lp sectio caesar (adi)

13
LAPORAN PENDAHULUAN SECTIO CAESARIA 1. Definisi Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding rahim (Mansjoer, 1999). Persalinan sectio caesaria adalah proses melahirkan janin melalui insisi pada dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus (histerektomi).(William, 2001). Istilah sectio caesaria berasal dari perkataan Latin caederayang artinya memotong. Pengertian ini semula dijumpai dalam Roman Law (Lex Regia) dan Emperor’s Law (Lex Caesarea) yaitu undang – undang yang menghendaki supaya janin dalam kandungan ibu – ibu yang meninggal harus dikeluarkan dari dalam rahim (Rustam, 2003). 2. Indikasi Penyebab sectio caesaria antara lain disproporsi cepalo pelvic, gawat janin, plasenta previa, pernah sectio caesaria sebelumnya, kelainan letak incoordinate uterine action, eklampsia, dan hipertensi. Menurut Rustam Mochtar, sectio caesaria dilakukan bila ada indikasi sebagai berikut : a. Plasenta previa b. Panggul sempit c. Disproporsi sefalo – pelvik yaitu ketidak seimbangan antara ukuran kepala dan panggul. d. Ruptura uteri mengancam e. Partus lama WIDYA ADDIARTO / PSIK UB / 0810720073

Upload: addiarto

Post on 01-Dec-2015

109 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Sectio Caesar (Adi)

LAPORAN PENDAHULUAN

SECTIO CAESARIA

1. Definisi

Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan

membuka dinding perut dan dinding rahim (Mansjoer, 1999). Persalinan

sectio caesaria adalah proses melahirkan janin melalui insisi pada dinding

abdomen (laparatomi) dan dinding uterus (histerektomi).(William, 2001). Istilah

sectio caesaria berasal dari perkataan Latin caederayang artinya memotong.

Pengertian ini semula dijumpai dalam Roman Law (Lex Regia) dan Emperor’s

Law (Lex Caesarea) yaitu undang – undang yang menghendaki supaya janin

dalam kandungan ibu – ibu yang meninggal harus dikeluarkan dari dalam

rahim (Rustam, 2003).

2. Indikasi

Penyebab sectio caesaria antara lain disproporsi cepalo pelvic, gawat janin,

plasenta previa, pernah sectio caesaria sebelumnya, kelainan letak

incoordinate uterine action, eklampsia, dan hipertensi.

Menurut Rustam Mochtar, sectio caesaria dilakukan bila ada indikasi sebagai

berikut :

a. Plasenta previa

b. Panggul sempit

c. Disproporsi sefalo – pelvik yaitu ketidak seimbangan antara ukuran kepala

dan panggul.

d. Ruptura uteri mengancam

e. Partus lama

f. Partus tak maju

g. Distosia serviks

h. Malprestasi janin yang terdiri dari :

Letak lintang

Greenhill dan Eastman sama-sama sependapat ; 1) Bila ada kesempitan

panggul, maka sectio caesaria adalah cara yang terbaik dalam segala

letak lintang dengan janin hidup dan besar biasa. 2) Semua primigravida

dengan letak lintang harus ditolong dengan sectio caesaria, walaupun

WIDYA ADDIARTO / PSIK UB / 0810720073

Page 2: Lp Sectio Caesar (Adi)

tidak ada perkiraan panggul sempit. 3) Multipara dengan letak lintang

dapat lebih dulu ditolong dengan cara-cara lain.

Letak bokong

Sectio caesaria dianjurkan pada letak bokong bila ada ; panggul sempit,

primigravida, janin besar dan berharga.

Presentase dahi dan muka, bila reposisi dan cara-cara lain tidak berhasil.

Presentase rangkap, bila reposisi tidak berhasil.

Gemelli.

Dianjurkan bila : janin pertama letak lintang atau presentase bahu, bila

terjadi interlok, distosia oleh karena tumor dan gawat janin.

3. Faktor Resiko

a. Umur

Faktor umur si ibu mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan

persalinan. Ibu yang berumur dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun

sangat berisiko untuk persalinan patologis sebagai indikasi persalinan

sectio caesaria. Kehamilan ibu dengan usia dibawah 20 tahun berpengaruh

kepada kematangan fisik dan mental dalam menghadapi persalinan. Rahim

dan panggul ibu seringkali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa.

Akibatnya diragukan kesehatan dan keselamatan janin dalam kandungan.

Selain itu mental ibu belum cukup dewasa sehingga sangat meragukan

pada ketrampilan perawatan diri ibu dan bayinya.

Bahaya yang dapat terjadi antara lain: bayi lahir belum cukup bulan,

perdarahan dapat terjadi sebelum bayi lahir ataupun setelah bayi lahir.

