lp sectio caesaria

15
ASKEP SECTIO CAESARIA A. Pengertian sectio caesaria Ada beberapa pengertian mengenai sectio caesaria : Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. (Rustam Mochtar, 1992). Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 1991). B. Indikasi Ibu : 1. Indikasi sectio caesaria 2. disproporsi kepala panggul/CPD//FPD 3. Disfungsi uterus 4. Distosia jaringan lunak 5. Plasenta previa Anak : 1. Janin besar 2. Gawat janin 1

Upload: arief-thabi

Post on 12-Jan-2016

34 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LP Sectio Caesaria

ASKEP SECTIO   CAESARIA

A. Pengertian sectio caesaria

Ada beberapa pengertian mengenai sectio caesaria :

Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding

uterus melalui dinding depan perut. (Rustam Mochtar, 1992).

Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu

insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam

keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 1991).

B. Indikasi

Ibu :

1. Indikasi sectio caesaria

2. disproporsi kepala panggul/CPD//FPD

3. Disfungsi uterus

4. Distosia jaringan lunak

5. Plasenta previa

Anak :

1. Janin besar

2. Gawat janin

3. Letak lingtang

C. Kontra Indikasi

Kontra indikasi sectio caesaria : pada umumnya sectio caesarian tidak dilakukan

pada janin mati, syok, anemi berat, sebelum diatasi, kelainan kongenital berat

(monster). (Sarwono, 1991)

1

Page 2: LP Sectio Caesaria

D. Tipe operasi sektio caesaria

1. Sektio caesaria abdominalis

Sektio caesaria klasik atau korporal dengan insisi memanjang pada korpus uteri.

Sektio caesaria ismika atau profunda atau low cervical dengan insisi pada

segmen bawah rahim

Sectio caesaria transperitonialis yang terdiri dari :

Sektio caesaria ekstraperitonealis, yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis

dengan demikian tidak membuka kavum abdominalis.

2. Sektio Caesaria vaginalis

Menurut sayatan pada rahim, sectio caesaria dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Sayatan memanjang (longitudinal) menurut Kronig

b. Sayatan melintang (transversal) menurut Kerr

c. Sayatan huruf T (T-incision) (Mochtar, Rustam, 1992)

E. Prognosis

Dulu angka morbiditas dan mortalitas untuk ibu dan janin tinggi. Pada masa sekarang

oleh karena kemajuan yang pesat dalam tehnik operasi, anestesi, penyediaan cairan

dan darah, indikasi dan antibiotika angka ini sangat menurun.

Angka kematian ibu pada rumah-rumah sakit dengan fasilitas operasi yang baik dan

oleh tenaga – tenaga yang cekatan adalah kurang dari 2 per 1000.

Nasib janin yang ditolong secara sectio caesaria sangat tergantung dari keadaan janin

sebelum dilakukan operasi. Menurut data dari negara – negara dengan pengawasan

antenatal yang baik dari fasilitas neonatal yang sempurna, angka kematian perinatal

sekitar 4 – 7 % (Mochtar Rustam, 1992).

2

Page 3: LP Sectio Caesaria

F. Komplikasi

Pada Ibu

1. Infeksi puerperal

2. Perdarahan

3. Komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme paru, dan sebagainya

jarang terjadi.

Pada anak

Seperti halnya dengan ibunya, nasib anak yang dilahirkan dengan sectio caesaria

banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan sectio

caesaria. Menurut statistik di negara – negara dengan pengawasan antenatal dan intra

natal yang baik, kematian perinatal pasca sectio caesaria berkisar antara 4 dan 7 %.

(Sarwono, 1999).

G. Pemeriksaan diagnostik

1. Pemantauan janin terhadap kesehatan janin

2. Pemantauan EKG

3. JDL dengan diferensial

4. Elektrolit

5. Hemoglobin/Hematokrit

6. Golongan dan pencocokan silang darah

7. Urinalisis

8. Amniosentesis terhadap maturitas paru janin sesuai indikasi

9. Pemeriksaan sinar x sesuai indikasi.

10. Ultrasound sesuai pesanan (Tucker, Susan Martin, 1998)

H. Persiapan Pre Operasi

1. Cairan IV sesuai indikasi.

2. Anestesia; regional atau general

3

Page 4: LP Sectio Caesaria

3. Perjanjian dari orang terdekat untuk tujuan sectio caesaria.

4. Tes laboratorium/diagnostik sesuai indikasi.

5. Pemberian oksitosin sesuai indikasi.

6. Tanda vital per protokol ruangan pemulihan

7. Persiapan kulit pembedahan abdomen

8. Persetujuan ditandatangani.

9. Pemasangan kateter foley

I. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Pelaksanaan asuhan keperawatan masa nifas pada post operasi sectio caesaria

melalui pendekatan proses keperawatan dengan melaksanakan :

