post sectio caesaria bpi

37
BAB II TINJAUAN TEORI Konsep Nifas Normal A. Definisi Nifas Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. (Sarwono, 2009:356) Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. (Siti Saleha, 2009:4) Periode masa nifas adalah periode waktu selama 6 – 8 minggu setelah persalinan. Ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil atau tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena adanya persalinan. (Wulanda, 2011 ; 63) B. Perubahan Fisiologis Masa Nifas 1. Uterus Uterus berangsur-angsur menjadi kecil, hingga akhirnya kembali seperti saat sebelum hamil.

Upload: bianyoga0808

Post on 23-Nov-2015

91 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN TEORI

Konsep Nifas NormalA. Definisi NifasMasa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. (Sarwono, 2009:356)Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. (Siti Saleha, 2009:4)Periode masa nifas adalah periode waktu selama 6 8 minggu setelah persalinan. Ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil atau tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena adanya persalinan. (Wulanda, 2011 ; 63)

B. Perubahan Fisiologis Masa Nifas 1. UterusUterus berangsur-angsur menjadi kecil, hingga akhirnya kembali seperti saat sebelum hamil.2. LocheaDengan adanya involusi uterus, maka lapisan luar dari desidua yang mengelilingi plasenta akan menjadi necrotic (layu/mati). Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan. Campuran antara darah dan desidua tersebut dinamakan lochia, yang biasanya berwarna merah muda atau putih pucat.Lochia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lochia mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Lochia mengalami perubahan karena proses involusi.3. ServiksServiks mengalami involusi bersamaan dengan uterus. Setelah 6 minggu pasca persalinan, serviks menutup.4. Vulva vaginaPada saat melahirkan bayi, vulva dan vagina adalah organ yang mengalami peregangan sangat berat. Dalam beberapa hari pasca partum, vulva dan vagina akan mengalami kekenduran, tetapi kembali ke keadaan sebelum hamil pada tiga minggu pasca partum. 5. EndometriumPada tempat implantasi plasenta, timbul nekrosis. Setelah tiga hari, mulai merata.6. PerineumPerineum menjadi kendur setelah melahirkan karena tertekan oleh kepala bayi yang bergerak maju. Pada hari kelima, tonus mulai kembali tetapi tetap lebih kendur daripada sebelum persalinan.7. PayudaraSel-sel yang menghasilkan ASI mulai berfungsi. Payudara juga mulai membesar sebagai tandai dimulainya masa laktasi.8. Sistem perkemihanTrauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Pada 12 36 jam pertama akan didapatkan urin dalam jumlah yang besar. 9. Sistem gastrointestinalRasa sakit di daerah perineum menyebabkan menurunnya keinginan untuk buang air besar. Seringkali diperlukan waktu 3 4 hari untuk faal usus kembali normal.

10. Sistem musculoskeletalAmbulasi dini sangat dianjurkan karena bisa mempercepat proses involusi serta mencegah komplikasi pasca partum. Ambulasi umumnya dimulai 4 8 jam pasca partum.11. Laktasi Pada saat kelahiran ada dua kejadian yang merupakan alat untuk memulai laktasi. Pertama penurunan hormon placenta (terutama estrogen) memungkinkan terjadinya laktasi. Kedua, menyusui akan merangsang pelepasan prolaktin dan oksitosin. 12. Perubahan tanda-tanda vitala. Suhu badanSatu hari (24jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5C - 38C) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI, buah dada menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis, tractus genitalis atau sistem lain.b. Nadi Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit. Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat.c. Tekanan darahBiasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. d. Respirasi Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas13. Perubahan sistem HematologiSelama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama postpartum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.(Wulanda, 2011 : 66 71)