Kebutuhan pertolongan medik, bila terdapat kelainan yaitu; 1) janin tidak

dapat lahir normal, biasa dengan tenaga ibu sendiri.2) Persalinan

membutuhkan tindakan kemungkinan operasi sectio caesaria. 3) Bayi yang

lahir kurang bulan membutuhkan perawatan khusus.

Sebaliknya usia ibu diatas 35 tahun atau lebih, dimana pada usia

tersebut terjadi perubahan pada jaringan alat – alat kandungan dan jalan

lahir tidak lentur lagi. Selain itu ada kecenderungan didapatkan penyakit

lain dalam tubuh ibu. Bahaya yang dapat terjadi pada kelompok ini

adalah ;1) Tekanan darah tinggi dan pre-eklampsi. 2) Ketuban pecah dini

yaitu ketuban pecah sebelum persalinan dimulai. 3) Persalinan tidak lancar

atau macet. 4) Perdarahan setelah bayi lahir.

WIDYA ADDIARTO / PSIK UB / 0810720073

Page 3: Lp Sectio Caesar (Adi)

b. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu baik yang

hidup maupun mati. Paritas digolongkan menjadi 3 bagian yaitu ; 1)

golongan primipara adalah ibu dengan paritas 1. 2) golongan multipara

adalah ibu dengan paritas 2 – 4. 3) golongan grande multipara yaitu paritas

lebih dari 4 (Wiknjosastro, 2005) .

Paritas berpengaruh pada ketahanan uterus. Pada Grande Multipara

yaitu ibu dengan kehamilan / melahirkan 4 kali atau lebih merupakan risiko

persalinan patologis. Keadaan kesehatan yang sering ditemukan pada ibu

grande multipara adalah ; 1) Kesehatan terganggu karena anemia dan

kurang gizi. 2) Kekendoran pada dinding perut. 3) tampak ibu dengan perut

menggantung. 4) Kekendoran dinding rahim. (Rochjati 2003). Bahaya yang

dapat terjadi pada kelompok ini adalah: 1) kelainan letak dan persalinan

letak lintang. 2) Robekan rahim pada kelainan letak lintang. 3) Persalinan

Lama. 4) Perdarahan pasca persalinan (Rochjati 2003).

c. Jarak Antar Kelahiran

Kehamilan sebelum 2 tahun sering mengalami komplikasi dalam

persalinan. Kesehatan fisik dan rahim ibu masih butuh cukup istirahat. Ada

kemungkinan ibu masih menyusui. Selain itu anak tersebut masih butuh

asuhan dan perhatian orang tuanya. Bahaya yang mungkin terjadi bagi ibu

antara lain ; 1) Perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu masih

lemah. 2) Bayi prematur / lahir belum cukup bulan sebelum 37 minggu. 3)

Bayi dengan berat badan lahir rendah / BBLR < 2500 gram. Kebutuhan

pertolongan medik yang dilakukan adalah ; 1) perawatan kehamilan yang

teratur. 2) pertolongan persalinan kemungkinan dengan tindakan.

d. Riwayat Komplikasi

Riwayat persalinan ibu dengan persalinan tidak normal merupakan

risiko tinggi untuk persalinan berikutnya. Riwayat persalinan tidak normal

seperti ; perdarahan, abortus, kematian janin dalam kandungan,

preeklampsi/eklampsi, ketuban pecah dini, kelainan letak pada hamil tua

dan riwayat sectio caesaria sebelumnya merupakan keadaan yang perlu

diwaspadai, karena kemungkinan ibu akan mendapatkan kesulitan dalam

kehamilan dan saat proses persalinan (Pincus, 1998).

WIDYA ADDIARTO / PSIK UB / 0810720073

Page 4: Lp Sectio Caesar (Adi)

4. Klasifikasi

Tipe-tipe sectio caesaria menurut Oxon (1996) adalah :

a. Segmen bawah : insisi melintang (kerr)

Pada bagian segmen bawah uterus dibuat insisi melintang yang kecil, luka

ini dilebarkan ke samping dengan jari-jari tangan dan berhenti didekat

daerah pembuluh-pembuluh darah uterus. Kepala janin yang pada

sebagian besar kasus terletak dibalik insisi diekstraksi atau didorong diikuti

oleh bagian tubuh lainnya dan kemudian placenta serta selaput ketuban.

b. Segmen bawah : insisi membujur (kroning)

Cara membuka abdomen dan menyingkapkan uterus sama seperti pada

insisi melintang. Insisi membujur dibuat dengan skapel dan dilebarkan

dengan gunting tumpul untuk menghindari cidera pada bayi.

c. Sectio caesaria klasik

Insisi longitudinal digaris tengah dibuat dengan skapel ke dalam dinding

anterior uterus dan dilebarkan ke atas serta ke bawah dengan gunting

berujung tumpul. Diperlukan luka insisi yang lebar karena bayi sering

dilahirkan dengan bokong dahulu, janin atau palsenta dikeluarkan dan

uterus ditutup dengan jahitan tiga lapis.

d. Sectio caesaria extra peritoneal

Pembedahan ekstra peritoneal dikerjakan untuk menghindari perlunya

histerektomi pada kasus-kasus yang mengalmi infeksi luas dengan

mencgah peritonitis generalisasi yang sering bersifat fatal. Metode seperti

metode Wolters, Latzko, dan Horton.

