luas lahan = 10000 m2 kdb : 50% = 50% x 10000 m klb : 3...
TRANSCRIPT
Luas lahan = 10000 m2
KDB : 50% = 50% x 10000 m2 = 5000 m2
KLB : 3 = 3 x 10000 m2 = 30000 m2
Ketinggian maksimal : 6 lantai
Perhitungan Luas Hunian
Berdasarkan data studi banding yang ada, maka perkiraan proporsi kebutuhan unit
hunian apartemen akan diambil dari hasil rata-rata studi banding yang ada.
Tabel 23. Perhitungan Occupancy Rate
Mediterania I Square Garden City Park Rata-rata Studio 4% - 30% 11.7% 1 KT 11.7% 10% - 10.85% 2 KT 78.5% 90% 70% 79.5% 3 KT 5.8% - - 1.9% Total 100% 100% 100% 100% Oc Rt 90% 50% - 70%
Dari perhitungan di atas dapat diperoleh persentase untuk tipe hunian yaitu
Tipe studio : 25%
Tipe 2 kamar : 75%
Diasumsikan luas dasar bangunan untuk hunian adalah 25 % dari luas tapak.
76
Fasilitas umum, penunjang dan service adalah 15 % dari luas tapak
Parkir adalah 10 % dari luas tapak
Luas dasar hunian yang dapat dibangun = 2500 m2
Sirkulasi 20 % = 500 m2 -
Luas netto hunian per lantai = 2000 m2
Jumlah unit hunian per lantai
Tipe studio : 25 % x 2000 m2 = 500 m2 500 m2 / 20 m2 = 25 unit
Tipe 2 kamar : 75 % x 2000 m2 = 1500 m2 1500 m2 / 36 m2 = 41 unit +
Jumlah unit seluruh per lantai = 66 unit
Untuk retail dan area komersil adalah 2 lantai yang terdapat dibawah hunian.
Untuk area service, pnunjang dan fasilitas umum adalah 1 lantai yang terdapat di
bawah hunian sehingga jumlah lantai untuk hunian adalah 4,5 lantai.
Jumlah unit seluruh : 66 unit x 4,5 = 297 unit.
Jumlah penghuni = 780 orang.
Program Ruang
Tabel 22. Program Ruang
Kebutuhan Ruang Standart Sumber Kapasi
tas
Kebutuhan
Luas Ruang
77
Hall / Lobby
R. security
R. Kotak Surat
Unit hunian : tipe studio
Tipe 2 kamar
Ruang sampah
1 m2/orang
1,5 m2/orang
0,4 x 0,8 / 5 unit
20 m2
36 m2
2 x 3 m
AS
-
AS
-
-
-
30
4
291
101
190
2
30 m2
6 m2
19 m2
2020 m2
6840 m2
12 m2
Sirkulasi 20% 1785,4 m2
Pelayanan
Hunian
Total luas pelayanan hunian
10712,4 m2
R.tunggu 0,5 m2/orang NAD 15 7,5 m2
R.Kepala Pengelola 7,5 m2/unit NAD 1 7,5m2
R.Wakil Pengelola 6 m2/unit NAD 1 6 m2
R.informasi/Pemasaran 6 m2/orang AS 1 6 m2
R. staff Administrasi 2,55 m2/orang NAD 4 10,2 m2
AS
NAD
NAD
R.Rapat
Pantry
Toilet
R.istirahat staff
R.ganti staff
Gudang
1,5 m2/orang
1,4 m2/orang
1,3 m2/unit
2 m2/orang
1,3 m2/unit AS
NAD
10
5
4
10
4
1
15 m2
7 m2
5,2 m2
20 m2
5,2 m2
4 m2AS
Sirkulasi 20% 18,72 m2
Pengelola
Total luas kebutuhan pengelola
112,32 m2
78
Toko / retail 6x14
4,5 x 15
Kios 3 x 6
Aula serba guna
Plaza
Playproup
Mushola
Toilet
177 m2
141,75 m2
18 m2
1 m2/orang
0,8 m2/ orang
1,5 m2/ orang
1,2 m2/ orang
1,3 m2/ orang
AS
AS
AS
TS
AS
NAD
AS
NAD
12
6
10
550
100
40
20
6
2124 m2
850,5 m2
180 m2
550 m2
80 m2
60 m2
24 m2
7,8 m2
20% 775,26 m2Sirkulasi
4651,55 m2Total luas fasilitas penunjang
Lapangan Bulutangkis 6.1m x 13.4m NAD 1 81,74 m2
Children playground 1,5 m2/ orang 50 75 m2AS
Sirkulasi 20% 31,41 m2
Fasilitas
Olahraga
Total fasilitas olahraga
188,14 m2
R. Genset 20 m2/unit AS 1 20 m2
R. Panel/trafo 20 m2/unit AS 1 20m2
Gudang 6 m2/unit AS 1 6 m2
Area penampungan
sampah
15 m2/orang AS 1 15 m2
R. STP 24 m2 AS 1 24 m2
R.WTP 45 m2 AS 1 45 m2
R. Pompa + reservoir 15 m2 AS 3 45 m2
Sirkulasi 20% 35 m2
Fasilitas
Pelengkap
/ Service
Total fasilitas service
210 m2
Total luas keseluruhan 15874,41 m2
79
Keterangan : NAD = Neufert Architect Data, AS = asumsi, TS = Time Saver Standart