C. Adaptasi Psikologis Ibu Nifas ( Herawati Mansur, 2009 : 154-155)Adaptasi psikologis post partum menurut teori rubin dibagi dalam 3 periode yaitu sebagai berikut :1. Periode Taking In Berlangsung 1-2 hari setelah melahirkan Ibu pasif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu menjaga komunikasi yang baik. Ibu menjadi sangat tergantung pada orang lain, mengharapkan segala sesuatru kebutuhan dapat dipenuhi orang lain. Perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan perubahan tubuhnya Ibu mungkin akan bercerita tentang pengalamannya ketika melahirkan secara berulang-ulang Diperlukan lingkungan yang kondusif agar ibu dapat tidur dengan tenang untuk memulihkan keadaan tubuhnya seperti sediakala. Nafsu makan bertambah sehingga dibutuhkan peningkatan nutrisi, dan kurangnya nafsu makan menandakan ketidaknormalan proses pemulihan2. Periode Taking Hold Berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dalam merawat bayi Ibu menjadi sangat sensitive, sehingga mudah tersinggung. Oleh karena itu, ibu membutuhkan sekali dukungan dari orang-orang terdekat Saat ini merupakan saat yang baik bagi ibu untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya. Dengan begitu ibu dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya. Pada periode ini ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, misalkan buang air kecil atau buang air besar, mulai belajar untuk mengubah posisi seperti duduk atau jalan, serta belajar tentang perawatan bagi diri dan bayinya.3. Periode Letting Go Berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Secara umum fase ini terjadi ketika ibu kembali ke rumah Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya Keinginan untuk merawat bayi meningkat Ada kalanya ibubmengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya, keadaan ini disebut baby blues.

D. Tahap-tahap Masa Nifas 1. Periode Immediate PostpartumMasa setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lochea, tekanan darah, dan suhu.2. Periode Early Postpartum (24 jam-1 minggu)Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.3. Periose Late Postpartum (1 minggu-5 minggu)Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB.

E. Perawatan pada Masa Nifas (Wulanda, 2011 : 71 72)1. Mobilisasi DiniDengan keuntungan:a. Mempercepat proses involusib. Memperlancar pengeluaran lokheac. Memperlancar peredaran darah2. DietIbu nifas memiliki tambahan kalori sebanyak 50 kalori dan memerlukan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup, tablet besi selama 40 hari pasca persalinan, dan makan kapsul vitamin A.3. BAKHendaknya BAK dilakukan sendiri secepatnya, maksimal 3 jam setelah persalinan.4. DefekasiIbu dianjurkan banyak mengonsumsi buah-buahan. BAB harus dilakukan 3 4 hari pasca persalinan. Jika BAB keras, dapat diberikan obat-obatan per-oral maupun per-rektal.5. Personal HygieneAnjurkan ibu untuk membersihkan daerah genital dengan sabun dan air dan mengganti pembalut minimal 2 kali sehari.6. IstirahatAnjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan melakukan pekerjaan rumah tangga dengan hati-hati.7. Latihan Ibu bisa menggerak-gerakan otot-otot perut dan panggul, bisa dengan cara mengikuti senam nifas dan diterapkan sendiri di rumah selama beberapa menit.8. SanggamaAman untuk melakukan hubungan suami-istri ketika darah sudah berhenti dan selama ibu tidak mengalami nyeri.9. Keluarga berencanaIdealnya pasangan harus menunggu 2 tahun setelah hamil sebelumnya. Anjurkan ibu untuk memikirkan dengan matang ketika akan hamil kembali.(Siti Saleha, 2009:4)

F. Masalah yang Mungkin Muncul saat Masa Nifas 1. Infeksi masa nifasSetelah persalinan, terjadi banyak perubahan system tubuh. Perubahan ini lebih tepatnya merupakan perubahan untuk mengembalikan system ke keadaan semula sebelum hamil. Dalam proses pengembalian ini bisa saja terjadi kesalahan yang menyebabkan terjadinya infeksi.Infeksi masa nifas adalah peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun yang ditandai adanya peningkatan suhu tubuh melebihi 38 C selama dua hari berturut-turut tanpa menghitung hari pertama.Infeksi kala nifas dapat terjadi karena : Factor penolong (terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat yang digunakan kurang suci hama) Infeksi nosokomial dari rumah sakit Hubungan seks menjelang persalinan. Infeksi pada intrapartum (persalinan lama terlantar, ketuban pecah lebih dari enam jam)Dalam menurunkan angka kejadian infeksi nifas, bisa dilakukan pencegahan antara lain sebangai berikut : Pencegahan pada waktu hamil Meningkatkan keadaan umum kilen Mengurangi factor-faktor terjadinya infeksi kala nifas Pencegahan saat persalinan Mengurangi perlukaan Merawat perlukaan sebaik-baiknya Mecegah perdarahan post partum Mengurangi frekuensi pemeriksaan dalam Menghindari persalinan yang berlangsung lama Pencegahan pada kala nifas Melakukan mobilisasi dini sehingga lokhia keluar dengan lancer Merawat perlukaan dengan baik Rawat gabung untuk mengurangi insidensi nosokomial2. Kelainan Pada Puting SusuBerbagai variasi putting susu dapat terjadi antara lain : Putting susu mendatarPenatalaksanaan : metode Hofman Putting susu tenggelamPenatalaksanaan : menggunakan spuit 10 cc yang terbalik putting susu disedot Putting susu normalPenatalaksanaan : merangsang putting susu dengan ujung waslap

