi dengan vaksinasi.

ReferensiSari RA. Kasus Diare Tertinggi Ada di Kota Makassar. [cited at 6 May 2015]. Available from: http://www.tempo.co/read/news/2014/12/23/060630375/Kasus-Diare-Tertinggi-Ada-di-Kota-MakassarYuliastuti D. 30 Penyakit Ini Akibat Krisis Air Bersih. [cited 6 May 2015]. Available from: http://www.tempo.co/read/news/2011/09/07/060354927/30-Penyakit-Ini-Akibat-Krisis-Air-Bersih