lpj kkn anin budi arum

17
BAB III REALISASI KEGIATAN MAHASISWA KKN A. Kegiatan Mandiri a. Aninda Virgynia Putri 1. Bidang Kegiatan yang dipilih Pemanfaatan Ketela Pohon sebagai Produk Makanan berupa Singkong Dadu. Kegiatan tersebut merupakan salah satu kegiatan utama KKN desa Kebak Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar. Latar belakang kami mengadakan kegiatan tersebut kerena pada saat kami pertama kali melakukan observasi di desa Kebak kami sangat terkejut disebabkan sebagian besar sawah-sawah tadah hujan ditanami tanaman palawija serta ladang gersang yang ditanami berupa tanaman ketela pohon/singkong dalam jumlah yang cukup banyak, bahkan di halaman taman rumah masing-masing banyak ditanami ketela pohon. Meskipun banyak singkong disana, namun sebagian kecil saja yang mengolah singkong tersebut sebagai bahan makanan yang dapat dijual. Di desa kebak, warga memanfaatkan ketela pohon tersebut menjadi makanan ringan berupa “Baltek” atau balung kethek atau yang sering disebut dengan loncis. Padahal ketela pohon tersebut dapat dimanfaatkan menjadi

Upload: aninda-virgynia-putri

Post on 13-Dec-2015

244 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

lpj kkn kebak

TRANSCRIPT

Page 1: Lpj Kkn Anin Budi Arum

BAB III

REALISASI KEGIATAN MAHASISWA KKN

A. Kegiatan Mandiri

a. Aninda Virgynia Putri

1. Bidang Kegiatan yang dipilih

Pemanfaatan Ketela Pohon sebagai Produk Makanan berupa

Singkong Dadu.

Kegiatan tersebut merupakan salah satu kegiatan utama KKN

desa Kebak Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar. Latar

belakang kami mengadakan kegiatan tersebut kerena pada saat kami

pertama kali melakukan observasi di desa Kebak kami sangat terkejut

disebabkan sebagian besar sawah-sawah tadah hujan ditanami

tanaman palawija serta ladang gersang yang ditanami berupa tanaman

ketela pohon/singkong dalam jumlah yang cukup banyak, bahkan di

halaman taman rumah masing-masing banyak ditanami ketela pohon.

Meskipun banyak singkong disana, namun sebagian kecil saja yang

mengolah singkong tersebut sebagai bahan makanan yang dapat

dijual. Di desa kebak, warga memanfaatkan ketela pohon tersebut

menjadi makanan ringan berupa “Baltek” atau balung kethek atau

yang sering disebut dengan loncis. Padahal ketela pohon tersebut

dapat dimanfaatkan menjadi produk olahan makanan. Oleh karena itu,

kami berinovasi membuat produk makanan yang berasal dari ketela

pohon, yaitu singkong dadu.

Singkong dadu merupakan salah satu produk makanan ringan

yang banyak digemari konsumen. Rasanya yang renyah menjadikan

produk tersebut sebagai alternatif tepat untuk waktu santai.

Pengolahan singkong dadu yang mudah dengan pengemasan yang

menarik serta pemasaran yang baik diharapkan dapat meningkatkan

perekonomian desa khususnya di desa kebak dengan menjual produk

Page 2: Lpj Kkn Anin Budi Arum

tersebut ke kantin SD, warung-warung makan serta dapat juga di

pasaran.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan dua tahap, yaitu pada tanggal

5 Agustus 2015 bertempat di rumah Bapak Kepala Dusun Kebak yaitu

Bapak Sri Widodo, dan tanggal 7 Agustus 2015 bertempat di Balai

Desa Kebak. Peserta kegiatan masing-masing adalah seluruh ibu-ibu

PKK di dusun kebak dan perwakilan dari masing-masing dusun di

desa kebak sejumlah 8 orang. Pada kegiatan tersebut disampaikan

materi manfaat ketela pohon, cara mengolah singkong dadu serta

praktek memasak bersama dengan pembicara dari tim KKN. Tak lupa

kami juga membuatkan label untuk pemasarannya yaitu “Singkong

Dadu Kebak” agar menjadi ciri khas produk dari desa kebak. Ibu-ibu

PKK yang mengikuti kegiatan tersebut sangat antusias dan lebih dari

setengah undangan yang datang.