Analisis Kebutuhan Luas Parkir Kendaraan
• Ratio parkir motor penghuni apartemen adalah 2 unit : 1 motor
o Total parkir motor penghuni apartemen adalah 148 motor
Ratio parkir mobil penghuni apartemen adalah 10 unit : 1 mobil
o Total parkir motor penghuni apartemen adalah 29 mobil
Total luas parkir penghuni + sirkulasi = 790,2 m2
• Parkir mobil pengunjung / retail adalah 1 retail : 2 mobil
o Total parkir mobil pengunjung adalah 36 mobil
Parkir motor pengunjung / retail adalah 1 retail : 3 motor
o Total parkir motor pengunjung adalah 54 motor
Total luas parkir pengunjung + sirkulasi = 558 m2
• Parkir mobil service disediakan 5 parkir mobil box (@ 30 m2) dan 2 truck
(@35 m2)
Total luas parkir service + sirkulasi = 264 m2
Total luas kebutuhan parkir = 1612,2 m2
IV.3.2. Hubungan Ruang
80
Hubunagn ruang secara umum :
Berikut adalah skema hubungan antar ruang :
- Skema hubungan pelayanan hunian
Lobby / hall Foyer / security
Core (lift)
Unit
hunian
- Skema hubungan fasilitas penunjang dan fasilitas umum
Lapangan Parkir
81
IV.3.3. Zoning Bangunan
Tabel 24. Zoning Bangunan Secara Vertikal Kelebihan : pencapaian bagi penghuni lebih
jelas, lebih eklusif karena bagian semi publik
telah dibatasi dari lantai dasar.
Alternatif 1 Gambar 31. Alternatif 1 Zoning Vertikal
Kekurangan : area public pada lantai dasar
menjadi berkurang dan terbatas
Alternatif 2 Gambar 32. Alternatif 2 Zoning Vertikal
Kelebihan :lantai dasar difungsikan sebagai
pelayanan umum sehingga jelas antara publik
dengan semi publik.
Fasilitas olahraga (lapangan outdoor,
playground)
Lobby / hall
Unit hunian
Fasilitas umum (toko, mushola, tempat
makan, klinik, dll)
82
Kekurangan : pencapaian ke daerah private
harus melewati daerah publik dan semi publik
Dikaitkan dengan fungsi ruang dan sifatnya, maka penerapan zoning pada
Apartemen adalah alternatif 2, karena lantai dasar lebih bersifat umum sehingga
pelayanan umum lebih merata dan tersebar.
IV.3.4. Analisis Gubahan Massa
Massa adalah benda-benda baik benda buatan seperti bangunan, monumen,
pagar dan lainnya maupun benda alami yang karena perletakkannya membentuk
ruang. Jenis massa bangunan terbagi menjadi 2 yaitu massa bangunan tunggal dan
massa bangunan majemuk.
Tabel 25. Alternatif Gubahan Massa Massa Bangunan Tunggal Massa Bangunan Majemuk
Gambar 33. Massa Bangunan Tunggal
Gambar 34. Massa Bangunan Majemuk
Sebuah pola massa bangunan yang
hanya terdiri dari satu masa untuk
Sebuah pola massa bangunan yang
terdiri dari beberapa massa dalam satu
83
menampung seluruh program ruang di
atas sebuah tapak
tapak yang membentuk gubahan massa.
Pertimbangan :
- Kebutuhan lahan sempit.
- Sirkulasi pencapaian menjadi cepat
dan efisien.
- Pengawasan dan pemeliharaan lebih
mudah.
- Sifat bangunan terpusat.
Pertimbangan :
- Pola perletakan massa dinamis.
- Memerlukan lahan yang luas.
- Pemisahan beberapa kelompok
aktifitas.
- Sifat bangunan menyebar dan
memusat pada satu titik aktifitas.
Pada apartemen ini yang akan diterapkan adalah massa bangunan tunggal
karena lahan yang sempit dan agar sirkulasi dalam tapak lebih cepat dan efisien.
Beberapa tipe gubahan massa yaitu :
1. Gubahan massa statis/formil/anorganik, biasanya digunakan untuk bangunan
yang bersifat monumental seperti bangunan pemerintahan, tugu peringatan.