3. Bendungan ASI Terjadi karena sumbatan pada saluran ASI ketika tidak dikosongkan seluruhnya. Keluhan yang biasanya muncul adalah : Mamae bengkak Mamae keras dan terasa panas Suhu badan meningkatBendungan ASI dapat diatasi dengan melakukan pengobatan simptomatis. Selain itu, setiap ibu menyusui merasa payudara penuh, segera mengosongkan ASI dengan disusukan pada bayi atau dengan pompa. Untuk menghentikan sementara pembuatan ASI ibu menyusui dapat minum estradiol.4. Mastitis dan Abses payudaraBendungan ASI adalah awal dari infeksi payudara. Bakteri yang sering menyebabkan infeksi payudara adalah streptococcus aureus yang masuk melalui luka putting susu. Saat terjadi infeksi pada payudara ibu mengalami demam dan nyeri pada payudara. Selain itu payudara terasa padat dan di sekitar kulit payudara terjadi perubahan warna seperti kemerahan. Jika hal ini tidak segera diobati dan berlanjut, menyebabkan rasa nyeri yang lebih dan pembengkakan payudara. Akan teraba cairan di bawah kulit sekitar payudara.Untuk mencegah terjadinya mastitis pada ibu menyusui, sebagai bidan dapat mengajarkan pemeliharaan payudara dan cara memberikan ASI yang benar. Jangan lupa untuk mengingatkan ibu memberikan ASI dengan frekuensi yang sama antara payudara kanan dan kiri sampai kempes tidak terasa penuh.(Manuaba, 2010 : 415 420)

2.2 SECTIO CAESARIA A. Definisi SCSectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat syatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina, atau section caesarea adalah suatu histerek tomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim. (Rustam Mochtar, 2009 :117) Sectio caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh (intact).(Sarwono, 2010 :134)Persalinan melalui sayatan pada dinding abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat janin > 1000 gram atau umur kehamilan > 28 minggu (Manuabua : 2010,257 )Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding rahim. (Arif Mansjoer, 2000 :344)B. Istilah-Istilah SCa. Sectio Caesarea Primer (efektif)Dari semula telah direncanakan bahwa janin akan dilahirkan secara sectio caesarea, tidak diharapkan lagi kelahiran biasa, misalnya pada panggul sempit (CV kecil dari 8 cm). b. Sectio Caesarea Sekunder Dalam hal ini kita bersikap mencoba menunggu kelahiran biasa (partus percobaan) bila tidak ada kemajuan persalinan atau partus percobaan gagal, baru dilakukan seksio caesarea. c. Sectio Caesarea Berulang Ibu pada kehamilan yang lalu mengalami seksio caesarea (previous caesarean section) dan pada kehamilan selanjutnya dilakukan sectio caesarea ulang. d. Sectio Caesarea Histerektomi (Caesarean Section Hysterectomy) Adalah suatu operasi dimana setelah janin dilahirkan dengan sectio caesarea, langsung dilakukan histerektomi oleh karena suatu indikasi.