2. Maksud, Tujuan dan Sasaran yang ingin Dicapai

Maksud diadakannya kegiatan ini adalah untuk menghasilkan

produk olahan makanan sebagai ciri dari desa kebak yaitu

memberikan inovasi kepada warga tentang cara pembuatan singkong

dadu secara alami. Sedangkan tujuan dari diadakannya kegiatan ini

yaitu, yang pertama adalah untuk mengetahui cara pembuatan

singkong dadu, kedua yaitu untuk meningkatkan ekonomi daerah

kebak dengan memproduksi singkong dadu yang bernilai jual, dan

ketiga yaitu mempromosikan produk ke konsumen serta dapat

menjadi produk olahan makanan tambahan bagi warga desa kebak

yang telah mmempunyai usaha produksi olahan makanan berbahan

dasar ketela pohon.

Sasaran atau peserta kegiatan ini ditujukan khususnya kepada

warga yang ingin mengetahui cara pembuatan singkong dadu terutama

ibu-ibu PKK di Desa Kebak, Kecamatan Jumantono, Kabupaten

Karanganyar.

Page 3: Lpj Kkn Anin Budi Arum

3. Hasil yang dicapai dan Tindak Lanjut

Hasil dari kegiatan ini adalah masyarakat Desa Kebak dapat

membuat singkong dadu serta terbentuknya kelompok usaha produk

olahan makanan berbahan dasar ketela pohon di Desa Kebak.

Berdasarkan hasil dari kegiatan pada tanggal 5 dan 7 Agustus 2015,

sebagian besar warga sangat antusias dan tertarik untuk membuat

produk olahan singkong dadu baik untuk dikonsumsi sendiri ataupun

dijual.

Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah berjalannya usaha produk

olahan makanan berbahan dasar ketela pohon terutama singkong dadu

di Desa Kebak dengan pengemas yang baik dan memiliki pemasaran,

serta pemerintah memberikan modal usaha dan mengadakan

penggandaan alat berupa alat kemas atau sealer dan tempat kemasan

agar menarik dan berdaya jual tinggi di pasaran.

4. Faktor Pendukung dan Penghambat

Yang menjadi faktor pendukung dalam kegiatan ini adalah

koordinasi antara tim KKN dengan anggota ibu-ibu PKK di desa

kebak yang baik dan antusiasme warga yang tinggi sehingga kegiatan

berlangsung sukses. Selain itu, mudahnya penyampaian informasi dari

mahasiswa ke masyarakat juga membantu pelaksanaan kegiatan ini

dengan pemberian resep dan cara membuat produk olahan makanan

singkong dadu

Sedangkan yang menjadi faktor penghambat dalam kegiatan ini

adalah yaitu pemilihan jenis singkong, karena kami tidak tahu tentang

berbagai jenis singkong, kesalahan pemilihan jenis singkong

menyebabkan singkong dadu tidak renyah. Dari segi peserta ada yang

tidak bisa hadir sehingga peserta yang hadir tidak sesuai dengan

jumlah undangan yang telah dibuat. Faktor penghambat lainnya yaitu

Page 4: Lpj Kkn Anin Budi Arum

terbatasnya alat masak sehingga membuat pelaksaan program kurang

maksimal.

b. Budi Jati Prakoso

1. Bidang Kegiatan yang dipilih

Pengolahan Daun Ketela Pohon Menjadi Kripik

Salah satu dari empat program utama KKN di Desa Kebak

adalah pengolahan daun ketela pohon menjadi kripik. Dilihat dari latar

belakang mengapa kami memilih dan melaksanakan program ini

karena melihat potensi Desa Kebak yang merupakan desa dengan

sawah-sawah tadah hujan yang ditanami tanaman palawija serta

tanaman produksi salah satunya yakni adanya tanaman ketela pohon

dalam jumlah yang cukup banyak. Namun hasil bumi berupa ketela

pohon tersebut dijual langsung tanpa ada pengolahan terlebih dahulu.