2. Gubahan massa dinamis/informil/organik, gubahan massa ini cenderung
bersatu dengan lingkungan dan alamnya, misalnya mengikuti aliran sungai atau
mengikuti bentuk-bentuk yang ada pada alam.
IV.3.5. Analisis Bentuk Bangunan
Tabel 26. Bentuk Dasar Bangunan Bentuk Kelebihan Kekurangan
Segitiga - Bentuk stabil dan berkarakter
kuat.
- Mudah digabungkan menjadi
bentuk geometris lainnya.
-Kurang efisien
- Fleksibelitas ruang
kurang.
- Layout ruang sulit.
84
- Orientasi ruang pada tiap
sudut.
- Pengembangan ruang pada
ketiga sisinya
Segiempat
- Bentuk statis.
- Mudah dikembangkan ke
segala arah.
- Orientasi ruang pada keempat
sisi pembatasnya.
- Layout ruang baik dan mudah.
- Ruang memiliki efisiensi yang
tinggi karena mudah
digambungkan dengan bentuk
lain
- Orientasi ruang
cenderung statis.
Lingkaran
- Bentuk halus.
- Orientasi ruang memusat dan
statis.
- relatif indah dilihat dari luar.
-Sulit dikembangkan.
- Fleksibelitas ruang
rendah.
- Sulit digabungkan
dengan bentuk lain.
- Layout ruang sulit.
Kesimpulan :
Dari ketiga alternatif di atas, yang akan diterapkan dalam perancangan
apartemen ini adalah bentuk segi empat karena banyak memiliki kelebihan
terutama dalam segi layout, efisien dalam perletakkan perabotan. Selain itu dan
kemudahan untuk di gabungkan dengan bentuk-bentuk lain (lebih fleksibel)
menjadi salah satu keunggulan bentuk ini.
85
IV.3.6. Analisis Struktur Bangunan
Fungsi utama dari sistem struktur adalah untuk memikul secara aman dan
efektif beban yang bekerja pada bangunan, serta menyalurkannya ke tanah melalui
pondasi. Struktur bangunan dapat dibagi menjadi 2, yaitu ;
• Sub Structure (struktur bawah)
Merupakan bagian struktur bawah yang berfungsi menyalurkan beban-beban
yang bekerja dari atas ke bawah. Diantaranya adalah pondasi, sloof, dan lantai
kerja. Jenis pondasi yaitu sebagai berikut
Tabel 27. Jenis –jenis Pondasi Jenis pondasi Keuntungan Kerugian
Tiang
pancang
- Waktu pelaksanaan cepat
- Pelaksanaan mudah
- Kekuatan menjamin
- Kualitas terjaga karena sistem
fabrikasi
- Dapat merusak lingkungan
sekitar akibat getaran yang
ditimbulkan
- Sambungan pada pondasi
yang memerlukan ukuran
tertentu, hasil kurang baik
Bore pile - Getaran yang dihasilkan cukup
kecil
- Cocok digunakan di daerah
padat
- Ukuran diameter cukup besar
sehingga daya dukung tiap
tiang lebih besar
- Tidak perlu sambungan tiang
- Biaya cukup besar
- Waktu pelaksanaan cukup
lama.
Lingkungan sekitar mempengaruhi pemilihan pondasi yang digunakan.
Dilihat dari kondisi lingkungan sekitar yang merupakan pemukiman yang padat
86
dan berdempet, maka pondasi yang digunakan dalam apartemen ini yaitu
pondasi bore pile karena dapat menahan beban yang besar dan tidak
mengganggu lingkungan karena getaran kecil. Jika menggunakan tiang pancang,
akan menggetarkan tanah disekitar yang berpengaruh pada retaknya dinding
rumah-rumah sekitar atau penurunan tanah akibat getaran.
• Upper structure (struktur atas)
Merupakan struktur utama yang berfungsi sebagai penyalur beban dari atas
berupa beban hidup dan beban mati ke pondasi baik secara vertikal maupun
horisontal. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sistem struktur
ini adalah penyaluran beban vertikal dan horisontal di perlukan dan
menghasilkan hubungan kaku, adanya bukaan pada sisi dinding terluar pada unit
bangunan.
Tabel 28. Jenis-Jenis Sistem Struktur Jenis sistem struktur
Struktur massa /
padat
- Konstruksi dinding pemikul dan dinding geser
- Dinding berfungsi sebagai penahan gaya lateral,
menerima beban vertikal, mengurangi penyerapan
panas, meredam suara.
Struktur rangka - Terdiri dari unsur horisontal (balok) dan vertikal
(kolom).