5. Komplikasi

Komplikasi sectio caesaria menurut Hacker (2001) adalah :

a. Perdarahan primer sebagai akibat kegagalan mencapai homeostatis

karena insisi rahim atau akibat atonia uteri yanag dapat terjadi setelah

pemanjangan masa persalinan

b. Sepsis setelah pembedahan, frekuensi dari komplikasi ini lebih besar bila

sectio caesaria dilaksanakan selama persalinan atau bila terdapat infeksi

dalam rahim.

c. Cidera pada sekeliling struktur usus besar, kandung kemih yang lebar dan

ureter. Hematuri singkat dapat terjadi akibat terlalu antusias dalam

menggunakan regaktor di daerah dinding kandung kemih.

WIDYA ADDIARTO / PSIK UB / 0810720073

Page 5: Lp Sectio Caesar (Adi)

Asuhan Keperawatan

a) Pengkajian

1) Data subyektif

Biodata (Nama Ibu, Umur, Suku, Agama, Pendidikan, Pekerjaan,

Penghasilan, Alamat, Telpon, Identitas suami).

Anamnesa

Alasan masuk rumah sakit (MRS)

Yang dikaji, hari, tanggal, jam masuk rumah sakit, mengapa klien     

datang/ masuk ke ruamh sakit.

Keluhan utama

Keluhan yang dirasakan klien pada saat pengkajian baik fisik       

maupun psikis, apakah merasakan mules-mules, bagaimana gerakan

bayinya, pengeluaran cairan dari jalan lahir.

Riwayat menstruasi

Menarche umur berapa, siklus dan lamanya teratur/tidak, banyaknya

darah yang keluar, warnanya, dysmenorche, fluor albus, kapan

menstruasi yang terakhir, untuk mengetahui usia kehamilan, dan

tafsiran persalinan.

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

Yang dikaji perkawinan yang ke berapa, usia kehamilan yang lalu

cukup bulan atau kurang, pernah keguguran atau tidak, jenis atau cara

persalinan, normal (spontan) atau dengan tindakan, ditolong siapa,

tempat melahirkan dimana, ada penyulitnya atau tidak, jenis bayi, berat

badan dan panjang badan waktu lahir, umur, hidup atau mati, menetek

atau tidak, lamanya, keluarga berencana yang pernah diikuti.

Riwayat kehamilan sekarang

Data yang dikaji, hamil anak yang ke berapa, usia kehamilan,

pergerakan anak yang pertama kali kapan dirasakan, dimana

memeriksakan kehamilannya, berapa kali sudah mendapat suntik

imunisasi TT atau belum, berapa kali, obat-obatan apa yang didapat,

keluhan apa yang dirasakan, sudah mendapat penyuluhan mengenai

apa saja dari petugas kesehatan atau bidan.

Riwayat persalinan sekarang

WIDYA ADDIARTO / PSIK UB / 0810720073

Page 6: Lp Sectio Caesar (Adi)

Yang dikaji hari, tanggal dan jam berapa melahirkan, jenis bayi,

keadaan waktu lahir, berat dan panjang badan, bagaimana proses

persalinannya, berapa lama, bila dengan tindakan atas indikasi apa.

Riwayat Keluarga Berencana (KB)

Pernahkah mengikuti KB sebelumnya, jenis kontrasepsi yang

digunakan, kalau pernah ikut berapa lama, efek samping yang

dirasakan, alasan pemberian, bila klien berhenti, rencana penggunaan

kontrasepsi lagi, apakah ada ikut KB lagi setelah melahirkan, rencana

metode KB apa yang akan digunakan.

Riwayat Kesehatan

Apakah klien pernah atau sedang menderita penyakit , menahun,

menular dan apakah klien pernah dioperasi, alasan dioperasi, kapan

dan dimana.

Riwayat Psiko sosial

Apakah kehadiran anak diharapkan atau tidak.

Hubungan klien dengan anggota keluarga.

Keadaan emosi klien.

Pola aktivitas sehari-hari

2) Data obyektif

Pemeriksaan umum

Keadaan umum, kesadaran, berat badan, tinggi badan, tanda-

tanda vital.