1. Pengkajian

Pada pengkajian klien dengan sectio caesaria, data yang dapat ditemukan

meliputi distress janin, kegagalan untuk melanjutkan persalinan, malposisi janin,

prolaps tali pust, abrupsio plasenta dan plasenta previa. (Tucker, Susan Martin,

1998)

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada klien dengan post operasi sectio

caesaria ada 6 (Tucker, Susan Martin, 1998) yaitu ;

a. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang

prosedur dan perawatan sebelum melahirkan sesar.

b. Nyeri yang berhubungan dengan kondisi pasca operasi.

c. Kerusakan perfusi jaringan kardiopulmoner dan perifer yang berhubungan

dengan interupsi aliran sekunder terhadap imobilitas pasca operasi.

d. Resiko terhadap perubahan pola eliminasi perkemihan dan/atau konstipasi

yang berhubungan dengan manipulasi dan/atau trauma sekunder terhadap

sectio caesaria.

4

Page 5: LP Sectio Caesaria

e. Resiko terhadap infeksi atau cedera yang berhubungan dengan prosedur

pembedahan.

f. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang

perawatan melahirkan caesar.

3. Perencanaan

Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang

prosedur dan perawatan sebelum melahirkan sesar.

Tujuan :

Pasien akan mengungkapkan rasional untuk melahirkan sesar dan bekerjasama

dalam persiapan prabedah.

Intervensi :

Diskusikan dengan ibu dan orang terdekat alasan untuk seksio saesaria.

Jelaskan prosedur praoperasi “normal” dan resiko variasi untuk situasi saat

ini.

Saksi penandatanganan persetujuan tindakan dan dapatkan tanda vital dasar.

Ambil darah untuj JDL, elektrolit, golongan darah dan skrin.

Dapatkan urine untuk urinalisis.

Nyeri berhubungan dengan kondisi pasca operasi.

Tujuan :

Nyeri diminimalkan/dikontrol dan pasien mengungkapkan bahwa ia nyaman.

Intervensi :

Antisipasi kebutuhan terhadap obat nyeri dan atau metode tambahan

penghilang nyeri.

5

Page 6: LP Sectio Caesaria

Perhatikan dokumentasikan, dan identifikasi keluhan nyeri pada sisi insisi;

abdomen, wajah meringis terhadap nyeri, penurunan mobilitas, perilaku

distraksi/penghilang.

Berikan obat nyeri sesuai pesanan dan evaluasi efektivitasnya.

Berikan tindakan kenyamanan lain yang dapat membantu, seperti perubahan

posisi atau menyokong dengan bantal.

Kerusakan perfusi jaringan kardiopulmoner dan perifer yang berhubungan

dengan interupsi aliran sekunder terhadap imobilitas pasca operasi.

Tujuan :

Pasien tidak mengalami kongesti pernafasan

Menunjukkan tak ada tanda atau gejala emboli pulmonal atau trombosis

vena dalam selama perawatan di rumah sakit.

Intervensi :

Kaji status pernafasan dengan tanda vital.

Dokumentasikan dan laporkan peningkatan frekuensi pernafasan, batuk non

produktif, ronki terdengar, rales, atau kongesti jalan napas atas.

Anjurkan pasien untuk batuk, membalik, dan napas dalam setiap 2 jam

selama hari pascaoperasi pertama.

Demostrasikan pembebatan untuk menyokong insisi.

Anjurkan penggunaan spirometer insentif.

Resiko terhadap perubahan pola eliminasi perkemihan dan/atau konstipasi yang

berhubungan dengan manipulasi dan/atau trauma sekunder terhadap sectio

caesaria.

Tujuan :

Berkemih secara spontan tanpa ketidaknyamanan

6

Page 7: LP Sectio Caesaria

Mengalami defeksi dalam 3 sampai 4 hari setelah pembedahan.

Intervensi :

Anjurkan berkemih setiap 4 jam sampai 6 jam bila mungkin.

Berikan tekhnik untuk mendorong berkemih sesuai kebutuhan.

Jelaskan prosedur perawatan perineal per kebijakan rumah sakit.

Palpasi abdomen bawah bila pasien melaporkan distensi kandung kemih dan

ketidakmampuan untuk berkemih.

Anjurkan ibu untuk ambulasi sesuai toleransi.

Resiko terhadap infeksi atau cedera yang berhubungan dengan prosedur

pembedahan.

Tujuan :

Insisi bedah dan kering, tanpa tanda atau gejala infeksi.

Involusi uterus berlanjut secara normal

Intervensi :

Pantau terhadap peningkatan suhu atau takikardia sebagai tanda infeksi.

Observasi insisi terhadap infeksi.

Penggantian pembalut atau sesuai pesanan

Kaji fundus, lochia, dan kandung kemih dengan tanda vital sesuai pesanan.