- Dapat membentuk ruang yang fleksibel
Struktur bidang
permukaan
- Terdiri dari struktur lipat dan struktur cangkang
- Bentangan yang besar dan bebas kolom
- Bidang struktur dapat berfungsi sebagai dinding atau
atap
Struktur gantung - Memanfaatkan daya tarik kabel baja secara maksimal
87
- Ruangan bebas kolom
- Fleksibilitas tinggi.
(Skripsi Tugas Akhir Welly Wangidjaja, Museum Teknologi Transportasi Udara, Universitas Tarumanegara, 1994, pp56-57)
Dari beberapa jenis sistem struktur, maka yang digunakan pada bangunan
apartemen adalah sistem struktur rangka karena dapat fleksibel mengikuti unit-
unit pada apartemen.
Berikut adalah alternatif pemilihan bahan struktur kaku :
Tabel 29. Alternatif Pemilihan Bahan Struktur Kaku Konstruksi Beton Bertulang Konstruksi Baja
Rangka beton lebih mudah dalam
menghasilkan bentuk yang fleksibel
karena dapat di cor setempat, beton
dapat melindungi tulangan besi baja
karena beton tidak berkarat.
Rangka baja lebih sulit dalam
menghasilkan bentuk yang fleksibel
karena ada ukuran-ukuran tertentu,
baja tidak dapat melindungi lapisan
tulangan besi baja karena dapat
berkarat.
Konstruksi yang akan diterapkan pada bangunan apartemen adalah
konstruksi beton bertulang karena lebih fleksibel mengikuti unit-unit
apartemen dan core bangunan harus menggunakan konstruksi beton bertulang
untuk kekakuan bangunan dan untuk melindungi inti bangunan dari kebakaran.
Beberapa bentuk atap bangunan yang digunakan untuk penutup bangunan,
dan melindungi segala sesuatu yang ada di bawahnya, yaitu ;
• Atap datar
Atap datar banyak dimanfaatkan juga sebagai green roofs. Green roofs
adalah sebuah kelanjutan dari atap yang sudah ada dimana tanaman, semak
88
tumbuh dalam berat yang ringan dengan pertumbuhan medium. Beberapa
sistem dalam pembuatan green roofs yaitu :
(http://www.toronto.ca/greenroofs/what.htm, 14/03/2008, 13.59 WIB)
Tabel 30. Sistem Atap Rumput
Complete system
- sistem yang paling fleksibel dengan
vegetasi
- pertumbuhan vegetasi sedang
- membutuhkan pembuangan air dan
perlindungan lapisan tanah
- Berat dan ketebalan mulai dari 50 mm
– 75 mm (kedalaman) dan 60 – 90
kg/m2 (berat).
- Dipasang dengan aneka ragam tipe
membran yang tahan air.
Modular system
- Berupa nampan vegetasi
- Pertumbuhan medium, mudah
ditempatkan dalam atap
- Kedalaman antara 75 mm – 300 mm.
- Keanekaragaman vegetasi lebih
terbatas.
Pre-cultivated vegetation blanket
- Sistem dengan lapisan vegetasi yang
telah tumbuh dan diolah sebelumnya
- Diletakkan pada lantai green roofs
- Ketebalan 45 mm, berat 40 kg/m2.
- Vegetasi utama dari beberapa varietas
sedum, sebuah tanaman berair
89
banyak.
- Toleran terhadap temperatur ekstrim
dan dapat hidup dengan sedikit atau
tanpa air dan membutuhkan sangat
sedikit perawatan.
• Atap Miring, sesuai dengan daerah tropik lembab
Atap yang akan di gunakan untuk bangunan apartemen ini adalah atap
miring dengan pertimbangan iklim dan biaya yang lebih murah
dibandingkan dengan atap datar atau green roof dan ruang dibawah atap
juga dapat berfungsi sebagai peredam panas dari atap ke dalam bangunan
sehingga suhu di dalam bangunan tidak panas terutama untuk hunian
dilantai paling atas.
• Inti bangunan
Inti bangunan digunakan sebagai bagian struktur yang memperkaku bangunan,
terutama untuk menahan gaya lateral. Perbedaan fungsi bangunan akan
berpengaruh pada pola tata letak inti bangunan. Luas lantai bersih, sirkulasi
dan jaringan utilitas serta pemanfaatan pencahayaan alamiah menjadi
pertimbangan bagi letak inti bangunan. Berikut adalah beberapa contoh letak
inti bangunan pada bangunan apartemen
Tabel 31. Letak Inti Bangunan
Letak inti bangunan Keterangan
Inti bangunan di tengah
- Digunakan pada apartemen yang
per lantainya hanya melayani
90
beberapa unit (exclusif)
Inti bangunan di salah satu sisi
- Untuk apartemen yang tiap
lantainya melayani unit yang
banyak
Inti bangunan di sudut
- Untuk apartemen dengan bentuk
bervariasi, sirkulasi ke dua arah
yang berlawanan.