Selain itu, dilihat dari bagian ketela pohon yakni daunnya, para warga

hanya memanfaatkannya sebagai pakan ternak. Padahal apabila

dikelola dan diolah dengan baik, daun ketela pohon dapat menjadi

produk olahan yang lebih bernilai ekonomis. Dengan pengolahan

yang sederhana dan pemasaran yang baik, hasil olahan daun ketela

pohon dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi warga serta

dapat meningkatkan perekonomian warga desa secara umumnya.

Pelaksanaa program ini dilaksanakan dua tahap, yang

pertama yakni dilakukan pada tanggal 5 Agustus 2015, pelaksanaan di

rumah pak Kepala Dusun Kebak yakni pak Sriwidodo, peserta

kegiatan yang mengikuti kegiatan ini adalah seluruh ibu-ibu PKK

dusun kebak. Pelaksanaan kegiatan pada tahap kedua dilakukan di

balai Desa Kebak pada tanggal 7 Agustus 2015. Kami mengundang

perwakilan dari masing-masing Dusun di Desa Kebak sejumlah 8

orang. Di Desa Kebak sendiri terdiri dari lima Dusun, yakni Dusun

Kebak, Dusun Kopenan, Dusun Gesing, Dusun Kwalen, dan Dusun

Kenteng. Peserta kegatan terdiri dari ibu-ibu PKK Desa Kebak, ibu-

Page 5: Lpj Kkn Anin Budi Arum

ibu penggerak Posyandu Desa Kebak, dan ibu-ibu rumah tangga

lainnya. Para ibu-ibu PKK diberikan pelatihan produksi kripik daun

singkong dan kami sebagai pematerinya. Sebelum pelaksanaan ibu-

ibu PKK di berikan penyuluhan produksi mengenai khasiat apa saja

yang terkandung di dalam ketela pohon. Selanjutnya dilaksanakan

praktek bersama pembuatan kripik daun singkong. Tim KKN

memberikan penjelasan bagaimana pembuatan kripik daun singkong

yang baik, mulai dari pemilihan daun hingga prosen pemasakan daun

singkong agar menjadi kripik yang renyah dan enak dikonsumsi.

Tahap akhir pelaksanaan dilakukan pengemasan kripik daun singkong

agar lebih menarik, serta labeling. Kami memberikan label dengan

nama produk “Kripik Daun Singkong Kebak”. Hal ini dimaksudkan

agar kripik daun singkong mejadi ciri khas produk unggulan dari Desa

Kebak, selain singkong dadu dan jenis-jenis olahan makanan dari

singkong lainnya.

2. Maksud, Tujuan dan Sasaran yang ingin Dicapai

Program utama pengelolaan daun ketela pohon menjadi

kripik di wilayah Desa Kebak dimaksudkan agar terciptanya UMKM

baru di daerah tersebut. Warga saat ini yang menggunakan limbah

daun ketela pohon yang semula hanya sebagai pakan ternak dan tidak

bernilai ekonomis akan kami olah menjadi kripik yang dapat di

nikmati sebagai makanan cemilan dan dapat dijual dipasaran. Warga

yang semula hanya bermata pencaharian sebagai petani, dengan

munculnya UMKM tersebut diharapkan dapat meningkatkan

pendapatan warga desa.

Tujuan kegiatan pengolahan daun ketela pohon menjadi

kripik adalah untuk meningkatkan perekonomian warga Desa Kebak

yakni berupa peningkatan sumber pendapatan tambahan warga selain

sebagai petani, munculnya UMKM baru di Desa Kebak yang berbasis

dan bergerak pada bidang makanan/ produk pangan, produk olahan

Page 6: Lpj Kkn Anin Budi Arum

kripik daun singkong menjadi produk khas Desa kebak selain produk

singkong dadu, dan bertambahnya ilmu baru bagi warga Desa Kebak

mengenai pengolahan hasil bumi mereka, mulai dari tahap awal

sampai dengan pemasaran produk hasil olahan.