e. Operasi Porro (Porro Operation) Adalah suatu operasi tanpa mengeluarkan janin dari kavum uteri (tentunya janin sudah mati), dan langsung dilakukan histerektomi, misalnya pada keadaan infeksi rahim yang berat. Sectio caesarea oleh ahli kebidanan disebut obstetric panacea, yaitu obat atau terapi ampuh dari semua masalah obstetric. C. Indikasi Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior) Panggul sempit Holmer mengambil batas terendah untuk melahirkan janin vias naturalis ialah CV : 8 cm. panggul dengan CV = 8 cm dapat dipastiakan tidak dapat melahirkan janin yang normal, harus diselesaikan dengan section caesarean CV antara 8-10 cm boleh dicoba dengan partus percobaan, baru setelah gagal dilakukan section caesarean sekunder. Disproporsi sefalo-pervik yaitu keseimbangan antar ukuran kepala dan panggul Ruptura uteri mengancam Partus lama Partus tak maju Diatosia serviks Pre-eklampsi dan hipertensi Malpresentasi janin antara lain letak lintang, letak bokong, presentasi dahi danmuka Presentasi rangkap Gemeli(Rustam Mochtar, 2009:118-119)D. Jenis-jenis Operasi Sectio CaesareaAbdomen (sectio caesarea abdominalis)a. Sectio Caesarea Transperitonealis 1. Sectio caesarea klasik atau corporal dengan insisi memanjang pada korpus uteri. 2. Sectio caesarea ismika atau profunda atau low cervical dengan insisi pada segmen bawah rahim. b Sectio Caesarea Ekstraperitonealis yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis, dengan demikian tidak membuka kavum abdominalis. Vagina (sectio caesarea vaginalis)Menurut arah sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat dilakukan sebagai berikut:1. Sayatan memanjang (longitudinal) menurut kronig2. Sayatan melintang (transversal) menurut keir3. Sayatan huruf T (T-incision)(Rustam Mochtar, 2009 :119-120)E. Komplikasi a. Infeksi Puerperal (nifas) Ringan : dengan kenaikan suhu beberapa hari saja Sedang : dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi dan perut sedikit kembung. Berat : dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. Hal ini sering dijumpai pada partus terlantar, dimana sebelumnya telah terjadi infeksi inraportal karena ketuban yang telah pecah terlalu lama. Penanganannya adalah dengan pemberian cairan elektronlit dan antibiotika yang adekuat dan tepat. a. Perdarahan, disebabkan karena: Banyak pembuluh darah yang terputus dan teruka Atonia uteri Perdarahan pada placental bed b. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila reperitonialisasi terlalu tinggi. c. Kemungkinan rupture uteri spontan pada kehamilan sekarang (Rustam Mochtar, 2009 :121)F. Perawatan Pre-Operasi Wanita yang direncanakan menjalani SC biasanya dimasukkan rumah sakit satu hari sebelum pembedahan oleh dokter abstetri yang akan melaksanakan pembedahan dan oleh ahli anestesiologi. Hematokrit diperiksa, bila uji coombe indirek hasilnya positif, maka disediakan 100 ml darah lengkap yang cocok dengan golongan darah pasien atau fragmen darah yang serupa. Obat-obatan sedative seperti sekabarbital 100 mg dapat diberikan menjelang tidur malam sebelum operasi. Asupan dihentikan sekurang-kurangnya 8 jam