Pada Apartemen akan menggunakan letak inti bangunan di salah satu sisi
dengan bentuk persegi / memanjang dengan pertimbangan jumlah hunian yang
banyak, core dapat terbuka ke arah luar bangunan untuk memperoleh sinar
matahari, tidak memerlukan delatasi yang rawan terhadap gempa.
IV.3.7. Analisis Modul Bangunan
• Modul Struktur
Modul struktur adalah modul yang digunakan berdasarkan ukuran struktur
(sesuai kelipatan). Ukuran dan luas ruangan mengikuti modul struktur yang
ada. Kekurangannya yaitu ruang-ruang tidak efisien. Kelebihannya cocok
untuk bangunan yang mementingkan bentuk dan kekokohan.
• Modul Perencanaan
Modul perencanaan adalah modul yang digunakan dalam bangunan
berdasarkan luas ruang yang dibutuhkan. Rancangan mengikuti ukuran-ukuran
ruangan. Kelebihannya yaitu ruang-ruang yang ada sesuai dengan kebutuhan.
Kekurangannya yaitu boros bahan struktur jika ruangan tidak sesuai dengan
kelipatan ukuran struktur.
91
Modul yang akan digunakan dalam bangunan apartemen ini adalah modul
perencanaan dan modul struktur. Ukuran unit-unit pada apratemen
disesuaikan dengan modul struktur rangka sehingga kebutuhan luas ruang
terpenuhi dan hemat bahan struktur.
IV.3.8. Analisis Material Bangunan
Tabel 32. Jenis-Jenis Bahan Bangunan dan Contohnya
Golongan Bahan Bangunan
Bahan
Bangunan
Alam
• Anorganik : batu alam, tanah liat
• Organik : kayu, bambu,
dedaunan, serat, rumput
• Batu kali, kerikil, pasir, kapur
• Bermacam-macam kayu,
bambu, ijuk, alang-alang
Bahan
Bangunan
Buatan
• Bahan yang dibakar
• Bahan yang dilebur
• Bahan yang ditempa / dipres
• Bahan kimia dan petrokimia
• Batu merah, genteng
• Kaca
• Konblok, batako
• Plastik, bitumer, kertas, cat
Bahan
Bangunan
Logam
• Logam mulia
• Logam setengah mulia
• Logam besi
• Logam non besi
• Emas, perak
• Air raksa, nikel, kobalt
• Besi, baja
• Alumunium,kuningan,perunggu
http://www.lmbunika.com/pdf/standart.pdf.
Material utama yang biasa digunakan untuk dinding luar bangunan
apartemen adalah celcon atau bata ringan. Beberapa kelebihan dalam penggunaan
celcon yaitu bentuknya yang lebih besar dapat mempercepat proses konstruksi dan
beratnya untuk strktur sangat ringan. Celcon cocok untuk material dinding
apartemen yang membutuhkan waktu yang cepat dalam pembangunannya.
92
Dikaitkan dengan hemat air, maka celkon lebih menghemat air daripada batu bata
karena memerlukan adukan semen yang lebih sedikit. Untuk ruang dalam tiap unit,
pembatas ruang-ruang menggunakan dinding partisi karena tebal dinding partisi
tidak begitu lebar dan ringan. Material pada lantai tiap unti mengunakan keramik
sebagai finishing dengan pertimbangan mudah dibersihkan
Untuk material perkerasan pada daerah parkir, plasa dan pedestrian
menggunakan material yang dapat meresapkan air hujan ke tanah seperti konblok
dan grassblock.
Tekait dengan tema yaitu hemat air, maka pemilihan perabotan khusunya
peralatan sanitair harus yang dapat menghemat air. Berikut adalah perbandingan
peralatan sanitair dan volume air yang dikeluarkan
Tabel 33. Volume Air Dalam Penggunaan Peralatan Bak mandi Shower
Untuk mandi 135 liter / orang 45 liter / orang
Wastafel keran normal Wastafel keran ’spray’ Untuk mencuci tangan
6-12 liter/menit 1,8 liter/menit
Kloset single flush Kloset dual flush Untuk toilet
9 liter 2 liter dan 4 liter
Roat, Sue, Manuel Fuentes, Stephanie Thomas.(2001). Ecohouse 2: A Design Guide. Architectural Press, Oxford, p254-258. S,Jimmy Juwana.(2004). Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Aerlangga, Jakarta
Untuk menghemat air dalam penggunaan di unit-unit apartemen, maka perlu
menggunakan peralatan yang hemat air. Salah satunya dengan menggunakan
shower karena air yang digunakan lebih sedikit dan penggunaan shower pada
kamar mandi lebih menghemat ruang. Untuk wastafel menggunakan keran ’spray’
93
agar pemakaian dapat dibatasi. Kloset menggunakan dual flush agar air yang
digunakan sesuai dengan kebutuhan.