Sasaran peserta kegiatan dalam program ini adalah seluruh

ibu-ibu PKK dan ibu-ibu rumah tangga di Desa Kebak. Khususnya

para warga desa yang lahan pertanian atau ladangnya di tanami ketela

pohon dan warga desa yang sebelumnya sudah bekerja sebagai

wirausaha dalam pembuatan olahan singkong. Seperti pengusaha

pembuat tape singkong, balung kethek (Loncis), dan pembuat kripik

singkong. Dengan memberikan pelatihan kepada warga tersebut

diharapkan mereka dapat mempelajari pelatihan pembuatan kripik

daun singkong dan selanjutnya menerapakannya serta dapat dijual di

pasaran, seperti di warung-warung atau supermarket.

3. Hasil yang dicapai dan Tindak Lanjut

Setelah pelaksanan program pengolahan daun ketela pohon

menjadi kripik pada tanggal 5 dan 7 Agustus 2015 adalah ada

sebagian warga yang tertarik untuk mencoba membuat kripik daun

singkong dirumah sebagai cemilan dan ada yang tertarik untuk

membuat kripik daun singkong untuk dijual di pasaran. Karena

melihat hasil produk Tim KKN yang dikemas menarik sehingga

membuat para ibu-ibu merasa bahwa produk kripik daun singkong

dapat dicoba untuk dibuat dirumah masing-masing.

Tindak lanjut dalam pelaksanaan program pengolahan daun

ketela pohon menjadi kripik adalah diharapkan dari instansi

pemerintah, mulai dari Desa, Kecamatan, dan Kabupaten Karanganyar

dapat mendukung program kami agar dapat ditindaklanjuti selanjunya.

Seperti dengan pemberian bantuan peralatan pengemasan, yakni Hand

Sealer (alat pres plastik), plastik, dan label agar pengemasan lebih

menarik. Serta dengan memberikan kebijakan dengan mengutamakan

Page 7: Lpj Kkn Anin Budi Arum

produk-produk lokal dapat dijual di supermarket ataupun toko-toko

makanan lainnya. Dan dapat pula dengan pemberian bantuan modal

bagi pengusaha olahan makanan dari singkong dan bagi pengusaha

baru apabila ingin merintis pembuatan olahan kripik singkong untuk

dijual dipasaran.

4. Faktor Pendukung dan Penghambat

Faktor pendukung dalam pelaksanaan program pengolahan

daun singkong menjadi kripik adalah adanya koordinasi yang baik

antara Tim KKN dengan kelompok PKK Dusun Kebak dan PKK Desa

Kebak. Selain itu, karena antusiasme warga Desa Kebak dalam

mengikuti pelatihan pembuatan kripik daun singkong cukup baik.

Dengan adanya pembagian resep untuk membuat kripik daun

singkong juga menambah antusiasme ibu-ibu PKK dalam pelaksanaan

program. Dan adanya dukungan dan kerjasama yang baik antara Tim

KKN Desa Kebak dan perangkat Desa Kebak membuat program

berjalan dengan lancar.

Faktor Pemghambat dalam pelaksanaan program pengolahan

daun singkong menjadi kripik adalah adanya perwakilan dari beberapa

Dusun yang tidak menghadiri undangan saat pelaksanaan program.

Peserta yang hadir tidak sesuai jumlah yang diharapkan saat pelatihan

di balai desa. Sehingga membuat pelaksanaan program kurang

maksimal. Adanya keterbatasan alat masak juga membuat

keberjalanan program kurang sesuai yang diharapkan oleh Tim KKN.

c. Arum Luvita S

1. Bidang Kegiatan yang dipilih

Acara Lomba dalam Rangka Memperingati 17 Agustus 1945 di

Desa Kebak

Salah satu dari kegiatan penunjang yang dilaksanakan di Desa

Kebak, Kec. Jumantono, Kab. Karanganyar yaitu acara lomba dalam

Page 8: Lpj Kkn Anin Budi Arum

rangka memperingati 17 Agustus di Desa Kebak. Untuk kegiatan 17

Agustus itu sendiri, sebenarnya sudah rutin dijalani oleh warga Desa

Kebak. Peserta acara lomba ini dibagi ke dalam dua kategori. Kategori

yang pertama yaitu, lomba untuk ibu-ibu didesa kebak. Lomba 17

agustus ini sering diadakan di gedung olahraga yang terletak tepat

dibelakang kantor kepala desa Kebak dan dekat dengan lapangan desa

tersebut, tepatnya didusun Kebak. Pemimpin dalam Lomba 17 agustus

ini yaitu, Ketua Karang Taruna Desa Kebak. kategori yang kedua

yaitu lomba untuk anak-anak (tingkatan SD) di Desa Kebak. Lomba

17an ini dulu hanya digerakkan panitia dari Karang Taruna desa.

Namun, hanya beberapa panitia yang datang dan turun langsung

mengurus lomba. Bahkan hingga sekarang hanya masih ada beberapa

anggota karang taruna desa yang ditunjuk sebagai panitia dan dating

pada saatnya lomba sudah dimulai. Sebenarnya antusiasme warga

Desa Kebak untuk ikut serta dalam lomba tersebut sangatlah baik.

Namun, panitia yang seharusnya hadir ikut mengurus lomba tersebut

hanya sebagian kecil yang datang, sehingga panitia yg sudah hadir

akhirnya kesulitan mengurus lomba tersebut dan berakibat tidak

berjalannya lomba dengan baik didesa Kebak.

2. Maksud, Tujuan dan Sasaran yang ingin Dicapai

Maksud diadakannya program ini adalah untuk menggerakkan

panitia agar dapat bekerja sama hadir secara keseluruhan dan dapat

mengatur jalannya lomba dengan baik. Sedangkan tujuan dari

diadakannya program ini yaitu, yang pertama adalah untuk menjalin

hubungan yang baik antara peserta KKN Desa Kebak Jumantono

dengan masyarakat, khususnya masyarakat Desa Kebak. Kedua, untuk

menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk saling peduli akan

kerjasama antar sesama demi meningkatkan jalannya lomba yang

terorganisir. Ketiga, untuk menjalin silaturahmi dan sebagai wadah

Page 9: Lpj Kkn Anin Budi Arum

untuk pengakraban warga, baik itu organisasi masyarakat maupun

warga Desa Kebak pada umumnya.