sebelum pembedahan. Obat antasida diberikan sesasat sebelum dilakukan induksi anastesi umum, untuk mengurangi resiko destruksi paru akibat asam lambung bila terjadi aspirasi. (Obstetri Willianms, 2010 :528)G. Perawatan Post SC a. Cairan Intravena Cairan IV yang diberikan terdiri dari larutan RL atau larutan serupa dan D5% dalam air, secara khusus, 1-2 liter larutan mengandung elektrolit diinfuskan selama dan sesegera setelah operasi. b. Ruang pemulihan Yang harus diperhatikan adalah jumlah perdarahan dari vagina, tinggi fundus uteri (dengan palpasi yang sering) untuk memastikan bahwa uterus tetap berkontraksi dengan kuat, setelah ibu sadar penuh dan perdarahannya minimal-normal, tekanan darah baik, jumlah urin sekurang-kurangnya 30 cc/jam, ibu dapat dikembalikan sebelumnya. c. Tanda-tanda vital Pasien dievaluasi tiap jam selama 4 jam (paling sedikit). Tekanan darah, nadi, jumlah urin dan jumlah darah yang hilang, serta keadaan fundus uteri harus diperiksa pada saat ini. Adanya abnormalitas harus segera dilaporkan, oleh karena itu, selama 24 jam I semua ini harus diperiksa tiap 4 jam sekali, besama-sama dengan pengukuran suhu tubuh. d. Terapi cairan dan diit Pemberian cairan infuse dengan jumlah yang besar selama dan Sesudah pembedaan tidak diperlukan untuk mengganti cairan ekstra seller yang mengalami sekuentrasi (diekspresikan ke dalam ruang iga). Untuk pendalaman umum pemberian 3 liter larutan, termasuk RL, terbukti sudah cukup selama pembedahan dan dalam 24 jam I berikutnya. Paling lambat hari kedua setelah operasi, sebagian besar sudah dapat mendapat makanan biasa. e. Vesika urinaria dan usus Kateter sudah dapat dilepas dari vesika urinaria setelah 24 jam post SC atau keesokan paginya. Setelah operasi bising usus biasanya belum terdengar pada hari pertama setelah pembedahan, pada hari kedua bising masih lemah dan pada hari ketiga sudah aktif. Gejala kembung dan nyeri akibat inkoordinasi gerak usus dapat menjadi gangguan yang menyusahkan pada hari kedua dan ketiga post-op sering pemberian supositoria rectal akan diikuti dengan defikasi, jika gagal pemberian anema dapat meringankan keluhan pasien. f. AmbulasiPada sebagian kasus pada hari pertama setelah operasi, pasien dengan bantuan perawat dapat bangunan dari tempat tidur sebentar-sebentar, sekurang-kurangnya dua kali. Ambulasi dapat ditentukan waktunya sehingga preparat analgesic yang diberikan dapat mengurangi rasa nyeri. Pada hari kedua pasien dapat berjalan ke kamar mandi dengan bantuan. g. Perawatan luka Luka insisi diinspeksi setiap hari, secara normal jahitan kulit diangkat pada hari keempat setelah operasi. Paling pada hari ketiga post partum pasien sudah dapat mandi tanpa membahayakan luka insisi. (Obstetri Willianms, 2010 :528-529) H. Nasihat Pasca Operasi Dianjurkan jangan hamil selama lebih kurang satu tahun, dengan memakai kontrasepsi. Kehamilan berikutnya hendaknya diawasi dengan antenatal yang baik Dianjurkan untuk brsalin di rumah sakit yang besar Apakah persalinan yang berkut harus dengan sectio caesarea bergantung dari indikasi sectio caesarea dan keadaan pada kehamilan berikutnya.