IV.3.9. Analisis Sistem Utilitas Bangunan
Sistem utilitas adalah segala macam sistem dalam bangunan yang membantu
beroperasinyadan berfungsinya suatu bangunan. Sistem utilitas terdiri dari :
• Pencahayaan
Pencahayaan pada bangunan terdiri dari pencahayaan alami dan
pencahayaan buatan. Pada siang hari dapat memanfaatkan cahaya matahari
sedangkan pada malam hari dapat menggunakan lampu. Terkait dengan
sustainable untuk menghemat energi, maka setiap unit kamar harus
mendapatkan bukaan keluar sehingga tidak memerlukan lampu pada siang hari.
Pada koridor sebaiknya memiliki bukaan keluar agar koridor tidak memerlukan
lampu pada siang hari.
• Pengudaraan / tata udara
Pada bangunan, ventilasi adalah faktor yang berhubungan dengan
kenyamanan dan kesehatan pengguna bangunan. Pengudaraan alami dapat
menggunakan jendela,ventilasi, dan membuat ventilasi silang (cross
ventilation). Sistem pengudaraan buatan adalah dengan menggunakan AC (Air
Conditioner). Terdapat dua macam AC yaitu AC split dan AC central. AC split
yang kapasitasnya 0.5 – 3 PK digunakan untuk ruangan kecil seperti kamar
tidur, ruang duduk, ruang kerja dan lain-lain. AC central digunakan untuk
94
ruangan yang lebih luas seperti hall, lobby, aula, dan lain-lain. Untuk
apartemen kelas menengah yang sebagian penghuninya tidak mampu
menggunakan AC (biaya listrik mahal, dsb) maka tiap unit harus dapat
memaksimalkan bukaan untuk pengudaraan alami.
• Proteksi kebakaran
Beberapa faktor yang dibutuhkan dalam proteksi kebakaran secara aktif dan
pasif :
1. Konstruksi tahan api
Konstruksi tahan api terutama pada core dan tangga kebakaran dimana core
dan tangga kebakaran harus dapat bertahan dan menyelamatkan isi
bangunan.
2. Pintu keluar
Pintu keluar harus memenuhi persyaratan seperti harus tahan api sekurang-
kurangnya dua jam, harus dilengkapi dengan 3 engsel, dilengkapi dengan
alat penutup otomatis, dilengkapi dengan tanda darurat dengan tuas
pembuka pintu.
Tabel 34. Batasan Lorong Buntu Pada Hunian Hunian Batasan lorong
buntu (m)
Tanpa sprinkler
(m)
Dengan sprinkler
(m)
Hotel 10 30 45
Apartemen 10 30 45
Asrama 0 30 45
Rumah tinggal Tidak perlu Tidak perlu Tidak perlu Sumber : Juwana, J.S ; 2005
3. Hidran
95
Hidran berfungsi sebagai pencegah kebakaran kecil. Biasanya hidran yang
digunakan adalah hidran bangunan (box hydrant) dan selang kebakaran.
Kotak hidran diletakkan dengan jarak 35 m antar hidran. Sumber
persediaan air untuk hidran harus diperhitungkan minimum untuk
pemakaian selama 30 menit.
4. Detektor asap dan sprinkler
Pada bangunan dengan ketinggian lebih dari 8 lantai pemakaian sprinkler
diharuskan.
5. Tangga kebakaran
Tangga kebakaran pada bangunan minimal terdapat dua tangga yang
berjarak + 30 m. Tangga kebakaran harus bebas dari asap dan aman dari
api. Persyaratan dan ukuran tangga kebekaran berada pada lampiran.
Tabel 35. Alternatif Perletakan Tangga Kebakaran
1. Pada inti bangunan (core)
- Akses jelas dan merata ke core saat evakuasi
- Pencapaian ke sisi-sisi bangunan terluar merata
- Untuk pelayanan hunian yang sedikit
- Core terdiri dari 2 lift penghuni dan 1 lift barang
2. Terpisah dari core, tidak mendapat bukaan langsung ke luar
- Jalur evakuasi terbagi dua - Tangga tidak dapat
memanfaatkan bukaan ke luar - Tidak efisien dalam
penggunaan struktur tahan api. - Melayani unit hunian yang
banyak 3.Terpisah dari core, berbatasan langsung dengan ruang luar
- Jalur evakuasi terbagi dua - Tidak efisien dalam
penggunaan struktur tahan api
96
- Melayani unit yang banyak
- Tangga dapat meanfaatkan bukaan ke arah luar
Dari beberapa alternatif dari perletakan tangga darurat, maka yang akan
diterapkan pada bangunan apartemen adalah alternatif 3 karena unit yang
dilayani banyak dan tangga kebakaran dapat memanfaatkan ventilasi alami.