Pemeriksaan fisik

Inspeksi

1. Muka         : odema/tidak, bagaimana lidah pucat/tidak

dan gigi ada caries/tidak, adakah kloasma

grafidarum.

2. Mata          : konjugativa anemis atau tidak.

3. Leher         : adakah pembesaran kelenjar tiroid dan

vena jugularis.

4. Dada         : pigmentasi pada areola mammae, putting

susu menonjol atau tidak, pembesaran

buah dada, adakah benjolan yang

mencurigakan pada payudara.

WIDYA ADDIARTO / PSIK UB / 0810720073

Page 7: Lp Sectio Caesar (Adi)

5. Perut          : Pembesaran perut sesuai atau tidak

dengan umur kehamilan adakah luka

bekas operasi atau tidak, tampak lineanigra

dan sitrie lividum atau tidak.

6. Genetalia: pada vulva atau vagina dilihat keadaan

perineum, kondiloma,fluor albus, tumor

atau infeksi penyakit kelainan lain, pada

anus adakah haemorroid.

7. Ekstrenitas : Atas  (bergerak bebas), bawah (adakah

varices dan odema).

Palpasi

1. Leher meliputi tiroid dan limfe, vena jugularis : untuk

mengetahui kelainan sedini mungkin.

2. Dada : untuk mengetahui adanya tumor mammae dan

pengeluaran kolostrum.

3. Abdomen meliputi :

► Leopold I: Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian

janin dalam fundus, konsistensi uterus.

► Leopold II: Menentukan batas samping rahim kanan dan

kiri, menentukan letak punggung janin, pada letak lintang

tentukan dimana letak kepala janin.

► Leopold III:  Tidak dilakukan palpasi.

► Leopold IV: Untuk menentukan seberapa bagian yang

masuk PAP.

Auskultasi

Memeriksa pasien dengan mendengarkan djj untuk

menentukan    keadaan janin dalam rahim hidup atau mati.

Mengetahui janin dalam keadaan sehat atau sakit.

Untuk menentukan apakah ibu benar dalam keadaan

hamil.

Djj normal 120-160x/menit.

Perkusi

Memeriksa pasien dengan mengetuk lutut bagian depan

menggunakan fefleks hammer, untuk mengetahui kemungkinan

pasien mengalami kekurangan vitamin B1.

WIDYA ADDIARTO / PSIK UB / 0810720073

Page 8: Lp Sectio Caesar (Adi)

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium, protein urine (albumin), HB, reduksi, HbSAG

dan USG.

Observasi/temuan

Cairan ketuban keluar dari vagina

Pemeriksaan Laboratorium

Test kertas nitrazin positif

Kultur cairan sesuai indikasi

Adanya cairan amnion pada vagina

Potensial Komplikasi

► Perdarahan

► Leukositosis pada ibu hamil

► Suhu maternal naik

► Takikardi pada ibu hamil

► Takikardi janin >160X/menit

► Bradikardi janin <120X/menit

b) Diagnosa Keperawatan

1. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan kontaminasi

mikroorganisme pada cairan sekunder adanya area invasi

mikroorganisme

2. Pengeluaran air ketuban berlebih berhubungan dengan adanya

robekan pada selaput ketuban

3. Cemas berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit

WIDYA ADDIARTO / PSIK UB / 0810720073

Page 9: Lp Sectio Caesar (Adi)

DAFTAR PUSTAKA

Lubis, R. 2007. Diabetic Retinopati. http://repository.usu.ac.id/bitstream/-123456789/1898/1/rodiah.pdf. Diakses tanggal 16 Juli 2012. Pukul 16.55 WIB.

Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah: Buku Saku dari Brunner & Suddarth. Jakarta. EGC. http://books.google.co.id. Diakses tanggal 29 April 2012. Pukul 15.12 WIB.

Gibney, M. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. http://books.google.co.id. Diakses tanggal 29 April 2012. Pukul 15.09 WIB.

Kusnandar, Simon. ____. Pemeriksaan Laboratorium pada Diabetes Mellitus. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/09_PemeriksaanLabPadaDiabetesMellitus.pdf/09_PemeriksaanLabPadaDiabetesMellitus.pdf. Diakses tanggal 29 April 2012. Pukul

Sibarani, R. 2011. ____. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22453/4/-Chapter%20II.pdf. Diakses tanggal 29 April 2012. Pukul 14.32 WIB

Laksmana, S.2005. Thesis: Kadar Homosistein pada Kehamilan Trimester II Sebagai Prediktor Preeklampsia. http://eprints.undip.ac.id/12576/1/2005PPDS4487.pdf. Diakses tanggal 16 Juli 2012. Pukul 17.09 WIB.

WIDYA ADDIARTO / PSIK UB / 0810720073