2.3 KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN (VARNEY)Adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam pelayanan pada klien yang mempunyai kebutuhan / masalah dalam bidang kesehatan selama masa hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB.1. PENGKAJIAN Dilakukan dengan mengumpulkan semua data baik data subyektif maupun data obyektif disertai hari/ tanggal dan jam pada saat dilakukan pengkajian, tanggal masuk rumah sakit, jam masuk rumah sakit, nomer register. A. Data Obyektif 1. Biodata Nama :untuk mengetahui identitas pasien agar tidak keliru dengan penderita-penderita lain serta untuk menjaga keakraban.Umur : untuk mengetahui apakah pasien termasuk resiko tinggiAgama: untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap agama yang dianutnya dan mengenali hal-hal yang berkaitan dengan masalah asuhan yang diberikan. Suku : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan menentukan cara pendekatan serta pemberian asuhan Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar dalam memberikan asuhanPekerjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi penderita dan mengetahui pola kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan klien.Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta untuk memudahkan dalam melakukan kunjungan rumah. 2. Alasan Masuk Rumah Sakit Apa alasan ibu sehingga datang untuk memeriksa diri. 3. Keluhan Utama Pada umumnya keluhan yang dirasakan ibu pasca operasi yaitu nyeri luka operasi.4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu sebelumnya apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti : jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis; juga pernahkah ibu menderita kanker ataupun tumor, serta untuk mengetahui apakah ibu pernah dirawat di rumah sakit atau tidak.5. Riwayat Kesehatan Sekarang Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti : jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis; juga apakah ibu sedang menderita kanker ataupun tumor. 6. Riwayat Kesehatan Keluarga Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama :- anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit menular seperti TBC, hepatitis- penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan pembekuan darah, jiwa, asma- riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur wanita, dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai karena hal ini bisa menurun pada ibu. 7. Riwayat Haid Ditanyakan mengenai :- Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi pada usia pubertas, yaitu sekitar 12 16 tahun- Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang normal / dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang siklus haid yang biasa pada manusia adalah 25 32 hari. Lamanya haid, biasanya antara 2 5 hari, ada yang 1- 2 hari diikuti darah sedikit sedikit dan ada yang sampai 7 8 hari. Pada wanita biasanya lama haid ini tetap. Banyaknya darah yang keluar dan konsistensinya encer Warna darah pada hari-hari pertama yaitu merah segar, kemudian menjadi kecoklatan dan darh berhenti Bau darh biasanya amis Keputihan biasanya terjadi pada saat menjelang menstruasi dan warnanya putih kekuningan, bau anyir, dan terasa gatal. Dysminore dapat terjadi pada saat menjelang menstruasi, atau pada saat menstruasi, dan pada saat setelah menstruasi. Hari pertama haid terakhir ditanyakan untuk mengetahui usia kehamilan dan tafsiran persalinan.8. Riwayat perkawinan Ditanyakan tentang :Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali menikah Jika lama menikah 4 tahun tetapi belum hamil bisa menyebabkan masalah pada kehamilannya (preeklampsia), persalinan tidak lancar, atau telah terjadi infertil Lama menikah 2 tahun, sudah punya lebih dari 1 anak, bahayanya perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu masih lemah, bayi prematur, BBLR Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya belum cukup pertumbuhannya sehingga jika hamil beresiko kesulitan waktu melahirkan Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi, preeklampsia, ketuban pecah dini, persalinan tidak lancar/ macet, perdarahan setelah bayi lahir, BBLR9. Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas Yang lalu Ditanyakan pada ibu yang pernah hamil Apakah kehamilan yang lalu normal atau pernah mengalami kelamaan hingga melahirkan. Ditanyakan melahirkan Apakah persalinan lancar, ada penyakit atau tidak Ditanyakan keadaa nifas yang lalu Apakah normal atau ada kelainan 10. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Sekarang a. Kehamilan Ditanyakan pada ibu ini kehamilan ke berapa, keluhan ibu pada saat hamil ini, periksa ke mana dan sudah berapa kali periksa, mendapat obat apa saja setelah periksa. b. Persalinan Ditanyakan pada ibu melahirkan dimana, ditolong siapa, bagaimana caranya serta penylit yang dialami Sewaktu ibu melahirkan, kemudian ditanyakan tentang jenis kelamin, berat badan, panjang badan bayi yang dilahirkannya. c. Nifas Ditanyakan pada ibu mengeluarkan darah yang bagaimana, seberapa banyak, kontraksi uterus baik atau tidak (bila kontraksi baik, uterus bulat dan mengeras). ASI sudah keluar apa belum, ada luka jahitan atau tidak. 