• Analisis Jalur Sirkulasi Utilitas Bangunan
Berikut ini adalah alternatif jalur sirkulasi utilitas bangunan:
Dikaitkan dengan kebutuhan utilitas
apartemen yang terdapat pada masing-
masing unit maka alternatif yang dipilih
adalah sistem pada jalur sirkulasi secara
horisontal dan pada struktur secara vertikal
karena shaft pada unit apartemen harus
menerus ke bawah.
Gambar 35. Alternatif Jalur
Sirkulasi Utilitas Bangunan
S,Jimmy Juwana.(2004). Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Aerlangga, Jakarta • Analisis sistem penyediaan air bersih dan grey water
Sumber air bersih didapat dari PAM. Tetapi untuk menghemat
penggunaan air PAM maka digunakan juga sistem daur ulang air agar air kotor
dapat digunakan kembali. Air untuk digunakan kembali berasal dari grey
water, storm water (air hujan) dan STP. Air hujan digunakan kembali untuk
97
mandi dan mencuci yang sebelumnya ditampung dan disaring di bak
penampungan air hujan. Grey water (air bekas mandi dan mencuci,
kloset,dapur) diolah ke STP dan dapat digunakan kembali untuk flush wc,
mencuci mobil, motor, menyiram tanaman dan persediaan air hidran dan
sprinkler.
Skematik jaringan air pada bangunan
98
• Jaringan air hujan
Tabel 36. Sistem Peresapan Air Hujan Ke Dalam Tanah Peresapan secara alami Peresapan secara buatan
Peresapan secara alami dapat dilakukan dengan
perancangan pada landskap – bagaimana
mengalirkan air hujan ke area resapan, dan
pemilihan material seperti grassblok yang dapat
meresapkan air hujan ke tanah.
Peresapan secara buatan dapat
dilakukan dengan cara mengalirkan air
hujan dari atap ke sumur resapan
melalui talang air atau melalui saluran
drainase atau selokan ke sumur resapan.
http://ag.arizona.edu/pubs/water/az1052/harvest.html; Harvesting Rainwater for Landscape Use; 14 Maret 2008, 10.42 WIB
99
http://bplhd.jakarta.go.id/sr.php, 10 Januari 2007, 13.25 WIB
Yang akan diterapkan pada tapak adalah peresapan secara alami dan buatan.
Perlunya peresapan alami pada tapak agar air hujan yang tidak dapat tertampung
oleh atap dan sumur resapan dapat mengalir alamiah ke daerah resapan. Untuk
dapat menghemat air, diperlukan juga menampung air hujan yang digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari. Air hujan sebagian diresapkan ke tanah untuk pelesatrarian
dan sebagiannya ditampung di bak penampungan air hujan. Air yang ditampung ini
dapat digunakan mencuci kendaraan, pengisian air untuk hidran dan sprinkler.
Persyaratan dan pembuatan bak penampungan terdapat pada lampiran.
• Instalasi listrik
Instalasi jaringan listrik berasal dari PLN dan Genset yang disiapkan hanya
untuk menunjang kebutuhan listrik pada lift jika pasokan listrik dari PLN
terganggu. Untuk hunian tidak disediakan genset bila listrik padam.
100
• Sistem penangkal petir
Penangkal petir adalah penghantar-penghantar di atas atap berupa elektroda
logam yang dipasang tegak dan elektroda logam yang dipasang mendatar. Ada
dua jenis penangkal petir yang umum digunakan yaitu:
Tabel 37. Sistem Penangkal Petir Penangkal Petir Sistem Thomas Penangkal Petir Sistem Prevectron
Sistem Thomas mempunyai jangkauan
perlindungan bangunan yang lebih luas,
dengan tiang penangkap petir dan
sistem pengebumiannya.
Mirip dengan Sistem Thomas,
dengan areal perlindungan yang
berbentuk paraboloid.
S,Jimmy Juwana.(2004). Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Aerlangga, Jakarta
Yang akan digunakan pada perancangan apartemen adalah sistem Thomas
karena jangkauan perlindungan bangunan lebih luas.
• Sampah
Tabel 38. Sistem Pembuangan Sampah Sistem pengangkutan Sistem shaft
Kelebihan : Kelebihan :
101
- Tidak membutuhkan ruang shaft
Kekurangan :
- Pengangkutan pada jam-jam
tertentu
- jika diletakkan di depan pintu unit
maka kebersihan akan sulit dijaga
- Sampah dapat dibuang sewaktu-
waktu
- Kebersihan terjaga
Kekurangan :
- Membutuhkan ruang secara
vertikal dan menerus untuk shaft
sampah
Dikaitkan dengan perilaku penghuni apartemen dan kedisiplinannya,
maka pembuangan sampah menggunakan sistem shaft. Sampah dari tiap unit
dibuang ke shaft lalu dikumpulkan dalam satu wadah bak sampah. Jika
menggunakan sistem pengangkutan maka tidak menutup kemungkinan ada
penghuni yang meletakkan sampah disembarang tempat. Berkaitan dengan
pengolahan limbah, shaft sampah dibagi menjadi 2 jenis yaitu untuk sampah
organik dan sampah non organik. Sampah organik dapat dioleh menjadi pupuk
yang bermanfaat untuk tanaman. Sampah non organik dikumpulkan dan
diangkut ke lokasi pembuangan sampah akhir.