Sasaran atau peserta kegiatan program gerakan senam sehat desa

ini adalah Ibu-ibu di Desa Kebak, Organisasi Kepemudaan (Karang

Taruna) di Desa Kebak, dan bagi masyarakat Desa Kebak pada

umumnya. Untuk acara lomba 17 Agustus Desa Kebak ini juga terdiri

dari dua kategori yang diadakan pada hari yang sama. Untuk kategori

yang pertama, yaitu pertandingan sepakbola dilanjutkan dengan lomba

goyang balon Sedangkan untuk kategori yang kedua, yaitu lomba

memasukkan pensil dalam botol, kemudian lomba topi kerucut, yang

terakhir lomba estafet karet. Kedua kategori lomba tersebut diadakan

pada hari minggu, yaitu pada minggu ketiga pada waktu kegiatan

KKN berlangsung. Selanjutnya, untuk peserta lomba yaitu berbeda

pada masing-masing kategori. Pada kategori yang pertama yaitu

pertandingan sepakbola dan lomba goyang balon, untuk pesertanya

terdiri dari para ibu-ibu di Desa Kebak. Lomba pada kategori ini

dipimpin oleh pemuda Karang Taruna Desa. Lalu, untuk kategori yang

kedua yaitu, lomba memasukkan pensil dalam botol dengan kuota

maksimal 25 anak, lomba topi kerucut dengan kuota maksimal 25

anak, dan lomba estafet karet dengan kuota maksimal 25 anak terdiri

dari 5 kelompok untuk satu kelompok berjumlah 5 anak. Peserta dari

kegiatan ini yaitu, terdiri dari anak-anak tingkatan sekolah dasar di

Desa Kebak. Untuk kategori ini lomba dipimpin oleh, mahasiswa

peserta KKN Desa Kebak. Untuk beberapa kategori lomba 17 Agustus

tersebut, masing-masing diadakan pada hari minggu, yaitu pada

minggu ke tiga selama kegiatan KKN berlangsung. Untuk acaranya

dimulai dari pukul 08.00 WIB pagi hingga selesai, selama kurang

lebih 3 jam untuk kedua kategori lomba. Sedangkan untuk lokasi

diadakannya lomba 17 Agustus tersebut, keduanya bertempat di

gedung olahraga dan lapangan, Desa Kebak.

Page 10: Lpj Kkn Anin Budi Arum

3. Hasil yang dicapai dan Tindak Lanjut

Adapun hasil yang telah dicapai dari lomba 17 Agustus ini yaitu

banyak sekali minat dari para anak-anak hingga remaja dan warga

sekitar untuk turut serta sebagai peserta lomba maupun penonton

dalam lomba 17 Agustus ini. Dan terdapat 3 juara tiap lomba. Selain

itu, juga adanya beberapa kesan dan pesan dari warga desa yang

sangat baik, dan bahkan ketika kegiatan berlangsung, antusiasme

warga untuk mengikuti lomba juga sangat baik dan terlihat banyak

anak anak hingga remaja khususnya dari dusun yang terletak jauh dari

lokasi diadakannya lomba datang menonton ataupun mengikuti

lomba. Bahkan ketika lomba dimulai hingga berakhir, terdapat

beberapa ibu-ibu dan anak-anak yang menginginkan lomba tersebut

berlangsung lebih lama. Namun, karena terbatasnya waktu, jadi dari

peserta KKN Desa Kebak dan anggota panitia dari karang taruna Desa

Kebak tidak bisa untuk memenuhi permintaan yang datangnya dari

warga tersebut. Hal ini juga membuat peserta KKN semakin dekat

dengan para remaja karang taruna serta warga Desa Kebak pada

umumnya. Selain itu, dengan adanya kegiatan ini juga menjadi

jembatan silaturahmi dan mampu mempererat kekeluargaan antara

peserta KKN dengan warga Desa Kebak. Harapan ke depan, semoga

dari program penunjang ini mampu untuk menggugah warga di Desa

Kebak untuk mempererat tali silaturahmi antar warga desa kalangan

ibu-ibu, bapak-bapak, remaja hingga anak-anak. Semoga dengan

program yang telah terlaksana ini juga mampu menjadikan acuan bagi

rekan-rekan Karang Taruna di Desa Kebak maupun Karang Taruna

tingkat dusun untuk lebih aktif dan mau meningkatkan kerjasama

antar anggota karang taruna desan maupun karang taruna dusun di

Desa Kebak.

4. Faktor Pendukung dan Penghambat

Page 11: Lpj Kkn Anin Budi Arum

Yang menjadi faktor pendukung dalam kegiatan ini adalah

antusiasme warga dan beberapa anggota karang taruna desa yang

tinggi. Selain itu, mudahnya penyampaian informasi dari mahasiswa

ke masyarakat juga membantu pelaksanaan kegiatan ini.

Sedangkan yang menjadi faktor penghambat dalam kegiatan ini

adalah kurangnya kerjasama antar anggota karang taruna desa maupun

dusun, kurangnya informasi yang tidak menjangkau hingga dusun

yang letaknya jauh dengan kantor kepala desa, dan adanya kegiatan

rutin oleh warga desa khususnya ibu-ibu dan anak-anak sehingga

jarang berkomunikasi dengan tetangga serta jumlah anak-anak yang

sedikit dibandingkan dengan desa lainnya dikarenakan banyak anak-

anak setelah lulus SMA yang lebih memilih untuk merantau keluar

kota sehingga menyebabkan berkurangnya target peserta yang

diharapkan.