11. Riwayat KB Untuk mengetahui kontrasepsi yang digunakan ibu sebelum hamil jenisnya dan berapa lama. 12. Pola Kebiasaan Sehari-Hari a. Nutrisi Nutrisi yang diperlukan ibu nifas adalah:- Mengkonsumsi tambahan kalori 500 mg / hari- Makan dengan diet berimbang mudah dicerna- Minum 3 liter per hari- Fe selama 40 hari pasca salin- Minum kapsul vitamin A (200.000)b. AktifitasKarena lelah sehabis melahirkan ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan, kemudian boleh menggerakkan kaki miring ke kanan/miring ke kiri, duduk, turun dari tempat tidur secepatnya dilakukan sesuai kondisi ibu. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli.c. Personal Hygiene Pada ibu nifas sebaiknya:- Anjurkan kebersihan seluruh tubuh- Anjurkan cara membersihkan vulva- Ganti pembalut 2 kali sehari- Cuci tangan sesudah dan sebelum cebok- Bila ada luka laserasi / epis. Sarankan pada ibu untuk tidak menyentuh luka.d. Istirahat Pada masa nifas, sebaiknya ibu: Anjurkan untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan berlebihan. Jadwal istirahat dan tidur harus diperhatikan dengan baik karena istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangan janin. Kembali melakukan kegiatan rumah tangga, tidur siang atau beristirahat pada saat bayi tidur. Bila kurang istirahat dapat menyebabkan : Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi Memperlambat proses involusi Depresi.e. EliminasiBuang air kecil secepatnya dapat dilakukan sendiri. Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing, yang disebabkan sphincter ani selama persalinan, juga oleh karena adanya oedema kandung kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi.Buang air besar harus ada dalam 3-4 hari postpartum. Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi, apalagi berak keras dapat diberikan obat laksasif peroral atau per-rektal. Jika masih belum bisa dilakukan klisma. 13. Riwayat Psikososial dan Budaya a. Psikologis Apa kehamilan ini diharapkan atau tidak b. Sosial Apakah hubungan ibu dengan suami, keluarga serta petugas kesehatan baik atau tidak. c. BudayaUntuk mengetahui tradisi yang dianut keluarga yang merugikan termasuk pantang makanan, minum jamu dan kebiasaan berobat jika sakit. 14. Data Spiritual Untuk mengetahui bagaimana sikap ibu terhadap agama yang diyakininya. B. Data Obyektif 1. Pemeriksaan Umum Keadaan umum : baik / cukup / lemah Kesadaran : composmentis / somnolen / koma Tekanan darah : normal (100/60 130/90 mmHg)Nadi : normal (60 90 x/menit)Suhu : normal (36,5 37,5 0c)Pernafasan : normal (16 24 x/menit)2. Pemeriksaan Fisik a. Inspeksi Kepala :bersih/tidak, hitam/tidak, tampak benjolan abnormal/ tidak, ada lesi/tidakWajah : pucat/tidak, tampak cloasma gravidarum / tidak, oedem/tidak. Mata : sklera tidak kuning, konjungtiva tidak pucat. Konjungtiva normal warna merah muda, bila pucat menandakan anemia. Sklera berwarna putih, bila kuning menandakan terinfeksi hepatitis, bila merah kemungkinan ada conjungtivitis.Telinga : ada secret/tidak, pendengaran baik/tidakHidung: simetris/tidak, bersih/tidak, ada serumen /tidakMulut: bibir tidak pucat, kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih, gigi tidak berlubang dan tidak ada caries pada gigi.Leher:tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran vena jugularis- Bila terdapat pembesaran kelenjar limfe mungkin disebabkan oleh berbagai penyakit , misalnya peradangan akut / kronis di kepala, osofaring, kulit kepala / daerah leher, selain itu kemungkinan terjadi TBC, sifilis.- Bila terdapat pembendungan vena jugularis, menandaklan adanya kelainan cardiovaskuler, kemungkinan besar ibu mengidap penyakit jantungDada: payudara simetris/tidak, hiperpigmentasi areola mammae/tidak, putting susu menonjol / datar/masuk, nafas teratur/tidak, sesak/tidak Abdomen : pada ibu nifas hari pertama, masih terlihat sedikit membesar yaitu dibawah pusat, tampak luka bekas operasi tertutup kasa steril dan bersihGenetalia : varises/tidak, oedem/tidak, terpasang dower / tidak, tampak pengeluaran lochea rubra, tampak terpasang dower kateter.Esktremitas: atas : simetris/tidak, oedema/tidak, terpasang infus RL 20 tetes/menitbawah: simetris/tidak, oedema/tidak, varises/tidak b. Palpasi Kepala : teraba benjolan abnormal / tidak Leher : teraba pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis dan kelenjar limfe/tidakDada:teraba benjoan abnormal/tidak, ada nyeri tekan/tidak, colostrum keluar/tidak Abdomen : TFU berapa, kontraksi uterus baik, ada nyeri tekan disamping kanan dan kiri luka operasiEkstremitas : atas : oedema/tidak bawah : oedema/tidak, varises/tidak c. Auskultasi Dada: terdengar suara wheezing maupun ronchi/tidak d. Perkusi Reflek patella: +/-