• Sistem sirkulasi dalam bangunan
1. Sistem sirkulasi horisontal
Elemen-elemen sirkulasi horisontal yaitu koridor/gang, hall, lobby, selasar.
Surya, Rudy.(1987). Perencanaan dan Perancanagan Dalam Arsitektur. Universitas Tarumanegara, Jakarta
Tabel 39. Sirkulasi Horisontal Pada Bangunan
No Jenis Sirkulasi Kelebihan Kekurangan
1
Linier
• Linier Menerus
- Jelas dan terarah.
- Kurang efisien
karena
102
2
• Linier Bertekuk
• Linier Berpotongan
• Linier Bercabang
• Linier Berbelok
• Linier Melingkar
Radial
- Mudah disesuaikan
dengan tapak berkontur.
- Mudah dalam
pencapaian ke bangunan.
- Mudah dalam
pengklasifikasian fungsi
di dalam bangunan.
- Memusatkan kegiatan /
orientasi.
- Efisiensi tinggi karena
hanya membutuhkan
ruang minimal.
- Mudah untuk mencapai
ke titik tertentu.
- Penyesuaian terhadap
kontur cukup baik.
membutuhkan
banyak ruang
- Arah sirkulasi
terpusat pada satu
titik sehingga
perhatian ke titik-
titik lainnya
berkurang.
103
(Skripsi Tugas Akhir Tomi Andrianto, Perpustakaan Universitas Bina Nusantara, Binus University, 2007, pp98 – pp99)
Berdasarkan analisis di atas, maka pola sirkulasi yang akan diterapkan pada
perancangan apartemen adalah pola sirkulasi linear menerus dan linear bercabang
untuk memudahkan pencapaian ke unit-unit hunian dan ruang-ruang penunjang.
Tabel 40. Sistem Koridor Bangunan
Double loaded Single loaded
Kelebihan :
- Ekonomis lantai tinggi
- Mudah untuk dikembangkan
- Panjang bangunan tergantung struktur
bangunan
Kelebihan :
- Sebagai koridor eksterior
- Ventilasi silang dapat tercapai
- Pencapaian dan orientasi dua arah
Kekurangan :
- Ventilasi silang sulit tercapai
- Orientasi dan pencapaian satu arah
Kekurangan :
- Bentuk bangunan menjadi panjang
dan tipis
(Skripsi Tugas Akhir Christian Tadjipramana, Apartemen dan Town House, Binus University, 2003, pp13-17)
Dikaitkan dengan kebutuhan unit apartemen pada Apartemen ini maka koridor
yang digunakan adalah koridor double loaded karena kebutuhan unit yang banyak dan
unit-unit yang ditampung tiap lantai harus maksimal.
2. Sistem sirkulasi vertikal
Sirkulasi vertikal di dalam bangunan terdiri dari ramp, tangga, escalator,
elevator(lift). Lift dan tangga akan digunakan dalam perancangan
apartemen ini, berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu:
• Lift:
104
Lift biasa digunakan pada bangunan di atas 5 lantai dengan
pertimbangan efektifitas waktu tempuh apabila dibandingkan dengan
sirkulasi lain seperti tangga dan eskalator. Pada umumnya lift dibedakan
menjadi 2 jenis yaitu lift penumpang dan lift barang.
Pertimbangan Tata letak lift
- Perkiraan jumlah lantai
adalah 12 lantai.
- Diperlukan untuk
sirkulasi servis
- Sebagai sirkulasi untuk
orang-orang cacat
Gambar 36. Tata Letak Lift
- Karena bangunan
apartemen menggunakan
core, maka perletakan lift
yang tepat adalah lift
yang saling berhadapan
untuk efisiensi luas
koridor • Tangga:
- Sebagai sirkulasi pendukung ketika sirkulasi utama (lift) tidak
bekerja.
- Sebagai sirkulasi antar lantai, tidak perlu menunggu lift.
- Sebagai sirkulasi darurat (tangga darurat)
Pendekatan bagi sistem tangga kebakaran pada dasarnya sama, yaitu
memberi kemudahan bagi penghuni/pengguna bangunan untuk dapat
selamat keluar dari bangunan yang terkena musibah.
105