Massage fundus uteri bila menggembung dan tidak tetap keras

Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang

perawatan melahirkan caesar.

Tujuan :

Klien mengungkapkan pemahaman tentang perawatan melahirkan sesar.

Intervensi :

7

Page 8: LP Sectio Caesaria

Diskusikan tentang perawatan insisi, gejala infeksi dan pentingnya diet

nutrisi.

Jelaskan tentang pentingnya periode istirahat terencana.

Jelaskan bahwa lochia dapat berlanjut selama 3 – 4 minggu, berubah dari

merah ke coklat sampai putih.

Jelaskan pentingnya latihan, tidak mulai latiha keras sampai diizinkan oleh

dokter.

Jelaskan tentang perawatan payudara dan ekspresi manual bila menyusui.

4. Pelaksanaan

Selama tahap implementasi perawat melaksanakan rencana asuhan keperawatan.

Instruksi keperawatan diimplementasikan untuk membantu klien memenuhi

kriteria hasil.

Komponen tahap implementasi terdiri dari :

Tindakan keperawatan mandiri

Tindakan keperawatan mandiri dilakukan tanpa pesanan dokter. Tindakan

keperawatan mandiri ini ditetapkan dengan standar praktek American Nurses

Association; undang – undang praktik keperawatan negara bagian; dan kebijakan

institusi perawatan kesehatan.

Tindakan keperawatan kolaboratif

Tindakan keperawatan kolaboratif diimplementasikan bila perawat bekerja

dengan anggota tim perawatan kesehatan yang lain dalam membuat keputusan

bersama yang bertujuan untuk mengatasi masalah – masalah klien.

Dokumentasi tindakan keperawatan dan respons klien terhadap asuhan

keperawatan.

Frekuensi dokumentasi terhantung pada kondisi klien dan terapi yang diberikan.

Di rumah sakit, catatan perawat ditulis minimal setiap shift dan diagnosa

8

Page 9: LP Sectio Caesaria

keperawatan dicatat di rencana asuhan keperawatan. Setiap klien harus dikaji

dan dikaji ulang sesuai dengan kebijakan institusi perawatan kesehatan (Allen,

Carol Vestal, 1998)

5. Evaluasi

Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil – hasil yang diamati dengan kriteria

hsil yang dibuat pada tahap perencanaan. Klien keluar dari siklus proses

keperawatan apabila kriteria hasil telah dicapai. Klien akan masuk kembali ke

dalam siklus apabila kriteria hasil belum tercapai.

Komponen tahap evaluasi terdiri dari pencapaian kriteria hasil, keefektifan tahap

– tahap proses keperawatan dan revisi atau terminasi rencana asuhan

keperawatan. (Allen, Carol Vestal, 1998)

Pada evaluasi klien dengan post operasi sectio caesaria, kriteria evaluasi adalah

sebagai berikut :

Pasien akan mengungkapkan rasional untuk melahirkan sesar dan

bekerjasama dalam persiapan prabedah

Nyeri diminimalkan/dikontrol dan pasien mengungkapkan bahwa ia nyaman

Pasien tidak mengalami kongesti pernafasan dan menunjukkan tak ada tanda

atau gejala emboli pulmonal atau trombosis vena dalam selama perawatan

di rumah sakit.

Berkemih secara spontan tanpa ketidaknyamanan dan mengalami defeksi

dalam 3 sampai 4 hari setelah pembedahan

Insisi bedah dan kering, tanpa tanda atau gejala infeksi, involusi uterus

berlanjut secara normal

Klien mengungkapkan pemahaman tentang perawatan melahirkan sesar

9

Page 10: LP Sectio Caesaria

Daftar Pustaka

Allen, Carol Vestal, (1998) Memahami Proses Keperawatan, Penerbit Buku

Kedokteran, EGC, Jakarta.

Hamilton, Persis Mary,(1995) Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas, Edisi 6,

EGC. Jakarta.

Ibrahim S. Cristina,(1993) Perawatan Kebidanan, Bratara Jakarta.

Manuaba, Ida Bagus Gde, (1998), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan

Keluarga Berencana, EGC. Jakarta.

Martius, Gerhard, (1997), Bedah Kebidanan Martius, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

______________, (1999), Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Muchtar, Rustam,(1998), Sinopsis Obstetri, Edisi 2, Jilid 1, EGC. Jakarta.

Sarwono Prawiroharjo,(1999)., Ilmu Kebidanan, Edisi 2 Cetakan II Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

_____________, (1991), Ilmu Bedah Kebidanan, Edisi 1 Cet. 2, Yayasn Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Tucker, Susan Martin, (1998), Standar Perawatan Pasien, Edisi 5, Volume 4,

Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.

Mengetahui

Pembimbing Klinik Mahasiswa

Ns. Masjanifah, S.Kep Doni Mei Sandra

10