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH Dx: Ny. P Ab Post Sectio Caersarea Hari...atas indikasi...Ds: Data yang diperoleh melalui anamnesa Do: Keadaan umum : baik/cukup / lemah Kesadaran : composmentis / somnolen / koma Tekanan darah : normal (100/60 130/90 mmHg)Nadi : normal (60 90 x/menit)Suhu : normal (36,5 37,5 0c)Pernafasan : normal (16 24 x/menit)Abdomen : TFU berupa, kontraksi uterus baik, ada nyeri tekan disamping kanan dan kiri luka operasi, tampak ada luka bekas operasi tertutup kasa steril dan bersihGenetalia : tampak pengeluaran lochea rubra, tampak terpasang dower kateter

Masalah: Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan nyeri pada luka operasi. Ds: -Do: -

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL Masalah potensial yang mungkin terjadi antara lain: Infeksi nifas dan infeksi luka operasi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA Menentukan tindakan yang akan segera dilakukan berdasarkan pada masalah potensial yang terjadi (kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya) V. INTERVENSI Dx : Ny. P.. Ab.. Post Sectio Caesarea Hari .. atas indikasi...Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu dapat menjalani masa nifas secara normal tanpa komplikasi Kriteria hasil :Keadaan umum: baikKesadaran : composmentisTekanan darah : normal (100/60 130/90 mmHg)Suhu : normal (36,5 37,5 oc)Nadi : normal (60 90 x/menit)Pernafasan : normal (16 24 x/menit)TFU setelah plasenta lahir 2 jari di bawah pusat kemudian bertahap menurun 1 jari per hari. 1 minggu : pertengahan sympisis pusat 2 minggu : teraba di atas sympisis 6 minggu : bertambah kecil8 minggu : sebesar normal Kontraksi uterus baik / kerasPengeluaran lochea normal:a. Lochea rubra : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks caseosa, lanuga dan mekanneum selama 2 hari post partum. b. Lochea saguinolenta: berwarna merah kuning, berisi darah dan lender hari ke 3-7 post partumc. Lochea serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7 14 post partum d. Lochea alba: cairan putih terjadi setelah 2 minggu Proses laktasi berjalan dengan baik: Ibu dapat segera meneteki Tidak ada pembengkakan Pengeluaran ASI cukupIntervensi :1. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibuR/ melakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga dapat membina rasa saling percaya antara ibu dan keluarga serta petugas kesehatan sehingga hasil yang diperoleh maksimal. 2. Jelaskan pada ibu tentang keadaan dirinyaR/ ibu akan mengerti dan pengetahuan akan bertambah 3. Lakukan observasi tanda-tanda vital R/ tanda-tanda vital merupakan parameter bagi tubuh kita jika terdapat suatu kelainan pada tubu kita. 4. Lakukan observasi TFU, kontraksi uterus, pengeluaran lochea R/ untuk mengevaluasi atau melihat apakah ada perdarahan atau tidak. 5. Anjurkan ibu untuk mobilisasi bertahapR/ dengan mobilisasi otot-otot dapat diperkuat termasuk otot uterus sehingga proses involusi dan pengeluaran lochea berjalan lancar dan normal. 6. Anjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukupR/ menurunkan laju metabolisme dan memungkinkan nutrisi dan oksigen digunakan untuk proses pemulihan.7. Anjurkan ibu untuk diit IKTP dan berikan diit secara bertahap R/ protein membantu meningkatkan penyembuhan regenrasi jaringan baru, zat besi perlu untuk sintesis haemoglubin, vitamin C memfasilitas absorbsi besi dan perlu sintesis dinding-dinding sel. Peningkatan cairan membantu mencegah stasis urin dan masalah-masalah urin. 8. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapiR/ pemberian terapi yang tepat akan mempercepat penyembuhan

Masalah :gangguan rasa nyaman sehubungan dengan nyeri pada luka operasiTujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada ibu post operasi diharapkan nyeri pada ibu berkurang. Kriteria hasil:Keadaan umum : baik Kesadaran : composmentis Tekanan darah : normal (100/60 130/90 mmHg)Suhu : normal (36,5 37,5 oc)Nadi : normal (60 90 x/menit)Pernafasan : normal (16 24x/menit)Nyeri luka operasi berkurang Ibu dapat beradaptasi terhadap nyerinya. Intervensi:1. Jelaskan penyebab nyeri pada ibu R/ dengan penjelasan yang diberikan, ibu mengerti dan tidak khawatir dengan keadaannya. 2. Ajarkan ibu teknik relaksasi R/ menurunkan tegangan dan mengurangi rasa sakit 3. Anjurkan ibu untuk mobilisasi bertahap R/ mobilisasi dapat memperlancar sirkulasi oksigen dari jaringan tubuh sehingga mempercepat penyembuhan dan mengurangi rasa nyeri. Masalah potensial : potensial terjadi infeksi nifas dan infeksi luka operasi Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan infeksi tidak terjadi. Kriteria hasil:Keadaan umum : baik Kesadaran : composmentis Tekanan darah : normal (100/60 130/90 mmHg)Suhu : normal (36,5 37,5 oc)Nadi : normal (60 90 x/menit)Pernafasan : normal (16 24x/menit)Luka operasi : bersih, tidah ada pus, tidak merah, luka dapat cepat kering TFU Normal Kontraksi uterus baik dan teraba keras Intervensi :1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan R/ mencuci tangan dapat membunuh kuman sehingga akan mencegah terjadinya infeksi.2. Bantu ibu menjaga personal hygiene terutama daerah perineum dan luka operasi. R/ perawatan perineum dan luka oprasi yang benar dapat mencegah terjadinya infeksi. 3. Observasi TTV dan tanda-tanda infeksi R/ mengantisipasi terjadinya infeksi VI. IMPLEMENTASI Dilakukan sesuai dengan intervensi dan kondisi klien VII. EVALUASI Dilakukan untuk mengevaluasi keefektifan dan keberhasilan dari asuhan yang telah diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil.